Anda di halaman 1dari 34

1

PENERAPAN METODE TIMELINE PADA MATERI KHULAFAAUR


ROSYIDIN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
KELAS XI SMA IBRAHIMY TAHUN AJAR 2020/2021

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas PTK


Dosen pengampu:
Alex Haris Fauzi, M.Pd

Oleh:
Ilham Bagus Prasetya
NIM.2017390100447
PAI 6C

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM IBRAHIMY GENTENG BANYUWANGI
2020
i

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.............................................................................................I
DAFTAR ISI.............................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................2
C. Tujuan Penelitian.....................................................................................2
D. Manfaat Penelitian...................................................................................2
E. Kajian Teori.............................................................................................3
1. Pengertian Metode Pembelajaran Timeline........................................3
2. Langkah-langkah Metode Pembelajaran Timeline.............................4
3. Kelebihan Metode Pembelajaran Timeline........................................5
4. Kelemahan Metode Pembelajaran Timeline.......................................5
F. Pengertian Motivasi Belajar.....................................................................5
G. Materi PAI Sejarah Kebudayaan Islam....................................................6
1. Khulafaur Rasyidin............................................................................6
2. Proses Pengangkatan Khulafaurrasyidin..................................13
BAB II METODOLOGI PENELITIAN.........................................................17
A. Jenis Penelitian.........................................................................................17
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian...................................................................17
C. Subjek Penelitian......................................................................................17
D. Jenis Tindakan..........................................................................................17
E. Teknik Pengumpulan Data.......................................................................19
F. Analisis Data............................................................................................20
BAB III HASIL PENELITIAN...............................................................................21

A. Prosedur Penelitian dan Hasil Penelitian.................................................21


..................................................................................................................
1. Prosedur Penelitian.............................................................................21
a. Tempat dan Waktu Penelitian......................................................21
b. Subjek Penelitian..........................................................................21
ii

2. Hasil Penelitian..................................................................................23
a. Pra Siklus.....................................................................................23
b. Siklus I.........................................................................................23
1) Tahap Perencanaan.................................................................23
2) Tahap Pelaksanaan.................................................................24
................................................................................................
................................................................................................
................................................................................................
3) Tahap Refleksi.......................................................................27
B. Pembahasan..............................................................................................27
BAB III PENUTUP............................................................................................29
A. Kesimpulan..............................................................................................29
B. Saran ........................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................31

ii
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Undang-Undang No.20 Tahun 2003 Sistem Pendidikan
Nasional pasal 1 ayat 20, Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik
dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pada
hakikatnya, pembelajaran adalah proses interaksi antara pendidik dan peserta
didik dan lingkungan yang ada disekitarnya, guna meningkatkan kualitas diri
peserta didik menjadi lebih baik dari sebelumnya. Pembelajaran merupakan
perpaduan antara mengajar dalam konteks pendidik dan belajar dalam konteks
peserta didik (Priansa, 2017: 88).
Pendidik hendaknya memahami kebutuhan peserta didik dalam setiap
proses pembelajaran dan mampu memotivasi dan menciptakan antusiasme
peserta didik untuk mengikuti seluruh proses pembelajaran dari awal hingga
akhir pembelajaran (Priansa, 2017: 187). Adanya semangat ataupun motivasi
belajar dari peserta didik merupakan salah satu indikator kualitas
pembelajaran. Motivasi bagi perilaku belajar peserta didik adalah motivasi
mendorong meningkatnya semangat dan ketekunan dalam belajar. Motivasi
belajar berperan penting dalam memberikan gairah, semangat, dan rasa senang
dalam belajar sehingga peserta didik mempunyai motivasi tinggi untuk
melaksanakan kegiatan belajar, sehingga peserta didik mempunyai preestasi
yang lebih baik (Priansa, 2017: 109).
Dalam dunia pendidikan, pendidik harus memiliki keterampilan
pembelajaran, yaitu salah satunya berkaitan dengan Metode Pembelajaran.
Metode Pembelajaran berfungsi sebagai pedoman bagi perancang kurikulum
ataupun pendidik dalam merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran di kelas. Metode pembelajaran dapat membangkitkan semangat
peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran. Metode pembelajaran
yang efektif serta menyenangkan dapat menjadi motivasi untuk peserta didik.
Untuk mengembangkan metode pembelajaran yang efektif, Pendidik harus

1
2

memiliki pengetahuan yang memadai tentang konsepan aplikasi metode


pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik, karena
keberagaman karakteristik dan keinginan peserta didik (Priansa, 2017: 187-
188).

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penerapan Metode Timeline pada materi Khulafaaur Rosyidin
Siswa Kelas XI SMA Ibrahimy?
2. Bagaimanakah peningkatan motivasi belajar Siswa Kelas XI SMA
Ibrahimy?
C. Tujuan penelitian
1. Untuk memberikan gambaran tentang penerapan Metode Timeline pada
materi Khulafaaur Rosyidin Siswa Kelas XI SMA Ibrahimy.
2. Untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar Siswa Kelas XI SMA
Ibrahimy.
D. Manfaat penelitian
1. Untuk Peneliti
Diharapkan dapat menambah wawasan dan pengalaman peneliti
dalam Penerapan Metode Pembelajaran Timeline pada kegiatan
pembelajaran dikelas pada materi Khulafaaur Rosyidin Siswa Kelas XI
SMA Ibrahimy.
2. Untuk Peserta Didik
Diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik kelas
XI SMA Ibrahimy sehingga menjadi semangat dan tekun dalam belajar
dalam rangka menuju prestasi belajar yang baik.
3. Untuk Pendidik
Diharapkan mampu memberikan solusi alternatif bagi pendidik
materi Pendidikan Agama Islam kelas XI SMA Ibrahimy tentang metode
pembelajaran sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar peserta didik
kelas XI SMA Ibrahimy.
4. Untuk sekolah
3

Diharapkan dapat meningkatkan dan memperbaiki kualitas proses


pembelajaran pada materi Pendidikan Agama Islam kelas XI dan bisa
memacu motivasi bagi peserta didik kelas XI SMA Ibrahimy dalam
belajar.
E. Kajian toeri
1. Metode Timeline
a. Pengertian Metode Timeline
Metode Time Line (Garis Waktu) Menurut Umamah (2016: 10)
tergolong tepat untuk pembelajaran sejarah karena di dalamnya
terdapat kronologi terjadinya peristiwa. Dengan metode ini, peserta
didik bisa melihat urutan kejadian dan akhirnya juga bisa
menyimpulkan hukum-hukum seperti sebab akibat dan bahkan bisa
meramalkan apa yang akan terjadi dengan bantuan penguasaan
timeline beserta rentetan peristiwanya.
Timeline dipakai untuk melihat perjalanan dan perkembangan
satu kebudayaan oleh karena itu metode ini bisa dibuat panjang atau
hanya sekedar periode tertentu. Timeline untuk ilmu pengetahuan
sosial bisa dibuat mulai dari zaman penjajahan menjelang merdeka
sampai saat ini, timeline juga hanya bisa di buat menggambarkan
perjalanan peristiwa dalam satu kurun atau periode tertentu. ini adalah
metode survei sejarah yang sangat baik karena peserta didik akan
melihat benang merah atau hubungan satu peristiwa dengan peristiwa
lainnya.
Menurut Sardjiyo, dkk (2008: 9) konsep waktu ditinjau dari segi
ilmu dan filsafat, yaitu masa lampau, masa kini dan masa depan. Masa
kini hanya amat pendek saja karena masa kini lekas menghilang
sehingga secara praktis yang ada hanya masa lampau dan masa depan.
Kosakata yang berkaiatan dengan waktu, antara lain sebelum, sesudah,
jarang, selalu, terlambat, awal, akhir, lama, pendek, sampai, menit,
januari, selasa, abad, pecan, bulan, pra, dan pasca.

