Anda di halaman 1dari 42

MAKALAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

“METODE MENGAJAR MATEMATIKA”

DISUSUN OLEH:

1. I Komang Agus Setyawan 19310007


2. Komang Ayu Wulandari 19310010
3. Fransiska M. Fatin 19310011
4. Afonsiani Setya 19310012
5. Ferdianto Holo 19310013

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PEGETAHUAN ALAM

IKIP SARASWATI

TABANAN

2020
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa.
Karena atas Rahmat-Nya, makalah yang berjudul ‘Metode Mengajar Matematika’
dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Makalah ini disusun sebagai tugas kelompok mata kuliah “Strategi Belajar
Mengajar”. Kami berusaha menyusun makalah ini dengan segala kemampuan,
namun kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak memiliki kekurangan
baik dari segi penulisan maupun segi penyusunan. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang bersifat membangun akan kami terima dengan senang hati demi
perbaikan makalah selanjutnya.

Semoga makalah ini bisa memberikan informasi mengenai metode


mengajar matematika dalam strategi belajar mengajar dan bermanfaat bagi para
pembacanya. Atas perhatian dan kesempatan yang diberikan untuk membuat
makalah ini kami ucapkan terima kasih.

Tabanan, 11 Maret 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………… ii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………..iii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………....1

1.1. Latar Belakang..............................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah.........................................................................................2

1.3. Tujuan...........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

2.1. Macam-Macam Metode Mengajar................................................................3

2.2. Pengertian, contoh, kelebihan dan kekurangan masing-masing metode......3

2.3. Kriteria Pemilihan Metode..........................................................................19

2.4. Teknik Model Pembelajaran.......................................................................22

2.5. Pendekatan Pembelajaran...........................................................................23

2.6. Strategi Pembelajaran.................................................................................30

BAB III PENUTUP...............................................................................................36

3.1. Kesimpulan.................................................................................................36

3.2. Saran............................................................................................................36

Daftar Pustaka

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Upaya memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan seakan tidak
akan pernah usang. Banyak agenda reformasi yang telah, sedang, dan akan
dilaksanakan. Beragam program inovatif ikut serta memeriahakan reformasi
pendidikan.
Belajar atau pembelajaran adalah merupakan sebuah kegiatan yang
wajib kita lakukan dan kita berikan kepada anak-anak kita. Karena ia
merupakan kunci sukses untuk menggapai masa depan yang cerah,
mempersiapkan generasi bangsa dengan wawasan ilmu pengetahuan yang
tinggi. Dan pada akhirnya diharapkan akan berguna bagi bangsa, negara,
dan agama. Melihat peran pendidikan yang begitu vital, maka menerapkan
metode yang efektif dan efisien adalah sebuah keharusan. Dengan harapan
proses belajar mengajar akan berjalan menyenangkan dan tidak
membosankan. Beragam metode pembelajaran efektif dapat menjadi pilihan
untuk bisa kita persiapkan dalam sebuah kegiatan pembelajaran.
Studi tentang Proses belajar Mengajar, sangat penting bahkan
merupakan suatu keharusan bagi setiap tenaga pengajar baik di tingkat
dasar, menengah pertama, menengah atas maupun di perguruan tinggi. Di
era sekarang ini banyak metode pembelajaran yang bermanfaat dan
membantu pendidik dalam menyampaikan materi pelajaran. Di samping itu
peserta didik juga dapat dengan mudah menerima dan memahami materi
pelajaran yang disampaikan pendidik.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa saja macam-macam metode mengajar?
1.2.2 Apa pengertian, contoh, kelemahan dan kelebihan masing-masing
metode?
1.2.3 Apa saja kriteria pemilihan metode?
1.2.4 Bagaimana teknik model pembelajaran?
1.2.5 Bagaimana pendekatan pembelajaran?
1.2.6 Bagaimana strategi pembelajaran?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui macam-macam metode mengajar.
1.3.2 Untuk mengetahui pengertian, contoh, kelemahan dan kelebihan
masing-masing metode.
1.3.3 Untuk mengetahui kriteria pemilihan metode.
1.3.4 Untuk mengetahui teknik model pembelajaran.
1.3.5 Untuk mengetahui pendekatan dalam pembelajaran.
1.3.6 Untuk mengetahui strategi dalam pembelajaran.

2
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Macam-Macam Metode Mengajar
Macam-macam metode mengajar:
1. Metode ceramah
2. Metode demonstrasi
3. Metode tanya jawab
4. Metode resitasi
5. Metode eksperimen
6. Metode latihan (drill)
7. Metode inquiri
8. Metode pemecahan masalah
9. Metode diskusi

2.2 Pengertian, Contoh, Kelebihan dan Kekurangan Masing-masing


Metode
2.2.1 Pengertian metode mengajar
Metode mengajar yang diterapkan dalam suatu pengajaran
dikatakan efektif bila menghasilkan sesuatu sesuai dengan yang
diharapkan atau dapat dikatakan tujuan telah tercapai, bila semakin
tinggi kekuatannya untuk menghasilkan sesuatu semakin efektif
pula metode tersebut. Sedangkan metode mengajar dikatakan
efisien jika penerapannya dalam menghasilkan sesuatu yang
diharapkan itu relatif menggunakan tenaga, usaha pengeluaran
biaya, dan waktu minimum, semakin kecil tenaga, usaha, biaya,
dan waktu yang dikeluarkan maka semakin efisien metode itu.
Metode atau cara yang diharapkan dapat terlaksana dengan
baik, jika materi yang diajarkan dirancang telebih dahulu. Dengan
kata lain bahwa untuk menerapkan suatu metode atau cara dalam
pembelajaran matematika sebelumnya harus menyusun strategi
belajar mengajar, dan akhirnya dapat dipilih alat peraga atau media
pembelajaran sebagai pendukung materi pelajaran yang akan
diajarkan.
Perkembangan mental peserta didik di sekolah, antara lain,
meliputi kemampuan untuk bekerja secara abstraksi menuju
konseptual. Implikasinya pada pembelajaran, harus memberikan
pengalaman yang bervariasi dengan metode yang efektif dan
bervariasi. Pembelajaran harus memperhatikan minat dan
kemampuan peserta didik.
Penggunaan metode yang tepat akan turut menentukan
efektifitas dan efisiensi pembelajaran. Pembelajaran matematika
perlu dilakukan dengan sedikit ceramah dan metode-metode yang
berpusat pada guru, serta lebih menekankan pada interaksi peserta
didik. Penggunaan metode yang bervariasi akan sangat membantu
peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran matematika.
Pengalaman belajar di sekolah harus fleksibel dan tingkah
laku, serta perlu menekankan pada kreativitas, rasa ingin tahu,
bimbingan dan pengarahan kearah kedewasaan.

