Anda di halaman 1dari 14

MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM MENURUT TABA

Makalah ini disusun dan diajukan untuk memenuhi tugas


pada mata kuliah Manajemen kurikulum dan program pendidikan

Dosen Pengampu Mata Kuliah:


Irfan ilmi.S.Hum.,M.M.
NIDN : 21166069202

Disusun oleh: Kelompok 2


1.Indri ramdani (1152101024)
2. Risalatun nisa (115210142)
3.Hoerudin (11521011025)

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH NAHDLATUL ULAMA AL-FARABI


PANGANDARAN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini. Sholawat
serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW. Tidak lupa
pula penulis ucapkan terima kasih kepada Irfan ilmi.S.Hum.,M.M selaku dosen
pengampu mata kuliah Manajemen kurikulum dan program pendidikan yang
senantiasa membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas makalah ini.
Makalah yang berjudul “Model pengembangan kurikulum menurut taba” ini
disusun untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Manajemen kurikulum
dan program pendidikan . Konsep Diri adalah salah satu penentu dalam
keberhasilan perkembangan individu manusia. Konsep diri ini merupakan sifat
yang unik pada manusia, sehingga dapat digunakan untuk membedakan manusia
dari makhluk hidup lainnya.
Bilamana ada beberapa kesalahan yang terdapat dalam makalah ini, izinkan
penulis menghaturkan permohonan maaf. Sebab, makalah ini tiada sempurna dan
masih memiliki banyak kelemahan. Penulis juga berharap pembaca makalah ini
dapat memberikan kritik dan sarannya kepada penulis.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca untuk menambah wawasan,
ilmu pengetahuan, dan menjadi acuan untuk menulis makalah lainnya.

Pangandaran, 26 mei 2022

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..................................................................................................................... i

Daftar Isi .................................................................................................................................ii

BAB I Pendahuluan ....................................................................................................................... 1

a. Latar belakang .................................................................................................................... 1

b. Rumusan masalah ............................................................................................................. 1

c. Tujuan .................................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3

A . Pengertian pengembangan kurikulum ........................................................................ 4


B . Landasan pengembangan kurikulum........................................................................... 4
1 . Landasan filosifis kurikulum .................................................................................... 4
2 . Landasan psikologis kurikulum .............................................................................. 4
3 . Landasan sosial budaya .............................................................................................. 5
4 . Landasan IPTEK ............................................................................................................. 5
C . Isi pengembangan kurikulum.......................................................................................... 6
D . Fungsi pengembangan kurikulum................................................................................. 6
E. Model Pengembangan kurikulum menurut taba ...................................................... 6

A. Penutup ............................................................................................................................. 7

a. Kesimpulan ........................................................................................................................... 8

b. Saran ........................................................................................................................................ 8

B. Daftar Pustaka ................................................................................................................ 9


BAB 1
PENDAHULUAN

A . Latar belakang
dunia pendidikan dibutuhkan yang dinamakan kurikulum yang membantu dalam
mencapai tujuan pendidikan Nasional. Berbagai jenis dalam pengembangan kurikulum
dipakai oleh pemerintahan Indonesia dalam mencapai cita-cita bangsa yakni
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mencetak generasi penerus bangsa yang berakhlaq
serta berbudi pekerti luhur.
Hal ini perlu adanya kerja sama antara Pemerintah pusat, administrator, kepala kantor
wilayah pendidikan, kebudayaan, serta peranan guru dalam pendidikan. Banyak model
yang dapat digunakan dalam pengembangan kurikulum. Pemilihan suatu model
pengembangan kurikulum bukan saja berdasarkan atas kelebihan dan kebaikan-
kebaikannya serta kemungkinan pencapaian hasil yang optimal, tetapi juga perlu
disesuaikan dengan sistem pengelolaan pendidikan yang dianut serta konsep pendidikan
yang digunakan.
Model pengembangan kurikulum dalam sistem pendidikan dan pengolaan yang sifatnya
sentralisasi berbeda dengan yang desentralisasi. Model pengembangan dalam kurikulum
yang bersifat subjek akademis berbeda dengan kurikulum humanistik, teknologis dan
rekonstruksi sosial. Oleh karena itu, model pengembangan kurikulum harus dapat
menggarbarkan suatu proses sistem perencanaan pembelajaran yang dapat memenuhi
berbagai kebutuhan dan standar keberhasilan Pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian model pengembangan kurikulum?
2. Apa saja landasan pengembangan kurikulum?
3. Apa saja jenis pengembangan kurikulum
4. Bagaimana model pengembangan kurikulum menurut traba?
5.Bagaimana keunggulan dan kelemahan model pengembangan kurikulum
menurut traba?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pengembangan kurikulum.
2. Untuk mengetahui apa saja landasan pengembangan kurikulum.
3. Untuk mengetahui berbagai macam jenis pengembangan kurikulum.
4. Untuk mengetahui model pengembangan kurikulum menurut traba.
5. Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan model pengembangan kurikulum
menurut traba
BAB II PEMBAHASAN

