Anda di halaman 1dari 38

TUGAS TERSTRUKTUR DOSEN PENGAMPU

Pembelajaran Matematika SD/MI Rahmatul Khairiah, M. Pd

MAKALAH

MODEL, STRATEGI, TEKNIK PENGAYAAN DAN REMEDI


PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD/MI

Oleh Kelompok 3

Norhidayah 200101070217
Nurlatifah Hairiyah 200101070305
Rabiatul Adawiah 200101070370

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
BANJARMASIN
TAHUN 2023 M/1444 H
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufiq, hidayah
serta inayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.
Shalawat serta salam selalu dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini, dapat terwujud atas
bantuan dari berbagai pihak, baik bantuan moral maupun materi. Untuk itu penulis
tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada: Dosen Pengampu Mata Kuliah
Pembelajaran Matematika SD/MI, Ibu Rahmatul Khairiah, M. Pd yang telah
membimbing dan memberikan masukan terhadap pembuatan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap, semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan
pembaca pada umumnya.

Banjarmasin, 20 Februari 2023

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 2
C. Tujuan ............................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................ 3
A. Model Pembelajaran Matematika SD/MI ...................................................... 3
1. Pengertian Model Pembelajaran ............................................................... 3
2. Model Pembelajaran Matematika SD/MI................................................. 4
B. Strategi Pembelajaran Matematika SD/MI .................................................... 9
1. Pengertian Strategi Pembelajaran ............................................................. 9
2. Strategi Pembelajaran Matematika SD/MI ............................................ 10
C. Teknik Pengayaan Pembelajaran Matematika SD/MI ................................. 16
1. Pengertian Pengayaan ............................................................................ 16
2. Pelaksanaan Teknik Pengayaan Pembelajaran Matematika SD/MI ...... 17
3. Contoh Teknik Pengayaan Pembelajaran Matematika SD/MI .............. 18
D. Teknik Remedi Pembelajaran Matematika SD/MI ...................................... 22
1. Pengertian Remedi ................................................................................. 22
2. Pelaksanaan Teknik Remedi Pembelajaran Matematika SD/MI ........... 23
3. Contoh Teknik Remedi Pembelajaran Matematika SD/MI ................... 24
E. Perbedaan Pengayaan Dan Remedial Pembelajaran Matematika SD/MI.... 29
BAB III PENUTUP ....................................................................................................... 31
A. Kesimpulan .................................................................................................. 31
B. Saran ............................................................................................................ 32
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 33

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Semua peserta didik memiliki kesempatan yang sama dalam proses
pembelajaran. Namun begitu, hasil pembelajaran antara peserta didik satu dan
peserta didik lainnya sering kali berbeda. Di satu sisi, ada peserta didik kurang
cepat menguasai suatu materi, sementara di sisi lain ada juga peserta didik yang
dapat menguasai kompetensi yang diharapkan dengan cepat dan bahkan
melampauinya. Oleh karena itu, guru seharusnya memperlakukan peserta didik
sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Keberhasilan suatu pembelajaran dapat dipengaruhi oleh pendekatan
pembelajaran yang digunakan oleh guru. Jika pendekatan pembelajarannya
menarik dan terpusat pada peserta didik, maka motivasi dan perhatian peserta
didik akan terbangkitkan, sehingga akan terjadi interaksi peserta didik dengan
peserta didik dan peserta didik dengan guru sehingga kualitas pembelajaran
akan meningkat. Dalam hal ini, kita kemudian mengenal program Remedial dan
pengayaan.
Remedi diberikan kepada peserta didik yang belum memenuhi kompetensi
dasar yang diharapkan. Sementara pembelajaran pengayaan diberikan bagi
peserta didik yang sudah menguasai standar kompetensi. Program Remedi dan
pengayaan ini bisa diterapkan dalam semua mata pelajaran, termasuk dalam
mata pelajaran Matematika.
Terdapat beberapa jenis program pembelajaran pengayaan, yang semua itu
memiliki tujuan yang sama, yakni dalam rangka memperluas wawasan dan
pengalaman peserta didik. Dalam rangka membantu peserta didik mencapai
standar isi dan standar kompetensi lulusan, pelaksanaan atau proses
pembelajaran perlu diusahakan agar interaksi, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan kesempatan yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan

1
kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik.
Untuk mencapai tujuan dan prinsip-prinsip pembelajaran tersebut tidak
jarang pula dijumpai peserta didik yang memerlukan tantangan berlebih untuk
mengoptimalkan perkembangan prakarsa, kreatifitas, partisipasi, kemandirian,
minat, bakat, keterampilan fisik, dan sebagainya. Untuk mengantisipasi potensi
lebih yang dimiliki peserta didik tersebut, setiap satuan pendidikan perlu
menyelenggarakan program pembelajaran pengayaan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana model pembelajaran matematika SD/MI?
2. Bagaimana strategi pembelajaran matematika SD/MI?
3. Bagaimana teknik pengayaan pembelajaran matematika SD/MI?
4. Bagaimana teknik remedi pembelajaran matematika SD/MI?
5. Apa perbedaan pengayaan dan remedi pembelajaran matematika SD/MI?

C. Tujuan
1. Untuk memahami mengenai model pembelajaran matematika SD/MI.
2. Untuk memahami mengenai strategi pembelajaran matematika SD/MI.
3. Untuk memahami teknik pengayaan pembelajaran matematika SD/MI.
4. Untuk memhami teknik remedi pembelajaran matematika SD/MI.
5. Untuk mengetahui perbedaan pengayaan dan remedi pembelajaran
matematika SD/MI.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Model Pembelajaran Matematika SD/MI


1. Pengertian Model Pembelajaran
Model pembelajaran merupakan suatu kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur secara sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi
sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar
dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran.1
Model pembelajaran merupakan suatu rangkaian proses belajar mengajar
dari awal hingga akhir, yang melibatkan bagaimana aktivitas guru dan
peserta didik, dalam desain pembelajaran tertentu yang berbantuan bahan
ajar khusus, serta bagaimana interaksi antara guru, peserta didik dan bahan
ajar. Umumnya, sebuah model pembelajaran terdiri beberapa tahapan-
tahapan proses pembelajaran yang harus dilakukan. Model pembelajaran
erat kaitannya dengan gaya belajar peserta didik (learning style) dan gaya
mengajar guru (teaching style), yang keduanya disingkat menjadi SOLAT
(Style of Learning and Teaching).2
Model pembelajaran merupakan suatu perencanaan atau suatu pola yang
digunakan sebagai pedoaman dalam merencanakan pembelajaran di kelas
atau pembelajaran dalam tutorial.3 Model pembelajaran mengacu pada
pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya
tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap kegiatan pembelajaran, lingkungan
pembelajaran, dan pengelolaan kelas. Sedangkan menurut Joyce & Weil
dalam Mulyani Sumantri, dkk model pembelajaran merupakan kerangka
konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam

1
Abadullah Malawi and Ani Kadarwati, Pembelajaran Tematik (Konsep Dan Aplikasi)
(Magetan: CV. AE Grafika, 2017), h. 96.
2
Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran (Edisi Revisi) (Bandung: Refika Aditama,
2014), h. 37.
3
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi Dan Implementasinya Dalam
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) (Jakarta: Bumi Aksara, 2017), h. 51.

3
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
pembelajaran tertentu, dan memiliki fungsi sebagai pedoman bagi para
perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan
melaksanakan aktivitas belajar mengajar.4 Maka dapat disimpulkan bahwa
model pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari
awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain,
model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan
pendekatan, metode dan teknik pembelajaran.
2. Model Pembelajaran Matematika SD/MI
a. Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang
mengutamakan adanya Kerjasama. Pada prinsipnya pembelajaran
kooperatif bertujuan untuk mengembangkan tingkah laku kooperatif
antarpeserta didik, sekaligus membantu peserta didik dalam pelajaran
akdemisnya. Adanya banyak variasi pendekatan kooperatif diantaranya,
yaitu:
1) Student Teams Achievement Divisions (STAD)
2) Teams Games Tournaments (TGT)
3) Team Assisted Individualization (TAI)
4) Cooperative Integrated Reading and Composition (CICR)
5) Model Group Investigation
6) Jigsaw
7) Co-op Co-op
Adapun langkah-langkah model pembelajaran kooperatif secara
umum menurut Arends, yaitu:
1) Penyampaian tujuan, pada tahap ini guru menyampaikan tujuan
pengajaran dan menetapkan aturan pembelajaran.
2) Penyampaian informasi, pada tahap ini guru menyajikan informasi
kepada peserta didik dengan mendemonstrasikan atau dengan teks.

