Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehinggga kita dapat diberikan kesempatan untuk menuntut ilmu, walaupun dengan segala
keterbatasan di era pandemi ini. Sholawat beserta salam semoga selalu tercurah limpah
kepada baginda Nabi Muhammad SAW. Kepada keluarganya, sahabatnya, semoga kelak kita
diakui sebagai umat yang mendapatkan syafaat nya diyaumil akhir nanti. Aamiin.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Dosen Pengampu mata kuliah Strategi
Pembelajaran telah memberikan kesempatan untuk menyampaikan makalah yang berjudul
Strategi Belajar Mengajar. Adapun tujuan utama penulisan makalah ini ditujukan sebagai
tanda pengerjaan tugas yang telah disampaikan dan semoga bisa bermanfaat khususnya bagi
penulis dan umumnya pembaca.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi penyusunan kalimat maupun tata bahasa dalam penulisan makalah ini. Oleh
karena itu, dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat, menjadi
dorongan/motivasi, dan bahkan menjadi referensi bagi pembaca.

Ciamis, 08 Desember 2021

Penyusun

DAFTAR ISI

i
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI .....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................
A. Latar Belakang ........................................................................................................
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................
C. Tujuan .....................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................
A. Pengertian Strategi Pembelajaran............................................................................
B. Jenis-jenis Strategi Pembelajaran............................................................................
C. Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir......................................
D. Strategi Pembelajaran Kooperatif/ Kelompok.........................................................
E. Strategi Pembelajaran Kontekstual/Contextual Teaching Learning........................
F. Strategi Pembelajaran Afektif.................................................................................
G. Penerapan Strategi Pembelajaran............................................................................
H. Hakikat Strategi Pembelajaran................................................................................
I. Macam-macam Metode Pembelajaran....................................................................
J. Pakem......................................................................................................................
BAB III PENUTUP ..........................................................................................................
A. Kesimpulan .............................................................................................................
B. Kritik dan Sadan .....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Makna dan hakikat belajar yang dipahami oleh praktisi pendidikan terutama guru
sangat berpengaruh terhadap proses belajar mengajar. Pemahaman tentang pendekatan
pembelajaran, strategi pembelajaran dan metode pembelajaran adalah hal yang sangat
penting, terutama dalam konteks penguasaan konsepsioanal terhadap pembelajaran.
Strategi pembelajaran harus mengandung penjelasan tentang metode atau prosedur dan
teknik yang digunakan selama proses pembelajaran berlangsung.
Pemilihan strategi pembelajaran sangatlah penting. Artinya, bagaimana pengajar
dapat memilih kegiatan pembelajaran yang paling efektif dan efesien untuk menciptakan
pengalaman belajar yang baik, yaitu yang baru memberikan fasilitas kepada peserta didik
mencapai tujuan pembelajaran (Gafur, 1989). Namun, harus diingat bahwa tidak ada
satupun strategi pembelajaran yang paling sesuai untuk semua kondisi dan situasi yang
berbeda, walaupun tujuan pembelajaran yang ingin dicapai sama. Oleh karena itu,
dibutuhkan kreativitas dan keterampilan pengajar dalam memilih dan menggunakan
strategi pembelajaran, yaitu yang disusun berdasarkan karakteristik peserta didik dan
situasi kondisi yang diharapkan.
Strategi pembelajaran yang akan dipilih dan digunakan oleh pengajar bertitik
tolak dari tujuan awal pembelajaran. Dengan demikian, penerapannya pun harus
disesuaikan dengan tujuan pembelajaran, sehingga diharapkan terdapat keselarasan
antara tujuan dan pelaksanaan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis mengajukan beberapa rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan strategi pembelajaran?
2. Untuk mengetahui strategi yang digunakan saat mengajar ?
3. Macam-macam strategi pembelajaran untuk mengajar ?
4. Metode apa saja yang digunakan oleh guru atau dosen ?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu strategi pembelajaran
2. Untuk mengetahui strategi yang akan digunakan dalam belajar
3. Untuk mengetahui macam-macam strategi pembelajaran
4. Untuk mengetahui metode-metode stategi pembelajaran

