Dosen Pengampu;
Disusun Oleh:
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta hidayahnya. Sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini
disusun dalam rangka memenuhi tugas kelompok mata Kuliah Manajemen Pendidikan
Khusus dengan judul “ Mengevaluasi dan mengkritisi pelaksanaan dan
pengadministrasian kurikulum dan manajemen kesiswaan pendidikan khusus”.
Kami juga berterima kasih kepada rekan rekan atas kerja samanya dalam
penyusunan laporan, makalah, power point, dan para pencari materi. Tak lupa kami
ucapkan kepada pihak-pihak yang membantu dalam menjalankan studi ini. Demikian
Makalah ini kami susun semoga bermanfaat dan dapat memenuhi tugas mata kuliah
Manajemen Pendidikan Khusus dan kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi
kami dan khususnya untuk pembaca.
Tak ada gading yang tak retak begitulah adanya Makalah ini. Dengan segala
kerendahan hati, kritik dan saran yang kontruksif dan membangun semangat, kami
harapkan dari para pembaca guna meningkatkan pembuatan Makalah pada tugas yang
lain dan pada waktu mendatang.
Kelompok Penyaji
ii
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN ........................................................................................................... 1
BAB II
PEMBAHASAN .............................................................................................................. 2
BAB III
PENUTUP ..................................................................................................................... 24
A. Kesimpulan ....................................................................................................... 24
B. Saran .................................................................................................................. 24
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah kurikulum dipakai dalam dunia pendidikan dan pengajaran, yang
dalam konteksnya kurikulum dapat diartikan secara sempit dan luas. Dalam
pengertian sempit, kurikulum diartikan sebagai sejumlah mata pelajaran yang
diberikan di sekolah, sedangkan dalam pengertian luas kurikulum adalah semua
pengalaman belajar yang diberikan sekolah kepada siswa selama mereka
mengikuti pendidikan di sekolah. Dengan pengertian luas ini berarti usaha sekolah
untuk memberikan pengalaman belajar kepada siswa dalam upaya menghasilkan
lulusan yang baik secara kuantitatif maupun kualitatif tercakup dalam pengertian
kurikulum.
Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional sebagaimana dapat dilihat
dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003
menyatakan bahwa: “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu”.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Kurikulum
2. Apa yang di maksud Perencanaan, Pelaksanaan, Pengembangan, Evaluasi
Kurikulum
3. Apa saja Peran Guru dalam Administrasi Kurikulum
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa itu Kurikulum
2. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan Perencanaan, Pelaksanaan,
Pengembangan, Evaluasi Kurikulum
3. Untuk mengetahui apa saja Peran Guru dalam Administrasi Kurikulum
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum
Secara etimologi, kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu Curir yang
berarti pelari dan Curare yang berarti tempat berpacu. Jadi istilah kurikulum
berasal dari dunia olahraga pada zaman Romawi Kuno di Yunani, yang
mengandung pengertian suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis
start sampai garis finish.
2
2. Kurikulum sebagai suatu sistem, sistem kurikulum merupakan bagian
dari sistem persekolahan, sistem pendidikan bahakan sistem
masyarakat. Suatu sistem kurikulum mencakup struktur personalia Al-
Idarah: Jurnal Kependidikan Islam Vol . 7 No. 1, Juni 2017 102 dan
prosedur kerja bagaimana cara menyusun kurikulum, melaksanakan,
mengevaluasi dan menyempurnakannya..
3. Kurikulum sebagai bidang studi, ini merupakan bidang kajian para ahli
kurikulum dan ahli pendididkan dan pengajaran. Tujuan kurikulum
sebagai bidang studi adalah mengembangkan ilmu tentang kurikulum
dan sistem kurikulum. Melalui studi kepustakaan dan berbagai kegiatan
penelitian dan percobaan, mereka menemukan halhal baru yang dapat
memperkaya dan memperkuat bidang studi kurikulum.
Kurikulum dapat diartikan secara sempit dan secara luas. Secara sempit
kurikulum diartikan sejumlah mata pelajaran yang harus diikuti atau diambil
siswauntuk dapat menamatkan pendidikannya, Pada lembaga tertentu, sedangkan
secara luas kurikulum diartikan dengan semua pengalaman belajar yang diberikan
sekolah kepada siswa selama mengikuti pendidikan pada jenjang pendidikan
tertentu. Usaha-usaha untuk memberikan pengalaman belajar kepada siswa dapat
berlangsung di dalam kelas maupun di luar kelas baik yang dirancang secara
tertulis maupun tidak, asal ditujukan untuk membentuk lulusan yang berkualitas.
(Pd, Sri Astuti M : 2018).
3
ditentukan oleh kurikulum dan efektifitas pelaksanaannya.kurikulum itu harus
sesuai dengan filsafat dan cita-cita bangsa, perkembangan siswa, perkembangan
ilmu dan teknologi, serta kemajuan dan tuntutan masyarakat terhadap kualitas
lulusan lembaga pendidikan itu.
Menurut Crow and Crow, sebagaimana yang dikutip oleh Oemar Hamalik,
kurikulum adalah rancangan pengajaran atau sejumlah mata pelajaran yang
disusun secara sistematis untuk menyelesaikan suatu program untuk memperoleh
ijazah.4 Dalam bukunya yang lain, Hamalik menjelaskan lebih luas bahwa
kurikulum di sini memuat isi dan materi pelajaran. Jadi kurikulum ialah sejumlah
mata pelajaran yang harus ditempuh dan dipelajari oleh siswa untuk memperoleh
sejumlah pengetahuan, mata ajaran (subject matter) dipandang sebagai
pengalaman orang tua atau orang-orang pandai masa lampau yang telah disusun
sistematis dan logis. Ternyata kegiatan kurikuler tidak hanya terbatas dalam
ruangan kurikulum dalam pengertian luas tidak hanya terbatas pada subjek
pelajaran saja, tetapi mencakup berbagai aktivitas yang dilakukan, baik di sekolah
mapun di luar sekolah seperti yang diungkapkan oleh Saylor dan Alexander;
”…school’s curriculum is the total affort of the school to bring about desired
outcome’s in school and in out of school situation. In short, the curriculum is the
school’s program for learner” Bahkan Alice Miel memahami bahwa kurikulum
meliputi keadaan gedung, suasana sekolah, keinginan, keyakinan, pengetahuan,
kecakapan, dan sikap-sikap orang yang melayani dan dilayani di sekolah
(termasuk di dalamnya seluruh pegawai sekolah) dalam memberikan bantuan
kepada siswa termasuk ke dalam kurikulum
4
pendidikan dan kurikulum adalah relasi tujuan dan isi pendidikan. Karena ada
tujuan, maka harus ada alat yang sama untuk mencapainya, dan cara untuk
menempuh adalah kurikulum.
5
Kedua, kurikulum sebagai konten yakni: data atau informasi yang tertera
dalam buku-buku kelas tanpa dilengkapi dengan data atau informasi lainnya yang
memungkinkan timbulnya belajar.
Dari para pendapat ahli di atas maka dapat penulis simpulkan bahwa
kurikulum adalah seperangkat isi, bahan ajar, tujuan yang akan ditempuh sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan.
Kurikulum telah banyak dibahas dan diartikan oleh banyak ahli. Tentu saja
pendapat para ahli tersebut sedikit banyak tidak terlepas dari disiplin ilmu atau
pengalaman yang mereka dapatkan.
6
Adapun beberapa pengertian kurikulum menurut para ahli, adalah sebagai
berikut :
7
terkait untuk populasi yang dapat diidentifikasi yang dilayani oleh satu
pusat sekolah)
8. Hilda Taba (1962), “...A curriculum is a plan for learning; therefore,
what is known about the learning process and the development of the
individual has bearing on the shaping of curriculum” Kurikulunł adalah
rencana pembelajaran; oleh karena itu. apa yang diketahui tentang
proses belajar dan perkembangan individu berpengaruh pada
pembentukan kurikulum”)
Suatu kurikulum dapat juga menunjuk pada suatu dokumen yang berisi
rumusan tentang tujuan, bahan ajar, kegiatan belajar mengajar, jadwal dan
evaluasi. Suatu kurikulum juga dapat digambarkan sebagi dokumen tertulis sebagi
hasil persetujuan bersama antara penyusun kurikulum dan pemegang kebijakan
pendidikan dan masyarakat. Dimensi kedua memandang kurikulum sebagai
bagian dari sistem persekolahan, sistem pendidikan dan bahkan sistem
masyarakat. Suatu sistem kurikulum mencakup stuktur personalia dan prosedur
kerja bagaimana cara menyusun kurikulum, melaksanakan, mengevaluasi dan
menyempurnakannya.
Hasil dari suatu sistem adalah tersusunnya suatu kurikulum dan fungsi dari
sistem kurikulum adalah memelihara kurikulum agar tetap dinamis. Dimensi
ketiga memandang kurikulum sebagai bidang studi yaitu bidang studi kurikulum.
Hal ini merupakan kajian para ahli kurikulum dan ahli pendidikan dan pengajaran.
Mereka yang mendalami bidang kurikulum mempelajari konsep-konsep dasar
tentang kurikulum, melalui studi kepustakaan dan berbagai kegiatan penelitian
dan percobaan. mereka menemukan hal-hal baru yang dapat memperkaya dan
memperkuat bidang studi kurikulum.
8
S. Hamid Hasan (1988) mengemukakan bahwa pada saat sekarang istilah
kurikulum memiliki empat dimensi pengertian, di mana satu dimensi dengan
dimensi lainnya saling berhubungan.
9
individual has bearing on the shaping curriculum” (Hilda Taba,
1962). (.....Kurikulum adalah rencana pembelajaran; Oleh
karena itu, apa yang diketahui tentang proses belajar dan
perkembangan individu berpengaruh pada pembentukan
kurikulum)
10
population” (Harold Rugg, 1947). (“kurikulum adalah aliran
kegiatan terpandu yang membentuk kehidupan orano muda
dan orang tua mereka. [dalam buku yang jauh lebih awal, Rugg
tidak setuju berbicara tentang kurikulum tradisional sebagai
satu meneruskan deskripsi budaya sebelumnya dan untuk
melestarikan bahasa mati dan teknik abstrak yang berguna
tidak lebih dari sebagian kecil dari populasi kita”)
Pandangan atau anggapan yang sampai saat ini masih lazim dipakai dalam
dunia pendidikan dan persekolahan di negara kita, yaitu kurikulum sebagai suatu
rencana tertulis yang disusun guna memperlancar proses pembelajaran. Hal ini
sesuai dengan rumusan pengertian kurikulum seperti yang tertera dalam Undang-
undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa
“kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”.
11
many ingredients, but basically it is a plan for the education of pupils during their
enrollment in given school”
12
profesional, efektif, dan terpadu dapat memberikan motivasi pada
kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam belajar.
5. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses belajar mengajar,
proses pembelajaran selalu dipantau dalam rangka melihat
konsistensi antara desain yang telah direncanakan dengan
pelaksanaan pembelajaran. Dengan demikian, ketidaksesuaian antara
desain dengan implementasi dapat dihindarkan. Di samping itu, guru
maupun siswa selalu termotivasi untuk melaksanakan pembalajaran
yang efektifdan efisien karena adanya dukungan kondisi positif yang
diciptakan dalam kegiatan pengelolaan kurikulum.
1. Perencanaan Kurikulum
Di dalam perencanaan kurikulum terdapat sekitar masalah tanggung jawab
untuk menentukan bagaimana bentuk kurikulum itu. Perencanaan kurikulum
adalah pekerjaan yang memerlukan keahlian dan karena itu dikerjakan oleh
para ahli atau expert dalam bidang perencanaan kurikulum, sehingga
kurikulum harus direncanakan baik-baik sebelumnya.
Beberapa pendapat ahli yang mengemukakan bahwa tidak ada aspek-
aspek kurikulum yang harus direncanakan jauh sebelum situasi belajar
berlangsung.
Untuk penjelasan singkat , pendapat-pendapat yang berbeda itu dapat
dikelompokkan sebagai berikut:
a. Kurikulum seharusnya direncanakan di muka secara terperinci oleh
experts dalam bentuk kumpulan mata pelajaran.
13
b. Kurikulum direncakan secara terperincidi muka oleh panitia yang
terdiri dari guru-guru dalam bentuk kumpulan mata pelajaran.
c. Kurikulum direncanakan dalam garis besarnya yang luas oleh
panitia yang terdiri dari guru-guru dalam bentuk pedoman kerja,
perincian dilakukan oleh guru berdasarkan kebutuhn-kebutuhan
murid.
d. Kurikulum direncanakan dalam garis besarnya berisi partisipasi
dari guru-guru dan tokoh-tokoh masyarakat, perincian dilakukan
oleh perencanaan bersama guru dan murid.
e. Kurikulum direncanakan oleh guru bersama murid pada waktu
akan belajar, tanpa perencanaan jauh dimuka.
14
kemudian individual school, school district, state, region, nation dan world.
Representasi guru harus dominan dalam level kelas dan departemen.
15
b. Perencanaan kurikulum harus dibuat dalam kerangka kerja yang
komprehensif, yang mempertimbangkan dan mengodinasi
unsur esensial belajar-mengajar efektif.
c. Perencanaan kurikulum harus bersifat reaktif dan antisipasif.
Pendidikan harus responsif terhadap kebutuhan individu siswa,
untuk membantu siswa tersebut menuju kehidupan yang
kondusif.
d. Tujuan-tujuan pendidikan harus meliputi rentang yang luas akan
kebutuhan dan minat yang berkenaan dengan individu dan
masyarakat.
e. Rumusan berbagai tujuan pendekatan haus diperjelas dengan
ilustrasi kongkrit, agar dapat digunakan dalam pengembangan
rencana kurikulum yang spesifik.
f. Masyarakat luas mempunyai hak dan tanggung jawab untuk
mengetahui berbagai hal yang ditujuakan bagi anakanak mereka
melalui perumusan tujuan pendidikan.
g. Dengan kaahlian profesional mereka, pendidik berhak dan
bertanggung jawab mengidentifikasi program sekolah yang
akan membimbing siswa ke arah pencapaian tujuan pendidikan.
h. Perncanaan dan pengembangan kurikulum paling efektif jika
dikerjakan secara bersama-sama. Hal ini dikarenakan
beragamnya unsur-unsur kurikulum, yang menuntut tentang
keahlian secara luas.
i. Perencanaan kurikulum harus menuat artikulasi program
sekolah dan siswa pada setiap jenjang dan tingkatan sekolah.
j. Program sekolah harus dirancang untuk mengordinasikan
semua unsur dalam kurikulum.
k. Masing-masing sekolah mengembangkan dan memperhalus
suatu struktur organisasi yang memfasilitasi masalah-masalah
kurikulum dan mensponsori kegiatan perbaikan kurikulum.
l. Perlunya penelitian tindakan dan evaluasi, untuk menyediakan
revitalisasi rencana dan program kurikulum.
m. Partisipasi kooperatif harus dilaksanakan dalam
kegiatankegiatan perncanaan kurikulum, terutama keterlibatan
masyarakat dan para siswa dalam perencanaan situasi belajar-
mengajar yang spesifik.
n. Dalam perencanaan kurikulum, harus diadakanevaluasi secara
kontinu terhadap semua aspek pembuatan keputusan kurikulum,
yang juga meliputi analisis terhadap proses dan konten kegiatan
kurikulum.
o. Berbagai jenjang sekolah, dari Taman Kanak-Kanak sampai
perguruan tinggi, hendaknnya merespon dan mengakomodasi
perubahan, pertumbuhan dan perkembangan siswa. Untuk itu
direfleksikan organisasi dan prosedur secara
bervariasi.(Pendidikan, 2017)
16
2. Pelaksanaan Kurikulum
Pelaksanaan Kurikulum
1. Persiapan
Yang dimaksud dengan tahap persiapan adalah kegiatan yang dilakukan
oleh guru sebelum memulai mengajar, yang di kerjakan antara lain:
a. Mengucapkan “Selamat pagi” dan meletakkan alat-alat mengajar di
meja
b. Memperhatikan kondisi di sekeliling kelas apakah ada kondisi yang
mengganggu prose belajar-mengajar, misalnya jendela belum di
buka, papan tulis yang belum di bersihkan, terdapat gambar miring,
kapur tulis berantakan dan lain sebagainya.
c. Melakukan absensi
d. Memeriksa apakah siswa sudah siap dengan catatan dan sudah tidak
ada lagi barang-barang atau buku lain yang di pegang siswa.
Pelaksanaan Pelajaran
17
Yang di maksud dengan pelaksanaan pelajaran adalah kegiatan mengajar
sesungguhnya yang dilakukan oleh gurudan sudah ada interaksi langsung dengan
siswa mengenai pokok bahasan yang diajarkan. Pelaksanaan pelajaran terbagi
menjadi tiga tahapan kegiatan yaitu:
Penutupan
Masalah/HambatanPelaksanaanKurikulum
a. Strategi pembelajaran masih mengacu pada penguasaan informasi dan
pengetahuan
b. Sering tidak dapat terlaksana secara optimal (sarana, prasarana, SDM)
c. Masih sebatas pada sosialisasi nilai dengan pola hafalan
d. Cenderung pengkotakkan bidang studi (lulus UAN)
e. Kurangnya kegiatan aktif siswa (dengar
f. Mengabaikan ketrampilan dan pemahaman konsep-konsep
g. Sosialisasi kurikulum baru belum mencapai sasaran
h. Guru dan personil sekolah sulit mengubah pola pikir lama ke yang
baru
i. Tidak semua aparat di lapangan “well come” terhadap kurikulumbaru
3. Pengembangan kurikulum
18
1) Latar belakang yang berisi rumusan falsafah dan tujuan lembaga
pendidikan yang menjadi sasaran, rasional bidang studi atau
mata kuliah, struktur organisasi bahan pelajaran.
2) Silabus yang berisi mata pelajaran secara lebih terinci yang
diberikan yakni scope (ruang lingkup) dan urutan penyajiannya.
3) Desain evaluasi termasuk strategi revisi atau perbaikan
kurikulum mengenai bahan pelajaran, organisasi bahan dan
strategi instruksionalnya.
b. Pedoman instruksional
Pedoman instruksional didapatkan setelah adanya usaha pengajar
untuk menguraikan isi pedoman kurikulum agar lebih spesifik
sehingga mempermudahkan untuk menyiapkan bahan yang di
ajarkan dalam kelas. Agar bahan yang diajarkan sesuai dengan yang
tertera pada kurikulum.
4. Evaluasi
b. Desain Evaluasi
Desain evaluasi menguraikan tentang data yang harus
dikumpulkan dan analisis data untuk “membuktikan” nilai dan
efektivitas kurikulum.
Merumuskan tentang evaluasi
Tujuan evaluasi yang komprehensif dapat ditinjau dari tiga dimensi,
yakni:
1) Dimensi I
Yang terdiri atas formatif dan sumatif:
19
Formatif : Evaluasi dilakukan sepanjang pelaksanaan kurikulum.
Data dikumpulkan dan dianalisis untuk menemukan masalah serta
mengadakan perbaikan sedini mungkin.
Sumatif : Proses evaluasi dilakukan pada ahkir jangka waktu
tertentu (misalnya, pada akhir semester, tahun pelajaran atau setelah
lima tahun).
2) Dimensi II
Yang terdiri dari proses dan produk
Proses : Yang dievaluasi ialah metode dan proses dalam
pelaksanaan kurikulum
Produk : Yang dievaluasi ialah hasil-hasil nyata, yang dapat dilihat,
yang dihasilkan oleh guru (seperti silabus, satuan pelajaran dan alat-
alat pelajaran) dan yang dihasilkan oleh siswa (seperti hasil test,
karangan, makalah dan sebagainya).
3) Dimensi III
Yang terdiri atas operasi dan hasil belajar siswa
Operasi : Disini dievaluasi keseluruhan proses pengembangan
kurikulum termasuk perencanaan, desain, implementasi,
administrasi, pengawasan, pemantauan dan penilaiannya, juga
biaya, staf pengajar, penerimaan siswa, pendeknya seluruh operasi
lembaga pendidikan itu.
Hasil belajar siswa : Disini yang dievaluasi ialah hasil belajar siswa
bertalian tujuan kurikulum yang harus dicapai, dinilai berdasarkan
standar yang ditetapkan.
20
Guru adalah titik sentral suatu kurikulum berkat usaha guru, maka timbul
kegairahan belajar siswa. Sehingga memacu belajar lebih keras untuk mencapai
tujuan belajar mengajar yang bersumber dari tujuan kurikulum, untuk itu guru
perlu memiliki ketrampilan belajar mengajar.
1. Implementer
Guru berperan dalam mengaplikasikan kurikulum yang sudah ada.
Dalam melaksanakan perannya, guru hanya menerima kebijakan perumus
kurikulum. Guru tidak memiliki ruang baik untuk menentukan isis
kurikulum maupun menentukan target kurikulum. Pada fase implementator
peran guru dalam pengembangan kurikulum hanya sebatas menjalankan
kurikulum yang telah disusun (sebelum reformasi pendidikan).
Berperan dalam mengaplikasikan kurikulum yang sedang digunakan.
Guru dapat hanya menerima kebijakan perumusan dari kurikulum.guru
tidak berperan dalam dalam menentukan dari suatu isi kurikulum dan
targetnya. Peran guru dalam pengembangan kurikulum sebatas
menjelaskan dari kurikulum
2. Adapters
Guru berperan lebih dari sebagai pelaksana kurikulum, tetapi juga
sebagai penyelaras kurikulum dengan karakteristik kebutuhan siswa dan
kebutuhan daerah. Dalam fase ini guru memberikan kewenangan untuk
menyelesaikan kurikulum yang sudah ada dengan karakteristik sekolah dan
kebutuhan lokal.
Guru berperan sebagai pelaksana dari kurikulum dan juga sebagai
penyelaras kurikulum sesuai kebutuhan dari murid, situasi dan kondisi.
Guru diberikan kewenangan untuk menyelesaikan kurikulum yang sudah
ada dengan karakteristik sekolah dan kebutuhan lokal.
3. Developers
Guru berwenang dalam mendesain kurikulum. Guru bukan saja dapat
menentukan tujuan dan isi pelajaran yang akan disampaikan, akan tetapi
juga dapat menentukan strategi apa yang harus dikembangkan serta
bagaimana mengukur keberhasilannya. Sebagai pengembang kurikulum
sepenuhnya, guru dapat menyususn kurikulum sesuai dengan karakteristik,
visi dan misi sekolah serta sesuai dengan pengalaman belajar yang
dibutuhkan siswa.
Guru berperan dalam mendesign dan merancang kurikulu. Tidak hanya
dalam menetukan tujuan dan isi dari kurikulum melainkan menentukan
21
strategi yang akan digunakan untuk mengukur keberhasilan yang diperoleh.
Guru dapat menysun kurikulum sesuai dengan karakteristik, visi dan misi
dari suatu sekolah dan juga pengalaman dari belajar siswa.
4. Researchers
Peran guru sebagai peneliti kurikulum. Peran ini dilaksanakan sebagai
bagian dari tugas profesional guru yang memiliki tanggung jawab dalam
meningkatkan kinerjanya sebagai guru. Dalam pelaksanaan peran guru
sebagai peneliti guru memiliki tanggung jawab untuk menguji berbagai
komponen kurikulum.
Peran guru sebagai peneliti dari kurikulum. Apakah kurikulum ini
sesuai atau tidaknya guru harus bertanggung jawab terhadap tugas yang
dikerjakan hal ini dilakukan untuk meningkkan kinerja seorang guru. Guru
harus meneliti komponen dari setiap kurikulum (Riska, 2020)
22
Senada dengan itu, guru memegang peranan yang sangat penting
dalam pengembangan kurikulum, sebagai berikut :
23
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara etimologi, kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu Curir yang
berarti pelari dan Curare yang berarti tempat berpacu. Jadi istilah kurikulum
berasal dari dunia olahraga pada zaman Romawi Kuno di Yunani, yang
mengandung pengertian suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis
start sampai garis finish.
Perencanaan kurikulum adalah pekerjaan yang memerlukan keahlian dan
karena itu dikerjakan oleh para ahli atau expert dalam bidang perencanaan
kurikulum, sehingga kurikulum harus direncanakan baik-baik sebelumnya.
Keberhasilan kurikulum dapat diukur dari sejauh mana siswa dapat menguasai
materi pelajaran yang tertuang di dalam kurikulum. Pengembangan kurikulum
terdapat dua proses utama, yakni pengembangan pedoman kurikulum dan
pengembangan pedoman instruksional. Desain evaluasi menguraikan tentang data
yang harus dikumpulkan dan analisis data untuk “membuktikan” nilai dan
efektivitas kurikulum.
Guru adalah titik sentral suatu kurikulum berkat usaha guru, maka timbul
kegairahan belajar siswa. Sehingga memacu belajar lebih keras untuk mencapai
tujuan belajar mengajar yang bersumber dari tujuan kurikulum, untuk itu guru
perlu memiliki ketrampilan belajar mengajar.
B. Saran
Demikian Makalah kami buat, lebih dan kurangnya kami minta maaf
karena kami bukanlah makhluk yang sempurna, semoga makalah ini bermanfaat
untuk kami, dan untuk para pembaca.,Sekiranya ada yang salah atau yang tidak
sesuai dengan kaidah pembuatan makalah tolong sampaikan kepada kami, dan
semoga kedepannya kami dapat membuat makalah lebih baik lagi.
24
DAFTAR PUSTAKA
Bahri, S. (2017). Pengembangan kurikulum dasar dan tujuannya. Jurnal Ilmiah Islam
Futura, 11(1), 15-34.
Elisa, E. (2018). Pengertian, peranan, dan fungsi kurikulum. Jurnal Curere, 1(02).
Guru, P., Administrasi, D., Pada, L., & Pendidikan, S. (2022). Jurnal Pendidikan dan
Konseling. 4, 882–889.
Pendidikan, T. (2017). Al-Idarah: Jurnal Kependidikan Islam Vol . 7 No. 1, Juni 2017.
1, 99–112.
25