Anda di halaman 1dari 12

STRATEGI PEMBELAJARAN QUR’AN HADIS

DI MA AL-IKHSAN BEJI

Makalah
Disusun dan Diajukan Guna Memenuhi Tugas Kelompok

Mata Kuliah : Qur’an Hadis di Madrasah

Dosen Pembimbing :

Disusun oleh :

1. Nur Khusen Pambudi (214110402205)


2. Wilujeng Putriana (214110402208)
3. Fauzin Azizah (214110402221)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UIN PROF.KH.SAIFUDDIN ZUHRI PURWOKERTO
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, karunia, dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah laporan hasil
observasi dengan judul “Strategi Pembelajaran Qur’an Hadis di MA Al-Ikhsan Beji” dengan
sebaik-baiknya.

Makalah ini disusun guna memenusi tugas mata kuliah Qur’an Hadis di Madrasah.
Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih atas dukungan dan bantuan dari pihak yang
berkontribusi dalam penyusunan makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini dapat
dijadikan sebagai acuan bahan dan pedoman pembelajaran. Selain itu, semoga makalah ini
dapat menjadi sumber ilmu pengetahuan bagi pembaca.

Dengan keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis, penulis yakin


makalah ini masih mempunyai banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kepada pembaca untuk berkenan memberikan kritik dan saran yang membangun agar
makalah ini dapat menjadi lebih baik.

Purokerto 24 September 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................................3
A. Latar Belakang...........................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................4
C. Tujuan........................................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................................5
A. Kajian Teori...............................................................................................................................5
B. Lembar Hasil Observasi................................................................................................................9
BAB III PENUTUP..............................................................................................................................11
A. SIMPULAN.............................................................................................................................11
B. SARAN...................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu komponen dari sistem pendidikan yang
memiliki peran penting dalam menentukan keberhasilan dari suatu proses pembelajaran,
karena tugas utama dari seorang pendidik tidak hanya mengajar saja, tetapi juga
membimbing, mendidik, mengevaluasi proses dan hasil belajar dan pembelajaran.

Dalam menjalankan tugasnya, pendidik juga dituntut supaya dapat


mengembangkan strategi pembelajaran yang efisien dan efektif, serta dapat memberikan
fasilitas untuk peserta didik agar bisa mencapai tujuan pembelajaran secara optimal. Oleh
karena itu, dalam standar nasional pendidikan disebutkan bahwa salah satu kompetensi
yang harus dimiliki oleh pendidik yaitu kompetensi pedagogik yang merupakan
kemampuan pendidik dalam mengelola pembelajaran secara efisien dan efektif.

Seorang pendidik membutuhkan pengetahuan mengenai strategi pembelajaran


agar bisa mengelola pembelajaran secara efisien dan efektif. Tanpa adanya strategi yang
jelas dalam pembelajaran, proses pembelajaran tidak akan terarah sehingga tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan sulit untuk tercapai secara optimal.

B. Rumusan Masalah
1. Metode apa yang digunakan oleh guru untuk membantu siswa memahami dan
menghafal ayat-ayat Al-Qur’an?
2. Teknologi apa yang digunakan guru dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits?
3. Bagaimana guru menjaga motivasi siswa untuk belajar dan menghormati Al-Qur’an
dan Hadits?