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Strategi Pembelajaran


Strategi pembelajaran merupakan suatu serangkaian rencana kegiatan yang
termasuk didalamnya penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau
kekuatan dalam suatu pembelajaran. Strategi pembelajaran disusun untuk mencapai suatu
tujuan tertentu. Strategi pembelajaran didalamnya mencakup pendekatan, model, metode
dan teknik pembelajaran secara spesifik. Adapun beberapa pengertian tentang strategi
pembelajaran menurut para ahli adalah sebagai berikut:
 Hamzah B. Uno (2008:45)
Strategi pembelajaran merupakan hal yang perlu diperhatikan guru dalam proses
pembelajaran.
 Dick dan Carey (2005:7)
Strategi pembelajaran adalah komponen-komponen dari suatu set materi termasuk
aktivitas sebelum pembelajaran, dan partisipasi peserta didik yang merupakan
prosedur pembelajaran yang digunakan kegiatan selanjutnya.
 Suparman (1997:157)
Strategi pembelajaran merupakan perpaduan dari urutan kegiatan, cara
mengorganisasikan materi pelajaran peserta didik, peralatan dan bahan, dan waktu
yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang telah ditentukan.
 Hilda Taba
Strategi pembelajaran adalah pola atau urutan tongkah laku guru untuk menampung
semua variabel-variabel pembelajaran secara sadar dan sistematis.
 Gerlach dan Ely (1990)
Strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan
metode pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu.
 Kemp (1995)
Stategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan
guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.

3
B. Jenis-jenis Strategi Pembelajaran
a. Strategi Pembelajaran Ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang
menekankan pada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada
sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran
secara optimal (Sanjaya dalam Ika Lestari 2013:45)
Dalam Direktorat Tenaga Kependidikan “ Strategi pembelajaran ekspositori
adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi
secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa
dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Dalam strategi ini materi pelajaran
disampaikan langsung oleh guru. Siswa tidak dituntut untuk menemukan materi itu.
Materi pelajaran seakanakan sudah jadi. Karena strategi ekspositori lebih
menekankan kepada proses bertutur, maka sering juga dinamakan strategi ”chalk and
talk”.
Dari defenisi yang dikemukakan para ahli diatas, penyusun menyimpulkan
bahwa strategi pembelajaran ekspositori adalah ” strategi pembelajaran yang
menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seseorang guru
kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi
pembelajaran secara optimal”.
Kelebihan dan Kekurangan Strategi Pembelajaran Ekspositori
1. Keunggulan / kelebihan
Dengan strategi pembelajaran ekspositori guru bisa mengontrol urutan dan
keluasan materi pembelajaran, dengan demikian ia dapat mengetahui sejauh mana
siswa menguasai bahan pelajaran yang disampaikan.
a) Strategi pembelajaran ekspositori dianggap sangat efektif apabila materi
pelajaran yang harus dikuasai siswa cukup luas, sementara itu waktu yang
dimiliki untuk belajar terbatas.
b) Melalui strategi pembelajaran ekspositori selain siswa dapat mendengar
melalui penuturan (kuliah) tentang suatu materi pelajaran juga sekaligus
siswa bisa melihat atau mengobservasi (melalui pelaksanaan demonstrasi).
c) Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini bisa digunakan untuk
jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam strategi pembelajaran
ekspositori ini dilakukan melalui metode ceramah, namun tidak berarti proses

4
penyampaian materi tanpa tujuan pembelajaran. Karena itu sebelum strategi ini
diterapkan terlebih dahulu guru harus merumuskan tujuan pembelajaran secara jelas
dan terukur. Hal ini sangat penting untuk dipaham, karena tujuan yang spesifik
memungkinkan untuk bisa mengontrol efektivitas penggunaan strategi pembelajaran.
2. Kelemahan / kekurangan
Disamping memiliki keunggulan, strategi pembelajaran ekspositori ini
juga memiliki beberapa kelemahan, antara lain :
1) Strategi pembelajaran ini hanya mungkin dapat dilakukan terhadap siswa
yang memiliki kemampuan mendengar dan menyimak secara baik, untuk
siswa yang tidak memiliki kemampuan seperti itu perlu digunakan strategi
yang lain.
2) Strategi ini tidak mungkin dapat melayani perbedaan setiap individu baik
perbedaan kemampuan, pengetahuan, minat, dan bakat, serta perbedaan gaya
belajar.
3) Karena strategi lebih banyak diberikan melalui ceramah, maka akan sulit
mengembangkan kemampuan siswa dalam hal kemampuan sosialisasi,
hubungan interpersonal, serta kemampuan berpikir kritis.
4) Keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori sangat tergantung kepada apa
yang dimiliki guru seperti persiapan, pengetahuan, rasa percaya diri,
semangat, antusiasme, motivasi dan berbagai kemampuan seperti
kemampuan bertutur (berkomunikasi) dan kemampuan mengelola kelas,
tanpa itu sudah pasti proses pembelajaran tidak mungkin berhasil.
b. Strategi Pembelajaran Inkuiri
Istilah inkuiri berasal dari Bahasa Inggris, yaitu inquiry yang berarti
pertanyaan atau penyelidikan. Pembelajaran inkuiri adalah suatu rangkaian kegiatan
belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari
dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga siswa dapat
merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.
Menurut Sanjaya, pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan
pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk
mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.
Pembelajaran inkuiri dibangun dengan asumsi bahwa sejak lahir manusia memiliki
dorongan untuk menemukan sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentang keadaan
alam di sekililingnya tersebut merupakan kodrat sejak ia lahir ke dunia, melalui indra

5
penglihatan, indra pendengaran, dan indra-indra yang lainnya. Keingintahuan manusia
terus menerus berkembang hingga dewasa dengan menggunakan otak dan
pikirannya. Pengetahuan yang dimilikinya akan menjadi bermakna manakala didasari
oleh keingintahuan tersebut.
Dari definisi yang dikemukakan diatas, dapat disimpulkan bahwa strategi
pembelajaran inkuiri adalah strategi pembelajaran yang mempersiapkan siswa pada
situasi untuk melakukan eksperimen sendiri sehingga dapat berpikir secara kritis
untuk mencari dan menemukan jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.
Adapun langkah-langkah dalam pelaksanaan model pembelajaran inkuiri
adalah sebagai berikut :
1. Orientasi Pada langkah ini guru mengondisikan agar siswa siap melaksanakan
proses pembelajaran dengan cara merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir
memecahkan masalah. Langkah orientasi merupakan langkah yang sangat penting,
karena keberhasilan pembelajaran inkuiri sangat tergantung pada kemauan siswa
untuk beraktivitas menggunakan kemampuannya dalam memecahkan masalah.
Beberapah hal yang dapat dilakukan dalam tahap orientasi adalah :
a) Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai
oleh siswa.
b) Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk
mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan langkah-langkah inkuiri serta
tujuan setiap langkah, mulai dari langkah merumuskan masalah sampai dengan
merumuskan kesimpulan.
c) Menjelaskan pentingnya topic dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukan dalam
rangka memberikan motivasi belajar siswa.
2. Merumuskan Masalah Pada langkah ini guru membawa siswa pada suatu
persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan
yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu. Proses berpikir
dan mencari jawaban teka-teki itulah yang sangat penting dalam strategi inkuiri,
oleh karena itu melalui proses tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang
sangat berharga sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan masalah adalah:
a) Masalah hendaknya dirumuskan sendiri oleh siswa. Siswa akan memiliki
motivasi belajar yang tinggi manakala dilibatkan dalam merumuskan masalah
yang hendak dikaji.

6
b) Masalah yang dikaji adalah masalah yang mengandung teka-teki dan
jawabannya pasti.
c) Konsep-konsep dalam masalah adalah konsep-konsep yang sudah diketahui
terlebih dahulu oleh siswa. Artinya, sebelum masalah itu dikaji lebih jauh
melalui melalui proses inkuiri, guru perlu yakin terlebih dahulu bahwa siswa
sudah memiliki pemahaman tentang konsep-konsep yang ada dalam rumusan
masalah.
3. Mengajukan Hipotesis Kemampuan atau potensi individu untuk berpikir pada
dasarnya sudah dimiliki sejak individu itu lahir. Potensi berpikir tersebut dimulai
dari kemampuan setiap individu untuk menebak atau mengira-ngira (berhipotesis)
dari suatu permasalahan. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk
mengembangkan kemampuan berhipotesis pada setiap anak adalah dengan
mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat
merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai perkiraan
kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji.
4. Mengumpulkan Data Dalam pembelajaran inkuiri
Mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam
pengembangan intelektual. Proses pengumpulan data bukan hanya memerlukan
motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan
kemampuan menggunakan potensi berpikirnya. Oleh sebab itu, tugas dan peran
guru dalam tahapan ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat
mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan.
5. Menguji Hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima
sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data.
Yang terpenting dalam menguji hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan siswa
atas jawaban yang diberikan. Disamping itu, menguji hipotesis juga berarti
mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang
diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh
data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.
6. Merumuskan Kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh
berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Kadang banyaknya jawaban yang
diperoleh menyebabkan kesimpulan yang diputuskan tidak fokus terhadap

