Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MACAM – MACAM KONSEP KURIKULUM

Disusun guna memenuhi tugas


Mata Kuliah : Pengembangan Kurikulum
Dosen Pengampu : Andung Dwi haryanto, M.Pd.

Disusun Oleh:

1. Susiana Dewi (2121122)


2. Putri Intan Maulidya (2121126)
3. Ine Sri Abelianti (2121135)

KELAS F
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI K.H. ABDURRAHMAN WAHID
PEKALONGAN
2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini dibuat untuk memenuhi
tugas mata kuliah Pengembangan Kurikulum dengan judul “Macam – Macam Konsep
Kurikulum”. Sholawat serta salam tidak lupa kami haturkan kepada junjungan besar kita nabi
Muhammad SAW yang kita nantikan syafaatnya.

Terimakasih kami ucapkan kepada Bapak Andung Dwi Haryanto, M.Pd. Selaku dosen
pengampu mata kuliah Pengembangan Kurikulum yang telah memberikan ilmu serta
bimbingan kepada kami. Tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
memberikan arahan dan bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Semoga budi mereka diterima Allah SWT sebagai amal ibadah dan akan diberikan balasan
berupa pahala yang berlipat ganda. Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca guna penyempurnaan makalah ini. Penulis berharap
semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan khususnya untuk teman-
teman dan masyarakat pada umumnya.

Pekalongan, 20 Maret 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2

DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 3

BAB I ......................................................................................................................................... 4

PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 4

A. Latar Belakang.................................................................................................................. 4

B. Rumusan Masalah ............................................................................................................ 4

C. Tujuan Penulisan............................................................................................................... 5

BAB II........................................................................................................................................ 6

PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 6

A. Kurikulum Akademik ...................................................................................................... 6

B. Kurikulum Humanistik ..................................................................................................... 7

C. Kurikulum Rekonstruksi Sosial........................................................................................ 8

D. Kurikulum Teknologi ..................................................................................................... 11

BAB III .................................................................................................................................... 15

PENUTUP................................................................................................................................ 15

A. Simpulan ......................................................................................................................... 15

B. Saran ............................................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 16

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kurikulum dan pembelajaran merupakan dua sisi dari satu mata uang Artinya,
dalam proses pendidikan dua hal itu tidak dapat dipisahkan Kurikulum tidak akan
berarti tanpa di implementasikan dalam proses pembelajaran, sebaliknya
pembelajaran tidak akan efektif tanpa didasarkan pada kurikulum sebagai pedoman
dalam proses pendidikan di Indonesia sudah beberapa kali diadakan perubahan dan
perbaikan kurikulum yang bertujuan untuk menyesuaikannya dengan perkembangan
dan kemajuan zaman, guna mencapai hasil yang maksimal.
Dari beberapa sumber dapat kita temuakan bahwa kurikulum dapat dimaknai
dalam tiga konteks, yaitu kurikulum sebagai sejumlah mata pelajaran, kurikulum
sebagai pengalaman belajar, dan kurikulum sebagai perencanaan program belajar.
Menurut undang-undang pendidikan kita yang dijadikan sebagai acuan dalam
penyelenggaraan sistem pendidikan, yaitu Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, mengartikan kurikulum sebagai seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan haluan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu (UU No 20 Tahun 2003, Bab Pasal 1 Ayat 19).
Selanjutnya di Makalah ini akan membahas secara gamblang berbagai konsep
kurikulum yakni kurikulum akademik kurikulum humanistik, kurikulum rekonstruksi
sosial dan kurikulum teknologi agar kiranya dapat dipahami macam- macam konsep
kurikulum dan menambah wawasan dari pembaca sekalian.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Kurikulum Akademik

2. Apa yang dimaksud dengan Kurikulum Humanistik?

3. Apa yang dimaksud dengan Kurikulum Rekonstruksi Sosial?

4. Apa yang dimaksud dengan Kurikulum Teknologi?

4
C. Tujuan Penulisan
1. Agar dapat memahami pengertian Kurikulum Akademik

2. Agar dapat memahami pengertian Kurikulum Humanistik

3. Agar dapat memahami pengertian Kurikulum Rekonstruksi Sosial

4. Agar dapat rumahami pengertian Kurikulum Teknologi

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kurikulum Akademik
Kurikulum akademik bersumber dari pendidikan klasik parenialisme dan
esensialisme yang berorientasi pada masa lalu. Semua ilmu pengetahuan dan nilai-
nilai yang telah ditemukan oleh pemikir masa lalu. Fungsi pendidikan adalah
memelihara dan mewariskan hasil-hasil budaya masa lalu tersebut. Kurikulum ini
lebih mengutamakan isi pendidikan. Belajar adalah berusaha menguasai ilmu
sebanyak-banyaknya. Orang yang berhasil dalam belajar adalah orang yang
menguasai seluruh atau sebagian besar isi pendidikan yang diberikan atau disiapkan
oleh guru.Kurikulum akademik tidak berarti hanya menekankan pada materi yang
disampaikan, dalam perkembangannya secara berangsur memperhatikan proses
belajar yang dilakukan siswa. Proses belajar yang dipilih sangat bergantung pada
segi apa yang dipentingkan dalam materi pelajaran tersebut.1
Tujuan kurikulum subjek akademis ini adalah pemberian pengetahuan yang
solid serta melatih para siswa menggunakan ide-ide dan proses penelitian. Dengan
berpengetahuan dalam berbagai disiplin ilmu, para siswa diharapkan memiliki
konsep-konsep dan cara-cara yang dapat terus dikembangkan dalam masyarakat
yang lebih luas.2Jadi para siswa harus belajar menggunakan pemikiran dan dapat
mengontrol dorongan-dorongannya. Siswa harus menguasai apa yang sudah ada,
yang berupa khasanah ilmu pengetahuan dari berbagai pakar, sebagaimana yang
tertuang dari buku. Metode yang paling banyak digunakan dalam kurikulum dengan
pendekatan subjek akademik adalah metode ekspositori dan inkuiri. 3 Ide-ide
diberikan guru kemudian dielaborasi siswa sampai mereka kuasai. Konsep utama
disusun dengan sistematis dan diberi ilustrasi yang jelas untuk selanjutnya dikaji.
Dengan metode yang penulis sebutkan di atas, diharapkan siswa akan menjadi lebih

1
Kurniawan, Deni. "Model Dan Organisasi Kurikulum." Jurnal Pendidikan Luar Biasa 21 (2011),hlm.
12-14.
2
Hamalik, Oemar. Dasar-dasar pengembangan kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
2007,hlm.23-24
3
Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah dan Perguruan
Tinggi, Jakarta: Kencana, 2005,hlm.86-78.

6
mengerti tentang materi dan bisa mengkaji materi juga menemukan solusi atas
problematikanya sendiri.
Sekurang-kurangnya ada tiga pendekatan dalam perkembangan kurikulum
akademik. Pendekatan pertama, melanjutkan pendekatan struktur pengetahuan.
Murid murid belajar bagaimana memperoleh dan menguji fakta – fakta dan bukan
sekedar mengingat- ingatnya. Pendekatan kedua adalah studi bersifat integratif,
pendekatan ini merupakan respons terhadap perkembangan masyarakat yang
menuntut model-model pengetahuan yang lebih komprehensif terpadu. Pendekatan
ketiga adalah pendekatan yang dilaksanakan pada sekolah – sekolah fundamentalis.
Mereka tetap mengajar berdasarkan mata – mata pelajaran dengan menekankan
membaca, menulis dan memecahkan masalah – masalah matematis. Pelajaran –
pelajaran lain seperti ilmu kealaman. Ilmu sosial dan lain lain di pelajari tanpa
dihubungkan dengan kebutuhan praktis pemecahan masalah dalam kehidupan.4

