Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH SKI & PEMBELAJARANNYA

LINGKUP PENGEMBANGAN STRATEGI PEMBELAJARAN SEJARAH


KEBUDAYAAN ISLAM BERDASARKAN KARAKTERISTIK ANAK

Dosen Pengampu : Fitri Yamanti S.Pd.I M.Pd.

DISUSUN OLEH:

AZKI AHSANI NIM: 2111003252

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MA'ARIF

JAMBI 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur alhamdulillah senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah


SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya. Sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas untuk mata kuliah SKI &
Pembelajarannya, dengan judul “Lingkup Pengembangan Strategi
Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Berdasarkan Karakteristik
Anak”.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Kami tentunya berharap isi makalah ini tidak meninggalkan celah, berupa
kesalahan atau kekurangan. Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan
yang Kami miliki. Oleh karena itu, Kami mengharapkan segala bentuk saran serta
masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.

Akhirnya Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat


bagi perkembangan dunia pendidikan.

Jambi, 29 Oktober 2023


Penulis

Azki Ahsani

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang ......................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .................................................................... 1
C. Tujuan Pembahasan ................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 2

A. Pengertian strategi pembelajaran ............................................. 2


B. Strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik anak ............. 4

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 7

A. Kesimpulan .............................................................................. 7
B. Saran......................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sejarah Kebudayaan Islam merupakan salah satu mata pelajaran


penting yang harus dipelajari oleh peserta didik, namun terkadang
dianggap sulit, membosankan, dan menjadi beban yang harus dipelajari.

Pandangan seperti ini mengakibatkan peserta didik kurang aktif


dan kurang tertarik dalam mempelajari Sejarah Kebudayaan Islam
sehingga mengakibatkan proses pembelajaran yang kurang efektif dan
tidak bisa mencapai kriteria kelulusan yang telah ditetapkan.

Oleh karena itu, diperlukan strategi pembelajaran yang tepat agar


siswa dapat lebih aktif dan percaya diri dalam pembelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam.

Guru harus memahami profil siswa, seperti tingkat perkembangan


siswa, gaya kognitifnya, kebiasaan belajarnya, dan sebagainya, sehingga
dapat menyesuaikan strategi yang digunakan dengan profil siswa

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu strategi pembelajaran?
2. Bagaimana strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik anak?

C. TUJUAN PEMBAHASAN
1. Untuk mengetahui apa itu strategi pembelajaran.
2. Untuk mengetahui Bagaimana strategi berdasarkan karakteristik
anak.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN STRATEGI PEMBELAJARAN


Kata strategi berasal dari bahasa Latin, yaitu ‘strategia’ yang berarti
seni penggunaan rencana untuk mencapai tujuan. (Al Muchtar, dkk., 2007: 1.2)
Secara umum strategi adalah alat, rencana, atau metode yang digunakan untuk
menyelesaikan suatu tugas (Beckman, 2004: 1). Dalam konteks pembelajaran,
strategi berkaitan dengan pendekatan dalam penyampaian materi pada
lingkungan pembelajaran. Strategi pembelajaran juga dapat diartikan sebagai
pola kegiatan pembelajaran yang dipilih dan digunakan guru secara
kontekstual, sesuai dengan karakteristik peserta didik, kondisi sekolah,
lingkungan sekitar dan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Strategi
pembelajaran terdiri dari metode, teknik, dan prosedur yang akan menjamin
bahwa peserta didik akan betul-betul mencapai tujuan pembelajaran. Kata
metode dan teknik sering digunakan secara bergantian (Al Muchtar, dkk.,
2007: 1.3). Untuk itu, strategi pembelajaran harus disesuaikan dengan tujuan-
tujuan pembelajaran yang telah ditentukan agar diperoleh langkah-langkah
kegiatan pembelajaran yang efektif dan efisien (Gerlach dan Ely, 1971: 207).
Menurut Miarso (2005), strategi pembelajaran adalah pendekatan
menyeluruh pembelajaran dalam suatu sistem pembelajaran, yang berupa
pedoman umum dan kerangka kegiatan untuk mencapai tujuan umum
pembelajaran, yang dijabarkan dari pandangan falsafah dan atau teori belajar
tertentu. Seels dan Richey (1994: 31) menyatakan bahwa strategi pembelajaran
merupakan rincian dari seleksi pengurutan peristiwa dan kegiatan dalam
pembelajaran, yang terdiri dari metode-metode, teknik-teknik maupun
prosedur-prosedur yang memungkinkan peserta didik mencapai tujuan.
Kauchak dan Eggen (1993: 12) mengartikan strategi pembelajaran sebagai
seperangkat kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mencapai tujuan
tertentu.
Menurut Romiszowsky (1981) strategi dalam konteks kegiatan
pembelajaran mengandung makna, yaitu untuk mengoptimalkan kegiatan
belajar mengajar dengan memilih metode-metode yang dapat mengembangkan
kegiatan belajar peserta didik secara lebih aktif. Pendapat yang hampir sama
dikemukakan Dick dan Carey (1978: 106) yang mengatakan strategi belajar
mengajar mencakup keseluruhan komponen pembelajaran yang bertujuan
menciptakan suatu bentuk pembelajaran dengan kondisi tertentu agar dapat
membantu proses belajar peserta didik. Sedangkan Semiawan (1996)
berpendapat ditinjau dari segi proses pembelajaran strategi belajar mengajar