A . Pengertian pengembangan kurikulum


Kurikulum adalah konten dan proses formal maupun non formal di mana pebelajar
memperoleh pengetahuan dan pemahaman, perkembangan skil, perubahan tingkah laku,
apresiasi, dan nilai-nilai di bawah bantuan sekolah.1
kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan
pengajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.2

Pengembangan kurikulum tidak dapat terlepas dari berbagai aspek yang


memengaruhinya, seperti cara berpikir, sistem nilai (nilai moral, keagamaan, politik,
budaya, dan sosial), proses pengembangan, kebutuhan peserta didik, kebutuhan
masyarakat maupun arah program Pendidikan. Aspek-aspek akan menjadi bahan yang
perlu dipertimbangkan dalam suatu pengembangan kurikulum. Model pengembangan
kurikulum merupakan suatu prosedur alternatif dalam rangka mendesain (designing),
menerapkan (implementation), dan mengevaluasi (evaluation) suatu kurikulum.3

Dalam pengembangan kurikulum, hendaknya sebisa mungkin didasarkan pada faktor-


faktor yang konstan sehingga ulasan mengenai hal yang dibahas dapat dilakukan secara
konsisten. Faktor-faktor konstan yang dimaksud adalah dalam pengembangan
kurikulum perlu didasarkan pada tujuan, bahan pelajaran, dan evaluasi yang
menggambarkan dalam pengembangan tersebut.

Faktor-faktor konstan tersebut, yang terdiri dari beberapa komponen tersebut harus
saling bertalian erat. Misalnya evaluasi harus sesuai dengan tujuan yang akan dicapai,
begitu juga dengan bahan ajar harus sesuai dengantujuan yang akan dicapai, demikian
pula dengan bahan ajar dan proses belajar mengajar.4 Saat sudah menemukan desain
kurikulum maka dapat mengembangkan kurikulum sesuai model-modelnya. Jika

Ronald C. Dool (1991), Pengertian kurikulum _zena fatwa april 20211


2UU No 20 Thn 2003, http://elearning.uij.ac.id/mod/forum/discuss.php?d=4211#p22939
3 Toto Ruhimat dan Muthia Alinawati, Kurikulum dan Pengajaran, (Jakarta: Rajawali Press, 2013), Hlm 78
kurikulum sebagai sebuah bangunan maka model pengembangan kurikulum ibarat
model atau jenis bangunan tersebut.4

