Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

ANALISIS KURIKULUM DAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Bahan Ajar

Dosen Pengampu : Imam Mashuri, M.Pd.

PAI 6 B

Disusun Oleh :

Rifki Setiawan

Desy Qori'atul Aulia

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI) IBRAHIMY

GENTENG BANYUWANGI

APRIL 2022
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat
dan hidayah-Nya, penulis bisa menyelesaikan Makalah yang berjudul "Analisis
Kurikulum Dan Pengembangan Bahan Ajar".

Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Imam Mashuri,
M.Pd. selaku Dosen pengampu Mata kuliah Pengembangan Bahan Ajar yang
telah memberikan kami pencerahan atas terselesaikannya makalah ini. Penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.

Penulis menyadari ada kekurangan pada makalah ini. Oleh sebab itu, saran
dan kritik senantiasa diharapkan demi perbaikan karya penulis. Semoga laporan
ini bisa bermanfaat bagi semua dan terkhusus bagi selaku penulis. Terima Kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Banyuwangi, 06 April 2022

Penyusun

Kelompok 5

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
C. Tujuan Masalah ......................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 3

A. Definisi Kurikulum Dan Bahan Ajar ........................................................ 3


B. Fungsi Kurikulum Dan Bahan Ajar .......................................................... 4
C. Jenis Kurikulum Dan Bahan Ajar ............................................................. 8
D. Pengembangan Kurikulum Dan Bahan Ajar ............................................. 12

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 14

A. Kesimpulan ............................................................................................... 14
B. Saran .......................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kurikulum dipandang sebagai “rencana” yang disusun untuk
kesuksesan proses pembelajaran di bawah bimbingan dan tanggungjawab
satuan pendidikan. Para pakar teori kurikulum berpendapat bahwa kurikulum
selain dari pada semua kegiatan yang telah direncanakan juga mencakup
kegiatan-kegiatan atau peristiwa-peristiwa yang terjadi di bawah pengawasan
satuan pendidikan, juga yang tidak forma (kegiatan kokurikuler dan ekstra
kurikuler). Walaupun kegiatan-kegiatan itu direncanakan tapi tidak langsung
berkaitan dengan pelajaran akademis di kelas-kelas. Kurikulum perlu dikelola
dengan sebaik-baiknya, agar proses pembelajaran dapat dilaksanakan secara
efektif dan efisien agar pembelajaran dapat dilakukan secara optimal dan
produktif. (Rahminawati, Halimi, & Pamungkas, 2015: 1)
Pada dasarnya seorang guru harus memiliki banyak kemampuan
dalam mengajar, yang utama adalah guru SD. Karena guru SD akan
mengahadapi peserta didik yang akan memahami materi dengan benda yang
konkret, penjelasan sederhana namun luas, dan bahan ajar yang
menyenangkan untuk dipelajari. Guru SD harus kreatif dalam mengajar di
dalam kelas, seperti dalam pemilihan metode belajar, media pembelajaran,
serta juga bahan ajar yang akan digunakan. Bukan hanya itu, guru juga harus
mampu mengembangkan bahan ajar. Pengembangan bahan ajar mampu
membuat pembelajaran lebih menyenangkan, efektif, efisien, dan tidak
melenceng dari tujuan pembelajaran. (Magdalena, Prabandani, Rini, Fitriani,
& Putri, 2020: 1-2)

1
Pada makalah kali ini pemateri akan membahas tentang Analisis
Kurikulum dan Pengembangan Bahan Ajar. Definisi, Fungsi, Jenis-Jenis Dan
Pengembangan Kurikulum Bahan Ajar. Untuk lebih jelasnya, pemakalah
memaparkan penjelasannya dalam isi makalah di bawah.

B. Rumusan Masalah
Untuk memperjelas arah kajian dalam makalah ini, maka disusun
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa Definisi Kurikulum dan Bahan Ajar?
2. Apa Fungsi Kurikulum dan Bahan Ajar?
3. Apa Jenis-Jenis Kurikulum dan Bahan Ajar?
4. Apa Itu Pengembangan Kurikulum Dan Bahan Ajar?

C. Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan
masalah dalam makalah ini adalah:
1. Untuk Mengetahui Definisi Kurikulum dan Bahan Ajar
2. Untuk Mengetahui Fungsi Kurikulum dan Bahan Ajar
3. Untuk Mengetahui Jenis-Jenis Kurikulum dan Bahan Ajar
4. Untuk Mengetahui Apa Itu Pengembangan Kurikulum Dan Bahan Ajar

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Kurikulum Dan Bahan Ajar


1. Definisi Kurikulum
Secara etimologi, kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu
Curir yang berarti pelari dan Curare yang berarti tempat berpacu. Jadi
istilah kurikulum berasal dari dunia olahraga pada zaman Romawi Kuno
di Yunani, yang mengandung pengertian suatu jarak yang harus
ditempuh oleh pelari dari garis start sampai garis finish. Dalam
perkembangan selanjutnya istilah kurikulum dipakai dalam dunia
pendidikan dan pengajaran, yang dalam konteksnya kurikulum dapat
diartikan secara sempit dan luas. Dalam pengertian sempit, kurikulum
diartikan sebagai sejumlah mata pelajaran yang diberikan di sekolah,
sedangkan dalam pengertian luas kurikulum adalah semua pengalaman
belajar yang diberikan sekolah kepada siswa selama mereka mengikuti
pendidikan di sekolah. Dengan pengertian luas ini berarti usaha sekolah
untuk memberikan pengalaman belajar kepada siswa dalam upaya
menghasilkan lulusan yang baik secara kuantitatif maupun kualitatif
tercakup dalam pengertian kurikulum. Dalam perspektif kebijakan
pendidikan nasional sebagaimana dapat dilihat dalam Undang-Undang
Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa:
“Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu”. (Nisa & Afriansyah, 2019: 2)

3
2. Definisi Bahan Ajar
Pendidik, peneliti, dan praktisi pendidikan pada kenyataannya
sering menggunakan istilah yang berbeda mengenai Bahan Ajar. Bahan
ajar dapat juga diartikan sebagai bahan pengajaran, materi ajar, materi
pelajaran atau bahan pelajaran. Secara literal, bahan ajar berasal dari
Bahasa Inggris "learning materials". Bila dilihat frase "learning
materials" atau "instructional materials" dipadankan dengan Bahasa
Indonesia, maka padanan yang sesuai adalah bahan ajar. Namun
demikian, penggunaan antara bahan ajar, materi ajar atau bahan pelajaran
pada prinsipnya sama yaitu suatu tema, topik atau bahasan yang
dipelajari oleh mahasiswa. Tetapi secara kontekstual, bahan ajar
merupakan bagian integral dari kurikulum yang telah ditentukan dalam
Garis-Garis Besar Program Pengajaran (GBPP). Oleh karena itu, bahan
ajar pada hakekatnya adalah isi kurikulum itu sendiri. Bahan pengajaran
merupakan rincian dari pada pokok-pokok bahasan dan pokok bahasan
dalam GBPP/Kurikulum bidang studi. Dapat dikatakan bahwa bahan ajar
merupakan kompetensi yang harus dikuasi oleh mahasiswa.
(Lumbantoruan, 2017: 4)

B. Fungsi Kurikulum Dan Bahan Ajar


1. Fungsi Kurikulum
Secara umum fungsi kurikulum adalah sebagai alat untuk
membantu peserta didik untuk mengembangkan pribadinya ke arah
tujuan pendidikan. Kurikulum itu segala aspek yang mempengaruhi
peserta didik di sekolah, termasuk guru dan sarana serta prasarana
lainnya. Kurikulum sebagai program belajar bagi siswa, disusun secara
sistematis dan logis , diberikan oleh sekolah untuk mencapai tujuan
pendidikan. Sebagai program belajar, kurikulum adalah niat, rencana dan
harapan. Sedangkan fungsi praksis dari kurikulum adalah meliputi :
Pertama, Fungsi bagi sekolah yang bersangkutan yakni sebagai alat untuk
mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang diinginkan dan sebagai

4
pedoman dalam mengatur kegiatan pendidikan sehari-hari. Kedua,
Fungsi bagi sekolah yang diatasnya adalah untuk menjamin adanya
pemeliharaan keseimbangan proses pendidikan. Ketiga, Fungsi bagi
masyarakat dan pemakai lulusan. (Kartika, 2010: 4)
Fungsi Kurikulum yang dikemukakan Alexander Inglis meliputi:
a. Fungsi Penyesuaian
Fungsi penyesuaian yang bermakna kurikulum sebagai alat
pendidikan harus mampu mengarahkan siswa agar memiliki sifat
well adjusted atau mampu menyesuaikan dirinya dengan lingkungan,
baik itu lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Lingkungan itu
sendiri senantiasa mengalami perubahan dan bersifat dinamis. Oleh
karena itu, siswa pun harus memiliki kemampuan untuk
menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi di lingkungannya.
(Kurniawan, Kadir, & Hadi, 2018: 1-2)
b. Fungsi Integrasi
Fungsi integrasi mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat
pendidikan harus mampu menghasilkan pribadi-pribadi yang utuh.
Siswa pada dasarnya merupakan anggota dan bagian integral dari
masyarakat. Oleh karena itu, siswa harus memiliki kepribadian yang
dibutuhkan untuk dapat hidup dan berintegrasi dengan
masyarakatnya. (Hernawan & Andriyani, 2011: 9)
c. Fungsi Deferensiasi
Fungsi deferensiasi mengandung maka bahwa kurikulum perlu
memberikan layanan terhadap perbedaan perorangan dalam
masyarakat, dan hal ini dapat membuat orang berpikir kritis dan
kreatif.dan ini mendorong kemajuan sosial dalam masyarakat. (Jono,
2016: 3)
d. Fungsi Persiapan
Fungsi persiapan Kurikulum berfungsi mempersiapkan siswa agar
mampu melanjutkan studi lebih lanjut untuk suatu jangkauan yang
lebih jauh. (Khoirunnisa, 2019: 5)

5
e. Fungsi Pemilihan
Fungsi Pemilihan atau selektif artinya kurikulum sebagai alat
pendidikan harus dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk
memilih rencana studi berdasarkan kemampuan dan minatnya.
Fungsi pilihan ini erat kaitannya dengan perbedaan, karena dengan
mengenali adanya perbedaan individu pada diri siswa juga berarti
siswa mempunyai kesempatan untuk memilih hal-hal yang sesuai
dengan minat dan kemampuannya. Untuk mencapai dua fungsi ini,
kursus perlu diselenggarakan secara lebih ekstensif dan fleksibel.
(Mubarok, 2021: 7)
f. Fungsi Diagnostik
Salah satu segi pelayanan pendidikan adalah membantu dan
mengarahkan siswa untuk mampu memahami dan menerima dirinya,
sehingga dapat mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya.
Hal ini dapat dilakukan jika siswa menyadari semua kelemahan dan
kekuatan yang dimilikinya melalui proses ekspolarasi. Selanjutnya
siswa sendiri yang memperbaiki kelemahan tersebut dan
mengembangkan sendiri kekuatan yang ada. Fungsi ini merupakan
fungsi diagnostik kurikulum dan akan membimbing siswa untuk
dapat berkembang secara optimal. Berbagai fungsi kurikulum di
dilaksanakan oleh kurikulum secara keseluruhan. Fungsi-fungsi
tersebut memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan siswa, sejalan dengan arah filsafat pendidikan dan
tujuan pendidikan yang diharapkan oleh insitusi pendidikan yang
bersangkutan. (Elisa, 2018: 10)
2. Fungsi Bahan Ajar
Terdapat tiga fungsi utama bahan ajar dalam kaitannya dengan
penyelenggaraan proses belajar dan pembelajaran. Tiga fungsi tersebut
adalah sebagai berikut:
a. Bahan ajar merupakan pedoman bagi guru yang akan mengarahkan
semua aktivitas dalam proses belajar dan pembelajaran, sekaligus

6
merupakan substansi kompetensi yang seharusnya
diajarkan/dilatihkan kepada siswa.
b. Bahan ajar merupakan pedoman bagi peserta didik yang akan
mengarahkan aktivitas dalam proses belajar dan pembelajaran,
sekaligus merupakan substansi yang seharusnya
dipelajari/dikuasainya.
c. Bahan ajar merupakan alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil
pembelajaran. Sebagai alat evaluasi maka bahan ajar yang
disampaikan harus sesuai dengan indikator dan kompetensi dasar
yang ingin dicapai oleh guru. Indikator dan kompetensi dasar ini
sudah dirumuskan dalam silabus mata pelajaran. (Aisyah, Noviyanti,
& Triyanto, 2020: 2)
Fungsi bahan ajar bagi siswa, yaitu siswa dapat belajar tanpa
harus ada guru atau teman yang lain, peserta didik dapat belajar kapan
saja dimana saja, siswa dapat belajar sesuai dengan kecepatannya
masing-masing menggunakan bahan ajar yang ada, siswa dapat belajar
berdasarkan urutan yang dipilih sendiri, dapat membantu potensi siswa
untuk belajar mandiri, sebagai pedoman bagi siswa dalam mengarahkan
aktivitas pembelajarannya. Beberapa literatur memaparkan bahwa
maksud dan tujuan penggunaan bahan ajar dalam pembelajaran adalah,
sebagai berikut:
a. Tujuan pendidikan dapat dicapai secara efisien dan efektif,
b. Peserta didik dapat mengikuti program pendidikan sesuai dengan
kecepatan dan kemampuannya sendiri. Sehingga, dapat
mengakomodasi berbagai tingkat dan kecepatan belajarnya,
c. Peserta didik dapat sebanyak mungkin menghayati dan melakukan
kegiatan belajar mandiri, baik di bawah bimbingan atau tanpa
bimbingan guru,
d. Peserta didik dapat menilai dan mengetahui hasil belajarnya sendiri,
e. Peserta didik menjadi titik pusat kegiatan belajar mengajar. (Fajri,
2018: 5-6)

7
C. Jenis-Jenis Kurikulum Dan Bahan Ajar
1. Jenis-Jenis Kurikulum
Penyajian kurikulum dapat dilihat berdasarkan jenisnya. Adapun
jenis-jenis kurikulum menurut Setiawan (2011) antara lain:
a. Separated subject curriculum (kurikulum mata pelajaran terpisah
atau tidak menyatu). Kurikulum ini dikatakan demikian karena data-
data pelajaran disajikan pada peserta didik dalam bentuk subjek atau
mata pelajaran yang terpisah satu dengan yang lainnya. Kurikulum
ini dengan tegas memisahkan antara satu mata pelajaran dengan
yang lainnya, umpamanya mata pelajaran teori listrik tidak ada
sangkut pautnya dengan pengetahuan alat perkakas atau yang
lainnya. Satu dengan yang lainnya terpisah-pisah secara tegas,
demikian pula dalam menyajikannya kepada peserta didik.
b. Integrated Curriculum (kurikulum terintegrasi). Integrated
curriculum disini sebenarnya beberapa mata pelajaran dijadikan satu
atau dipadukan. Dengan meniadakan batas-batas mata pelajaran dan
bahan pelajaran yang disajikan berupa unit atau keseluruhan. Unit
merupakan satu kesatuan yang bulat dari bagian-bagian yang tidak
terpisah satu sama lain, melainkan merupakan rangkaian dari bagian
yang bersatu padu dengan serasi.
c. Correlated curriculum (kurikulum korelatif atau pelajaran saling
berhubungan). Mata pelajaran dalam kurikulum ini harus
dihubungkan dan disusun sedemikian rupa sehingga, yang satu
memperkuat yang lain dan yang satu lagi melengkapi yang lain. Jadi
di sini mata pelajaran itu dihubungkan antara satu dengan yang
lainnya sehingga tidak berdiri sendiri-sendiri. (Hamzah, 2014: 5)
2. Jenis-Jenis Bahan Ajar
Berbagai macam bahan ajar yang dapat dikembangkan untuk
kepentingan pembelajaran siswa saat ini, yaitu bahan pembelajaran yang
dikembangkan cenderung pada bahan pembelajaran yang berbentuk
tercetak sebagai berikut:

8
a. Handout
Sebagai dasar untuk memahami apa itu handout, maka pandangan
dari beberapa ahli berikut dapat kita jadikan rujukan. Echols dan
Shadily (1996:288) mengartikan bahwa handout adalah sesuatu yang
diberikan secara gratis. Sementara itu, (Mohammad, 2010:55)
memaknai handout sebagai selembar (atau beberapa lembar) kertas
yang berisi tugas atau tes yang diberikan pendidik kepada peserta
didik. Dengan kata lain apabila pendidik membuat ringkasan suatu
topik, makalah suatu topic, lembar kerja siswa, petunjuk praktikum,
tugas, atau tes, dan diberikan kepada peserta didik secara terpisah-
pisah (tidak menjadi suatu kumpulan lembar kerja siswa, misalnya),
maka pengemasan materi pembelajaran tersebut termasuk dalam
kategori handout. Dalam arti lain (Festiyed 2013) memaknai
Handout adalah bahan tertulis yang disiapkan oleh seorang guru
untuk memperkaya pengetahuan peserta didik”. Handout termasuk
media cetakan yang meliputi bahan-bahan yang disediakan di atas
kertas untuk pengajaran dan informasi belajar. Biasanya diambil dari
beberapa literatur yang memiliki relevansi dengan materi yang
diajarkan/kompetensi dasar dan materi pokok yang harus dikuasai
oleh siswa. (Azis, 2019: 14)
b. Modul
Definisi pertama dikemukakan oleh Abdul Majid (2007:176) yang
mengatakan modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan
agar perserta didik dapat belajar mandiri tanpa atau dengan
bimbingan guru, sehingga paling tidak modul berisi tentang
komponen dasar bahan ajar yang telah disebutkan sebelumnya.
Vembriarto (1987:20) menyatakan bahwa modul adalah suatu paket
pengajaran yang memuat satu unit konsep daripada bahan
pengajaran. Pengajaran modul merupakan suatu usaha
penyelenggaraan pengajaran individual yang memungkinkan siswa
menguasai suatu unit bahan pelajaran sebelum dia beralih ke unit

9
berikutnya. Modul merupakan satuan program belajar mengajar yang
terkecil, yang dipelajari oleh siswa sendiri secara perorangan atau
diajarkan oleh siswa kepada dirinya sendiri (self instructional)
Winkel (2009:472). Modul sebagai sejenis kegiatan belajar yang
terencana, di desain guna membantu siswa menyelesaikan tujuan-
tujuan tujuan tertentu. Modul adalah semacam paket program untuk
keperluan belajar, hal tersebut dikemukakan oleh Goldschimid
(Wijaya, 1988:128). Modul merupakan suatu unit program
pengajaran yang disusun dalam bentuk tertentu untuk keperluan
belajar dan untuk membantu siswa secara individual dalam mencapai
tujuan-tujuan tertentu. (Fausih & T, 2015: 3)
c. Buku
Definisi mengenai buku menurut Ensiklopedia Indonesia (dalam
Sitepu, 2012, hlm. 12) ialah "buku mencakup semua tulisan dan
gambar yang ditulis dan dilukis atas segala macam lembaran papirus,
lontar, perkamen, dan kertas dengan segala bentuknya: Berupa
gulungan, dilubangi, dan dilihat atau dijilid muka dan belakangnya
dengan kulit, kain, karton, dan kayu." Banyaknya jenis buku yang
digunakan terutama dalam dunia pendidikan baik oleh guru maupun
siswa, maka perpustakaan sekolah harus mampu memberikan
kontribusi positif bagi penggunanya terutama buku-buku yang
digunakan oleh siswa sebagai subjek belajar. Beberapa jenis buku
yang seringkali digunakan oleh siswa dalam proses belajar mengajar
ialah buku teks pelajaran karena sesuai dengan fungsinya, buku teks
pelajaran merupakan buku utama yang digunakan oleh siswa dalam
proses belajar mengajar. Keberadaan buku teks pelajaran ini wajib
dikelola oleh perpustakaan sebagai sumber belajar bagi siswa yang
dapat digunakan dalam proses belajar mengajar di kelas dan sebagai
sumber belajar siswa. Buku teks pelajaran merupakan buku yang
berisi uraian materi pembelajaran mengenai bidang studi tertentu dan
pembuatan buku teks pelajaran Ini dibuat oleh para ahli pendidikan

10
sesuai bidang studinya. Berdasarkan definisi di atas menjelaskan
bahwa buku teks pelajaran merupakan buku yang disusun secara
sistematis berdasarkan uraian dan materi pada bidang studi tertentu.
Penggunaan buku teks pelajaran tidak terlepas dari proses seleksi
yang dilihat berdasarkan tujuan, orientasi pembelajaran,
perkembangan siswa untuk mempermudah siswa dalam menguasai
materi ajar yang terdapat dalam buku teks pelajaran tersebut. Buku
teks pelajaran merupakan buku yang kehadirannya sangat diperlukan
oleh siswa dalam mendukung proses belajar siswa di kelas dan
sebagai bahan untuk belajar mandiri di luar kelas. (Rahmawati,
2015: 4-6)
d. Lembar Kerja Siswa (LKS)
LKS merupakan lembar kerja yang berisi informasi dan
perintah/instruksi dari guru kepada siswa untuk mengerjakan suatu
kegiatan belajar dalam bentuk kerja, praktek, atau dalam bentuk
penerapan hasil belajar untuk mencapai suatu tujuan. LKS juga
merupakan salah satu sarana untuk membantu dan mempermudah
dalam kegiatan belajar mengajar, dapat membantu guru dalam
mengarahkan siswanya untuk menemukan konsep-konsep melalui
aktivitasnya sendiri atau dalam kelompok kerja. LKS juga dapat
digunakan untuk mengembangkan ketrampilan proses dan
mengembangkan sikap ilmiah yang diharapkan dapat meningkatkan
keberhasilan siswa dalam mencapai sasaran belajar. (Sagita, 2016: 2)
e. Diktat
Dalam Kamus Besar Indonesia diktat adalah pegangan yang dibuat
guru berupa ketikan maupun stensilan. Pengertian lain menurut
Totok Djuroto, diktat adalah buku pelajaran yang termasuk
kelompok karangan ilmiah, hanya saja dibuatnya bukan berdasarkan
hasil penelitian, tetapi materi pelajaraan atau mata kuliah dari suatu
ilmu. Berdasarkan berbagai pendapat tersebut dapat di simpulkan
bahwa diktat adalah salah satu bentuk bahan ajar yang disusun

11
berdasarkan standar tertentu yang bertujuan untuk memperkaya
materi mata pelajaran tertentu. Diktat dapat diartikan sebagai bahan
ajar suatu mata pelajaran atau bidang studi yang dipersiapkan guru
secara tertulis untuk mempermudah atau memperkaya materi
pelajaran/bidang studi yang disampaikan guru dalam proses belajar
mengajar dan masih diedarkan dalam lingkup terbatas (umumnya
hanya digunakan oleh guru yang membuat), dalam bentuk yang lebih
sederhana, cakupan isinya lebih sedikit. (WAJID, 2011: 36)

D. Pengembangan Kurikulum Dan Bahan Ajar


1. Pengembangan Kurikulum
Pengembangan kurikulum tidak hanya merupakan abstraksi, akan
tetapi mempersiapkan berbagai contoh dan alternatif untuk tindakan yang
merupakan inspirasi dari beberapa ide dan penyesuaian-penyesuaian lain
yang dianggap penting. Menurut Audrey Nicholls dan Howard Nicholls,
sebagaimana dipahami oleh Oemar Hamalik, bahwa pengembangan
kurikulum adalah perencanaan kesempatan-kesempatan belajar yang
dimaksudkan untuk membawa siswa ke arah perubahan-perubahan yang
diinginkan dan menilai sampai di mana perubahan dimaksud telah terjadi
pada diri siswa. Fungsi dasar atau landasan pengembangan kurikulum
adalah seperti fondasi sebuah bangunan. Sebuah gedung yang menjulang
tinggi berdiri di atas fondasi yang rapuh tentu tidak akan bertahan lama.
Oleh sebab itu, sebelum sebuah gedung dibangun, terlebih dahulu
dibangun fondasi yang kokoh. Semakin kokoh fondasi sebuah gedung,
maka akan semakin kokoh pula gedung tersebut. Fondasi bangunan yang
diibaratkan pada uraian di atas adalah dasar atau landasan dalam
merancang sebuah kurikulum. Jadi, berkualitas atau tidaknya kurikulum
yang dirancang, sangat ditentukan oleh dasar pengembangan kurikulum
yang kuat. Seller dan Miller, sebagaimana dikutip oleh Sanjaya,
mengemukakan bahwa proses pengembangan kurikulum adalah

12
rangkaian kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus. (Bahri, 2011:
6-7)
2. Pengembangan Bahan Ajar
Salah satu kemampuan yang harus dimiliki seorang guru adalah
mengembangkan bahan ajar. Kemampuan ini dibutuhkan para guru untuk
menyediakan berbagai bahan ajar yang dibutuhkan siswa dalam rangka
mencapai kompetensi yang diharapkan. Kegiatan pengembangan bahan
ajar merupakan kegiatan akademik yang dapat dilakukan sendiri oleh
para guru atau dibantu oleh tenaga administrasi di sekolah. Dalam
pendidikan kegiatan pengembangan bahan ajar harus terintegrasi dalam
kegiatan pembelajaran karena bahan ajar dikembangkan dan digunakan
untuk mendukung proses pembelajaran. Apabila Anda ingin berlatih
mengembangkan salah satu bahan ajar maka Anda perlu mengikuti
langkah-langkah berikut:
a. Tentukan terlebih dahulu mata pelajaran yang Anda kuasai dan perlu
dikembangkan bahan ajarnya.
b. Pelajari kompetensi dari mata pelajaran tersebut sehingga Anda
mempunyai gambaran yang jelas tentang materi ajar yang perlu
dipelajari siswa agar kompetensi tercapai. Selanjutnya tentukan
bahan ajar apa yang akan Anda coba untuk dikembangkan.
c. Siapkan semua keperluan untuk melakukan pengembangan bahan
ajar serta ikuti langkah-langkah pengembangan bahan ajar yang ada
dalam modul-modul tersebut sesuai dengan bahan ajar apa yang akan
Anda kembangkan.
d. Keberhasilan Anda mengembangkan bahan ajar tergantung dari
kesungguhan Anda mempelajari modul serta berlatih untuk
mengembangkan bahan ajar.
e. Apabila Anda menemui kesulitan mempelajari modul ini, silakan
hubungi dosen pembimbing atau tutor pengampu mata kuliah ini
serta tanyakan masalah yang Anda temui selama mempelajari modul
dan berlatih mengembangkan bahan ajar. (Sadjati, 2012: 2)

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Definisi Kurikulum Dan Bahan Ajar
Dalam pengertian sempit, kurikulum diartikan sebagai sejumlah
mata pelajaran yang diberikan di sekolah, sedangkan dalam pengertian
luas kurikulum adalah semua pengalaman belajar yang diberikan sekolah
kepada siswa selama mereka mengikuti pendidikan di sekolah.
Bahan ajar dapat juga diartikan sebagai bahan pengajaran, materi
ajar, materi pelajaran atau bahan pelajaran.
2. Fungsi Kurikulum Dan Bahan Ajar
Fungsi praktis Kurikulum meliputi: Pertama, Fungsi bagi sekolah
yang bersangkutan yakni sebagai alat untuk mencapai tujuan-tujuan
pendidikan yang diinginkan dan sebagai pedoman dalam mengatur
kegiatan pendidikan sehari-hari. Kedua, Fungsi bagi sekolah yang
diatasnya adalah untuk menjamin adanya pemeliharaan keseimbangan
proses pendidikan. Ketiga, Fungsi bagi masyarakat dan pemakai lulusan.
Tiga fungsi utama Bahan Ajar meliputi: Pertama, bahan ajar
merupakan pedoman bagi guru yang akan mengarahkan semua aktivitas
dalam proses belajar dan pembelajaran. Kedua, bahan ajar merupakan
pedoman bagi peserta didik yang akan mengarahkan aktivitas dalam
proses belajar dan pembelajaran. Ketiga, bahan ajar merupakan alat
evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran.
3. Jenis-Jenis Kurikulum Dan Bahan Ajar
Penyajian kurikulum dapat dilihat berdasarkan jenisnya. Adapun
jenis-jenis kurikulum menurut Setiawan (2011) antara lain: Separated
subject curriculum (kurikulum mata pelajaran terpisah atau tidak
menyatu), Integrated Curriculum (kurikulum terintegrasi), dan

14
Correlated curriculum (kurikulum korelatif atau pelajaran saling
berhubungan).
Berbagai macam bahan ajar yang dapat dikembangkan untuk
kepentingan pembelajaran siswa saat ini, yaitu bahan pembelajaran yang
dikembangkan cenderung pada bahan pembelajaran yang berbentuk
tercetak yang meliputi: handout, modul, buku, lembar kerja siswa, diktat.
4. Pengembangan Kurikulum Dan Bahan Ajar
Menurut Audrey Nicholls dan Howard Nicholls, sebagaimana
dipahami oleh Oemar Hamalik, bahwa pengembangan kurikulum adalah
perencanaan kesempatan-kesempatan belajar yang dimaksudkan untuk
membawa siswa ke arah perubahan-perubahan yang diinginkan dan
menilai sampai di mana perubahan dimaksud telah terjadi pada diri
siswa.
Salah satu kemampuan yang harus dimiliki seorang guru adalah
mengembangkan bahan ajar. Kemampuan ini dibutuhkan para guru untuk
menyediakan berbagai bahan ajar yang dibutuhkan siswa dalam rangka
mencapai kompetensi yang diharapkan. Kegiatan pengembangan bahan
ajar merupakan kegiatan akademik yang dapat dilakukan sendiri oleh
para guru atau dibantu oleh tenaga administrasi di sekolah. Dalam
pendidikan kegiatan pengembangan bahan ajar harus terintegrasi dalam
kegiatan pembelajaran karena bahan ajar dikembangkan dan digunakan
untuk mendukung proses pembelajaran.
B. Saran
1. Diharapkan makalah ini dapat menambah Khasanah Keilmuan bagi
Khalayak Umum.
2. Dapat memberikan Kontribusi Keilmuan khususnya pada Pengembangan
Bahan Ajar Pendidikan Agama Islam.
3. Dapat menjadi Sumber Referensi bagi Pemakalah berikutnya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, S., Noviyanti, E., & Triyanto. (2020). BAHAN AJAR SEBAGAI
BAGIAN DALAM KAJIAN PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN
BAHASA INDONESIA. Jurnal Salaka , 2.
Azis, H. (2019). Pengembangan Bahan Ajar Cetak (pengertian, jenis-jenis dan
karakteristik bahan ajar cetak). MAKALAH PENGEMBANGAN BAHAN
AJAR FISIKA , 14.
Bahri, S. (2011). PENGEMBANGAN KURIKULUM DASAR DAN
TUJUANNYA. Jurnal Ilmiah: ISLAM FUTURA , 6-7.
Elisa. (2018). Pengertian, Peranan, dan Fungsi Kurikulum. Jurnal Curere , 10.
Fajri, Z. (2018). BAHAN AJAR TEMATIK DALAM PELAKSANAAN
KURIKULUM 2013. Jurnal Pedagogik , 5-6.
Fausih, M., & T, D. (2015). PENGEMBANGAN MEDIA E-MODUL MATA
PELAJARAN PRODUKTIF POKOK BAHASAN “INSTALASI
JARINGAN LAN (LOCAL AREA NETWORK)” UNTUK SISWA
KELAS XI JURUSAN TEKNIK KOMPUTER JARINGAN DI SMK
NENGERI 1 LABANG BANGKALAN MADURA. Jurnal Mahasiswa
Teknologi Pendidikan , 3.
Hamzah, R. R. (2014). ANALISIS RELEVANSI KURIKULUM
INTERNATIONAL CLASS PROGRAM (ICP) FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR DENGAN KURIKULUM SMP
RSBI DI KOTA MAKASSAR. Jurnal Teknosains , 5.
Hernawan, A. H., & Andriyani, D. (2011). Hakikat Kurikulum Dan Pembelajaran.
Kurikulum Dan Pembelajaran EKOP , 9.
Jono, A. A. (2016). STUDI IMPLEMENTASI KURIKULUM BERBASIS KKNI
PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS DI
LPTK SE-KOTA BENGKULU. MANHAJ: Jurnal Penelitian Dan
Pengabdian Masyarakat , 3.
Kartika, I. M. (2010). PENGERTIAN PERANAN DAN FUNGSI KURIKULUM.
academia.edu , 4.
Khoirunnisa, N. (2019). Standar Isi (Kurikulum). Sekolah Tinggi Keguruan Dan
Ilmu Pendidikan: Muhammadiyah Bogor , 5.
Kurniawan, A. S., Kadir, T. H., & Hadi, H. (2018). PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN SENI BUDAYA (ANSAMBLE MUSIK
SEDERHANA) DI SMP NEGERI 1 PAINAN. E-Jurnal Sendratasik , 1-2.

16
Lumbantoruan, J. H. (2017). PENGEMBANGAN BAHAN AJAR INTEGRAL
TAK TENTU BERBASIS MODEL SMALL GROUP DISCUSSION DI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UKI TAHUN
2016/2017. Jurnal Dinamika Pendidikan , 4.
Magdalena, I., Prabandani, R. O., Rini, E. S., Fitriani, M. A., & Putri, A. A.
(2020). ANALISIS PENGEMBANGAN BAHAN AJAR. Jurnal
Pendidikan dan Ilmu Sosial , 1-2.
Mubarok, R. (2021). PERAN DAN FUNGSI KURIKULUM DALAM
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
MULTIKULTURAL. Jurnal Studi Islam Lintas Negara , 7.
Nisa, K., & Afriansyah, H. (2019). ADMINISTRASI KURIKULUM.
Administrasi Pendidikan, UNP: Universitas Negeri Padang , 2.
Rahmawati, G. (2015). BUKU TEKS PELAJARAN SEBAGAI SUMBER
BELAJAR SISWA DI PERPUSTAKAAN SEKOLAH DI SMAN 3
BANDUNG. EduLib , 4-6.
Rahminawati, N., Halimi, A., & Pamungkas, I. (2015). ANALISIS DAN
EVALUASI TERHADAP KURIKULUM MATA KULIAH
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) UNIVERSITAS ISLAM
BANDUNG BERBASIS KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL
INDONESIA (KKNI). Prosiding SNaPP2015 Sosial, Ekonomi, dan
Humaniora (p. 1). Bandung: nan_rahminawati@yahoo.com.
Sadjati, I. (2012). Pengembangan Bahan Ajar. repository , 2.
Sagita, D. (2016). PERAN BAHAN AJAR LKS UNTUK MENINGKATKAN
PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA. Seminar Nasional Pendidikan
Matematika Ahmad Dahlan (p. 2). Lampung:
sagitadamelyana@gmail.com.
WAJID, A. (2011). PENGEMBANGAN DIKTAT MATA PELAJARAN
MENGGUNAKAN ALAT UKUR DI SMK MUHAMMADIYAH
PRAMBANAN SLEMAN. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta , 36.

17

Anda mungkin juga menyukai