3
4

Berdasarkan teori di muka yang dimaksud dengan metode


timeline (garis waktu) ini adalah garis vertikal dan horizontal dan
setiap garis mempunyai tahun sejarah yang terjadi yang dapat
dimanfaatkan sebagai metode dalam menjelaskan beberapa materi
dalam pembelajaran ilmu pengetahuan sejarah, sehingga
mempermudah dalam mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. Salah satu
pemanfaatannya dapat digunakan untuk mempermudah dalam
menjelaskan materi mengenal makna peninggalan-peninggalan sejarah
yang berskala nasional dari masa Hindu, Budha, dan Islam di
Indonesia.Untuk melihat garis waktu sejarah atau peristiwa yang
sesuai.
Dari uraian di atas, bahwa timeline sebuah mtode yang digunakan
dalam pembelajaran sejarah, media timeline merupakan media yang
cocok untuk menumbuhkan cara berpikir dan ketertarikan siswa saat
mengikuti proses pembelajaran. Garis waktu yang digunakan juga
dapat menumbuhkan ide-ide siswa untuk lebih antusias dalam
memahami sebuah peristiwa sejarah, menggunakan garis waktu juga
sangat penting bagi para siswa untuk memahami sebuah simbol, letak
dan terjadinya peristiwa sejarah secara kronologis. (Setiawati, 2017:
59)
b. Langkah-Langkah dalam Metode Timeline
Langkah-langkah yang dilakukan dalam metode Time Line
adalah sebagai berikut:
1. Sampaikan tujuan pembelajaran dan kompetensi yang harus dikuasai
peserta didik dalam pembelajaran hari itu.
2. Tunjukkan pentingnya mempelajari berbagai pengetahuan terutama
sejarah melalui timeline.
3. Buat timeline dengan cara menarik garis lurus horizontal dan
menuliskan waktu tertentu dan beberapa kejadian penting yang
terjadi di dalamnya. Waktu berikutnya juga ditulis seperti cara titik
waktu pertama dan begitu terus sampai pada waktu tertentu yang

4
5

sesuai dengan materi pembelajaran. Berikut ini adalah dua contoh


timeline yang dibuat dengan cara yang sedikit berbeda, Timeline
yang pertama ditulis dengan format satu tahun satu peristiwa
penting. Timeline yang kedua memungkinkan satu tahun memuat
banyak peristiwa penting.
4. Jelaskan peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada tahun-tahun
tertentu dan menjelaskan hubungannya dari tahun ke tahun.
5. Adakan tanya jawab mengenai peristiwa-peristiwa dan hubungannya
satu dengan yang lain.
6. Buat kesimpulan.
7. Minta peserta didik untuk membuat timeline yang berhubungan
dengan mereka masing-masing mulai dari lahir sampai saat ini.
(Setiawati, 2017: 78).
c. Kelebihan dan kelemahan dari Metode Timeline
Adapun kelebihan Metode Timeline ialah sebagai berikut:
1. Dapat mempermudah pembelajaran materi sulit seperti halnya materi
sejarah yang mayoritas dianggap membosankan karena materi yang
terlalu panjang dan terperinci.
2. Metode timeline dapat menyajikan secara sistematis mengenai
konsep waktu dalam suatu peristiwa dari awal terjadi hingga akhir
secara berurutan.
Adapun kekurangan Metode Timeline ialah sebagai berikut:
1. Kurang bisa diaplikasikan dalam semua materi pelajaran, karena
metode Time Line Seperti namanya yang berarti garis waktu, maka
materi ini akan lebih cocok dengan materi yang memiliki keterikatan
dengan keterangan waktu seperti materi sejarah ataupun berbagai
hukum agama yang menggunakan keterangan waku didalamnya.
2. Jarang digunakan dalam pembelajaran pada umumnya karena
sulitnya metode yang memerlukan konsenrasi tinggi.
F. Pengertian motivasi belajar

5
6

Motivasi berasal dari kata latin movere yang berarti dorongan, daya
penggerak, atau kekuatan yang menyebabkan suatu tindakan atau perbuatan.
Kata movere dalam bahasa Inggris sering disepadankan dengan motivation
yang berarti pemberian motif, penimbulan motif, atau hal yang menimbulkan
dorongan atau keadaan yang menimbulkan dorongan. Secara harfiah, motivasi
berarti pemberian motiv.
Guay (2010) dalam Priansa (2017: 110) menyatakan, “Motivation refers
to the reasons underlying behavior”. Motivasi mengacu pada alasan yang
mendasari perilaku. Hal tersebut sesusai dengan pendapat Gredler, Broussard,
dan Garrison (2004) yang menyatakan bahwa motivasi merupakan atribut
yang menggerakkan seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan
sesuatu. (broadly define motivation as the attribute that moves us to do or not
to do something).
Kimble dalam Hergenhahn dan Matthew (2009: 2) seperti yang dikutip
Priansa (2017: 54) mengemukakan belajar sebagai perubahan yang relative
permanen dalam behavioral potentiality (potensi behavioral) yang terjadi
sebagai akibat dari reinforced practice (praktik yang diperkuat). Belajar adalah
usaha untuk menyesuaikan diri terhadap berbagai kondisi atau situasi di
sekitar kita. Pandangan ini dikemukakan oleh para pengikut Behaviorisme.
Peneliti menyimpulkan pengertian motivasi belajar adalah suatu
dorongan yang menyebabkan suatu tindakan untuk menyesuaikan diri
terhadap berbagai kondisi atau situasi di sekitar kita. Dalam penelitian ini,
situasi yang dimaksud adalah situasi pembelajaran.
G. Materi PAI Sejarah Kebudayaan Islam
1. Khulafaaur Rasyidin
Khulafaurrasyidin merupakan gabungan dari dua kata yaitu Khulafa
dan Ra- syidin. Menurut bahasa Khulafa adalah jamak dari kata Khalifah
artinya peng- ganti. Sedangkan Ar-Rasyidin adalah jamak dari Ar Rasyid
yang artinya orang yang mendapat petunjuk. Maka Khulafaurrasyidin,
berarti para pengganti yang mendapat petunjuk.