2.2.2 Pengertian, Kelebihan dan Kekurangan dari Masing-masing


Metode
1. Metode Ceramah
a. Definisi Metode Ceramah
Metode ceramah (preaching method) adalah sebuah
metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan
pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa atau
peserta didik, yang pada umumnya mengkuti secara pasif.
Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya
metode yang paling ekonomis untuk penyampaian
informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan
buku dan alat bantu peraga. Metode ini bersifat terpusat,
sehingga menghasilkan komunikasi yang searah, yaitu

4
proses penyampaian informasi dari pengajar kepada peserta
didik, sementara proses belajar yang baik adalah adanya
interaksi dalam melakukan suatu kegiatan, sehingga terjadi
proses belajar yang efektif dan menyenangkan, serta tujuan
pembelajaran pun dapat tercapai dengan baik.
Ceramah merupakan suatu cara penyampaian
informasi dengan lisan dari seseorang kepada sejumlah
pendengar di suatu ruangan. Kegiatan berpusat pada
penceramah dan komunikasi yang terjadi searah dari
pembicara kepada pendengar. Penceramah mendominasi
seluruh kegiatan sedang pendengar hanya memperhatikan
dan membuat catatan seperlunya.
Implementasi metode ceramah ini adalah guru
mendominasi kegiatan belajar mengajar, definisi dari rumus
diberikannya, penurunan rumus atau pembuktian dalil
dilakukan sendiri oleh guru. Diberitahukannya apa yang
harus dikerjakan dan bagaimana menyimpulkannya.
Contoh-contoh soal diberikan dan dikerjakan pula oleh
guru. Langkah-langkah guru diikuti dengan teliti oleh
murid. Mereka meniru cara kerja dan cara penyelesaian
yang dilakukan oleh guru.
b. Kelebihan dan Kekurangan Metode Ceramah
Kelebihan metode ceramah adalah:
 Dapat menampung banyak siswa, sehingga setiap siswa
mempunyai kesempatan yang sama untuk
mendengarkan si pengajar, dan biaya pun menjadi
relatif lebih murah.
 Guru dapat memberikan tekanan terhadap hal-hal yang
dianggap penting, sehingga waktu dan energi dapat
digunakan se efektif mungkin.
 Dapat menyelesaikan kurikulum/silabus dengan lebih
mudah dan lebih cepat.

5
Kekurangan metode ceramah adalah:
 Kegiatan belajar mengajar akan mejadi tidak efektif,
bahkan membosankan, karena tidak adanya interaksi
dalam kegiatan itu. Terlalu banyaknya materi yang di
ceramahkan (disampaikan) akan membuat si anak tidak
mampu menguasai semua materi.
 Pembelajaran melalui ceramah, cenderung lebih mudah
terlupakan dibanding dengan belajar dengan melakukan
(learning to do).
 Sistem pembelajaran si anak lebih ke arah hafalan (rote
learning), sehingga akan kebingungan bila ditanya
pengertian dan asal muasal suatu rumus misalnya
dalam pembelajaran matematika.
2. Metode Demonstrasi
a. Definisi Metode Demonstrasi
Demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk
membelajarkan peserta dengan cara menceritakan dan
memperagakan suatu langkah-langkah pengerjaan sesuatu.
Demonstrasi merupakan praktek yang diperagakan kepada
peserta. Karena itu, demonstrasi dapat dibagi menjadi dua
tujuan: demonstrasi proses untuk memahami langkah demi
langkah; dan demonstrasi hasil untuk memperlihatkan atau
memperagakan hasil dari sebuah proses. Biasanya, setelah
demonstrasi dilanjutkan dengan praktek oleh peserta didik
itu sendiri. Sebagai hasil, peserta didik akan memperoleh
pengalaman belajar langsung setelah melihat, melakukan,
dan merasakan sendiri.
“Metode demonstrasi adalah metode penyajian
pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan
kepada siswa tentang suatu proses, situasi, atau benda
tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan.”(Wina
Sanjaya, Strategi Pembelajaran, 152.)

6
Berdasarkan pendapat tersebut, bahwa metode
demonstrasi digunakan untuk memperagakan tentang suatu
proses, situasi, atau benda tertentu terkait dengan materi
pelajaran yang dipelajari dengan tujuan menyajikan
pelajaran dengan lebih konkrit sehingga materi pelajaran
yang disampaikan akan lebih berkesan bagi siswa dan
membentuk pemahaman yang mendalam dan sempurna.
b. Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonstrasi
Kelebihan metode demontrasi adalah:
 Perhatian murid dapat dipusatkan kepada hal-hal yang
dianggap penting oleh guru sehingga hal yang penting itu
dapat diamati.
 Dapat membimbing murid ke arah berpikir yang sama
dalam satu saluran pikiran yang sama.
 Ekonomis dalam jam pelajaran di sekolah dan ekonomis
dalam waktu yang panjang dapat diperlihatkan melalui
demonstrasi dengan waktu yang pendek.
 Dapat mengurangi kesalaham-kesalahan bila
dibandingkan dengan hanya membaca atau
mendengarkan, karena murid mendapatkan gambaran
yang jelas dari hasil pengamatannya.
 Karena gerakan dan proses dipertunjukkan maka tidak
memerlukan keterangan-keterangan yang banyak.
Kekurangan metode demontrasi adalah:
 Metode ini memerlukan keterampilan guru secara
khusus, karena tanpa ditunjang dengan hal itu,
pelaksanaan demonstrasi akan tidak efektif.
 Fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang
memadai tidak selalu tersedia dengan baik.
 Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan
yang matang di samping memerlukan waktu yang cukup

7
panjang, yang mungkin terpaksa mengambil waktu atau
jam pelajaran lain.

3. Metode Tanya Jawab


a. Definisi Metode Tanya Jawab
Metode Tanya jawab adalah penyampaian pesan
pengajaran dengan cara mengajukan pertanyaan-
pertanyaan dan siswa memberikan jawaban atau
sebaliknya siswa diberi kesempatan bertanya dan guru
menjawab pertanyaan-pertanyaa.
Metode Tanya jawab adalah suatu metode dalam
pendidikan dan pengajaran dimana guru bertanya dan
murid-murid menjawab bahan materi yang
diperolehnya. Metode ini memungkinkan terjadinya
komunikasi langsung antara pendidik dan peserta didik,
bisa dalam bentuk pendidik bertanya dan peserta didik
menjawab atau dengan sebaliknya.
Metode tanya jawab merupakan cara menyajikan bahan
ajar dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang
memerlukan jawaban untuk mencapai tujuan.
Umumnya pada tiap kegiatan belajar mengajar selalu
ada tanya jawab. Namun, tidak pada setiap kegiatan
belajar mengajar dapat disebut menggunakan metode
tanya jawab. Dalam metode tanya jawab,
pertanyaanpertanyaan bisa muncul dari guru, bisa juga
dari peserta didik, demikian pula halnya jawaban yang
dapat muncul dari guru maupun peserta didik. Oleh
karena itu, dengan menggunakan metode ini siswa
menjadi lebih aktif daripada belajar mengajar dengan
metode ekspositori. Meskipun aktivitas siswa semakin
besar, namun kegiatan dan materi pelajaran masih
ditentukan oleh guru.

8
b. Kelebihan dan Kekurangan Metode Tanya Jawab
Kelebihan dari metode tanya jawab adalah:
 Pertanyaan menarik dapat menarik dan memusatkan
perhatian siswa, sekalipun ketika siswa sedang ribut,
yang mengantuk kembali tegar dan hilang
kantuknya.
 Merangsang siswa untuk melatih dan
mengembangkan cara berpikir, termasuk daya
 Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa
dalam menjawab dan mengemukakan pendapat.
Kekurangan dari metode tanya jawab ini adalah:
 Siswa merasa takut, apalagi bila kurang dapat
mendorong siswa untuk berani, dengan menciptakan
suasana yang tidak tegang, melainkan akrab.
 Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai
dengan tingkat berpikir dan mudah dipahami siswa.
Waktu sering banyak terbuang, terutama apabila
siswa tidak dapat menjawab pertanyaan sampai dua
atau tiga orang.
 Dalam jumlah siswa yang banyak, tidak mungkin
cukup waktu untuk memberikan pertanyaan kepada
setiap siswa.

