Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENGERTIAN DAN KEDUDUKAN KURIKULUM


DALAM PENDIDIKAN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


PENGEMBANGAN KURIKULUM RA

Dosen Pengampu: Ahmad Syaufan Muttaqi, M.Pd

Disusun Oleh:
KUNI MAGHFURIN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MIFTAHUL ‘ULA
NGLAWAK, KERTOSONO, NGANJUK
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Pengertian dan
Kedudukan Kurikulum dalam Pendidikan ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pengembangan Kurikulum RA. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
pengetahuan dan wawasan kita tentang lingkup pendidikan.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ahmad Syaufan Muttaqi, M.Pd,
Selaku dosen mata kuliah Pengembangan Kurikulum RA yang telah memberikan tugas
ini sehingga menambah pengetahuan dan wawasan mengenai bidang yang saya tekuni.

Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Nganjuk, 19 September 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.........................................................................................................i

KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................................1

C. Tujuan...........................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................2

A. Pengertian Kurikulum....................................................................................................2

B. Kedudukan Kurikulum Dalam Pendidikan.........................................................................5

BAB III PENUTUP.......................................................................................................11

A. Kesimpulan.................................................................................................................11

B. Saran...........................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mutu lulusan, dipengaruhi oleh mutu kegiatan belajar mengajar,


sedangkan mutu kegiatan belajar ditentukan oleh berbagai faktor, antara lain
peserta didik, kurikulum, pendidik, dan tenaga pendidikan, sarana- prasarana,
menejemen dan lingkungan, yang saling terkait satu sama lain, yang
merupakan subsitem dalam sistem pembelajaran. Apabila mutu lulusanya
baik, dapat diprediksi bahwa mutu kegiatan belajar mengajarnya baik, input
siswa, kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan, sarana prasana,
pengolahan dana, manejemen, dan lingkunganya memadai. Akan tetapi, dari
berbagai faktor tersebut, kurikulum mempunyai kedudukannya yang sangat
strategis dalam seluruh pendidikan (Widyastono, 2015).

Maka untuk mengetahui lebih detail dan mendalam dalam makalah ini,
perlu untuk membahas mengenai apa pengertian serta bagaimana kedudukan
kurikulum dalam pendidikan

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Kurikulum?


2. Bagaimana Kedudukan Kurikulum Dalam Pendidikan?

C. Tujuan

1. Untuk Mengetahui Pengertian Kurikulum.

2. Untuk Mengetahui dan memahami Kedudukan Kurikulum Dalam Pendidikan

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kurikulum
Pada awalnya istilah kurikulum digunakan dalam dunia olah raga
pada jaman Yunani Kuno. Curriculum dalam bahasa Yunani berasal dari
kata “Curir“ artinya pelari dan “Curere“ artinya ditempuh atau berpacu.
Curriculum diartikan jarak yang harus ditempuh oleh pelari. Mengambil
makna yang terkandung dari rumusan tersebut, kurikulum dalam
pendidikan diartikan sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau
diselesaikan peserta didik untuk memperoleh ijazah. Kurikulum sebagai
program pendidikan mencakup: (1) Sejumlah mata pelajaran atau
organisasi pengetahuan; (2) pengalaman belajar atau kegiatan belajar; (3)
program belajar (plan for learning) untuk peserta didik; (4) hasil belajar
yang diharapkan.
Menurut Nana Sudjana (2005), kurikulum diartikan “program dan
pengalaman belajar serta hasil-hasil belajar yang diharapkan, yang
diformulasikan melalui pengetahuan dan kegiatan yang tersusun secara
sistematis, diberikan kepada siswa di bawah tanggung jawab sekolah
untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan pribadi dan
kompetensi sosial siswa”.
Dalam beberapa literature kurikulum diartikan sebagai: suatu
dokumen atau rencana tertulis mengenai kualitas pendidikan yang harus
dimiliki oleh peserta didik melalui suatu pengalaman belajar. Pengertian
ini mengandung arti bahwa kurikulum harus tertuang dalam satu atau
beberapa dokumen atau rencana tertulis. Dokumen atau rencana tertulis
itu berisikan pernyataan mengenai kualitas yang harus dimiliki seorang
peserta didik yang mengikuti kurikulum tersebut. Pengertian kualitas
pendidikan di sini mengandung makna bahwa kurikulum sebagai
dokumen merencanakan kualitas hasil belajar yang harus dimiliki peserta
didik, kualitas bahan/konten pendidikan yang harus dipelajari peserta

2
didik, kualitas proses dan pendidikan yang harus dialami peserta didik.
Kurikulum dalam bentuk fisik ini seringkali menjadi fokus utama dalam
setiap proses pengembangan kurikulum karena ia menggambarkan ide
atau pemikiran para pengambil keputusan yang digunakan sebagai dasar
bagi pengembangan kurikulum sebagai suatu pengalaman.
Kurikulum adalah suatu konsep dan rencana yang mencakup
tujuan, isi, metode, dan penilaian pembelajaran yang digunakan dalam
pendidikan. Hal ini melibatkan pemilihan materi pembelajaran,
penentuan strategi pengajaran, serta evaluasi hasil belajar peserta didik.
Konsep dasar kurikulum merupakan landasan yang penting dalam
merancang dan mengimplementasikan program pendidikan yang efektif.
Menurut Depdiknas (2003), kurikulum memiliki fungsi sebagai
panduan bagi pendidik dalam melaksanakan pengajaran yang sesuai
dengan tujuan pendidikan. Lalu menurut Hadi (2020) menjelaskan bahwa
tujuan pendidikan yang terkandung dalam kurikulum mencakup aspek
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Aspek kognitif berhubungan dengan
pengetahuan, pemahaman, dan penerapan konsep dalam pembelajaran.
Aspek afektif berkaitan dengan pembentukan sikap, nilai, dan moral
siswa. Sementara itu, aspek psikomotorik mencakup keterampilan fisik
dan penerapan praktik dalam kegiatan nyata.

 Definisi Kurikulum oleh Para Ahli


1. Hilda Taba, mengartikan kurikulum sebagai a plan for learning, yakni
sesuatu yang direncanakan untuk dipelajari oleh anak-anak
2. J. Galen Saylor dan William M. Alexander, menjelaskan The curriculum
is the sum total of schools effort to influence learning, whether in the
classroom, on the playground, or out of school. Jadi segala usaha sekolah
untuk mempengaruhi anak itu belajar, apakah dalam ruangan kelas, di
halaman sekolah atau di luar sekolah.
3. Harold B. Alberty cs. Memandang kurikulum sebagai all of the activities
that the provided for the students by the school. Dengan kurikulum

3
dimaksud segala kegiatan yang disajikan oleh sekolah bagi para pelajar
dan tidak diadakan pembatasan antara kegiatan di dalam dan di luar kelas.
4. B. Othanel Smith cs. Mengartikan kurikulum sebagai sejumlah
pengalaman yang secara potensial dapat diberikan kepada anak, yang
diperlukan agar mereka dapat berpikir dan berkelakuan sesuai dengan
masyarakatnya
5. J. Lloyd Trump dan Delmas F. Miller, kurikulum lebih luas dari pada
hanya bahan pelajaran, dalam kurikulum termasuk metode belajar dan
mengajar, cara mengevaluasi kemajuan murid dan seluruh program,
perubahan dalam tenaga pengajar, bimbingan dan penyuluhan, supervisi
dan administrasi dan hal-hal struktural mengenai waktu, jumlah, ruangan
serta kemungkinan adanya pilihan mata pelajaran.
6. Alice Miel, kurikulum meliputi segala pengalaman dan pengaruh yang
bercorak pendidikan yang diperoleh anak di sekolah.

7. Olivia, we may think of the curriculum as a program, a plan, content, and


learning experiences, whereas we may characterize instruction as
methods, the teaching act, implementation, and presentation.
8. Marsha, curriculum is an interrelated set of plans and experiences which
a student completes under the guidance of the school.
9. UU. No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional: Kurikulum
adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dengan
beragamnya pendapat mengenai pengertian kurikulum tersebut

maka secara teoretis kita agak sulit menentukan satu pengertian yang dapat
merangkum semua pendapat. Menurut Hamid Hasan (1988), sebenarnya kurikulum
bukanlah merupakan sesuatu yang tunggal. Istilah kurikulum menunjukkan berbagai
dimensi pengertian. Ia menunjukkan bahwa pada saat sekarang istilah kurikulum
memiliki empat dimensi pengertian, di mana satu dimensi dengan dimensi lainnya saling
berhubungan. Keempat dimensi kurikulum tersebut adalah sebagai berikut

1. Kurikulum sebagai suatu ide.

4
2. Kurikulum sebagai suatu rencana tertulis yang sebenarnya merupakan
perwujudan dari kurikulum sebagai suatu ide.
3. Kurikulum sebagai suatu kegiatan yang sering pula disebut dengan istilah
kurikulum sebagai suatu realita atau implementasi kurikulum. Secara teoretis
dimensi kurikulum ini adalah pelaksanaan dari kurikulum sebagai suatu rencana
tertulis.
4. Kurikulum sebagai suatu hasil yang merupakan konsekuensi dari kurikulum
sebagai suatu kegiatan

Pandangan yang sampai saat ini masih lazim dipakai dalam dunia pendidikan
atau persekolahan di negara kita, kurikulum adalah suatu rencana tertulis yang disusun
guna memperlancar proses belajar-mengajar. Hal ini sesuai dengan rumusan pengertian
kurikulum yang tertera dalam Undang- undang No. 2 tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional: "Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
isi dan bahan Pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan belajar-mengajar". Rencana atau pengaturan tersebut dituangkan dalam
kurikulum tertulis yang disebut Kurikulum Merdeka . Dalam Lingkup Diknas yang
disebut dengan istilah KOSPE (Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan) Sedangkan
dalam lingkup Kemenag yakni dikenal dengan istilah KOM (Kurikulum Operasional
Madrasah). Kurikulum tersebut memuat komponen-komponen minimal yang mencakup
tujuan yang ingin dicapai, konten atau materi yang akan disampaikan, strategi
pembelajaran yang dapat dilakukan, dan evaluasi, bahkan tercakup pula distribusi materi
dalam setiap semester atau caturwulan, media pembelajaran, dan sumber-sumber
rujukannya

B. Kedudukan Kurikulum

Kurikulum memiliki kedudukan yang penting dalam dunia pendidikan.


Hal ini dikarenakan adanya keterkaitan antara teori-teori pendidikan yang
berkembang dengan konsep-konsep kurikulum yang dikembangkan. Seiring
perkembangan masyarakat modern, pendidikan lebih banyak diselenggarakan
secara formal terutama di sekolah-sekolah, hal ini karena sekolah mempunyai
kelebihan yaitu keluasan untuk memberikan isi pendidikan yang tidak hanya nilai-

5
nilai moral yang diajarkan tetapi juga mengenai perkembangan teknologi dan
kehidupan serta memberikan pengetahuan dan keterampilan yang lebih luas dan
lebih mendalam dibandingkan keluarga.

Berkembangnya pendidikan formal dalam bentuk lembaga pendidikan sekolah


menuntut adanya kurikulum yang dirancang dan dikembangkan secara tertulis dan
pada akhirnya kurikulum merupakan bagian yang tak terpisahakan dari kegiatan
pendidikan khususnya pendidikan formal di sekolah. Dengan adanya kurikulum
maka guru maupun siswa memiliki arah dan pedoman untuk melakukan kegiatan
pendidikan, pengajaran dan pembelajaran di lembaga pendidikan di sekolah,
mulai dari materi pelajaran yang harus diberikan, program dan rencana
pembelajaran yang harus dibuat, kegiatan dan pengalaman belajar yang harus
dilakukan dan penilaian terhadap pendidikan yang telah dilaksanakan dalam
bentuk hasil belajar yang dicapai oleh siswa.

Pendidikan berintikan interaksi antara pendidik dengan peserta didik


dalam upaya membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan.
Interaksi pendidikan dapat berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah
ataupun masyarakat. Dalam lingkungan keluarga, interaksi pendidikan terjadi
antara orang tua sebagai pendidik dan anak sebagai peserta didik. Interaksi ini
berjalan tanpa rencana tertulis. Sedangkan pendidikan dalam lingkungan sekolah
lebih bersifat formal. Guru sebagai pendidik di sekolah telah dipersiapkan secara
formal dalam lembaga pendidikan guru.

Dalam lingkungan masyarakat pun terjadi berbagai bentuk interaksi


pendidikan, dari yang sangat formal yang mirip dengan pendidikan disekolah
dalam bentuk kursus-kursus, sampai dengan yang kurang formal seperti ceramah,
serasehan, dan pergaulan kerja. Gurunya juga bervariasi dari yang memiliki latar
belakang pendidikan khusus sebagai guru, sampai dengan yang melaksanakan
tugas sebagai pendidik karena pengalaman, kurikulumnya juga bervariasi. Dari
yang memiliki kurikulum formal dan tertulis sampai dengan rencana pelajaran
yang hanya ada pada pikiran penceramah atau moderator serasehan.

6
Dari hal-hal yang diuraikan itu, dapat ditarik kesimpulan berkenaan dengan
pendidikan formal. Pertama, pendidikan formal memiliki rancangan pendidikan
atau kurikulum tertulis yang tersusun secara sistematis, jelas dan rinci. Kedua,
dilaksanakan secara formal, terencana, ada yang mengawasi dan menilai. Ketiga,
diberikan oleh pendidik atau guru yang memiliki ilmu dan ketrampilan khusus
dalam bidang pendidikan. Keempat, interaksi pendidikan berlangsung dalam
lingkungan tertentu, dengan fasilitas dan alat serta aturan-aturan permainan
tertentu pula.

Pendidikan formal memiliki beberapa kelebihan dibanding dengankan dengan


pendidikan informal dalam lingkungan keluarga. pertama, pendidikan formal
disekolah memiliki lingkup isi pendidikan yang lebih luas, bukan hanya
berkenaan dengan pembinaan segi-segi moral tetapi juga ilmu pengetahuan dan
ketrampilan. Kedua, pendidikan disekolah dapat memberikan pengetahuan yang
lebih tinggi, lebih luas dan mendalam. Ketiga, karena memiliki rancangan atau
kurikulum secara formal dan tertulis, pendidikan disekolah dilaksanakan secara
berencana, sistematis, dan lebih disadari. Karena yang memiliki rancangan atau
kurikulum formal dan tertulis adalah pendidikan disekolah.

Telah diuraikan sebelumnya, bahwa adanya rancangan atau kurikulum formal dan
tertulis merupakan ciri utama pendidikan disekolah. Dengan kata lain, kurikulum
merupakan syarat mutlak bagi pendidikan disekolah. Kalau kurikulum merupakan
syarat mutlak , hal itu berarti bahwa kurikulum merupakn bagian yang tak
terpisahkan dari pendidikan atau pengajaran. Dapat kita bayangkan, bagaimana
bentuk pelaksanaan suatu pendidikan atau pengajaran disekolah yang tidak
memiliki kurikulum.

Kurikulum mengarahkan segala betuk aktivitas pendidikan demi tercapainya


tujuan-tujuan pendidikan. Menurut Mauritz Johnson kurikulum juga merupakan
suatu rencana pendidikan, memberikan pedoman dan pengangan tentang jenis,
lingkup, dan urutan isi, serta proses pendidikan. Disamping itu kurikulum juga
merupakan suatu bidang studi, yang ditekuni oleh para ahli atau spesialis

7
kurikulum, yang menjadi sumber konsep-konsep atau memberian landasan-
landasan teoritis bagi pengembangan kurikulum berbagai institusi pendidikan.
Dalam lingkungan sekolah pasti memiliki kurikulum. Pengajaran yang
direncanakan, terstruktur. Guru sebagai pendidik di sekolah telah dipersiapkan
secara formal dalam lembaga pendidikan guru. Sehingga peran guru dalam
pengembangan kurikulum juga sangat penting.

Berhubungan dengan itu, kedudukan kurikulum dalam pendidikan adalah

1. Kurikulum mempunyai kedudukan sentral dalam seluruh proses


pendidikan. Kurikulum bertujuan sebagai arah, pedoman, atau sebagai
rambu-rambu dalam pelaksanaan proses pembelajaran (belajar mengajar).
Kurikulum mengarahkan segala bentuk aktivitas pendidikan demi
tercapainya tujuan-tujuan pendidikan.
2. Kurikulum merupakan suatu rencana pendidikan, memberikan pedoman
dan pegangan tentang jenis, lingkup, dan urutan isi, serta proses
pendidikan.
3. Kurikulum merupakan suatu bidang studi, yang ditekuni oleh para ahli
atau spesialis kurikulum, yang menjadi sumber konsep-konsep atau
memberikan landasan-landasan teoritis bagi pengembangan kurikulum
berbagai institusi pendidikan.

Kedudukan kurikulum dapat dilihat dari sistem pendidikan itu sendiri , pendidikan
sebagai sistem tentu memiliki berbagai komponen yang saling berhubungan dan
saling ketergantungan, komponen-komponen pendidikan itu antara lain adalah
tujuan pendidikan, kurikulum pendidik, peserta didik, lingkungan, sarana dan pra
sarana, manajemen, serta teknologi. berdasarkan komponen-komponen ini jelas
bahwa kurikulum mempunyai kedudukan-kedudukan tersendiri dalam sistem
pendidikan nasional .

Dalam Undang-Undang tentang sistem pendidikan nasional , bab X tentang


kurikulum pasal 36 dikemukakan bahwa :

8
ayat (1): pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar
nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

ayat (2): kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan
dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah dan
peserta didik.

ayat (3): kurikulum disusun sesuai jenjang pendidikan dalam kerangka negara
kesatuan republik indonesia dengan memperhatikan peningkatan iman dan taqwa,
peningkatan akhlak mulia, peningkatan potensi, kecerdasan dan minat peserta
didik, keragaman potensi daerah dan lingkungan, tuntutan pembangunan daerah
dan nasional, tuntutan dunia kerja, perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi
dan seni, agama, dinamika perkembangan global dan persatuan nasional serta
nilai-nilai kebangsaan.

Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional pasal 36 ayat (3) menyatakan bahwa kurikulum disusun sesuai dengan
jenjang dan jenis pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia dengan memperhatikan:
a. peningkatan iman dan takwa;
b. peningkatan akhlak mulia;
c. peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik;
d. keragaman potensi daerah dan lingkungan;
e. tuntutan pembangunan daerah dan nasional;
f. tuntutan dunia kerja;
g. perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;
h. agama;
i. dinamika perkembangan global; dan

j. persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan


Pasal ini jelas menunjukkan berbagai aspek pengembangan kepribadian
peserta didik yang menyeluruh, pengembangan pembangunan masyarakat dan
bangsa, ilmu, kehidupan agama, ekonomi, budaya, seni, teknologi dan tantangan

9
kehidupan global. Artinya, kurikulum haruslah memperhatikan permasalahan ini
dengan serius dan menjawab permasalahan ini dengan menyesuaikan diri pada
kualitas manusia yang diharapkan dihasilkan pada setiap jenjang pendidikan
(pasal 36 ayat (2).
Tuntutan masyarakat terhadap pendidikan juga diterjemahkan dalam bentuk
rencana pembangunan pemerintah. Rencana besar pemerintah untuk kehidupan
bangsa di masa depan seperti transformasi dari masyarakat agraris ke masyarakat
industri, reformasi dari sistem pemerintahan sentralistis ke sistem pemerintahan
disentralisasi, pengembangan berbagai kualitas bangsa seperti sikap dan tindakan
demokratis, produktif, toleran, cinta damai, semangat kebangsaan tinggi,
memiliki daya saing, memiliki kebiasaan membaca, sikap senang dan
kemampuan mengembangkan ilmu, teknologi dan seni, hidup sehat dan fisik
sehat, dan sebagainya. Tuntutan formal seperti ini harus dapat diterjemahkan
menjadi tujuan setiap jenjang pendidikan, lembaga pendidikan, dan pada
gilirannya menjadi tujuan kurikulum.
Posisi kurikulum yang dikemukakan di atas barulah pada posisi kurikulum
dalam mengembangkan kehidupan sosial yang lebih baik. Posisi ketiga yaitu
kurikulum merupakan “construct” yang dikembangkan untuk membangun
kehidupan masa depan sesuai dengan bentuk dan karakteristik masyarakat yang
diinginkan bangsa. Posisi ini bersifat konstruktif dan antisipatif untuk
mengembangkan kehidupan masa depan yang diinginkan. Dalam posisi ketiga
ini maka kurikulum seharusnya menjadi jantung pendidikan dalam membentuk
generasi baru dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik
mengembangkan potensi dirinya memenuhi kualitas yang diperlukan bagi
kehidupan masa mendatang.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Rumusan pengertian kurikulum yang tertera dalam Undang- undang No. 2


tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional: "Kurikulum adalah seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan Pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar". Rencana atau
pengaturan tersebut dituangkan dalam kurikulum tertulis yang saat ini dikenal dengan
sebutan Kurikulum Merdeka.

Adapun kedudukan kurikulum dapat disimpulkan menjadi tiga:


1. Kurikulum mempunyai kedudukan sentral dalam seluruh proses
pendidikan. Kurikulum bertujuan sebagai arah, pedoman, atau sebagai
rambu-rambu dalam pelaksanaan proses pembelajaran (belajar
mengajar). Kurikulum mengarahkan segala bentuk aktivitas pendidikan
demi tercapainya tujuan-tujuan pendidikan.
2. Kurikulum merupakan suatu rencana pendidikan, memberikan pedoman
dan pegangan tentang jenis, lingkup, dan urutan isi, serta proses
pendidikan.
3. Kurikulum merupakan suatu bidang studi, yang ditekuni oleh para ahli
atau spesialis kurikulum, yang menjadi sumber konsep-konsep atau
memberikan landasan-landasan teoritis bagi pengembangan kurikulum
berbagai institusi pendidikan.

B. Saran

Makalah saya ini masih jauh dari kata sempurna untuk itu kritik dan saran
yang membangun sangat saya harapkan dari para pembaca sekalian dalam demi
tercapainya kesempurnaan dari makalah saya kedepannya

11
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Z. (2011). Konsep dan Pengembangan Kurikulum,. Bandung: Remaja


Rosdakarya.
Branson, R. K., & Miller, L. (2002). Curriculum development: A guide to practice (6th
ed.). Allyn and Bacon.
Depdiknas. (2003). Permendiknas No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Jakarta: Depdiknas
Suyanto, M. (2017). Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktik. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.

12

Anda mungkin juga menyukai