Anda di halaman 1dari 3

UAS Strategi Pendidikan

Nama : Fauzin Azizah

NIM : 214110402221

Kelas : 3 PAI F

Mata Kuliah : Strategi Pendidikan

1. Menyusun Strategi Pembelajaran

Rancangan Pembelajaran PAI dengan Menerapkan Strategi Ekspositoris dan


Kooperatif

Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar


Kelas / Semester : Empat / Ganjil

i. Pokok Bahasan
5 Ketentuan shalat
ii. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu untuk:
1. Menjelaskan Rukun Shalat
2. Menjelaskan Sunnah Shalat
3. Menjelaskan Syarat sah dan Syarat Wajib Shalat
4. Menjelaskan hal-hal yang membatalkan shalat
iii. Materi
1. Definisi Shalat
2. Rukun Shalat
3. Sunnah Shalat
4. Syarat Sah Shalat dan Syarat Wajib Shalat
5. Hal-hal yang membatalkan Shalat
iv. Langkah-langkah Pembelajaran
NO Strategi Kegiatan Waktu
Pembelajaran
1. Strategi a. Guru membuka 20 Menit
Ekspositoris pembelajaran dengan
salam dan berdo’a
bersama dan dipimpin
oleh salah satu peseta
didik
b. Guru menyampaikan
standar kompetensi,
kompetensi dasar, dan
tujuan yang akan dicapai
dalam pembelajaran
c. Guru memberikan
pemahaman atau
menerangkan kepada
siswa materi tentang
ketentuan dalam shalat
Guru membagi peserta
didik kedalam beberapa
kelompok
2 Strategi Kooperatif a. Guru memberikan sebuah 15 Menit
soal kepada setiap
kelompok, untuk bisa
didiskusikan oleh setiap
kelompok. Soal tersebut
sesuai materi yang
disampaikan oleh guru.
Dengan dilaksanakannya
diskusi tersebut untuk
mengukur kepahaman siswa
terhadap materi yang telah
disampaikan oleh guru
yakni mengenai Definisi
dan ketentuan dalam shalat.
b. Siswa membentuk /
berkumpul sesuai kelompok
yang telah dibagi oleh guru.
c. Siswa berdiskusi
menyelesaikan soal yang
telah diberikan oleh guru.
3 a. Guru kesimpulan dari 10 Menit
materi yang dibahas dalam
pertemuan tersebut yakni
materi yang membahas
tentang shalat
2. Nama-nama strategi pembelajaran aktif yang akan digunakan, sebagaimana yang
dikemukakan pada jawaban nomor 1 beserta alasan mengapa strategi pembelajaran
efekif tersebut yang digunakan!
Jawab : Strategi yang digunakan pada pembelajaran aktif yaitu Strategi kooperatif
dan ekspositoris.
1) Strategi Kooperatif
Metode pembelajaran kooperatif adalah salah satu pembelajaran yang
bersifat kerja sama yang mana pembelajaran kooperatif ini mampu membantu
interaksi antar siswa, dengan kemampuan yang berbeda-beda maka akan asyik
bagi anak untuk belajar dan bersosialoisasi. Pembelajaran Kooperatif ini
termasuk dalam jenis rangkaian kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh
siswa dalam kelompok tertentu untuk mencapai rumusan tujuan pembelajaran.
2) Strategi Ekspositoris
Sistem pembelajaran ekspositoris merupakan strategi pembelajaran yang
menekankan pada proses pemberian pengetahuan atau materi yang diberikan
secara lisan oleh guru kepada siswa yang ingin membantu siswa dalam
menguasai materi secara efektif.
Dengan menggunakan strategi ekspositoris siswa bisa lebih optimal dalam
menguasai materi tersebut. Karena dengan pembelajaran ekspositoris guru
megolah tuntas pesan tersebut.
3. Cara kerja model evaluasi CIPP
Model evaluasi CIPP dalam pelaksanaannya lebih banyak digunakan oleh para
evaluator, hal ini dikarenakan model evaluasi ini lebih komprehensif jika dibandingkan
dengan model evaluasi lainnya. Model evaluasi ini dikembangkan oleh Daniel
Stufflebeam, dkk (1967) di Ohio State University. Model evaluasi ini pada awalnya
digunakan untuk mengevaluasi ESEA (the Elementary and Secondary Education Act).
CIPP merupakan singkatan dari, context evaluation : evaluasi terhadap konteks, input
evaluation : evaluasi terhadap masukan, process evaluation : evaluasi terhadap proses, dan
product evaluation : evaluasi terhadap hasil. Keempat singkatan dari CIPP tersebut itulah
yang menjadi komponen evaluasi.
Model CIPP berorientasi pada suatu keputusan (a decision oriented evaluation
approach structured). Tujuannya adalah untuk membantu administrator (kepala sekolah
dan guru) dalam membuat keputusan. Menurut Stufflebeam, (1993 : 118) dalam Eko Putro
Widoyoko mengungkapkan bahwa, “ the CIPP approach is based on the view that the most
important purpose of evaluation is not to prove but improve.” Konsep tersebut ditawarkan
oleh Stufflebeam dengan pandangan bahwa tujuan penting evaluasi adalah bukan
membuktikan, tetapi untuk memperbaiki.

Anda mungkin juga menyukai