7
masalah yang hendak dipecahkan. Karena itu, untuk mencapai kesimpulan yang
akurat guru mampu menunjukkan pada siswa data mana yang relevan.
Keunggulan Dan Kelemahan Pembelajaran Inkuiri
1. Keunggulan
 Menekankan pada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik
secara seimbang.
 Siswa menjadi aktif dalam mencari dan mengolah sendiri informasi.
 Siswa mengerti konsep-konsep dasar dan ide-ide secara lebih baik.
 Memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar
mereka.
 Siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata tidak akan terhambat oleh
siswa yang lemah dalam belajar.
 Membantu siswa dalam menggunakan ingatan dalam transfer konsep yang
dimilikinya kepada situasi-situasi proses belajar yang baru.
 Mendorong siswa untuk berfikir intuitif dan merumuskan hipotesisnya
sendiri.
 Dapat membentuk dan mengembangkan konsep sendiri ( self-concept ) pada
diri siswa sehingga secara psikologis siswa lebih terbuka terhadap
pengalaman baru, berkeinginan untuk selalu mengambil dan mengeksploitasi
kesempatan-kesempatan yang ada.
 Memungkinkan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber
yang tidak hanya menjadikan guru sebagai satu-satunya sumber belajar.
2. Kelemahan
 Jika guru tidak dapat merumuskan teka-teki atau pertanyaan kapada siswa
dengan baik, untuk memecahkan permasalah secara sistematis, maka akan
membuat murid lebih bingung dan tidak terarah.
 Kadang kala guru mengalami kesulitan dalam merencanakan pembelajaran
oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
 Dalam implementasinya memerlukan waktu panjang sehingga guru sering
sulit menyesuaikannya dengan waktu yang ditentukan.
 Pada sistem klasikal dengan jumlah siswa yang relatif banyak; penggunaan
pendekatan ini sukar untuk dikembangkan dengan baik
 Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa
menguasai materi, maka pembelajaran ini sulit diimplementasikan oleh guru.

8
c. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
Pembelajaran berbasis masalah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas
pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi
secara ilmiah.
1. Keunggulan
 Merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran.
 pengetahuan baru bagi siswa.
 Dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.
 Dapat membantu siswa bagaimana mentranfer pengetahuan mereka untuk
memahami masalah dalam kehidupan nyata.
 Dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan
bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.
 Pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa.
 Dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir lebih kritis dan
mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan
pengetahuan.
 Dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk mengaplikasikan
pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
 Dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus-menerus belajar
sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.
 Dapat membentuk siswa untuk memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi,
yang dibarengi dengan kemampuan inovatif dan sikap kreatif akan tumbuh dan
berkembang.
 Dengan model pembelajaran berbasis masalah, kemandirian siswa dalam
belajar akan mudah terbentuk, yang pada akhirnya akan menjadi kebiasaan
dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang ditemuinya dalam aktivitas
kehidupan nyata sehari-hari ditengah-tengah masyarakat.
2. Kelemahan
 Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan
bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan
merasa enggan untuk mencoba.
 Keberhasilan model pembelajaran PBL ini membutuhkan cukup waktu untuk
persiapan dan pelaksanaannya.

9
 Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah
yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin
pelajari.

C. Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir


Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir merupakan strategi
pembelajaran yang menekankan kepada kemampuan berpikir merupakan strategi
pembelajaran yang menekankan kepada kemampuan berpikir siswa. Dalam pembelajaran
ini materi pelajaran tidak disajikan begitu saja kepada siswa, akan tetapi siswa dibimbing
untuk proses menemukan sendiri konsep yang harus dikuasai melalui proses dialogis
yang terus menerus dengan memanfaatkan siswa.