4
Darmadi, Pengembangan Model Dan Metode Pembelajaran Dalam Dinamika Belajar
Peserta didik (Yogyakarta: Deepublish, 2017), h. 42.

4
3) Pengorganisasian peserta didik ke dalam kelompok-kelompok
belajar, pada tahap ini guru menjelaskan kepada peserta didik
bagaimana membentuk kelompok belajar dan membimbing
kelompok agar terjadi transisi yang efisien.
4) Pemberian bimbingan belajar dan kerja kelompok, pada tahap ini
guru memberikan bimbingan kepada kelompok belajar sesuai
dengan tugas masing-masing.
5) Evaluasi pemahaman materi ajar, pada tahap ini guru mengevaluasi
pemahaman kelompok belajar atau kelompok tersebut yang
mempresentasikan hasil kerjanya.
6) Pemberian penghargaan, pada tahap ini guru memberikan
penghargaan kepada tim dan individu.5
b. Model Pembelajaran Teman Sebaya
Tutorial dapat diartikan pula sebagai pengajaran tambahan oleh
tutor. Sedangkan tutor merupakan orang yang memberi pelajaran
(membimbing) kepada seseorang atau sejumlah peserta didik. Jadi,
seseorang yang memberikan bimbingan dalam kegiatan tutorial
sebagaya disebut dengan turor.
Tutor dapat berasal dari guru atau peserta didik yang dipilih guru
untuk membantu teman-temannya dalam belajar di kelas. Peserta didik
yang dipilih guru merupakan teman sekelas atau sebaya yang berarti
seumur dengan usianya, kawan bermain, dan hampir sama atau sejajar
kepandaiannya. Selain itu, memiliki kemampuan lebih cepat memahami
materi yang diajarkan dan memiliki kemampuan menjelaskan ulang
materi yang diajarkan pada teman-temannya.
Menurut pendapat Bayu Mukti, “tutorial sebaya merupakan suatu
pembelajaran yang jadi murid dan yang jadi guru merupakan teman
sebaya juga atau umurnya itu sebaya”. Pembelajaran tutorial sebaya

5
Dwi Priyo Utomo, Mengembangan Model Pembelajaran “Merancang Dan Memadukan
Tujuan, Sintaks, Sistem Sosial, Prinsip Reaksi, Dan Sistem Pendukung Pembelajaran” (Yogyakarta:
Bildung, 2020), h. 43–50.

5
pada dasarnya sama dengan program bimbingan yang bertujuan
memberikan bantuan dari dan kepada peserta didik supaya dapat
mencapai belajar secara optimal. Tutorial sebaya merupakan pemberian
bantuan dalam belajar oleh peserta didik/teman yang ditunjuk oleh guru
berdasarkan pada prestasi akademik yang baik dan memiliki hubungan
sosial yang tinggi.
Berdasarkan definisi tentang tutorial sebaya di atas, Rijalullah
menyimpulkan bahwa istilah tutorial sebaya yaitu bagaimana
memanfaatkan kemampuan peserta didik yang berprestasi serta memilki
hubungan sosial yang tinggi untuk memberikan bimbingan yang berupa
arahan, bantuan, petunjuk, dan motivasi kepada teman-temannya yang
berada di bawah kemampuannya atau kurang berprestasi. Peserta didik
yang dibantu dapat mengatasi kesulitan belajar atas ketidakpahamannya
terhadap materi pelajaran yang dipelajari.
Pemberian bimbingan yang diberikan oleh seorang tutor merupakan
teman sekelas atau teman sebangku yang usianya relatif sama. Peserta
didik yang kurang paham secara leluasa bisa bertanya langsung kepada
teman sebangku atau ketua kelompok yang ditunjuk sebagai tutor,
sehingga suasana belajar di dalam kelas menjadi hidup karena terjadi
interaksi belajar secara aktif.
Adapun langkah-langkah model pembelajaran teman sebaya
menurut Djamarah, yaitu:
1) Memilih tutor sebanyak 4-5 orang dengan syarat:
a) Termasuk dalam peringkat 10 terbaik berdasarkan nilai rapor
atau nilai evaluasi sebelumnya.
b) Dapat menguasai materi pelajaran.
2) Mengelompokkan peserta didik menjadi beberap kelompok.
3) Pengelompokkan dilakukan menurut tingkat kecerdasan peserta
didik, yaitu setiap kelompok terdiri dari peserta didik pandai, sedang
dan kurang.

6
4) Membahas beberapa contoh soal yang berhubungan dengan materi
yang diajarkan.
5) Memberikan bimbingan sesuai dengan kesulitan yang dihadapi
peserta didik dengan bantuan tutor sebaya.
6) Mengisi lembar obsevasi, pengamatan, dan pengidentifikasian
peserta didik selama pembelajaran antara lain; absen dan keaktifan
peserta didik dalam pembelajaran.6
c. Example Non Example
Model pembelajaran Example Non Example merupakan salah satu
model pembelajaran inovatif yang dapat diterapkan kepada peserta
didik. Penerapan model ini dimulai dengan peserta didik menganalisis
contoh-contoh berupa gambar yang sesuai dengan kompetensi dasar
kemudian peserta didik mempresentasikan hasil diskusinya.
Pelaksanaannya dengan cara diskusi kelompok. Menurut Agus
Suprijono berikut merupakan langkah-langkah model pembelajaran
Example Non Example:
1) Guru mempersiapkan berbagai gambar yang disesuaikan dengan
tujuan pembelajarannya.
2) Guru menyajikan atau menampilkan gambar lewat LCD ataupu alat
pendukung lainnya.
3) Guru memberikan arahan dan kesempatan kepada peserta didik
untuk mengamati dan menganalisa gambar-gambar yang disajikan.
4) Peserta didik mencatat hasil Analisa dari gambar setelah melakukan
diskusi kelompok yang terdiri 2-3 peserta didik.
5) Tiap kelompok diberi kesempatan untuk membacakan hasil
diskusinya.
6) Mulai dari komentar ataupun hasil diskusi peserta didik, guru mulai
menjelaskan materi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

6
Irfan Fajrul Falah, “Model Pembelajaran Tutorial Sebaya Telaah Teoritik,” Jurnal
Pendidikan Agama Islam - Ta’lim 12, no. 2 (2014): h. 5–10.

7
7) Guru bersama-sama para peserta didik menyimpulkan materi sesuai
dengan tujuan pembelajaran.7
d. Picture and Picture
Picture and Picture merupakan suatu model belajar menggunakan
gambar dan dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan yang logis.
Model pembelajaran ini mengandalkan gambar yang menjadi faktor
utama dalam proses pembelajaran. Maka dari itu, sebelumnya guru
sudah menyiapkan gambar yang akan ditampilkan, baik dalam bentuk
kartu atau kartu dalam ukuran besar.8 Adapun langkah-langkah model
pembelajaran Picture and Picture, yaitu;
1) Menyampaikan kompetensi, di mana guru mengutarakan
kompetensi dasar dari mata pelajaran yang ingin dicapai.
2) Mengutarakan materi, bertujuan untuk menyajikan materi pelajaran
ke peserta didik melalui presentasi.
3) Mempresentasikan gambar, di mana guru mendorong peserta didik
untuk aktif dalam pembelajaran lewat gambar yang diperlihatkan.
4) Mencantumkan gambar, guru memilih peserta didik dalam
kelompok secara acak lalu minta mereka mencantumkan gambar
secara urut.
5) Mengeksplorasi, yaitu guru menanyakan alasan kelompok peserta
didik dalam Menyusun gambar. Kemudian ajak mereka untuk
menghubungkan gambar dengan materi pelajaran.
6) Menjelaskan kompetensi, di mana guru membahas lebih jauh
tentang materi pelajaran sesuai standar kompensi yang harus
dicapai.

