Disusun Oleh:
KUNI MAGHFURIN
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Pengertian dan
Kedudukan Kurikulum dalam Pendidikan ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pengembangan Kurikulum RA. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
pengetahuan dan wawasan kita tentang lingkup pendidikan.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ahmad Syaufan Muttaqi, M.Pd,
Selaku dosen mata kuliah Pengembangan Kurikulum RA yang telah memberikan tugas
ini sehingga menambah pengetahuan dan wawasan mengenai bidang yang saya tekuni.
Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.........................................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................1
C. Tujuan...........................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................2
A. Pengertian Kurikulum....................................................................................................2
A. Kesimpulan.................................................................................................................11
B. Saran...........................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Maka untuk mengetahui lebih detail dan mendalam dalam makalah ini,
perlu untuk membahas mengenai apa pengertian serta bagaimana kedudukan
kurikulum dalam pendidikan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum
Pada awalnya istilah kurikulum digunakan dalam dunia olah raga
pada jaman Yunani Kuno. Curriculum dalam bahasa Yunani berasal dari
kata “Curir“ artinya pelari dan “Curere“ artinya ditempuh atau berpacu.
Curriculum diartikan jarak yang harus ditempuh oleh pelari. Mengambil
makna yang terkandung dari rumusan tersebut, kurikulum dalam
pendidikan diartikan sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau
diselesaikan peserta didik untuk memperoleh ijazah. Kurikulum sebagai
program pendidikan mencakup: (1) Sejumlah mata pelajaran atau
organisasi pengetahuan; (2) pengalaman belajar atau kegiatan belajar; (3)
program belajar (plan for learning) untuk peserta didik; (4) hasil belajar
yang diharapkan.
Menurut Nana Sudjana (2005), kurikulum diartikan “program dan
pengalaman belajar serta hasil-hasil belajar yang diharapkan, yang
diformulasikan melalui pengetahuan dan kegiatan yang tersusun secara
sistematis, diberikan kepada siswa di bawah tanggung jawab sekolah
untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan pribadi dan
kompetensi sosial siswa”.
Dalam beberapa literature kurikulum diartikan sebagai: suatu
dokumen atau rencana tertulis mengenai kualitas pendidikan yang harus
dimiliki oleh peserta didik melalui suatu pengalaman belajar. Pengertian
ini mengandung arti bahwa kurikulum harus tertuang dalam satu atau
beberapa dokumen atau rencana tertulis. Dokumen atau rencana tertulis
itu berisikan pernyataan mengenai kualitas yang harus dimiliki seorang
peserta didik yang mengikuti kurikulum tersebut. Pengertian kualitas
pendidikan di sini mengandung makna bahwa kurikulum sebagai
dokumen merencanakan kualitas hasil belajar yang harus dimiliki peserta
didik, kualitas bahan/konten pendidikan yang harus dipelajari peserta
2
didik, kualitas proses dan pendidikan yang harus dialami peserta didik.
Kurikulum dalam bentuk fisik ini seringkali menjadi fokus utama dalam
setiap proses pengembangan kurikulum karena ia menggambarkan ide
atau pemikiran para pengambil keputusan yang digunakan sebagai dasar
bagi pengembangan kurikulum sebagai suatu pengalaman.
Kurikulum adalah suatu konsep dan rencana yang mencakup
tujuan, isi, metode, dan penilaian pembelajaran yang digunakan dalam
pendidikan. Hal ini melibatkan pemilihan materi pembelajaran,
penentuan strategi pengajaran, serta evaluasi hasil belajar peserta didik.
Konsep dasar kurikulum merupakan landasan yang penting dalam
merancang dan mengimplementasikan program pendidikan yang efektif.
Menurut Depdiknas (2003), kurikulum memiliki fungsi sebagai
panduan bagi pendidik dalam melaksanakan pengajaran yang sesuai
dengan tujuan pendidikan. Lalu menurut Hadi (2020) menjelaskan bahwa
tujuan pendidikan yang terkandung dalam kurikulum mencakup aspek
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Aspek kognitif berhubungan dengan
pengetahuan, pemahaman, dan penerapan konsep dalam pembelajaran.
Aspek afektif berkaitan dengan pembentukan sikap, nilai, dan moral
siswa. Sementara itu, aspek psikomotorik mencakup keterampilan fisik
dan penerapan praktik dalam kegiatan nyata.
3
dimaksud segala kegiatan yang disajikan oleh sekolah bagi para pelajar
dan tidak diadakan pembatasan antara kegiatan di dalam dan di luar kelas.
4. B. Othanel Smith cs. Mengartikan kurikulum sebagai sejumlah
pengalaman yang secara potensial dapat diberikan kepada anak, yang
diperlukan agar mereka dapat berpikir dan berkelakuan sesuai dengan
masyarakatnya
5. J. Lloyd Trump dan Delmas F. Miller, kurikulum lebih luas dari pada
hanya bahan pelajaran, dalam kurikulum termasuk metode belajar dan
mengajar, cara mengevaluasi kemajuan murid dan seluruh program,
perubahan dalam tenaga pengajar, bimbingan dan penyuluhan, supervisi
dan administrasi dan hal-hal struktural mengenai waktu, jumlah, ruangan
serta kemungkinan adanya pilihan mata pelajaran.
6. Alice Miel, kurikulum meliputi segala pengalaman dan pengaruh yang
bercorak pendidikan yang diperoleh anak di sekolah.
maka secara teoretis kita agak sulit menentukan satu pengertian yang dapat
merangkum semua pendapat. Menurut Hamid Hasan (1988), sebenarnya kurikulum
bukanlah merupakan sesuatu yang tunggal. Istilah kurikulum menunjukkan berbagai
dimensi pengertian. Ia menunjukkan bahwa pada saat sekarang istilah kurikulum
memiliki empat dimensi pengertian, di mana satu dimensi dengan dimensi lainnya saling
berhubungan. Keempat dimensi kurikulum tersebut adalah sebagai berikut
4
2. Kurikulum sebagai suatu rencana tertulis yang sebenarnya merupakan
perwujudan dari kurikulum sebagai suatu ide.
3. Kurikulum sebagai suatu kegiatan yang sering pula disebut dengan istilah
kurikulum sebagai suatu realita atau implementasi kurikulum. Secara teoretis
dimensi kurikulum ini adalah pelaksanaan dari kurikulum sebagai suatu rencana
tertulis.
4. Kurikulum sebagai suatu hasil yang merupakan konsekuensi dari kurikulum
sebagai suatu kegiatan
Pandangan yang sampai saat ini masih lazim dipakai dalam dunia pendidikan
atau persekolahan di negara kita, kurikulum adalah suatu rencana tertulis yang disusun
guna memperlancar proses belajar-mengajar. Hal ini sesuai dengan rumusan pengertian
kurikulum yang tertera dalam Undang- undang No. 2 tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional: "Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
isi dan bahan Pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan belajar-mengajar". Rencana atau pengaturan tersebut dituangkan dalam
kurikulum tertulis yang disebut Kurikulum Merdeka . Dalam Lingkup Diknas yang
disebut dengan istilah KOSPE (Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan) Sedangkan
dalam lingkup Kemenag yakni dikenal dengan istilah KOM (Kurikulum Operasional
Madrasah). Kurikulum tersebut memuat komponen-komponen minimal yang mencakup
tujuan yang ingin dicapai, konten atau materi yang akan disampaikan, strategi
pembelajaran yang dapat dilakukan, dan evaluasi, bahkan tercakup pula distribusi materi
dalam setiap semester atau caturwulan, media pembelajaran, dan sumber-sumber
rujukannya
B. Kedudukan Kurikulum
5
nilai moral yang diajarkan tetapi juga mengenai perkembangan teknologi dan
kehidupan serta memberikan pengetahuan dan keterampilan yang lebih luas dan
lebih mendalam dibandingkan keluarga.
6
Dari hal-hal yang diuraikan itu, dapat ditarik kesimpulan berkenaan dengan
pendidikan formal. Pertama, pendidikan formal memiliki rancangan pendidikan
atau kurikulum tertulis yang tersusun secara sistematis, jelas dan rinci. Kedua,
dilaksanakan secara formal, terencana, ada yang mengawasi dan menilai. Ketiga,
diberikan oleh pendidik atau guru yang memiliki ilmu dan ketrampilan khusus
dalam bidang pendidikan. Keempat, interaksi pendidikan berlangsung dalam
lingkungan tertentu, dengan fasilitas dan alat serta aturan-aturan permainan
tertentu pula.
Telah diuraikan sebelumnya, bahwa adanya rancangan atau kurikulum formal dan
tertulis merupakan ciri utama pendidikan disekolah. Dengan kata lain, kurikulum
merupakan syarat mutlak bagi pendidikan disekolah. Kalau kurikulum merupakan
syarat mutlak , hal itu berarti bahwa kurikulum merupakn bagian yang tak
terpisahkan dari pendidikan atau pengajaran. Dapat kita bayangkan, bagaimana
bentuk pelaksanaan suatu pendidikan atau pengajaran disekolah yang tidak
memiliki kurikulum.
7
kurikulum, yang menjadi sumber konsep-konsep atau memberian landasan-
landasan teoritis bagi pengembangan kurikulum berbagai institusi pendidikan.
Dalam lingkungan sekolah pasti memiliki kurikulum. Pengajaran yang
direncanakan, terstruktur. Guru sebagai pendidik di sekolah telah dipersiapkan
secara formal dalam lembaga pendidikan guru. Sehingga peran guru dalam
pengembangan kurikulum juga sangat penting.
Kedudukan kurikulum dapat dilihat dari sistem pendidikan itu sendiri , pendidikan
sebagai sistem tentu memiliki berbagai komponen yang saling berhubungan dan
saling ketergantungan, komponen-komponen pendidikan itu antara lain adalah
tujuan pendidikan, kurikulum pendidik, peserta didik, lingkungan, sarana dan pra
sarana, manajemen, serta teknologi. berdasarkan komponen-komponen ini jelas
bahwa kurikulum mempunyai kedudukan-kedudukan tersendiri dalam sistem
pendidikan nasional .
8
ayat (1): pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar
nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
ayat (2): kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan
dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah dan
peserta didik.
ayat (3): kurikulum disusun sesuai jenjang pendidikan dalam kerangka negara
kesatuan republik indonesia dengan memperhatikan peningkatan iman dan taqwa,
peningkatan akhlak mulia, peningkatan potensi, kecerdasan dan minat peserta
didik, keragaman potensi daerah dan lingkungan, tuntutan pembangunan daerah
dan nasional, tuntutan dunia kerja, perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi
dan seni, agama, dinamika perkembangan global dan persatuan nasional serta
nilai-nilai kebangsaan.
9
kehidupan global. Artinya, kurikulum haruslah memperhatikan permasalahan ini
dengan serius dan menjawab permasalahan ini dengan menyesuaikan diri pada
kualitas manusia yang diharapkan dihasilkan pada setiap jenjang pendidikan
(pasal 36 ayat (2).
Tuntutan masyarakat terhadap pendidikan juga diterjemahkan dalam bentuk
rencana pembangunan pemerintah. Rencana besar pemerintah untuk kehidupan
bangsa di masa depan seperti transformasi dari masyarakat agraris ke masyarakat
industri, reformasi dari sistem pemerintahan sentralistis ke sistem pemerintahan
disentralisasi, pengembangan berbagai kualitas bangsa seperti sikap dan tindakan
demokratis, produktif, toleran, cinta damai, semangat kebangsaan tinggi,
memiliki daya saing, memiliki kebiasaan membaca, sikap senang dan
kemampuan mengembangkan ilmu, teknologi dan seni, hidup sehat dan fisik
sehat, dan sebagainya. Tuntutan formal seperti ini harus dapat diterjemahkan
menjadi tujuan setiap jenjang pendidikan, lembaga pendidikan, dan pada
gilirannya menjadi tujuan kurikulum.
Posisi kurikulum yang dikemukakan di atas barulah pada posisi kurikulum
dalam mengembangkan kehidupan sosial yang lebih baik. Posisi ketiga yaitu
kurikulum merupakan “construct” yang dikembangkan untuk membangun
kehidupan masa depan sesuai dengan bentuk dan karakteristik masyarakat yang
diinginkan bangsa. Posisi ini bersifat konstruktif dan antisipatif untuk
mengembangkan kehidupan masa depan yang diinginkan. Dalam posisi ketiga
ini maka kurikulum seharusnya menjadi jantung pendidikan dalam membentuk
generasi baru dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik
mengembangkan potensi dirinya memenuhi kualitas yang diperlukan bagi
kehidupan masa mendatang.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Makalah saya ini masih jauh dari kata sempurna untuk itu kritik dan saran
yang membangun sangat saya harapkan dari para pembaca sekalian dalam demi
tercapainya kesempurnaan dari makalah saya kedepannya
11
DAFTAR PUSTAKA
12