2
merupakan proses bimbingan terhadap peserta didik dengan menciptakan
kondisi belajar murid secara lebih aktif.
Setiap strategi pembelajaran yang dikembangkan, menurut
Romiszowsky(1981:294) harus selalu mencerminkan posisi teoretis yang
merujuk pada bagaimana seharusnya pembelajaran itu dilaksanakan. Karena
itu, Hamalik (1993:2) mendefinisikan strategi belajar mengajar sebagai suatu
sistem yang menyeluruh yang terdiri dari sejumlah komponen, yakni
komponen masukan (in put), komponen proses (process), dan komponen
produk (out put). Salusu (1996:101) berpandangan strategi merupakan suatu
seni menggunakan kecakapan dan sumber daya untuk mencapai sasarannya
melalui hubungan yang efektif dengan lingkungan dan kondisi yang lebih
menguntungkan.
Dari batasan-batasan itu, dapat dipahami bahwa strategi pembelajaran
merupakan pendekatan menyeluruh pembelajaran dalam mengelola kegiatan
pembelajaran untuk menyampaikan materi pelajaran secara sistematis dalam
rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan secara efektif dan
efisien.
Sebagai suatu pola aktivitas pendidik-peserta didik, strategi
pembelajaran memuat sejumlah komponen yang membentuk jalinan
keterkaitan dalam wadah yang disebut dengan pola pembelajaran. Dick dan
Carey (1996:183) memandang strategi pembelajaran sebagai penjelasan
tentang komponen-komponen umum dari separangkat materi pembelajaran dan
prosedur yang akan digunakan bersama bahan-bahan itu, untuk menghasilkan
suatu hasil belajar tertentu pada peserta didik.
Menurut Suparman (1997: 157) strategi pembelajaran merupakan
perpaduan urutan kegiatan pembelajaran (tahap-tahap yang perlu dilalui/
diikuti dalam penyajian materi pembelajaran) metode atau teknik pembelajaran
(prosedur teknis pengorganisasian bahan dan pengelolaan peserta didik dalam
proses pembelajaran), media pembelajaran (peralatan dan bahan pembelajaran
yang digunakan sebagai media proses pembelajaran), dan waktu pembelajaran
(waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan kegiatan pembelajaran).
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi
pembelajaran adalah keseluruhan pola umum kegiatan pendidik dan peserta
didik dalam mewujudkan peristiwa pembelajaran yang efektif untuk mencapai
tujuan, secara efektif dan efisien terbentuk oleh paduan antara urutan kegiatan,
metode dan media pembelajaran yang digunakan, serta waktu yang digunakan
pendidik dan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.1

1
Wahyudin Nur Nasution, Strategi Pembelajaran, (Medan: Perdana Mulya Sarana, 2017). Hal.3-5

3
B. STRATEGI PEMBELAJARAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK
ANAK
1. Memahami karakteristik
Karakteristik anak masing-masing berbeda-beda, guru perlu
memahami karakteristik awal anak didik sehingga ia dapat dengan mudah
untuk mengelola segala sesuatu yang berkaitan dengan pembelajaran
termasuk juga pemilihan strategi pengelolaan, yang berkaitan dengan
bagaimana menata pengajaran, Kemampuan yang dimiliki mereka sehingga
komponen pengajaran dapat sesuai dengan karakteristik dari siswa yang
akhirnya pembelajaran tersebut dapat lebih bermakna. Berdasarkan pada
kemampuan ini dapat ditentukan dari mana pengajaran harus dimulai dan di
batas mana pengajaran tersebut dapat di akhiri. Jadi, pengajaran berlangsung
dari kemampuan awal sampai ke kemampuan akhir (tujuan akhir) itulah
yang menjadi tanggung jawab pengajar.
Guru harus mengenal karakteristik peserta didik, karena dengan
mengenal karakteristik peserta didik membantu guru dalam mengantarkan
mereka untuk mengejar cita-cita yang diinginkan. Selanjutnya guru harus
mampu memahami karakter peserta didik. Memahami karakter peserta didik
butuh kesungguhan dan keterlibatan hati dan pikiran guru sehingga dia
dapat memahami karakternya dengan baik dan benar. Tujuan yang
diinginkan dari memahami karakteristik awal siswa adalah untuk
mengkondisikan apa yang harus diajarkan, bagaimana mengkondisikan
siswa belajar sesuai dengan karakteristiknya masing-masing. Karakteristik
siswa merupakan salah satu variabel dari kondisi pengajaran. Variabel ini
didefinisikan sebagai aspek-aspek atau kualitas individu siswa. Aspek-aspek
berkaitan dapat berupa bakat, minat, sikap, motivasi belajar, gaya belajar,
kemampuan berpikir dan kemampuan awal yang telah dimilikinya. Setiap
manusia memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Karakteristik peserta
didik adalah totalitas kemampuan dan perilaku yang ada pada pribadi
mereka sebagai hasil dari interaksi antara pembawaan dengan lingkungan
sosialnya, sehingga menentukan pola aktivitasnya dalam mewujudkan
harapan dan meraih cita-cita. Karena itu, upaya memahami perkembangan
peserta didik harus dikaitkan atau disesuaikan dengan karakteristik siswa itu
sendiri. Guru bukan hanya memahami karakteristik anak secara individu, ia
perlu memahami karakteristik anak secara klompok.
Mengidentifikasi kemampuan awal dan karakteristik peserta didik
mempunyai tujuan yaitu :
a. Memperoleh informasi yang lengkap dan akurat berkenaan dengan
kemampuan serta karakteristik awal siswa sebelum mengikuti
program pembelajaran tertentu.

4
b. Menyeleksi tuntutan, bakat, minat, kemampuan, serta
kecenderungan peserta didik berkaitan dengan pemilihan program-
program pembelajaran tertentu yang akan diikuti mereka.
c. Menentukan desain program pembelajaran dan atau pelatihan
tertentu yang perlu dikembangkan sesuai dengan kemampuan awal
peserta didik.2

2. Jenis-jenis strategi pembelajaran


Ada beberapa strategi pembelajaran yang dapat digunakan.
Rowntree mengelompokan strategi pembelajaran menjadi tiga:
a. exposition-discovery learning (strategi pembelajaran penemuan),
b. cooperative learning (strategi pembelajaran kelompok)
c. groups-individual learning (strategi pembelajaran individual).

Strategi exposition, bahan pelajaran disajikan kepada siswa dalam


bentuk jadi dan siswa dituntut untuk menguasai bahan tersebut. Roy Killen
(1998) menyebutnya dengan strategi pembelajaran langsung (direct
instruction). Karena dalam pembelajaran ini, materi pelajaran disajikan
begitu saja kepada siswa, siswa tidak dituntut untuk mengolahnya.
Kewajiban siswa adalah menguasainya secara penuh. Dengan demikian
dalam strategi ekspositori guru berfungsi sebagai penyampai informasi.
Berbeda dengan strategi discovery , di mana bahan pelajaran dicari dan
ditemukan sendiri oleh siswa melalui berbagai aktivitas, sehingga tugas
guru lebih banyak sebagai fasilitator dn pembimbing bagi siswanya. Karena
sifatnya yang demikian strategi ini sering juga dinamakan strategi
pembelajaran tidak langsung.