7
Achmad Muntohar, “Peningkatan Pemahaman Membaca Melalui Model Pembelajaran
Example Non Example,” Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) 7, no. 3 (2022): h. 54.
8
Uvia Nursehah, Ika Evitasari Aris, and Khairunnisa Rakhmah, “Pengaruh Model Picture
and Picture Terhadap Hasil Belajar Matematika Tema 2 Subtema 1 Kelas 1 SDN Cilaku,” Pelita
Calistung 3, no. 2 (2022): h. 33.

8
7) Memberikan kesimpulan, guru dan peserta didik membahas
kegiatan yang telah dilakukan untuk memperdalam pemahaman
akan materi.9
Berdasarkan pernyataan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran yang bisa digunakan dalam pembelajaran Matematika di SD/MI
antara lain: Model Pembelajaran Kooperatif, Teman Sebaya, Example non
Example dan Picture and Picture.

B. Strategi Pembelajaran Matematika SD/MI


1. Pengertian Strategi Pembelajaran
Strategi merupakan upaya atau usaha untuk mencapai suatu tujuan,
keberhasilan, kesuksesan, dan kemenangan. Strategi dalam bidang
pendidikan diartikan sebagai suatu rencana, metode atau rancangan
kegiatan untuk mencapai suatu tujuan pendidikan.10 Strategi belajar
mengajar merupakan suatu rancangan kegiatan yang melibatkan peserta
didik agar seluruh potensi yang ada dalam diri peserta didik dapat tergali
dan teraktualisasi dalam kehidupan sehari-hari.11
Strategi belajar mengajar begitu penting dirumuskan pendidik sebelum
melaksanakan pembelajaran, serta perlu melakukan format ulang bila tidak
sesuai dengan kondisi kelas, situasi kelas, karakteristik peserta didik yang
ditemui dan materi yang akan diajarkan.8 Strategi belajar mengajar
merupakan desain kegiatan yang disusun untuk menghasilkan tujuan yang
diharapkan.12
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran
merupakan perencanaan yang dibuat dalam rangkaian kegiatan, di mana

9
Zeni Kurniawati, “Penerapan Pembelajaran Teknik Picture and Picture Untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar Ips Peserta Didik Kelas IV SDN Mojorejo 02 Kecamatan Junrejo
Kota Batu,” Jurnal Pendidikan Taman Widya Humaniora (JPTWH) 1, no. 4 (2022): h. 455.
10
Arief Aulia Rahman, Strategi Belajar Mengajar Matematika (Banda Aceh: Syiah Kuala
University Press, 2018), h. 1.
11
Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran (Jakarta: Kencana,
2019), h. 20.
12
Abuddin Nata, “Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran,” Jurnal Forum Sosial
6, no. 1 (2017): h. 242.

9
proses belajar mengajar diterapkan dengan menggunakan metode atau
strategi tertentu dengan memanfaatkan berbagai sumber daya untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2. Strategi Pembelajaran Matematika SD/MI
a. Strategi Think Talk Write (TTW)
Think Talk Write (TTW) merupakan salah satu strategi pembelajaran
yang bertujuan meningkatkan dan mengembangkan kreativitas peserta
didik dalam berkomunikasi secara aktif melalui diskusi kelompok dan
presentasi.
Alur Think Talk Write (TTW) dimulai dari keterlibatan peserta didik
untuk berpikir dengan diri sendiri setelah proses membaca, selanjutnya
berbicara atau sharing dengan teman sebelum menulis, setelah itu hasil
diskusi tersebut diungkapkan dalam bentuk tulisan.
Think Talk Write (TTW) memiliki empat langkah yang bisa
dilakukan, yaitu:
1) Thinking (Berpikir)
Peserta didik diberikan kesempatan untuk memikirkan materi
atau menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru
berupa lembar kerja dan dikerjakan secara individu.
2) Talking (Berbicara)
Peserta didik diorganisasikan dalam kelompok. Peserta didik
diarahkan untuk terlibat aktif dalam diskusi kelompok untuk
menyelesaikan atau menjawab lembar kerja yang diberikan. Peserta
didik diharapkan dapat saling berbagi jawaban dan pendapat dengan
anggota kelompok masing-masing.
3) Write (Menulis)
Peserta didik diminta untuk menulis dengan bahasa dan
pemikirannya sendiri hasil dari belajar dan diskusi kelompok yang
diperolehnya. Hasil diskusi kelompok dipresentasikan di depan

10
kelas sekaligus memberikan kesempatan kelompok lain untuk
mengoreksi hasil pekerjaannya.13
b. Strategi Rotating Trio Exchange (RTE)
Strategi pembelajaran kooperatif Rotating Trio Exchange (RTE) ini
dikembangkan oleh Melvin L. Silberman yang merupakan langkah
untuk mengajak peserta didik memecahkan masalah dengan teman
sekelasnya. Strategi Rotating Trio Exchange (RTE) merupakan strategi
yang meningkatkan kegiatan belajar peserta didik serta memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mendiskusikan penyelesaian
pada suatu masalah.
Ciri dari strategi Rotating Trio Exchange (RTE) ini merupakan
terdiri atas 3 orang. Rotating (perputaran dalam kelompok), Trio (terdiri
atas 3 orang), dan Exchange (adanya pergantian kelompok). Masing-
masing kelompok diberi nomor 0, 1, dan 2. Peserta didik yang
mendapatkan nomor 1 berpindah searah jarum jam, dan peserta didik
yang mendapatkan nomor 2 berpindah berlawanan arah jarum jam,
sedangkan peserta didik yang mendapatkan nomor 0 tetap berada
ditempat. Masing-masing trio diberi pertanyaan yang mudah sampai ke
pertanyaan yang sulit. Pertukaran anggota antar rotasi ini diyakini dapat
meningkatkan keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran.
Menurut Silberman (2014) pelaksanaan strategi pembelajaran
Rotating Trio Exchange melalui beberapa langkah, yaitu:
1) Menyusun variasi pertanyaan yang membantu peserta didik dalam
memulai diskusi tentang materi yang akan dipelajari.
2) Membagi peserta didik menjadi sebuah kelompok yang terdiri atas
tiga orang. Menempatkan trio-trio ini dalam kelas sehingga setiap
trio dapat melihat dengan jelas trio-trio yang lainnya disebelah

13
Muhammad Farid Nasrullah and Fitri Umardiyah, “Efektivitas Strategi Pembelajaran
Think-Talk-Write (TTW) Ditinjau Dari Kemampuan Berpikir Kritis Dan Komunikasi Matematis,”
Jurnal Penelitian Matematika Dan Penelitian Matematika 5, no. 1 (2020): h. 71.

