Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH METODOLOGI PEMBELAJARAN BIOLOGI

STRATEGI PEMBELAJARAN

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah Metodologi Pembelajaran Biologi,

Dosen Pengampu: Dian Tauhidah, M.Pd.

Disusun Oleh :

Niken Safitri (2008086025)

Shofa Setya Ningrum (2008086028)

Lidia Putri Mariana (2008086033)

Ayunita (2008086035)

Amanda Vera Putri Wijayanti (2008086041)

Ahmad Wildan Labib Mahardika (2008086042)

PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Swt. Atas berkat rahmat dan hidayah-Nya.
Sholawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad Saw. Salah satu
nikmatnya yang tidak ternilai harganya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Strategi
Pembelajaran dengan baik serta tepat waktu. Makalah ini pun dibuat guna memenuhi tugas
mata kuliah Metodologi Pembelajaran Biologi. Rasa syukur dan terima kasih saya ucapkan
untuk Ibu Dian Tauhidah, M.Pd. Selaku dosen mata kuliah Metodologi Pembelajaran Biologi
yang telah menyerahkan kepercayaannya kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu.

Kami berharap dengan adanya makalah ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dan
pembaca dalam mengetahui mengenai Strategi Pembelajaran. Agar menjadi pengetahuan bagi
pembaca serta agar berguna di kemudian hari. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan
senantiasa menjadi sahabat dalam belajar untuk meraih prestasi yang gemilang.

Pada penyelesaian penulisan makalah ini, kami mengucapkan banyak terima kasih
kepada pihak yang terlibat langsung dalam pembuatan makalah ini. Tentu saja dalam makalah
ini masih banyak kekurangan. Untuk itu kami mengharapkan segala kritik dan saran yang
bersifat membangun guna perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk
kita semua.

September 2021

Tim Penyusun

2
DAFTAR ISI

COVER……………………………………………………………………………………… 1
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. 2

DAFTAR ISI............................................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................... 4

A. Latar Belakang ................................................................................................................ 4

B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 5

C. Tujuan ............................................................................................................................. 5

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 6

A. Pengertian Strategi Pembelajaran ................................................................................... 6

B. Strategi-Strategi Pembelajaran........................................................................................ 7

C. Macam Strategi Pembelajaran Biologi ........................................................................... 8

D. Strategi Pembelajaran yang sesuai dengan Biologi ...................................................... 14

BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 15

A. Kesimpulan ................................................................................................................... 15

B. Saran ............................................................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 16

3
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Strategi pembelajaran merupakan cara pengorganisasian isi pelajaran, penyampaian
pelajaran dan pengelolaan kegiatan belajar dengan menggunakan berbagai sumber belajar
yang dapat dilakukan guru untuk mendukung terciptanya efektivitas dan efisiensi proses
pembelajaran

Pemilihan strategi pembelajaran sangatlah penting. Guru harus dapat memilih kegiatan
pembelajaran yang paling efektif dan efisien untuk menciptakan pengalaman belajar yang
baik, yaitu dengan cara membuat variasi belajar yakni jenis upaya belajar siswa yang
meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari
materi-materi pelajaran seperti yang dikemukakan oleh (Syah, 2010).

Strategi pembelajaran yang diterapkan di Program Pendidikan Biologi, untuk mata


kuliah bidang studi biasanya menggunakan pendekatan sains, yaitu melengkapi keija
praktek di laboratorium guna menunjang teori yang diberikan oleh dosen pengampu di
depan kelas. Oleh karena itu hasil evalausi praktikum diintegrasikan dengan hasil belajar
teoretis.

Allah SWT telah memerintahkan kepada hambanya untuk memberikan pembelajaran


dengan sopan. Untuk mewujudkan pembelajaran dengan sopan yaitu melalui strategi
pembelajaran. Dengan strategi pembelajaran merupakan upayah seorang pengajar untuk
memberikan pembelajaran dengan cara yang baik supaya siswa dapat mengerti dengan baik.
Seperti yang disampaikan dalam Surah an-Nahl ayat 125.