6
7

Khulafaurrasyidin memiliki pengertian para penganti dan penerus


kepemimpinan Islam setelah wafat Rasulullah Saw. Istilah
Khulafaurrasyidin, diberikan kepada para Sahabat yang yang terpilih
menjadi pengganti Rasulullah Saw. setelah wafat dan bukan sebagai Nabi
atau Rasul. Masa Khulafaurrasyidin termasuk generasi terbaik setelah
zaman Rasulullah seperti hadis Nabi Muhammad tentang sebaik-baik
zaman. Khulafaurrasyidin terdiri dari empat Khalifah, yaitu Abu Bakar
Ash- Shidiq, Umar bin Khattab, Usman Bin Affan, Ali Bin Abi Thalib.
a. Profil Abu Bakar Ash Shidiq
Abu Bakar adalah gelar yang diberikan setelah masuk Islam.
Nama seblum Islam adalah Abdul Ka’bah. Nama aslinya Abdullah bin
Abu Quhafah keturunan bani Taim bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay
bin Kal Al-Quraisy. Beliau lahir pada tahun ke-2 dari tahun gajah atau
dua tahun lebih muda dari Nabi Muhammad Saw. Abu Bakar memiliki
budi pekerti yang baik dan terpuji. Di kalangan bangsawan Qurasy,
beliau dikenal dengan sosok yang ulet dan jujur. Beliau merupakan
pedagang yang kaya raya. Beliau berdagang dengan jujur sehingga
orang- orang tertarik untuk membeli barangnya. Sikap jujurnya hingga
beliau mesuk terbawa Islam.
Sejak Usia muda, Abu Bakar memiliki ikatan persahabatan yang
kuat dengan Nabi Muhammad Saw. Ketika Nabi Muhammad diangkat
menjadi Nabi dan Rasul dengan menerima wahyu pertama, Abu Bakar
merupakan orang dewasa pertama masuk Islam.
Beliau mendapat gelar ash-shidiq atau orang jujur terpercaya
karena beliau orang pertama mempercayai peristiwa perjalanan Nabi
Muhammad dari Mekkah ke Baitul Maqdis di Yerusalem, dilanjutkan
dengan perjalann dari Baitul Maqdis ke sidrotulmuntaha dalam waktu
semalam. Peristiwa tersebut dikenal dengan peristiwa Isra’ dan Mi’raj.
Sebagaimana ketika pagi hari setelah malam Isra Mi’raj, orang-orang
kafir berkata kepadanya: ‘Teman kamu itu (Muhammad) mengaku-

7
8

ngaku telah pergi ke Baitul Maqdis dalam semalam’. Beliau menjawab


“ Jika ia berkata demikian, maka itu benar”
Selama di Mekkah, Perannan beliau sangat besar untuk
membantu Nabi Muhammad menyebarkan Islam. Lewat dakwah
beliau, ada beberapa dari kalangan bangsawan Quraisy yang masuk
Islam seperti Utsman bin Affan, Zubair bin Aw- wam, Abdurrahman
bin Auf, „a’ad bin Abi Qaqqash, Thalhah bin Ubaidillah, Abu
Ubaidillah bin Jarrah, Al-Arqam bin Abi Al Arqam.
Abu Bakar mendampingi Nabi Muhammad SAW. dalam suka
dan duka. Beliau melindungi Nabi Muhammad Saw. dari ejekan dan
rencana pembunuhan kafir Quraisy. Beliau selalu setia mendampingi
Nabi Muhammad Saw. dimana pun dan kapanpun.
Pada saat Nabi Muhammad sakit dan menjelang wafatnya Nabi
Muhammad, Abu Bakar sering menggantikan Nabi Muhammad Saw.
menjadi Imam Shalat. Ketika Nabi Muhammad wafat, Kaum Anshar
mengadakan musyawarah di Saqifah Bani Sa’ad. Mereka
membicarakan sosok pemimpin yang akan menggantikan Nabi
Muhammad Saw. Mereka sepakat memilih Abu Bakar sebagai
Khalifah atau pengganti Nabi Muhammad.
Para Sahabat membaiat Abu Bakar Ash-Shidiq. Ali bin Abi
Thalib terlam- bat membait Abu Bakar karena beliau sibuk mengurus
jenazah Nabi Muhammad Saw.
Abu bakar memimpin umat Islam selama 2 tahun.
b. Profil Umar bin Khattab
Umar Bin Khattab memiliki nama lengkap Umar bin Khattab bin
Naufal bin Abdi ‘Uzza bin Riba’ah bin Abdullah bin Qarh bin Razaah
bin ‘Adiy bin Ka’ab. Ayahnya bernama Khattab bin Nufail Al-Shimh
Al-Quraisyi dan ibunya Hantamah binti Hasyim. Beliau lahir pada
tahun 581 M di kota Mekkah dari suku Bani Adi, salah satu rumpun
suku Quraisy, suku terbesar di kota Mekkah saat itu.

8
9

Umar lahir dari keluarga bangsawan, ia bisa membaca dan


menulis, yang pada itu merupakan sesuatu yang langka. Beliau
memiliki fisik yang tinggi besar dan memiliki karakter keras dan tegas.
sehingga disegani dan dihormati oleh penduduk Makkah. Beliau
seorang pemberani dan sering menyelesaikan peperangan yang terjadi
di zaman Jahiliyah
Sebelum masuk Islam, Umar melakukan adat istiadat Jahiliyah,
antara lain perrnah mengubur putrinya hidup-hidup dan seorang
peminum berat . Beliau san- gat memusuhi dan membeci Islam.
Peristiwa Islamnya Umar bin Khattab sangat istimewa. Suatu hari
Umar mencari Nabi Muhammad Saw untuk membunuhnya. Tengah
perjalanan beliau mendapat berita bahwa adiknya yang bernama
Fatimah telah masuk Islam. Umar marah dan pergi ke rumah adiknya
untuk membuktikan kabar tersebut. Ketika dia tiba di rumah adiknya,
ia mendengar adiknya sedang melantunkan beberapa ayat suci al-
Qur`an. Mendengar bacaan tersebut, Umar minta adiknya untuk
memberikan lembaran tersebut; namun adiknya tidak memberikan
bacaan tersebut sebelum Umar mandi. Selesai mandi Umar menerima
lembaran yang dibaca oleh adiknya, maka bergetarlah hatinya ketika
membaca ayat-ayat awal pada surat Thaha.
Kemudian Umar bin Khattab pergi ke rumah Nabi Muhammad
Saw dan me- nyatakan keIslamnnya. maka bergemalah takbir keluar
dari mulut para sahabat yang hadir pada saat itu. Menurut riwayat
Umar masuk Islam setelah masuk Islamnya 40 laki-laki dan 11
perempuan atau orang ke-52 yang masuk Islam; namun ada juga yang
berpendapat Umar adalah orang yang ke-40 masuk Islam.
Setelah masuk Islam, Sikap keras dan kebencian terhadap Nabi
Muhammad Saw dan umat Islam mulai berubah menjadi lemah lembut
dan tumbuh kecintaan kepada Nabi Saw. Sebaliknya, Sikap tegas dan
keras tetap ditunjukan jika berha- dapan dengan kafir Quraisy. Dengan
watak yang tegas dan keras, Umar bin Khat- tab menjadi pembela

9
10

utama Nabi Muhammad Saw. dan umat Islam dari gangguan kafir
Quraisy. Hal ini menjadikan umat Islam semakin kuat dan disegani.
Umar bin Khattab meninggal setelah dibunuh oleh Abu Lu’luah
pada hari Rabu, 4 Dzul Hijjah 23 H. Beliau ditusuk dengan sebilah
pisau ketika beliau sedang melaksanakan shalat. Beliau wafat pada hari
Rabu, 25 Dzulhijjah 23 H/644 M. Setelah wafat, jabatan Khalifah
dipegang oleh Utsman bin Affan.
c. Profil Usman Bin Affan
Usman bin Affan memiliki nama lengkap Utsman bin Abdi
Syams bin Abdi Manaf bin Quraisy al-Quraisy, Al-Umawiy. Nama ibu
beliau adalah Arwa binti Kuriz bin Rabiah. Dilahirkan pada tahun 573
M, tahun kelima setelah kelahiran Nabi Muhammad Saw. Dia berasal
dari keluarga kaya raya. Sebelum masuk Islam dia dipanggil Abu Amr.
Beliau memiliki sifat jujur dan rendah hati di kalangan umat Islam.
Bahkan sebelum masuk Islam, beliau terkenal dengan kejujuran dan
kerendahan hati.
Beliau masuk Islam atas ajakan Abu Bakar, yaitu sesudah
Islamnya Ali bin Abi Thalib dan Zaid bin Haristah. Beliau adalah
salah satu sahabat besar dan utama Nabi Muhammad Saw, serta
termasuk pula golongan as-Sabiqun al-Awwalun, yaitu orang-orang
yang terdahulu Islam dan beriman.
Usman bin Affan memiliki kedudukan khusus di mata Nabi
Muhammad Saw. Dalam salah satu riwayat ketika Aisyah bertanva
tentang sikap Nabi Muhammad Saw. kepada ketiga Sahabatnya.
Dimana Nabi Saw bersikap biasa kepada Abu Bakar dan Umar. Tapi
ketika Utsman bin Affan datang dan masuk ke rumah, Nabi Saw.
bersikap baik.
Dia terkenal seorang kaya raya yang dermawan. Melalui
kekayaannya dia dermakan untuk mengembangkan Islam. Sikap
dermawan terbuktikan waktu di Madinah. Dia mendermakan 20.000
dirham untuk menggali mata air demi kepentingan umat Islam. Dalam

10
11

perang Tabuk, Utsman menyumbangkan sekitar 10.000 dinar dan


1.000. unta untuk kepentingan pasukan Tabuk.
Utsman bin Affan merupakan tokoh sentral dalam beberapa
peristiwa pent- ing. Pada peristiwa Hijrah pertama ke Habasyah
(Ethopia), Utsman bin Affan dan istrinya Ruqayah, putri Nabi
Muhammad Saw, merupakan suami istri pertama dalam sejarah Islam
yang hijrah. Beliau pergi ke Habsyi atas perintah Nabi Muhammad
Saw. untuk menghidari ancaman dan penyiksaan kafir Quraisy.
Sempat kembali ke Makkah ketika mendapat kabar bahwa kondisi
Makkah sudah aman bagi umat Islam. Ketika melihat umat Islam
masih dalam tekanan dan penyiksaan kafir Quraisy, Utsman bersama
istrinya berhijrah kembali ke Habasyah.
Utsman tidak ikut berperang di Badar, karena sedang menunggu
Ruqayah yang sakit. Setelah Ruqayah meninggal, Usman menikah
dengan Ummu Kulsum, sehingga dia mendapat gelar Dzul Nurain
(pemilik dua cahaya). Gelar Dzul Nur’ain karena Utsman bin Affan
menikahi dua putri Nabi Muhammad Saw. yaitu Ruqayah dan Ummu
Kulsum.
Pada peristiwa perjanjian Hudaibiyah, Usman menjadi utusan
Nabi Muham- mad kepada Kafir Quraisy. Beliau menjelaskan maksud
dan tujuan kedatangan Nabi Muhammad Saw dan pengikutnya ke
Mekkah buka untuk berperang. Umat Islam datang dalam rangka
menjalankan ibadah haji.
Ketika Utsman bin Affan di Makkah, tersebar berita bahwa
Utsman bin Affan dibunuh. Akibat berita itu, Nabi Muhammad
memerintahkan umat Islam untuk berbaiat atau sumpah setia untuk
membela Islam sampai titik darah penghabisan. Peristiwa tersebut
dikenal dengan Baiaturridwan.
Pada saat Rasulullah Saw meninggal dunia Utsman baru berusia
58 tahun. Beliau dipercaya menangani urusan kenegaraan pada masa
Khalifah Abu Bakar dan Khalifah Umar bin Khattab. Setelah Umar

11
12

meninggal, beliau diangkat menjadi Khalifah pada tahun 24 H dan


berusia 70 tahun.
Beliau meniggal dibunuh pada hari Jumat tanggal 18 Dzulhijjah
35 H ketika sedang membaca al-Qur’an. Beliau meninggal pada usia
82 tahun.
d. Profil Ali Bin Abi Thalib
Ali bernama lengkap Ali bin Abu Thalib bin Abdul Mutthalib bin
Hasyim bin Abdul Manaf. Ibunya bernama Fatimah binti Asad bin
Hasyim bin Abdul Manaf. Beliau dilahirkan di Mekkah pada hari
Jum’at 13 Rajab tahun 570 M atau 32 tahun setelah kelahiran Nabi
Muhammad Saw. Beliau tinggal bersama Nabi Muhammad Saw sejak
kecil. Beliau diasuh sebagaimana anak sendiri karena kondisi ayahnya
yang miskin. Beliau mendapat didikan langsung dari Nab Muhammad
saw sehingga menjadi seorang yang berbudi tinggi dan berjiwa luhur.
Ali bin Abi Thalib masuk Islam saat berusia tujuh tahun. beliau
adalah anak kecil yang pertama masuk Islam, sebagaimana Khadijah
adalah wanita yang pertama masuk Islam, Zaid bin Haritsah adalah
budak yang pertama masuk Islam, Abu Bakar ra adalah lelaki merdeka
yang pertama masuk Islam.
Ali bin Abi Thalib mendapat nama panggilan Abu Turab
(Bapaknya tanah) dari Nabi Saw. Abu Turab adalah panggilan yang
paling disenangi oleh Ali karena nama itu adalah kenang-kenangan
berharga dari Nabi Saw.
Ali adalah salah seorang dari sepuluh Sahabat yang dijamin
masuk surga. Ali adalah orang laki-laki pertama yang masuk Islam dan
pertama dari golongan anak kecil. Beliau dinikahkan dengan putri
Nabi Saw, Fathimah Az Zahra. Lahir dari Fatimah dua anak yaitu
Hasan dan Husein.
Peranan Ali bin Abi Thalib sangat besar. Beliau menggantikan
Nabi Muham- mad Saw di tempat tidurnya ketika Nabi Saw mau
hijrah. Beliau mempertaruhkan nyawanya karena saat itu rumah Nabi