11
kanan atau disebelah kiri mereka. Kemudian menyusun trio tersebut
membentuk lingkaran.
3) Memberikan pertanyaan untuk memulai diskusi tiap trio (pertanyaan
yang sama untuk tiap trio), memilih pertanyaan yang paling mudah
untuk memulai pertukaran trio. Dengan catatan, setiap anggota trio
disarankan untuk bergiliran dalam menjawab pertanyaan.
4) Setelah periode diskusi, kemudian setiap anggota trio menentukan
nomor 0, 1, dan 2. Peserta dengan nomor 1 diarahkan untuk bertukar
dengan satu trio searah jarum jam, dan peserta dengan nomor 2
berlawanan jarum jam. Dan peserta dengan nomor 0 tetap berada
pada tempat awalnya.
5) Setelah pertanyaan pertama selesai didiskusikan, peserta didik
mengangkat tangannya dan berganti dengan trio yang baru.
6) Setiap terjadi pertukaran, mulailah dengan pertanyaan yang baru
dengan menambah tingkat kesulitan atau sensivitas pertanyaan yang
dibuat.
7) Pertukaran kepada trio-trio dapat dilakukan sebanyak pertanyaan
yang telah dibuat dan selama masih ada waktu dengan menggunakan
proses rotasi yang sama.14
c. Strategi Discovery Learning
Pemilihan strategi Discovery Learning ini dilakukan guru sebagai
pengembangan strategi pembelajaran yang inovatif, kreatif, sehingga
diharapkan peserta didik dapat berpikir kritis, kreatif, dapat bekerja
sama, dan dapat belajar mengungkapkan sesuatu dengan baik.
Penggunaan strategi pembelajaran Discovery Learning, peserta
didik dibimbing, dipandu, oleh guru dalam menemukan sendiri apaapa
yang sedang dipelajarinya. Selama proses pembelajaran, guru berperan
sebagai fasilitator dan motivator. Pelibatan peserta didik sangat

14
Lailatul Husna, Indayana Febriani Tanjung, and Eka Khairani Hasibuan, “Pengaruh
Strategi Rotating Trio Exchange (RTE) Terhadap Aktivitas Dan Hasil Belajar Peserta didik P,”
Bioeduca: Journal of Biology Education 4, no. 1 (2022): h. 3–4.

12
dianjurkan supaya aktif, kreatif, dan berpikir kritis, serta dapat bekerja
sama, serta terampil dalam berkomunikasi, baik secara mandiri atau
berkelompok.
Adapun langkah-langkah dalam strategi pembelajaran Discovery
Learning, yaitu:
1) Pemberian rangsangan (memberikan stimulus)
2) Pernyataan atau identifikasi masalah (Problem statement)
3) Pengumpulan data (Data collection)
4) Pengolahan data (Data processing)
5) Pembuktian (Verification)
6) Menarik kesimpulan atau generalisasi (Generalization).15
d. Stretagi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM)
Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM) merupakan
strategi Pembelajaran yang menggunakan masalah dalam kehidupan
sehari-hari sebagai konteks dalam pembelajaran peserta didik, peserta
didik belajar matematika di mulai dari masalah.
Dari proses menemukan solusi tersebut peserta didik
mengembangkan segala kemampuan dan potensi dirinya, mulai dari
memahami permasalahan, menemukan alternatif penyelesaian masalah,
mencoba alternatif, menemukan rumus, cara dan konsep pembelajaran,
dan menarik kesimpulan serta mempresentasikan solusi menyelesaikan
persoalan tersebut.
Strategi pembelajaran berbasis masalah menggunakan situasi nyata
sebagai media untuk peserta didik belajar matematika. Peserta didik
dapat menemukan konsep, rumus, informasi yang ingin dicapai dalam
pelajaran matematika dari permasalahan kehidupan sehari-hari.16
Melalui strategi ini, peserta didik akan lebih terbiasa dalam

15
Rini Budiwati and Achmad Fathoni, “Analisis Strategi Pembelajaran Discovery Learning
Pada Pembelajaran Matematika Terhadap Peningkatan Kemandirian Peserta Didik Kelas 5 SD,”
Jurnal Elementary 5, no. 2 (2022): h. 140.
16
Dwi Wulan Suci and Taufina, “Peningkatan Pembelajaran Matematika Melalui Strategi
Berbasis Masalah Di Sekolah Dasar,” Jurnal Basicedu 4, no. 2 (2020): h. 506.

13
menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari dengan konsep
ilmu pengetahuan seperti matematika.17
e. Penemuan Terbimbing
Penemuan merupakan komponen penting dalam pendekatan
konstruktivisme, dan dibedakan menjadi 2, yaitu penemuan bebas dan
penemuan terbimbing. Dengan pembelajaran penemuan peserta didik
diharapkan menemukan sendiri prinsip-prinsip yang dipelajari,
sehingga mereka tidak hanya menghafalkan materi. Pembelajaran
penemuan membedakan dirinya melalui peran sentral dalam proses
pembelajarannya, seperti misalnya pembuatan hipotesis (induksi),
rancangan percobaan, dan interpretasi data.
Metode penemuan terbimbing biasanya digunakan dengan bahan
ajar yang pembelajarannya dikembangkan secara induktif.
Pembelajaran dengan penemuan terbimbing digunakan apabila di dalam
kegiatan penemuan guru menyediakan bimbingan atau petunjuk yang
cukup luas kepada peserta didik, dan sebagian besar perencanaannya
dibuat oleh guru.
Kegiatan penemuan terbimbing melibatkan beberapa bentuk
bantuan dalam pembelajaran yaitu, umpan balik untuk membantu
peserta didik pada setiap tahapan dari tugas belajar. Guru menjelaskan
tujuan pembelajaran kepada peserta didik, memberikan masukan awal
atau penjelasan untuk membantu peserta didik memulai tugas, dan dapat
menawarkan saran untuk prosedur langkah demi langkah untuk
mengetahui informasi target atau untuk memecahkan masalah.
Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pembelajaran
dengan strategi penemuan terbimbing, yaitu:
1) Identifikasi topik atau masalah yang akan dipelajari.
2) Penyampaian gagasan atau ide-ide tentang cara menyelidiki topik
atau masalah tersebut.

Maya Damayanti, “Strategi Pembelajaran Mengatasi Kesulitan Anak Sekolah Dasar


17

Dalam Mengerjakan Soal Cerita Matematika,” Semnastek 2, no. 1 (2022): h. 287.

14
3) Kegiatan penemuan secara individu atau kelompok.
4) Presentasi hasil
5) Validasi hasil, pembuatan rangkuman dan kesimpulan.18
f. Strategi Contextual Teaching & Learning (CTL)
Pembelajaran dengan model kontekstual (Contextual Teaching and
Learning) merupakan salah satu strategi dalam proses pembelajaran
yang melibatkan peserta didik secara penuh untuk menemukan materi
yang dipelajari yang dapat dihubungkan dengan situasi dalam
kehidupan nyata. Selain itu, pendekatan kontekstual mendorong peserta
didik untuk menghubungkan materi yang telah dipelajari dengan situasi
kehidupan nyata sehingga dapat diterapkan pada kehidupan mereka.
Dengan adanya strategi tersebut diharapkan peserta didik yang
menganggap mata pelajaran sulit dan membosankan akan lebih
termotivasi dalam proses pembelajaran.19 Berikut ini langkah-langkah
strategi Contextual Teaching and Learning, yaitu:
1) Konstruktivisme (Construktivism)
2) Bertanya (Questioning)
3) Menemukan (Inquiry)
4) Masyarakat belajar (Learning Community)
5) Refleksi (Reflection)
6) Pemodelan (Modeling)
7) Penilaian sebenarnya (Authentic Assessment).
g. Strategi Takaku (Tangga, Kata dan Kupu-kupu)
Strategi Takaku (Tangga, Kata dan Kupu-kupu) yaitu strategi yang
dapat membantu peserti didik untuk memahami konsep belajar
matematika. Langkah-langkah umum dalam strategi Takaku sebagai
berikut:

18
Mukti Sintawati and Asih Mardati, Strategi Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar
(Jakarta: K-Media, 2021), h. 45–46.
19
Wahyu Sulistyaningrum, “Meningkatkan Pemahaman Gradien Dengan Menggunakan
Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning Pada Peserta didik Kelas VII MTS Negeri
2 Kota Semarang,” Strategy: Jurnal Inovasi Strategi Dan Model Pembelajaran 2, no. 1 (2021): h.
83.