D. Strategi Pembelajaran Kooperatif/ Kelompok


Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan
oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan. Ada empat unsure penting dalam stategi
pembelajaran kooperatif yaitu :
1. Adanya peserta dalam kelompok
2. Adanya aturan kelompok
3. Adanya upaya belajar setiap kelompok
4. Adanya tujuan yang harus dicapai dalam kelompok belajar

E. Strategi Pembelajaran Kontekstual/Contextual Teaching Learning


Contextual Teaching Learning (CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru
mengaitkan materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa yang mendorong
siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari. Pengetahuan dan keterampilan siswa dapat diperoleh dari
usaha siswa mengkontruksikan sendiri pengetahuan dan keterampilan baru ketika ia
belajar.

F. Strategi Pembelajaran Afektif


Strategi pembelajaran afektif memang berbeda dengan strategi pembelajaran
kognitif dan keterampilan. Afektif berhubungan dengan nilai yang sulit diukur karena
menyangkut kesadaran seseorang yang tumbuh dari dalam diri siswa. Dalam batas

10
tertentu, afeksi dapat muncul dalam kejadian behavioral. Akan tetapi, penilaiannya untuk
sampai pada kesimpulan yang bisa dipertanggung jawabkan membutuhkan ketelitian dan
observasi yang terus menerus dan hal ini tidaklah mudah untu dilakukan.

G. Penerapan Strategi Pembelajaran


Berdasarkan rumusan komponen penerapan strategi pembelajaran yang
dikemukakan ahli secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi :
1. Komponen pertama yaitu urutan kegiatan pembelajaran
Mengurutkan Kegiatan pembelajaran dapat memudahkan guru dalam
pelaksanaan kegiatan mengajarnya, guru dapat mengetahui bagaimana ia harus
memulainya, menyajikannya dan menutup pelajaran.
2. Komponen kedua yaitu metode pembelajaran
Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh pengajar dalam
menyampaikan pesan pembelajaran kepada peserta didik dalam mencapai tujuan
pembelajaran.
3. Komponen ketiga yaitu media yang digunakan
Media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk
menyampaikan pesan atau informasi. Media dapat berbentuk orang/ guru, alat-alat
elektronik, media cetak.
4. Komponen keempat adalah waktu tatap muka
Pengajar harus tahu alokasi waktu yang diperlukan dalam menyelesaikan
pembelajaran dan waktu yang digunakan pengajar dalam menyampaikan informasi
pembelajaran. Sehingga proses pembelajaran berjalan sesuai dengan target yang
ingin dicapai.
5. Komponen kelima adalah pengelolaan kelas
Kelas adalah ruangan belajar (lingkungan fisik) dan lingkungan
sosioemosional. Lingkungan fisik meliputi: ruangan kelas, keindahan
kelas,pengaturan tempat duduk, pengaturan sarana atau alat-alat lain, dan ventilasi
dan pengaturan cahaya. Sedangkan lingkungan sosioemosional meliputi tipe
kepemimpinan guru, sikap guru, suara guru, pembinaan hubungan baik.

11
H. Hakikat Strategi Pembelajaran
Ada 4 Dasar Strategi dalam pembelajaran :
1. Mengidentifikasikan apa yang diharapkan
2. Memilih sistem pendekatan
3. Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik pembelajaran
4. Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan (Zaini dan Bahri dalam
Iskandarwasid dan Sunendar, 2008:8).
Istilah pendekatan, metode, dan teknik sering digunakan secara bertumpang tindih atau
campur aduk baik dalam pengertiannya maupun dalam pemakaiannya.
1. Iskandarwasid dan Sunendar (2008:40) menyatakan bahwa pendekatan merupakan
sikap atau pandangan tentang sesuatu, yang biasanya berupa asumsi atau
seperangkat asumsi yang saling berkaitan.
2. Metode merupakan penjabaran dari pendekatan yang dianut. Metode adalah
prosedur untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Metode digunakan untuk
menyatakan kerangka yang menyeluruh tentang proses pembelajaran.
3. Teknik adalah cara yang khas yang operasional, yang digunakan untuk mencapai
tujuan, berdasarkan pada proses sistematis yang terdapat dalam metode.

I. Macam-macam Metode Pembelajaran


a. Metode ceramah
Metode ceramah merupakan metode tradisional, karena sejak lama metode
ini digunakan oleh para pengajar.
b. Metode pembelajaran terprogram
Metode pembelajaran terprogram merupakan metode konvensional yang kini
sering digunakan. Metode ini disusun sesuai dengan kepentingan pembelajaran yang
diinginkan dan dijalankan sesuai dengan program belajar yang telah dirancang.
c. Metode demonstrasi
Metode demonstrasi merupakan mengedepankan peragaan atau
mempertunjukan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang
dipelajari, baik sebenarnya atau tiruan yang sering disertai dengan penjelasan lisan.
d. Metode discovery
Metode discovery merupakan metode yang bertolak dari suatu masalah,
kemudian dibahas dari berbagai segi yang berhubungan sehingga pemecahannya
secara komprehensif dan bermakna.