12
13

Muhammad sudah dikepung oleh algojo kafir Quraisy. Setelah itu, dia
mendapat siksaan dari Kafir Quraisy.
Selain itu, Ali bin Abi Thalib mendapat tugas untuk
menyelesaikan urusan- urusan yang terkait dengan amanat Nabi
Muhammad Saw. Sehingga beliau sem- pat beberapa hari tinggal dulu
di Mekkah. Setelah urusan selesai, beliau menyusul Nabi Muhammad
Saw. ke Madinah. Beliau berjalan kaki menuju Madinah. Kemudia
beliau ketemu dengan Nabi Saw. di Quba.
Sikap pemberani dan petarung sejati dibuktikan di beberapa
peperangan yang diikutinya. Pada perang Badar beliau melakukan duel
satu lawan satu dengan kafir Quraisy. Beliau berhasil membunuh
musuhnya kafir Quraisy. Begitu juga ketika perang Uhud, beliau
merupakan salah satu petarung yang berhadapan dengan perwakilan
kafir Quraisy.
Perang saudara pertama dalam Islam, Perang Siffin pecah diikuti
dengan merebaknya fitnah seputar kematian Usman bin Affan
membuat posisi Ali sebagai Khalifah menjadi sulit. Beliau meninggal
di usia 63 tahun karena pembunuhan oleh Abdrrahman bin Muljam,
seseorang yang berasal dari golongan Khawarij (pembangkang) saat
mengimami shalat subuh di masjid Kuffah, pada tanggal 19
Ramadhan, dan Ali menghembuskan nafas terakhirnya pada tanggal
21 Ramadhan tahun 40 Hijriyah. Ketika berusia 64 tahun. Ali
dikuburkan secara rahasia di Najaf, bahkan ada beberapa riwayat yang
menyatakan bahwa ia dikubur di tempat lain.
2. Proses Pengangkatan Khulafaurrasyidin
Nabi Muhammad Saw. tidak mengajarkan langsung bagaiman
memilih pemimpin setelah beliau meninggal. Secara tidak langsung,
Islam memberikan kebebasan untuk membuat model pemilihan
pemimpin. Sejarah pengangkatan Khulafaurrasyidin memberikan
pelajaran berharga bagaimana cara memilih pe- mimpin umat.
a.)Khalifah Abu Bakar Shidiq (11-13 H/632-634 M)

13
14

Semasa hidupnya, Nabi Muhammad Saw. tidak pernah


menitipkan pesan dan menunjuk siapa kelak yang akan menjadi
pengganti dan penerus atas kepemimpinan-nya, sehingga
sepeninggal beliau terjadilah beberapa perselisihan ketika proses
pengangkatan Khalifah khusus nya antara kaum Muhajirin dan
kaum Anshar.
Kaum Anshar menawarkan Saad bin Ubadah sebagai
Khalifah dari golongan mereka, dan Abu Bakar menawarkan Umar
bin Khattab dan Abu Ubaidah. Abu bakar menegaskan bahwa kaum
Muhajirin telah di istimewakan oleh Allah Swt karena pada
permulaan Islam mereka telah mengakui Muhammad sebagai Nabi
dan tetap bersamanya dalam situasi apapun, sehingga pantaslah
Khalifah muncul dari kaum Muhajirin.
Umar bin Khattab menolak usulan dari Abu Bakar. Umar
mengatakan bahwa Abu Bakar yang pantas menjadi Khalifah dari
kaum Muhajirin. Setelah melalui musyawarah, disepakati bahwa
Abu Bakar yang pantas menjadi Khalifah. Adapun kesepakatan
tersebut karena Abu Bakar adalah:
1) Orang pertama orang yang mengakui peristiwa Isra’ Mikraj,
2) Orang yang menemani Nabi Muhammad Saw berhijrah ke
Madinah.
3) Orang yang sangat gigih dalam melindungi orang yang
memeluk agama islam
4) Imam shalat sebagai penggati Nabi Muhammad ketika
sedang sakit.
Setelah sepakat, Umar bin Khaattab menjabat tangan Abu
Bakar dan menyat- kakan baiatnya kepada Abu Bakar. Lalu diiukti
oleh Sa’ad bin Ubadah. Dan Umat Islam seluruhnya.
Abu Bakar menamai dirinya sebagai Khalifaturrasul atau
sebagai pengganti Rasul.
b.)Khalifah Umar bin Khattab ( 13-23 H / 634-644 M)

14
15

Sebelum meninggal, Khalifah Abu bakar bertanya kepada


para Sahabatnya tentang penunjukan Umar bin Khattab sebagai
penggantinya. Beliau menanyakan hal itu kepada Abdurrahman bin
Auf, Usman bin Affan, Asid bin Hudhair Al-An- shary, Said bin
Zaid serta sahabat-sahabatnya dari kaum Muhajirin dan Anshar.
Pada umumnya mereka setuju dengan Abu Bakar dan kemudian
disetujui oleh kaum muslim dengan serempak.
Ketika Abu Bakar sakit, beliau memanggil Usman bin Affah
untuk menulis wasiat yang berisi tentang penunjukan Umar bin
Khattab sebagai penggantinya. Tujuanya agar ketika sepeninggal
beliau tidak ada kemungkinan perselisihan di kalangan umat Islam
untuk masalah Khalifah.
Keputusan Abu Bakar tersebut diterima oleh Umat Islam.
sehingga mereka secara beramai-ramai membaiat Umar sebagai
Khalifah. Dengan demikian keputusan tersebut bukan keputusan
Abu Bakar sendiri namun persetujuan umat Muslim semua. Umar
mengumumkan dirinya buka sebagai Khalifaturrasul atau pengganti
Rasul tapi sebagai amirulmukminin atau pengurus urusan orang-
orang mukmin. Umar menjabat sebagai Khalifah selama 12 tahun.
c.)Khalifah Usman bin Affan (23-35 H / 644-656 M)
Ketika Umar sakit keras karena tertikam oleh budak persia,
Beliau membentuk tim formatur yang terdiri dari Usman bin Affan,
Ali Bin Abi Thalib, Thal- hah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam,
Abdurrahman bin Auf, dan Sa’ad bin Abi Waqqas. Tugas tim
formatur memilih salah seorang diantara mereka sebagai
penggantinya. Abdurrahman bin Auf dipercaya menjadi ketua tim
formatur.
Setelah Umar bin Khattab wafat, tim formatur mengadakan
rapat. Empat orang anggota mengundurkan diri menjadi calon
Khalifah sehingga tinggal dua orang yaitu Usman bin Affan dan Ali
bin Abi Thalib. Proses pemilihan menghadapi kesulitan, karena

15
16

berdasarkan pendapat umum bahwa masyarakat menginginkan


Usman bin Affan menjadi Khalifah. Sedangkan diantara calon
penggati Umar bin Khattab terjadi perbedaan pendapat. Dimana
Abdurrahman bin Auf cenderung mendukung Usman bin Affan.
Sa’ad bin Abi Waqqas ke Ali Bin Abi Thalib.
Hasil kesepakatan dan persetujuan umat Islam, maka
diangkatlah Usman bin Affan sebagai penggati Umar bin Khattab.
Beliau diangkat diusia ke 70 tahun. Beliau menjadi Khalifah selama
12 tahun.
d.)Khalifah Ali bin Abi Thalib (35-41 H / 656-661 M )
Setelah khalifah Usman bin Affan meninggal, umat Islam
yang tinggal di Madinah bingung siapa yang akan menggantikan
Usman bin Affan. Kemudian ada usulan untuk mnengangkat Ali bin
Abi Thalib menjadi pengganti Usman bin Af- fan. Usulan tersebut
disetujui oleh mayoritas Umat Islam, kecuali mereka yang pro
Muawiyah bin Abi Sufyan.
Pada awalnya, Ali bin abi Thalib menolak tawaran usulan
tersebut dan tidak mau menerima jabatan Khalifah. Dia melihat
situasinya kurang tepat karena banyak terjadi kerusuhan dimana-
mana. Menurut beliau situasi ini harus diatasi dan dibereskan
terlebih dahulu sebelum membicarakan masalah kepemimpinan.
Namun desakan sangat kuat, akhirnya Ali bin Abi Thalib menerima
tawaran jabatan Khalifah tepat pada tanggal 23 Juni 656 M.
Ali bin Abi Thalib menghadapi beberapa kelompok yang
menuntut pengusutan terhadap pembunuhan Usman bin Affan dan
menghukum pelakunya.

16
17

BAB II
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis Penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas.
Penelitian PTK ini adalah jenis penelitian kuantitatif. Karena dilihat dari data-
data yang dikumpulkan dan yang diperlukan lebih bersifat kuantitatif atau
angka nilai. Selain argumen penulis diatas ini juga didukung dari referensi
buku yang menyatakan bahwa, berdasarkan sifatnya data dibedakan menjadi
dua. Yaitu data kualitatif dan kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang
berbentuk bilangan. Ini digunakan dalam penelitian yang memerlukan data
yang pasti/bersifat bilangan (Mahmud, 2011:147).
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian PTK ini bertempat di SMA IBRAHIMY. Waktu penelitian
yakni pada tanggal 27 Maret sampai dengan 06 April 2020.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian tindakan ini adalah peserta didik kelas XI SMA
IBRAHIMY dengan jumlah 30 peserta didik terdiri dari 18 pi dan 12 pa.
D. Jenis Tindakan
Menurut Kurt Lewin dalam Kunandar (2010 : 56) Penelitian Tindakan
adalah suatu rangkaian langkah yang terdiri atas empat tahap, yakni
perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sedangkan menurut Kemmis
dan Mc. Taggart, Penelitian Tindakan adalah suatu bentuk self-inquiry
kolektif yang dilakukan oleh para partisipan di dalam situasi sosial untuk
meningkatkanrasionalitas dan keadilan dari praktik sosial atau pendidikan
yang mereka lakukan, serta mempertinggi pemahaman mereka terhadap
praktik dan situasi di mana praktik itu dilaksanakan.

17
18

R
T
LC
F
E
GA
P
IN
V
S
B
O

Gambar 2.1 rancanga penelitian tindakan kelas

1. Tahap-Tahap Penelitian
Menurut Sukardi, metode penelitian tindakan kelas (Classroom
Action Research) terdiri dari empat komponen yaitu pengembangan plan
(perencanaan), act (tindakan), observe (pengamatan), dan reflect
(perenungan). 4 Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu penelitian
tindakan (Action Research) yang dilakukan oleh pendidik yang sekaligus
sebagai peneliti di kelasnya atau bersamasama dengan orang lain
(kolaborasi) dengan jalan merancang, melaksanakan dan merefleksikan
tindakan secara kolaborasi dan partisipatif yang bertujuan untuk
memperbaiki dan meningkatkan mutu (kualitas) proses pembelajaran di
kelasnya melalui suatu tindakan (Treatment) tertentu dalam suatu siklus.
(Nisa, 2017: 16)
Adapun langkah-langkah atau persiapan yang harus dilakukan dan
juga merupakan komponen pokok dalam melakukan penelitian tindakan
kelas (PTK) adalah:
a. Perencanaan
Perencanaan yaitu identifikasi masalah dan penetepan alternatif
pemacahan masalah. Adapun perencanaan tersebut sebagai berikut:
1) Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam PBM.

18
19

2) Menentukan pokok bahasan.


3) Mengembangkan skenario pembelajaran.
4) Menyiapkan sumber belajar.
5) Mengembangkan format evaluasi.
6) Mengembangkan format observasi pembelajaran.
b. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan yaitu tindakan yang dilakukan sebagai upaya perubahan
yang dilakukan. Adapun pelaksanaan tindakan tersebut yaitu
mengimplementasikan tindakan mengacu kepada skenario
pembelajaran.
c. Pengamatan
Pengamatan (observasi) yaitu mengamati hasil atau dampak dari
tindakan yang telah dilaksanakan. Adapun pengamatan tersebut yaitu
sebagai berikut:
1) Melakukan observasi dengan memakai format observasi.
2) Menilai hasil tindakan dengan menggunakan format.
d. Refleksi
Refleksi merupakan mengkaji, melihat dan mempertimbangkan
atas hasil dari tindakan di berbagai kriteria. Adapun refleksi tersebut
sebagai berikut:
1) Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan yang meliputi
evaluasi mutu, jumlah dan waktu dari setiap macam tindakan.
2) Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evaluasi tentang
skenario pembelajaran dan lain-lain.
3) Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai evaluasi, untuk
digunakan pada siklus berikutnya.
4) Evaluasi tindakan.

E. Teknik Pengumpulan Data


1. Observasi

19
20

Observasi merupakan suatu cara untuk mendapatkan data dengan


cara melakukan pengamatan dan pencatatan langsung yang tampak pada
subjek penelitian oleh peneliti (Jakni, 2016 : 91).

2. Angket
Angket merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang
lain dengan tujuan agar orang lain mau memberikan respons sesuai dengan
pengguna. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan angket tertutup
dimana responden tinggal memberikan tanda centang (x) pada kolom yang
sesuai (Jakni, 2016 : 96).

F. Analisis Data
Analisis data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian tindakan ini
adalah analisis deskriptif (uji statistic deskriptif) dan uji chi kuadrat sampel
tunggal. Analisis deskriptif adalah bentuk analisis data dalam statistic untuk
menguji generalisasi hasil penelitian berdasarkan satu sampel. Analisis ini
dapat menggunakan satu variable atau lebih namun bersifat mandiri dan bukan
untuk perbandingan. Tujuan uji statistic deskriptif ini adalah untuk menguji
hipotesis dari sebuah penelitianyang bersifat deskriptif (Machali, 2016:255).
Sedangkan uji chi kuadrat digunakan untuk menguji sesuatu apakah ada
perbedaan anatara frekuensi hasil observasi (disimbolkan fo) dengan frekuensi
yang diharapkan oleh peneliti (disimbolkan fe) dari sampel yang terbatas
merupakan perbedaan yang signifikan atau tidak (Machali, 2016: 266).
Berikut rumus Uji Chi Kuadrat :
x2 = ∑ ─(𝑓𝑜−𝑓𝑒)2 𝑓𝑒
Di mana:
Fo = frekuensi observasi
Fe = frekuensi yang diharapkan (teoritis)
x2 = chi kuadrat

20
21

catatan: bila frekuensi harapan (fe) tidak diketahui maka dapat dicari dengan
rumus:
fe = ∑𝑓𝑜 𝑛
di mana n = jumlah sampel

BAB III
HASIL PENELITIAN

A. Prosedur dan Hasil Penelitian


1. Prosedur Penelitian
a. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian tindakan ini bertempat di SMA IBRAHIMY. Peneliti
memilih SMA IBRAHIMY sebagai tempat penelitian dengan alasan di
SMA tersebut terdapat teman sejawat peneliti. Dikarenakan peneliti
belum mengajar sehingga peneliti membentuk tim penelitian tindakan
ini bersama dengan teman sejawat sebagai pendidik di SMA
IBRAHIMY tersebut.
Dalam hal ini peneliti melakukan penelitian dalam kurun waktu :
1) Pra siklus : Senin, 27 Maret 2020, pukul 08.00 WIB
2) Siklus I : Senin, 06 April 2020, pukul 08.00 WIB
Waktu yang relative singkat ini dimaksimalkan oleh peneliti
dengan bantuan teman sejawat peneliti sebagai pendidik di SMA
IBRAHIMY dalam memperoleh data dan proses pengamatan peneliti
selama penelitian dilaksanakan.
b. Subjek Penelitian
Subjek penelitian tindakan ini adalah peserta didik kelas XI SMA
IBRAHIMY yang berjumlah 30 peserta didik. Terdiri dari 18 pi dan 12
pa. Peserta didik laki-laki cenderung tidak bersemangat dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran dikarenakan kurang menyukai materi
Sejarah Kebudayan Islam. Peserta didik cenderung acuh terhadap
pendidik dengan kondisi pembelajaran yang seperti ini. Dari sini lah

21
22

muncul keinginan dan inisiatif dari peneliti untuk mengambil tindakan


berupa Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan perubahan
model pembelajaran yang konseptual untuk memacu motivasi peserta
didik kelas XI SMA IBRAHIMY dalam kegiatan pembelajaran.

TABEL 3.1
DAFTAR NAMA DAN SKOR ANGKET SISWA KELAS XI SMA
IBRAHIMY TAHUN AJAR 2020/2021
No Nama L/P Skor
1. A P 50
2. B P 60
3. C L 56
4. D L 58
5. E P 57
6. F L 60
7. G P 54
8. H L 59
9. I P 60
10. J P 55
11. K P 49
12. L P 45
13. M L 58
14. N P 57
15. O P 55
16. P L 55
17. Q L 59
18. R P 60
19. S P 51
20. T P 57
21. U L 54
22. V P 58
23. W P 57
24. X L 52
25. Y P 56
26. Z P 57
27. Aa P 60
28. Ab L 60
29. Ac L 57
30. Ad L 58
Total Skor 1684
Rata-rata Skor 56.13333

22
23

2. Hasil Penelitian
a. Pra Siklus
Pra siklus dilakukan oleh peneliti pada Rabu, 27 Maret 2020,
pukul 08:00 WIB, proses pembelajaran didominasi oleh peneliti yang
bertindak sebagai pendidik. Peserta didik terlihat kurang aktif pada
saat proses pembelajaran berlangsung, yang mana ketika peneliti
sedang menjelaskan materi, beberapa peserta didik bermain dan
bercanda dengan temannya. Pendidik pada umumnya banyak
menggunakan metode ceramah dalam materi pembelajaran sehingga
peserta didik tidak tertarik untuk memperhatikan materi yang
dijelaskan oleh pendidik. Hal tersebut terlihat rendahnya motivasi
belajar peserta didik berdasarkan pengamatan peneliti. Kemudian
peneliti membagikan lembara angket untuk membuktikan kebenaran
hasil pengamatan peneliti tersebut. Dan diperoleh skor angket yang
digambarkan dalam tabel 3.1 sebagai berikut.
Sesuai dengan tabel di atas dapat diketahui bahwa rata-rata skor
adalah 56.13333. Hal ini terlihat kurangnya motivasi peserta didik
pada materi Pendidikan Agama Islam di SMA IBRAHIMY. Kemudian
peneliti mengimplementasikan hal yang sama, yakni dengan menyebar
lembar angket kembali pada siklus I.
b. Siklus I
1) Tahap Perencanaan
Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap perencanaan
antara lain:
a) Pendidik dan peneliti mengadakan pertemuan membahas
tentang perbaikan yang akan dilakukan untuk memperbaiki
kekurangankekurangan.
b) Peneliti menyusun perangkat pembelajaran, seperti Silabus,
RPP, Bahan Ajar (Materi Pembelajaran), dan
Media/alat/Sumber belajar.

23
24

c) Membuat Lembar Observasi Kinerja Pendidik.


d) Membuat Angket kuisioner untuk dibagikan kepada peserta
didik.
2) Tahap Pelaksanaan
Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap pelaksanaan
yaitu:
a) Kegiatan Awal meliputi :
1) Pendidik memberi Salam, Mengajak peserta didik berdoa.
2) Mengecek kehadiran peserta didik.
3) Memeriksa kesiapan belajar peserta didik dan
memperhatikan kebersihan ruangan.
4) Menyampaikan Apersepsi meliputi (menanyakan materi
pada pertemuan sebelumnya dan membuka pengetahuan
untuk materi yang akan diajarkan).
5) Menyampaikan tujuan pembelajaran.
6) Menginformasikan materi pembelajaran.
b) Kegiatan Inti meliputi :
1) Sampaikan tujuan pembelajaran dan kompetensi yang harus
dikuasai peserta didik dalam pembelajaran hari itu.
2) Tunjukkan pentingnya mempelajari berbagai pengetahuan
terutama tentang materi Sejarah Kebudayaan Islam melalui
atau menggunakan timeline.
3) Buat timeline dengan cara menarik garis lurus horizontal
dan menuliskan waktu tertentu dan beberapa kejadian
penting yang terjadi di dalamnya. Waktu berikutnya juga
ditulis seperti cara titik waktu pertama dan begitu terus
sampai pada waktu tertentu yang sesuai dengan materi
pembelajaran. Jelaskan peristiwa-peristiwa penting yang
terjadi pada tahun-tahun tertentu dan menjelaskan
hubungannya dari tahun ke tahun.

24
25

4) Adakan tanya jawab mengenai peristiwa-peristiwa dan


hubungannya satu dengan yang lain tentang materi
pembelajaran.
5) Peserta didik diberi kesempatan untuk bertanya tentang
materi yang telah pendidik sampaikan.
6) Buat kesimpulan.
7) Minta peserta didik untuk membuat timeline yang
berhubungan dengan materi pembelajaran.
8) Pendidik membagikan Lembar angket kemasing-masing
peserta didik.
9) Peserta didik mengisi lembar angket secara individu.
c) Kegiatan akhir meliputi:
1) Pendidik memberikan penilaian/evaluasi akhir.
2) Peserta didik dibimbing untuk menyimpulkan materi yang
telah dipelajari.
3) Pendidik memberikan refleksi, tindak lanjut, motivasi
kepada peserta didik, dan menutup pelajaran.