15
1) Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok
terdapat peserta didik yang pemahamannya rendah, sedang dan
tinggi.
2) Tiap kelompok dipilih ketua masing-masing.
3) Kemudian peserta didik diajak untuk memahami model permainan
Takaku.
4) Guru menyiapkan kertas yang berisikan tulisan perkalian,
pembagian dan penambahan.
5) Dalam kertas tersebut diisi tulisan tulisan perkalian, pembagian dan
penambahan dengan model kertas berupa kartu.
6) Kemudian kertas-kertas tersebut ditempel dipapan.
7) Guru hanya menyebutkan soal kemudian peserta didik memilih
kertas jawaban yang ada dipapan tersebut.
8) Peserta didik yang bisa menjawab akan mendapatkan kata-kata
motivasi yang sudah ditulis di kertas tersebut, kemudian akan naik
tangga artinya naik satu tingkatan jika jawabannya benar dan
seterusnya.20
Berdasarkan pernyataan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa strategi
pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran Matematika SD/MI
antara lain: Think Talk Write (TTW), Rotating Trio Exchange (RTE), Discovery
Learning, Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM), Penemuan
Terbimbing, Contextual Teaching & Learning, dan Strategi Takaku (Tangga,
Kata dan Kupu-kupu).

C. Teknik Pengayaan Pembelajaran Matematika SD/MI


1. Pengertian Pengayaan
Secara umum pengayaan dapat diartikan sebagai pengalaman atau
kegiatan peserta didik yang melampaui persyaratan minimal yang
ditentukan oleh kurikulum dan tidak semua peserta didik dapat

20
M. Zainal Mustamiin and Muzakkir, “Pengaruh Strategi Pembelajaran Takaku Terhadap
Penguasaan Konsep Mata Pelajaran Matematika Sekolah Dasar Kelas VI,” Fondatia Jurnal
Pendidikan Dasar 6, no. 1 (2022): h. 25.

16
melakukannya. Program pengayaan dapat diartikan memberi tambahan/
perluasan pengalaman atau kegiatan peserta didik yang teridentifikasi
melampaui ketuntasan belajar yang ditentukan oleh kurikulum.
Kegiatan pengayaan merupakan kegiatan yang diberikan kepada peserta
didik kelompok cepat agar mereka dapat mengembangkan potensinya
secara optimal dengan memanfaatkan sisa waktu yang dimilki. Kegiatan
pengayaan pada prinsipnya memberikan kesepatan pada peserta didik yang
pandai untuk meningkatkan pengetahuannya dengan cara dan kecepatan
yang sesuai dengan kemampuannya.21 Dilakukan dengan tujuan
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memperdalam
penguasaan materi pelajaran yang berkaitan dengan tugas belajar yang
sedang dilaksanakan sehngga tercapai tingkat perkembangan yang
optimal.22
Pengayaan merupakan kegiatan yang diperuntukkan bagi peserta didik
yang memiliki kemampuan akademik yang tinggi yang berarti mereka
merupakan peserta didik yang tergolong cepat dalam menyelesaikan tugas
belajarnya. Sedangkan menurut Prayitno (2008), kegiatan pengayaan
merupakan suatu bentuk layanan yang diberikan kepada seorang atau
beberapa orang peserta didik yang sangat cepat dalam belajar. Mereka
memerlukan tugas-tugas tambahan yang terencana untuk menambah
memperluas pengetahuan dan keterampilan yang telah dimiliknya dalam
kegiatan pembelajaran sebelumnya.
2. Pelaksanaan Teknik Pengayaan Pembelajaran Matematika SD/MI
Pengayaan merupakan kegiatan tambahan yang diberikan kepada
peserta didik yang telah mencapai ketentuan dalam belajar yang dimaksud
untuk menambah wawasan atau memperluas pengetahuannya dalam materi
pelajaran yang telah dipelajarinya.

21
Isa Anshori, Evaluasi Pendidikan (Sidoarjo: Muhammadiyah University Press, Cetakan
Ke-1, 2017), h. 201.
22
Evi Dwiretnowati, Pengelolaan Program Pengayaan Dalam Persiapan Menghadapi Ujian
Nasional Di Smp Negeri 1 Donorojo Pacitan (Surakarta: UMS, 2017), h. 89.

17
Karena pada dasarnya program pengayaan diperuntukkan atau di
khususkan bagi peserta didik yang cepat dalam menuntaskan materi
pembelajaran. atau dengan kata lain kegiatan pengayaan di berikan kepada
peserta didik yang sudah mencapai standar ketuntasan minimal.
Hal ini juga sesuai dengan teori yang disampaikan oleh Sukiman, bahwa
pembelajaran pengayaan merupakan pembelajaran tambahan dengan tujuan
untuk memberikan kesempatan pembelajaran baru bagi peserta didik yang
memiliki kelebihan sedemikian sehingga mereka dapat
mengoptimalisasikan perkembangan minat, bakat dan kecakapan.23 Bentuk
pelaksanaan pembelajaran pengayaan dapat dilakukan melalui:
a. Belajar kelompok, yaitu sekelompok peserta didik yang memiliki minat
tertentu diberi tugas untuk memecahkan permasalahan, membaca di
perpustakaan terkait dengan KD yang dipeljar pada jam pelajaran
sekolah atau di luar jam pelajaran sekolah,
b. Belajar mandiri, yaitu secara mandiri peserta didik belajar mengnai
sesuatu yang diminati, menjadi tutor bagi teman yang mebutuhkan.
c. Pembelajaran berbasis tema, yaitu pembelajaran terpadu yang
memadukan kurikulum dibawah tema besar sehingga peserta didik
dapat mempelajari hubungan antara berbagai disiplin ilmu.24

3. Contoh Teknik Pengayaan Pembelajaran Matematika SD/MI


Langkah-langkah dalam teknik pengayaan merupakan mengidentifikasi
kelebihan kemampuan belajar, melakukan perencanaan, pelaksanaan
program pengayaan, dan penilaian outentik. Adapun contoh teknik
pengayaan dalam pembelajaran matematika sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi kelebihan kemampuan belajar
Kelas :1
Tema : Diriku (Lihat buku guru, tema: kelas 1)
Subtema : 2, “Tubuhku”, Pembelajaran 5

23
Sukiman, Pengembangan Sistem Evaluasi (Yogyakarta: Insan Madani, 2018), h. 54.
24
Herma Hermawati, Novi Andri Nurcahyono, and Ana Setiani, “Proses Pelaksanaan
Remedal Theaching Terhadap Ketuntasan Belajar Matematika Peserta Didik,” Jurnal LP3M
Universitas Sarjanawiyata Tamanpeserta didik 4, no. 2 (2018): h. 94–95.

18
Mata Pelajaran : PJOK (Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan)
Guru menemukan peserta didik yang memiliki keterampilan gerak
dan olah tubuh yang sangat baik, memiliki gerak lokomotor yang baik
dan tangkas. Peserta didik tersebut juga memiliki bentuk tubuh yang
tegap, sehat dan kuat.Ia juga berminat pada pelajaran olahraga atau
kegiatan seni bela diri.
Perlu
No Kriteria Baik Sekali Baik Cukup
Bimbingan
Melakukan Memiliki
gerak keterampilan
lokomotor gerak dan olah
menggunakan tubuh yang
kaki baik, memiliki
gerak
lokomotor
yang baik dan
tangkas.
Peserta didik
tersebut juga
memiliki
bentuk tubuh
yang tegap,
sehat dan kuat.
la juga
berminat pada
pelajaran
olahraga atau
seni bela diri.

19
a. Kegiatan Pengayaan
Teknik
Kompetensi Dasar Indikator
Pengayaan
4.1 Mempraktikkan Melakukan Metode:
pola dasar gerak gerak Guru melakukan program
lokomotor yang lokomotor pengayaan dengan metode
dilandasi konsep menggunakan penugasan peningkatan
gerak seperti konsep kaki keterampilan.
tubuh, ruang,
hubungan, dan usaha Perencanaan :
dalam berbagai Dilakukan di luar jam
bentuk permainan belajar efektif. Peserta
sederhana. didik dilibatkan dalam
kegiatan dan acara-acara
sekolah yang terkait dengan
unjuk kebolehan atau
lomba antar sekolah.
Peserta didik diminta untuk
mengikuti latihan yang
dibantu oleh guru Olah raga
atau guru yang membina
seni bela diri di sekolah.

