Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini. Sholawat
serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW. Tidak lupa
pula penulis ucapkan terima kasih kepada Irfan ilmi.S.Hum.,M.M selaku dosen
pengampu mata kuliah Manajemen kurikulum dan program pendidikan yang
senantiasa membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas makalah ini.
Makalah yang berjudul “Model pengembangan kurikulum menurut taba” ini
disusun untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Manajemen kurikulum
dan program pendidikan . Konsep Diri adalah salah satu penentu dalam
keberhasilan perkembangan individu manusia. Konsep diri ini merupakan sifat
yang unik pada manusia, sehingga dapat digunakan untuk membedakan manusia
dari makhluk hidup lainnya.
Bilamana ada beberapa kesalahan yang terdapat dalam makalah ini, izinkan
penulis menghaturkan permohonan maaf. Sebab, makalah ini tiada sempurna dan
masih memiliki banyak kelemahan. Penulis juga berharap pembaca makalah ini
dapat memberikan kritik dan sarannya kepada penulis.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca untuk menambah wawasan,
ilmu pengetahuan, dan menjadi acuan untuk menulis makalah lainnya.
Penulis
DAFTAR ISI
c. Tujuan .................................................................................................................................... 2
A. Penutup ............................................................................................................................. 7
a. Kesimpulan ........................................................................................................................... 8
b. Saran ........................................................................................................................................ 8
A . Latar belakang
dunia pendidikan dibutuhkan yang dinamakan kurikulum yang membantu dalam
mencapai tujuan pendidikan Nasional. Berbagai jenis dalam pengembangan kurikulum
dipakai oleh pemerintahan Indonesia dalam mencapai cita-cita bangsa yakni
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mencetak generasi penerus bangsa yang berakhlaq
serta berbudi pekerti luhur.
Hal ini perlu adanya kerja sama antara Pemerintah pusat, administrator, kepala kantor
wilayah pendidikan, kebudayaan, serta peranan guru dalam pendidikan. Banyak model
yang dapat digunakan dalam pengembangan kurikulum. Pemilihan suatu model
pengembangan kurikulum bukan saja berdasarkan atas kelebihan dan kebaikan-
kebaikannya serta kemungkinan pencapaian hasil yang optimal, tetapi juga perlu
disesuaikan dengan sistem pengelolaan pendidikan yang dianut serta konsep pendidikan
yang digunakan.
Model pengembangan kurikulum dalam sistem pendidikan dan pengolaan yang sifatnya
sentralisasi berbeda dengan yang desentralisasi. Model pengembangan dalam kurikulum
yang bersifat subjek akademis berbeda dengan kurikulum humanistik, teknologis dan
rekonstruksi sosial. Oleh karena itu, model pengembangan kurikulum harus dapat
menggarbarkan suatu proses sistem perencanaan pembelajaran yang dapat memenuhi
berbagai kebutuhan dan standar keberhasilan Pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian model pengembangan kurikulum?
2. Apa saja landasan pengembangan kurikulum?
3. Apa saja jenis pengembangan kurikulum
4. Bagaimana model pengembangan kurikulum menurut traba?
5.Bagaimana keunggulan dan kelemahan model pengembangan kurikulum
menurut traba?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pengembangan kurikulum.
2. Untuk mengetahui apa saja landasan pengembangan kurikulum.
3. Untuk mengetahui berbagai macam jenis pengembangan kurikulum.
4. Untuk mengetahui model pengembangan kurikulum menurut traba.
5. Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan model pengembangan kurikulum
menurut traba
BAB II PEMBAHASAN
Faktor-faktor konstan tersebut, yang terdiri dari beberapa komponen tersebut harus
saling bertalian erat. Misalnya evaluasi harus sesuai dengan tujuan yang akan dicapai,
begitu juga dengan bahan ajar harus sesuai dengantujuan yang akan dicapai, demikian
pula dengan bahan ajar dan proses belajar mengajar.4 Saat sudah menemukan desain
kurikulum maka dapat mengembangkan kurikulum sesuai model-modelnya. Jika
6 https://www.digiedusites.com/2020/04/4-landasan-pengembangan-kurikulum.html?m=1
Hubungan antara isi dan metode sangatlah dekat, tetapi ketika keduanya dipisahkan
menjadi elemen-elemen kurikulum, masing-masing dapat nilai dengan kriteria yang
berbeda. Kita harus memilih satu kriteria, meski akan lebih memuaskan jika dipilih
semua, namun itu bukan pola pembelajaran yang efektif. Hal sama juga berlaku bagi
pemilih metode yang efektif namun tidak bisa menggunakan isi dengan signifikan tidak
bisa menghasilkan manfaat dalam proses belajar. Baik isi maupun metode harus
signifikan sehingga hasil dari belajar efektif bisa diraih dengan baik.7
7 http://sandimilzam.blogspot.com/2015/06/v-behaviorurldefaultvmlo_10.html?m=1
berbeda-beda tersebut) untuk berpikir kreatif, kritis, berorientasi kedepan, sehingga
dapat berguna nantinya dalam kehidupan masyarakat.
d. Fungsi persiapan
Kurikulum berfungsi mempersiapkan anak didik agar mampu melanjutkan ustudi
lebih lanjut ntuk suatu jangkauan yang lebih jauh, apakah anak didik melanjutkan
kesekolah yang lebih tinggi atau persiapan untuk belajar dimasyarakat seandainya ia
tidak mungkin melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Keberadaan kurikulum untuk mempersiapkan anak didik dalam memasuki dunia
kerja juga menjadi perhatian para pengembang (developers) kurikulum.karena
kurikulum mempunyai fungsi persiapan bagi anak didik.
e. Fungsi pemilihan
Fungsi kurikulum adalah diferensiasi, yakni memberikan pelayanan kepada anak
didik sesuai dengan perbedaan-perbedaan yang ada pada dirinya.Antara keberadaan
diferensiasi dengan pemilihan (seleksi) merupakan dua hal yang erat sekali
hubungannya.
Hal ini memberikan kesempatan bagi anak didik dalam memilih apa yang diinginkan
dan menarik minatnya. Karenanya, dalam mengembangkan kemampuan-kemampuan
tersebut, kurikulum perlu disusun secara luas serta bersifat fleksibel dan luwes.Selain itu,
kurikulum hendaknya dapat memberikan pemilihan yang tepat sesuai dengan minat dan
kemampuan peserta didik.
f. Fungsi diagnostic
Fungsi diagnosis adalah agar siswa dapat mengadakan evaluasi kepada dirinya dan
menyadari semua kelemahan dan kekuatan diri sehingga dapat memperbaiki dan
mengembangkannya sesuai dengan kemampuan yang ada, yang pada akhirnya dapat
berkembang secara maksimal dalam masyarakat. Hal ini relevan dengan fungsi
pendidikan islam, yakni menanamkan nilai-nilai ilahi pada peserta didik.8
E . Model Pengembangan Kurikulum Taba
Kurikulum Taba adalah salah satu model pengembangan kurikulum yang disusun oleh
Hilda Taba. Model pengembangan kurikulum ini dibuat dengan memodifikasi model
dasar Tyler agar lebih representatif terhadap perkembangan kurikulum untuk semua
jenis sekolah. Dalam pendekatannya, Taba menganjurkan untuk menggunakan
Taba menyatakan bahwa keputusan-keputusan pada elemen asas harus sahih. Kriteria
mungkin berasal dari berbagai sumber seperti dari tradisi, tekanan tekanan sosial dan
kebiasaan-kebiasaan yang ada.
Agar kurikulum menjadi selari dan bersesuaian dengan pengalaman belajar murid, ini
bermakna melaksanakan diagnosis berbagai keperluan murid-murid sangat dituntut.
Hal ini merupakan langkah penting pertama dari Taba. Tentang apa yang anak didik
inginkan dan perlukan untuk belajar. Langkah kedua yakni, formulasi yang jelas dan
tujuan tujuan yang komprehensif untuk membentuk dasar pengembangan elemen-
elemen berikutnya. Taba berpendapat bahawa hakikat tujuan akan menentukan jenis
pelajaran yang perlu untuk diikuti.
Langkah 3 dan 4 diintegrasikan dalam realiti meskipun untuk tujuan mempelajari
kurikulum. Taba membedakan diantara keduanya, untuk menggunakan langkah-
langkah ini pendidik perlu menformulasikan dulu tujuan-tujuan, sebagaimana halnya
mengetahui secara mendalam terhadap isi kurikulum. Begitu juga dengan 5 dan 6 yang
berhubungan dengan tujuan dan isi. Untuk menggunakan langkah ini secara efektif Taba
menganjurkan para pengembang kurikulum untuk memperoleh suatu pengertian
terhadap prinsip-prinsip belajar tertentu, strategi konsep yang dipakai, dan urutan
belajar. Pada langkah terakhir (7) Taba menganjurkan para pengembang kurikulum
untuk mengonsepkan dan merancangkan berbagai strategi evaluasi. Model kurikulum
Tyler dan Taba dikategorikan ke dalam Rational Model atau Objectives Model.
Kelebihan dari model Taba dan model Tyler ini yakni, Rational Model yang logik
strukturnya menjadikan sebagai dasar yang berguna dalam perancangan dan pemikiran
kurikulum.
Model ini telah mengelakkan salah faham, sebuah tugas yang susah dari perspektif
kebanyakan pengembang kurikulum. Para pendidik dan para pengembang kurikulum
yang bekerja dibawah model rasional (rational model) memberikan suatu jalan yang
tidak berbelit-belit dan mempunyai pendekatan waktu yang efisien. Dalam
mengevaluasi proses kurikulum, satu hal yang dapat dihujahkan adalah Tyler dan Taba
telah mendapatkan sesuatu yang sifatnya rasional, yang menyokong pembangunan
kurikulum setidaknya dari perspektif rasional.9
Kelemahan dari model ini iaitu:
a. Latar belakang pengalaman dan kurangnya persiapan diri seorang pendidik untuk
berfikir dan mengembangkan pemikirannya secara logik dan sistematik akan
mengalami kesulitan dalam menggunakan model ini.
b. Kurang jelasnya hakikat belajar mengajar, kerana seringkali pembelajaran justru
terjadi di luar tujuan-tujuan tersebut.
c. Terlalu berlebihan menekankan pada formula hasil seperti mementingkan tujuan
perilaku (behavior objectives).10
9Sukmadinata, Nana Syaodih. 2011. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya
10 Idi, Abdullah. 2010. Pengembangan Kurikulum Teori & Praktik. Jogjakarta : AR-RUZZ Media.
BAB III PENUTUP
Kesimpulam
Kurikulum Taba adalah salah satu model pengembangan kurikulum yang dihasilkan
oleh Hilda Taba dengan memodifikasi model dasar Tyler agar lebih representatif dan
sesuai terhadap perkembangan kurikulum di berbagai sekolah agar kurikulum
bersesuaian dengan pengalaman belajar murid. Adalah menjadi keutamaan kerana peri
pentingnya pelaksanaan mediagnosis berbagai keperluan murid. Hal ini merupakan
langkah penting pertama dari Taba. Tentang apa yang murid-murid inginkan dan
perlukan untuk belajar.
Saran
11 Idi, Abdullah. 2010. Pengembangan Kurikulum Teori & Praktik. Jogjakarta : AR-RUZZ Media.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.digiedusites.com/2020/04/4-landasan-pengembangan-kurikulum.html?m=1
1 Sukmadinata, Nana Syaodih. 2011. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya
Idi, Abdullah. 2010. Pengembangan Kurikulum Teori & Praktik. Jogjakarta : AR-RUZZ Media.
http://sandimilzam.blogspot.com/2015/06/v-behaviorurldefaultvmlo_10.html?m=1