C. Tujuan
1. Mengetahui metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran Al-Qur’an
Hadits di MA Al Ikhsan Beji
2. Mengetahui teknologi yang digunakan dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits di MA
Al Ikhsan Beji
3. Mengetahui bagaiman guru menjaga motivasi siswa untuk belajar dan menghormati
Al-Qur’an dan Hadits di MA Al Ikhsan Beji
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kajian Teori
1. Pengertian Strategi Pembelajaran
Kata strategi berasal dari bahasa Latin, yakni ‘strategia’ yang berarti seni
penggunaan rencana untuk mencapai suatu tujuan. Di dalam konteks pembelajaran,
strategi berkaitan dengan pendekatan dalam penyampaian materi dalam lingkup
pembelajaran. Selain itu, strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai pola kegiatan
dalam pembelajaran yang dipilih dan digunakan guru secara kontekstual, sesuai
dengan karakteristik peserta didik, kondisi sosial, lingkungan sekitar dan tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan.
Menurut Miarso (2005), strategi pembelajaran merupakan pendekatan
menyeluruh pembelajaran dalam suatu sistem pembelajaran, yang berupa pedoman
umum dan kerangka kegiatan untuk mencapai tujuan umum pembelajaran, yang
dijabarkan dari pandangan falsafah dan atau teori belajar tertentu. 1
Dick and Carey (1985) juga menyebutkan bahwa strategi pembelajaran itu
adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-
sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa.
Gerlach & Ely (1980) mengatakan bahwa strategi pembelajaran merupakan
cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan materi pelajaran dalam lingkungan
pembelajaran tertentu, meliputi sifat, lingkup, dan urutan kegiatan yang dapat
memberikan pengalaman belajar kepada siswa.2
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran
merupakan suatu rencana tindakan (rangkaian kegiatan) yang termasuk juga
penggunaan metode dan pemanfaatan dari berbagai sumber daya/kekuatan dalam
pembelajaran. Ini berarti bahwa di dalam penyusunan suatu strategi baru sampai pada
proses penyusunan rencana kerja belum sampai pada tindakan. Strategi disusun untuk
mencapai tujuan tertentu, artinya bahwa arah dari semua keputusan penyusunan
1
Nasution, W. N. (2017). Strategi pembelajaran.
2
Anitah, S. (2007). Strategi pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka, 1.
strategi merupakan pencapaian tujuan, sehingga penyusunan langkah pembelajaran,
pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya
pencapaian tujuan. Namun sebelumnya perlu dirumuskan suatu tujuan yang jelas
yang dapat diukur keberhasilannya.3
2. Macam-Macam Strategi Pembelajaran
Mengingat bahwa yang dihadapi oleh dunia akademi adalah peserta didik yang
datang dari latar belakang keluarga dan budaya yang berbeda maka strategi
pembelajaran tidak cukup satu tetapi harus beragam. Strategi Terdapat beberapa
macam strategi yang digunakan guru dalam pembelajaran sebagaimana diuraikan di
bawah ini yaitu:
a. Strategi Pembelajaran Kontekstual (CTL)
Pembelajaran kontekstual merupakan salah satu strategi pembelajaran yang
dapat digunakan untuk mengefektifkan dan menyukseskan implementasi
kurikulum.
Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah merupakan strategi
pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan peserta didik secara
penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya
dengan situasi kehidupan mereka.
Keunggulan menggunakan strategi Contextual Teaching and Learning (CTL)
dapat membuat peserta didik seolaholah terpaksa menangkap hubungan antara
pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting,
sebab dengan dapat mengkorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan
nyata, bukan saja bermanfaat bagi peserta didik akan tetapi materi itu akan
bermanfaat secara fungsional. Kemudian dengan melakukan strategi ini makna
yang terkandung dalam materi pelajaran yang dipelajarinya akan tertanam erat
dalam memori peserta didik sehingga tidak akan mudah dilupakan.
b. Strategi Pembelajaran Inkuiri
Adapun yang dimaksud dengan strategi pembelajaran inkuiri adalah rangkaian
kegiatan pembelajaran yang tidak memberikan materi pelajaran secara langsung
akan tetapi menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analitis. Dalam

3
Seknun, M. F. (2013). Strategi Pembelajaran. BIOSEL (Biology Science and Education):
Jurnal Penelitian Science dan Pendidikan, 2(2), 120-128.
tataran ini, peserta didik diarahkan untuk mencari dan menemukan sendiri
jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.
c. Strategi Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Peserta Didik
Dalam standar proses pendidikan, pembelajaran dirancang untuk
membelajarkan peserta didik. Artinya, sistem pembelajaran menempatkan peserta
didik sebagai subjek belajar. Dengan kata lain, pembelajaran ditekankan atau
beriorentasi pada aktivitas peserta didik (PBAS).
d. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Solving)
Strategi pembelajaran berbasis masalah dapat diartikan dengan pembelajaran
yang bertumpu pada penyelesaian masalah sebagai rangkaian aktivitas
pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang
dihadapi secara ilmiah. Pembelajaran yang semacam ini bertumpu kepada
masalah yang benar-benar urgen untuk diteliti.
Dalam penerapan strategi pembelajaran berbasis masalah (problem solving) ini
guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menetapkan topik
masalah. Tugas guru dalam penerapan strategi ini adalah mempersiapkan apa
yang paling urgen untuk dibahas dari objek dimaksud. Berikutnya, guru
mengarahkan peserta didik agar mampu menyelesaikan masalah secara sistematis
dan logis.
e. Strategi Pembelajaran Kooperatif (SPK)
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan
kerjasama di antara peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan. Pembelajaran kooperatif dapat menciptakan saling ketergantungan
antar peserta didik sehingga sumber belajar bagi peserta didik bukan hanya guru
dan buku ajar tetapi juga sesama peserta didik.
Strategi pembelajaran cooperative layak untuk digunakan dikarenakan
beberapa hal. Pertama, penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan
prestasi belajar peserta didik. Kedua, dapat meningkatkan kemampuan hubungan
sosial. Ketiga, dapat meningkatkan harga diri peserta didik. Keempat, dapat
merealisasikan kebutuhan peserta didik dalam belajar berpikir, memecahkan
masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan dengan keterampilan.4