Setelah berlangsungnya proses belajar mengajar pada RPP siklus


I, pendidik memberikan lembar angket untuk mengetahui kemampuan
peserta didik setelah mengimplementasikan model pembelajaran
Timeline yang diikuti 30 peserta didik. Hasil penghitungan skor angket
pada siklus I pada materi Sejarah Kebudayaan Islam, dapat dilihat pada
tabel 2.2 berikut:

Table 3.2
DAFTAR NAMA DAN SKOR ANGKET SISWA KELAS XI SMA
IBRAHIMY TAHUN AJAR 2020/2021
No Nama Skor
1. A 80

25
26

2. B 78
3. C 67
4. D 80
5. E 77
6. F 69
7. G 78
8. H 76
9. I 78
10. J 72
11. K 74
12. L 76
13. M 74
14. N 69
15. O 74
16. P 80
17. Q 80
18. R 80
19. S 80
20. T 78
21. U 73
22. V 72
23. W 76
24. X 78
25. Y 69
26. Z 70
27. Aa 70
28. Ab 76
29. Ac 79
30. Ad 78
Total Skor 2261
Rata-rata Skor 75.36667

Berdasarkan table skor angket di atas, diketahui skor rata-rata


motivasi belajar peserta didik kelas XI SMA ibrahimy mengalami
peningkatan. Semula skor rata-rata 56.13333 naik menjadi 75.36667.
Hal ini bisa menjadi acuan bahwasanya motivasi belajar peserta didik
menjadi meningkat.
3) Tahap Refleksi (Reflecting)
Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, peserta didik
semakin aktif dalam bertanya kepada pendidik atau teman dan

26
27

berdiskusi dalam kelompok serta peserta didik mampu mengikuti


kegiatan pembelajaran dengan kondisi kelas yang kondusif.
Aktifitas pendidik mengelola pembelajaran mengalami
peningkatan sehingga berada dalam katagori sangat baik. Jadi
dapat disimpulkan bahwa pembelajaran pada siklus I telah
mencapai keberhasilan baik dari segi proses maupun dari segi
hasil.
B. Pembahasan
Meningkatnya motivasi belajar peserta didik pada materi Sejarah
Kebudayaan Islam dengan menggunakan metode pembelajaran Timeline
dapat dilihat dari hasil penghitungan skor angket. Oleh sebab itu, maka
peneliti mengadakan pengisian lembar angket , pemberian lembar angket
dilakukan dua tahap yaitu pra siklus dan siklus I.
Dari hasil pengamatan pada pra siklus diketahui berapa banyak peserta
didik yang mencapai peningkatan motivasi belajar pada materi Sejarah
Kebudayan Islam dan berapa banyak yang tidak mencapai peningkatan.
Pemberian lembar angket bertujuan untuk mengetahui motivasi belajar peserta
didik dalam mengikuti kegiaatan pembelajaran materi Pendidikan Agama
Islam. Setelah lembar angket terkumpul maka data tersebut diolah dengan
melihat hasil akhir pada setiap siklus pada setiap peserta didik untuk melihat
peningkatan secara individu dan melihat nilai rata-rata kelas untuk melihat
peningkatan secara klasikal.
Berdasarkan nilai hasil penghitungan skor terlihat pada tabel 3.1
diketahui skor rata-rata penghitungan kurang dari skor tetap motivaasi belajar
angket yakni 56.13333. Pada siklus I yang terlihat dalam Tabel 3.2 diketahui
terdapat peningkatan skor rata-rata, yakni menjadi 75.36667. Dengan
demikian dapat dikatakan metode pembelajaran sangat berperan dalam
meningkatkan motivasi belajar peserta didik dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran di kelas, selain pendekatan melalui metode pembelajaran hal-hal
yang mempengaruhi peningkatan motivasi belajar peserta didik disetiap
siklusnya adalah aktifitas pendidik dan peserta didik yang aktif.

27
28

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut Kurt Lewin dalam Kunandar (2010 : 56) Penelitian Tindakan
adalah suatu rangkaian langkah yang terdiri atas empat tahap, yakni
perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sedangkan menurut Kemmis
dan Mc. Taggart, Penelitian Tindakan adalah suatu bentuk self-inquiry
kolektif yang dilakukan oleh para partisipan di dalam situasi sosial untuk
meningkatkanrasionalitas dan keadilan dari praktik sosial atau pendidikan
yang mereka lakukan, serta mempertinggi pemahaman mereka terhadap
praktik dan situasi di mana praktik itu dilaksanakan.
Dari hasil pengamatan pada pra siklus diketahui berapa banyak peserta
didik yang mencapai peningkatan motivasi belajar pada materi Sejarah
Kebudayan Islam dan berapa banyak yang tidak mencapai peningkatan.

28
29

Berdasarkan hasil keterangan diatas bahwa penerapan metode


pembelajaran Timeline pada materi SKI (Khulafaaur Rasyidin) dapat
disimpulkan bahwa motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran PAI
setelah diterapkannya model pembelajaran Timeline mengalami peningkatan
dengan nilai rata-rata skor penghitungan angket siklus I 75.36667 yang
diketahui meningkat dibandingkan dengan skor penghitungn angket pra siklus
yakni 56.13333.

B. Saran
1. Diharapkan bagi pendidik mata pelajaran PAI untuk menerapkan metode
pembelajaran Timeline dalam proses kegiatan pembelajaran, karena
dengan menerapkan metode pembelajaran Timeline dalam kegiatan
pembelajaran dapat meningkatkan motivasi belajar belajar peserta didik,
membuat peserta didik lebih semangat dan aktif dalam belajar dan mudah
memahami contoh dari materi yang sedang diajarkan, kemudian
diharapkan bagi pendidik mata pelajaran PAI kreatif dan inovatif agar
peserta didik tidak mudah bosan.
2. Pendidik dapat menerapkan metode pembelajaran Timeline pada materi
lainnya. Dan dalam menerapkan metode pembelajaran Timeline
diharapkan kepada pendidik untuk lebih terampil sehingga peserta didik
dapat lebih aktif dalam belajar khususnya pada mata pelajaran PAI.

29
30

DAFTAR PUSTAKA

Jakni. 2016. Metodologi Peneltian Eksperimen Bidang Pendidikan. Bandung:


Alfabeta.
Kementerian Agama Republik Indonesia. 2014. Paket Sejarah Kebudayaan Islam
Kelas VII MTs. Cetakan I. Direktorat Pendidikan Madrasah
Mahmud. 2011. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia.
Nisa, Khairun. 2017. Penerapan Model Picture and Picture untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Fiqih Siswa MIN 2 Aceh Besar. Skripsi. Fakultas Tarbiyah
Dan Keguruan Uin Ar-Raniry Banda Aceh
(2.https://repository.arraniry.ac.id/2054/1/Khairun%20Nisa.pdf .pdf)
diakses pada tanggal 24 Juni 2019.
Priansa, Donni Juni. 2017. Pengembangan Strategi & Model Pembelajaran.
Bandung: Pustaka Setia.

30
31

Setiawati, E. Pengaruh Penggunaan Metode Time Line Terhadap Kemampuan


Berpikir Kronologis Pembelajaran Sejarah. Jurnal Historia 5 (1): 50-63.

31

Anda mungkin juga menyukai