Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KONSEP DASAR KURIKULUM DAN PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN


KURIKULUM

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


Pengembangan Kurikulum dan Desain Pembelajaran Pendidikan Dasar

Dosen Pengampu:
Prof. Dr. H. Abdur Rahman As’ari, M.Pd, M.A
Dr. Riska Pristiani, S.Pd, M.Pd

Oleh:
Nur Asitah/ 212103850817
Nury Azkiya Umamy/ 212103850824
Retno Handini Palasari/ 212103850829

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


PASCASARJANA
S2 PENDIDIKAN DASAR
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Konsep Dasar Kurikulum dan
Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Prof. Dr.
H. Abdur Rahman As’ari, M.Pd, M.A dan Dr. Riska Pristiani, S.Pd, M.Pd pada mata kuliah
Pengembangan Kurikulum dan Desain Pembelajaran Pendidikan Dasar. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang konsep dasar kurikulum dan prinsip-prinsip
pengembangan kurikulum bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. H. Abdur Rahman As’ari, M.Pd, M.A
dan Dr. Riska Pristiani, S.Pd, M.Pd, selaku dosen mata kuliah Pengembangan Kurikulum dan
Desain Pembelajaran Pendidikan Dasar yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Malang, 5 September 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii

DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1

A. Latar Belakang......................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah................................................................................................................1\

C. Tujuan Makalah....................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................2

A. KONSEP DASAR KURIKULUM........................................................................................2

1. Pengertian Kurikulum.......................................................................................................2

2. Pengertian kurikulum dari beberapa ahli..........................................................................2

3. Fungsi kurikulum..............................................................................................................3

4. Mengintepresentasikan peranan kurikulum......................................................................3

B. PRINSIP–PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM...................................................4

BAB III PENUTUP.......................................................................................................................10

A. KESIMPULAN...................................................................................................................10

B. SARAN...............................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan yang mengenai tujuan, isi
dan bahan pelajaran serta cara-cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Sedangkan
pengembangan kurikulum adalah istilah yang komprehensif, misalnya : perencanaan,
penerapan dan evaluasi. Perencanaan kurikulum adalah langkah awal membangun
kurikulum ketika pekerja kurikulum membuat keputusan dan mengambil tindakan untuk
menghasilkan perencanaan yang akan digunakan oleh guru dan peserta didik. Dalam
pengembangan kurikulum, tidak hanya melibatkan orang yang terkait langsung dengan
dunia pendidikan saja, namun di dalamnya melibatkan banyak orang. Seperti: politikus,
pengusaha, orang tua peserta didik, serta unsur – unsur masyarakat lainnya yang merasa
berkepentingan dengan pendidikan.
Pengembangan kurikulum adalah sebuah proses yang merencanakan, menghasilkan
suatu alat yang lebih baik dengan didasarkan pada hasil penilaian terhadap kurikulum yang
telah berlaku, sehingga dapat memberikan kondisi belajar mengajar yang baik.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Konsep Dasar kurikulum?
2. Bagaimana Prinsip Pengembangan Kurikulum?

C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui konsep dasar kurikulum.
2. Untuk mengetahui prinsip pengembangan kurikulum.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Kurikulum


1. Pengertian Kurikulum
Kurikulum (Curriculum) secara etimologis adalah tempat berlari dengan kata
yang berasal dari bahasa latin curir yang berarti pelari dan curere yang mengandung
makna tempat berlari. Dalam sejarahnya, kurikulum merupakan suatu jarak yang harus
ditemputh oleh pelari mulai dari garis awal atau start sampai dengan finish, kemudian
pengertian kurikulum tersebut juga mendapat tempat di dunia pendidikan, dengan
pengertian sebagai rencana dan pengaturan tentang sejumlah mata pelajaran yang harus
dipelajari peserta didik
dalam menempuh pendidikan dilembaga pendidikan (Kurniasih & Sani, 2014). Kata
"kurikulum" umumnya mengacu pada serangkaian kursus yang membantu peserta didik
mencapai tujuan akademik atau pekerjaan tertentu (Wahyuni, 2016). Kurikulum
merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan Indonesia, 2003).
2. Pengertian kurikulum dari beberapa ahli
Berikut ini beberapa pengertian kurikulum yang dikemukakan oleh para ahli:
a. Pengertian Kurikulum Menurut Kerr, J. F (1968): Kurikulum adalah semua
pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan secara individu ataupun secara
kelompok, baik di sekolah maupun di luar sekolah.
b. Pengertian Kurikulum Menurut Inlow (1966): Kurikulum adalah usaha menyeluruh
yang dirancang oleh pihak sekolah untuk membimbing murid memperoleh hasil
pembelajaran yang sudah ditentukan.
c. Pengertian Kurikulum Menurut Neagley dan Evans (1967): kurikulum adalah semua
pengalaman yang dirancang dan dikemukakan oleh pihak sekolah.
d. Pengertian Kurikulum Menurut Beauchamp (1968): Kurikulum adalah dokumen
tertulis yang mengandung isi mata pelajaran yang diajar kepada peserta didik melalui

2
berbagai mata pelajaran, pilihan disiplin ilmu, rumusan masalah dalam kehidupan
sehari-hari.
e. Pengertian Kurikulum Menurut Good V. Carter (1973): Kurikulum adalah kumpulan
kursus ataupun urutan pelajaran yang sistematik.
f. Pengertian Kurikulum Menurut UU No. 20 Tahun 2003: Kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan nasional.
3. Fungsi kurikulum
Dibuatnya kurikulum bertujuan memeratakan pendidikan dalam suatu negara.
Membimbing serta mendidik siswa agar menjadi pribadi yang cerdas, berpengetahuan
tinggi, kreatif, inovatif, bertanggung jawab, dan siap masuk dalam kehidupan
bermasyarakat (Utami, 2021). Terdapat dua jenis tujuan yang terkandung di dalam
kurikulum satuan pendidikan atau sekolah sebagai berikut:
a. Tujuan yang ingin dicapai oleh sekolah secara keseluruhan Sebagai lembaga
pendidikan, sekolah memiliki sejumlah tujuan yang ingin dicapainya yang telah
dirancang dalam bentuk pengetahuan, keterampilan serta sikap.
b. Tujuan yang ingin dicapai dalam setiap bidang studi Setiap bidang studi dalam
kurikulum suatu sekolah juga mempunyai sejumlah tujuan yang ingin dicapainya.
Tujuan inipun digambarkan dalam bentuk pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
diharapkan dapat dimiliki siswa setelah mempelajari suatu bidang studi pada sekolah
tertentu (Ali, 1992: 52).
4. Mengintepresentasikan peranan kurikulum
Terdapat berbagai interpretasi dalam mendefinikan arti ”kurikulum”. Tergantung kepada
masing-masing kepercayaan filosofi orang per orang, berikut ini adalah beberapa
interpretasi tentang kurikulum:
a. Kurikulum adalah apa yang diajarkan di sekolah
b. Kurikulum adalah seperangkat mata pelajaran/subjek
c. Kurikulum adalah konten
d. Kurikulum adalah program dari belajar
e. Kurikulum adalah seperangkat materi

3
f. Kurikulum adalah urutan pengajaran
g. Kurikulum adalah tampilan dari tujuan
h. Kurikulum adalah pengajaran
i. Kurikulum adalah segala sesuatu yang ada dalam sekolah termasuk kegiatan ekstra
kelas, bimbingan, dan hubungan antar personal
j. Kurikulum adalah sesuatu yang diajarkan secara langsung oleh sekolah baik di dalam
maupun di luar sekolah
k. Kurikulum adalah segala sesuatu yang direncanakan oleh personel sekolah
l. Kurikulum adalah serangkaian pengalaman yan dijalani pebelajar di sekolah
m. Kurikulum adalah suatu pegalaman individual pebelajar sebagai hasil dari
pembelajaran di sekolah.