Proses Pelaksanaan:
Aktivitas yang dilakukan
Melibatkan peserta didik
pada kegiatan luar sekolah
(ekstrakurikuler) atau pun
intrakurikuler terkait

20
dengan keterampilannya
yaitu olahraga dan seni bela
diri.
Proses dalam proses
pembelajaran di kelas,
peserta didik bisa diminta
untuk memberikan model
gerak lokomotor yang
benar dan baik. Sedangkan
untuk peningkatan
keterampilannya ia
dilibatkan dalam kegiatan
unjuk penampilan (misal
dalam acara perayaan tujuh
belas agustus atau festival
yang ada di daerah masing-
masing. Peserta didik juga
diminta (dengan izin dan
dukungan orang tua).
Untuk berlatih secara
konsisten dengan bantuan
guru olahraga atau bela diri.

Penilaian Otentik:
Penilaian otentik dilakukan
dengan membuat rekaman
atau dokumentasi proses
aktivitas peserta didik,
membuat deskripsi
kemajuan dan portofolio.

21
D. Teknik Remedi Pembelajaran Matematika SD/MI
1. Pengertian Remedi
Remedial berasal dari bahasa inggris yaitu Remediation. Kata
Remediation berasal dari kata “to remedy”, yang bermakna
“menyembuhkan”. Jadi Remediasi ditekankan pada proses
“penyembuhan”. Sementara itu kata remedial merupakan kata sifat,
sehingga dalam bahasa inggris selalu dibandingkan dengan kata benda,
minsalnya “remedial work”, yang berarti pekerjaan penyembuhan. Dalam
bahasa indonesia yang baik dan benar, kata remedial tidak berdiri sendiri
tetapi disandingkan dengan kata kegiatan atau pembelajaran, sehingga
istilah yang digunakan merupakan kegiatan remedial atau pembelajaran
perbaikan.
Pembelajaran perbaikan merupakan kegiatan yang ditunjukkan untuk
membantu peserta didik yang mengalami kesulitan dalam menguasai materi
pembelajaran. Pembelajaran remedial merupakan layanan pendidikan yang
diberikan kepada peserta didik untuk memperbaiki prestasi belajarnya
sehingga mencapai kriteria ketuntasan minimum yang ditetapkan.
Pembelajaran perbaikan merupakan pembelajaran yang diberikan kepada
peserta didik yang belum mencapai ketuntasan KD tertentu, menggunakan
berbagai metode yang diakhiri oleh penilaian untuk mengukur kembali
tinggat ketuntasan peserta didik. Ketuntasan belajar merupakan tingkat atau
batas standar kompetensi minimal yang harus dicapai oleh peserta didik
pada setiap mata pelajaran.25 Dasar yang digunakan untuk menetapkan
ketuntasan belajar setiap mata pelajaran merupakan rata-rata Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) setiap Kompetensi Dasar yang ada pada Mata
Pelajaran tersebut, yang terlebih dulu diperoleh dari rata-rata intage, sarana
pendukung, dan kompleksitas setiap indicator pada setip kompetensi dasar
tersebut.
Remedial harus memperhatikan perbedaan latar belakang dan kesulitan
yang dihadapi masing-masing peserta didik agar perbaikan yang dilakukan

25
Anshori, Perencanaan Sistem Pembelajaran, h. 124.

22
bisa lebih optimal. Menurut Sukiman (2012), bentuk-bentuk pelaksanaan
program remedial diantaranya merupakan; a) Pemberian pembelajaran
ulang dengan metode dan media yang berbeda, b) Pemberian bimbingan
secara khusus, misalnya bimbingan Perorangan, c) Pemberian tugas-tugas,
latihan secara khusus, d) Pemanfaatan tutor sebaya.
Berdasarkan pernyataan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
program remedial merupakan salah satu upaya untuk membantu peserta
didik yang belum mencapai ketuntasan belajar, berupa kegiatan perbaikan
yang mencakup segala bantuan bimbingan yang diberikan kepada peserta
didik untuk meningkatkan hasil belajar agar mencapai ketuntasan belajar
yang diharapkan.26
2. Pelaksanaan Teknik Remedi Pembelajaran Matematika SD/MI
Pembelajaran remedial dilakukan ketika peserta didik teridentifikasi
oleh guru mengalami kesulitan terhadap penguasaan materi pada KD
tertentu yang sedang berlangsung. Guru dapat langsung (segera) melakukan
perbaikan pembelajaran (remedial) sesuai dengan kesulitan peserta didik
tersebut, tanpa menunggu hasil tes (ulangan harian). Program pembelajaran
remedial dilaksanakan di luar jam pelajaran efektif atau ketika proses
pembelajaran berlangsung (bila memungkinkan).
Menurut Trianto dan Hadi dalam bukunya mengungkapkan bahwa
aktivitas guru dalam pembelajaran remedial merupakan Memberikan
tambahan penjelasan atau contoh, menggunakan strategi pembelajaran yang
berbeda dengan sebelumnya, mengkaji ulang pembelajaran yang lalu,
menggunakan berbagai jenis media. Setelah peserta didik mendapatkan
perbaikan pembelajaran, ia perlu melakukan penilaian, untuk mengetahui
apakah peserta didik sudah menguasai kompetensi dasar yang diharapkan.
Sedangkan menurut Panduan Penilaian untuk Sekolah Menengah
Atas Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian

26
Nurma Izzati, Pengaruh Penerapan Program Remedial Dan Pengayaan Melalui
Pembelajaran Tutor Sebaya Terhadap Hasil Belajar Matematika Peserta didik (Cirebon: IAIN
Syekh Nurjati Cirebon, 2015), h. 58.

23
Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2015 bentuk-bentuk pelaksanaan
pembelajaran remedial di antaranya merupakan pemberian pembelajaran
ulang dengan metode dan media yang berbeda, pemberian bimbingan
secara khusus, pemberian tugas latihan secara khusus, dan pemanfaatan
tutor sebaya.27 Program pembelajaran remedial dilaksanakan sampai
peserta didik menguasai kompetensi dasar yang diharapkan (tujuan
tercapai). Ketika peserta didik telah mencapai kompetensi minimalnya
(setelah program spembelajaran remedial dilakukan), maka pembelajaran
remedial tidak perlu dilanjutkan.
3. Contoh Teknik Remedi Pembelajaran Matematika SD/MI
Teknik pembelajaran remedial dapat diberikan secara individual maupun
secara berkelompok (bila terdapat beberapa peserta didik yang mengalami
kesulitan pada KD yang sama). Aktivitas guru dalam pembelajaran remedial
merupakan memberikan tambahan penjelasan atau contoh, menggunakan
strategi pembelajaran yang berbeda dengan sebelumnya, mengkaji ulang
pembelajaran, menggunakan berbagai jenis media. Setelah peserta didik
mendapatkan perbaikan pembelajaran, ia perlu menempuh penilaian, untuk
mengetahui apakah peserta didik sudah menguasai kompetensi dasar yang
diharapkan.
Langkah-langkah dalam teknik remedial merupakan mengidentifikasi
kesulitan peserta didik, analisis diagnosis kesulitan belajar, menemukan
penyebab kesulitan, menyusun rencana kegiatan remedial, melaksanakan
kegiatan remedial (perlakuan) dan menilai kegiatan remedial. Adapun
contoh teknik remedial dalam pembelajaran matematika sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi kesulitan Belajar
Setelah melakukan observasi seksama, guru menunjukkan hasil
identifikasi bahwa peserta didik memiliki daya tangkap yang lebih

27
Restu April Uliyati, Mardiah Astuti, and Hani Atus Sholikhah, “Pelaksanaan Program
Pembelajaran Remedial Mata Pelajaran Matematika Di SD Patra Mandiri 2 Plaju Palembang,”
Limas PGMI: Jurnal Pendidikan Dasar Islam 1, no. 1 (2020): h. 17.

24
lambat, masih belum memahami konsep bangun datar meskipun telah
diberikan penjelasan ulang.
b. Analisis hasil diagnosis kesulitan belajar
Kelas :I
Tema : Keluargaku “Pembelajaran 4”
Mata Pelajaran : Matematika
Baik Perlu
No Kriteria Baik Cukup
Sekali bimbingan
Menunjukkan
berbagai bentuk
Peserta didik
1. bangun datar
belum dapat
yang ada
menunjukkan
disekolah
bangun datar,
Membuat bentuk
terlihat malu
baru dengan cara
dan tidak
2. menyusun
percaya diri.
berbagai bangun
datar

c. Kegiatan remedial
Kompetensi
Indikator Teknik Remedial
Dasar
3.2 Mengenal 1. Menunjukkan Metode :
bangun datar berbagai Memeragakan bentuk-bentuk
dan bangun bentuk bangun datar melalui lagu dan
ruang bangun ruang gerak. Menerangkan dengan
menggunakan yang ada kebih konkrit, melalui peragaan
benda yang disekolah dan storytelling.
ada disekitar 2. Membuat
rumah, bentuk baru Perencanaan :

25
sekolah atau dengan cara Dilakukan segera setelah guru
tempat menyusun megidentifikasikan peserta didik
bermain. berbagai yang mengalami kesulitan, guru
bangun datar. menyiapkan media dan alat
pendukung (lagu dan gerak
senam).

Proses Pelaksanaan Remedial


:
Setelah guru mengetahui ada
peserta didik yang kesulitan dan
terlihat tidak antusias dan sulit
menangkap maksud dari yang
dijelaskan guru, Guru mulai
membangun suasana kelas
menjadi lebih hidup dan
melibatkan seluruh kelas untuk
bernyanyi. Lagu yang
dinyanyikan merupakan lagu
yang bertema bentuk.
Contoh: lagu Topi saya Bundar.
Sambil melakukan gerakan-
gerakan bentuk bangun datar.
(lagu bisa diubah syaimya sesuai
dengan kebutuhan: topi untuk
bundar/lingkaran, buku untuk
kotak, dil)
Berkumpullah di kelas, minta
peserta didik yang mengalami
kesulitan untuk duduk dekat
guru.

26
Kemudian Guru bercerita
(storytelling) tentang kisah "si
tomat bundar yang baik" (pilih
cerita- cerita yang terkait dengan
bentuk bangun datar), ceritakan
dengan menarik dan peserta
didik mendengarkan.
"Dahulu tomat bentuknya garis,
tidak seperti buah dan sayur lain
di kebun yang bentuknya bulat,
gemuk dan bernas. Tapi si tomat
tidak pernah berkecil hati. la
juga suka menolong. Suatu hari
ia menyelamatkan laba-laba
kecil dari incaran burung, dan
laba-laba itu berkata bahwa
setiap si tomat berbuat sebuah
kebaikan ia akan memiliki
tambahan 1 buah sisi. Karena ia
suka menolong, maka sisi tomat
selalu bertambah, ketika sisinya
berjumlah tiga tomat berbentuk
segitiga, berbuat satu kebaikan
lagi bertambahlah sisinya
mejadi empat, begitu seterusnya
sampai sisi tomat berjumlah tak
terhingga, jadilah si tomat
berbentuk bundar" seperti
sekarang. (cerita oleh: Tri
Puspitarini)

27
Amati perubahan sikap peserta
didik yang mengalami kesulitan.
Bila ia lebih tertarik dengan
kegiatan dan cerita, ajak ia untuk
lebih terlibat dan buat kegiatan
menjadi lebih interaktif dan
ajukan pertanyaan-pertanyaan.
Guru dapat menggambar si
tomat berbagai bentuk bangun
datar atau meminta peserta didik
untuk menggambarnya.

Penilaian Otentik :
Guru melakukan penilaian
secara langsung (selama proses
pembelajaran). Sambil
bercerita, guru dapat
mengajukan pertanyaan :
"Jadi, sekarang si tomat
berbentuk apa?" "si tomat segi 5
ada berapa sisinya?" "berapa
jumlah sisi si tomat bundar?"
Apabila peserta didik berhasil
memenuhi kompetensi yang
diharapkan, beri penguatan: non
verbal seperti senyuman,
acungan jempol, tepuk tangan,
sedangkan verbal ("bagus",
"hebat") atau pemberian reward
(benda-benda yang
menyenangkan bagi peserta

28
didik atau benda seperti
pensil.dll).
Kemudian Guru melakukan
penilaian melalui tes/ulangan
terkait dengan materi.28

E. Perbedaan Pengayaan Dan Remedial Pembelajaran Matematika SD/MI


Pengayaan merupakan pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik
yang memiliki kemampuan akademik tinggi yang berarti mereka merupakan
peserta didik yang tergolong cepat dalam menyelesaikan tugasnya. Selain itu,
program pengayaan merupakan pembelajaran tambahan dengan tujuan untuk
memberikan kesempatan belajar, memperluas pengetahuan dan keterampilan
yang telah dimiliknya dalam kegiatan pembelajaran sebelumnya. 29
Remedial merupakan program pembelajaran yang diberikan kepada peserta
didik yang belum mencapai kompetensi minimalnya dalam satu kompetensi
dasar tertentu. Pembelajaran remedial juga merupakan layanan pendidikan yang
diberikan kepada peserta didik untuk memperbaiki prestasi belajarnya sehingga
mencapai kriteria ketuntasan yang ditetapkan. Pemberian program
pembelajaran remedial didasarkan atas latarbelakang bahwa pendidik perlu
memperhatikan perbedaan individual peserta didik dengan diberikannya
program pembelajaran remedial bagi peserta didik yang belum mencapai
tingkat ketuntasan belajar.30
Jadi dapat disimpulkan perbedaan pengayaan dan remedial merupakan
pengayaan kegiatan yang diperuntukkan bagi peserta didik yang memiliki
kemampuan akademik tinggi atau cepat dalam memahami materi yang
diajarkan. Sedangkan remedial merupakan teknik yang diberikan pendidik
kepada peserta didik yang belum mencapai kriteria ketuntasan, peserta didik

28
Ibrahim Bafadal, Panduan Teknis "Pembelajaran Remedial Dan Pengayaan Di Sekolah
Dasar (Jakarta: Kemendikbud, 2015), h. 14–15.
29
Nurma Izzati, “Pengaruh Penerapan Program Remedial Melalui Pembelajaran Tutor
Sebaya Terhadap Hasil Belajar Matematika Peserta didik,” Jurnal Eduma 4, no. 1 (2015): h. 57.
30
Wardatut Tholiah, “Efektivitas Program Remedial Dan Pengayaan Dalam Penilaian
Pendidikan Agama Islam,” Jurnal Pendidikan, Sosial Dan Agama 8, no. 1 (2022): h. 41.

29
yang mengalami kesulitan belajar yang bersifat mengoreksi (menyembuhkan)
peserta didik yang mengalami gangguan belajar sehingga dapat mengikuti
proses belajar mengajar secara klasikal kembali untuk mencapai prestasi
optimal.

30
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Model pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari
awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain,
model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu
pendekatan, metode dan teknik pembelajaran. Model pembelajaran yang bisa
digunakan dalam pembelajaran Matematika di SD/MI antara lain: Model
Pembelajaran Kooperatif, Teman Sebaya, Example non example dan Picture
and Picture.
Strategi pembelajaran merupakan perencanaan yang dibuat dalam
rangkaian kegiatan, dimana proses belajar mengajar diterapkan dengan
menggunakan metode atau strategi tertentu dengan memanfaatkan berbagai
sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. strategi
pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran Matematika SD/MI
antara lain: Think Talk Write (TTW), Rotating Trio Exchange (RTE), Discovery
Learning, Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM), Penemuan
Terbimbing, Contextual Teaching & Learning, dan Strategi Takaku (Tangga,
Kata dan Kupu-kupu).
Program pengayaan merupakan salah satu upaya untuk membantu peserta
didik yang sudah mencapai ketuntasan belajar untuk memperluas pengetahuan
dan keterampilan yang telah dimilikinya. pelaksanaan program pengayaan
dilakukan setelah mengikuti tes atau ulangan KD tertentu atau pada saat
pembelajaran dimana peserta didik yang lebih cepat tuntas dibanding dengan
teman lainnya maka dilayani dengan program pengayaan.
Pembelajaran remedial merupakan layanan pendidikan yang diberikan
kepada peserta didik untuk memperbaiki prestasi belajarnya sehingga mencapai
kriteria ketuntasan yang ditetapkan. Program remedial diberikan hanya untuk
kompetensi dasar tertentu yang belum dikuasai oleh peserta didik. Remedial
hanya dilakukan maksimal dua kali. Peserta didik yang telah mengalami

31
remedial sebanyak dua kali, namun nilainya masih di bawah standar minimum,
maka penanganannya harus melibatkan orangtua atau wali dari peserta didik
tersebut.
Perbedaan teknik pengayaan dan remedial yakni remedial bisa dilakukan
secara klasikal dan bisa juga secara individual. Sedangkan program pengayaan
merupakan suatu bentuk kegiatan yang dilakukan untuk membantu peserta
didik yang sudah melampaui nilai KKM, dan bertujuan untuk memperluas
pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya.

B. Saran
Setelah menyusun makalah terkait model dan strategi pembelajaran
matematika SD/MI serta teknik pengayaan dan Remedial, penulis menyarankan
agar seluruh pihak lembaga sekolah termasuk pendidik memiliki kemampuan
memilih dan menentukan model dan strategi pembelajaran yang disusun dengan
matang, maka kegiatan pendidikan akan dapat berjalan dengan baik, sehingga
tujuan pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai.

32
DAFTAR PUSTAKA

Anshori, Isa. Perencanaan Sistem Pembelajaran. Sidoarjo: Muhammadiyah


University Press, Cetakan Ke-2, 2017.
Bafadal, Ibrahim. Panduan Teknis "Pembelajaran Remedial Dan Pengayaan Di
Sekolah Dasar. Jakarta: Kemendikbud, 2015.
Budiwati, Rini, and Achmad Fathoni. “Analisis Strategi Pembelajaran Discovery
Learning Pada Pembelajaran Matematika Terhadap Peningkatan Kemandirian
Peserta Didik Kelas 5 SD.” Jurnal Elementary 5, no. 2 (2022).
Damayanti, Maya. “Strategi Pembelajaran Mengatasi Kesulitan Anak Sekolah
Dasar Dalam Mengerjakan Soal Cerita Matematika.” Semnastek 2, no. 1
(2022).
Darmadi. Pengembangan Model Dan Metode Pembelajaran Dalam Dinamika
Belajar Siswa. Yogyakarta: Deepublish, 2017.
Dwiretnowati, Evi. Pengelolaan Program Pengayaan Dalam Persiapan
Menghadapi Ujian Nasional Di Smp Negeri 1 Donorojo Pacitan. Surakarta:
UMS, 2017.
Falah, Irfan Fajrul. “Model Pembelajaran Tutorial Sebaya Telaah Teoritik.” Jurnal
Pendidikan Agama Islam - Ta’lim 12, no. 2 (2014): 175–86.
Hermawati, Herma, Novi Andri Nurcahyono, and Ana Setiani. “Proses Pelaksanaan
Remedal Theaching Terhadap Ketuntasan Belajar Matematika Peserta Didik.”
Jurnal LP3M Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa 4, no. 2 (2018).
Husna, Lailatul, Indayana Febriani Tanjung, and Eka Khairani Hasibuan.
“Pengaruh Strategi Rotating Trio Exchange (RTE) Terhadap Aktivitas Dan
Hasil Belajar Siswa P.” Bioeduca: Journal of Biology Education 4, no. 1
(2022).
Izzati, Nurma. Pengaruh Penerapan Program Remedial Dan Pengayaan Melalui
Pembelajaran Tutor Sebaya Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa.
Cirebon: IAIN Syekh Nurjati Cirebon, 2015.
Izzati, Nurma. “Pengaruh Penerapan Program Remedial Melalui Pembelajaran
Tutor Sebaya Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa.” Jurnal Eduma 4,

33
no. 1 (2015): 57.
Kurniawati, Zeni. “Penerapan Pembelajaran Teknik Picture and Picture Untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar Ips Peserta Didik Kelas IV SDN Mojorejo 02
Kecamatan Junrejo Kota Batu.” Jurnal Pendidikan Taman Widya Humaniora
(JPTWH) 1, no. 4 (2022).
Malawi, Abadullah, and Ani Kadarwati. Pembelajaran Tematik (Konsep Dan
Aplikasi). Magetan: CV. AE Grafika, 2017.
Muntohar, Achmad. “Peningkatan Pemahaman Membaca Melalui Model
Pembelajaran Example Non Example.” Jurnal Penelitian Pendidikan
Indonesia (JPPI) 7, no. 3 (2022).
Mustamiin, M. Zainal, and Muzakkir. ““Pengaruh Strategi Pembelajaran Takaku
Terhadap Penguasaan Konsep Mata Pelajaran Matematika Sekolah Dasar
Kelas VI.” Fondatia Jurnal Pendidikan Dasar 6, no. 1 (2022).
Nasrullah, Muhammad Farid, and Fitri Umardiyah. “Efektivitas Strategi
Pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) Ditinjau Dari Kemampuan Berpikir
Kritis Dan Komunikasi Matematis.” Jurnal Penelitian Matematika Dan
Penelitian Matematika 5, no. 1 (2020).
Nata, Abuddin. “Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran.” Jurnal Forum
Sosial 6, no. 1 (2017).
Nata, Abuddin. Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana,
2019.
Nursehah, Uvia, Ika Evitasari Aris, and Khairunnisa Rakhmah. “Pengaruh Model
Picture and Picture Terhadap Hasil Belajar Matematika Tema 2 Subtema 1
Kelas 1 SDN Cilaku.” Pelita Calistung 3, no. 2 (2022).
Rahman, Arief Aulia. Strategi Belajar Mengajar Matematika. Banda Aceh: Syiah
Kuala University Press, 2018.
Sintawati, Mukti, and Asih Mardati. Strategi Pembelajaran Matematika Di Sekolah
Dasar. Jakarta: K-Media, 2021.
Suci, Dwi Wulan, and Taufina. “Peningkatan Pembelajaran Matematika Melalui
Strategi Berbasis Masalah Di Sekolah Dasar.” Jurnal Basicedu 4, no. 2 (2020).
Suhana, Cucu. Konsep Strategi Pembelajaran (Edisi Revisi). Bandung: Refika

34
Aditama, 2014.
Sukiman. Pengembangan Sistem Evaluasi. Yogyakarta: Insan Madani, 2018.
Sulistyaningrum, Wahyu. “Meningkatkan Pemahaman Gradien Dengan
Menggunakan Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning Pada
Siswa Kelas VII MTS Negeri 2 Kota Semarang.” Strategy: Jurnal Inovasi
Strategi Dan Model Pembelajaran 2, no. 1 (2021).
Tholiah, Wardatut. “Efektivitas Program Remedial Dan Pengayaan Dalam
Penilaian Pendidikan Agama Islam.” Jurnal Pendidikan, Sosial Dan Agama
8, no. 1 (2022): 41.
Trianto. Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi Dan Implementasinya
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi Aksara,
2017.
Uliyati, Restu April, Mardiah Astuti, and Hani Atus Sholikhah. “Pelaksanaan
Program Pembelajaran Remedial Mata Pelajaran Matematika Di SD Patra
Mandiri 2 Plaju Palembang.” Limas PGMI: Jurnal Pendidikan Dasar Islam 1,
no. 1 (2020).
Utomo, Dwi Priyo. Mengembangan Model Pembelajaran “Merancang Dan
Memadukan Tujuan, Sintaks, Sistem Sosial, Prinsip Reaksi, Dan Sistem
Pendukung Pembelajaran.” Yogyakarta: Bildung, 2020.

35

Anda mungkin juga menyukai