B. Kurikulum Humanistik
Pendidikan humanistik merupakan model pendidikan yang berorientasi dan
memandang manusia sebagai manusia (humanisasi), yakni makhluk ciptaan Tuhan
dengan fitrahnya. Pendidikan berbasis humanistik, diharapkan dapat mengembalikan
peran dan fungsi manusia yaitu mengembalikan manusia kepada fitrahnya sebagai
sebaik-baik makhluk (khairu ummah). Maka, manusia “yang manusiawi” yang
dihasilkan oleh pendidikan yang humanistik diharapkan dapat mengembangkan dan
membentuk manusia berpikir, berasa dan berkemauan dan bertindak sesuai dengan
nilai-nilai luhur kemanusiaan yang dapat mengganti sifat individualistik, egoistik,
egosentrik dengan sifat kasih sayang kepada sesama manusia, sifat menghormati dan
dihormati, sifat mau berbagi, saling menolong, sifat menghargai hak-hak asasi
manusia, sifat menghargai perbedaan dan sebagainya.5

4
Nana Syaodiah Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktek. Bandung:PT Remaja
Rosdakatya, 2008,hlm.124-125.
5
Maslamah, "Nilai-Nilai Karakter dalam Kurikulum Humanistik di FITK IAIN Surakarta." At-Tarbawi:
Jurnal Kajian Kependidikan Islam 1.2 (2016),hlm.157-176.

7
Kurikulum humanistik adalah sebuah pendekatan pendidikan yang mengacu
pada filosofis belajar humanisme, yaitu pendidikan yang memandang bahwa belajar
bukan sekedar pengembangan kualitas kognitif saja, melainkan juga sebuah proses
yang terjadi dalam diri individu yang melibatkan seluruh domain yang ada (kognitif,
afektif dan pskomotorik). Sehingga dalam proses pembelajarannya nilai-nilai
kemanusiaan yang ada dalam diri peserta didik mendapat perhatian untuk
dikembangkan. Menurut teori pendidikan humanistik, tujuan belajar adalah untuk
memanusiakan manusia.6 Proses belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami
lingkungannya dan dirinya sendiri. Peserta didik dalam proses belajarnya harus
berusaha agar lambat-laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan
sebaikbaiknya.
Tujuan pendidikan menurut kurikulum humanistik adalah membentuk proses
kepribadian yang berkaitan dengan kondisi ideal pertumbuhan kepribadian,
integritas, dan otonomi. Diri haruslah dibuka, dibentuk dan diajari. Kurikulum
humanistik banyak dipengaruhi oleh Psikologi angkatan ketiga yang banyak
mendorong adanya aktualisasi diri, di mana pembelajar dibiarkan berekspresi,
bertindak, bereksperimen, bahkan membuat kesalahan, dilihat dan mendapatkan
umpan balik, serta menemukan siapa diri mereka. Kita akan belajar mengenali diri
kita sendiri melalui respon terhadap pengalaman puncak. Melalui meditasi dan
disiplin spiritual, seseorang bisa mengendalikan kesadarannya.7

C. Kurikulum Rekonstruksi Sosial


Kurikulum ini lebih menekankan pada pembekalan anak didik untuk dapat
menghadapi berbagai persoalan dalam kehidupannya di masyarakat, sesuai dengan
namanya rekonstruksi sosial berarti membangun kembali kehidupan masyarakat
menjadi lebih baik.

6
Miswanto, Reka. "Pengembangan Kurikulum Pendidikan dalam Perspektif Kurikulum
Humanistik (Studi Kasus di Sekolah Dasar Muhammadiyah Karangbendo Bantul)." Terampil: Jurnal
Pendidikan dan Pembelajaran Dasar 2.2 (2015),hlm.205-224.
7
Setiyadi, Dwi. "Kurikulum humanistik dan pendidikan karakter: sebuah gagasan pengembangan
kurikulum masa depan." Premiere Educandum: Jurnal Pendidikan Dasar dan Pembelajaran 1.01
(2016),hlm.27-31.

8
Karakteristik Kurikulum rekonstruksi sosial :
1. Tujuan utama dari pendidikan adalah menghadapkan para siswa pada berbagai
persoalan. tantangan, umum, hambatam, gangguan yang dihadapi manusia dalam
kehidupan sosialnya pada berbagai bidangnya.

2. Isi kurikulum merupakan sejumlah program pendidikan yang berisikan


sejumlah persoalan-persoalan sosial yang nyata dan urgent untuk dipecahkan

3. Pola kegiatan dalam kurikulum ini lebih menekankan pada kerjasama antara
guru dan siswa (interaksionis)

4. Evaluasi dalam kurikulum ini dilakukan secara bersama. Para siswa dapat
langsung berpartisipasi dalam mengevaluasi berbagai hal yang terkait dalam
kurikulum dan Kegiatan yang dilakukan.8

Pendidikan dapat mengubah manusia dalam pikiran, perasaan, dan


perbuatannya dan karena itu dapat mempunyai peranan dalam mengubah masyarakat
dan memberi corak baru kepada masyarakat dan kebudayaan. Pendidikan lazim
digunakan oleh pemerintahan untuk mengubah individu dan masyarakat menurut
falsafah dan cia-cita baru. Besarnya biaya yang dikeluarkan untuk pendidikan
menunjukkan kepercayaan orang akan pengaruh dan kemampuan bahkan kekuasaan
pendidikan.
John Dewey, memandang pendidikan sebagai alat rekonstruksi sosial yang
paling efektif Dengan membentuk individu dapat dibentuk masyarakat. Pendidikan
merupakan badan yang konstruktif untuk memperbaiki masyarakat dan membina
masa depan yang lebih baik.
George Counts, memberikan peranan yang lebih besar lagi kepada pendidikan
la berpendapat bahwa pendidikan sanggup mengatur dan mengendalikan perubahan
sosial la melihat kemungkinan menggunakan pendidikan sebagai alat "social
engineering" dan peranan pendidik sebagai "states man", ahli Negara
Orhan Smith, juga mempunyai harapan yang tinggi tentang "social mission
atau misi sosial sekolah Dengan teknik "social engineering" pendidikan dapat
mengontrol perkembangan sesial, sebelum perkembangan bila tidak dikendalikan

8
Syaifuddin Sabda, pengembangan kurikulum, Yogyakarta : Aswaja Pressindo, 2016, hlm.58- 62

9
memperbudak atau menghancurkan manusia Pendidikan dapat mengarahkan
transformasi atau perubahan masyarakat.
Kurikulum sebagai rekonstruksi sosial mengutamakan kepentingan sosial di
atas kepentingan individu. Tujuannya adalah perubahan sosial statanggung jawab
tentang masa depan masyarakat. Pengut rekonstruksi sosial mengutamakan hubungan
kurikulum dengan masa depan masyarakat bakan dengan keadaan sekarang. Mereka
menaruh kepercayaan atas kesanggupan manusia untuk membentuk masa depannya9
Kurikulum ini memfokuskan pada masalah-masalah penting yang dihadapi dalam
masyarakat, seperti potasi, ledakan penduduk, rasialisme interdependens global,
kemiskinan, malapetaka akibat kemajuan teknologi, perang dan damai, keadilan sosial
hak asasi manusia, dan lain lain
Dalam gerakan rekonstrusionalisme ini terdapat dua kelompok utama yang
saling berbeda pandangannya tentang karikulum, yakni rekonstruksionisme
konservatif dan rekonstruksionalisme radikal.

1. Rekonstruksionalisme Konservatif

Aliran ini menginginkan agar pendidikan ditunjukan kepada peningkatan


mutu individu maupun masyarakat dengan mencari penyelesaian masalah
masalah yang paling mendesak yang dihadapi mayarakat. Masalah masalah dapat
bersifat lokal dan dapat dibicarakan di SD adapula yang bersifat daerah, nasional,
regional, dan internasional bagi pelajar SD dan Perguruan Tinggi Dalam PBM-
nya metode problem-solving memegang peranan urana dengan mengenakan
bahan dari berbagai disiplin ilmu. Peranan guru adalah sebagai orang yang
menganjurkan perubahan agent of change) mendorong siswa menjadi partisipan
aktif dalam proses perbaikan masyarakat. Pendekatan kurikulum ini konsisten
dengan falsafah pragmatism

2. Rekstruksionisme Radikal

Pendekatan ini berpendapal bahwa banyak negara mengadakan


pembangunan dengan merugikan rakyat kecil yang miskin yang merupakan
mayoritas masyarakat. Elite yang berkuasa (sering golongan industri, militer, dan
politik) mengadakan tekanan terhadap masa yang tak berdaya melalui sistem

9
S. Nasution, Pengembangan kurikulum, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1999,hlm. 23-25.

10
pendidikan yang diatur demi tujuan itu. Golongan radikal ini menganjurkan agar
pendidikan formal maupun non formal mengabdikan diri demi tercapainya orde
sosial baru berdasarkan pembagian kekuasaan dan kekayaan yang lebih adil dan
merata. Meraka berpendapat bahwa kurikulum yang sekedar mencari pemecahan
masalah sosial tidak memadai. Masalah sosial justru merupakan indikator adanya
masalah lain yang lebih mendalam mengenai struk[tur masyarakat. Kelompok ini
ingin untuk menggunakan pendidikan untuk merombak tata sosial dan lembaga
lembaga sosial yang ada dan membangun struktur sosial baru.

Kedua pendirian yang saling bertentangan ini baik yang konservatif maupun
radikal mempunyai unsur kesamaan Masing-masing berpendirian bahwa misi
sekolah ialah untuk mengubah dan memperbaiki masyarakat. Perbedaannya
terletak dalam definisi atau tafsiran masing masing tentang perbaikan dan cara
perdekatan terhadap masalah itu Golongan konservatif bekerja dalam rangka
struktur yang ada untuk memperbaiki kualitas hidup. Mereka berasumsi bahwa
masalah-masalah sosial adalah hasil ciptaan manusia dan karena itu dapat diatasi
oleh manusia. Sebaliknya golongan radikal ingin merombak tata sosial yang ada
dan menciptakan tata sosial yang baru sama sekali untuk memperbaiki makhluk
hidup, oleh sebab tata sosial yang ada tidak adil dan akan tetap tidak adil.10

D. Kurikulum Teknologi

Teknologi adalah suatu mencapai tujuan praktis ; teknologi berupa ilmu


pengetahuan terapan . Teknologi juga dapat diartikan sebagai keseluruhan sarana
untuk menyediakan barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan
11
hidup manusia. Teknologi informasi adalah penggunaan teknologi seperti
komputer, elektronik dan telekomunikasi, untuk mengolah dan mendistribusikan
informasi dalam bentuk digital. Sedang teknologi pendidikan adalah penerapan dalam
bentuk digital. Sedang teknologi adalah penerapan pengetahuan ilmiah tentang belajar
dan kondisi belajar untuk memperbaiki efektifitas dan efesiensi pengajaran dan
pelatihan.12

10
S. Nasution, kurikulum dan Pengajaran,Bandung: Bumi Aksara, 2006, hlm.47-48
11
Pusat Bahasa Penddikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta : Pusat Bahasa ,
2008,hlm.1473.
12
Munir, Kurikulum Berbasis TIK, Tanpa Kota : SPS UPI,Tanpa tahun,hlm. 33.

11
Setelah teknologi informasi dan komunikasi ( TIK ), di mana komputer menjadi
bagian integral di dalamnya, mengalamil perkembangan, peran teknologi pendidikan
menjadi sangat penting. Keberadaannya mendorong para pengajar untuk
memanfaatkan seoptimal mungkin penggunaan komputer di bidang pendidikan.
Dengan adanya teknologi pendidikan , Munir mencatat , setidaknya terjadi dua
kecenderungan sebagai berikut :
1. Terjadinya perubahan gradual ke arah pendekatan belajar yang lebih berpusat
pada peserta didik (student center aproach learning) . Perubahan ini ditandai
oleh semakin bertambahnya penggunaan media belajar.
2. Pertambahan secara eksplosif penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi secara praktis dalam semua aspek pendidikan.

Di samping itu, penerapan teknologi di dalam pendidikan , khususnya kurikulum


meliputi dua bentuk, yakni penggunaan perangkat lunak (software) dan perangkat
keras (hardware). Penerapan teknologi perangkat keras dalam pendidikan dikenal
sebagai teknologi alat (tulls teknology), sedangkan penerapan teknologi perangkat
lunak disebut juga teknologi sistem (system teknology).13 Teknologi pendidikan dalam
arti teknologi alat lebih menekankan pada penggunaan alat - alat teknologi untuk
menunjang efesiensi dan efektifitas pendidikan, seperti pengajaran berprogram, mesin
pengajaran, pengajaran modul, dan pengajaran dengan bantuan komputer. la berupa
alat yang dapat membantu peserta didik mampu belajar secara individual. Sebaliknya
dalam arti teknologi sebagai sistem, teknologi pendidikan menekankan pada
penyusunan program atau rencana pembelajaran dengan menggunakan sistem, baik
berupa sistem ansich maupun program sistem yang dipadukan dengan alat dan media
pengajaran . Dalam pengertian ini, teknologi pendidikan berupa program
pembelajaran yang dapat dipelajari oleh peserta didik secara individual. Program ini
berisi tentang tujuan yang hendak dicapai , materi pelajaran yang hendak dipelajari
dan dikuasai, program belajar atau pengalaman belajar yang disusun secara sistemik
dan sistematis.

13
A. Hamid Syarif, Pengembangan Kurikulum, Surabaya : Bina Ilmu,1996, hlm.25-26.

12
Dalam praktiknya kedua perangkat tersebut dapat dilaksanakan secara bersamaan
untuk mencapai tujuan belajar dan mengefektifkan proses pembelajaran.14 Dengan
kata lain teknologi berbicara mengenai efektifitas dan efesiensi atas pelaksanaan
pembelajaran, karena kurikulum berbasis teknologi menempatkan seorang pengajar
tidak hanya sebagai pelaksana, namun sekaligus sebagai perekayasa dalam proses
pembelajaran.
Untuk mengembangkan kurikulum dan programnya, diperlukan langkah –
langkah sebagai berikut :
1. Mengkonsentrasikan siswa
2. Menginformasikan hasil yang akan dicapai
3. Aktivitas yang relevan terhadap kemampuan siswa
4. Stimulasi yang berhubungan dengan tugas yang akan diberikan
5. Mengoreksi atau membenarkan dengan segera
6. Menyediakan umpan balik
7. Praktek
8. Pembelajaran teman sebaya meyakinkan daya ingat

Karakteristik Kurikulum Teknologi


Menurut Nail, karakteristik kurikulum teknologis adalah sebagai berikut :
1. Tujuan.
Tujuan sistem pembelajaran berbasis teknologi adalah memperkuat
dan mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran yang dilakukan
secara konvensional maupun tradisional.
2. Metode.
Metode yang diterapkan dengan teknologi adalah menyiapkan
program yang dilakukan secara luas yang bisa diakses dengan mudah oleh
guru dan siswa.

14
Jhon Nail, Curriculum : A comprehensif Introduction, IIIionis : Scott, Foresman / Little, Brown Higher
Education, 1990, hlm. 54.

13
3. Pengorganisasian.
Dalam aspek organisasi seorang pelajar dapat mengikuti serangkaian
aktivitas seperti berikut ini :
a. Menentukan konsep yang diberikan
b. Mengenali contoh konsep
c. Memadukan beberapa konsep
d. Memadukan konsep dalam menentukan strategi untuk
memecahkan masalah.
4. Evaluasi.
Pada umumnya pendekatan berbasis teknologi akan lebih mudah
diukur dibandingkan dengan pendekatan konvensional.

14
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Kurikulum akademik bersumber dari pendidikan klasik parenialisme dan


esensialisme yang berorientasi pada masa lalu. Tujuan kurikulum subjek akademis ini
adalah pemberian pengetahuan yang solid serta melatih para siswa menggunakan ide-
ide dan proses penelitian. Dengan berpengetahuan dalam berbagai disiplin ilmu, para
siswa diharapkan memiliki konsep-konsep dan cara-cara yang dapat terus
dikembangkan dalam masyarakat yang lebih luas. Pendidikan humanistik merupakan
model pendidikan yang berorientasi dan memandang manusia sebagai manusia
(humanisasi), yakni makhluk ciptaan Tuhan dengan fitrahnya. Pendidikan berbasis
humanistik, diharapkan dapat mengembalikan peran dan fungsi manusia yaitu
mengembalikan manusia kepada fitrahnya sebagai sebaik-baik makhluk (khairu
ummah).
Kurikulum rekonstruksi sosial ini memfokuskan pada masalah-masalah
penting yang dihadapi dalam masyarakat, seperti potasi, ledakan penduduk, rasialisme
interdependens global, kemiskinan, malapetaka akibat kemajuan teknologi, perang
dan damai, keadilan sosial hak asasi manusia, dan lain lain. Inti penekanan Kurikulum
Teknologi adalah pada alat pembelajaran, ujian, akuntabilitas, tujuan yang terukur dan
pemeriksaan secara empiris terhadap aspek - aspek Pendidikan. Kurikulumini
meemiliki karakteristik pada tujuan, metode, pengorganisasian dan evaluasi.

B. Saran
Demikian makalah yang dapat kelompok kami sampaikan. Kami menyadari
dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan baik dai segi
referensi maupun keterbatasan kelompok kami dalam menyampaikan materi. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar dapat
memperbaikinya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Harnalik, O. (2007). Dasar-dasar pengembangan kurikulum. Bandung : PT. Remaja


Rosdakarya.
Kurikulum humanistik dan pendidikan karakter: sebuah gagasan pengembangan kurikulum
masa depan. (2016). Premiere Educandum : Jurnal Pendidikan Dasar dan
Pmbelajaran, Setyadi, Dwi.
Kurniawan, D. (2011). Model Dan Organisasi Kurikulum. JurnalPendidikan Luar Biasa.
Maslamah. (2016). Nilai-Nilai Karakter dalam Kurikulum Humanistik di FITK IAIN
Surakarta. At-Tarbawi: Jurnal Kajian Kependidikan Islam, 157 - 176.
Miswanto, R. (2015). Pengembangan Kurikulum Pendidikan dalam Perspektif Kurikulum
Humanistik (Studi Kasus di Sekolah Dasar Muhammadiyah Karangbendo Bantu.
Terampil : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar, 205 - 224.
Muhaimin. (2005). , Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah,
Madrasah dan Perguruan Tinggi. Jakarta: Kencana.
Munir. (Tanpa Tahun). Kurikulum Berbasis TIK. Tanpa Kota: SPS UPI.
Nail, J. (1990). Curriculum : A comprehensif Introduction, IIIionis : Scott. Foresman: Brown
Higher Education.
Nasional, P. B. (2008). Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa.
S, N. (1999). Pengembangan Kurikulum. Bandung: Citra Aditya Bakti.
S, N. (2006). Kurikulum Dan Pengajaran. Bandung: Bumi Aksara.
Sabda, S. (2016). Pengembangan Krikum. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.
Sukmadinata, N. S. (2008). Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktek. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Syarif, A. H. (1996). Pengembangan Kurikulum. Surabaya: Bina Ilmu.

16

Anda mungkin juga menyukai