B. PRINSIP–PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM


(Oliva, 1992) mengemukakan bahwa pada prinsip pengembangan kurikulum paling
tidak ada 4 (empat) sumber yang menjadi acuan sebuah pengembangan kurikulum yaitu data
empiris (empirical data), data hasil penelitian (experimental data), kisah rakyat (folkfore
curriculum) yang menyangkut tentang keyakinan masyarakat dan nilai-nilai yang ada di
dalamnya, serta pemahaman bersama atau pengertian umum yang ada dalam suatu
masyarakat (common sense).
Berdasarkan sumber-sumber pengembangan yang dikemukakan Oliva tersebut, dapat
dikategorikan bahwa hanya ada 2 (dua) sumber yang menjadi prinsip pengembangan
kurikulum yaitu sumber ilmiah dan sumber non ilmiah. Sumber ilmiah didapat dari data-data
dari kegiatan yang bersifat ilmiah seperti halnya penelitian, data-data empiris tentang
kelemahan dan kekurangan kurikulum sebelumnya, informasi faktual dan sebagainya.
Sedangkan sumber non ilmiah didapat dari hal-hal yang bersifat non ilmiah seperti cerita
rakyat, legenda, mitos dan sebagainya yang telah menjadi keyakinan umum oleh suatu
masyarakat dan memiliki nilai-nilai tertentu di dalamnya.
Sedangkan menurut (Sukmadinata, 2004) dalam bukunya Pengembangan Kurikulum
Teori dan Praktek menyebutkan beberapa sumber pengembangan kurikulum diantaranya
ialah:

4
a. Kehidupan dan pekerjaan orang dewasa, di mana isi kurikulum disesuaikan sebagai
persiapan anak untuk menjalani kehidupan dan pekerjaan orang dewasa.
b. Budaya masyarakat, termasuk di dalamnya semua disiplin ilmu yang ada sebagai
pengetahuan ilmiah, nilai-nilai, perilaku, benda material dan unsur kebudayaan
lainnya.
c. Anak, sebagai pusat atau sumber kegiatan pembelajaran. Perhatian dalam menyusun
pengembangan kurikulum bukan sesuatu yang akan diberikan pada anak tapi
bagaimana potensi yang ada pada anak dapat dikembangkan secara optimal.
d. Pengalaman penyusunan kurikulum sebelumnya, baik sesuatu yang negatif maupun
hasil evaluasi positif atas pelaksanaan kurikulum sebelumnya.
e. Tata nilai di masyarakat, termasuk nilai-nilai apa saja yang akan diajarkan di sekolah
atau dalam pelaksanaan kurikulum.
f. Kekuasaan sosial-politik tertentu termasuk lembaga, arah kebijakan dan produk-
produk politik berupa peraturan perundanga-undangan yang berlaku
Pengembangan kurikulum (Fitroh, 2011) menggunakan prinsip-prinsip yang telah
berkembang dalam kehidupan sehari-hari atau justru menciptakan prinsip-prinsip baru.
Oleh karena itu, dalam implementasi kurikulum di lembaga pendidikan sangat
dimungkinkan untuk menggunakan prinsip yang berbeda dari kurikulum yang digunakan
di lembaga pendidikan lain, sehingga akan ada banyak prinsip yang digunakan dalam
pengembangan kurikulum.
Hamalik, sebagaimana dikutip oleh (Amiruddin, 2017) menyebutkan delapan
prinsip dalam pengembangan kurikulum. Prinsip-prinsip tersebut antara lain; prinsip
berorientasi pada tujuan, relevansi, efisiensi, fleksibilitas, kontinuitas, keseimbangan,
keterpaduan, dan mutu. Sedangkan Sukmadinata, membagi prinsip pengembangan
kurikulum menjadi dua kelompok, yakni prinsip umum dan prinsip khusus.(Sukmadinata,
2004)
Prinsip umum dimaknai sebagai prinsip yang harus diperhatikan untuk dimiliki
oleh kurikulum sebagai totalitas dari gabungan komponen-komponen yang
membangunnya. Adapun penjabaran prinsip-prinsip umum ialah sebagai berikut:
a. Prinsip relevansi