4. Metode Resitasi
a. Definisi Metode Resitasi
Metode resitasi (penugasan) adalah metode
penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu
agar siswa melakukan kegiatan belajar.
Jadi, bisa disimpulkan bahwa metode resitasi adalah
metode pembelajaran yang dilakukan dengan memberikan
tugas tertentu kepada siswa untuk dikerjakan dan hasilnya
dapat dipertanggung jawabkan. Tugas yang diberikan guru

9
dapat memperdalam materi pelajaran dan dapat pula
mengevaluasi materi yang telah dipelajari. Sehingga siswa
akan terangsang untuk belajar aktif baik secara individual
maupun kelompok.
Tidak bisa dipungkiri bahwa selama ini semua
pendidik memberikan tugas. Jadi, kenyataan siswa banyak
mempunyai tugas dari beberapa mata pelajaran itu.
Akibatnya tigas itu terlalu banyak diberikan kepada siswa,
menyebabkan siswa mengalami kesukaran untuk
mengerjakan, serta dapat menganggu pertumbuhan siswa,
karena tidak mempunyai waktu lagi untuk melakukan
kegiatan-kegiatan lain yang perlu untuk perkembangan
jasmani dan rohaninya pada usiannya.

b. Kelebihan dan Kekurangan Metode Resitasi


Kelebihan metode tugas dan resitasi adalah:
 Baik sekali untuk mengisi waktu luang dengan hal-hal
yang konstruktif.
 Memupuk rasa tanggung jawab dalam segala tugas sebab
dalam strategi ini siswa harus mempertanggung
jawabkan segala sesuatu (tugas) yang telah dikerjakan.
 Memberikan kebiasaan siswa untuk giat belajar.
Memberikan tugas siswa untuk sifat yang praktis.
Kekuranagan metode tugas dan resitasi adalah:
 Tidak jarang pekerjaan yang ditugaskan itu diselesaikan
dengan meniru pekerjaan orang lain.
 Karena perbedaan individu, maka tugas apabila diberikan
secara umum mungkin beberapa orang diantaranya
merasa sukar sedangkan sebagian lainnya merasa mudah
menyelesaikan tugas tersebut.

10
 Apabila tugas diberikan, lebih-lebih bila itu sukar
dikerjakan, maka ketenangan mental para siswa menjadi
terpengaruh.

5. Metode Eksperimen
a. Definisi Metode Eksperimen
Metode eksperimen (percobaan) adalah cara
penyajian pelajaran, di mana siswa melakukan percobaan
dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang
dipelajar. (Syaiful Bahri Djamarah & Azwan Zain, Strategi
Belajar, 84.).
Dalam kegiatan pembelajaran yang menggunakan
metode eksperimen, siswa diiberikan kesempatan untuk
mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti
proses, mengamati objek, menganalisis, membuktikan dan
menarik kesimpulan tentang suatu permasalahan terkait
materi yang diberikan. Peran guru sangat penting pada
metode eksperimen, khususnya dalam ketelitiandan
kecermatan sehingga tidak terjadi kekeliruan dan kesalahan
memaknai kegiatan eksperimen dalam kegiatan
pembelajaran.
Pemahaman siswa akan lebih kuat dan mendalam
jika siswa diberikan kesempatan untuk mengalami secara
langsung dalam suatu proses, analisis dan pengambilan
kesimpulan terhadap suatu masalah. Hal ini akan
menimbulkan kepercayaan pada siswa bahwa yang
dipelajari merupakan suatu yang benar dan dapat
dipertanggungjawabkan. Pembelajaran matematika
dikatakan ilmu pasti, yang artinya bahwa setiap pernyataan
dalam matematika dapat dibuktikan secara analitis dan
logis. Mengingat hal tersebut maka metode eksperimen
sangat dibutuhkan dalam pembelajaran matematika

11
khususnya pada materi-materi yang membutuhkan
keterlibatan siswa secara langsung, misalnya materi
Peluang, Konsep bilangan, dan Bangun-bangun geometri.

b. Kelebihan dan Kekurangan Metode Eksperimen


Kelebihan metode eksperimen adalah:
 Metode ini dapat membuat siswa lebih percaya atas
kebenaran dan kesimpulan berdasarkan percobaannya
sendiri dari pada hanya menerima kata guru atau buku
saja.
 Dapat mengembangkan sikap untuk studi eksploratis
tentang sains dan teknologi, suatu sikap dari seorang
ilmuan.
Kekurangan metode eksperimen adalah:
 Metode ini lebih sesuai dengan bidang-bidang sains dan
teknologi.
 Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan
bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan mahal.
 Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan dan
ketabahan.
 Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang
diharapkan karena mungkin ada faktor-faktor tertentu
yang berada di luar jangkauan kemampuan dan
pengendalian.

6. Metode Latihan (Drill)


a. Definisi Metode Latihan
Metode latihan pada umumnya digunakan untuk
memeperoleh suatu ketangkasan atau keterampilan dari apa
yang telah dipelajari. Mengingat latihan ini kurang
mengembangkan bakat/inisiatif siswa untuk berpikir, maka

12
hendaknya guru/pengajar memperhatikan tingkat kewajaran
dari metode Drill.
Banyak alat yang dapat membantu orang untuk
dapat berhitung cepat dan cermat. Daftar kuadrat, daftar
akar, dekak-dekak, dan kalkulator misalnya. Tetapi
berhitung cepat dan cermat tanpa alat di sekolah tetap
diperlukan. Karena itu dalam kegiatan belajar ini akan
dibicarakan pula metode drill.
b. Kelebihan dan Kekurangan Metode Latihan
Kelebihan metode latihan ini yaitu antara lain:
 Dapat untuk memperoleh kecakapan motoris, seperti
menulis, melafalkan huruf, membuat dan menggunakan
alat-alat.
 Dapat untuk memperoleh kecakapan mental, seperti
dalam perkalian, penjumlahan, pengurangan, pembagian,
tanda-tanda/simbol, dan sebagainya.
 Dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan
dan kecepatan pelaksanaan.
Kekurangan metode latihan ini:
 Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak
didik lebih banyak dibawa kepada penyesuaian dan
diarahkan kepada jauh dari pengertian.
 Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada
lingkungan.
 Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara
berulang-ulang merupakan hal yang monoton dan mudah
membosankan.