4
Zabua, N. I. (2022). Strategi Pembelajaran Guru Alquran Hadis Dalam Meningkatkan Self
Control Peserta Didik Di Madrasah Aliyah Negeri Gunungsitoli (Doctoral dissertation,
Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sumatera Utara).
3. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
Dalam suatu pembelajaran tidak terlepas dari pendekatan dan metode-metode
pembelajaran yang digunakan. Karena silabus ini masih merupakan persiapan
mengajar yang bersifat umum, belum perlu dijelaskan urutan atau langkah-langkah
pembelajaran.
ada empat pokok masalah yang sangat penting yang dapat dan harus dijadikan
sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar agar dapat berhasil
sesuai dengan yang diharapkan.
1) Dapat dilihat bahwa apa yang dijadikan sebagai sasaran dari kegiatan belajar
mengajar. Sasaran yang dituju harus jelas dan terarah, oleh karena itu maka
tujuan dari pengajaran yang dirumuskan harus jelas dan konkret, sehingga mudah
dipahami oleh anak didik.
2) Memilih cara pendekatan belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif
untuk mencapai sasaran. Dan disini dapat dilihat bahwa bagaimana cara seorang
guru memandang suatu persoalan, konsep, pengertian dan teori apa yang harus
digunakan oleh seorang guru dalam memecahkan masalah suatu kasus, akan
mempengaruhi hasilnya.
3) Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik belajar mengajar yang
dianggap paling tepat dan efektif. Metode dan teknik penyajian untuk memotivasi
anak didik agar mampu menerapkan pengetahuan dan pengalaman untuk
memecahkan masalah.
4) Menerapkan norma-norma atau kriteria keberhasilan sehingga guru mempunyai
pegangan yang dapat dijadikan sebagai ukuran untuk menilai sampai sejauh mana
keberhasilan tugas-tugas yang telah dilakukannya.

B. Lembar Hasil Observasi


Penelitian ini mengambil lokasi di MA Al- Ikhsan Beji, Banyumas. Penelitian ini
dilakukan di tempat tersebut karena tempat tersebut merupakan salah satu tempat
terjadinya suatu proses belajar mengajar. Sehingga diharapkan dapat digali informasi
lebih dalam mengenai Strategi Pembelajaran Al-Qur’an Hadits di MA Al-Ikhsan Beji.
Sumber data atau informan di dalam penelitian adalah guru mata pelajaran Al-Qur’an
Hadits di MA Al-Ikhsan, Beji. Cara pengumpulan data dari sumber utama ini
dilakukannya wawancara langsung terhadap narasumber.

Berikut hasil observasi mengenai strategi pembelajaran Al-Qur’an Hadits di MA Al-