12
e. Metode simulasi
Metode simulasi merupakan sesuatu yang baik atau menanamkan
kebiasaan-kebiasaan tertentu.
f. Metode do-look-learn
Metode ini mengajak siswa ke luar kelas dan meninjau atau mengunjungi objek-
objek lainnya sesuai dengan kepentingan pembelajaran.
g. Metode diskusi
Metode diskusi merupakan siswa diharapkan pada suatu masalah berupa
pertanyaan atau pernyataan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan
bersama.
h. Metode praktikum
Metode preaktikum mengedepankan aktivitas percobaan, sehingga siswa
mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.
i. Metode studi mandiri
Metode ini sering disebut dengan metode tugas, jadi guru memberikan tugas
tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar.
j. Metode bermain peran
Metode ini mengajarkan siswa untuk melakukan tingkah laku dalam
hubungannya dengan masalah sosial.
k. Metode studi kasus
Metode ini mengedepankan metode berpikir untuk menyelesaikan masalah dan
didukung dengan data-data yang ditemukan.

J. Pakem
Istilah PAKEM lahir pertama kali dengan nama PAKEM yaitu singkatan dari
Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan.
Tujuh komponen pembelajaran kontekstual yaitu :
1. Konstruktivisme adalah proses pembangunan baru dalam struktur kognitif siswa
berdasarkan pengalaman.
2. Inkuiri Adalah proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan
melalui prosea berfikir secara sistematis. Proses inkuiri dilakukan dalam beberapa
langkah:
- Merumuskan masalah
- Mengajukan hipotesis

13
- Mengumpulkan data
- Menguji hipnotis berdasarkan data yang ditemukan
- Membuat kesimpulan
3. Bertanya (Questioning )
Belajar pada hakikatnya adalah bertanya dan menjawab pertanyaanDalam
suatu pembelajaran yang produktif kegiatan bertanya akan sangat berguna untuk: a)
menggali informasi dan kemampuan siswa dalam penguasaan materi pelajaran b)
membangkitkan motvasi siswa untuk belajar c) merangsang keingintahuan siswa
terhadap sesuat d) memfokuskan siswa pada suatu yang diinginkan e) membimbing
siswa untuk menemukan atau menyimpulkan sesuatu
4. Masyarakat Belajar ( Learning Community)
Dalam kelas CTL, asas ini dapat dilakukan dengan menerapkan
pembelajaran melalui kelompok belajar.
5. Pemodelan ( Modeling )
Merupakan proses pembelajarn dengan memperagakan sesuatu sebagai
contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa.
6. Refleksi (Reflection)
Merupakan proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajari yang
dilakukan dengan cara mengurutkan kembali kejadian-kejadian atau peristiwa
pembelajaran yang telah dilalui.
7. Penilaian Nyata ( Authentic Assessment )
Adalah proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi tentang
perkembangan belajar yang dilakukan siswa.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Strategi pembelajaran merupakan cara sistematis yang dipilih dan digunakan
seorang pembelajar untuk menyampaikan materi pembelajaran, sehingga memudahkan
pembelajar mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Strategi pembelajaran merupakan
perpaduan dari urutan kegiatan, cara pengorganisasian materi pelajaran dan siswa,
peralatan dan bahan,serta waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran.
Penerapan strategi pembelajaran harus disesuaikan dengan kondisi baik internal
(siswa) maupun eksternal (sarana dan prasarana sekolah), waktu, dan, perkembangan
teknologi untuk mencapai tujuan pembelajaran secara mutlak.

B. Kritik dan Saran


Kami sebagai pemakalah menyadari bahwa makalah yang kami buat masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu untuk hasil yang lebih baik untuk ke depannya kami
meminta kritikan atau saran dari para pembaca.

15
DAFTAR PUSTAKA

Siregar, Eveline,dan Hartini nara. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor : Ghalia
Indonesia.
Sufanti Main . 2010. Strategi Pengajaran. Surakarta : Yuma Pustaka.
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2011), hlm. 201-202
Majid, Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai