Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

“STRATEGI DAN MODEL PEMBELAJARAN IPS KELAS RENDAH”

Disusun Oleh:
Isfa lara
Hidayat
Celsi Okta lisky

Dosen Pengampu :

Muhammad Dwi Kurniadi, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLA DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

MUARA BUNGO

2023
KATA PENGANTAR

Bungo, 02 Mei 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................
B. Rumusan Masalah........................................................................................
C. Tujuan...........................................................................................................
D. Manfaat.........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Strategi Pembelajaran
B. Pengertian Model-model Pembelajaran
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................................
B. Saran.............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menjadi Guru Profesional memang keinginan semua Guru tetapi untuk
meraihnya tidaklah mudah. Butuh pembelajaran dan usaha yang serius. Upaya
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan kualitas manusia
seutuhnya, adalah misi pendidikan yang menjadi tanggung jawab professional
setiap guru. Guru tidak cukup hanya menyampaikan materi pengetahuan
kepada siswa di kelas tetapi dituntut untuk meningkatkan kemampuan guna
mendapatkan dan mengelola informasi yang sesuai dengan kebutuhan
profesinya. Mengajar bukan lagi usaha untuk menyampaikan ilmu
pengetahuan, melainkan juga usaha menciptakan system lingkungan yang
membelajarkan subjek didik agar tujuan pengajaran dapat tercapai secara
optimal. Mengajar dalam pemahaman ini memerlukan suatu strategi belajar
mengajar yang sesuai. Mutu pengajaran tergantung pada pemilihan strategi
yang tepat dalam upaya mengembangkan kreativitas dan sikap inovatif subjek
didik.
Pendidikan IPS sudah lama dikembangkan dan dilaksanakan dalam
kurikulum-kurikulum di Indonesia. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS) adalah salah satu mata pelajaran yang berusaha membekali wawasan dan
keterampilan peserta didik sekolah untuk mampu beradaptasi dan
bermasyarakat serta menyesuaikan dengan perkembangan dalam eraglobalisasi
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Strategi Pembelajaran.?
2. Apa Pengertian Model Pembelajaran.?
C. Tujuan
1. Memahami Pengertian Strategi Pembelajaran
2. Untuk mengatahui Pengertian Model Pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Straregi Pembelajaran
Menurut pengertian ini strategi belajar-mengajar meliputi rencana,
metode dan perangkat kegiatan yang direncanakan untuk mencapai tujuan
pengajaran tertentu. Untuk melaksanakan strategi tertentu diperlukan
seperangkat metode pengajaran. Strategi dapat diartikan sebagai aplan of
operation achieving something “rencana kegiatan untuk mencapai sesuatu”.
Sedangkan metode ialah a way in achieving something “cara untuk mencapai
sesuatu”. Untukmelaksanakan suatu strategi digunakan seperangkat metode
pengajaran tertentu. Dalam pengertian demikian maka metode pengajaran
menjadi salah satu unsur dalam strategi belajar mengajar.
Unsur seperti sumber belajar, kemampuan guru dan siswa, media
pendidikan, materi pengajaran, organisasi adalah: waktu tersedia, kondisi kelas
dan lingkungan merupakan unsur-unsur yang mendukung strategi belajar-
mengajar.
Setiap orang mempunyai cara yang berbeda dalam melaksanakan suatu
kegiatan. Biasanya cara tersebut telah direncanakan sebelum pelaksanaan
kegiatan. Bila belum mencapai hasil yang optimal, dia berusaha mencari cara
lain yang dapat mencapai tujuannya. Proses tersebut menunjukkan bahwa
orang selalu berusaha mencari cara terbaik untuk mendapatkan hasil yang
diharapkan. Dalam artian setiap orang yang menerapkan cara tertentu dalam
suatu kegiatan menunjukkan bahwa orang tersebut telah melakukan strategi.
Dan strategi tersebut dipakai sesuai dengan kondisi waktu dan tempat saat
dilaksanakannya kegiatan.
Strategi pembelajaran terdiri atas dua kata, yaitu strategi dan
pembelajaran. Istilah strategi (strategy) berasal dari kata benda dan kata kerja
dalam bahasa Yunani, sebagai kata benda, strategos, merupakan gabungan kata
“stratos” (militer) dan “ago” (memimpin), sebagai kata kerja, stratego, berarti
merencanakan (to plan), secara umum strategi mengandung pengertian suatu
garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang
telah ditentukan.
Sedangkan pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, di
mana mengajar dilakukan oleh guru sebagai pendidik, sedangkan belajar
dilakukan oleh peserta didik atau siswa, pembelajaran secara sederhana dapat
diartikan sebagai upaya yang dilakukan oleh pendidik (guru) untuk membantu
peserta didik (siswa) aktif dalam kegiatan belajar yang telah dirancang oleh
guru.
Strategi yang diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar disebut strategi
pembelajaran. Strategi pembelajaran adalah suatu rencana yang dilaksanakan
pendidik (guru) untuk mengoptimalkan potensi peserta didik agar siswa terlibat
aktif dalam kegiatan pembelajaran dan mencapai hasil yang diharapkan.
Strategi pembelajaran mencakup tujuan kegiatan pembelajaran, siapa
yang terlibat dalam kegiatan, isi kegiatan, proses kegiatan dan sarana
penunjang kegiatan. Tujuan strategi pembelajaran adalah terwujudnya efisiensi
dan efektifitas kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik. Pihak-pihak yang
terlibat dalam pembelajaran adalah pendidik serta peserta didik yang
berinteraksi edukatif antara satu dengan yang lainnya. Isi kegiatan adalah
materi belajar yang bersumber dari kurikulum suatu program pendidikan.
Proses kegiatan adalah langkah-langkah atau tahapan yang dilalui pendidik dan
peserta didik dalam pembelajaran. Sumber pendukung kegiatan pembelajaran
mencakup fasilitas dan alat-alat bantu pembelajaran.
Dalam upaya menjalankan metode pembelajaran, guru dapat menentukan
teknik yang dianggapnya relevan dengan metode, dan penggunaan teknik itu
setiap guru memiliki taktik yang mungkin berbeda antara guru yang satu
dengan yang lain.
1. Metode yang digunakan
Strategi pembelajaran bervariasi, yaitu pembelajaran yang berpusat pada
guru aktif dan berpusat pada siswa aktif.
2. Pengelolaan kelas
Pembelajaran Klasikal adalah Model pembelajaran klasikal juga disebut
juga kegiatan memberikan informasi dengan kata-kata. Pengajaran sejarah,
merupakan proses pemberian informasi atau materi kepada siswa serta hasil
dari penggunaan metode tersebut sering tidak berjalan sesuai dengan yang
diharapkan. Makna dan arti dari materi atau informasi tersebut terkadang
ditafsirkan berbeda atau salah oleh siswa. Hal ini karena tingkat pemahaman
setiap siswa yang berbeda-beda atau dilain pihak guru sebagai pusat
pembelajaran kurang pandai dalam menyampaikan informasi atau materi
kepada siswa.
pembelajaran klasikal mencerminkan kemampuan utama guru, karena
pembelajaran klisikal ini merupakan kegiatan belajar dan mengajar yang
tergolong efisien. Pembelajaran secara klasikal ini berarti bahwa seorang
guru melakukan dua kegiatan skaligus yaitu mengelolah kelas dan
mengelolah pembelajaran. Pengelolan kelas adalah penciptaan kondisi yang
memungkinkan terselenggaranya kegiatan pembelajaran secara baik dan
meyenangkan yang di lakukan di dalam kelas. Di ikuti sejumlah siswa yang
di bimbing oleh seorang guru. Dalam hal ini guru di tuntut kemampuannya
mengunkan tehnik-tehnik penguatan dalam pembelajaran agar ketertiban
belajar dapat di wujudkan. Pengajaran klasikal dirasa lebih sesuai dengan
kurikulum yang uniform. Yang dunilai melalui ujian.
a. Kelemahan Pembelajaran klasikal
1) Yang visual menjadi rugi dan yang auditif (mendengarkan) yang
bener-bener menerimanya.
2) Bila sering digunakan dan selalu digunakan akan dapat membuat
bosan.
3) Keberhasilan metode ini tergantung pada siapa yang
menggunakannya.
4) Cenderung membuat siswa pasif.
b. Kelebihan
1) Guru mudah menguasai kelas,
2) Mudah mengorganisasikan tempat duduk / kelas.
3) Dapat diikuti oleh jumlah siswa yang besar.
4) Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya.
5) Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik.
6) Lebih ekonomis dalam hal waktu.
3. Pembelajaran Kelompok Kecil dan Perorangan
Sebelum menerapkan keterampilan mengajar kelompok kecil dan
perorangan, guru harus terlebih dahulu memahami pentingnya menguasai
keterampilan ini. Ada beberapa poin yang harus dipahami guru terkait
pentingnya penguasaan keterampilan mengajar kelompok kecil dan
perorangan
4. Ramah Tingkah Laku
Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan aspek kognitif, efektif dan
psikomotor. Aspek kognitif meliputi konsep, pembuatan kelas, masalah.
Aspek afektif meliputi nilai, sifat, membangkitkan minat dan motivasi.
Aspek psikomotorik meliputi latihan gerakan berurutan dan gerakan-
gerakan kompleks.
Secara lebih luas strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan
yang dipilih oleh guru dalam proses belajar mengajar dan dapat memberikan
kemudahan atau fasilitas kepada murid untuk tercapainya tujuan
instruksional yang tela ditetapkan. Strategi pembelajaran tidak hanya
terbatas pada prosedur kegiatan akan tetapi termasuk di dalamnya materi
atau paket pengajaran, seperti di kemukakan oleh Dick dan Carey bahwa
suatu strategi pembelajaran terdiri dari semua kompenen materi (paket)
pengajaran dan prosedur yang akan digunakan untuk membantu murid
intruksional tertentu.
Guru aktif, maksudnya ialah dalam pembelajaran aktifitas guru lebih banyak
daripada murid. Sedangkan siswa aktif ialah aktivitas siswa lebih banyak
daripada guru. Guru aktif dapat ditentukan dalam tujuan/materi pelajaran
yang disajikan. Biasanya guru aktif disebabkan oleh penggunaan startegi
deduktif atau dapat juga disebut strategi/metode ekspositori. Sedangkan
murid aktif disebabkan oleh penggunaan strategi induktif atau dapat juga
disebut strategi/metode inkuri.
Strategi instruksional terdiri dari metode dan tekhnik (prosedur) yang
akan menjamin agar murid betul – betul mencapai tujuan. Hal ini dengan
sendirinya menghendaki guru harus kaya akan pengetahuan macam metode.
Mengajar dengan menggunakan tekhnik beraneka ragam yang berdasarkan
pengertian pengetahuan yang mendalam dari pihak guru, akan memperbesar
niat belajar karena akan mempertinggi pula tingkat keberhasilannya yang
tercapai. Dalam mencapai tingkat keberhasilan optimal, sangat dibuttuhkan
penerapan metode yang bervariatif. Hal ini disbabkann oleh tingkat
kemampuan murid secara individual yang berbeda-beda dan setiap tujuan
instruksional dalam tercaoainya harus didukung metode yang tepat. Sangat
banyak macam metode yang diterapkan dalam proses belajar mengajar,
namun yang paling dikenal diumum digunakan
B. Pengertian Model Pembelajaran
Model diartikan sebagai suatu objek atau konsep yang digunakan untuk
mempresentasikan suatu hal. Sesuatu yang nyata dan dikonversi untuk sebuah
bentuk yang lebih komprehensif. Model dapat dipahami sebagai: (1) suatu tipe
atau desain; (2) suatu deskripsi atau analogi yang dipergunakan untuk
membantu proses visualisasi sesuatu yang tidak dapat dengan langsung
diamati; (3) suatu sistem asumsi-asumsi, data-data, dan inferensi-inferensi yang
dipakai untuk menggambarkan secara matematis suatu obyek atau peristiwa;
(4) suatu desain yang disederhanakan dari suatu sistem kerja, suatu terjemahan
realitas yang disederhanakan; (5) suatu deskripsi dari suatu sistem yang
mungkin atau imajiner; dan (6) penyajian yang diperkecil agar dapat
menjelaskan dan menunjukkan bentuk aslinya.
Menurut Alan Pritchard, definisi pembelajaran adalah “the individual process
of constructing understanding based on experience from a wide range of
source.” Jadi, pembelajaran adalah proses individual dalam membangun
pengetahuan yang berdasarkan pada pengalaman dari sumber yang luas.
Beberapa pengertian model pembelajaran menurut para ahli.
1. Menurut Adi dalam bukunya yang berjudul Strategi Pembelajaran, model
pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang menggambarkan
prosedur dalam mengorganisasikan pengalaman pembelajaran untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran berfungsi sebagai
pedoman bagi guru dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan
pembelajaran.
2. Menurut Mulyani dalam bukunya yang berjudul Strategi Pembelajaran
(Learning Teaching Strategy) Model Mengajar merupakan suatu pola atau
rencana yang dipakai guru dalam mengorganisasikan materi pembelajaran,
maupun kegiatan siswa dan dapat dijadikan petunjuk bagaimana guru
mengajar didepan kelas (seperti alur yang diikutinya). Penggunaan model
pembelajaran tertentu akan menghasilkan pencapaian tujuan- tujuan yang
telah diprogramkan maupun yang semula tidak diprogramkan.
3. Menurut Samatowa dalam bukunya yang berjudul Bagaimana
Membelajarkan IPA di SD, model pembelajaran dapat dikatakan sebagai
suatu deskripsi dari lingkungan belajar yang menggambarkan perencanaan
kurikulum, kursus- kursus, desain unit- unit pelajaran dan pembelajaran,
perlengkapan belajar, buku- buku pelajaran, buku- buku kerja program
multimedia, dan bantuan melalui program komputer.
4. Menurut Paul D. Eggen, disebutkan bahwa the moddel described as being
potentially large in scope, capable of organizing several lessons or a unit of
study. Artinya, model dijabarkan menjadi potensi yang tidak terbatas
lingkupnya, yang mana ia mampu mengorganisasikan beberapa pelajaran
atau satuan pembelajaran.
5. Arends menyatakan the tern teaching model refers to a particular approach
to instruction that includes its goals, syntax , environment, system. Istilah
model pengajaran mengarah pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu
termasuk tujuan, sintaks, lingkungan, dan sistem pengelolaannya.
Dari pendapat ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
adalah suatu pola atau perencanaan yang di rancang untuk menciptakan
pembelajaran di kelas secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
a. Model-Model Pembelajaran IPS SD
1. Model Pembelajaran Inkuiri
Secara umun, istilah “Inquiry” berkaitan dengan masalah dan penelitian
untuk menjawab suatu masalah. Roger (1969) misalnya, menyatakan
bahwa inkuiri merupakan suatu proses untuk mengajukan pertanyaan dan
mendorong semangat belajar para siswa pada jenjang pendidikan dasar
dan menengah. Menurut Beyer (1971) menyatakan bahwa inkuiri lebih
dari sekedar bertanya. Inkuiri adalah suatu proses
mempertanyakan makna/arti tertentu yang menuntut seseorang
menampilkan kemampuan intelektual agar ide atau pemikirannya dapat
dipahami. Pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri berangkat
dari asumsi bahwa sejak lahir manusia memiliki dorongan untuk
menemukan sendiri pengetahuannya Sanjaya, 2006 (dalam Endah
Hendarwati, 2013:59-70).
Berdasarkan uraian di atas, maka metode inkuiri yang dimaksudkan
dalam penelitian ini adalah suatu proses pembelajaran yang diharapkan
dapat mengarahkan siswa untuk mengidentifikasi, mengajukan
pertanyaan, pertanyaan yang berkaitan dengan masalah, merumuskan
hipotesis dan melakukan pengamatan untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan.
Metode inkuiri sebagai pembelajaran yang menekankan pada aktivitas
peserta didik dengan latar pengalaman yang dialami, maka pembelajaran
inkuiri tidak hanya berorientasi pada pengembangan kemampuan
kognitif, Tetapi menekankan pada proses pemecahan masalah melalui
tindakan pengujian hipotesis. Sehingga jelas bahwa pembelajaran inkuiri
dapat digunakan untuk mengembangkan berbagai keterampilan yang
berguna meningkat hasil belajar siswa pada pembelajaran.
Dalam pembelajaran IPS melalui model inkuiri akan lebih fokus ada
siswa, karena siswa yang berusaha sendiri mengolah informasi untuk
memecahkan masalah yang akan dipecahkan dan siswapun mendapatkan
sendiri pemecahan masalah sampai pada kesimpulan. Guru hanya
bertindak sebagai pembimbing dan pengarah bagi siswa untuk
menemukan dan memecahkannya. Guru sebagai pembelajar diharapkan
akan lebih memahami tentang aktivitas belajar siswa, baik dari konsep,
pemanfaatan dalam kehidupan, maupun kegunaan dan pentingnya untuk
diaplikasikan dalam kegiatan belajar mengajar dalam bentuk metode dan
strategi belajar yang kreatif. Untuk menumbuh kembangkan aktivitas
belajar di kalangan siswa sekolah dasar, maka model inkuiri memiliki
kemungkinan dan dikembangkan di sekolah. Pengembangan
aktivitas belajar siswa melalui model inkuiri ini bisa dijadikan salah satu
alternatif pemecahan masalah yang dihadapi oleh guru dalam
mengembangkan pembelajaran IPS menjadi lebih menarik perhatian
dan minat peserta didik sekaligus memberikan makna bagi perubahan
sikap dan prilaku.
Dalam model inkuiri, guru sudah memiliki jawaban sebelumnya,
sehingga siswa tidak begitu bebas mengembangkan gagasan dan idenya.
Masalah yang diberikan oleh guru dan siswa memecahkannya sesuai
dengan prosedur tertentu yang diarahkan oleh guru. Pelaksanaan model
pembelajaran inkuiri terbimbing antara lain: guru membagi tugas
meneliti suatu masalah ke kelas, siswa dibagi menjadi beberapa
kelompok dan masing-masing kelompok mendapat tugas tertentu yang
harus dikerjakan. Selanjutnya mereka mempelajari, meneliti atau
membahas tugasnya di dalam kelompok, setelah diskusi dibuat laporan
yang tersusun dengan baik. Akhirnya hasil laporan kerja kelompok
dilaporkan ke sidang pleno dan terjadilah diskusi kelas. Hasil sidang
pleno tersebut akan dirumuskan sebuah kesimpulan sebagai kelanjutan
hasil kerja kelompok (Roestiyah, 2008, pp. 75-76 dalam Wawan
Priyanto, 2016:120-135)
2. Model Pembelajaran Role Playing
Role Playing adalah salah satu bentuk permainan pendidikan yang
dipakai untuk menjelaskan peranan, sikap, tingkah laku, nilai, dengan
tujuan menghayati perasaan, sudut pandang dan cara berpikir orang lain
(Husein Achmad, 1981;80). Role Playing adalah salah satu model
pembelajaran yang perlu menjadi pengalaman belajar peserta didik,
terutama dalam konteks pembelajaran Pengetahuan Sosial dan
Kewarganegaraan didalamnya.
Tujuan dan manfaat role playing (menurut Shaftel):
a) Agar menghayati sesuatu kejadian atau hal yang sebenarnya dalam
realita hidup
b) Agar memahami apa yang menajdi sebab dari sesuatu serta
bagaimana akibatnya
c) Untuk mempertajam indera dan rasa siswa terhadap sesuatu
d) Sebagai penyaluran/pelepasan ketegangan dan perasaan-perasaan
e) Menggali peranan-peranan dari pada seseorang dalam suatu
kehidupan kejadian/keadaan
f) Membina siswa dalam kemampuan memecahkan masalah, berpikir
kritis, analisis, berkomunikasi, hidup dalam kelompok
g) Melatih anak ke arah mengendalikan dan membaharui perasaannya,
cara berfikirnya, dan perbuatannya.
3. Model Pembelajaran Cooperative
Mencermati berbagai permasalahan sebagaimana yang diuraikan di atas,
peneliti mencoba menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe make
a match berbantuan media grafis. Model pembelajaran kooperatif
didasarkan atas falsafah homo homini socius, falsafah ini menekankan
bahwa manusia adalah mahluk sosial. Menurut Isjoni (2011: 15 dalam
Meta Dewi) model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model
pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok
kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga
dapat meragsang siswa lebih bergairah dalam belajar. Model
pembelajaran kooperatif tipe make a match atau mencari pasangan
dikembangkan oleh Lorna Curran tahun 1994 (Taniredja, 2011: 106).
Salah satu keunggulan tehnik ini adalah siswa mencari pasangan sambil
belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang
menyenangkan." Make a Match" atau mencari pasangan merupakan salah
satu alternatif yang dapat diterapkan kepada siswa. Penerapan model ini
dimulai dari teknik yaitu siswa disuruh mencari pasangan kartu yang
merupakan jawaban/soal sebelum batas waktunya, siswa yang dapat
mencocokkan kartunya diberi poin. Pembelajaran kooperatif tipe make a
match membawa konsep pemahaman kreatif dan inovatif dalam proses
pembelajaran yang diharapkan dapat mengoptimalkan hasil belajar Ilmu
Pengetahuan Sosial Istilah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih
mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika saling
berdiskusi dengan temanya. Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok
untuk saling memecahkan masalah-masalah yang kompleks. Jadi, hakikat
sosial dan penggunaan kelompok sejawat menjadi aspek utama dalam
pembelajaran kooperatif tipe make a match. Langkah-langkah model
pembelajaran tipe make a match. Ramadhan (2008).
4. Model Pembelajaran Bermain Peta
Keterampilan menggunakan dan menafsirkan peta dan globe merupakan
salah satu tujuan penting dalam pembelajaran Pengetahuan Sosial.
Keterampilan menginterpretasi peta maupun globe perlu dilakukan
peserta didik secara fungsional. Peta dan globe memberikan manfaat,
yaitu: a) siswa dapat memperoleh gambaran mengenai bentuk, besar,
batas-batas suatu daerah; b) memperoleh pengertian yang lebih jelas
mengenai istilah-istilah geografi seperti: pulau, selat, semnanjung,
samudera, benua dan sebagainya; c) memahami peta dan globe,
diperlukan beberapa syarat yaitu: (a) arah, siswa mengerti tentang cara
menentukan
tempat di bumi seperti arah mata angin, meridian, paralel, belahan timur
dan barat; (b) skala, merupakan model atau gambar yang lebih kecil dari
keadaan yang sebenarnya; (c) lambang-lambang, merupakan simbo-
simbol yang mudah dibaca tanpa ada keterangan lain; (d) warna,
menggunakan berbagai warna untuk menyatakan hal-hal tertentu
misalnya: laut, beda tinggi daratan, daerah, negara tertentu.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Strategi pembelajaran terdiri atas dua kata, yaitu strategi dan
pembelajaran. Istilah strategi (strategy) berasal dari kata benda dan kata kerja
dalam bahasa Yunani, sebagai kata benda, strategos, merupakan gabungan kata
“stratos” (militer) dan “ago” (memimpin), sebagai kata kerja, stratego, berarti
merencanakan (to plan). secara umum strategi mengandung pengertian suatu
garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang
telah ditentukan.
Sedangkan pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, di
mana mengajar dilakukan oleh guru sebagai pendidik, sedangkan belajar
dilakukan oleh peserta didik atau siswa, pembelajaran secara sederhana dapat
diartikan sebagai upaya yang dilakukan oleh pendidik (guru) untuk membantu
peserta didik (siswa) aktif dalam kegiatan belajar yang telah dirancang oleh
guru
Model pembelajaran diartikan sebagai kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur sistematis dalam pengorganisasian pengalaman belajar
untuk mencapai tujuan belajar tertentu. Model pembelajaran berfungsi sebagai
pedoman untuk para perancang pembelajaran dan para pendidik dalam
merencanakan atau melaksanakan aktivitas pembelajaran. Model pembelajaran
yang sesuai dengan model pembelajaran IPS adalah model pembelajaran yang
berlandaskan pendekatan paradigma konstruktivisme yaitu pembelajaran yang
berdasarkan pada partisipasi aktif peserta didik dalam memecahkan masalah
dan berpikir kritis. Model- model pembelajaran IPS berlandaskan paradigm
konstruktivisme diantaranya yaitu Model Pembelajaran Inkuiri, Model
Pembelajaran Role Playing, Model Pembelajaran Cooperative, Model
Pembelajaran Bermain Peta.
B. Saran
Sebagai calon tenaga pendidik terutama bagi guru harus
memahami lebih jauh mengenai strategi dan model pembelajaran efektif untuk
dipakai peserta didik. Maka dari itu tugas seorang guru harus mempunyai
keterampilan dalam memilih model pembelajaran yang tepat bagi peserta didik.
sehingga proses belajar mengajar akan lebih menarik dan siswa belajar akan
lebih antusias, tidak merasa bosan dan mampu mengubah persepsi siswa
terhadap mata pelajaran IPS akan lebih positif dan akan lebih menyenangkan
karena minat merupakan modal utama untuk keberhasilan pembelajaran IPS.
DAFTAR PUSTAKA

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002),

Arief Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: ciputat

Press, 2002)

Ahmadi Abu, Stategi Belajar Mengajar. (Bandung: Pustaka Setia, 2005)

Hendarwati, Endah.2013. Pengaruh Pemanfaatan Lingkungan Sebaai Sumber

Belajar Melalui Metode Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Siswa SDN 1 Sribit

Delanggu Pada Pelajaran IPS. Jurnal Pendidikan Vol. 2, No. 1

Priyanto, Wawan. 2016. Penerapan Multimedia Interaktif Berbasis Inkuiri

Terbimbing Dalam Pembelajaran IPS Siswa Kelas IV Sekolah Dasar.

Jurnal Pendidikan Vol. 3

endidikan IPS sudah lama


dikembangkan dan
dilaksanakan dalam
kurikulum-kurikulum di
Indonesia. Mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS) adalah salah satu
mata pelajaran yang
berusaha membekali
wawasan
dan keterampilan peserta
didik sekolah untuk
mampu beradaptasi dan
bermasyarakat serta
menyesuaikan dengan
perkembangan dalam era
globalisasi. Melalui mata
pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial,
peserta didik
diarahkan, dibimbing, dan
dibantu untuk menjadi
warga Negara Indonesia
yang baik dan warga dunia
yang efektif.
endidikan IPS sudah lama
dikembangkan dan
dilaksanakan dalam
kurikulum-kurikulum di
Indonesia. Mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS) adalah salah satu
mata pelajaran yang
berusaha membekali
wawasan
dan keterampilan peserta
didik sekolah untuk
mampu beradaptasi dan
bermasyarakat serta
menyesuaikan dengan
perkembangan dalam era
globalisasi. Melalui mata
pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial,
peserta didik
diarahkan, dibimbing, dan
dibantu untuk menjadi
warga Negara Indonesia
yang baik dan warga dunia
yang efekti

Anda mungkin juga menyukai