Ikhsan, Beji:
1. Metode apa yang guru gunakan untuk membantu siswa memahami dan menghafal
ayat-ayat Al-Qur’an?
Pada siswa kelas X menggunakan tematik, dimana siswa kelas X membuat
peta konsep dengan tujuan siswa membaja terlebih dahulu terkait materi yang akan di
sampaikan.Pada kelas XI dan XII menggunakan metode menghafal, siswa kelas XI
dan XII menghafal ayat Al-Qur’an dan Hadits selain itu juga presentasi. Pada mata
pelajaran Al-Qur’an Hadits terdapat 2 jam pelajaran dimana pada jam pelajaran
pertama khusus untuk hafalan surat-surat yang ditentukan sesuai dengan materi, pada
jam pelajaran ke 2 siswa presentasi kelompok yang dibagi pada awal pertemuan.
2. Apakah guru dalam mengajar menggunakan teknologi atau sumber daya digital
dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits di MA Al-Ikhsan?
Pada hari Sabtu terdapat jam tambahan PAI dimana anak menonton Film, dari
film itulah siswa mereview dari segi Qur’an hadits, segi akidah dan dari segi
sejarah.Penayangan film ini bisa melalui laptop, tv maupun LCD.
3. Bagaimana guru menjaga motivasi siswa untuk belajar dan menghormati Al-Qur’an
dan Hadits?
Pada kelas XI dan XII terdapat hafalan mengenai ayat Al-Qur’an dan Hadits.
Seberapapun yang siswa hafal mereka tetap setorkan, meskipun guru memberikan
patokan minimal hafalan 1 surat jika terdapat siswa yang baru hafal 1 ayat, baru
hafal ayatnya saja tetapi artinya belum. Guru tetap menerima setoran supaya mereka
tetap semangat dalam menghafal ayat Al-Quran dan Hadits. Selain itu, dalam
membuat soal mengacu pada ayat-ayat yang mereka hafalkan supaya mereka tidak
kecewa jika ayat yang mereka hafalkan tidak keluar pada soal tes.
4. Bagaimana guru menangani beragam tingkat pemahaman siswa tentang materi ini?
Tingkat kepahaman siswa dilihat dari segi mengerjakan soal, dimana pada
setiap bab mereka diperintahkan oleh guru untuk mengerjakan soal yang terdapat di
LKS dan kemudian dikoreksi dan dibahas. Selain itu, untuk mengukur tingkat
kepahaman siswa juga diukur dari penilaian PTS maupun PAT.
5. Apakah guru memiliki pengalaman menghadapi tantangan khusus dalam mengajar
Qur’an Hadits, dan bagaimana cara menghadapinya?
Tantangan dalam mengajar Qur’an hadits yaitu bagi mereka yang masih belum
lancar baca Al-Qur’an sehingga mereka tertinggal dengan yang lain. Solusi untuk
menghadapi tantangan tersebut yaitu saat siswa maju untuk setoran hafalan tetap
dituntun oleh guru ayat demi ayat agar mereka punya semangat.
6. Bagaimana cara guru menuntun agar paham dalam mempelajari Qur’an Hadits jika
terdapat siswa yang belum lancar dalam baca tulis Al-Qur’an?
Di MA Al-Ikhsan sebelum sekolah/ ketika memasuki kelas X terdapat tes
untuk menentukan kelas, dan juga tes BTA untuk mengetahui kemampuan siswa
dalam baca tulis Al-Qur’an (BTA). Cara menuntunnya yaitu guru membantu mereka
yang belum lancar dalam BTA mengajar satu persatu namun tidak bisa totalitas.
Karna jika totalitas waktunya habis digunakan hanya untuk anak itu.
BAB III
PENUTUP

A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil observasi, dapat disimpulkan bahwa:

1. Metode yang digunakan Pada siswa kelas X menggunakan tematik, dimana siswa
kelas X membuat peta konsep dengan tujuan siswa membaja terlebih dahulu terkait
materi yang akan di sampaikan.Pada kelas XI dan XII menggunakan metode
menghafal, siswa kelas XI dan XII menghafal ayat Al-Qur’an dan Hadits selain itu
juga presentasi.
2. Tingkat kepahaman siswa dilihat dari segi mengerjakan soal, dimana pada setiap bab
mereka diperintahkan oleh guru untuk mengerjakan soal yang terdapat di LKS dan
kemudian dikoreksi dan dibahas. Selain itu, untuk mengukur tingkat kepahaman
siswa juga diukur dari penilaian PTS maupun PAT.
3. Tantangan dalam mengajar Qur’an hadits yaitu bagi mereka yang masih belum lancar
baca Al-Qur’an sehingga mereka tertinggal dengan yang lain. Solusi untuk
menghadapi tantangan tersebut yaitu saat siswa maju untuk setoran hafalan tetap
dituntun oleh guru ayat demi ayat agar mereka punya semangat.

B. SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah ini terdapat banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki laporan dengan berpedoman kepada banyak sumber
yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
mengenai pembahasan makalah diatas.
DAFTAR PUSTAKA

Nasution, W. N. (2017). Strategi pembelajaran.

Anitah, S. (2007). Strategi pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka, 1.

Seknun, M. F. (2013). Strategi Pembelajaran. BIOSEL (Biology Science and Education):


Jurnal Penelitian Science dan Pendidikan, 2(2), 120-128.

Zabua, N. I. (2022). Strategi Pembelajaran Guru Alquran Hadis Dalam Meningkatkan Self
Control Peserta Didik Di Madrasah Aliyah Negeri Gunungsitoli (Doctoral
dissertation, Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sumatera Utara).

Anda mungkin juga menyukai