B . Landasan pengembangan kurikulum

a. Landasan filosifis kurikulum

Landasan yang pertama adalah landasan filosofis. Filsafat membahas segala


permasalahan manusia, termasuk pendidikan, yang disebut filsafat pendidikan. Filsafat
memberikan arah dan metodologi terhadap praktik-praktik pendidikan. Kemudian,
praktik-praktik pendidikan memberikan bahan-bahan bagi pertimbangan filosofis.
Keduanya sangat berkaitan erat. Hal inilah yang menyebabkan landasan filosofis menjadi
landasan penting dalam pengembangan kurikulum. Menurut Permendikbud Nomor 68
Tahun 2013, Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas
peserta didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses
pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik
dengan masyarakat dan lingkungan alam di sekitarnya.
dalam pengembangan kurikulum, filsafat menjawab hal-hal mendasar bagi
pengembangan kurikulum, antara lain kemana peserta didik akan dibawa? Masyarakat
yang bagaimana yang akan dikembangkan melalui pendidikan tersebut? Apa hakikat
pengetahuan yang akan dibelajarkan kepada peserta didik? Dan bagaimana proses
pendidikan harus dijalankan? Pertanyaan-pertanyaan tersebut begitu mendasar dan
harus dijawab oleh filsafat.5

b. Landasan psikologis kurikulum


psikologi merupakan salah satu azas dalam pengembangan kurikulum yang harus
dipertimbangkan oleh para pengembang kurikulum. Hal ini dikarenakan posisi
kurikulum dalam proses pendidikan memegang peranan sentral. Dalam proses
pendidikan terjadi interaksi antarmanusia , yaitu antara siswa dengan pendidik,dan juga
antara siswa dengan manusia lainnya.

4 Retno Annik Raharjo, Model-Model Pengembangan Kurikulum-Resume.pdf, tanpa tahun, Hlm. 1,


http://rannikhj26.blogs.uny.ac.id.pdf
5 Hidayat (2015, hlm. 35) filosofis kurikulum
c. Landasan sosial budaya
Kurikulum menentukan pelaksanaan dan hasil pendidikan pada suatu negara atau
wilayah tertentu. Pendidikan diharapkan mampu menghasilkan masyarakat-masyarakat
yang tidak asing dengan masyarakat. Dengan pendidikan, diharapkan lahir manusia-
manusia yang bermutu, mengerti, dan mampu membangun masyarakat. Oleh sebab itu,
tujuan, isi, maupun proses pendidikan harus disesuaikan dengan kondisi, karakteristik,
kekayaan, dan perkembangan masyarakat setempat.

d . Landasan ilmu pengetahuan,teknologi dan seni( IPTEK )


Pendidikan merupakan usaha penyiapan subjek didik (siswa) menghadapi lingkungan
hidup yang mengalami perubahan yang semakin pesat. Perubahan masyarakat
mencakup nilai yang disepakati oleh masyarakat tersebut. Sedangkan masyarakat
mencakup nilai yang disepakati oleh masyarakat dapat pula disebut sebagai kebudayaan.
Oleh karena itu kebudayaan dapat dikatakan sebagai suatu konsep yang memiliki
kompleksitas tinggi (Zais, 1976:157). Akan tetapi, terdapat tiga nilai yang ada dalam
masyarakat untuk dikembangkan melalui proses pendidikan, yaitu; pikiran (logika),
perasaan (estetika), dan kemauan (etika). Ilmu pengetahuan teknologi adalah nilai-nilai
yang bersumber pada pikiran atau logika, sedangkan seni bersumber pada perasaan atau
estetika.6
C . Isi pengembangan kurikulum
Ada dua hal yang harus diperhatikan ketika membicarakan isi kurikulum.pertama, isi
kurikulum didefinisikan sebagai bahan atau materi belajar dan mengajar. Bahan itu tidak
hanya berisikan informasi factual, tetapi juga mencakup pengetahuan, keterampilan,
konsep-konsep, sikap, dan nilai.Beberapa ahli yakin bahwa beberapa isi memiliki nilai-
nilai intrinsic yang dapat dipelajari demi kepentingannya sendiri. Namun, pendirian lain
menyatakan bahwa isi memiliki nilai jika hal itu dapat digunakan. Kedua, dalam proses
belajar mengajar, dua elemen kurikulum yaitu isi dan metode, berinteraksi secara
konstan. Isi menjadi signifikan jika ditransmisikan kepada anak didik dalam beberapa hal
dan cara, dan itulah yang disebut metode atau pengalaman belajar mengajar.

6 https://www.digiedusites.com/2020/04/4-landasan-pengembangan-kurikulum.html?m=1
Hubungan antara isi dan metode sangatlah dekat, tetapi ketika keduanya dipisahkan
menjadi elemen-elemen kurikulum, masing-masing dapat nilai dengan kriteria yang
berbeda. Kita harus memilih satu kriteria, meski akan lebih memuaskan jika dipilih
semua, namun itu bukan pola pembelajaran yang efektif. Hal sama juga berlaku bagi
pemilih metode yang efektif namun tidak bisa menggunakan isi dengan signifikan tidak
bisa menghasilkan manfaat dalam proses belajar. Baik isi maupun metode harus
signifikan sehingga hasil dari belajar efektif bisa diraih dengan baik.7

D . Fungsi pengembangan kurikulum


Dalam aktifitas belajar mengajar, kedudukan kurikulum sangat krusial, karena dengan
kurikulum anak didik akan memperoleh manfaat. Namun demikian, disamping
kurikulum bermanfaat bagi anak didik, ia juga mempunyai fungsi-fungsi lain yaitu :
a. Fungsi penyesuaian
Anak didik perlu diarahkan melalui program pendidikan agar dapat menyesuaikan
diri dengan lingkungan masyarakat. Artinya, sebagai anggota masyarakat, individu
mengemban tugas utama dalam mengemban tugas utama dalam melaksanakan tugasnya
sehari-hari sehingga ia dituntut untuk menyesuaikan diri dengan masyarakat secara
menyeluruh, yang mana masyarakat itu selalu berubah dan dinamis.
b. Fungsi pengintegrasian
Implikasinya, anak didik menjadi bagian integral dari masyarakat dimanapun
berada. Kurikulum diharapkan mampu mempersiapkan anak didik agar mampu
mengintegrasikan diri dalam masyarakat dengan pengetaghuan, keterampilan, dan cara
berpikir yang memiliki, sehingga ia dapat berperan dan memberi kontribusi kepada
masyarakat.
c. Fungsi perbedaan
Fungsi kurikulum sebagai pembeda dapat memberikan pelayanan kepada anak
didik sebagai anggota (calon anggota) masyarakat sesuai dengan perbedaan-perbedaan
yang dimilikinya., dengan tidak mengabaikan solidaritas social masyarakat. Hal ini dapat
dimulai degan memprogram kurikulum pendidikan yang relevan dan
mengaplikasikannya dalam proses belajar mengajar yang mendorong anak didik (yag

7 http://sandimilzam.blogspot.com/2015/06/v-behaviorurldefaultvmlo_10.html?m=1
berbeda-beda tersebut) untuk berpikir kreatif, kritis, berorientasi kedepan, sehingga
dapat berguna nantinya dalam kehidupan masyarakat.
d. Fungsi persiapan
Kurikulum berfungsi mempersiapkan anak didik agar mampu melanjutkan ustudi
lebih lanjut ntuk suatu jangkauan yang lebih jauh, apakah anak didik melanjutkan
kesekolah yang lebih tinggi atau persiapan untuk belajar dimasyarakat seandainya ia
tidak mungkin melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Keberadaan kurikulum untuk mempersiapkan anak didik dalam memasuki dunia
kerja juga menjadi perhatian para pengembang (developers) kurikulum.karena
kurikulum mempunyai fungsi persiapan bagi anak didik.
e. Fungsi pemilihan
Fungsi kurikulum adalah diferensiasi, yakni memberikan pelayanan kepada anak
didik sesuai dengan perbedaan-perbedaan yang ada pada dirinya.Antara keberadaan
diferensiasi dengan pemilihan (seleksi) merupakan dua hal yang erat sekali
hubungannya.
Hal ini memberikan kesempatan bagi anak didik dalam memilih apa yang diinginkan
dan menarik minatnya. Karenanya, dalam mengembangkan kemampuan-kemampuan
tersebut, kurikulum perlu disusun secara luas serta bersifat fleksibel dan luwes.Selain itu,
kurikulum hendaknya dapat memberikan pemilihan yang tepat sesuai dengan minat dan
kemampuan peserta didik.
f. Fungsi diagnostic
Fungsi diagnosis adalah agar siswa dapat mengadakan evaluasi kepada dirinya dan
menyadari semua kelemahan dan kekuatan diri sehingga dapat memperbaiki dan
mengembangkannya sesuai dengan kemampuan yang ada, yang pada akhirnya dapat
berkembang secara maksimal dalam masyarakat. Hal ini relevan dengan fungsi
pendidikan islam, yakni menanamkan nilai-nilai ilahi pada peserta didik.8
E . Model Pengembangan Kurikulum Taba
Kurikulum Taba adalah salah satu model pengembangan kurikulum yang disusun oleh
Hilda Taba. Model pengembangan kurikulum ini dibuat dengan memodifikasi model
dasar Tyler agar lebih representatif terhadap perkembangan kurikulum untuk semua
jenis sekolah. Dalam pendekatannya, Taba menganjurkan untuk menggunakan

8 Alexander Inglis dalam bukunya” Principle of Secondary Education (1981)


pertimbangan ganda terhadap isi (organisasi kurikulum yang logik) dan individu
pelajar (psikologi organisasi kurikulum). Langkah-langkah dalam proses
pengembangan kurikulum menurut Taba adalah:
Step 1 : Diagnasis Keperluan (Diagnosing needs)
Step 2 : Membentuk (Formulating Specific Objectives)
Step 3 : Memilih Pengalaman Isi Kandungan Pembelajaran (Selecting Content)
Step 4 : Penyusunan Pengalaman Kandungan Pembelajaran (Organizing Content.)
Step 5 : Pemilihan pengalaman belajar (Selecting Learning Experiences (Avtivities))
Step 6 : Penyusunan (Organizing Leaming Experiences Avtivities)
Step 7 : Menentukan Apa dan Bagaimana Menilai Objektif Langkah-langkah (Evaluating)
Step 8 : Checking for Balance and Seguence

Taba menyatakan bahwa keputusan-keputusan pada elemen asas harus sahih. Kriteria
mungkin berasal dari berbagai sumber seperti dari tradisi, tekanan tekanan sosial dan
kebiasaan-kebiasaan yang ada.
Agar kurikulum menjadi selari dan bersesuaian dengan pengalaman belajar murid, ini
bermakna melaksanakan diagnosis berbagai keperluan murid-murid sangat dituntut.
Hal ini merupakan langkah penting pertama dari Taba. Tentang apa yang anak didik
inginkan dan perlukan untuk belajar. Langkah kedua yakni, formulasi yang jelas dan
tujuan tujuan yang komprehensif untuk membentuk dasar pengembangan elemen-
elemen berikutnya. Taba berpendapat bahawa hakikat tujuan akan menentukan jenis
pelajaran yang perlu untuk diikuti.
Langkah 3 dan 4 diintegrasikan dalam realiti meskipun untuk tujuan mempelajari
kurikulum. Taba membedakan diantara keduanya, untuk menggunakan langkah-
langkah ini pendidik perlu menformulasikan dulu tujuan-tujuan, sebagaimana halnya
mengetahui secara mendalam terhadap isi kurikulum. Begitu juga dengan 5 dan 6 yang
berhubungan dengan tujuan dan isi. Untuk menggunakan langkah ini secara efektif Taba
menganjurkan para pengembang kurikulum untuk memperoleh suatu pengertian
terhadap prinsip-prinsip belajar tertentu, strategi konsep yang dipakai, dan urutan
belajar. Pada langkah terakhir (7) Taba menganjurkan para pengembang kurikulum
untuk mengonsepkan dan merancangkan berbagai strategi evaluasi. Model kurikulum
Tyler dan Taba dikategorikan ke dalam Rational Model atau Objectives Model.
Kelebihan dari model Taba dan model Tyler ini yakni, Rational Model yang logik
strukturnya menjadikan sebagai dasar yang berguna dalam perancangan dan pemikiran
kurikulum.

Model ini telah mengelakkan salah faham, sebuah tugas yang susah dari perspektif
kebanyakan pengembang kurikulum. Para pendidik dan para pengembang kurikulum
yang bekerja dibawah model rasional (rational model) memberikan suatu jalan yang
tidak berbelit-belit dan mempunyai pendekatan waktu yang efisien. Dalam
mengevaluasi proses kurikulum, satu hal yang dapat dihujahkan adalah Tyler dan Taba
telah mendapatkan sesuatu yang sifatnya rasional, yang menyokong pembangunan
kurikulum setidaknya dari perspektif rasional.9
Kelemahan dari model ini iaitu:
a. Latar belakang pengalaman dan kurangnya persiapan diri seorang pendidik untuk
berfikir dan mengembangkan pemikirannya secara logik dan sistematik akan
mengalami kesulitan dalam menggunakan model ini.
b. Kurang jelasnya hakikat belajar mengajar, kerana seringkali pembelajaran justru
terjadi di luar tujuan-tujuan tersebut.
c. Terlalu berlebihan menekankan pada formula hasil seperti mementingkan tujuan
perilaku (behavior objectives).10

9Sukmadinata, Nana Syaodih. 2011. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya
10 Idi, Abdullah. 2010. Pengembangan Kurikulum Teori & Praktik. Jogjakarta : AR-RUZZ Media.
BAB III PENUTUP

Kesimpulam

Kurikulum Taba adalah salah satu model pengembangan kurikulum yang dihasilkan
oleh Hilda Taba dengan memodifikasi model dasar Tyler agar lebih representatif dan
sesuai terhadap perkembangan kurikulum di berbagai sekolah agar kurikulum
bersesuaian dengan pengalaman belajar murid. Adalah menjadi keutamaan kerana peri
pentingnya pelaksanaan mediagnosis berbagai keperluan murid. Hal ini merupakan
langkah penting pertama dari Taba. Tentang apa yang murid-murid inginkan dan
perlukan untuk belajar.

Kelemahan dari model ini iaitu:


a. Latar belakang pengalaman dan kurangnya persiapan diri seorang pendidik untuk
berfikir dan mengembangkan pemikirannya secara logik dan sistematik akan
mengalami kesulitan dalam menggunakan model ini.
b. Kurang jelasnya hakikat belajar mengajar, kerana seringkali pembelajaran justru
terjadi di luar tujuan-tujuan tersebut.
c. Terlalu berlebihan menekankan pada formula hasil seperti mementingkan tujuan
perilaku (behavior objectives).11

Saran

Sebagai mahasiswa, Penulis menyadari bahwa pengetahuan yang dimiliki masih


terbatas sehingga dalam makalah ini masih ditemukan banyak kekurangan. Maka, kritik
dan saran sangat di butuhkan untuk kemajuan penulis di masa yang akan datang.

11 Idi, Abdullah. 2010. Pengembangan Kurikulum Teori & Praktik. Jogjakarta : AR-RUZZ Media.
DAFTAR PUSTAKA

Ronald C. Dool (1991), Pengertian kurikulum _zena fatwa april 2021 1

UU No 20 Thn 2003, http://elearning.uij.ac.id/mod/forum/discuss.php?d=4211#p22939


Toto Ruhimat dan Muthia Alinawati, Kurikulum dan Pengajaran
Retno Annik Raharjo, Model-Model Pengembangan Kurikulum-Resume.pdf, tanpa tahun, Hlm. 1,
http://rannikhj26.blogs.uny.ac.id.pdf

Hidayat (2015, hlm. 35) filosofis kurikulum

https://www.digiedusites.com/2020/04/4-landasan-pengembangan-kurikulum.html?m=1

1 Sukmadinata, Nana Syaodih. 2011. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya

Idi, Abdullah. 2010. Pengembangan Kurikulum Teori & Praktik. Jogjakarta : AR-RUZZ Media.

http://sandimilzam.blogspot.com/2015/06/v-behaviorurldefaultvmlo_10.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai