Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

“Manajemen Perencanaan Kurikulum Mikro Dan Makro”

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas dari:


Mata kuliah: Manajemen Kurikulum Dan Program Pendidikan
Dosen Pengampu: Sela Kholidaini, M.Pd

Disusun oleh Kelas F-4 :


Kelompok 3

1. Anteng Kiranti (2011030289)


2. Dafit Eji Febrian (2011030440)
3. Veni Oktaviana Sari (2011030321)

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

RADEN INTAN LAMPUNG

2022
i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat karunia
dan hidayahNya kepada kita semua sehingga akhirnya tugas karya tulis ini dapat
terselesaikan. Shalawat serta salam senantiasa tercurah pada Nabi Muhammad
SAW beserta para pengikutnya yang setia menemani hingga akhir zaman.

Tugas makalah ini ialah suatu karya tulis yang terbentuk dari hasil kerja
kelompok kami, dimana tugas ini merupakan syarat dari aspek penilaian mata
kuliah manajemen kurikulum dan program pendidikan.

Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini tentunya tidak terlepas


dari kekurangan, terutama disebabkan oleh kurang spesifiknya informasi dan
sumber yang kami dapatkan, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun
kami perlukan untuk perbaikan penulisan makalah ini.

Semoga Allah SWT selalu mencurahkan rahmat dan karunia-Nya serta


keridhoan-Nya kepada kita semua, Aamiin.

Bandar Lampung, Maret 2022

Penulis
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I................................................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.................................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................2
A. Pengertian Kurikulum.........................................................................................2
B. Manajemen Perencanaan Kurikulum................................................................4
C. Perencanaan Kurikulum Makro dan Mikro......................................................7
D. Kerangka Kerja Perencanaan Kurikulum.......................................................11
E. Komponen Perencanaan Kurikulum................................................................12
BAB III...........................................................................................................................17
A. Kesimpulan.........................................................................................................17
B. Saran...................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................18
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam pendidikan, ada dua subjek yang saling berinteraksi. Dua subjek
tersebut adalah pendidik dan siswa. Subjek tersebut tidak selalu harus
manusia, tetapi dapat berupa media atau alat pendidikan, sehingga dalam
pendidikan terjadi interaksi antara pendidik dan peserta didik guna
mencapai tujuan pendidikan.

Untuk mencapai tujuan ini, seperangkat bahan pembelajaran harus


dipertimbangkan, serta metode dan alat-alat tertentu. Oleh karena itu
perencanaan yang matang diperlukan untuk mencapai sistem yang
terencana dengan baik, kita mengenal perencanaan ini sebagai kurikulum.

Dalam mengembangkan kurikulum tentunya harus memperhatikan nilai-


nilai yang telah tertanam dalam pendidikan Indonesia, kondisi sosial
budaya masyarakat Indonesia dan kondisi psikologis peserta didik. Oleh
karena itu, pengembangan kurikulum tidak sembarangan, tentunya ada
landasan-landasan yang akan mendasari proses pengembangan suatu
kurikulum agar kurikulum yang ada sesuai dengan kondisi pendidikan di
Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kurikulum?
2. Bagaimana manajemen perencanaan kurikulum?
3. Bagaimana perencanaan kurikulum mikro dan makro?
4. Bagaimana kerangka kerja perencanaan kurikulum tingkat mikro dan
makro?
5. Apa saja komponen perencanaan kurikulum?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulian ini adalah supaya para pembaca maupun menulis mampu
memahami materi tentang manajemen perencanaan kurikulum mikro dan
makro.
2

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kurikulum
Kurikulum adalah jantung pendidikan, begitu pendapat William H.
Schubet yang dikutip Wesley Null dalam Curriculum from theory to practice.
Setidaknya ada dua alasan mengapa kurikulum disebut jantung pendidikan,
yaitu (1) kurikulum berhubungan dengan sesuatu yang seharusnya diajarkan,
dan (2) kurikulum merupakan gabungan antara pikiran, perbuatan dan
tujuan.1
Secara etimologis, kurikulum berasal dari bahasa Inggris yaitu
curriculum yang berarti rencana pelajaran (Echolz, 1984). Kata curriculum
sendiri berasal dari kata “currere” yang artinya berlari kencang, tergesa-gesa,
menjelajah, menjalani dan berusaha (Hassibuan, 1979). Dalam Webster's
Dictionary tahun 1857, kurikulum secara jelas didefinisikan sebagai
rancangan mata pelajaran tertentu yang harus dikuasai oleh siswa agar dapat
naik kelas atau memperoleh gelar (telah menyelesaikan studinya).2
Kurikulum adalah kumpulan mata pelajaran dan program pendidikan
yang disediakan oleh suatu lembaga pendidikan yang memuat rencana
pelajaran yang akan diberikan kepada peserta didik selama suatu masa
pengajaran. Penyusunan mata pelajaran ini disesuaikan dengan keadaan dan
kemampuan masing-masing jenjang pendidikan dalam penyelenggaraan
pendidikan serta kebutuhan di lapangan kerja. Lamanya satu kurikulum
umumnya disesuaikan dengan maksud dan tujuan dari sistem pendidikan
yang dilaksanakan. Program ini dimaksudkan untuk dapat mengorientasikan
pendidikan terhadap arah dan tujuan yang diberikan dalam kegiatan
pembelajaran secara keseluruhan.
J. Lloyd Trump dan Delmas F. Miller dalam buku Secondary School
Improvement (1973) juga menganut definisi kurikulum yang luas. Menurut
mereka, program tersebut juga mencakup metode belajar mengajar, cara
mengevaluasi siswa dan keseluruhan program, perubahan staf pengajar,
1
Wesley Null, Curriculume from Theory to Practice, (United Kingdom: Rowman & Littlefield
Publisher, Inc, 1973) hlm. 1
2
S. Nasution, Pengembangan Kurikulum, (Bandung; PT. Citra Aditya Bakti, 2003) hlm. 9
3

bimbingan dan konseling, supervisi dan administrasi. dan masalah struktural


mengenai waktu, jumlah ruangan dan pilihan mata pelajaran. Ketiga aspek
utama, yaitu program, manusia dan fasilitas sangat erat kaitannya, sehingga
tidak mungkin dilakukan perbaikan jika ketiganya tidak diperhatikan.
(Nasution, 2006:6)
Menurut Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003,
kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan
pembelajaran, isi dan bahan serta metode yang digunakan sebagai pedoman
dalam penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya pada
setiap satuan pendidikan.
Defenisi kurkulum yang populer adalah all the experience that pupils
have under the guidace of the school, segala anak berada di dalam bimbingan
sekolah. Dalam hal ini berarti sekolah telah merumuskan pelbagai kegiatan
pembelajaran baik di dalam maupun di luar sekolah untuk memberikan
pengalaman belajar bagi anak. Pengalaman anak yang tidak direncanakan
oleh sekolah/guru disebut kurikulum tersembunyi (the hidden curriculum).
Menurut Abdullah Idi bahwa hidden curriculum tidak direncanakan
oleh sekolah dalam programnya dan tidak ditulis atau dibicarakan oleh guru,
sehingga kurikulum ini merupakan upaya murni murid atas potensi dan
kreativitasnya yang tentunya bisa berkonotasi negatif dan positif. Dalam arti
positif, berarti hidden curriculum memberi manfaat bagi murid, guru, dan
sekolah. Misalnya, murid memiliki cara sendiri untuk juara kelas melalui cara
belajar yang dimilikinya. Sebaliknya, bisa berkonotasi negatif, jika murid
menjadi juara dengan cara mencontek.3
Menurut Oemar Hamalik, kurikulum adalah program pendidikan yang
disediakan oleh lembaga pendidikan (sekolah) bagi murid. Berdasarkan
program pendidikan tersebut murid melakukan berbagai kegiatan sehingga
mendorong perkembangan dan pertumbuhannya sesuai dengan tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan. Kurikulum tidak terbatas pada sejumlah
mata pelajaran, namun meliputi segala sesuatu yang dapat mempengaruhi
perkembangan murid, seperti: bangunan sekolah, alat pelajaran, perlengkapan

3
Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum, hlm. 50-51
4

sekolah, perpustakaan, karyawan tata usaha, gambar-gambar, halaman


sekolah, dan lain lain.4
Dari rumusan ini, kegiatan kurikuler tidak hanya terbatas di dalam
ruangan kelas, melainkan mencakup juga kegiatan di luar kelas. Definisi
kurikulum di atas, dapat dijadikan pijakan bagi para pendidik untuk
melakukan kegiatan pembelajaran bukan hanya di dalam kelas tapi juga di
luar kelas. Misalnya: out bond, outdoor class/outing class, field study,
observation, dengan diselingi pelbagai games atau puzzles, study four, dan
lain-lain.

