Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

MANAJEMEN PENDIDIKAN KHUSUS


” Mengevaluasi dan mengkritisi pelaksanaan dan pengadministrasian
kurikulum dan manajemen kesiswaan pendidikan khusus”

Dosen Pengampu;

Dr. Damri, M.Pd

Ns. Setia Budi, M.Kep

Disusun Oleh:

Ifa Naira Pratiwi 21003110


Melani Alifia Putri 21003210
Meylani Tiara Evi 21003212

PENDIDIKAN LUAR BIASA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta hidayahnya. Sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini
disusun dalam rangka memenuhi tugas kelompok mata Kuliah Manajemen Pendidikan
Khusus dengan judul “ Mengevaluasi dan mengkritisi pelaksanaan dan
pengadministrasian kurikulum dan manajemen kesiswaan pendidikan khusus”.

Kami juga berterima kasih kepada rekan rekan atas kerja samanya dalam
penyusunan laporan, makalah, power point, dan para pencari materi. Tak lupa kami
ucapkan kepada pihak-pihak yang membantu dalam menjalankan studi ini. Demikian
Makalah ini kami susun semoga bermanfaat dan dapat memenuhi tugas mata kuliah
Manajemen Pendidikan Khusus dan kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi
kami dan khususnya untuk pembaca.

Tak ada gading yang tak retak begitulah adanya Makalah ini. Dengan segala
kerendahan hati, kritik dan saran yang kontruksif dan membangun semangat, kami
harapkan dari para pembaca guna meningkatkan pembuatan Makalah pada tugas yang
lain dan pada waktu mendatang.

Padang, 28 Maret 2023

Kelompok Penyaji

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................. iii

BAB I

PENDAHULUAN ........................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 1
C. Tujuan Masalah ................................................................................................... 1

BAB II

PEMBAHASAN .............................................................................................................. 2

A. Pengertian Kurikulum ......................................................................................... 2


B. Perencanaan, Pelaksanaan, Pengembangan, Evaluasi Kurikulum .................... 13
C. Peran Guru dalam Administrasi Kurikulum ...................................................... 20

BAB III

PENUTUP ..................................................................................................................... 24

A. Kesimpulan ....................................................................................................... 24
B. Saran .................................................................................................................. 24

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 25

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah kurikulum dipakai dalam dunia pendidikan dan pengajaran, yang
dalam konteksnya kurikulum dapat diartikan secara sempit dan luas. Dalam
pengertian sempit, kurikulum diartikan sebagai sejumlah mata pelajaran yang
diberikan di sekolah, sedangkan dalam pengertian luas kurikulum adalah semua
pengalaman belajar yang diberikan sekolah kepada siswa selama mereka
mengikuti pendidikan di sekolah. Dengan pengertian luas ini berarti usaha sekolah
untuk memberikan pengalaman belajar kepada siswa dalam upaya menghasilkan
lulusan yang baik secara kuantitatif maupun kualitatif tercakup dalam pengertian
kurikulum.
Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional sebagaimana dapat dilihat
dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003
menyatakan bahwa: “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu”.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Kurikulum
2. Apa yang di maksud Perencanaan, Pelaksanaan, Pengembangan, Evaluasi
Kurikulum
3. Apa saja Peran Guru dalam Administrasi Kurikulum

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa itu Kurikulum
2. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan Perencanaan, Pelaksanaan,
Pengembangan, Evaluasi Kurikulum
3. Untuk mengetahui apa saja Peran Guru dalam Administrasi Kurikulum

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kurikulum

Secara etimologi, kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu Curir yang
berarti pelari dan Curare yang berarti tempat berpacu. Jadi istilah kurikulum
berasal dari dunia olahraga pada zaman Romawi Kuno di Yunani, yang
mengandung pengertian suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis
start sampai garis finish.

Dalam perkembangan selanjutnya istilah kurikulum dipakai dalam dunia


pendidikan dan pengajaran, yang dalam konteksnya kurikulum dapat diartikan
secara sempit dan luas. Dalam pengertian sempit, kurikulum diartikan sebagai
sejumlah mata pelajaran yang diberikan di sekolah, sedangkan dalam pengertian
luas kurikulum adalah semua pengalaman belajar yang diberikan sekolah kepada
siswa selama mereka mengikuti pendidikan di sekolah. Dengan pengertian luas
ini berarti usaha sekolah untuk memberikan pengalaman belajar kepada siswa
dalam upaya menghasilkan lulusan yang baik secara kuantitatif maupun kualitatif
tercakup dalam pengertian kurikulum.

Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional sebagaimana dapat


dilihat dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003
menyatakan bahwa: “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu”.

Menurut Taba dalam Nasution (2009) mengartikan kurikulum sebagai “a


plan of learning”, yakni suatu yang direncanakan untuk pelajaran anak.
Pandangan tradisional kurikulum, merumuskan bahwa kurikulum adalah
sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh murid untuk memperoleh
ijasah. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 mendefinisikan kurikulum sebagai
“seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu Sehingga
kurikulum merupakan rencana pembelajaran yang berisikan tujuan, isi dan
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.

Menurut Sukmadinata dalam Hermino (2014:32) mengemukkan bahwa ada


tiga konsep tentang kurikulum, yaitu kurikulum sebagai subtansi, sebagai sistem
dan sebagai bidang studi.
1. Konsep pertama, kurikulum sebagai suatu subtansi dipandang orang
sebagai suatu rencana kegiatan belajar, bagi murid-murid disekolah,
atau suatu pernangkat tujuan yang ingin dicapai. Suatu kurikulum juga
dapat menunjuk kepada suatu dokumen yang berisi rumusan tentang
tujuan, bahan ajar, kegiatan belajar-mangajar, jadwal dan evaluasi.
Suatu kurikulum juga dapat mencakup lingkup tertentu, suatu sekolah,
suatu kabupaten, propinsi ataupun seluruh negara.

2
2. Kurikulum sebagai suatu sistem, sistem kurikulum merupakan bagian
dari sistem persekolahan, sistem pendidikan bahakan sistem
masyarakat. Suatu sistem kurikulum mencakup struktur personalia Al-
Idarah: Jurnal Kependidikan Islam Vol . 7 No. 1, Juni 2017 102 dan
prosedur kerja bagaimana cara menyusun kurikulum, melaksanakan,
mengevaluasi dan menyempurnakannya..
3. Kurikulum sebagai bidang studi, ini merupakan bidang kajian para ahli
kurikulum dan ahli pendididkan dan pengajaran. Tujuan kurikulum
sebagai bidang studi adalah mengembangkan ilmu tentang kurikulum
dan sistem kurikulum. Melalui studi kepustakaan dan berbagai kegiatan
penelitian dan percobaan, mereka menemukan halhal baru yang dapat
memperkaya dan memperkuat bidang studi kurikulum.

Menurut J. Galen Sailor dan William M Alexander (1974 : 74), curriculum


is defined reflects volume judgments regarding the nature of education. The
definition used also influences haw curriculum will be planned and untilized.
Kurikulum merupakan nilai-nilai keadilan dalam inti pendidikan. Istilah tersebut
mempengaruhi terhadap kurikulum yang akan direncanakan dan dimanfaatkan.

Menurut Galen, the curriculum is that of subjects and subyek matter


therein to be thought by teachers and learned by students.Kurikulum merupakan
subyek dan bahan pelajaran di mana diajarkan oleh guru dan dipelajari oleh siswa.
Secara terminologi, kurikulum berarti suatu program pendidikan yang berisikan
berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar yang diprogramkan, direncanakan
dan dirancangkan secara sistematika atas dasar norma-norma yang berlaku dan
dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran bagi pendidik untuk mencapai
tujuan pendidikan (Dakir, 2004: 3). Menurut Dakir kurikulum itu memuat semua
program yang dijalankan untuk menunjang proses pembelajaran. Program yang
dituangkan tidak terpancang dari segi administrasi saja tetapi menyangkut .

Kurikulum dapat diartikan secara sempit dan secara luas. Secara sempit
kurikulum diartikan sejumlah mata pelajaran yang harus diikuti atau diambil
siswauntuk dapat menamatkan pendidikannya, Pada lembaga tertentu, sedangkan
secara luas kurikulum diartikan dengan semua pengalaman belajar yang diberikan
sekolah kepada siswa selama mengikuti pendidikan pada jenjang pendidikan
tertentu. Usaha-usaha untuk memberikan pengalaman belajar kepada siswa dapat
berlangsung di dalam kelas maupun di luar kelas baik yang dirancang secara
tertulis maupun tidak, asal ditujukan untuk membentuk lulusan yang berkualitas.
(Pd, Sri Astuti M : 2018).

Kurikulum merupakan suetu komponen yang sangat penting dan


menentukan penyelenggaraan pendidikan. Kurikulum berfungsi sebai alat untuk
pencapaian tujuan pendidikan, Apabila tujuan pendidikan berubah maka maka
secara otomatis kurikulum juga harus dirubah. Bagi peserta didik, kurikulum
berguna sebagai alat untuk mengembangkan segenap potensi-potensi yang
dimilikinya ke arah yang lebih baik di bawah bimbingan guru di sekolah. Dan
bagi guru, kurikulum berfungsi sebagai pedoman dan acuan dalam
penyelenggaraan pembelajaran di sekolah. Kualitas proses pendidikan antara lain

3
ditentukan oleh kurikulum dan efektifitas pelaksanaannya.kurikulum itu harus
sesuai dengan filsafat dan cita-cita bangsa, perkembangan siswa, perkembangan
ilmu dan teknologi, serta kemajuan dan tuntutan masyarakat terhadap kualitas
lulusan lembaga pendidikan itu.

Menurut S. Nasution, kurikulum merupakan suatu rencana yang disusun


untuk melancarkan proses belajar mengajar di bawah bimbingan dan tanggung
jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajaran. Selanjutnya
Nasution menjelaskan sejumlah ahli teori kurikulum berpendapat bahwa
kurikulum bukan hanya meliputi semua kegiatan yang direncanakan melainkan
peristiwaperistiwa yang terjadi di bawah pengawasan sekolah. Jadi selain kegiatan
kurikulum yang formal yang sering disebut kegiatan ko-kurikuler atau ekstra
kurikuler (co-curriculum atau ekstra curriculum).

Menurut Crow and Crow, sebagaimana yang dikutip oleh Oemar Hamalik,
kurikulum adalah rancangan pengajaran atau sejumlah mata pelajaran yang
disusun secara sistematis untuk menyelesaikan suatu program untuk memperoleh
ijazah.4 Dalam bukunya yang lain, Hamalik menjelaskan lebih luas bahwa
kurikulum di sini memuat isi dan materi pelajaran. Jadi kurikulum ialah sejumlah
mata pelajaran yang harus ditempuh dan dipelajari oleh siswa untuk memperoleh
sejumlah pengetahuan, mata ajaran (subject matter) dipandang sebagai
pengalaman orang tua atau orang-orang pandai masa lampau yang telah disusun
sistematis dan logis. Ternyata kegiatan kurikuler tidak hanya terbatas dalam
ruangan kurikulum dalam pengertian luas tidak hanya terbatas pada subjek
pelajaran saja, tetapi mencakup berbagai aktivitas yang dilakukan, baik di sekolah
mapun di luar sekolah seperti yang diungkapkan oleh Saylor dan Alexander;
”…school’s curriculum is the total affort of the school to bring about desired
outcome’s in school and in out of school situation. In short, the curriculum is the
school’s program for learner” Bahkan Alice Miel memahami bahwa kurikulum
meliputi keadaan gedung, suasana sekolah, keinginan, keyakinan, pengetahuan,
kecakapan, dan sikap-sikap orang yang melayani dan dilayani di sekolah
(termasuk di dalamnya seluruh pegawai sekolah) dalam memberikan bantuan
kepada siswa termasuk ke dalam kurikulum

Menurut Suryobroto dalam bukunya “Manajemen pendidikan di Se kolah”


(2002: 13), menerangkan, bahwa kurikulum adalah segala pengalaman
pendidikan yang diberikan oleh sekolah kepada seluruh anak didiknya, baik
dilakukan di dalam sekolah maupun di luar sekolah (Suryobroto, 2004 : 32).
Nampaknya Suryobroto memandang semua sarana prasarana dalam pendidikan
yang berguna untuk anak didik merupakan kurikulum.

Menurut pendapat Ali Al-Khouly kurikulum di artikan sebagai perangkat


perencanaan dan media untuk mengantarkan lembaga pendidikan dalam
mewujudkan tujuan pendidikan yang diinginkan (Ali Al-Khouly, tth : 103 ).
Dalam berbagai sumber referensi disebutkan bahwa definisi kurikulum memiliki
ragam pengertian, seperti Menurut Nurgiantoro, bahwa kurikulum, yaitu alat
untuk mencapai tujuan tertentu dalam pendidikan. Kurikulum dan pendidikan
adalah dua hal yang sangat erat kaitannya, tidak dapat dipisahkan satu sama yang
lain (Nurgiantoro, 1988 :2). Nurgiantoro menggarisbawahi bahwa relasi antara

4
pendidikan dan kurikulum adalah relasi tujuan dan isi pendidikan. Karena ada
tujuan, maka harus ada alat yang sama untuk mencapainya, dan cara untuk
menempuh adalah kurikulum.

Awal sejarahnya, istilah kurikulum bisa dipergunakan dalam dunia atletik


curere yang berarti “berlari”. Istilah ini erat hubungannya dengan kata curier atau
kurir yang berarti penghubung atau seseorang yang bertugas menyampaikan
sesuatu kepada orang lain. Seseorang kurir harus menempuh suatu perjalanan
untuk mencapai tujuan, maka istilah kurikulum kemudian diartikan orang sebagai
suatu jarak yang harus ditempuh (Nasution, 1989 : 5). Istilah tersebut di atas
mengalami perpindahan arti ke dunia pendidikan. Sebagai contoh Nasution
mengemukakan bahwa pengertian kurikulum yang sebagaimana tercantum dalam
Webter’s International dictionary ; Curriculum course a specified fixed course of
study, as in a school or college, as one leading to a degree. Maksudnya, kurikulum
diartikan dua macam, yaitu pertama sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh
atau dipelajari siswa di sekolah atau di perguruan tinggi untuk memperoleh ijazah
tertentu. Kedua, sejumlah mata pelajaran yang ditawarkan oleh sesuatu lembaga
pendidikan atau jurusan.

Secara singkat menurut Nasution kurikulum adalah suatu rencana yang


disusun untuk melancarkan proses belajar mengajar di bawah bimbingan dan
tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya (
Nasution, 1989: 5). Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan di sana dijelaskan, bahwa kurikulum
adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (BSNP, 2008: 6).

Dalam pengertian lainnya ditegaskan, bahwa kurikulum adalah


keseluruhan program, fasilitas, dan kegiatan suatu lembaga pendidikan atau
pelatihan untuk mewujudkan visi, misi dan lembaganya. Oleh karena itu,
pelaksanaan kurikulum untuk menunjang keberhasilan sebuah lembaga
pendidikan harus ditunjang hal-hal sebagai berikut. Pertama, Adanya tenaga yang
berkompeten. Kedua, Adanya fasilitas yang memadai. Ketiga, Adanya fasilitas
bantu sebagai pendukung. Keempat, Adanya tenaga penunjang pendidikan seperti
tenaga administrasi, pem-bimbing, pustakawan, laboratorium. Kelima, Adanya
dana yang memadai, keenam, Adanya menejemen yang baik. Ketujuh,
Terpeliharanya budaya menunjang; religius, moral, kebangsaan dan lain-lain,
kedelapan, Kepemimpinan yang visioner transparan dan akuntabel. Dalam
perkembangan selanjutnya, pengertian kurikulum tidak hanya terbatas pada
program pendidikan, namun juga dapat diartikan menurut fungsinya. Muhaimin
dan Abdul Mujib menyatakan, bahwa terdapat tujuh pengertian kurikulum
menurut fungsinya, yaitu:

Pertama, kurikulum sebagai program studi yakni: Seperangkat mata


pelajaran yang mampu dipelajari oleh peserta didik di sekolah atau di instansi
pendidikan lainnya.

5
Kedua, kurikulum sebagai konten yakni: data atau informasi yang tertera
dalam buku-buku kelas tanpa dilengkapi dengan data atau informasi lainnya yang
memungkinkan timbulnya belajar.

Ketiga, kurikulum sebagai kegiatan yang berencana yakni: kegiatan yang


direncanakan tentang hal-hal yang akan diajarkan, dan bagaimana hal itu dapat
diajarkan dengan hasil yang baik

Keempat, kurikulum sebagai hasil belajar yakni: seperangkat tujuan yang


utuh untuk memperoleh suatu hasil tertentu tanpa menspesifikasikan cara-cara
yang dituju untuk memperoleh hasil-hasil itu, atau seperangkat hasil belajar yang
direncanakan dan diinginkan.

Kelima, kurikulum sebagai reproduksi kultural yakni: transfer dan refleksi


butir-butir kebudayaan masyarakat, agar memiliki dan dipahami anak-anak
generasi muda masyarakat tersebut.

Keenam, kurikulum sebagai pengalaman belajar yakni: keseluruhan


pengalaman belajar yang direncanakan di bawah pimpinan sekolah. Ketujuh,
Kurikulum sebagai produksi yakni: seperangkat tugas yang harus dilakukan untuk
mencapai hasil yang ditetapkan terlebih dahulu.

Kurikulum dengan demikian adalah seperangkat rencana pembelajaran


yang terdiri dari isi dan materi-materi pelajaran yang terstruktur, terprogram dan
terencana dengan baik yang berkaitan dengan berbagai kegiatan dan interaksi
sosial di lingkungan dalam menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar dengan
tujuan mencapai tujuan pendidikan. Dalam makna yang lebih luas, kurikulum
adalah kumpulan seperangkat nilai yang dirancang untuk ditransformasikan
kepada subjek didik, baik nilai-nilai dalam bentuk kognitif, afektif maupu
psikomotor. dengan memperoleh seperangkat nilai tersebut, pola pikir dan
perilaku subjek didik akan terbentuk sesuai dengan arah dan tujuan yang sudah
diformulasikan sebelumnya, yaitu kurikulum. Dengan demikian, pengertian
kurikulum dalam pandangan modern merupakan program pendidikan yang
disediakan oleh sekolah, tidak terbatas pada bidang studi dan kegiatan belajar saja,
akan tetapi meliputi segala sesuatu yang dapat mempengaruhi perkembangan dan
pembentukan pribadi siswa sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan
dapat meningkatkan mutu kehidupannya yang pelaksanaannya bukan saja di
sekolah, akan tetapi juga di luar sekolah.

Dari para pendapat ahli di atas maka dapat penulis simpulkan bahwa
kurikulum adalah seperangkat isi, bahan ajar, tujuan yang akan ditempuh sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan.

Pengertian kurikulum menurut para ahli

Kurikulum telah banyak dibahas dan diartikan oleh banyak ahli. Tentu saja
pendapat para ahli tersebut sedikit banyak tidak terlepas dari disiplin ilmu atau
pengalaman yang mereka dapatkan.

6
Adapun beberapa pengertian kurikulum menurut para ahli, adalah sebagai
berikut :

1. Harold B. Alberty (1965) memandang kurikulum sebagai semua


kegiatan yang diberikan kepada siswa di bawah tanggung jawab sekolah
(all of the activities that are provided for the students by the school).
Kurikulum tidak dibatasi pada kegiatan di dalam kelas saja, tetapi
mencakup juga kegiatankegiatan yang dilakukan oleh siswa di luar
kelas.
2. Saylor, Alexander, dan Lewis (1974) yang menganggap kurikulum
sebagai segala upaya yang dilakukan sekolah untuk mestimuli siswa
agar belajar, baik dalam ruangan kelas, di halaman sekolah, maupun di
luar sekolah.
3. John l.Goddlad (1963) A curriculum consists of all those learnings
intended for a student or group of students. (Kurikulum terdiri dari
semua pembelajaran yang ditujukan untuk siswa atau sekelompok
siswa)
4. L. Thomas Hopkins (1941) The curriculum (is a design made) by all of
those who are most intimately concerned with the activities of the life of
the children while they are in school.....a curriculum must be as flexible
as life and living. It cannot be made beforehand and given to pupils and
teachers to install. (Also, it).. .represents those learning each child
selects, accepts, and incorporates into himself to act with, in, and upon
in subsequent experiences. (Kurikulum (adalah desain yang dibuat) oleh
semua orang yang paling dekat dengan aktivitas kehidupan anak-anak
selama mereka di sekolah.....kurikulum harus sefleksibel kehidupan dan
kehidupan. Itu tidak bisa dibuat sebelumnya dan diberikan kepada murid
dan guru untuk dipasang. (Juga, itu)...mewakili pembelajaran yang
dipilih, diterima, dan dimasukkan oleh setiap anak ke dalam dirinya
sendiri untuk bertindak dengan, dalam, dan atas dalam pengalaman
berikutnya)
5. H. H. Giles, S. P. McCutchen, and A. N. Zechiel (1942) … the
curriculum is. . .the total experiences with which the school deals in
educating young people (kurikulum adalah… pengalaman total yang
berhubungan dengan sekolah dalam mendidik kaum muda)
6. Peter F. Oliva ( 1 997: 12), “...curriculum it self is a construct or concept,
a verbalization of an extremely complex idea or set of ideas”.
(“...kurikulum itu sendiri adalah sebuah konstruk atau konsep, sebuah
verbalisasi dari ide atau rangkaian ide yang sangat kompleks”.)
7. Burnett J. Galen Saylor and William M, Alexander (1966 and 1974)
...(the curriculum is)… all learning opportunities provided by the
school… a plan for providing sets of learning opportunities to achieve
broad educational goals and related specific objectives for an
identifiable population served by a single school centre. (...(kurikulum
adalah)…semua kesempatan belajar yang disediakan oleh
sekolah…sebuah rencana untuk menyediakan serangkaian kesempatan
belajar untuk mencapai tujuan pendidikan yang luas dan tujuan khusus

7
terkait untuk populasi yang dapat diidentifikasi yang dilayani oleh satu
pusat sekolah)
8. Hilda Taba (1962), “...A curriculum is a plan for learning; therefore,
what is known about the learning process and the development of the
individual has bearing on the shaping of curriculum” Kurikulunł adalah
rencana pembelajaran; oleh karena itu. apa yang diketahui tentang
proses belajar dan perkembangan individu berpengaruh pada
pembentukan kurikulum”)

Pengertian kurikulum senantiasa berkembang terus sejalan dengan


perkembangan teori dan praktik pendidikan. Dengan beragamnya pendapat
mengenai pengertian kurikulum, maka secara teoretis kita agak sulit menentukan
satu pengertian vang dapat merangkum semua pendapat. Berdasarkan hasil kajian,
diperoleh beberapa dimensi pengertian kurikulum. R. Ibrahim (2005)
mengelompokkan kurikulum menjadi tiga dimensi, yaitu kurikulum sebagi
substansi, kurikulum sebagi sistem, dan kurikulum sebagai bidang studi. Dimensi
pertama memandang kurikulum sebagai rencana kegiatan belajar bagi siswa di
sekolah atau sebagai perangkat tujuan yang ingin dicapai.

Suatu kurikulum dapat juga menunjuk pada suatu dokumen yang berisi
rumusan tentang tujuan, bahan ajar, kegiatan belajar mengajar, jadwal dan
evaluasi. Suatu kurikulum juga dapat digambarkan sebagi dokumen tertulis sebagi
hasil persetujuan bersama antara penyusun kurikulum dan pemegang kebijakan
pendidikan dan masyarakat. Dimensi kedua memandang kurikulum sebagai
bagian dari sistem persekolahan, sistem pendidikan dan bahkan sistem
masyarakat. Suatu sistem kurikulum mencakup stuktur personalia dan prosedur
kerja bagaimana cara menyusun kurikulum, melaksanakan, mengevaluasi dan
menyempurnakannya.

Hasil dari suatu sistem adalah tersusunnya suatu kurikulum dan fungsi dari
sistem kurikulum adalah memelihara kurikulum agar tetap dinamis. Dimensi
ketiga memandang kurikulum sebagai bidang studi yaitu bidang studi kurikulum.
Hal ini merupakan kajian para ahli kurikulum dan ahli pendidikan dan pengajaran.
Mereka yang mendalami bidang kurikulum mempelajari konsep-konsep dasar
tentang kurikulum, melalui studi kepustakaan dan berbagai kegiatan penelitian
dan percobaan. mereka menemukan hal-hal baru yang dapat memperkaya dan
memperkuat bidang studi kurikulum.

Nana Syaodih Sukmadinata (2005) mengemukakan pengertian kurikulum


ditinjau dari liga dimensi, yaitu sebagai ilmu, sebagai sistem dan sebagai rencana.
Kurikulum sebagi ilmu dikaji konsep, asumsi, teori-teori dan prinsip-prinsip dasar
tentang kurikulum. Kurikulum sebagai sistem dijelaskan kedudukan kurikulum
dalam hubungannya dengan sistemsistem lain, komponen-komponen kurikulum,
kurikulum dalam berbagai jalur, jenjang, jenis pendidikan, manajemen
kurikulum,dan sebagainya. Kurikulum sebagai rencana diungkap beragam
rencana dan rancangan atau desain kurikulum. Rencana bersifat menyeluruh
untuk semua jalur, jenjang dan jenis pendidikan atau khusus untuk jalur, jenjang
dan jenis pendidikan tertentu. Demikian pula dengan rancangan atau desain,
terdapat desain berdasarkan konsep, tujuan, isi, proses, masalah, kebutuhan siswa.

8
S. Hamid Hasan (1988) mengemukakan bahwa pada saat sekarang istilah
kurikulum memiliki empat dimensi pengertian, di mana satu dimensi dengan
dimensi lainnya saling berhubungan.

Keempat dimensi kurikulum tersebut yaitu:

a) Kurikulum sebagai suatu ide/gagasan


b) Kurikulum sebagai suatu rencana tertulis yang sebenarnya
merupakan perwujudan dari kurikulum sebagai suatu ide,
c) Kurikulum sebagai suatu kegiatan yang sering pula disebut dengan
istilah kurikulum sebagai suatu realita atau implementasi kurikulum.
Secara teoretis dimensi kurikulum ini adalah pelaksanaan dari
kurikulum sebagai suatu rencana tertulis.
d) Kurikulum sebagai suatu hasil yang merupakan konsekuensi dari
kurikulum sebagai suatu kegiatan.

Selanjutnya bila kita merujuk pada dimensi pengertian yang terakhir,


maka dapat dengan mudah mengungkap keempat dimensi kurikulum tersebut
dikaitkan dengan pengertian kurikulum.

1. Pengertian kurikulum dihubungkan dengan dimensi ide


Pengertian kurikulum sebagai dimensi yang berkaitan dengan ide
pada dasarnya mengandung makna bahwa kurikulum itu adalah
sekumpulan ide yang akan dijadikan pedoman dalam pengembangan
kurikulum selanj utnya. Pengertian-pengertian kurikulum yang
berkaitan dengan dimensi ini, di antaranya:
a. “the content of instruction withoul rejerence to instructional
ways or means” (flemy C. Morrison, 1940). isi instruksi tanpa
mengacu pada cara atau sarana instruksional”)

b. “.... curriculum is the substance of the school program. It is the


content pupils are expected to learn” (Donald E. Orlosky and
B. Othanel Smith, 1978). (“....kurikulum adalah substansi
program sekolah. Ini adalah konten yang diharapkan dipelajari
oleh siswa”) “...curriculum it self is a construct or concept, a
verbalization ofan extremely complex idea or set of ideas”
(Oliva, 1997:12).

c. (“...kurikulum itu sendiri adalah sebuah konstruk atau konsep,


verbalisasi dari ide yang sangat kompleks atau serangkaian ide)

2. Pengertian kurikulum dikaitkan dengan dimensi rencana


Maka dari dimensi kurikulum ini adalah sebagai seperangkat
rencana dan cara mengadmistrasikan tujuan, isi, dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan Pendidikan tertentu. Pengertian-
pengertian kurikulum yang berkaitan dengan dimensi ini, di antaranya:
a. “....A curriculutn is a plan learning; therefore, what is known
about the learning process and the developtment of the

9
individual has bearing on the shaping curriculum” (Hilda Taba,
1962). (.....Kurikulum adalah rencana pembelajaran; Oleh
karena itu, apa yang diketahui tentang proses belajar dan
perkembangan individu berpengaruh pada pembentukan
kurikulum)

b. “……all planned learning outcomes for which the school is


responsible” (W Popham and Eva L. Baker, 1970). (“....semua
hasil pembelajaran yang direncanakan yang menjadi
tanggungjawab sekolah”) “....the planned and guided learning
experiences and intended learning outcomes, formulated
through the systematic reconstruction of knowledge and
experiences of the school, for learner’s continuous and will full
growth in personal-social competence” (Daniel Tanner and
Laurel Tanner, 1975). (“....pengalaman belajar yang
direncanakan dan dipandu dan hasil belajar yang dimaksudkan,
dirumuskan melalui rekonstruksi sistematis pengetahuan dan
pengalaman sekolah, untuk pertumbuhan siswa yang
berkelanjutan dan penuh dalam kompetensi pribadi sosial).

3. Pengertian kurikulum dikaitkan dengan dimensi aktifitas


Pengertian kurikulum sebagai dimensi aktifitas memandang
kurikulum merupakan segala aktifitas dari guru dan siswa dalam proses
Pembelajaran di sekolah. Pengertian-pengertian kurikulum yang
berkaitan dengan dimensi ini, di antaranya:
a. The curriculum [is a design, made] by all of those who are most
intimately concerned with [he activities of the life of the
children while they are in school...a curriculum must be as
flexible as life and living. It cannot be made beforehand and
given to pupils and teachers to install.[also it/.. represents those
learning each child selects, accepts, and incorporates into
himself to act with, in, and upon in subsequent experiences”
(L. Thomas Hopkins, 1941). (“.....Kurikulum [adalah desain,
dibuat] oleh semua orang yang paling dekat dengan aktivitas
kehidupan anak-anak selama mereka di sekolah... kurikulum
harus sefleksibel kehidupan dan hidup. Itu tidak dapat dibuat
sebelumnya dan diberikan kepada murid dan guru untuk
dipasang.[juga itu/.. mewakili pembelajaran yang dipilih,
diterima, dan dimasukkan oleh setiap anak ke dalam dirinya
sendiri untuk bertindak dengan, dalam, dan atas dalam
pengalaman berikutnya”)

b. “[the curriculum is] the...stream of guided activities that


constitutes the life of young people and their elders. [in a much
earlier book, Rugg disapprovingly spoke of the traditional
curriculum as one...... passing on description of earlier cultures
and to perpetuating dead languages’ and abstract techniques
which were usefill to no more than a negligible fraction of our

10
population” (Harold Rugg, 1947). (“kurikulum adalah aliran
kegiatan terpandu yang membentuk kehidupan orano muda
dan orang tua mereka. [dalam buku yang jauh lebih awal, Rugg
tidak setuju berbicara tentang kurikulum tradisional sebagai
satu meneruskan deskripsi budaya sebelumnya dan untuk
melestarikan bahasa mati dan teknik abstrak yang berguna
tidak lebih dari sebagian kecil dari populasi kita”)

c. “All of the activities that are providecl for students by the


school constituttes its curriculum” (Harold Alberty, 1953).
(“Semua kegiatan yang disediakan untuk siswa oleh sekolah
merupakan kurikulumnya”).

4. Pengertian kurikulum dikaitkan dengan dimensi hasil


pegertian kurikulum dikaitkan dengan dimensi hasil Definisi
kurikulum sebagai dimensi hasil memandang kurikulum itu sangat
memperhatikan hasil yang akan dicapai oleh siswa agar sesuai dengan
apa yang telah direncanakan dan yang menjadi tujuan dari kurikulum
tersebut. Pengertian-pengertian kurikulum yang berkaitan dengan
dimensi ini, di antaranya:
a. “....a structured series of intended learning outcomes “(Mauritz
Johnson, Jr., 1967). (“….serangkaian terstruktur dari hasil
pembelajaran yang diinginkan)

b. “Curriculum is defined as a plan for achieving intended


learning outcomes: a plan concerned with purposes, with what
is 10 be learned and with the result of instruction” (Unruh and
Unruh, 1984:96). (“Kurikulum didefinisikan sebagai rencana
untuk mencapai hasil belajar yang dimaksudkan: rencana yang
berkaitan dengan tujuan, dengan apa yang akan dipelajari dan
dengan hasil instruksi”)

c. “segala usaha yang dilakukan oleh sekolah untuk memperoleh


hasil yang diharapkan dalam situasi di dalam ataupun di luar
sekolah “ (Hilda Taba dalam Nasution, Azas-azas kurikulum).

Pandangan atau anggapan yang sampai saat ini masih lazim dipakai dalam
dunia pendidikan dan persekolahan di negara kita, yaitu kurikulum sebagai suatu
rencana tertulis yang disusun guna memperlancar proses pembelajaran. Hal ini
sesuai dengan rumusan pengertian kurikulum seperti yang tertera dalam Undang-
undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa
“kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”.

Kurikulum juga sering dibedakan antara kurikulum sebagai rencana


(curriculum plan) dengan kurikulum yang fungsional (functioning curricullum).
Menurut Beauchamp “A curriculum is a written document which may contain

11
many ingredients, but basically it is a plan for the education of pupils during their
enrollment in given school”

Beauchamp lebih memberikan tekanan bahwa kurikulum adalah suatu


rencana pendidikan atau pengajaran. Pelaksanaan rencana itu sudah masuk
pengajaran. Selanjutnya, Zais menjelaskan bahwa kebaikan suatu kurikulum tidak
dapat dinilai dari dokumen tertulisnya saja, melainkan harus dinilai dalam proses
pelaksanaan fungsinya di dalam kelas. Kurikulum bukan hanya merupakan
rencana tertulis bagi pengajaran, melainkan sesuatu yang fungsional yang
beroperasi dalam kelas, yang memberi pedoman dan mengatur lingkungan dan
kegiatan yang berlangsung di dalam kelas. Rencana tertulis merupakan dokumen
kurikulum (curriculum document or, inert curriculum), sedangkan kurikulum
yang dioperasikan di kelas merupakan kurikulum fungsional (functioning, live or
operative curriculum)

Dimensi kurikulum sebagai mata pelajaran sangat erat kaitannya dengan


usaha untuk mendapatkan ijazah. Ijazah sendiri pada dasarnya menggambarkan
kemampuan. Artinya, apabila seorang siswa telah mendapatkan ijazah berarti
siswa tersebut dapat dikatakan telah menguasai mata pelajaran sesuai dengan
kurikulum yang berlaku. Dimensi kurikulum sebagai pengalaman belajar
merupakan seluruh kegiatan yang dilakukan oleh siswa baik di dalam maupun di
luar sekolah asalkan kegiatan tersebut berada di bawah tanggung jawab guru
(sekolah). Kegiatan-kegiatan tersebut tidak hanya terbatas pada kegiatan intra
maupun kegiatan ekstrakurikuler tetapi kegiatan apa saja yang dilakukan oleh
siswa selama berada di bawah tanggung jawab guru (sekolah) adalah kurikulum.

Fungsi Manajemen Kurikulum

Dalam proses pendidikan perlu dilaksanakan administrasi kurikulum agar


perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum berjalan lebih efektif, efisien,
dan optimal dalam memberdayakan berbagai sumber belajar, pengalaman belajar,
maupun komponen kurikulum. Ada beberapa fungsi dari administrasi kurikulum
di antaranya sebagai berikut:

1. Meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya kurikulum,


pemberdayaan sumber maupun komponen kurikulum dapat
ditingkatkan melalui pengelolaan yang terencana dan efektif.
2. Meningkatkan keadilan (equity) dan kesempatan pada siswa untuk
mencapai hasil yang maksimal, kemampuan yang maksimal dapat
dicapai peserta didik tidak hanya melalui kegiatan intrakurikuler,
tetapi juga perlu melalui kegiatan ekstrakurikuler yang di kelola
secara integritas dalam mencapai tujuan kurikulum.
3. Meningkatkan relevansi dan efektivitas pembelajaran sesuai dengan
kebutuhan peserta didik maupun lingkungan sekitar peserta didik,
kurikulum yang dikelola secara efektif dapat memberikan
kesempatan dan hasil yang relevan dengan kebutuhan peserta didik
maupun lingkungan sekitar.
4. Meningkatkan efektivitas kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam
mencapai tujuan pembelajaran, pengelolaan kurikulum yang

12
profesional, efektif, dan terpadu dapat memberikan motivasi pada
kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam belajar.
5. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses belajar mengajar,
proses pembelajaran selalu dipantau dalam rangka melihat
konsistensi antara desain yang telah direncanakan dengan
pelaksanaan pembelajaran. Dengan demikian, ketidaksesuaian antara
desain dengan implementasi dapat dihindarkan. Di samping itu, guru
maupun siswa selalu termotivasi untuk melaksanakan pembalajaran
yang efektifdan efisien karena adanya dukungan kondisi positif yang
diciptakan dalam kegiatan pengelolaan kurikulum.

Komponen dalam Kurikulum

Mengingat bahwa fungsi kurikulum dalam proses pendidikan adalah


sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan, maka hal ini berarti bahwa
sebagai alat pendidikan, kurikulum memiliki bagian-bagian penting dan
penunjang yang dapat mendukung operasinya dengan baik. Bagian-bagian ini
disebut komponen yang saling berkaitan , berinteraksi dalam upaya mencapai
tujuan. Menurut Hasan Langgulung ada 4 komponen utama kurikulum yaitu:

1. Tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh pendidikan itu. Dengan lebih


tegas lagi orang yang bagaimana yang ingin kita bentuk dengan
kurikulum tersebut.
2. Pengetahuan (knowledge), informasi-informasi, data-data, aktifitas-
aktifitas dan pengalaman-pengalaman dari mana terbentuk kurikulum
itu. Bagian inilah yang disebut mata pelajaran.
3. Metode dan cara-cara mengajar yang di pakai oleh guru-guru untuk
mengajar dan memotivasi murid untuk membawa mereka kea rah
yang dikahendaki oleh kurikulum.
4. Metode dan cara penilaian yang dipergunakan dalam mengukur dan
menilai kurikulum dan hasil proses pendidikan yang direncanakan
kurikulum tersebut.

B. Perencanaan, Pelaksanaan, Pengembangan, Evaluasi Kurikulum

1. Perencanaan Kurikulum
Di dalam perencanaan kurikulum terdapat sekitar masalah tanggung jawab
untuk menentukan bagaimana bentuk kurikulum itu. Perencanaan kurikulum
adalah pekerjaan yang memerlukan keahlian dan karena itu dikerjakan oleh
para ahli atau expert dalam bidang perencanaan kurikulum, sehingga
kurikulum harus direncanakan baik-baik sebelumnya.
Beberapa pendapat ahli yang mengemukakan bahwa tidak ada aspek-
aspek kurikulum yang harus direncanakan jauh sebelum situasi belajar
berlangsung.
Untuk penjelasan singkat , pendapat-pendapat yang berbeda itu dapat
dikelompokkan sebagai berikut:
a. Kurikulum seharusnya direncanakan di muka secara terperinci oleh
experts dalam bentuk kumpulan mata pelajaran.

13
b. Kurikulum direncakan secara terperincidi muka oleh panitia yang
terdiri dari guru-guru dalam bentuk kumpulan mata pelajaran.
c. Kurikulum direncanakan dalam garis besarnya yang luas oleh
panitia yang terdiri dari guru-guru dalam bentuk pedoman kerja,
perincian dilakukan oleh guru berdasarkan kebutuhn-kebutuhan
murid.
d. Kurikulum direncanakan dalam garis besarnya berisi partisipasi
dari guru-guru dan tokoh-tokoh masyarakat, perincian dilakukan
oleh perencanaan bersama guru dan murid.
e. Kurikulum direncanakan oleh guru bersama murid pada waktu
akan belajar, tanpa perencanaan jauh dimuka.

Perencanaan kurikulum sebagian besar dilaksanakan oleh Departemen


Pendidikan Nasional di tingkat Pusat. Ini tidak berarti bahwa ditingkat daerah
dan sekolah tidak ada perencanaan kurikulum yang dilakukan.

Perencanaan Kurikulum Meneurut kauffman dalam Purwanto dalam


Hermino (2014:38) perencanaan adalah proses penentuan tujuan dan sasaran
yang hendak dicapai dan menetapkan jalam dan sumber yang diperlukan untuk
seefisien dan seefektif mungin. Perencanaan harus disusun sebelum
pelaksanaan fungsi-fungsi menajemen lainnya sebab menentukan kerangka
untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajemen lainnya.

Perencanaan kurikulum merupakan proses yang melibatkan kegiatan


pengumpulan, penyortiran, sintesis dan seleksi informasi yang relevan dari
berbagai sumber. Informasi ini kemudian digunakan untuk merancang dan
mendesain pengalaman-pengalaman belajar yang memungkinkan peserta didik
dapat mencapai tujuan pembelajaran. James (1986:32) mendefinisikan
perencanaan kurikulum sebagai suatu proses yang melibatkan berbagai unsur
peserta dalam banyak tingkatan membuat keputusan tentang tujuan belajar, cara
mencapai tujuan, situasi belajar-mengajar, serta penelaahan keefektifan dan
kebermaknaan metode tersebut. Sehingga Tanpa perencanaan kurikulum,
sistematika berbagai pengalaman belajar tidak akan saling berhubungan dan tidak
mengarah pada tujuan yang diharapkan. Berikut pernyataanya: Curriculum
planning is a process in which participants at many levels make decisions about
what the purposes of learning ought to be, how those purposes might be carried
out through teaching-learning situations, and whether the purposes and means are
both appropriate and effective Menurut Zenger and Zenger perencanaan
kurikulum dibuat untuk menjadi petunjuk kerja. Curriculum Planning is intended
as a “howto-do-it guide” for curriculum planners in the school system or as a
textbook for college-level courses in curriculum planning and development.

Perencanaan kurikulum melibatkan semua pihak baik guru, supervisor,


administrator dan lainnya, dilibatkan dalam usaha kurikulum. Semua guru
dilibatkan dalam perencanaan kurikulum tingkat kelas. Bahkan pada tingkat
(wilayah/daerah/distrik), ditingkat nasional harus ada representasi guru. Level
perencanaan kurikulum menurut Oliva (1992:58) dimulai dari level kelas,

14
kemudian individual school, school district, state, region, nation dan world.
Representasi guru harus dominan dalam level kelas dan departemen.

Educational Imagination on The Design and Evaluation of School


Programs”, Eisner (2002:133) menjelaskan bahwa ada beberapa unsur penting
dari dimensi perencanaan kurikulum. Unsur tersebut yang akan menentukan
logika dan karakteristik alur dari sebuah perencanaan kurikulum. Unsur tersebut
dapat disebutkan sebagai berikut:

(1) Tujuan dan prioritas (goals and priorities);


(2) Isi kurikulum (content of the curriculum);
(3) Jenis pembelajaran (types of learning opportunities);
(4) Organisasi pembelajaran (learning organization);
(5) Organisasi isi (organization of content areas);
(6) Model presentasi dan respon (mode of presentation and response); dan
(7) Jenis evaluasi (types of evaluation).

Berdasarkan penrnyataan diatas dapat disimpulkan bahwa perencanaan


kurikulum dapat terjadi pada semua tingkat pendidikan dan disesuaikan denga
tingkat kelas. Ini dapat terlihat dengan adanya organisasi isi dan organisasi siswa.
Ini selanjutnya juga dapat menjadi catatan bahwa sebuah perencanaan kurikulum
yang realistis disusun berdasarkan prinsip-prinsip penting yang harus
diperhatikan.

a) Prinsip-prinsip perencanaan kurikulum


Menurut Hamalik (2016:172) semua jenis perencanaan kurikulum
terjadi pada semuatingkat pendidikan dan disesuaikan dengan tingkat
kelas. Secara umum, sebuah perencanaan kurikulum yang realistis
disusun berdasarkan prinsip-prinsip berikut:
a. Prinsip 1, perencanaan kurikulum berkenaan dengan
pengalaman-pengalaman para siswa.
b. Prinsip 2, perencanaan kurikulum dibuat berdasarkan berbagai
keputusan tentang konten dan proses.
c. Prinsip 3, perncanaan kurikulum mengandung
keputusankeputusan tentang berbagai isu dan topik.
d. Prinsip 4, perencanaan kurikulum melibatkan banyak
kelompok.
e. Prinsip 5, perencanaan kurikulum dilaksanakan pada berbagai
tingkatan (level)
f. Prinsip 6, perncanaan kurikulum adalah sebuah proses yang
berkelanjutan.

b) Karekteristik Perencanaan Kurikulum


Aspek-aspek yang menjadi karakteristik perencanaan kurikulum
tersebut adalah sebagai berikut (Hamalik, 2016:172):
a. Perencanaan kurikulum harus berdasarkan konsep yang jelas
tentang berbagai hal yang menjadikan kehidupan menjadi lebih
baik, karakteristik masyarakat sekarang dan masa depan, serta
keutuhan dasar manusia.

15
b. Perencanaan kurikulum harus dibuat dalam kerangka kerja yang
komprehensif, yang mempertimbangkan dan mengodinasi
unsur esensial belajar-mengajar efektif.
c. Perencanaan kurikulum harus bersifat reaktif dan antisipasif.
Pendidikan harus responsif terhadap kebutuhan individu siswa,
untuk membantu siswa tersebut menuju kehidupan yang
kondusif.
d. Tujuan-tujuan pendidikan harus meliputi rentang yang luas akan
kebutuhan dan minat yang berkenaan dengan individu dan
masyarakat.
e. Rumusan berbagai tujuan pendekatan haus diperjelas dengan
ilustrasi kongkrit, agar dapat digunakan dalam pengembangan
rencana kurikulum yang spesifik.
f. Masyarakat luas mempunyai hak dan tanggung jawab untuk
mengetahui berbagai hal yang ditujuakan bagi anakanak mereka
melalui perumusan tujuan pendidikan.
g. Dengan kaahlian profesional mereka, pendidik berhak dan
bertanggung jawab mengidentifikasi program sekolah yang
akan membimbing siswa ke arah pencapaian tujuan pendidikan.
h. Perncanaan dan pengembangan kurikulum paling efektif jika
dikerjakan secara bersama-sama. Hal ini dikarenakan
beragamnya unsur-unsur kurikulum, yang menuntut tentang
keahlian secara luas.
i. Perencanaan kurikulum harus menuat artikulasi program
sekolah dan siswa pada setiap jenjang dan tingkatan sekolah.
j. Program sekolah harus dirancang untuk mengordinasikan
semua unsur dalam kurikulum.
k. Masing-masing sekolah mengembangkan dan memperhalus
suatu struktur organisasi yang memfasilitasi masalah-masalah
kurikulum dan mensponsori kegiatan perbaikan kurikulum.
l. Perlunya penelitian tindakan dan evaluasi, untuk menyediakan
revitalisasi rencana dan program kurikulum.
m. Partisipasi kooperatif harus dilaksanakan dalam
kegiatankegiatan perncanaan kurikulum, terutama keterlibatan
masyarakat dan para siswa dalam perencanaan situasi belajar-
mengajar yang spesifik.
n. Dalam perencanaan kurikulum, harus diadakanevaluasi secara
kontinu terhadap semua aspek pembuatan keputusan kurikulum,
yang juga meliputi analisis terhadap proses dan konten kegiatan
kurikulum.
o. Berbagai jenjang sekolah, dari Taman Kanak-Kanak sampai
perguruan tinggi, hendaknnya merespon dan mengakomodasi
perubahan, pertumbuhan dan perkembangan siswa. Untuk itu
direfleksikan organisasi dan prosedur secara
bervariasi.(Pendidikan, 2017)

16
2. Pelaksanaan Kurikulum

Sebelum melaksanakan suatu kurikulum yang akan digunakan


hendaklah terlebih dahulu melakukan perbedaan-perbedaan individual.
Maksudnya apakah terdapat penyesuaian kurikulum yang akan digunakan
dengan murid, situasi dan kondisi dari suatu sekolah. Apakah perbedaan dari
setiap murid sesuai dengan pelaksanaannya.

Keberhasilan kurikulum dapat diukur dari sejauh mana siswa dapat


menguasai materi pelajaran yang tertuang di dalam kurikulum. Sebagus
apapun desain atau rancangan kurikulum yang dimiliki, keberhasilannya
sangat tergantung pada guru. Kurikulum yang sederhana pun apabila gurunya
memiliki kemampuan, semangat dan dedikasi yang tinggi hasilnya akan lebih
baik dari desain kurikulum yang hebat tetapi kemampuan, semangat dan
dedikasi gurunya rendah. Sukma dinata menegaskan beberapa hal yang harus
dimiliki oleh setiap guru dalam pelaksanan kurikulum, antara lain :

a. Pemahaman esensi dari tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam


kurikulum.
b. Kemampuan untuk menjabarkan tujuan-tujuan kurikulum tersebut
menjadi tujuan-tujuan yang lebih spesifik.
c. Kemampuan untuk menerjemahkan tujua-tujuan khusus kepada
kegiatan pembelajaran.

Pelaksanaan Kurikulum

Sebagai salah satu batasan pengertian yang di maksud dengan


pelaksanaan kurikulum adalah pelaksanaan mengajar mengajar di kelas
merupakan inti dari kegiatan pendidikan di sekolah. Dalam pelaksanaan
mengajar di kelas, guru menyempatkan perhatian hanya pada interaksi proses
belajar mengajar. Namun demikian, fisik, ruangan dan aktivitas kelas tidak luput
dari perhatiannya, justru sudah di mulai semenjak memasuki ruangan belajar.
Oleh karena itu, selama guru berada dalam kelas terbagi menjadi tiga tahap yaitu,
tahap persiapan, pelaksanaan pelajaran, dan tahap penutupan.

1. Persiapan
Yang dimaksud dengan tahap persiapan adalah kegiatan yang dilakukan
oleh guru sebelum memulai mengajar, yang di kerjakan antara lain:
a. Mengucapkan “Selamat pagi” dan meletakkan alat-alat mengajar di
meja
b. Memperhatikan kondisi di sekeliling kelas apakah ada kondisi yang
mengganggu prose belajar-mengajar, misalnya jendela belum di
buka, papan tulis yang belum di bersihkan, terdapat gambar miring,
kapur tulis berantakan dan lain sebagainya.
c. Melakukan absensi
d. Memeriksa apakah siswa sudah siap dengan catatan dan sudah tidak
ada lagi barang-barang atau buku lain yang di pegang siswa.

Pelaksanaan Pelajaran

17
Yang di maksud dengan pelaksanaan pelajaran adalah kegiatan mengajar
sesungguhnya yang dilakukan oleh gurudan sudah ada interaksi langsung dengan
siswa mengenai pokok bahasan yang diajarkan. Pelaksanaan pelajaran terbagi
menjadi tiga tahapan kegiatan yaitu:

a. Pendahuluan: yaitu mulai mengajar dengan mengarahkan perhatian


untuk masuk ke pokok bahasan, misalnya dengan memberikan
apersepsi atau mengajukan pertanyaan yang harus dijawab siswa
atau menyuruh siswa untuk bercerita tentang bahan yang akan di
terangkan dan lain sebagainya.
b. Pelajaran inti adalah interaksi belajar mengajar yang terjadi di mana
selama guru dan siswa membahas pokok bahasan yang menjadi
acara pada jam itu.
c. Evaluasi yaitu kegiatan yang dilakukan oleh guru setelah selesai
pembahasan pelajaran inti. Penutupan ini dapat dilakukan dengan:
membuat ringkasan, mengajukan pertanyaan, memberikan evaluasi
formatif, memberikan tugas rumah dan sebagainya.

Penutupan

Yang di maksud dengan penutupan adalah kegiatan yang terjadi di kelas


setelah guru selesai melaksanakan tugas mengajarkan materi yang manjadi
tanggung jawabnya untuk pertemuan itu. Penutupan pelajaran dilakukan dengan
menghapus papan tulis, pesan dan kesan, ucapan “selamat pulang” dan lain
sebagainya.

Masalah/HambatanPelaksanaanKurikulum
a. Strategi pembelajaran masih mengacu pada penguasaan informasi dan
pengetahuan
b. Sering tidak dapat terlaksana secara optimal (sarana, prasarana, SDM)
c. Masih sebatas pada sosialisasi nilai dengan pola hafalan
d. Cenderung pengkotakkan bidang studi (lulus UAN)
e. Kurangnya kegiatan aktif siswa (dengar
f. Mengabaikan ketrampilan dan pemahaman konsep-konsep
g. Sosialisasi kurikulum baru belum mencapai sasaran
h. Guru dan personil sekolah sulit mengubah pola pikir lama ke yang
baru
i. Tidak semua aparat di lapangan “well come” terhadap kurikulumbaru

3. Pengembangan kurikulum

Dalam pengembangan kurikulum terdapat dua proses utama, yakni


pengembangan pedoman kurikulum dan pengembangan pedoman
instruksional.

a. Pedoman kurikulum meliputi

18
1) Latar belakang yang berisi rumusan falsafah dan tujuan lembaga
pendidikan yang menjadi sasaran, rasional bidang studi atau
mata kuliah, struktur organisasi bahan pelajaran.
2) Silabus yang berisi mata pelajaran secara lebih terinci yang
diberikan yakni scope (ruang lingkup) dan urutan penyajiannya.
3) Desain evaluasi termasuk strategi revisi atau perbaikan
kurikulum mengenai bahan pelajaran, organisasi bahan dan
strategi instruksionalnya.

b. Pedoman instruksional
Pedoman instruksional didapatkan setelah adanya usaha pengajar
untuk menguraikan isi pedoman kurikulum agar lebih spesifik
sehingga mempermudahkan untuk menyiapkan bahan yang di
ajarkan dalam kelas. Agar bahan yang diajarkan sesuai dengan yang
tertera pada kurikulum.

4. Evaluasi

Langkah terakhir dalam pengembangan kurikulum adalah evaluasi.


Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan di mana data yang terkumpul dan
dibuat pertimbangan untuk tujuan memperbaiki sistem. Evaluasi yang
seksama adalah sangat esensial dalam pengembangan kurikulum. Evaluasi
dirasa sebagai suatu proses membuat keputusan , sedangkan riset sebagai
proses pengumpulan data sebagai dasar pengambilan keputusan.

a. Dasar-dasar Evaluasi Kurikulum


Evaluasi kurikulum bermacam-macam tujuannya, yang paling
penting di antaranya ialah :
1) Mengetahui hingga manakah siswa mencapai kemajuan kearah
tujuan yang telah ditentukan.
2) Melalui efektivitas kurikulum
3) Menentukan faktor biaya, waktu dan tingkat keberhasilan
kurikulum.Sering kita lihat bahwa kurikulum dirombak tanpa
evaluasi yang sistematis. Jika evaluasi diadakan secara terus-
menerus mungkin tak perlu kurikulum diganti seluruhnya,
akan tetapi dapat senantiasa di perbaiki dan disempurnakan
serta disesuaikan dengan perkembangan zaman.

b. Desain Evaluasi
Desain evaluasi menguraikan tentang data yang harus
dikumpulkan dan analisis data untuk “membuktikan” nilai dan
efektivitas kurikulum.
Merumuskan tentang evaluasi
Tujuan evaluasi yang komprehensif dapat ditinjau dari tiga dimensi,
yakni:
1) Dimensi I
Yang terdiri atas formatif dan sumatif:

19
Formatif : Evaluasi dilakukan sepanjang pelaksanaan kurikulum.
Data dikumpulkan dan dianalisis untuk menemukan masalah serta
mengadakan perbaikan sedini mungkin.
Sumatif : Proses evaluasi dilakukan pada ahkir jangka waktu
tertentu (misalnya, pada akhir semester, tahun pelajaran atau setelah
lima tahun).
2) Dimensi II
Yang terdiri dari proses dan produk
Proses : Yang dievaluasi ialah metode dan proses dalam
pelaksanaan kurikulum
Produk : Yang dievaluasi ialah hasil-hasil nyata, yang dapat dilihat,
yang dihasilkan oleh guru (seperti silabus, satuan pelajaran dan alat-
alat pelajaran) dan yang dihasilkan oleh siswa (seperti hasil test,
karangan, makalah dan sebagainya).
3) Dimensi III
Yang terdiri atas operasi dan hasil belajar siswa
Operasi : Disini dievaluasi keseluruhan proses pengembangan
kurikulum termasuk perencanaan, desain, implementasi,
administrasi, pengawasan, pemantauan dan penilaiannya, juga
biaya, staf pengajar, penerimaan siswa, pendeknya seluruh operasi
lembaga pendidikan itu.
Hasil belajar siswa : Disini yang dievaluasi ialah hasil belajar siswa
bertalian tujuan kurikulum yang harus dicapai, dinilai berdasarkan
standar yang ditetapkan.

Evaluasi pelaksanaan kurikulum bertujuan untuk mengukur


seberapa jauh penerapan kurikulum berstandar nasional dipakai sebagai
pedoman pengembangan dan pelaksanaan kurikulum di daerah/sekolah,
sehingga pelaksanaan kurikulum dapat dimengerti, dipahami, diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari dan dianalisa oleh peserta didik. Evaluasi
dilakukan pada setiap tahapan pelaksanaan pengembangan kurikulum
sebagai upaya untuk mengkaji ulang pelaksanaan kurikulum pada setiap
jenjang pendidikan.

C. Peran Guru dalam Administrasi Kurikulum

Guru merupakan pendidik professional dan memiliki tugas pokok yaitu


mendidik, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah, dimana guru juga memiliki peran yang penting
dalam administrasi, dimana di butuhkan juga seorang guruh yang memahami
administarasi layana pendidikan agar kegiatan pendidikan dapat berjalan dengan
teratur dan bisa di ukur, guru juga yang membantu peserta didik dapat memahali
dengan baik dalam administari layanan Pendidikan

20
Guru adalah titik sentral suatu kurikulum berkat usaha guru, maka timbul
kegairahan belajar siswa. Sehingga memacu belajar lebih keras untuk mencapai
tujuan belajar mengajar yang bersumber dari tujuan kurikulum, untuk itu guru
perlu memiliki ketrampilan belajar mengajar.

Peran guru dalam administrasi kurikulum baik secara perorangan maupun


kelompok dengan begitu guru dan kepala sekolah dapat mengetahui kurikulum
apa yang digunakan pada saat itu atau yang sedang digunakan

Di dalam pelaksanaan kurikulum, tugas guru adalah mengkaji kurikulum


tersebut melalui kegiatan perseorangan atau kelompok, dengan demikian guru dan
kepala sekolah memahami kurikulum tersebut sebelum dilaksanakan dalam
proses pengembangan kurikulum. Peran guru lebih banyak dalam tataran kelas,
berikut ini dijelaskan peran guru dalam administrasi kurikulum, yaitu :

1. Implementer
Guru berperan dalam mengaplikasikan kurikulum yang sudah ada.
Dalam melaksanakan perannya, guru hanya menerima kebijakan perumus
kurikulum. Guru tidak memiliki ruang baik untuk menentukan isis
kurikulum maupun menentukan target kurikulum. Pada fase implementator
peran guru dalam pengembangan kurikulum hanya sebatas menjalankan
kurikulum yang telah disusun (sebelum reformasi pendidikan).
Berperan dalam mengaplikasikan kurikulum yang sedang digunakan.
Guru dapat hanya menerima kebijakan perumusan dari kurikulum.guru
tidak berperan dalam dalam menentukan dari suatu isi kurikulum dan
targetnya. Peran guru dalam pengembangan kurikulum sebatas
menjelaskan dari kurikulum

2. Adapters
Guru berperan lebih dari sebagai pelaksana kurikulum, tetapi juga
sebagai penyelaras kurikulum dengan karakteristik kebutuhan siswa dan
kebutuhan daerah. Dalam fase ini guru memberikan kewenangan untuk
menyelesaikan kurikulum yang sudah ada dengan karakteristik sekolah dan
kebutuhan lokal.
Guru berperan sebagai pelaksana dari kurikulum dan juga sebagai
penyelaras kurikulum sesuai kebutuhan dari murid, situasi dan kondisi.
Guru diberikan kewenangan untuk menyelesaikan kurikulum yang sudah
ada dengan karakteristik sekolah dan kebutuhan lokal.

3. Developers
Guru berwenang dalam mendesain kurikulum. Guru bukan saja dapat
menentukan tujuan dan isi pelajaran yang akan disampaikan, akan tetapi
juga dapat menentukan strategi apa yang harus dikembangkan serta
bagaimana mengukur keberhasilannya. Sebagai pengembang kurikulum
sepenuhnya, guru dapat menyususn kurikulum sesuai dengan karakteristik,
visi dan misi sekolah serta sesuai dengan pengalaman belajar yang
dibutuhkan siswa.
Guru berperan dalam mendesign dan merancang kurikulu. Tidak hanya
dalam menetukan tujuan dan isi dari kurikulum melainkan menentukan

21
strategi yang akan digunakan untuk mengukur keberhasilan yang diperoleh.
Guru dapat menysun kurikulum sesuai dengan karakteristik, visi dan misi
dari suatu sekolah dan juga pengalaman dari belajar siswa.

4. Researchers
Peran guru sebagai peneliti kurikulum. Peran ini dilaksanakan sebagai
bagian dari tugas profesional guru yang memiliki tanggung jawab dalam
meningkatkan kinerjanya sebagai guru. Dalam pelaksanaan peran guru
sebagai peneliti guru memiliki tanggung jawab untuk menguji berbagai
komponen kurikulum.
Peran guru sebagai peneliti dari kurikulum. Apakah kurikulum ini
sesuai atau tidaknya guru harus bertanggung jawab terhadap tugas yang
dikerjakan hal ini dilakukan untuk meningkkan kinerja seorang guru. Guru
harus meneliti komponen dari setiap kurikulum (Riska, 2020)

Peranan guru dalam layanan administrasi pendidikan dapat


diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Administrasi kurikulum yang mana guru berperan dalam
manajeman kurikulum bertujuan agar guru dapat menciptakan
kurikulum yang menjadi pedoman proses belajar mengajar di suatu
lembaga pendidikan.
2. Administrasi kesiswaan yang mana guru perluh berpartisispasi
dalam kegiatan seleksi peneriana peserta didik yang baru,
mengontrol kehadiran peserta didik dalam kegiatan pendidikan,
mealukan ujian kompentensi pendidikan, melakukan
pembimbingan karir kepada peserta diidik.
3. Administari kepegawain atau pesonalia, guru berperan dalam
membantu menyiapkan data kepegawai atau inventori, membuat
laporan runinitas kepegaiwain, membuat memo atau surat
keputusan dari kepala sekolah, membatu membuat kebijakan yang
berhubungan dengan kepegawain.
4. Administrasi keuangan dimana guru membantu membuat laporan
yang berhubungan dengan keuangan berdasarkan standar ketentaun
yang berlaku.
5. Administrasi Pengelolaan institusi dan infrastruktur pendidikan
guru berperan dalam perencanaan, pemanfaatan dan pemeliharaan
sarana dan prasaran yang dimiliki oleh satuan pendidikan agar
membantu berjalannya kegiatan satuan pendidikan
6. Administrasi sekolah dan hubungan sosial guru, yang mana guru
merupakan makluk sosial dan juga memiliki peran dalam
komunikasi anatara guru dan masyarakat dimana guru akan
memnyampaikan nilai-nilai yang positif kepada masyarakaat agar
dapat bekerja sama dalam membuat suatu perkembangan positif
bagi masyarakat sekitar.(Guru et al., 2022)

22
Senada dengan itu, guru memegang peranan yang sangat penting
dalam pengembangan kurikulum, sebagai berikut :

(1) Pengelolaan administratif


(2) Pengelolaan konseling dan pengembangan kurikulum
(3) Guru sebagai tenaga profesi kependidikan
(4) Berpartisipasi dalam pengembangan kurikulum
(5) Meningkatkan keberhasilan sistem instruksional
(6) Pendekatan kurikulum
(7) Meningkatkan pemahaman konsep diri
(8) Memupuk hubungan yang harmonis dengan siswa

23
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Secara etimologi, kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu Curir yang
berarti pelari dan Curare yang berarti tempat berpacu. Jadi istilah kurikulum
berasal dari dunia olahraga pada zaman Romawi Kuno di Yunani, yang
mengandung pengertian suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis
start sampai garis finish.
Perencanaan kurikulum adalah pekerjaan yang memerlukan keahlian dan
karena itu dikerjakan oleh para ahli atau expert dalam bidang perencanaan
kurikulum, sehingga kurikulum harus direncanakan baik-baik sebelumnya.
Keberhasilan kurikulum dapat diukur dari sejauh mana siswa dapat menguasai
materi pelajaran yang tertuang di dalam kurikulum. Pengembangan kurikulum
terdapat dua proses utama, yakni pengembangan pedoman kurikulum dan
pengembangan pedoman instruksional. Desain evaluasi menguraikan tentang data
yang harus dikumpulkan dan analisis data untuk “membuktikan” nilai dan
efektivitas kurikulum.
Guru adalah titik sentral suatu kurikulum berkat usaha guru, maka timbul
kegairahan belajar siswa. Sehingga memacu belajar lebih keras untuk mencapai
tujuan belajar mengajar yang bersumber dari tujuan kurikulum, untuk itu guru
perlu memiliki ketrampilan belajar mengajar.

B. Saran
Demikian Makalah kami buat, lebih dan kurangnya kami minta maaf
karena kami bukanlah makhluk yang sempurna, semoga makalah ini bermanfaat
untuk kami, dan untuk para pembaca.,Sekiranya ada yang salah atau yang tidak
sesuai dengan kaidah pembuatan makalah tolong sampaikan kepada kami, dan
semoga kedepannya kami dapat membuat makalah lebih baik lagi.

24
DAFTAR PUSTAKA

Afriansyah, Hade. "Administrasi kurikulum." (2019)

Astuti, E. (2021). ADMINISTRASI KURIKULUM.

Bahri, S. (2017). Pengembangan kurikulum dasar dan tujuannya. Jurnal Ilmiah Islam
Futura, 11(1), 15-34.

Elisa, E. (2018). Pengertian, peranan, dan fungsi kurikulum. Jurnal Curere, 1(02).

Guru, P., Administrasi, D., Pada, L., & Pendidikan, S. (2022). Jurnal Pendidikan dan
Konseling. 4, 882–889.

Jeflin, H., & Afriansyah, H. (2020). Pengertian Kurikulum, Proses Administrasi


Kurikulum Dan Peran Guru Dalam Administrasi Kurikulum.

Pendidikan, T. (2017). Al-Idarah: Jurnal Kependidikan Islam Vol . 7 No. 1, Juni 2017.
1, 99–112.

Rani, M. M., & Afriansyah, H. (2019). Administrasi Kurikulum Pendidikan Di Sekolah.

Riska, S. A., & Afriansyah, H. (2019). Administrasi Kurikulum.

Riska, S. A. (2020). Administrasi Kurikulum. 1–3.

Sailor, M. J. G., Alexander, W. M., & Galen, M. A. Kurikulum 1. Pengertian Kurikulum.

25

Anda mungkin juga menyukai