Artinya : “(Wahai Nabi Muhmmad SAW) Serulah (semua manusia) kepada jalan (yang
ditunjukkan) Tuhan Pemelihara kamu dengan hikmah (dengan kata-kata bijak sesuai dengan
tingkat kepandaian mereka) dan pengajaran yang baik dan bantalah mereka dengan (cara)

4
yang terbaik. Sesungguhnya Tuhan pemelihara kamu, Dialah yang lebih mengetahui
(tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang
yang mendapat petunjuk).”

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan strategi pembelajaran?
2. Bagaimana strategi-strategi pembelajaran?
3. Bagaimana macam strategi pembelajaran yang sesuai dengan materi biologi tertentu?
4. Bagimana strategi pembelajaran yang sesuai dengan materi biologi tertentu?

C. Tujuan
1. Mengetahui definisi dari strategi pembelajaran.
2. Mengetahui strategi-strategi pembeljaran.
3. Mengetahui macam strategi pembelajaran yang seduai dengan materi biologi tertentu.
4. Mengetahui strategi pembelajaran yang sesuai dengan materi biologi tertentu.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Strategi Pembelajaran


Dalam dunia pendidikan, strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan
yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Ada dua hal yang perlu kita cermati dari pengertian di atas. Pertama, strategi
pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan
metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran. Ini berati
penyusunan suatu strategi baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja belum sampai
pada tindakan. Kedua, strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya, arah dari
semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan. Dengan demikian,
penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber
belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan. Oleh sebab itu, sebelum
menentukan strategi, perlu dirumuskan tujuan yang jelas yang dapat diukur
keberhasilannya, sebab tujuan adalah rohnya dalam implementasi suatu strategi (Wina
Sanjaya, 2006:126).

Strategi pembelajaran merupakan rencana dan cara-cara melaksanakan kegiatan


pembelajaran agar prinsip dasar pembelajaran dapat terlaksana dan tujuan pembelajaran bisa
dicapai secara efektif (Mukhamad Murdiono, 2012:28). Strategi pembelajaran merupakan
hal yang perlu diperhatikan guru dalam proses pembelajaran (Hamzah B. Uno, 2006:45).

Strategi pembelajaran merupakan cara pengorganisasian isi pelajaran, penyampaian


pelajaran dan pengelolaan kegiatan belajar dengan menggunakan berbagai sumber belajar
yang dapat dilakukan guru untuk mendukung terciptanya efektivitas dan efisiensi proses
pembelajaran (Darmansyah, 2010:17).

Subana dan Sunarti (Iskandarwassid, Dadang Sunendar, 2008:5) memberikan


pengertian strategi pembelajaran sebagai berikut:

a. Pola umum atau karakteristik abstrak dari rentetan perbuatan pengajar dan peserta didik
dalam perwujudan KBM
b. Rencana menyeluruh mengenai perbuatan pembelajaran yang serasi bagi pencapaian
tujuan pengajaran

6
c. Rancangan atau pola yang digunakan untuk menentukan proses pembelajaran,
merancang materi pelajaran, dan memandu pengajaran di kelas
d. Pola umum kegiatan peserta didik yang menggambarkan proses penentuan atau
penciptaan situasi tertentu dalam perwujudan kegiatan pembelajaran sehingga terjadi
perubahan tingkah laku.

(Dick dan Carey, 1990) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran terdiri atas seluruh
komponen materi pembelajaran dan prosedur ataupun tahapan kegiatan belajar yang
digunakan guru dalam rangka membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran
tertentu. Menurut mereka strategi pembelajaran bukan hanya terbatas pada prosedur atau
tahapan kegiatan belajar saja, melainkan termasuk juga pengaturan materi atau pakt program
pembelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik (Hamruni, 2009:3).

B. Strategi-Strategi Pembelajaran
a. Strategi Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)
1. Strategi pembelajaran langsung merupakan strategi yang kadar berpusat pada gurunya
paling tinggi, dan paling sering digunakan. Pada strategi ini termasuk di dalamnya
metode-metode ceramah, pertanyaan didaktik, pengajaran eksplisit, praktek dan
latihan, serta demontrasi.
2. Strategi pembelajaran langsung efektif digunakan untuk memperluas informasi atau
mengembangkan keterampilan langkah demi langkah.
b. Strategi Pembelajaran Tidak Langsung (Indirect Instruction)
1. Pembelajaran tidak langsung memperlihatkan bentuk keterlibatan siswa yang tinggi
dalam melakukan observasi, penyelidikan, penggambaran inferensi berdasarkan data,
atau pembentukan hipotesis.
2. Dalam pembelajaran tidak langsung, peran guru beralih dari penceramah menjadi
fasilator, pendukung, dan sumber personal (resource person).
3. Guru merancang lingkungan belajar, memberikan kesempatan siswa untuk terlibat,
dan jika memungkinkan memberikan umpan balik kepada siswa ketika mereka
melakukan inkuiri.
4. Strategi pembelajaran tidak langsung mensyaratkan digunakannya bahan-bahan cetak,
non-cetak, dan sumber-sumber manusia.
c. Strategi Pembelajaran Interaktif (Interactive Instruction)
1. Strategi pembelajaran interaktif merujuk kepada bentuk diskusi dan saling berbagi di
antara peserta didik. Seaman dan Fellenz (1989) mengemukakan bahwa diskusi dan

7
saling berbagi akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan reaksi
terhadap gagasan, pengalaman, pandangan, dan pengetahuan guru atau kelompok,
serta mencoba mencari alternatif dalam berpikir.
2. Strategi pembelajaran interaktif dikembangkan dalam rentang pengelompokan dan
metode-metode interaktif. Di dalamnya terdapat bentuk-bentuk diskusi kelas, diskusi
kelompok kecil atau pengerjaan tugas berkelompok, dan kerja sama siswa secara
berpasangan.
d. Strategi Pembelajaran melalui Pengalaman (Eksperiential Learning)
1. Strategi belajar melalui pengalaman menggunakan bentuk sekuens induktif, berpusat
pada siswa, dan berorientasi pada aktivitas.
2. Penekanan dalam strategi belajar melalui pengalaman adalah proses belajar, dan
bukan hasil belajar.
3. Guru dapat menggunakan strategi ini baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
Sebagai contoh, di dalam kelas dapat digunakan metode simulasi, sedangkan di luar
kelas dapat dikembangkan metode observasi untuk memperoleh gambaran pendapat
umum.
e. Strategi Pembelajaran Mandiri
1. Belajar mandiri merupakan strategi pembelajaran yang bertujuan untuk membangun
inisiatif individu, kemandirian, dan peningkatan diri. Fokusnya adalah pada
perencanaan belajar mandiri oleh peserta didik dengan bantuan guru. Belajar mandiri
juga bisa dilakukan dengan teman atau sebagai bagian dari kelompok kecil.

C. Macam Strategi Pembelajaran Biologi


Pemilihan strategi pembelajaran sangatlah penting. Guru harus dapat memilih kegiatan
pembelajaran yang paling efektif dan efisien untuk menciptakan pengalaman belajar yang
baik, yaitu dengan cara membuat variasi belajar yakni jenis upaya belajar siswa yang
meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari
materi-materi pelajaran seperti yang dikemukakan oleh (Syah, 2010).

a) Strategi Pembelajaran Tidak Langsung (Indirect Instruction)


Strategi ekspositori langsung, guru menstrukturkan pelajaran dengan maju secara
urut. Guru dengan cermat mengontrol materi dan keterampilan yang dipelajari. Pada
umumnya, dengan strategi ekspositori langsung, guru menyampaikan keterampilan dan
konsep-konsep baru dalam waktu yang relatif singkat. Strategi pembelajaran langsung
berpusat pada materi dan guru menyampaikan tujuan pembelajaran secara jelas kepada

8
pembelajar. Guru memonitor pemahaman pembelajar dan memberikan balikan terhadap
penampilan mereka. Termasuk dalam strategi pembelajaran langsung yaitu pembelajaran
eksplisit
Strategi belajar tuntas didasarkan pada keyakinan bahwa semua pembelajar dapat
menuntaskan bahan yang diajarkan jika kondisi-kondisi pelajaran disiapkan untuk itu.
Kondisi-kondisi tersebut meliputi pembelajar diberi waktu belajar yang cukup, ada
balikan untuk penampilannya, program pembelajaran individual, berkaitan dengan porsi
materi yang tak dikuasai pada pembelajaran awal, dan kesempatan menunjukkan
ketuntasan setelah mendapat remediasi.
1. Pembelajaran Langsung
Pembelajaran langsung memiliki 4 komponen, yaitu (a) penentuan tujuan yang
jelas, (b) pembelajaran dipimpin guru, (c) monitoring hasil belajar yang cermat, dan
(d) metode organisasi dan pengelolaan kelas. Pembelajaran langsung efektif karena
didasarkan pada prinsip-prinsip belajar behaviouristik, seperti menarik perhatian
pembelajar, penguatan respons pembelajar, menyediakan balikan korektif, dan
melakukan respons-respons yang betul. Hal ini juga cenderung meningkatkan waktu
belajar (Burden, 1999).
2. Pembelajaran Eksplisit
Pembelajaran eksplisit menuntut guru untuk memberi perhatian kepada
pembelajar, memberi penguatan atas respons yang benar, menyediakan balikan
kepada pembelajar tentang kemajuannya, dan meningkatkan jumlah waktu yang
digunakan pembelajar untuk mempelajari materi.
3. Belajar Tuntas
Pembelajaran ini didesain untuk menjamin bahwa pembelajar menguasai tujuan
pembelajaran dan juga memberi waktu yang cukup kepada pembelajar. Model ini
meyakini bahwa sebagian besar pebelajar akan mencapai suatu tingkat tertentu karena
waktu belajar fleksibel dan tiap pembelajar menerima target pembelajaran, praktik
yang diperlukan, dan balikan. Belajar tuntas melibatkan pembelajaran tradisional
berbasis kelompok dan remediasi individual serta pengayaan. Model ini memiliki
kegiatan-kegiatan guru pada tingkat tinggi. Guru mendiagnosis kemampuan-
kemampuan pembelajar, kemudian mempreskripsi kegiatan-kegiatan individual.
Belajar tuntas menekankan pada hal-hal (a) fleksibel/belajar yang menstrukturkan
waktu dengan materi, (b) diagnostik/pembelajaran preskriptif, dan (c) melengkapi

9
keberhasilan seluruh tujuan oleh semua pebelajar. Pembelajaran yang sesuai dan
waktu, merupakan dua kunci utama belajar tuntas (Burden, 1999).
4. Ceramah dan Demonstrasi
Ceramah dan demonstrasi, merupakan suatu strategi pembelajaran dengan
kegiatan guru menyampaikan fakta-fakta dan prinsip-prinsip, sedangkan pembelajar
membuat catatan-catatan. Mungkin hanya sedikit atau tak ada partisipasi pembelajar
dengan pertanyaan atau diskusi. Ceramah-ceramah dapat digunakan untuk
mendesiminasi informasi dalam waktu singkat, menjelaskan ide-ide yang sukar,
mendorong pembelajar untuk belajar, menyajikan informasi dengan suatu cara
tertentu atau menyelesaikannya untuk kelompok khusus atau untuk menjelaskan tugas
belajar. Ceramah tidak harus digunakan apabila tujuan lebih pada pembelajaran untuk
memiliki pengetahuan/informasi yang kompleks, abstrak atau rinci, partisipasi
pebelajar di sini penting (Frelberg, 1992).
5. Demonstrasi
Demonstrasi dapat digunakan untuk menampilkan ilustrasi atau prosedur yang
efisien, mendorong minat pembelajar dalam suatu topik tertentu, menyiapkan contoh
untuk mengajar keterampilan-keterampilan khusus, dan menyiapkan perubahan-
perubahan langkah. Untuk mencapai demonstrasi yang efektif, guru harus
merencanakan demonstrasi dengan cermat, mempraktikkan demonstrasi,
mengembangkan suatu panduan untuk membimbing demonstrasi, meyakinkan bahwa
setiap orang dapat melihat demonstrasi itu, menjelaskan demonstrasi untuk
memusatkan perhatian, memberikan pertanyaan-pertanyaan, dan merencanakan
tindak lanjut demonstrasi.
6. Resitasi
Resitasi termasuk pertanyaan guru secara lisan tentang materi yang telah
dipelajari. Guru mungkin memakai resitasi sebagai suatu cara untuk mendiagnosis
kemajuan pembelajar. Pola interaksi khusus, yaitu pertanyaan guru, pembelajar
menjawab, kemudian reaksi guru. Pertanyaan yang sering diajukan guru, yaitu apa,
siapa, di mana, dan kapan. Guru biasanya bertanya tentang “informasi yang diketahui”
pebelajar selama resitasi. Jadi, guru memberi pertanyaan untuk mengetahui apakah
pebelajar mengetahui jawaban tersebut, bukan untuk memperoleh informasi.
7. Praktik dan Latihan (Drill) Praktik, termasuk memeriksa materi yang telah dipelajari.
Praktik diharapkan untuk konsolidasi, klarifikasi, dan menekankan pada materi
yang telah dipelajari. Kegiatan praktik lebih bermakna apabila waktunya longgar (tak
10
hanya satu hari setelah tes). Drill, termasuk pengulangan informasi pada topik tertentu
sampai benar-benar dicamkan dalam pikiran pembelajar. Drill ini digunakan untuk
pembelajaran yang diharapkan menjadi kebiasaan atau ditetapkan dalam jangka waktu
panjang. Praktik dan drill termasuk ulangan yang diharapkan membantu pembelajar
memahami informasi dengan lebih baik. Hal ini berguna dalam pengembangan
kecepatan dan keakuratan dalam mengingat fakta, generalisasi, dan konsep. Misalnya,
belajar informasi tertentu seperti hari atau peristiwa sejarah, simbol-simbol kimia atau
terjemahan bahasa asing. Reviuw-reviu merupakan kesempatan bagi pembelajar
melihat suatu topik pada waktu yang lain. Reviu berbeda dengan praktik dan latihan.
Reviu tidak memerlukan teknik latihan. Reviu dapat berbentuk (a) rangkuman pada
akhir pelajaran atau unit atau pada akhir suatu bab, (b) kuis, (c) garis besar, (d) diskusi,
dan (e) tanya jawab atau strategi yang lain. Reviu sehari-hari pada awal pembelajaran
membantu guru menentukan apakah pembelajar memerlukan pengetahuan prasyarat
atau keterampilan tertentu untuk suatu pembelajaran, atau untuk mengetahui apakah
pembelajar telah menguasai materi yang telah dipelajari. Reviu mingguan dan bulanan
membantu guru mengecek pemahaman pembelajar, meyakinkan bahwa keterampilan
awal yang diperlukan dikuasai dengan baik, juga untuk mengecek langkah guru
(Frelberg, 1992).
b) Strategi Deduktif-Induktif
Dengan strategi pembelajaran deduktif, pembelajaran dimulai dengan prinsip yang
diketahui ke prinsip yang tidak diketahui. Dengan strategi pembelajaran induktif,
pembelajaran dimulai dari prinsip-prinsip yang tidak diketahui ke prinsip-prinsip yang
diketahui. Perbedaan antara keduanya dicontohkan sebagai berikut guru mengajar
konsep “topic sentence”, guru yang menggunakan pendekatan deduktif meminta
pembelajar membaca definisi “topic sentence”. Kemudian, guru memberikan contoh-
contoh topic sentence dan mengakhiri pelajaran dengan meminta pembelajar menulis
kalimat topiknya sendiri. Selanjutnya, guru dapat mereviu kalimat tersebut dan
memberikan balikan kekuatan strategi deduktif ini berpusat pada strategi pembelajaran
yang menghubungkan antara contoh guru dan tugas pembelajar. Walaupun koran
merupakan media yang bagus digunakan untuk pelajaran topic sentence.
Guru yang menggunakan pendekatan induktif mungkin memberikan contoh
paragraf dengan penekanan pada topic sentence. Dengan strategi ini, guru tidak
menceritakan pada awal ketika pebelajar mempelajari topic sentence atau guru tidak

11
memberikan definisinya, tetapi pada akhirnya pembelajar akan menemukan sendiri apa
yang dimaksud dengan “topic sentence”.
c) Strategi Elaborasi
Elaborasi adalah proses penambahan rincian sehingga informasi baru akan menjadi
lebih bermakna. Strategi elaborasi membantu pemindahan informasi baru dari memori
jangka-pendek ke memori jangka-panjang dengan menciptakan gabungan dan hubungan
antar informasi baru dan apa yang telah diketahui. Strategi elaborasi terdiri atas tiga
bagian, yaitu: pembuatan catatan, pengunaan analogi, metode PQ4R (Nur, 2011).
1. Pembuatan Catatan
Pembuat catatan yang efektif, menangkap suatu ide-ide pokok presentasi dalam
kata-kata mereka sendiri dalam bentuk kerangka sedemikian rupa sehingga mereka
lebih banyak menyisihkan waktu untuk memahami presentasi dengan mensintesa dan
merangkum poin-poin dan ide-ide penting. Kiewra (1989) telah menyarankan
pengunaan pembuatan catatan secara matriks sebagai suatu cara pengelaborasian dan
pembuatan perbandingan untuk informasi kompleks (Nur, 2011).
2. Penggunaan Analogi
Penggunaan analogi adalah cara lain untuk melakukan elaborasi. Analogi
adalah pembandingan yang dibuat untuk menunjukkan kesamaan antara ciri-ciri
pokok benda atau ide-ide, seperti analogi antara jantung dengan pompa. Contoh : otak
kita adalah mirip sebuah computer yang menerima dan menyimpan informasi.
Pencatat sensori kita mirip keyboardkomputer tempat dimana informasi masuk,
informasi disimpan di dalam memori jangka-panjang, otak mirip seperti informasi
yang di simpan di dalam Hard disk komputer (Nur, 2011).
3. Metode PQ4R
Strategi elaborasi yang lain, yaitu PQ4R. metode ini di gunakan untuk
membantu siswa mengingat apa yang mereka baca. P singkatan dari preview
(membaca selintas dengan cepat), Q untuk question (bertanya), dan 4R singkatan dari
read (membaca), reflect (refleksi), recite (tanya-jawab sendiri), dan review
(mengulang secara menyeluruh) (Nur, 2011).

12
d) Strategi Organisasi
Strategi-strategi organisasi terdiri dari Outlining, mapping dan mnemonics (Nur,
2011).
1. Membuat Ringkasan
Membuat ringkasan atau summarization melibatkan penulisan secara singkat
pernyataan-pernyataan yang mewakili ide utama dari informasi yang dibaca.
Keefektifan strategi ini bergantung pada bagaimana metode ini digunakan (Hidi dan
Anderson, 1986; King,1991). Cara lain adalah dengan meminta siswa untuk membuat
ringkasan yang dimaksudkan untuk membantu siswa lain dalam mempelajari materi
tersebut, sebagian karena kegiatan ini memaksa ringkasan itu harus ringkas dan secara
sungguh-sungguh mempertimbangkan mana yang penting dan mana yang tidak
(Brown et al., 1983).
2. Pembuatan Kerangka dan Pemetaan (mapping)
Sekelompok strategi belajar yang berkaitan menghendaki siswa untuk
menyatakan bahan ajar yang dipelajari dalam bentuk kerangka. Strategi-strategi ini
meliputi: pembuatan kerangka atau outlining, dan pembuatan peta atau mapping.
Pembuatan kerangka menyajikan butir-butir materi ajar utama di dalam format yang
tersusun secara hirarki, dengan tiap-tiap rincian diorganisasikan di bawah tingkat
kategori yang lebih tinggi. Mapping dikenal juga sebagai pemetaan konsep atau peta
konsep.
e) Strategi Metakognitif
Strategi metakognitif adalah keterampilan untuk mengontrol ranah atau aspek
kognitif. Metakognisi merupakan berpikir tentang cara berpikir, artinya siswa diminta
untuk memikirkan sendiri cara berpikir yang lebih mudah digunakan pada saat
memahami suatu materi pembelajaran. Dari hasil berpikir itu sendiri yang akan
digunakan dalam memahami suatu konsep. Metakognisi mempunyai dua komponen
yaitu: pengetahuan tentang kognisi dan mekanisme pengendalian-diri seperti
pengendalian dan monitoring kognitif. Pengetahuan tentang kognisi terdiri dari informasi
dan pemahaman yang dimiliki seorang pelajar tentang proses berpikirnya sendiri di
samping pengetahuan tentang berbagai strategi belajar untuk digunakan dalam suatu
situasi pembelajaran tertentu. Suatu contoh adalah apabila seorang siswa berorientasi
pada visual mengetahui bahwa suatu peta konsep merupakan cara baik baginya untuk
memahami dan mengingat sejumlah besar informasi baru (Nur, 2011).
(Abdul Majid,2013:11-12)
13
D. Strategi Pembelajaran yang sesuai dengan Biologi
Strategi pembelajaran yang diterapkan di Program Pendidikan Biologi, untuk mata
kuliah bidang studi biasanya menggunakan pendekatan sains, yaitu melengkapi keija
praktek di laboratorium guna menunjang teori yang diberikan oleh dosen pengampu di
depan kelas. Oleh karena itu hasil evalausi praktikum diintegrasikan dengan hasil belajar
teoretis. Dari proses tersebut mahasiwa diharapkan dapat menerima konsep-konsep biologi
secara bermakna. Namun demikian untuk mata kuliah pendukung (non-biologi) biasanya
diberikan secara konvensional yaitu menerapkan metode ceramah bervariasi, inipun
sebenamya juga diharapkan konsep-konsep pendukung dapat diterima secara bermakna,
karena semua yang diperoleh tersebut merupakan bekal mental guna terjun ke masyarakat
sesuai dengan profesinya. Strategi pendekatan pembelajaran sains efektif untuk
meningkatkan untuk meningkatkan penguasaan konsep dalam diri mahasiswa (Myers,
1988). Dalam ranah penerapan pada anak-anak didik yang diberikan pendekatan sains
temyata mampu menerapkan konsep-konsep IPSA termasuk Biologi pada kehidupan sehari-
hari (Varella, 1992).

Gredler (1986) dalam Meyers (1988) menyatakan bahwa dalam pembelajaran sains
harus dikembangkan dari tiga pokok yaitu how to learn, transfer of learning, teaching
problem solving. Artinya dalam mempelajari biologi, kemampuan ingatan dan ketelitian
kerja yang diikuti dengan sikap ilmiah akan saling terkait dalam meningkatkan
kebermaknaan konsep dasar biologi. Praktikum merupakan bentuk pembelajaran yang kuat
untuk membelajarkan keterampilan psikomotorik (Skills), pengertian (understanding) dan
sikap (attitude), adapun manfaatnya adalah: (a) dapat melatih keterampilan-keterampilan
yang dibutuhkan mahasiswa; (b) memberi kesempatan pada mahasiswa menerapkan dan
mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan yang telah dipunyai sebelumnya secara
nyata dalam praktek; (c) membuktikan sesuatu secara ilmiah; (d) menghargai ilmu dan
keterampilan yang dimiliki.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Strategi pembelajaran merupakan rencana dan cara-cara melaksanakan kegiatan
pembelajaran agar prinsip dasar pembelajaran dapat terlaksana dan tujuan pembelajaran bisa
dicapai secara efektif. Strategi-strategi pembelajaran yaitu meliputi strategi Pembelajaran
Langsung (Direct Instruction), strategi Pembelajaran Tidak Langsung (Indirect Instruction),
strategi Pembelajaran Interaktif (Interactive Instruction), strategi Pembelajaran melalui
Pengalaman (Eksperiential Learning), strategi Pembelajaran Mandiri.

Macam-macam strategi pembelajaran biologi yaitu meliputi strategi ekspositori


langsung dan belajar tuntas, strategi deduktif-induktif, strategi elaborasi, strategi organisasi,
dan strategi metakognitif. Pembelajaran sains harus dikembangkan dari tiga pokok yaitu
how to learn, transfer of learning, teaching problem solving. Artinya dalam mempelajari
biologi, kemampuan ingatan dan ketelitian kerja yang diikuti dengan sikap ilmiah akan
saling terkait dalam meningkatkan kebermaknaan konsep dasar biologi.

B. Saran
Saran dari penyusun agar para pembaca dapat menguasai materi dalam makalah ini
dengan baik, kemudian dilanjutkan dengan latihan soal sesuai materi yang berhubungan
agar semakin menguasai materi. Selain itu, diharapkan agar para pembaca dapat
memperluas kajian materi dari berbagai sumber yang relevan dan kredibel.

15
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid. (2013). Strategi Pembelajaran. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.

Burden, Paul, R dan Byrd, David M. 1999. Methods For Effective Teaching (2nd ed). Needham
Heights: Allyn and Bacon A Viacom Company.

Darmansyah. (2010). Strategi Pembelajaran Menyenangkan dengan Humor. Jakarta; PT Bumi


Aksara.

Frelberg, H.J. and Driscoll, A. (1992). Universal Teaching Strategies. Boston: Allyn & Bacon.

Hamruni. (2009). Strategi Pembelajaran. Yogyakarta; Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


Universitas Islam Negeri (UIN).

Hamzah B. Uno. (2006). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Iskandarwassid., Dadang Sunendar. (2008). Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung; PT


Remaja Rosdakarya.

Meyers, L.H. 1998. Analysis of Student Outcomes in Ninth Grade Physical Science Taught
With a Science Departement Science-Technology- Society versus One Taught With a
Texbook Orientation. [Disertasi]. Lowacity: the University of Lowa.

Mukhamad Murdiono. (2012). Strategi Pembelajaran Kewarganegaraan. Yogyakarta :


Penerbit Ombak.

Nur, Mohamad. 2011. Model Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : Pusat Sains dan
Matematika Sekolah UNESA

Syah, Muhibbin. (2010). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT


Remaja

Varella, G.F. 1992. Grater to Apply Concepts using a Science technology Society Approach to
Science Teaching. International Council association for Science Education Year
Books.New York.

Wina Sanjaya. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,


Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.

16

Anda mungkin juga menyukai