Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MODEL DAN ORGANISASI KURIKULUM

Dosen Pengampu Mata Kuliah: Devie Novallyan,M.Pd

Disusun Oleh:

ULLPA BAHLIA

NIM: 207200073

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI

2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karna hanya dengan Rahmat-Nya
lah tugas makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Dalam makalah ini penulis membahas
mengenai “(MODEL DAN ORGANISASI KURIKULUM)”. Adapun tujuan dari pembuatan
makalah ini untuk memenuhi tugas dari Dosen Mata Kuliah yang bersangkutan.

Dengan pembuatan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat kemampuan yang dimiliki penulis dan makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan. Namun demikian, kami telah berupaya dengan segala kemampuan
dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat terselesaikan dengan baik. Untuk itu, kami
berharap adanya kritik dan saran demi perbaikan dimasa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa ada kritik dan saran dari pembaca. Semoga makalah ini dapat
dipahami bagi siapa pun yang membacanya. Sekiranya semoga makalah yang telah disusun ini
dapat berguna sebagaimana mestinya. Aamiin...

Wassalamu’alaikumWr.Wb.

Jambi, 10 Maret 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..........................................................................................................i

Daftar Isi ....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang .................................................................................................1


B. Rumusan Masalah ...........................................................................................1
C. Tujuan ..............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Model Kurikulum ..........................................................................3


B. Model – Model Kurikulum ..............................................................................3
C. Pendekatan Pengembangan Kurikulum ...........................................................8
D. Bentuk – Bentuk Organisasi Kurikulum ..........................................................10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................................................12
B. Kritik dan Saran ...............................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kurikulum merupakan alat untuk mencapai pendidikan yang dinamis. Hal
iniberarti bahwa kurikulum harus senantiasa dikembangkan dan disempurnakan
agarsesuai dengan laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pengembangankurikulum harus didasarkan pada landasan, model dan prinsip-prinsip
pengembanganyang berlaku. Hal ini dimaksudkan agar pengembangan kurikulum yang
dilaksanakansesuai dengan apa yang menjadi tujuan dari pendidikan nasional. Oleh
sebab itu adabeberapa model dan prinsip-prinsip yang harus menjadi pedoman
dalampengembangan kurikulum.
Kurikulum merupakan salah satu komponen yang memiliki peran penting
dalam pendidikan, sebab dalam kurikulum bukan hanya dirumuskantentang tujuan
yang harus dicapai sehingga memperjelas arah pendidikan, akantetapi juga akan
memberikan pemahaman tentang pengalaman belajar yangharus dimiliki oleh setiap
peserta didik.Kurikulum merupakan salah satu komponen yang memiliki peran penting
dalam pendidikan, sebab dalam kurikulum bukan hanya dirumuskantentang tujuan
yang harus dicapai sehingga memperjelas arah pendidikan, akantetapi juga akan
memberikan pemahaman tentang pengalaman belajar yang harus dimiliki oleh setiap
peserta didik. Oleh karena begitu pentingnya Fungsi dan peran kurikulum, maka setiap
pengembangan kurikulum pada jenjangmanapun harus didasarkan pada asas-asas
tertentu. Pengembangan kurikulum pada hakikatnya adalah proses penyusunan rencana
tentang isi dan bahan pelajaran yang harus dipelajari serta bagaimana cara
mempelajarinya. Dalam memngembangkan kurikulum tentunya tidak secara spontan
dikembangkan tetapi harus mempunyai pendekatan dan model yang digunakandalam
mengembangkan kurikulum

B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian dari model kurikulun?
b. Bagaimana penjelasan mengenai model – model kurikulum?
c. Bagaimana pendekatan dalam pengembangan kurikulum itu?
d. Apa saja bentuk dari organisasi kurikulum?

1
C. Tujuan
a. Memahami arti dari model kurikulum
b. Memahami penjelasan mengenai model – model kurikulum
c. Memahami pendekatan dalam pengembangan kurikulum
d. Mengetahui bentuk dari organisasi kurikulum

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Model Kurikulum


Model adalah konstruksi yang bersifat teoritis diri konsep. Kurikulum
merupakan seperangkat susunan rencana kegiatan pendidikan mengenai tujuan, pokok,
isi, bahan, metode, dan strategi pembelajaran sebagai acuan penyelenggaraan kegiatan
proses pembelajaran. Jadi, model kurikulum merupakan dasar untuk pengembangan
kurikulum. atau dengan kata lain, pendekatan pengembangan kurikulum didasarkan
atas konsep-konsep kurikulum yang ada. Tujuan pengembangan kurikulum adalah
sebagai acuan untuk mengembangkan pembelajaran dalam mencapai pendidikan yang
bermutu dengan standar yang jelas, target yang terukur dan budaya yang akan dicapai.
Pengembangan kurikulum tidak dapat jelas dari berbagai aspek yang
mempengaruhinya, seperti cara berpikir, sistem nilai (nilai moral, kegamaaan, politik,
budaya, dan sosial), proses pengembangan, kebutuhan peserta didik, kebutuhan
masyarakat maupun arah program pendidikan. Aspek-aspek tersebut akan menjadi
bahan yang perlu dipertimbangkan dalam suatu pengembangan kurikulum.
Model pengembangan kurikulum merupakan suatu alternatif prosedur dalam
rangka mendesain (designing), menerapkan (implementation), dan mengevaluasi
(evaluation) suatu kurikulum. Oleh karena itu, model pengembangan kurikulum harus
dapat menggambarkan suatu proses sistem perencanaan pembelajaran yang memenuhi
berbagai kebutuhan dan standar keberhasilan dalam pendidikan.

B. Model – Model Kurikulum


Ada empat model kurikulum yang banyak diacu dalam pengembangan
kurikulum, yaitu model kurikulum subjek Akademis, Humanistik, Rekonstruksi Sosial
dan Kompetensi (Sukmadinata, 2009).
1. Model Kurikulum Subjek Akademis
Kurikulum ini lebih mengutamakan isi pendidikan. Belajar adalah
berusaha menguasai ilmu sebanyak-banyaknya. Orang yang berhasil dalam
belajar adalah orang yang menguasai seluruh atau sebagian besar isi pendidikan
yang diberikan atau yang disiapkan oleh guru. Karena kurikulum sangat
mengutamakan pengetahuan maka pendidikannya sangat bersifat intelektual,
nama-nama mata pelajaran yang menjadi isi kurikulum hampir sama dengan

3
nama disiplin ilmu, seperti bahasa dan sastra, geografi, matematika, ilmu
kealaman, sejarah dan sebagainya.
Sekurang-kurangnya ada tiga pendekatan dalam perkembangan
kurikulum subjek akademis yaitu:
 Melanjutkan pendekatkan struktur pengetahuan.
 Studi yang bersifat integratif.
 Pendekatan yang dilaksanakan pada sekolah-sekolah fundamentalis.

a. Ciri – ciri kurikulum subjek akademis


Kurikulum subjek akademis mempunyai beberapa ciri-ciri berkenaan
dengan tujuan, metode, organisasi isi dan evaluasi. Tujuan kurikulum subjek
akademis adalah pemberian pengetahuan yang solid serta melatih para siswa
menggunakan ide-ide dan proses penelitian. Metode yang banyak
digunakan dalam kurikulum subjek akademis adalah metode ekspositori dan
inquiry. Sedangkan pola organisasi isi (materi pelajaran) kurikulum subjek
akademis antara lain:
1. Correlated curriculum
2. Unified atau concentrated curriculum
3. Integrated curriculum
4. Problem solving curriculum.
Tentang kegiatan evaluasi kurikulum subject akademis menggunakan
bentuk evaluasi yang bervariasi disesuaikan dengan tujuan dan sifat mata
pelajaran.

b. Penyesuaian mata pelajaran dengan perkembangan anak.


Para pengembang kurikulum subjek akademis, lebih mengutamakan
penyusunan bahan secara logis dan sistematis daripada menyelaraskan
urutan bahan dengan kemampuan berfikir anak. Mereka umumnya kurang
memperhatikan bagaimana siswa belajar dan lebih mengutamakan susunan
isi yaitu apa yang diajarkan. Proses belajar yang ditempuh oleh siswa sama
pentingnya dengan penguasaan konsep, prinsip-prinsip dan generalisasi.
Untuk mengatasi kelemahan di atas dalam perkembangan selanjutnya
dilakukan beberapa penyempurnaan , pertama untuk mengimbangi

4
penekanannya pada proses berfikir, kedua adanya upaya-upaya untuk
menyesuaikan pelajaran dengan perbedaan individu dan kebutuhan
setempat, ketiga pemanfaatan fasilitas dan sumber yang ada pada
masyarakat.

2. Modek Kurikulum humanistik


Kurikulum humanistic dikembangkan oleh para ahli pendidikan humanistic.
Kurikulum ini berdasarkan konsep aliran pendidikan pribadi (personalized
education) yaitu John Dewey (progressive education) dan J.J Rousseau
(romantic education). Aliran ini lebih memberikan tempat utama kepada siswa.
Mereka bertolak dari asumsi bahwa anak/siswa adalah yang pertama dan utama
dalam pendidikan. Ia adalah subjek yang menjadi pusat kegiatan pendidikan.
endidikan humanistic menekankan peranan siswa. Pendidikan merupakan suatu
upaya untuk menciptakan situasi yang permisif, rileks, dan akrab. Oleh karena
itu, peran guru yang diharapkan adalah sebagai berikut:
 Mendengar pandangan realitas peserta didik secara komprehensif.
 Menghormati individu peserta didik,
 Tampil alamiah, otentik, tidak dibuat-buat.

1) Karakteristik kurikulum humanistic.


Kurikulum humanisik mempunyai beberapa karakteristik berkenaan dengan
tujuan, metode, organisasi isi dan evaluasi. Menurut para humanis kurikulum
berfungsi menyediakan pengalaman atau pengetahuan berharga untuk
membantu memperlancar perkembangan pribadi murid. Bagi mereka tujuan
pendidikan adalah proses perkembangan pribadi yang dinamis yang diarahkan
pada pertumbuhan, integritas, dan otonomi kepribadian, sikap yang sehat
terhadap diri sendiri, orang lain dan belajar.
Kurikulum humanistic menuntut hubungan emosional yang baik antara guru
dengan murid. Dalam evaluasi kurikulum humanistic berbeda dengan yang
biasa. Model lebih mengutamakan proses daripada hasil.
2) Kelemahan kurikulum humanistic.
 Keterlibatan emosional tidak selamanya berdampak positif bagi
perkembangan individual peserta didik.

5
 Meskipun kurikulum ini sangat menekankan individu peserta didik,
pada kenyataannya di setiap program terdapat keseragaman peserta
didik.
 Kurikulum ini kurang memperhatikan kebutuhan masyarakat secara
keseluruhan.
 Dalam kurikulum ini, prinsip-prinsip psikologis yang ada kurang
terhubungkan.

3. Model Kurikulum Rekonstruksi Sosial


Kurikulum Rekonstruksi social berbeda dengan model-model
kurikulum lainnya. Kurikulum ini lebih memusatkan perhatian pada problema-
problema yang dihadapinya dalam masyarakat. Kurikulum ini bersumber pada
aliran pendidikan interaksional. Menurut mereka pendidikan bukan upaya
sendiri, melainkan kegiatan bersama, interaksi, kerjasama. Kerjasama atau
interaksi bukan hanya terjadi antara siswa dengan guru, tetapi juga antara siswa
dengan siswa, siswa dengan orang-orang di lingkungannya, dan dengan sumber
belajar lainnya. Melalui interaksi dan kerjasama ini siswa berusaha
memecahkan problema-problema yang dihadapinya dalam masyarakat menuju
pembentukan masyarakat yang lebih baik.
Pandangan rekonstruksi social di dalam kurikulum dimulai sekitar tahun
1920-an. Harold Rug mulai melihat dan menyadarkan kawan-kawannya bahwa
selama ini terjadi kesenjangan antara kurikulum dengan masyarakat. Ia
menginginkan para siswa dengan pengetahuan dan konsep-konsep baru yang
diperolehnya dapat mengidentifikasi dan memecahkan masalah-masalah social.
Theodore Brameld, pada awal tahun 1950-an menyampaikan
gagasannya tentang rekonstruksi social. Dalam masyarakat demokratis, seluruh
warga masyarakat harus ikut serta dalam perkembangan dana pembaharuan
masyarakat. Untuk melaksanakan hal itu sekolah mempunyai posisi yang cukup
penting. Sekolah bukan saja dapat membantu individu mengembangkan
kemampuan sosialnya, tetapi juga dapat membantu bagaimana berpartisipasi
sebaik-baiknya dalam kegiatan social.
1) Desain kurikulum rekonstruksi social
Ciri dari desain kurikulum ini adalah:

6
a. Asumsi
b. Masalah-masalah social yang mendesak
c. Pola-pola organisasi
2) Komponen – komponen kurikulum rekonstruksi social
a. Tujuan dan isi kurikulum
b. Metode
c. Evaluasi

Kegiatan yang dilakukan dalam kurikulum ini antara lain melibatkan,


1) Survey kritis terhadap suatu masyarakat
2) Study yang melihat hubungan antara ekonomi local dengan ekonomi
nasional atau internasional
3) Studi pengaruh sejarah dan kecenderungan situasi ekonomi local
4) Uji coba kaitan praktik politik dengan perekonomian
5) Berbagai pertimbangan perubahan politik.
6) Pembatasan kebutuhan masyarakat pada umumnya

4. Model Kurikulum Teknologi


Di kalangan pendidikan, teknologi sudah dikenal dalam bentuk
pembelajaran berbasis komputer, sistem pembelajaran individu, kaset atau
video pembelajaran. Banyak pihak yang kurang menyadari bahwa teknologi
sangat membantu menganalisi masalah kurikulum, dalam hal pembuatan,
implementasi, evaluasi dan pengelolaan instruksional.
Persepektif teknologi sebagai kurikulum ditekankan pada efektifitas
program metode dan material untuk mencapai suatu manfaat dan keberhasilan.
Teknologi mempengaruhi kurikulum dalam dua cara yaitu aplikasi dan teori.
Pada tahun 1960, B. F. Skimmer menganjurkan efesiensi dalam belajar,
yaitu cara mengajar yang memberikan lebih banyak subjek kepada peserta
didik. Efesiensi ini adalah tahapan belajar melalui terminal perilaku tertentu.
Berdasarkan hal ini, teknologi mengembangkan aturan-aturan untuk
membangun kurikulum dalam bentuk latihan terprogram.
Ciri-ciri kurikulum teknologis:
 Tujuan. Tujuan diarahkan pada penguasaan kompetensi yang
dirumuskan dalam bentuk perilaku.

7
 Metode. Metode yang merupakan kegiatan pembelajaran sering
dipandang sebagai proses mereaksi terhadap perangsang-perangsang
yang diberikan dan apabila terjadi respon yang diharapkan maka respon
tersebut diperkuat.
 Organisasi bahan ajar. Bahan ajar atau isi kurikulum banyak diambil
dari disiplin ilmu, tetapi telah diramu sedemikian rupa sehingga
mendukung penguasaan suatu kompetensi.
 Evaluasi. Kegiatan evaluasi dilakukan pada setiap saat, pada akhir suatu
pelajaran, suatu unit ataupun semester.

Teknologi berperan dalam meningkatkan kualitas kurikulum, dengan


memberi kontribusi mengenai keefektifan intruksional, tahapan intruksional,
dan memantau perkembangan peserta didik. Oleh karenanya sangat beralasan
bahwa dewasa ini semakin banyak kurikulum efektif yang selaras dengan
perkembangan teknologi. Meskipun biaya yang dikeluarkan dalam
pengembangan kurikulum teknologi ini cukup besar, tapi sebanding dengan
nilai yang didapat dan pembelajaran bagi para siswa saat model ini diterapkan.
Salah satu kelemahan kurikulum teknologi ini adalah kurangnya
perhatian pada penerapan dan dinamika inovasi. Model teknologi ini hanya
menekankan pengembangan efektifitas produk saja, sedangkan perhatian untuk
mengubah lingkungan yang lebih luas, seperti organisasi sekolah, sikap guru,
dan cara pandang masyarakat sangat kurang.

C. Pendekatan Pengembangan Kurikulum


1. Pendekatan Kompetensi (Competency Approach)
kompetensi adalah jalinan terpadu yang unik antara pengetahuan,keterampilan,
sikap dan nilai-nilai yang direfleksikan dalam pola berpikir dan pola bertindak.
Pendekatan kompetensi menitikberatkan pada semuaranah, yaitu kognitif, afektif dan
psikomotorik.
Ciri-ciri pokok pendekatan kompetensi adalah berfikir teratur dansistematik,
sasaran penilaian lebih difokuskan pada tingkat penguasaan dankemampuan
memperbaharui diri (regeneratife capability) .

8
2. Pendekatan Sistem (System Approach)
Sistem adalah totalitas atau keseluruhan komponen yang saling berfungsi,
berinteraksi, dan interdepensi untuk mencapai tujuan yang telahditetapkan. ciri-ciri
sistem adalah adanya tujuan, fungsi, komponen,interaksi dan interdepensi,
penggabungan yang menimbulkan jalinanketerpaduan, proses transformasi, umpan
balik untuk perbaikan, danlingkungan.Pendekatan sistem adalah penggunaan berbagai
konsep yang serasidari teori sistem yang umum untuk memahami teori organisasi dan
praktek manajemen.

3. Pendekatan Klarifikasi Nilai (Value Karification Approach)


Klarifikasi nilai adalah langkah pengambilan keputusan tentang prioritas atas
keyakinan sendiri berdasarkan pertimbangan yang rasional,logis, sesuai dengan
perasaannya dan perasaan orang lain serta aturan yang berlaku.

4. Pendekatan Komprehensif (Comprehensiv Approach)


Pendekatan ini melihat, memperhatikan, dan menganalisis kurikulumsecara
keseluruhan. Semua masalah yang berkaitan dengan kurikulum diidentifikasi secara
global oleh pengembang kurikulum. Pengembangkurikulum dapat menetapkan langkah
pertama yang akan dilakukan dan apa yang akan dicapai sebagai sasaran dengan
merumuskan filsafat pendidikan,visi-visi dan tujuan pendidikan serta sasaran yang
ingin dicapai.

5. Pendekatan yang Berpusat Pada Masalah (Problem Centered Approach)


Pengembangan kurikulum dengan pendekatan ini dilakukan dengancara
mengidentifikasi berbagai masalah kurikulum secara khusus. Para guru diminta
berbagai informasi tentang masalah-masalah, keinginan, harapan,dan kesulitan-
kesulitan yang mereka hadapi dalam mata pelajaran, seperti perbaikan cara penampilan,
penggunaan multimetode dan media dalam pembelajaran, serta sistem penilaian.

6. Pendekatan Terpadu
Pendekatan terpadu adalah suatu pendekatan yang memadukankeseluruhan bagian dan
indikator-indikatornya dalam suatu bingkai kurikulum untuk mencapai tujuan tertentu.
Bagian tersebut menggambarkan:
a. Hasil belajar

9
b.Tahap pengembangan kurikulum
c.Program pendidikan yang ditawarkan.

D. Bentuk – Bentuk Organisasi Kurikulum


Menurut S. Nasution, kurikulum terdapat tiga tipe atau tiga Organisasi kurikulum,
yaitu:
1) Separated Subject Curriculum (Kurikulum Berdasarkan Mata Pelajaran)
Kurikulum ini disebut demikian karena segala bahan pelajaran disajikan
dalam subject atau mata pelajaran yang terpisah-pisah. Sehingga banyak jenis
mata pelajaran menjadi sempit ruang lingkupnya. Jumlah mata pelajaran yang
diberikan cukup bervariasi bergantung pada tingkat dan jenis sekolah yang
bersangkutan. Dalam praktek penyampaian pengajarannya, tanggung jawab
terletak pada masing-masing guru atau pendidik yang menangani suatu mata
pelajaran yang dipegangnya.
Kurikulum yang disusun dalam bentuk terpisah ini lebih bersifat subject
centered, berpusat ada bahan pelajaran daripada child centered yang berpusat
pada minat dan kebutuhan anak. Dari segi ini jelas kurikulum bentuk terpisah
sangat menekankan pembentukan intelektual dan kurang mengutamakan
pembentukan kepribadian anak secara keseluruhan.

2) Correlated Curriculum (Kurikulum Gabungan)


Correlated curriculum adalah bentuk kurikulum yang menunjukkan
adanya suatu hubungan antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran
lainnya, Tetapi tetap memperhatikan karakteristik tiap mata pelajaran tersebut.
Hubungan antar mata pelajaran dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Pertama, insidental artinya secara kebetulan ada hubungan antar mata
pelajaran yang satu dengan mata pelajaran lainnya. Misalnya mata pelajaran
IPA disinggung tentang mata pelajaran geografi dan sebagainya.
b. Kedua, menghubungkan secara lebih erat jika terdapat suatu pokok bahasan
yang dibicarakan dalam berbagai mata pelajaran. Misalnya masalah moral dan
etika dibicarakan dalam mata pelajaran agama.
c. Ketiga, batas mata pelajaran disatukan dan difungsikan dengan
menghilangkan batasan masing-masing mata pelajaran. Penggabungan antara
beberapa mata peajaran menjadi satu disebut sebagai broad field. Misalnya mata

10
pelajaran bahasa merupakan peleburan dari mata pelajaran membaca, tata
bahasa, menulis, mengarang,menyimak dan pengetahuan bahasa.

3) Integrated Curriculum (Kurikulum Terpadu)


Dalam integrated curriculum mata pelajaran dipusatkan pada suatu masalah
atau unit tertentu. Dengan adanya kebulatan bahan pelajaran diharapkan dapat
terbentuk kebulatan pribadi peserta didik yang sesuai dengan lingkungan
masyarakatnya. Oleh karena itu, hal-hal yang diajarkan di sekolah harus
disesuaikan dengan situasi, masalah dan kebutuhan kehidupan di luar sekolah.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Model kurikulum merupakan dasar untuk pengembangan kurikulum. atau
dengan kata lain, pendekatan pengembangan kurikulum didasarkan atas konsep-
konsep kurikulum yang ada. Tujuan pengembangan kurikulum adalah sebagai acuan
untuk mengembangkan pembelajaran dalam mencapai pendidikan yang bermutu
dengan standar yang jelas, target yang terukur dan budaya yang akan dicapai.
Ada empat model kurikulum yang banyak diacu dalam pengembangan
kurikulum, yaitu model kurikulum subjek Akademis, Humanistik, Rekonstruksi
Sosial dan Kompetensi.
Ada enam Pendekatan Pengembangan Kurikulum
1. Pendekatan kompetensi (Competency Approach)
2. Pendekatan sistem (System Approach)
3. Pendekatan klarifikasi nilai (Value Karification Approach)
4. Pendekatan komprehensif (Comprehensiv Approach)
5. Pendekatan yang berpusat pada masalah (Problem Centered Approach
6. Pendekatan terpadu
Menurut S. Nasution, kurikulum terdapat tiga tipe atau tiga Organisasi kurikulum,
yaitu:
1) Separated Subject Curriculum (Kurikulum Berdasarkan Mata Pelajaran)
2) Correlated Curriculum (Kurikulum Gabungan)
3) Integrated Curriculum (Kurikulum Terpadu)

B. Kritik dan Saran


Pembahasan untuk materi ini diperlukan pemahaman yang dalam dan juga
diperlukan banyak referensi. Saya selaku penulis menyadari bahwa makalah ini jauh
dari kata sempurna, akan tetapi penulis sudah berusaha semaksimal mungkin agar
makalah ini dapat tersusun dengan baik dan mudah dipahami. Oleh karena itu penulis
membutuhkan kritik dan saran dari pembaca untuk pembahasan makalah ini.

12
DAFTAR PUSTAKA

Burhan Nugiantoro. (2008). Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah.

Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Sukiman. Pengembangan Kurikulum Perguruan Tinggi . Bandung. Rosda : 2015

Ruhinat Toto, DKK,. Kurikulum & Pembelajaran. Jakarta. Rajagrafindo : 2011

https://www.academia.edu/29074187/Pendekatan_dan_Model_Kurikulum

https://www.scribd.com/embeds/362831470/content?start_page=1&view_mode=scroll&acce
ss_key=key-fFexxf7r1bzEfWu3HKwf

http://lightatthenight.blogspot.com/2015/03/macam-macam-model-konsep-kurikulum.html

13

Anda mungkin juga menyukai