Strategi belajar individual dilakukan oleh siswa sencara mandiri.


Kecepatan, kelambatan dan keberhasilan pembelajaran siswa sangat
ditentukan oleh kemampuan individu siswa yang bersangkutan. Bahan
pelajaran serta bagaimana mempelajarinya didesain untuk belajar sendiri.
Contoh dari strategi pembelajaran ini adalah belajar melalui modul, atau
belajar bahasa melalui kaset audio.

Berbeda dengan strategi pembelajaran individual, adalah belajar


kelompok, yang dilakukan secara beregu. Sekelompok siswa diajar oleh
seorang atau beberapa guru. Bentuk belajar kelompok itu bisa dalam
pembelajaran kelompok besar atau pembelajaran klasikal; atau bisa juga
siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil. Strategi kelompok tidak
memerhatikan kecepatan belajar individual. Setiap individu dianggap sama.

2
Meriyati, Memahami Karakteristik Anak Didik, (Lampung: Fakta Press, 2015) Hal.1-2

5
Oleh karena itu, belajar dalam kelompok dapat terjadi siswa yang memilki
kemampuan tinggi akan terhambat oleh siswa yang mempunyai kemampuan
biasa-biasa saja; sebaliknya siswa yang memiliki kemamouan kurang akan
merasa tergusur oleh siswa yang mempunyai kemampuan tinggi.

Ditinjau dari cara penyajiannya dan cara pengolahannya, strategi


pembelajaran juga dapat dibedakan antara strategi pembelajaran deduktif
dan strategi pembelajaran induktif. Strategi pembelajaran deduktif adalah
strategi pembelajaran yang dilakukan dengan mempelajari konsep-konsep
terlebih dahulu untuk kemudian dicari kesimpulan dan ilustrasi-ilustrasi;
atau bahan pelajaran yang dipelajari dimulai dari hal-hal yang abstrak,
kemudian secara perlahan-lahan menuju hal yang konkret. Strategi ini
disebut juga strategi pembelajaran dari yang umum ke yang khusus.
Sebaliknya dengan strategi induktif, pada strategi ini bahan yang dipelajari
dimulai darim hal-hal yang konkret atu contoh-contoh yang kemudian
secara perlahan siswa dihadapkan pada materi yang kompleks dn sukar.
Strategi ini kerap dinamakan strategi pembelajaran dari khusus ke umum.

6
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Metode pembelajaran yang interaktif dan menarik perlu diintegrasikan,
memungkinkan anak-anak untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
Penggunaan sumber daya yang dapat memicu rasa ingin tahu, seperti media
visual atau kunjungan ke tempat bersejarah, dapat meningkatkan minat mereka
terhadap Sejarah Kebudayaan Islam.

Selain itu, penekanan pada nilai-nilai moral dan etika Islam perlu
diperkuat, sehingga pembelajaran tidak hanya memberikan pemahaman sejarah
tetapi juga membentuk karakter dan sikap positif pada anak-anak. Pemahaman
tentang kearifan lokal dan konteks sejarah setempat juga harus diintegrasikan,
memastikan relevansi materi dengan kehidupan sehari-hari anak-anak.

B. SARAN
Kami menyadari didalam makalah ini masih terdapat kekurangan dan
kekhilafan, Hal ini karena kurangnya sumber bacaan dan keterbatasan
pemakalah. Oleh karena itu kami sebagai pemakalah berharap akan kritik dan
saran yang berguna bisa menjadikan perbaikan makalah mendatang.

7
DAFTAR PUSTAKA

Meriyati, Memahami Karakteristik Anak Didik, (Lampung: Fakta Press, 2015)


Muhammad Asrori, Pengertian, Tujuann Ruang Lingkup Strategi Pembelajaran,
Jurnal Madrasah, Vol.5, No.2, 2014
Wahyudin Nur Nasution, Strategi Pembelajaran, (Medan: Perdana Mulya Sarana,
2017)

Anda mungkin juga menyukai