5
(Soetopo, 1986) Relevansi memiliki makna sesuai atau serasi. Jika mengacu
pada prinsip relevansi, setidaknya kurikulum harus memperhatikan aspek internal dan
eksternal. Secara internal, kurikulum memiliki relevansi antara komponen kurikulum
(tujuan, bahan, strategi, organisasi, dan evaluasi). Sedangkan secara eksternal
komponen itu memiliki relevansi dengan tuntutan sains dan teknologi (relevansi
epistemologis), tuntutan dan potensi siswa (relevansi psikologis), serta tuntutan dan
kebutuhan pengembangan masyarakat (relevansi sosiologis).
Oleh sebab itu, dalam membuat kurikulum (Asmariani, 2020) harus
memperhatikan kebutuhan lingkungan masyarakat dan siswa di sekitarnya, sehingga
nantinya akan bermanfaat bagi siswa untuk berkompetisi di dunia kerja yang akan
datang. Dalam realitanya prinsip di atas memang harus betul-betul diperhatikan karena
akan berpengaruh terhadap mutu pendidikan. Dan yang tidak kalah penting harus
sesuai dengan perkembangan teknologi sehingga mereka selaras dalam upaya
membangun negara.
b. Prinsip fleksibilitas
Pengembangan kurikulum berupaya agar hasilnya fleksibel, fleksibel, dan
fleksibel dalam implementasinya, memungkinkan penyesuaian berdasarkan situasi dan
kondisi tempat dan waktu yang selalu berkembang, serta kemampuan dan latar
belakang siswa, peran kurikulum disini sangat penting terhadap perkembangan siswa
untuk itu prinsip fleksibel ini harus benar benar diperhatikan sebagai penunjang untuk
peningkatan mutu pendidikan.
Dalam prinsip fleksibilitas ini dimaksudkan bahwa, kurikulum harus memiliki
fleksibilitas. Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang berisi hal-hal yang solid,
tetapi dalam implementasinya dimungkinkan untuk menyesuaikan penyesuaian
berdasarkan kondisi regional. Waktu dan kemampuan serta latar belakang anak.
Kurikulum ini mempersiapkan anak-anak untuk saat ini dan masa depan. Kurikulum
tetap fleksibel di mana saja, bahkan untuk anak-anak yang memiliki latar belakang dan
kemampuan yang berbeda, pengembangan kurikulum masih bisa dilakukan.
(Mansur, 2016) Kurikulum harus menyediakan ruang untuk memberikan
kebebasan bagi pendidik untuk mengembangkan program pembelajaran. Pendidik

6
dalam hal ini memiliki kewenangan dalam mengembangkan kurikulum yang sesuai
dengan minat, kebutuhan siswa dan kebutuhan bidang lingkungan mereka.
c. Prinsip kontinuitas
Yakni adanya kesinambungan dalam kurikulum, baik secara vertikal, maupun
secara horizontal. Pengalaman belajar yang disediakan kurikulum harus
memperhatikan kesinambungan, baik yang di dalam tingkat kelas, antarjenjang
pendidikan, maupun antara jenjang pendidikan dan jenis pekerjaan.
(Soetopo, 1986) Makna kontinuitas disini adalah berhubungan, yaitu adanya
nilai keterkaitan antara kurikulum dari berbagai tingkat pendidikan. Sehingga tidak
terjadi pengulangan atau disharmonisasi bahan pembelajaran yang berakibat jenuh
atau membosankan baik yang mengajarkan (guru) maupun yang belajar (peserta
didik). Selain berhubungan dengan tingkat pendidikan, kurikulum juga diharuskan
berhubungan dengan berbagai studi, agar antara satu studi dapat melengkapi studi
lainnya. Sedangkan fleksibilitas (Soetopo, 1986) adalah kurikulum yang
dikembangkan tidak kaku dan memberikan kebebasan kepada guru maupun peserta
didik dalam memilih program atau bahan pembelajaran, sehingga tidak ada unsur
paksaan dalam menempuh program pembelajaran.
d. Prinsip efisiensi
Peran kurikulum dalam ranah pendidikan adalah sangat penting dan bahkan
vital dalam proses pembelajaran, ia mencakup segala hal dalam perencanaan
pembelajaran agar lebih optimal dan efektif. Dewasa ini, dunia revolusi industri
menawarkan berbagai macam perkembangan kurikulum yang dilahirkan oleh para ahli
dari dunia barat. Salah satu pengembangan kurikulum yang dipakai oleh pemerintah
Indonesia untuk mecapai sebuah cita-cita bangsa yaitu mengoptimalkan kecerdasan
anak-anak generasi penerus bangsa untuk memilki akhlak mulia dan berbudi pekerti
yang luhur.
Efisiensi (Soetopo, 1986) adalah salah satu prinsip yang perlu diperhatikan
dalam mengembangkan kurikulum, sehingga apa yang telah direncanakan sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai. Jika sebuah program pembelajaran dapat diadakan
satu bulan pada satu waktu dan memenuhi semua tujuan yang ditetapkan, itu bukan
halangan. Sehingga siswa dapat mengimplementasikan program pembelajaran lain

7
karena upaya itu diperlukan agar dalam pengembangan kurikulum dapat
memanfaatkan sumber daya pendidikan yang ada secara optimal, cermat, dan tepat
sehingga hasilnya memadai.
e. Prinsip efektivitas
Mengembangkan kurikulum pendidikan perlu mempertimbangkan prinsip
efektivitas, yang dimaksud dengan efektivitas di sini adalah sejauh mana rencana
program pembelajaran dicapai atau diimplementasikan. Dalam prinsip ini ada dua
aspek yang perlu diperhatikan, yaitu: efektivitas mengajar guru dan efektivitas belajar
siswa.(Soetopo, 1986) Dalam aspek mengajar guru, jika masih kurang efektif dalam
mengajar bahan ajar atau program, maka itu menjadi bahan dalam mengembangkan
kurikulum di masa depan, yaitu dengan mengadakan pelatihan, workshop dan lain-
lain. Sedangkan pada aspek efektivitas belajar siswa, perlu dikembangkan kurikulum
yang terkait dengan metodologi pembelajaran sehingga apa yang sudah direncanakan
dapat tercapai dengan metode yang relevan dengan materi atau materi pembelajaran.
Sedangkan prinsip khusus, sebagaimana dikemukakan oleh (Sukmadinata,
2004) mencakup lima hal, yakni; prinsip penentuan tujuan pendidikan, pemilihan isi
pendidikan, pemilihan proses belajar mengajar, pemilihan media dan alat pengajaran,
serta berkenaan dengan penilaian. Adapun penjabarannya adalah sebagai berikut:
1) Prinsip penentuan tujuan pendidikan
Tujuan pendidikan mencakup tujuan yang bersifat umun dan khusus.
Dalam perumusan tujuan pendidikan, didasarkan pada sumber-sumber, seperti:
a) ketentuan dan kebijakan pemerintah
b) survei tentang pandangan para ahli dalam bidang-bidang tertentu, survei
tentang kualitas sumber daya manusia, serta pengalaman negara lain dalam
menghadapi masalah yang sama.
2) Prinsip pemilihan isi pendidikan/kurikulum
Dalam menentukan isi kurikulum, beberapa pertimbangan yang dapat
dijadikan dasar acuan ialah; diperlukan penjabaran tujuan pendidikan ke dalam
perbuatan hasil belajar yang khusus dan sederhana, isi bahan pelajaran harus
meliputi segi pengetahuan, sikap, dan keterampilan, serta unit-unit kurikulum

8
harus disusun dalam urutan yang logis dan sistematis, maksudnya ketiga ranah
belajar tersebut diberikan secara simultan dalam urutan situasi belajar.
3) Prinsip pemilihan proses belajar mengajar
Dalam proses belajar mengajar, hendaknya memperhatikan hal-hal berikut
ini; kecocokan metode/teknik belajar mengajar untuk mengajarkan bahan
pelajaran, variasi metode/teknik dalam proses belajar mengajar terhadap
perbedaan individu siswa, serta keefektifan metode/teknik dalam mengaktifkan
siswa dan mendorong berkembangnya kemampuan baru.
4) Prinsip pemilihan media dan alat pengajaran
Dalam proses pemilihan media dan alat pengajaran, hendaknya
memperhatikan hal-hal berikut ini; kegiatan perencanaan dan inventaris terhadap
alat/media apa saja yang tersedia, serta pengorganisasian alat dalam bahan
pembelajaran, baik dalam bentuk modul atau buku paket.
5) Prinsip berkenaan dengan penilaian
Penilaian merupakan proses akhir dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam
proses penilaian belajar, setidaknya mencakup tiga hal dasar yang harus
diperhatikan, yakni; pertama, merencanakan alat penilaian. Hal yang harus
diperhatikan dalam fase ini ialah penentuan karakteristik kelas dan usia, bentuk
tes/ujian, dan banyaknya butir tes yang disusun. Kedua, menyusun alat penilaian.
Langkah-langkahnya adalah dengan merumuskan tujuan pendidikan pada ranah
kognitif, afektif dan psikomotorik, mendeskripsikan dalam bentuk tingkah laku
siswa yang dapat diamati, menghubungkan dengan bahan pelajaran, serta
menuliskan butir-butir tes. Ketiga, mengelola hasil penilaian. Prinsip yang perlu
diperhatikan ialah norma penilaian yang digunakan dalam pengelolaan hasil tes
serta penggunaan skor standard.

9
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dalam usaha untuk mengembangkan kurikulum ada beberapa prinsip dasar yang
harus kita perhatikan; adapun prinsip-prinsip didalam pengembangan kurikulum menjadi
dua kelompok yaitu prinsip-prinsip umum Pertama relevansi, fleksibilitas, kontinuitas,
praktis, efektivitas. Kedua prinsip-prinsip khusus: prinsip berkenaan dengan tujuan
pendidikan, prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan, c. prinsip berkenaan dengan
pemilihan proses belajar mengajar, prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat
pelajaran, prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian. serta adanya prinsip-
prinsip dasar pengembangan kurikulum yang terkait dengan kurikulum satuan pendidikan.

B. SARAN
Kami menyadari terdapat kekurangan dalam makalah kami ini jadi kami
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca semua agar kami
kedepannya dapat lebih baik lagi.

1
DAFTAR PUSTAKA

Amiruddin, S. and. (2017). Manajemen Kurikulum. Perdana Publishing.


Asmariani. (2020). No Title. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum Dalam Prespektif Islam.
Fitroh. (2011). Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi dan Strategi Pencapaian.
https://doi.org/10.15408/sijsi.v4i2.132.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. (2003). Undang Undang Nomor 20.
Kurniasih, I., & Sani, B. (2014). Implementasi Kurikulum 2013 Konsep & Penerapan. Kata
Pena.
Mansur, R. (2016). Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Multikultural (Suatu
Prinsip-Prinsip Pengembangan). http://riset.unisma.ac.id/index.php/fai/article/view/165
Oliva, P. F. (1992). Developing The Curriculum: Vol. III. Harper Collins Publishers.
Soetopo, H. and W. S. (1986). Pembinaan Dan Pengembangan Kurikulum: Sebagai Subtansi
Problem Administrasi Pendidikan. Bina Aksara.
Sukmadinata, N. S. (2004). Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Rosdakarya, Remaja.
Utami, S. N. (2021). Kurikulum: Pengertian, Fungsi, Tujuan, dan Komponennya. Kompas.
Wahyuni, S. (2016). Curriculum Development in Indonesian Context. Journal Online Sekolah
Tinggi Agama Islam (STAIN) Kediri, 10(1), 73–82.

Anda mungkin juga menyukai