B. Manajemen Perencanaan Kurikulum


1. Pengertian Perencanaa Kurikulum
Perencanaan secara umum menurut Sudjana (2000), adalah proses
yang sistematis sesuai dengan prinsip dalam pengambilan keputusan,
penggunaan pengetahuan dan teknik secara ilmiah serta kegiatan yang
terorganisasi tentang tindakan yang akan dilakukan pada waktu yang akan
datang.
Waterson dalam Sudjana (2000) menuliskan bahwa perencanaan pada
hakekatnya adalah usaha sadar, terorganisasi, dan terus menerus yang
dilakukan untuk memilih alternatif yang terbaik dari sejumlah alternatif
tindakan yang ada untuk mencapai tujuan tertentu.
Sedangkan menurut Oemar Hamalik (2006), perencanaan kurikulum
adalah kesempatan belajar yang dimaksudkan untuk membina peserta didik
ke arah perubahan tingkah laku yang diinginkan dan menilai hingga terjadi
perubahan-perubahan pada peserta didik.
2. Karakteristik Perencanaan Kurikulum
Perencanaan kurikulum memiliki ciri-ciri seperti:
a. Perencanaa kurikulum yang reaktif dan antisipatif, pendidikan wajib
tanggap terhadap keperluan siswanya, guna mempermudah siswanya
menjalankan hidup dengan keadaan baik

4
Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, (Bandung; PT. Remaja Rosdakarya,
2007) hlm. 10
5

b. Tujuan pendidikan mencapai sasaran ke berbagai keperluan, keinginan dan


bakat yang ada kaitannya dengan indvidual dan kelompok
c. Perencanaan lebih efektif jika dilaksanakan dengan kerja sama
d. Perencanaan wajib memuat artikulasi sekolah dan program siswanya di
tiap tingkatan sekolah
e. Setiap sekolah memperluas struktur organisasi dengan fasilitas studi
permasalahan kurikulum dan mendanai program perubahan kurikulum
f. Perlu dilakukan evaluasi secara terus menerus terhadap seluruh aspek
pengambilan keputusan kurikulum dan mencakup ke analisis proses serta
isi dalam membuat kurikulum
g. Berbagai jenjang sekolah dari TK sampai pendidikan tinggi harus ada
respon dan mengakomodasi perubahan perkembangan peserta didik,
sehingga diperlukannya refleksi terhadao berbagai organisasi dan tahapan
3. Sifat Perencanaan Kurikulum
Suatu perencanaan kurikulum hendaknya memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
a. Bersifat strategis; Karena merupakan instrumen yang sangat penting untuk
mencapai tujuan pendidikan nasional
b. Bersifat komprehensif; Bersifat konprenhensif yang mencakup semua
aspek kehidupan
c. Bersifat integratif; Yang menintregasikan rencana yang luas, mencakup
pengembangan dimensi kualitas dan kuantitas
d. Bersifat realistic; Berdasarkan kebutuhan nyata peserta didik dan
masyarakat
e. Bersifat humanistic; Menitik beratkan pada pengembangan sumberdaya
manusia, baik kuantitatif maupun kualitatif
f. Bersifat Futuralistik: Mengacu jauh kedepan dalam merencanakan
masyarakat yang maju
g. Bagian Integral yang mendukung manajemen pendidikan secara
sistematik.
h. Mengacu pada pengembangan kompetensi
i. Bersifat desentralistik
4. Asas-Asas Perencanaan Kurikulum
6

Perencanaan kurikulum disusun berdasarkan asas-asas sebagai berikut:


a. Objektivitas; Objektivitas; Perencanaan kurikulum memiliki tujuan yang
jelas dan spesifik berdasarkan tujuan pendidikan nasional, data input yang
nyata sesuai dengan kebutuhan
b. Keterpaduan; Perencanaan kurikulum memadukan jenis dan sumber dari
semua disiplin ilmu, keterpaduan sekolah dan masyarakat, keterpaduan
internal, serta keterpaduan dalam proses penyampaian
c. Manfaat; Perencanaan kurikulum menyediakan dan menyajikan
pengetahuan dan keterampilan sebagai bahan masukan untuk pengambilan
keputusan dan tindakan, serta bermanfaat sebagai acuan strategis dalam
penyelenggaraan pendidikan
d. Efisiensi dan Efektivitas; Perencanaan kurikulum disusun berdasarkan
prinsip efisiensi dana, tenaga, dan waktu dalam mencapai tujuan dan hasil
pendidikan
e. Kesesuaian; Perencanaan kurikulum disesuaikan dengan sasaran peserta
didik, kemampuan tenaga kependidikan, kemajuan IPTEK, dan perubahan/
perkembangan masyarakat
5. Model Pembelajaran Kurikulum Pendidikan
Ada 4 (empat) model perencanaan kurikulum berdasar asumsi rasionalitas,
yaitu: asumsi tentang pemrosesan informasi secara cermat yang berkaitan
dengan mata pelajaran, peserta didik. lingkungan dan hasil belajar.
Berikut ini model-model perencanaan kurikulum:
1) Model Perencanaan Rasional Deduktif Atau Rasional Tyler
Model ini menitik-beratkan logika dalam merancang program kurikulum
dan bertitik tolak dari spesifikasi tujuan (goals dan objectives). Model ini
dapat diterapkan pada semua tingkat pembuat keputusan, dan tepat untuk
sistem pendidikan sentralistik.
2) Model Interaktif rasional atau The Rational Interactive Model
Model ini menitik-beratkan pada "perencanaan dengan" (planning with)
daripada "Terencanaan bagi" (planning for). Perencanaan kurikulum ini
bersifat situasional atau fleksibel serta tepat bagi lembaga pendidikan
yang akan mengembangkan kurikulum berbasis sekolah. Model
7

perencanaan kurikulum ini didasarkan pada kebutuhan yang berkembang


di masyarakat.
3) Model Disiplin
Model ini menitik-beratkan pada guru sebagai pihak yang merencanakan
kurikulum bagi siswa. Model ini dikembangkan sesuai dengan
pertimbangan sistematik tentang relevansi antara pengetahuan filosofis,
sosiologis, dan psikologis.
4) Model tanpa Perencanaan atau non Planning model
Model ini dikembangkan berdasarkan pertimbangan inisiatif guru di
dalam ruangan kelas, sebagai pengambil keputusan dalam menentukan
strategi pembelajaran, pemilihan media belajar dan sebagainya.
5) Model Perencanaan Kurikulum Pembelajaran PAI
Dalam pengembangan kurikulum dikenal ada 4 istilah, yaitu
pengembangan kurikulum (Curriculum development), perbaikan
kurikulum (Curriculum improvement), perencanaan kurikulum
(curriculum planning), penerapan kurikulum (curriculum application).

C. Perencanaan Kurikulum Makro dan Mikro


1. Kurikulum Makro
Kurikulum makro berarti menyusun model kurikulum sesuai dengan
kurikulum sekolah. Layaknya seorang arsitek yang akan memilih model
bangunan yang akan dibangunnya. Perencanaan makro adalah perencanaan
yang menetapkan kebijkan-kebijakan yang akan ditempuh, tujuan yang ingin
dicapai dan cara-cara mencapai tujuan itu pada tingkat nasional.
Kurikulum makro yaitu kurikulum yang menyeluruh meliputi semua
komponen, atau neliputi seluruh wilayah, atau seluruh siswa pada jenjang
pendidikan tertentu. Adapun yang termasuk dalam desain kurikulum makro,
yaitu:
a. Desain Kurikulum Humanistik
Kurikulum humanistik mendukung pentingnya pemahaman diri dalam
membantu perkembangan emosi dan jiwa anak serta keterampilan berfikir,
dimana kurikulum ini mengutamakan aktifitas, eksplorasi, bermain dan hal
8

lainnya untuk inovasi dan penemuan jati diri. Kurikulum Humanistik


bertujuan untuk mengintegrasi dari beberapa aspek seperti:
 Kesadaran dan transenden artinya kurikulum tidak hanya
mengembangkan kemampuan kognitif, tetapi juga pengembangan
intuitif, imajinasi dan aspek spiritual dalam rangka mencapai
keseimbangan dan kejernihan pikiran dan ketenangan hati.
 Teknik transpersonal artinya emosi dapat dikembangkan dengan
meningkatkan aktifitas intelegensi dan kesehatan fisik.
 Respon terhadap depersonalisasi artinya belajar mandiri merupakan
respon terhadap perlakuan depersonalisasi yang bertujuan untuk
mengembangkan kognitif, moral dan ego.
b. Desain Kurikulum Sistematik
Kurikulum Sistematik merupakan kurikulum berbasis standar yang
dianggap mampu mengantarkan isi materi kurikulum menjadi efektif dan
efisien. Dimana tujuan yang akan dicapainya ditentukan sesuai dengan
standarisasi atau patokan ukuran dan diberlakukan mekanisme
kontrol/pengendalian. Dalam kurikulum sistematik terdapat 2 karakteristik
utama yaitu:
 Keselarasan, yang menjadi landasan bahwa pembuatan kerangka
kurikulum harus mampu menguraikan apa yang sebaiknya terjadi
didaalam kelas.
 Pertanggungjawaban, tujuan pertanggungjawaban adalah untuk
mempertemukan harapan dari capaian pendidikan dengan identifikasi
ketersediaan sumber daya dan kemampuan menerapkan pengetahuan
praktis untuk meningkatkan prestasi siswa.
c. Desain Kurikulum Akademik
Kurikulum akademik berpusat pada pengetahuan yang dirancang
berdasarkan struktur disiplin ilmu dimana penekanan utamanya untuk
mengembangkan intelektual siswa. Kurikulum akademik yang banyak
berkembang adalah intedisiplin dengan penggabungan beberapa disiplin
ilmu.
Terdapat 3 tipe kurikulum akademik berdasarkan pengorganisasiannya:
9

 Separated subject curiculum, Kurikulum ini menyajikan segala bahan


pelajaran dalam berbagai macam mata pelajaran (subjects) yang
terpisah-pisah satu sama lain, seakan-akan ada batas pemisah antara
mata pelajaran yang satu dengan yang lain juga antara suatu kelas
dengan kelas yang lain seperti biologi, kimia, fisika dan lainnya.
 Correlated curriculum, Kurikulum tidak disusun terpisah, melainkan
dikelompokkan menjadi satu yang memiliki kedekatan ilmiah, missal
fisika, kimia, biologi dikelompokkan menjadi IPA.
 Integrated curriculum, Kurikulum ini tidak lagi menampilkan mata
pelajaran atau bidang studi lagi, melainkan pembelajaran yang
berangkat dari suatu masalah yang harus dipecahkan. Tidak hanya
sekedar menghapal fakta yang ada tetapi menganalisis fakta sehingga
masalah yang ada bias terpecahkan.

Langkah-langkah dalam pengembangan kurikulum makro (luas) yaitu


sebagai berikut:
1) Pengaruh faktor yang mendorong terhadap pembaharuan kurikulum,
seperti tujuan tertentu yang awalnya dipengaruhi faktor sejarah,
sosiologis, falsafah, psikologis, dan ilmu pengetahuan.
2) Inisiasi pengembangan, yaitu proses pengambilan keputusan dalam
system pendidikan mengenai suatu pengembangan yang hendak
dilaksanakan.
3) Inovasi kurikulum baru yang harus mengikuti fase-fase tertentu
seperti: penentuan tujuan-tujuan kurikulum, produksi material dan
penciptaan metode-metode belajar yang sesuai, pelaksanaan
percobaan dan mengadakan evaluasi maupun revisi materi dan
metode, selanjutnya penyebaran yang terbatas material dan metode
yang sudah direvisi.
4) Difusi atau penyebaran pengetahuan dan pengertian pengembangan
kurikulum diluar lembaga pengembangan kurikulum. Hasil-hasil
percobaan kurikulum disebarluaskan di
sekolah-sekolah dan masyarakat umum melalui penanaman pengertian
10

sehingga mereka akan responsive terhadap pembaharuan yang hendak


dilaksanakan.
5) Implementasi kurikulum yang telah dikembangkan di sekolah-
sekolah. Setelah sekolah dan masyarakat umum responsive, maka
kurikulum baru dapat diterapkan disekolah.
6) Evaluasi kurikulum, yaitu para pengembang kurikulum mengadakan
penilaian terhadap kurikulum yang telah dilaksanakan dengan
mendapat umpan balik dari pada guru, murid, administrator sekolah,
orang tua siswa, dan BP3 (Komite Sekolah). Hasil evaluasi ini
nantinya dimanfaatkan untuk mengadakan revisi dan pengembangan
selanjutnya.

2. Kurikulum Mikro
Kurikulum Mikro biasa disebut juga dengan kurikulum instruksional, yang
mencakup perencanaan pembelajaran yang secara spesifik dilakukan oleh
guru sebagai panduan menyelenggarakan proses belajar mengajar didalam
kelas. Atas dasar itupula kita dapat menyebutnya dengan mikro pembelajaran
dan sifatnya sentralisasi. Kurikulum mikro dijabarkan dari kurikulum makro.
Guru menyusun perencanaan pembelajaran dalam bidangnya untuk jangka
waktu satu tahun, satu semester, satu catur wulan, beberapa minggu ataupun
beberapa hari saja. Kurikulum untuk satu tahun, satu semester atau satu catur
wulan disebut juga program tahunan, semesteran, catur wulan, sedangkan
kurikulum untuk beberapa minggu atau hari disebut satuan pelajaran.
Program tahunan, semesteran, catur wulanan ataupun satuan pelajaran
memiliki komponenn- komponen yang sama yaitu tujuan, bahan pelajaran,
metode, media pembelajaran, dan evaluasi, hanya keluasan dan
kedalamannya berbeda-beda.
Perencanaan pembelajaran yang sistematis akan memberikan manfaat
seperti:
a. Alat menganalisis dan mengidentifikasi dan memecahkan masalah yang
dihadapi dalam proses pembelajaran.
11

b. Sebagai daya control dan daya prediksi untuk merumuskan langkah-


langkah perbaikan dan perubahan yang diharapkan.

Langkah-Langkah Pengembangan Kurikulum Secara Mikro Secara garis


besar untuk desain kurikulum mikro terdapat beberapa tahapaan diantaranya
adalah mengidentifikasi, mengembangkan dan mengevaluasi.

1) Tahap Mengidentifikasi:
 Mengidentifikasi kebutuhan pembelajaran dan menulis tujuan
pembelajaran instruksional umum.
 Melakukan analisis pembelajaran.
 Mengidentifikasi perilaku dan karakteristik awal siswa.
2) Tahap Mengembangkan:
 Menulis tujuan pembelajaran secara khusus
 Menulis tes acuan patokan
 Menyusun strategi pembelajaran
 Mengembangkan bahan pembelajaran
3) Tahap Mengevaluasi:
Merevisi rencana pembelajaran yang telah dibuat, dimana kurikulum
mikro ini nantinya akan digunakan sebagai panduan guru untuk
melaksanakan pembelajaran bersama di dalam kelas.

D. Kerangka Kerja Perencanaan Kurikulum


Diperlukannya suatu kerangka umum agar perencanaan kurikulum
terstruktur dengan sistematik dan terorganisir. Kerangka kerja berisi seluruh
keterkaitan yang terkandung dalam perencanaan kurikulum. Kerangka kerja
dapat meliputi model, ide, dan harapan dari suatu perencanaan kurikulum.
Menurut pemikiran dan teori dari Tyler, dkk yang menjadi kerangka dalam
perencanaan kurikulum yaitu:

1. Fondasi
12

Pendidikan didasarkan pada 3 bidang landasan. yakni filsafat, sosiologi,


dan psikologi, yang berkaitan dengan kebutuhan individual dan
kelompok.
2. Tujuan
Area terluas dari kerangka kurikulum ialah pengertian tujuan pendidikan
secara keseluruhan. Didasarkan ketiga wilayah landasan tersebut, tujuan
umum (goal) merupakan tujuan yang dikembangkan di berbagai tingkat
daerah. Rumusan tujuan tersebut mencerminkan tingkatan/wilayah satu
sama lain. Pada. level nasional memberikan arahan untuk pembangunan
daerah, dan sebaliknya.
3. Objek Umum
Tujuan umum tersebut melayani bermacam tujuan yang mengalihkan
proses pembelajaran searah dengan. tingkat perkembangan para peserta
didik, mulai dari anak anak hingga dewasa), jadi kegiatan pendidikan
searah dengan tingkatan perkembangan peserta didik.
4. Decision Screen
Pendidik perlu melakukan pertimbangan kelimat bidang yang akan
berpengaruh terhadap keputusan, yaitu:
a. Karakter peserta didik yang menggunakan kurikulum
b. Refleksi atas prinsip pembelajaran
c. Sumber pendukung umum
d. Jenis pendekatan kurikulum
e. Mengorganisir pengelolaan disiplin ilmu tertentu yang dipergunakan
dalam perencanaan situasi pembelajaran peserta didik.
5. Komponen Perencanaan Kurikulum
a. Rumusan tujuan pembelajaran
b. Isi meliputi berupa fakta dan konsep yang ada kaitannya dengan
tujuan
c. Program yang dapat dipergunakan guna tercapainya tujuan
d. Sumber daya yang mungkin dipergunakan guna tercapainya
tujuannya.
13

e. Peralatan untuk mengukur agar mengetahui derajat tercapainya


tujuan.5

E. Komponen Perencanaan Kurikulum


Pada umumnya memperhatikan kurikulum wajib yang menjadi keperluan
sesuatu masyarakat, karakter pembelajaran, dan ruang lingkup pengetahuan
sesuai tingkatan keilmuan. Siswa dengan karakter tersebut mempunyai 2
kemungkinan, yakni melanjutkan studi ke tingkat pendidikan yang
tinggi/masuk dunia kerja dan terjun ke lingkungan masyarakat. Sehingga,
dalam mengelola komponen perencanaan kurikulum wajib memberikan
perhatian pada faktor tujuan, isi, kegiatan, sumber yang dipergunakan, serta
evaluasi.
1. Tujuan
Perumusan tujuan pembelajaran perlu dalam peningkatan kemampuan
siswanya sebagai anggota dalam masyarakat, dalam menjalin suatu hubungan
yang adanya umpan balik terhadap lingkungan sosial, budaya dan alam
sekitar. Upaya dalam mencapai tujuannya, pihak sekolah merujuk pada tujuan
pendidikan nasional. Sumber tujuan tersebut yakni:
a. Sumber empiris
b. Sumber filosofis
c. Sumber mata pelajaran
d. Konsep kurikulum
e. Analisa situasi
f. Tekanan pendidikan.

Penerapan dari tujuan tersebut ialah:

1) Pemahaman tentang arahan untuk tiap-tiap orang yang memiliki


ketertarikan dengan proses pendidikan, yakni peserta didik, pendidik,
administrasi, orang tua, pengawas, dan lain-lainnya
2) Dasar dari perencanaan kurikulum yang rasional dan masuk akal

5
Haudi, Manajemen Perencanaan, (Sumbar; CV. Insan Cendekia Mandiri, 2021) hlm. 11-13
14

3) Menyediakan bisnis untuk penilaian peserta didik

2. Isi Kurikulum
Isi kurikulum ialah susunan bahan kajian dan pelajaran guna tercapainya
tujuan pendidikan nasional, yaitu bahan pelajaran dan mata pelajaran. Isi
kurikulum ialah mata pelajaran dalam proses pembelajaran, meliputi
pengetahuan, kemampuan, dan nilai yang ada hubungan dengan mata
pelajaran. Dalam memilih konten ditekankan dibagian
pengetahuan/keterampilan. Sehingga, adanya kriteria yang harus menjadi
perhatian dalam menentukan isi kurikulum, yaitu:
a. Signifikan, yaitu Betapa pentingnya isi kurikulum bagi suatu disiplin ilmu
b. Valid, yaitu Kaitannya dengan keaslian dan kebenaran/ketepatan isi dari
kurikulum
c. Relevansi sosial, yaitu Keterkaitannya antar isi kurikulum dengan nilai
moral dan cita-cita, masalah sosial, isu kontroversi dan lain lainnya, guna
menjadi peserta didik yang efektif dalam bermasyarakat
d. Manfaat, yaitu Kaitannya dengan manfaat dari isi kurikulum dalam
menyiapkan siswanya untuk siap menjadi masyarakat sosial
e. Learnability, yaitu Kemampuan belajar yang kaitannya dengan
keterampilan siswa-siswi dalam pemahaman isi kurikulum
f. Minat, yaitu Kaitannya terhadap apa yang menjadi minat peserta didik
pada isi kurikulum

3. Kegiatan Belajar
Kegiatan belajar memiliki arti yaitu berbagai kegiatan yang diberikan
kepada siswa-siswi dalam kondisi pembelajaran. Kegiatan pembelajaran ini
dirancang supaya siswa-siswi bisa mendapatkan suatu konten. tertentu,
sehingga tujuan yang ditentukan khususnya maksud dan tujuan kurikulum
bisa terwujud. Strategi belajar mengajar yang efektif harus memperhatikan
hal berikut, yaitu:
a. Pengajaran Expository
15

Pengajaran expository atau penjelasan rinci melibatkan penyampaian


informasi yang searah, dari sumber ke pelajar. Misalnya ini seperti
ceramah, demonstrasi, tugas membaca dan pemaparan dengan audio
visual.
b. Pengajaran Interaktif
Pengajaran ini memiliki persamaan dengan expository. Perbedaan terletak
pada pembelajaran interaktif adanya dukungan yang disengaja ketika
terjadi hubungan antar pendidik dan peserta didik, yang biasanya berupa
mengajukan pertanyaan. Melalui pendekatan ini peserta didik lebih aktif,
dan kemampuan berpikir dapat meningkat dengan elemen interaktif.
c. Berdiskusi Kelompok Kecil
Ciri utama strategi ini melakukan pembagian kelas menjadi kelompok
kecil yang bekerja secara bebas, guna tercapainya tujuan. Peran pendidik
telah berubah, dari sebagai pemberi pengetahuan menjadi koordinator
kegiatan.
d. Pengajaran Inkuiri
Ciri dari strategi ini ialah pembelajaran aktif dalam menentukan jawaban
atas berbagai pernyataan dan memecahkan permasalahan. Pengajaran
inkuiri biasanya melibatkan pembelajaran dengan kegiatan yang
dikerjakan dengan mandiri, berpasangan atau kelompok besar.

4. Sumber
Terdapat sumber yang bisa dipergunakan dalam upaya mencapai tujuan,
yaitu:
a. Buku
b. Software komputer
c. Film dan DVD
d. Televisi dan proyektor
e. CD ROOM interaktif dan lainnya

5. Evaluasi
16

Evaluasi terhadap penilaian dilakukan dengan tahapan tertentu,


berkelanjutan serta transparan. Dari evaluasi didapatkan informasi tentang
program dan peningkatan belajar peserta didik, serta penerapan kurikulum
oleh pendidik dan tenaga kependidikan.
Adanya tujuh tahapan prosedur yang harus dilalui, yaitu:
a. Penanda evaluasi, sebagai solusi konteks pengukuran
b. Perincian tugas, yang menjelaskan ruang lingkup evaluasi
c. Desain evaluasi, sebagai pengaturan penerapan untuk melakukan evaluasi
d. Mengumpulkan data, guna mendapatkan perolehan data dari kedua sumber
data yang ada dan menerapkan teknik yang perancangan sudah dirancang
pada tahapan
e. Analisa data, meliputi analisa, sintesis, dan interpretasi data yang disusun
dalam tahapan perancangan
f. Menyusun kesimpulan berdasarkan hasil dan penyusunan laporan
g. Menyampaikan kesimpulan dan rekomendasi.6

6
Haudi, Manajemen Perencanaan, (Sumbar; CV. Insan Cendekia Mandiri, 2021) hlm. 14-18
17

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perencanaan kurikulum menjadi langkah pertama dalam aktivitas
manajemen kurikulum. Perencanaan kurikulum secara makro yang
menyangkut kebijakan dan aktivitas institusi atau sekolah sedangkan
perencanaan pembelajaran mikro yang biasanya dikenal dengan desain
instruksional untuk proses belajar mengajar di dalam kelas. Tahap
perencanaan kurikulum makro terbagi menjadi dua yaitu merumuskan tujuan
dan merancang isi kurikulum. Tahap perencanaan kurikulum mikro atau
desain instruksional merupakan panduan bagi guru untuk menyelenggarakan
proses belajar mengajar di dalam kelas. Kurikulum mikro memiliki 3 tahapan
yaitu mengidentifikasi, mengembangkan, dan mengevaluasi.
Diperlukannya suatu kerangka umum agar perencanaan kurikulum
terstruktur dengan sistematik dan terorganisir, Kerangka kerja berisi seluruh
keterkaitan yang terkandung dalam perencanaan kurikulum yang dapat
meliputi model, ide, dan harapan dari suatu perencanaan kurikulum.
Sedangkan dalam mengelola komponen perencanaan kurikulum wajib
memberikan perhatian pada faktor tujuan, isi, kegiatan, sumber yang
dipergunakan, serta evaluasi.

B. Saran
Kami sangat menyadari dalam pembuatan makalah ini masih sangat
banyak terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sehingga makalah yang akan
datang menjadi lebih baik lagi. Kami harap makalah ini bisa bermanfaat bagi
kita semua serta menambah pengetahuan kita.
18

DAFTAR PUSTAKA

Dakir. 2004. Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Haudi. 2021. Manajemen Perencanaan. Sumbar: CV. Insan Cendikia Mandiri

Idi,Abdullah. 2016. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik. Jakarta: PT Raja


Grafindo Persada

Nasution, S. 2005 . Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Oemar Hamalik. 2007. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung; PT. Remaja


Rosdakarya

Syaodih, Sukmadinata, Nana. 2000. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik.


Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Anda mungkin juga menyukai