7. Metode Inquiri
a. Definisi Metode Inquiri
Metode inquiri adalah metode pembelajaran dimana
siswa dituntut untuk lebih aktif dalam proses penemuan,

13
penempatan siswa lebih banyak belajar sendiri serta
mengembangkan keaktifan dalam memecahkan masalah.
Proses inquiri adalah suatu proses khusus untuk
meluaskan pengetahuan melalui penelitian. Oleh karena itu
metode inquiri kadang-kadang disebut juga metode
ilmiahnya penelitian. Metode inquiri adalah metode belajar
dengan inisiatif sendiri, yang dapat dilaksanakan secara
individu atau kelompok kecil.
Sebuah contoh pengajaran penemuan dalam
geometri adalah menarik jarak antara dua garis yang sejajar.
Sejenis dengan ini, dalam inquiri adalah menarik jarak
antara dua garis yang bersilangan sembarang dalam ruang.
Contoh-contoh topik lainnya untuk inquiri adalah
menentukan kepadatan lalu lintas di suatu perempatan,
menentukan air yang terbuang percuma dari kran ledeng
yang rusak, menentukan banyak air suatu aliran sungai.
Sebuah tujuan mengajar dengan inquiri adalah agar
siswa tahu dan belajar metode ilmiah dengan inquiri dan
mampu mentransfernya ke dalam situasi lain. Metode ini
terdiri dari 4 tahap, yaitu: Guru merangsang siswa dengan
pertanyaan, masalah, permainan, teka-teki, dan sebagainya.
Sebagai jawaban atas rangsangan yang diterimanya, siswa
menentukan prosedur mencari dan mengumpulkan
informasi atau data yang diperlukannya untuk memecahkan
pertanyaan, pernyataan, masalah, dan sebagainya. Siswa
menghayati pengetahuan yang diperolehnya dengan inquiri
yang baru dilaksanakan. Siswa menganalisis metode inquiri
dan prosedur yang ditemukan untuk dijadikan metode
umum yang dapat diterapkannya.
Adapun kegiatan-kegiatan dalam menerapkan
metode inquiri, sebagai berikut:

14
 Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang fenomena
alam;
 Merumuskan masalah yang ditemukan;
 Merumuskan hipotesis;
 Merancang dan melakukan eksperimen;
 Mengumpulkan dan menganalisis data;
 Menarik kesimpulan mengembangkan sikap ilmiah,
yakni: objektif, jujur, hasrat ingin tahu, terbuka,
berkemauan, dan tanggung jawab.
b. Kelebihan dan Kekurangan Metode Inquiri
Kelebihan dari Metode Inquiri:
 Siswa aktif dalam kegiatan belajar, sebab ia berfikir
sebab ia berfikir dan menggunakan kemampuan untuk
hasil akhir.
 Perkembangan cara berfikir ilmiah, seperti menggali
pertanyaan, mencari jawaban, dan menyimpulkan /
memperoses keterangan dengan metode inquiri dapat
dikembangkan seluas-luasnya.
 Dapat melatih anak untuk belajar sendiri dengan positif
sehingga dapat mengembangkan pendidikan demokrasi.
Kekurangan dari metode inquiri:
 Belajar mengajar dengan metode inquiri memerlukan
kecerdasarn anak yang tinggi.
 Bila anak kurang cerdas, hasilnya kurang efektif.
 Metode inquri kurang cocok pada anak yang usianya
terlalu muda, misalnya anak SD.
8. Metode Pemecahan Masalah
a. Definisi Metode Pemecahan Masalah
Metode pemecahan masalah merupakan metode
pembelajaran yang dilakukan dengan memberikan suatu
permasalahan, yang kemudian dicari penyelasainnya
dengan dimulai dari mencari data sampai pada kesimpulan.

15
Seperti apa yang ungkapkan oleh Syaiful Bahri Djamarah
dan Aswan Zain bahwa Metode problem solving (metode
pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode
mengajar, tetapi juga merupakan metode berpikir, sebab
dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode
lainnya yang dimulai dengan mencari data sampai kepada
menarik kesimpulan.

b. Kelebihan dan Kekurangan Metode Pemecahan


Masalah.
Kelebihan metode pemecahan masalah ini adalah:
 Pemecahan masalah merupakan tehnik yang cukup bagus
untuk memahami isi pelajaran.
 Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan siswa
serta memberikan siswa kepuasan untuk menemukan
pengetahuan baru bagi siswa.
 Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktifitas
pembelajaran siswa.
 Pemecahan masalah dapat membantu siswa bagaimana
mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami
masalah dalam kehidupan nyata.
 Melalui pemecahan masalah bisa memperlihatkan
kepada siswa bahwa setiap mata pelajaran (matematika,
IPA, sejarah, dan lain sebagainya), pada dasarnya
merupakan cara berpikir, dan sesuatu yang harus
dimengerti oleh siswa, bukan hanya sekedar belajar dari
guru atau dari buku-buku saja.
 Pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan
disukai siswa.
 Pemecahan masalah (problem solving) dapat
memberikan kesempatan pada siswa untuk

16
mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam
dunia nyata.
 Pemecahan masalah dapat mengembangkan minat siswa
untuk secara terus menerus belajar sekalipun belajar pada
pendidikan formal telah berakhir. (Wina Sanjaya,
Strategi Pembelajaran).
Kekurangan metode pemecahan masalah adalah:
 Menentukan suatu masalah yang tingkat kesulitannya
sesuai dengan tingkat berpikir siswa, tingkat sekolah dan
kelasnya serta pengetahuan dan pengalaman yang telah
dimiliki siswa, sangat memerlukan kemampuan dan
keterampilan guru.
 Proses belajar mengajar dengan menggunakan metode
ini sering memerlukan waktu yang cukup banyak dan
sering terpaksa mengambil waktu pelajaran.
 Mengubah kebiasaan siswa belajar dengan
mendengarkan dan menerima informasi dari guru
menjadi belajar dengan banyak berpikir memecahkan
permasalahan sendiri atau kelompok, yang kadang-
kadang memerlukan berbagai sumber belajar, merupakan
kesulitan tersendiri bagi siswa.

9. Metode Diskusi
a. Definisi Metode Diskusi
Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, di
mana siswa-siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang
bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat
problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama.
Metode diskusi merupakan salah satu metode
pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan
pembelajaran dengan memberikan siswa suatu
permasalahan untuk diselesaikan bersama-sama. Sehingga

17
akan terjadi interaksi antara dua atau lebih siswa untuk
saling bertukar pendapat, informasi, maupun pengalaman
masing-masing dalam memecahkan permasalahan yang
diberikan oleh guru.
Tujuan penggunaan metode diskusi dalam kegiatan
pembelajaran seperti yang diungkapkan Killen (1998)
adalah” tujuan utama metode ini adalah untuk
memecahakan suatau permasalahan, menjawab pertanyaan,
menambah dan memahami pengatahuan siswa, serta untuk
membuat suatu keputusan.” (Wina Sanjaya, Strategi
Pembelajaran, h. 154.)
Metode diskusi sangat tepat digunakan untuk
mengembangkan kemampuan siswa dalam bekerjasama
untuk memecahkan masalah serta melatih siswa untuk
mengeluarkan pendapat secara lisan. Dalam pembelajaran
matematika metode diskusi sangat tepat digunakan pada
materi-materi yang menantang untuk sama-sama
dipecahkan, misalnya materi bangun-bangun geometri,
peluang dan konsep bilangan.
Adapun dalam pelaksanaan metode diskusi, guru
harus benar-benar mampu mengorganisasikan siswa
sehingga diskusi dapat berjalan seperti yang diharapkan.

b. Kelebihan dan Kekurangan Metode Diskusi


Kelebihan dari metode diskusi adalah:
 Siswa memperoleh kesempatan untuk berpikir.
 Siswa mendapat pelatihan mengeluarkan pendapat, sikap
dan aspirasinya secara bebas.
 Siswa belajar bersikap toleran terhadap teman-temannya.
 Diskusi dapat menumbuhkan partisipatif aktif dikalangan
siswa.

18
 Diskusi dapat mengembangkan sikap demokratif, dapat
menghargai pendapat orang lain.
Kekurangan dari metode diskusi adalah
 Diskusi terlalu menyerap waktu.
 Pada umumnya siswa tidak terlatih untuk melakukan
diskusi dan menggunakan waktu diskusi dengan baik,
maka kecenderungannya mereka tidak sanggup
berdiskusi.
 Kadang-kadang guru tidak sanggup memahami cara-cara
melaksanakan diskusi, maka kecenderungannya diskusi
tanya jawab.

2.3 Kriteria Pemilihan Metode


Guru sebagai salah satu sumber belajar berkewajiban menyediakan
lingkungan belajar yang kreatif bagi kegiatan belajar anak didik di kelas.
Salah satu kegiatan yang harus dilakukan adalah melakukan penentuan dan
pemilihan metode. Suatu metode yang digunakan oleh guru untuk
mengajar harus benar-benar dikuasai. Sehingga pada saat penggunaannya
dapat menciptakan suasana interaksi edukatif.
Metode-metode yang dipilih dipergunakan berdasarkan
manfaatnya, jadi seorang guru dikatakan kompeten bila ia memiliki
khazanah cara penyampaian yang kaya dan memiliki kriteria yang akan
digunakan untuk memilih cara-cara dalam menyajikan pengalaman belajar
mengajar. Dalam proses belajar mengajar juga dibutuhkan alat bantu yang
digunakan untuk menghilangkan verbalitas. Sehingga siswa lebih cepat
menyerap materi yang telah disampaikan.
Metode pembelajaran yang diterapkan guru hendaknya dapat
mewujudkan hasil karya siswa. Siswa dituntun untuk dapat berfikir kritis
dan kreatif dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menyampaikan ide-idenya. Pemilihan metode yang kurang tepat dengan
sifat bahan dan tujuan pembelajaran menyebabkan kelas kurang bergairah
dan kondisi siswa kurang kreatif. Sehingga dengan penerapan metode

19
yang tepat dengan berbagai macam indikator tersebut dapat meningkatkan
minat siswa pada bahan pelajaran yang disampaikan dan minat yang besar
pada akhirnya akan berpengaruh terhadap prestasi yang akan diraihnya.
1. Metode Ceramah
Kriteria dalam pemilihan metode ceramah ini adalah berdasarkan waktu
pembelajaran karena misalnya waktu untuk pembelajaran pendek maka
metode yang tepat digunakan adalah metode ceramah ini.

2. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi dibutuhkan dalam pembelajaran matematika
terutama materi-materi yang membutuhkan alat peraga pembelajaran.
Ini untuk menanamkan pemahaman yang mendasar dan konstruktif
terhadap materi yang dipelajari. Metode demonstrasi sangat tepat
digunakan pada materi Bangun-bangun geometri.

3. Metode Tanya Jawab


Kriteria dalam pemilihan metode ini yaitu hanya dapat dipakai oleh
guru secara umum untuk menetapkan perkiraan apakah anak didik yang
mendapat giliran pertanyaan sudah memahami pelajaran yang diberikan
dan metode ini tidak dapat digunakan sebagai ukuran untuk menetapkan
kadar pengetahuan anak didik dalam suatu kelas karena metode ini
tidak memberi kesempatan yang sama pada setiap murid untuk
menjawab pertanyaan.

4. Metode Resitasi
Kriteria dalam pemilihan metode ini adalah jangan terlalu sesering atau
kerap kali memberikan resitasi atau tugas kepada peserta didik agar
tidak terlalu menyita waktu para peserta didik dan menganggu
pertumbuhan dan perkembangan peserta didik secara wajar.
Sebab itu dalam pelaksanaan metode ini perlu memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
 Merumuskaan tujuan khusus dari tugas yang diberikan.

20
 Pendidik perlu merumuskan tugas-tugas dengan jelas dan mudah
dimengerti.

5. Metode Eksperimen
Kriteria dalam pemilihan metode ini adalah harus didasarkan pada
tingkat kemampuan pendidik, apakah pendidik mempunyai keahlian
melakukan eksperimen dari meteri yang akan di ajaran dengan
menggunakan metode ini.

6. Metode Latihan (Drill)


Kriteria dalam pemilihan metode ini sama dengan kriteria pemilihan
metode demonstrasi yaitu konteks domain tujuan pembelajaran yang
penekannya pada ranah psikomotor, katena metode latihan ini terarah
pada kemampuan dan keterampilan peserta didik.

7. Metode Inquiri
Metode ini berada pada ranah kognitif, maka kriteria pemilihan metode
pembelajaaran metode inquiri adalah harus didasarkan pada tujuan
pembelajaran atau konteks domain tujuan pembelajaran yang tujuannya
dengan penekanannya pada domain kognitif.

8. Metode Pemecahan Masalah


Metode pemecahan masalah bukan hanya sekedar metode mengajar,
tetapi juga merupakan metode berpikir, sebab dalam problem solving
dapat menggunakan metode-metode lainnya yang dimulai dengan
mencari data sampai kepada menarik kesimpulan. Penggunaan metode
problem solving mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
 Mencari data atau keterangan yang digunakan untuk memecahkan
masalah tersebut.
 Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut.
 Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut.
 Menarik kesimpul

21
Maka dapat disimpulkan bahwa ciri pemilihan metode ini
berdasarkan sifat atau karakter pendidik yang pendiam.

9. Metode Diskusi
Kriteria dalam pemilihan diskusi didasarkan pada beberapa aspek, yaitu
Tingkat kemampuan siswa itu sendiri, Materi (bahan ajar) dengan
karakteristik yang berbeda atau materi yang telalu banyak maka boleh
menggunakan metode pembelajaran ini.

2.4 Teknik Model Pembelajaran


Teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan
seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik.
Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa
yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara
teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang
jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode
diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya
tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini,
guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang
sama.

22
Gambar posisi hierarki dari masing-masing pembelajaran:

23
2.5 Pendekatan Pembelajaran
2.5.1 Pengertian Pendekatan dalam Pembelajaran:
Interaksi dalam pembelajaran adalah bagaimana cara guru
dapat meningkatkan motivasi belajar dari siswa. Hal ini berkaitan
dengan strategi apa yang dipakai oleh guru, bagaimana guru
melakukan pendekatan terhadap siswanya. Dalam sebuah
pembelajaran yang baik guru berperan sebagai pembimbing dan
fasilitator. Dalam peranannya sebagai pembimbing, guru berusaha
menghidupkan dan memberikan motivasi agar terjadi proses
interaksi yang kondusif. Guru sebagai fasilitator, guru berusaha
memberikan fasilitas yang baik melalui pendekatan-pendekatan
yang dilakukan.
Pendekatan (approach) pembelajaran fisika adalah cara
yang ditempuh guru dalam pelaksanaan agar konsep yang disajikan
bisa beradaptasi dengan sisiwa. Pendekatan pembelajaran dapat
diartikan juga sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap
proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang
terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di
dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari
metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.
Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis
pendekatan, yaitu: Pendekatan pembelajaran yang berorientasi
atau berpusat pada siswa (student centered approach), dimana
pada pendekatan jenis ini guru melakukan pendekatan dengan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif dalam
proses pembelajaran, dan Pendekatan pembelajaran yang
berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach),
dimana pada pendekatan jenis ini guru menjadi subjek utama
dalam proses pembelajaran.

2.5.2 Macam-macam Pendekatan Pembelajaran


1. Pendekatan Konstektual

24
Pendekatan Kontekstual atau Contextual Teaching and
Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia
nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat
(US Departement of Education, 2001). Dalam konteks ini siswa
perlu mengerti apa makna belajar, manfaatnya, dalam status apa
mereka dan bagaimana mencapainya. Sehingga, akan membuat
mereka memposisikan sebagai diri sendiri yang memerlukan
suatu bekal yang bermanfaat untuk hidupnya nanti dan siswa
akan berusaha untuk menggapainya. Dalam pengajaran
kontekstual memungkinkan terjadinya lima bentuk belajar yang
penting, yaitu:
a. Mengaitkan
Mengaitkan adalah strategi yang paling hebat dan merupakan
inti konstruktivisme. Guru menggunakan strategi ini ketia ia
mengkaitkan konsep baru dengan sesuatu yang sudah dikenal
siswa. Jadi dengan demikian, mengaitkan apa yang sudah
diketahui siswa dengan informasi baru.
b. Mengalami
Mengalami merupakan inti belajar kontekstual dimana
mengaitkan berarti menghubungkan informasi baru dengan
pengelaman maupun pengetahui sebelumnya. Belajar dapat
terjadi lebih cepat ketika siswa dapat memanipulasi peralatan
dan bahan serta melakukan bentuk-bentuk penelitian yang
aktif.
c. Menerapkan
Siswa menerapkan suatu konsep ketika ia malakukan
kegiatan pemecahan masalah. Guru dapet memotivasi siswa
dengan memberikam latihan yang realistic dan relevan.
d. Kerjasama

25
Siswa yang bekerja secara individu sering tidak membantu
kemajuan yang signifikan. Sebaliknya, siswa yang bekerja
secara kelompok sering dapat mengatasi masalah yang
komplek dengan sedikit bantuan. Pengalaman kerjasama
tidak hanya membanti siswa mempelajari bahan ajar, tetapi
konsisten dengan dunia nyata.
e. Mentransfer
Peran guru membuat bermacam-macam pengalaman belajar
dengan focus pada pemahaman bukan hapalan.

2. Pendekatan Konstrutivisme
Pendekatan konstruktivisme merupakan pendekatan
dalam pembelajaran yang lebih menekankan pada tingkat
kreatifitas siswa dalam menyalurkan ide-ide baru yang dapat
diperlukan bagi pengembangan diri siswa yang didasarkan pada
pengetahuan.
Dalam pendekatan konstruktivisme ini peran guru hanya
sebagai pembimbing dan pengajar dalam kegiatan pembelajaran.
Oleh karena itu, guru lebih mengutamakan keaktifan siswa dan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyalurkan ide-
ide baru yang sesuai dengan materi yang disajikan untuk
meningkatkan kemampuan siswa secara pribadi.
Secara umum yang disebut konstruktivisme menekankan
kontribusi seseorang pembelajar dalam memberikan arti, serta
belajar sesuatu melalui aktivitas individu dan sosial. Tidak ada
satupun teori belajar tentang konstruktivisme, tetapi terdapat
beberapa pendekatan konstruktivis, misalnya pendekatan yang
khusus dalam pendidikan matematik dan sains. Beberapa
pemikir konstruktivis seperti Vigotsky menekankan berbagi dan
konstruksi sosial dalam pembentukan pengetahuan
(konstruktivisme sosial); sedangkan yang lain seperti Piaget

26
melihat konstruksi individu (konstruktivisme individu) yang
utama:
a. Konstrukstivisme Individu
Para psikolog konstruktivis yang tertarik dengan pengetahuan
individu, kepercayaan, konsep diri atau identitas adalah
mereka yang biasa disebut konstruktivis individual. Riset
mereka berusaha mengungkap sisi dalam psikologi manusia
dan bagaimana seseorang membentuk struktur emosional
atau kognitif dan strateginya
b. Konstruktivisme social
Berbeda dengan Piaget, Vygotsky percaya bahwa
pengetahuan dibentuk secara sosial, yaitu terhadap apa yang
masing-masing partisipan kontribusikan dan buat secara
bersama-sama. Sehingga perkembangan pengetahuan yang
dihasilkan akan berbeda-beda dalam konteks budaya yang
berbeda. Interaksi sosial, alat-alat budaya, dan aktivitasnya
membentuk perkembangan dan kemampuan belajar
individual.
Ciri-ciri pendekata konstruktivisme:
1. Dengan adanya pendekatan konstruktivisme,
pengembangan pengetahuan bagi peserta didik dapat
dilakukan oleh siswa itu sendiri melalui kegiatan
penelitian atau pengamatan langsung sehingga siswa dapat
menyalurkan ide-ide baru sesuai dengan pengalaman
dengan menemukan fakta yang sesuai dengan kajian teori.
2. Antara pengetahuan-pengetahuan yang ada harus ada
keterkaitan dengan pengalaman yang ada dalam diri siswa.
3. Setiap siswa mempunyai peranan penting dalam
menentukan apa yang mereka pelajari.
4. Peran guru hanya sebagai pembimbing dengan
menyediakan materi atau konsep apa yang akan dipelajari

27
serta memberikan peluang kepada siswa untuk
menganalisis sesuai dengan materi yang dipelajari

3. Pendekatan Deduktif
Pendekatan deduktif (deductive approach) adalah
pendekatan yang menggunakan logika untuk menarik satu atau
lebih kesimpulan (conclusion) berdasarkan seperangkat premis
yang diberikan. Dalam sistem deduktif yang kompleks, peneliti
dapat menarik lebih dari satu kesimpulan. Metode deduktif
sering digambarkan sebagai pengambilan kesimpulan dari
sesuatu yang umum kesesuatuyang khusus.
Pendekatan deduktif merupakan proses penalaran yang
bermula dari keadaan umum ke keadaan khusus sebagai
pendekatan pengajaran yang bermula dengan menyajikan aturan,
prinsip umum dan diikuti dengan contoh contoh khusus atau
penerapan aturan, prinsip umum ke dalam keadaan khusus.

4. Pendekatan Induktif
Pendekatan induktif menekanan pada pengamatan
dahulu, lalu menarik kesimpulan berdasarkan pengamatan
tersebut. Metode ini sering disebut sebagai sebuah pendekatan
pengambilan kesimpulan dari khusus menjadi umum.
Pendekatan induktif merupakan proses penalaran yang
bermula dari keadaan khusus menuju keadaan umum.

5. Pendekatan Konsep
Pendekatan konsep adalah pendekatan yang
mengarahkan peserta didik meguasai konsep secara benar
dengan tujuan agar tidak terjadi kesalahan konsep
(miskonsepsi). Konsep adalah klasifikasi perangsang yang

28
memiliki ciri-ciri tertentu yang sama. Konsep merupakan
struktur mental yang diperoleh dari pengamatan dan
pengalaman.
Pendekatan Konsep merupakan suatu pendekatan
pengajaran yang secara langsung menyajikan konsep tanpa
memberi kesempatan kepada siswa untuk menghayati
bagaimana konsep itu diperoleh.
Ciri-ciri suatu konsep adalah:
1. Konsep memiliki gejala-gejala tertentu
2. Konsep diperoleh melalui pengamatan dan pengalaman
langsung
3. Konsep berbeda dalam isi dan luasnya
4. Konsep yang diperoleh berguna untuk menafsirkan
pengalaman-pengalarnan
5. Konsep yang benar membentuk pengertian
6. Setiap konsep berbeda dengan melihat ciri-ciri tertentu

6. Pendekatan Proses
Pendekatan proses merupakan pendekatan pengajaran
yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk menghayati
proses penemuan atau penyusunan suatu konsep sebagai suatu
keterampilan proses.
Pendekatan proses adalah pendekatan yang berorientasi
pada proses bukan hasil. Pada pendekatan ini peserta didik
diharapkan benar-benar menguasai proses. Pendekatan ini
penting untuk melatih daya pikir atau mengembangkan
kemampuan berpikir dan melatih psikomotor peserta didik.
Dalam pendekatan proses peserta didik juga harus dapat
mengilustrasikan atau memodelkan dan bahkan melakukan

29
percobaan. Evaluasi pembelajaran yang dinilai adalah proses
yang mencakup kebenaran cara kerja, ketelitian, keakuratan,
keuletan dalam bekerja dan sebagainya.

7. Pendekatan Sains, Teknologi, dan Masyarakat


Pendekatan Science, Technology and Society (STS) atau
pendekatan Sains, Teknologi dan Masyarakat (STM) merupakan
gabungan antara pendekatan konsep, keterampilan proses,
CBSA, Inkuiri dan diskoveri serta pendekatan lingkungan.
(Susilo,1999). Istilah Sains Teknologi Masyarakat (STM) dalam
bahasa Inggris disebut Sains Technology Society (STS), Science
Technology Society and Environtment (STSE) atau Sains
Teknologi Lingkungan dan Masyarakat. Meskipun istilahnya
banyak namun sebenarnya intinya sama yaitu Environtment,
yang dalam berbagai kegiatan perlu ditonjolkan.
Sains Teknologi Masyarakat (STM) merupakan
pendekatan terpadu antara sains, teknologi, dan isu yang ada di
masyarakat. Adapun tujuan dari pendekatan STM ini adalah
menghasilkan peserta didik yang cukup memiliki bekal
pengetahuan, sehingga mampu mengambil keputusan penting
tentang masalah-masalah dalam masyarakat serta mengambil
tindakan sehubungan dengan keputusan yang telah diambilnya
Filosofi yang mendasari pendekatan STM adalah
pendekatan konstruktivisme, yaitu peserta didik menyusun
sendiri konsep-konsep di dalam struktur kognitifnya
berdasarkan apa yang telah mereka ketahui.

2.6 Strategi Pembelajaran


2.6.1 Pengertian Strategi Pembelajaran:
Strategi adalah suatu pola yang direncanakan dan ditetapkan
secara sengaja untuk melakukan kegiatan atau tindakan. Strategi

30
mencakup tujuan kegiatan, siapa yang terlibat dalam kegiatan, isi
kegiatan, proses kegiatan, dan sarana penunjang kegiatan. Strategi
yang diterapkan dalam kegiatan pembelajaran disebut strategi
pembelajaran.
Dimana pembelajaran adalah upaya pendidik untuk
membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar. Tujuan
strategi pembelajaran adalah terwujudnya efesiensi dan efektivitas
kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik. Pihak-pihak yang
terlibat dalam pembelajaran adalah pendidik (perorangan dan atau
kelompok) serta peserta didik (perorangan, kelompok dan atau
komunitas) yang berinteraksi edukatif antara satu dengan yang
lainnya. Isi kegiatannya adalah bahan/materi belajar yang
bersumber dari kurikulum suatu program pendidikan. Proses
kegiatan adalah langkah-langkah yang dilalui pendidik dan peserta
didik dalam pembelajaran. Sumber pendukung kegiatan
pembelajaran mencakup fasilitas dan alat-alat bantu pembelajaran.
Dengan demikian strategi pembelajaran mencakup
penggunaan pendekatan, metode dan teknik, bentuk media, sumber
belajar, pengelompokan peserta didik, untuk mewujudkan interaksi
edukasi antara pendidik dengan peserta didik, antar peserta didik,
dan terhadap proses, hasil, dan/atau dampak kegiatan pembelajaran.
Stretegi pembelajaran adalah pendekatan menyeluruh dalam
suatu sistem pembelajaran yang berupa pedoman umum dan
kerangka kegiatan untuk mencapai tujuan pembelajaran, yang
dijabarkan dari pendangan falsafah atau teori belajar tertentu.
Berikut pendapat beberapa ahli berkaitan dengan pengertian
strategi pembelajaran.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
strategi pembelajaran merupakan suatu rencana tindakan atau
rangkaian kegiatan yang dipilih guru mencakup penggunaan
metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya yang ditujukan
untuk siswa, yang bertujuan agar tercapainya tujuan pembelajaran.

31
Hal ini bahwa berarti di dalam penyusunan suatu strategi baru
sampai pada proses penyusunan rencana kerja, belum sampai
tindakan. Strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu, artinya
arah dari semua keputusan penyusunan langkah-langkah
pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar,
semua diarahkan dalam pencapaian tujuan.

2.6.2 Jenis-Jenis Strategi Pembelajaran:


1. Strategi Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)
Strategi pembelajaran langsung merupakan strategi yang
kadar berpusat pada gurunya paling tinggi, dan paling sering
digunakan. Pada strategi ini termasuk didalamnya metode-
metode ceramah, pertanyaan didaktik, pengajaran eksplisit,
praktek dan latihan, serta demonstrasi. Strategi pembelajaran
langsung efektif digunakan untuk memperluas informasi atau
mengembangankan ketrampilan langkah demi langkah.
2. Strategi Pembelajaran Tidak Langsung (Indirect Instruction)
Pembelajaran tidak langsung memperlihatkan bentuk
keterlibatan siswa yang tinggi dalam observasi, penyelidikan,
penggambaran inferensi berdasarkan data, atau pembentukan
hipotesis. Dalam pembelajaran tidak langsung, peran guru
beralih dari penceramah menjadi fasilitator, pendukung, dan
sumber personal (resourse person). Guru merancang lingkungan
belajar, memberikan kesempatan siswa untuk terlibat, dan
memungkinkan memberikan umpanbalik kepada siswa ketika
meraka melakukan inkuiri. Strategi pembelajaran tidak langsung
mengisyaratkan bahan-bahan cetak, non-cetak, dan sumber-
sumber manusia.
3. Strategi Pembelajaran Interaktif (Interactive Intruction)
Strategi pembelajaran interaktif merujuk kepada bentuk
diskusi dan saling berbagi diantara peserta didik. Seaman dan
Fellenz (1989) mengemukakan bahwa diskusi dan saling berbagi

32
akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan
reaksi terhadap gagasan, pengalaman, pandangan, dan
pengetahuan guru atau kelompok, serta mencoba mencari
alternatif dalam berfikir.
Strategi pembelajaran interaktif dikembangkan dalam
rentang pengelompokan dan metode-metode interaktif.
Didalamnya terdapat bentuk-bentuk diskusi kelas, diskusi
kelompok kecil atau pengkerjaan tugas berkelompok, dan kerja
sama siswa secra berpasangan.
4. Strategi Pembelajaran melalui Pengalaman (Experiential
Learning)
Strategi pembelajaran melalui pengalaman menggunakan
bentuk sekuensi induktif, berpusat pada siswa, dan berorientasi
pada aktivitas. Penekana dalam strategi belajar melalui
pengalaman adalah pada proses belajar, dan bukan hasil belajar.
Guru dapat menggunakan strategi ini baik di dalam kelas
maupun di luar kelas. Sebagai contoh, di dalam kelas dapat
digunakan metode simulasi, sedangkan di luar kelas dapat
dikembangkan metode observasi untuk memperoleh gambaran
pendapat umum.
5. Strategi Pembelajaran Mandiri
Belajar mandiri merupakan strategi pembelajaran yang
bertujuan untuk membangun inisiatif individu, kemandirian, dan
peningkatan diri. Fokusnya adalah pada perencanaan belajar
mandiri oleh peserta didik dengan bantuan guru. Belajar mandiri
juga bisa dilakukan dengan teman atau sebagan dari kelompok
kecil. Kelebihan dari pembelajaran ini adalah membentuk
peserta didik yang mandiri dan bertanggung jawab. Sedangkan
kekurangannya adalah peserta belum dewasa, sulit
menggunakan pembelajaran mandiri.

2.6.3 Istilah Terkait dalam Strategi Pembelajaran

33
Dikenal beberapa istilah dalam pembelajaran yang memiliki
kemiripan makna, sehingga seringkali orang merasa bingung untuk
membedakannya. Istilah tersebut yaitu sebagai berikut:
1. Pendekatan Pembelajaran
Istilah pendekatan berasal dari bahasa inggris “approach”
yang memiliki beberapa arti, diantaranya diartikan dengan
“pendekatan”. Dalam dunia pengajaran, kata approach lebih
tepat diartikan a way of begining something (cara memulai
sesuatu). Oleh karena itu, istilah pendekatan dapat diartikan
sebagai “cara memulai pendekatan”.
Pendekatan pembelajaran digambarkan sebagai kerangka
umum tentang skenario yang digunakan guru untuk
membelajarkan siswa dalam rangka mencapai suatu tujuan
pembelajaran. Diagram berikut memperliharkan dengan lebih
jelas tentang hubungan antara model pembelajaran, pendekatan,
stategi pembelajaran, metode pembelajaran, dan keterampilan
mengajar.

2. Model Pembelajaran
Model pembelajaran merupakan kerangka dasar
pembelajaran yang dapat diisi oleh beragam muatan mata
pelajaran, sesuai dengan karakteristik kerangka dasarnya. Model
pembelajaran ini dapat muncul dalam beragam bentuk dan
variasinya sesuai dengan landasan filosofis dan pedagogis yang
melatar belakanginya.
Dengan demikian, maka model pembelajaran mempunyai
makna yang lebih luas daripada pendekatan, strategi, metode
atau prosedur. Model pembelajaran adalah suatu perencanaan
atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam
tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat

34
pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer,
kurikulum, dan lain-lain.
Model pembelajaran mempunyai ciri khusus yang
membedakan dengan strategi, metode atau prosedue, ciri
tersebut ialah:
 Rasional teoritis logis yang disusun oleh para pencipta atau
pengembangnya.
 Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana peserta didik
belajar.
 Tingkah laku pembelajaran yang diperlukan agar model tsb
dapat dilaksanakan dengan berhasil.
 Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan
pembelajaran itu dapat tercapai.

3. Metode Pembelajaran
Metode menurut J.R. david dalam Teaching Strategies
for College Class Room (1976) ialah” A way in achieving
something” (cara untuk mencapai sesuatu). Untuk melaksanakan
suatu strategi, digunakan seperangkat metode pengeajaran
tertentu. Dalam pengertian demikian maka metode pengajaran
menjadi salah satu unsur dalam strategi pembelajarann. Unsur
seperti sember belajar, kemampuan guru dan siswa, media
pendidikan, materi pengajaran, organisasi, waktu tersedia,
kondisi kelas, dan lingkungan merupakan unsur-unsur yang
mendukung strategi pembelajaran. Dalam bahasa Arab, metode
dikenal dengan istilah at-thariq (jalan-cara).
Metode digunakan oleh guru untuk mengkreasi
lingkungan belajar dan mengkhususkan aktivitas dimana guru
dan siawa terlibat selama proses pembelajaran berlangsung.
Biasanya metode digunakan melalui salah satu strategi, tetapi
juga tidak tetutup kemungkinan beberapa metode berbeda dalam
strategi yang bervariasi, artinya penetapan metode dapat

35
divariasikan melalui strategi yang berbeda tergantung pada
tujuan yang akan dicapai dan konten proses yang akan dilakukan
dalam kegiatan pembelajaran.

36
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Metode pembelajaran berarti suatu prosedur, urutan langkah-langkah
dan cara yang digunakan guru dalam pencapaian tujuan pembelajaran.
Kedudukan metode dalam pembelajaran mempunyai ruang lingkup
sebagai cara dalam:pemberian dorongan, pengungkap tumbuhnya minat
belajar, penyampaian bahan belajar, pencipta iklim belajar yang konusif,
tenaga untuk melahirkan kreativitas, pendorong untuk penilaian diri
dalam proses dan hasil belajar, serta pendorong dalam melengkapi
kelemahan hasil belajar.
Dari metode-motode pembelajaran tersebut terdapat kelebihan
dan kekurangan. Untuk itu diharapkan sumber belajar(guru) maupun calom
guru harus mampu mengimplementasikan berbagai metode mengajar, kriteria,
teknik, pendekatan maupun strategi dalam pelaksanaan demi tercapainya
tujuan pembelajaran.

3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi rekan-rekan sekalian dan
dapat menambah wawasan kita mengenai metode pembelajaran dan
implementasinya dalam pengajaran matematika serta kriteria pemilihan
metode, teknik, pendekatan dan strategi pembelajarian terhadap aktifitas
peserta didik.
Bagi mereka yang terlibat dalam dunia keguruan, hendaknya secara
antusias untuk meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan, khusunya
yang terkait baik langsung maupun tidak langsung dalam dunia pendidikan,
dan juga semakin memperbaiki hubungan sosial, dan personal diri kita
sendiri.

37
38
Daftar Pustaka

Zuhairini, dkk. 1983. Metodik Khusus Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

Pande Ali & Imansyah. 1984. Didaktik Metode. Surabaya: Usaha Nasional.

Sagala Syaiful. 2008. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

http://file.upi.edu/Direktori/DUALMODES/MODEL_PEMBELAJARAN_MATE
MATIKA/METODE__PEMBELAJARAN__MATEMATIKA,_BERMAIN__SA
MBIL__BELAJAR.pdf

http://kurtek.upi.edu/media/sources/6-pemilihan.pdf

http://www.damandiri.or.id/file/mariasugiharyaniunmuhsolobab1-5.pdf

http://syasmkn2tb.wordpress.com/2012/08/02/kriteria-pemilihan-metode-
pembelajaran/

Majid, A. (2015). Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

39

Anda mungkin juga menyukai