Anda di halaman 1dari 27

APLIKASI PENILAIAN AUTENTIK KURIKULUM SEKOLAH 2013 PADA MATA

PELAJARAN MODERASI BERAGAMA DI MA’HAD ALJAMI’AH UNIVERSITAS

ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

PROPOSAL TESIS

Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat guna memperoleh gelar magister pendidikan
agama islam (M.Pd) pada program studi pendidikan agama islam

UIN SUSKA RIAU

OLEH :

HERU LESMANDA

NIM: 22090112961

PROGRAM PASCASARJANA (PPS)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU

1442 H/2022 M

I
DAFTAR ISI

Halaman Judul

Daftar Isi .................................................................................................................... i

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

A.Latar Belakang ......................................................................................... 1

B.Penegasan Istilah ...................................................................................... 5

C.Tujuan Penelitian ..................................................................................... 6

D.Manfaat Penelitian ................................................................................... 6

BAB II TINJAUAN TEORITIS ............................................................................. 8

A.Kajian teori .............................................................................................. 8

B.Penelitian relevan ..................................................................................... 20

C.Operasional variabel ................................................................................ 20

BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................... 22

A.Jenis Penelitian ........................................................................................ 22

B.Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................... 22

C.Informan Penelitian .................................................................................. 22

D.Teknik Pengumpulan data ....................................................................... 22

E.Teknik Analisa Data ................................................................................. 23

Daftar Kepustakaan

II
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang masalah

Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh manusia agar dapat

mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran. Pendidikan

mengemban tugas untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas bagi

pembangunan bangsa dan negara. Selain itu, pendidikan juga berperan penting dalam

rangka mengembangkan kehidupan manusia dan meningkatkan kemajuan suatu

negara.

Untuk mencapai tujuan yang diinginkan, maka dalam lembaga pendidikan

formal baik itu setingkat universitas maupun sekolah, keberhasilan pendidikan

ditentukan oleh keberhasilan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yakni,

bagaimana peserta didik belajar banyak ditentukan oleh bagaimana guru mengajar.

Salah satu usaha untuk mengoptimalkan pembelajaran adalah dengan memperbaiki

pengajaran yang dilakukan oleh tenaga pengajar. Karena pengajaran adalah suatu

sistem, maka perbaikannya pun harus mencakup keseluruhan komponen dalam

sistem pengajaran tersebut. Komponen-komponen yang terpenting adalah tujuan,

materi, dan evaluasi. Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas kegiatan belajar

mengajar yang dilakukan oleh tenaga pengajar, maka pendidik harus memiliki dan

menguasai perencanaan kegiatan belajar mengajar, melaksanakan kegiatan yang

direncanakan dan melakukan penilaian terhadap hasil dari proses belajar mengajar.

Upaya guru dalam merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran merupakan

faktor utama dalam mencapai tujuan pengajaran.1

1
Dyah Tri Palupi, Cara Mudah Memahami Kurikulum (Surabaya: Jaring Pena, 2016), hlm.1

1
Proses pembelajaran didalamnya mengandung dua kegiatan, yaitu kegiatan

belajar dan mengajar. Menurut Sukiman kegiatan belajar dilakukan oleh peserta didik

yang berinteraksi dengan lingkungan belajar, sedangkan mengajar dilakukan oleh

guru yang merencanakan, melaksanakan, mengorganisasi, mengawasi, dan

mengevaluasi proses dan hasil belajar peserta didik. Salah satu dari peran pendidik

tersebut adalah mengevaluasi.2

Salah satu factor yang penting untuk mencapai tujuan pendidikan adalah

proses pembelajaran yang dilakukan, sedangkan salah satu factor penting untuk

efektifitas pembelajaran adalah factor evaluasi baik terhadap proses maupun hasil

pembelajaran.Evaluasi merupakan serangkaian kegiatan yang sistematif dan

berkelanjutan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan proses dan hasil

belajar yang telah dilakukan oleh peserta didik, yang akan menjadi informasi untuk

mengambil keputusan-keputusan. Serangkaian kegiatan yang dimaksud dalam

evaluasi tersebut adalah penilaian, jadi penilaian merupakan bagian dari evaluasi,

sedangkan dalam penilaian terdapat kegiatan pengukuran yang dilakukan dengan

adanya tes. Tes merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data

evaluasi dan penilaian.3

Dalam buku karangan Sitiatava, penilaian(assessment) merupakan penerapan

berbagai cara danmenggunakan beragam alat penilaian untuk memperolehinformasi

tentang seberapa jauh hasil belajar peserta didikatau ketercapaian kompetensi

(rangkaian kemampuan). Hasilpenilaian dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan

naratifdalam kata-kata) dan kuantitatif (berupa angka).4

2
Sukiman, Pengembangan Sistem Evaluasi (Yogjakarta: Insan Madani, 2012), hlm. 10.

3
Ibid., hlm. 4-7.
4
Sitiatava Rizema Putra, Desain Evaluasi Belajar Berbasis Kinerja, (Yogyakarta: DIVA Press, 2013), hlm. 22

2
Moderasi Beragama merupakan salah satu Mata Pelajaran Pembinaan yang

diajarkan di Ma’had Al-jamiah. Moderasi beragama sangat penting untuk diketahui,

dipelajari serta diimplementasikan dalam kehidupan sehari- hari. Keragaman agama di

Indonesia merupakan anugerah yang seharusnya kita syukuri adanya bukan dijadikan

sebagai ajang bertikai yg berakibat pada rusaknya kebhinekaanyang selama ini

menjadi semboyan bangsa. Semangat moderasi beragama adalah upaya mencari titik

temu dua kutub ekstrim dalam bergama yang sering kali merasa paling benar

dibandingkan orang lain. Oleh karena itu dengan mengedapankan moderasi beragama

maka akan muncul sifat saling menghargai perbedaan dan terhindar dari hal-hal yang

mampu merusak keragaman atausikap intolerans dan tindak kekerasan.

Kajian Moderasi beragama ini bisa difahami sebagai cara pandang, sikap dan

perilaku yang selalu mengambil posisi di tengah-tengah tanpa bertindak secara

ekstrem. Adapun beberpa materi yang akan dipelajari dalam modersi agama ini seperti

pejelasan tentang makna moderasi beragama, prinsip dasar dalam modersi bergama,

implementasi konsep moderasi bergama di indonesia serta beberpa materi lainnya.

Semangat moderasi beragama adalah salah satu upaya mencari titik temu dua

kutub ekstrim dalam beragama. Yaitu kutub yang ekstrim meyakini mutlak kebenran

satu tafsir dengan menganggap sesat penafsiran orang lain. Maka dengan bersikap

moderat tentu bisa menghindari berbagai konflik yang disebabkan berbagai macam

perbedaan.

Proses penilaian autentik mengungkapkan kinerja mahasiswa yang

mencerminkan bagaimana peserta didik belajar, capaian hasil, motivasi, dan sikap

yang terkait dengan aktivitas pembelajaran. Penilaian autentik memiliki cakupan

pertanyaan yang luas, dan derajat validitas dan reliabilitas lebih tinggi.

3
Penilaian autentik menilai kesiapan peserta didik, serta proses dan hasil

belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen seperti input, proses,

output akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan hasil belajar peserta didik, bahkan

mampu menghasilkan dampak intruksional (instructional effect) dan dampak

pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran.5

Penilaian autentik digunakan untuk mengetahui kemampuan peserta didik dan

peserta didik bisa mengembangkan kemampuan spiritual, logika etika dan estetika

serta mengembangkan kemampuan kreatif untuk memenuhi tuntutan masa kini dan

masa depan.

Penilaian hasil belajar dapat diukur melalui 3 ranah yaitu, ranah kognitif, ranah

afektif dan ranah psikomotorik. Dan dalam penilaian autentik telah mencangkup

ketiga ranah penilaian tersebut.

Untuk melakukan penilaian dalam pembelajaran, tenaga pengajar sebaiknya

tidak hanya melakukan penilaian dalam ranah pengetahuan atau ranah kognitif saja,

akan tetapi ranah afektif (sikap) dan psikomotorik (keterampilan) perlu dinilai.

Penilaian dalam tiga ranah inilah yang nantinya akan menjadi penyaluran

pembelajaran materi-materi pembelajaran akan lebih maksimal dan bermakna.

Permasalahan yang dihadapi oleh tenaga pengajar dalam menganalisis penilaian

siswa di sekolah adalah sebagai berikut:

1. Jenis penilaian yang dilakukan oleh tenaga Pendidik kurang bervariasi

2. Penilaian autentik yang dilakukan oleh tenaga pendidik belum maksimal

3. Output yang diinginkan pada peserta didik belum maksimal, hal ini terlihat dari

banyaknya peserta didik yang belum memahami moderasi secara teori dan praktik

5
Imas Kurinasih, Berlin Sani,. Implementasi Kurikulum 2013 Konsep & Penerapan, (Surabaya: Kata Pena,
2014), h. 48

4
4. Tenaga pendidik masih kurang mengerti bagaimana cara menerapkan penilaian

afektif dan psikomotorik pada peserta didik.

5. Didalam RPP sudah tercantum 3 ranah penilaian yaitu pengetahuan, sikap dan

keterampilan, tetapi penilaian yang tercantum dalam RPP belum sepenuhnya

dapat dijalankan.

Berdasarkan gejala-gejala diatas, maka penulis tertarik untuk mengaplikasikan

kerangka dasar penilaian autentik yang ada didalam kurikulum sekolah tahun 2013

pada mata pelajaran Moderasi Beragama di Mahad Aljamiah UIN Suska Riau, atau

dengan judul; “Aplikasi Penilaian Autentik Kurikulum Sekolah 2013 Pada Mata

kuliah Moderasi Beragama di Ma’had Aljamiah Universitas Islam Negeri Sultan

Syarif Kasim Riau.”

B. Penegasan Istilah

1. Identifikasi masalah

Dari gejala-gejala dan latar belakang diatas, maka penulis dapat mengidentifikasi

beberapa masalah, yaitu:

a. Penilaian yang dilakukan oleh tenaga pendidik kurang bervariasi tidak

dilakukan secara menyeluruh tetapi hanya difokuskan pada satu titik saja.

b. Penilaian autentik yang dilakukan oleh guru tidak dilakukan secara maksimal

c. Output yang diinginkan pada peserta didik belum maksimal, alhasil peserta

didik masih terjebak dalam ranah-ranah radikalisme.

d. Tenaga pengajar masih kurang mengerti bagaimana cara menerapkan

penilaian afektif dan psikomotorik pada peserta didik.

e. Teori tentang penilaian pengetahuan, sikap dan keterampilan hanya terdapat

dalam Kurikulum saja akan tetapi tidak direalisasikan dengan benar.

5
2. Batasan masalah

Melihat banyaknya masalah yang ada, maka perlu adanya batasan masalah agar

penelitian lebih terarah, maka masalah yang akan penulis kaji adalah Analisis

Penilaian Autentik yang ada dalam kurikulum sekolah tahun 2013 Pada Mata

kuliah Moderasi Beragama di Ma’had Aljamiah Universitas Islam Negeri Sultan

Syarif Kasim Riau.

3. Rumusan Masalah

Bagaimana proses pelaksanaan penilaian autentik yang ada dalam kurikulum

sekolah tahun 2013 pada mata kuliah Moderasi Beragama di Ma’had Aljamiah

Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan

Sebagaimana rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan utama penelitian

ini adalah Untuk mengetahui proses pelaksanaan penilaian autentik pada mata

kuliah Moderasi Beragama di Ma’had Aljamiah Universitas Islam Negeri Sultan

Syarif Kasim Riau.

2. Manfaat penelitian

a. Bagi tenaga pengajar, penelitian ini akan membantu mengetahui kekurangan

proses evaluasi dan penilaian yang dilakukan.

b. Bagi lembaga pendidikan, hasil penelitian ini bisa digunakan sebagai

pertimbangan untuk menetapkan poin penilaian yang harus dilaksanakan oleh

tim pendidik sehingga penilaiannya akan sesuai dengan tuntutan Kurikulum

2013 yaitu penilaian secara autentik serta sebagai pertimbangan evaluasi.

c. Bagi peneliti, sebagai tambahan pengetahuan dan informasi mengenai

penilaian autentik pada kurikulum 2013. Hasil penelitian yang diperoleh

6
peneliti juga mampu memaparkan kesesuaian penilaian hasil belajar yang

dilakukan di lembaga pendidikan dan penilaian sesuai dengan Kurikulum

2013.

d. Bagi peneliti yang akan datang, sebagai tambahan referensi untuk melengkapi

penelitiannya.

7
BAB II

TEORITIS

A. Kajian Tori

1. Pengertian penilaian autentik dalam kurikulum 2013

Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengelolaah informasi untuk

mengukur pencapaian hasil belajar peseta didik. Penilaian merupakan bagian

integral dari proses pembelajaran, sehingga tujuan penilaian harus sejalan dengan

tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, penilaian hendaknya dilakukan dengan

perencanaan yang cermat.6

Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis,

menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar siswa yang dilakukan secara

sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna

dalam pengambilam keputusan. Seorang guru diharapkan melakukan penilaian

dengan berbagai model variatif, sehingga siswa sebagai sasaran penilaian

merasakan manfaat dan kebermaknaan dari semua penilaian tersebut. Berdasarkan

hasilpenilaian yang komperhensif terhadap tiga aspek yaitu afektif, kognitif dan

psikomotorik, maka kemajuan belajar siswa dan tingkat efisiensi mengajar guru

dapat diketahui.7

Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif

untuk menilai mulai dari masukan (input), proses dan keluaran (output)

pembelajaran.8Dalam setiap pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik, maka

6
Abdul Majid, Penilaian Autentik Proses dan Hasil Belajar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2017, hlm. 35.

7
Aman, Model Evaluasi Pembalajaran Sejarah, Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2011, hlm. 74-75.

8
Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013), Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada, 2015, hlm. 50.

8
pendidik harus melakukan penilaian kepada setiap peserta didik dimulai dari awal

pembelajaran, saat pembelajaran berlangsung dan pada setiap akhir pembelajaran.

Untuk memperoleh hasil penilaian yang maksimal dan dapat menggambarkan

proses dan hasil yang sesungguhnya, penilaian dilakukan sepanjang kegiatan

pengajaran ditujukan untuk memotivasi dan mengembangkan kegiatan belajar

anak, kemampuan mengajar guru dan untuk kepentingan penyempurnaan program

pengajaran.9

Guru membutuhkan penilaian autentik yang dapat melakukan penilaian secara

holistik meliputi kognitif, afektif, dan psikomotor. Penilaian autentik merupakan

sekumpulan penilaian yang menghubungkan pengetahuan dengan praktik

langsung. Penilaian autentik sebagai bentuk penilaian yang mencerminkan hasil

belajar sesungguhnya, dapat menggunakan berbagai cara atau bentuk, antara lain

melalui penilaian proyek atau kegiatan siswa, penggunaan portofolio, jurnal,

demonstrasi, laporan tertulis, ceklis dan petunjuk observasi.10Penilaian autentik

memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melaksanakan tugas-tugas

autentik yang menarik, bermanfaat, dan relevan dengan kehidupan peserta didik.

Tugas ini dapat menjadikan peserta didik inovatif dan kreatif karena memiliki

kesempatan untuk mengembangkan diri, menumbuhkan sikap yang lebih positif

terhadap sekolah, kegiatan belajar dan dirinya sendiri.Penilaian autentik

merupakan pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta

didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Istilah asessmen

merupakan sinonim dari penilaian, pengukuran, pengujian, atau evaluasi. Istilah

autentik merupakan sinonim dari asli, nyata, valid, atau reliabel. Secara

9
Abdul Majid, Penilaian Autentik: Proses dan Hasil Belajar hlm. 35
10
Abdul Majid, Penilaian Autentik: Proses dan Hasil Belajar hlm. 63

9
konseptual penilaian autentik lebih bermakna secara signifikandibandingkan

dengan tes pilihan ganda terstandar sekali pun. Ketika menerapkan penilaian

autentik untuk mengetahui hasil dan prestasi belajar peserta didik, guru

menerapkan kriteria yang berkaitan dengan konstruksi pengetahuan, aktivitas

mengamati dan mencoba, dan nilai prestasi luar sekolah.

Pelaksanan asesmen autentik perlu memperhatikan tahapan berikut: (1)

identifikasi hasil pembelajaran. Hasil pembelajaran itu diperoleh dari tujuan

pembelajaran. (2) kembangkan tugas-tugas yang dapat dilakukan oleh peserta

didik dalam mempelajari tujuanpembelajaran. Setelah mengidentifikasi hasil

belajar, pertanyaan berikutnya adalah apakah yang akan dilakukan oleh peserta

didik dalam mempelajari tujuan pembelajaran. Peserta didik belajar dan

mendemonstrasikan tujuan pembelajaran dengan berbagai cara misalnya dengan

cara membaca, berbicara, berdiskusi, bermain peran, menulis, pembuatan

keputusan atau pemecahan masalah. (3) identifikasi hasil belajar tambahan yang

didukung oleh tugas. Tugas yang kompleks adalah lebih dari sekedar

mendemonstrasikan dan menerapkan pengetahuan. (4) rumuskan kriteria dan

tingkat kinerja untuk mengevaluasi kinerja peserta didik. Salah satu cara untuk

mengases kinerja peserta didik adalah mengembangkan kriteria yang dapat

digunakan untuk menilai dan mendiskripsikan tingkat kinerja.11Penilaian ini

memiliki kemampuan untuk mengetahui minat peserta didik, memperbaiki

prestasi, meningkatkan standar akademik dan meningkatkan pengembangan

kurikulum yang lebih terpadu.

2. Penilaian Autentik dan Tuntutan Kurikulum 2013

Rifa’i, A & Anni CT. Psikologi Guru. Semarang: UNNES Press, 2011, hlm. 44
11

10
Mulyasa mengungkapkan bahwa implementasi Kurikulum 2013 yang sarat

dengan karakter dan kompetensi, hendaknya disertai dengan penilaian secara utuh,

terus menerus, dan berkesinambungan agar dapat mengungkap berbagai aspek

yang diperlukan dalam mengambil suatu keputusan. Penilaian autentik memiliki

relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah dalam pembelajaran sesuai

dengantuntutan Kurikulum 2013. Penilaian semacam ini mampu menggambarkan

peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi,

menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain.12

Penilaian autentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau

kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi

mereka dalam pengaturan yang lebih autentik.

Penilaian autentik mencoba menggabungkan kegiatan guru mengajar,

kegiatan peserta didik belajar, motivasi dan keterlibatan peserta didik, serta

keterampilan belajar. Penilaian merupakan bagian dari proses pembelajaran, guru

dan peserta didik berbagi pemahaman tentang kriteria kinerja. Penilaian autentik

sering digambarkan sebagai penilaian atas perkembangan peserta didik, karena

berfokus pada kemampuan mereka berkembang untuk belajar bagaimana belajar

tentang subjek.

3. Jenis-jenis Penilaian Autentik

Guru harus memahami secara jelas tujuan yang ingin dicapai dalam

melaksanakan penilaian autentik. Guru harus bertanya pada diri sendiri,

khususnya berkaitan dengan: (1) sikap, keterampilan, dan pengetahuan apa yang

akan dinilai; (2) fokus penilaian akan dilakukan, misalnya, berkaitan dengan

sikap, keterampilan, dan pengetahuan; dan (3) tingkat pengetahuan apa yang akan

12
Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013.hlm. 56.

11
dinilai seperti penalaran, memori, atau proses. Penilaian autentik sebagai bentuk

penilaian yang mencerminkan hasil belajar sesungguhnya dapat menggunakan

berbagai cara atau bentuk, antara lain melalui penilaian proyek atau kegiatan

peserta didik, penggunaan portofolio, jurnal, demonstrasi, laporan tertulis, ceklis

dan petunjuk observasi. Beberapa jenis penilaian autentik menurut Abdul Majid

disajikan sebagai berikut ini:13

a) Penilaian Tertulis

Meski konsepsi asesmen autentik muncul dari ketidak puasan terhadap

tes tertulis yang lazim dilaksanakan pada era sebelumnya, penilaian tertulis

atas hasil pembelajaran tetap lazim dilakukan. Tes tertulis terdiri dari memilih

atau mensuplai jawaban dan uraian. Memilih jawaban dan mensuplai jawaban.

Memilih jawaban terdiri dari pilihan ganda, pilihan benar-salah, ya/tidak,

menjodohkan, dan sebab-akibat. Mensuplai jawaban terdiri dari isian atau

melengkapi, jawaban singkat atau pendek, dan uraian.

Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu

mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis,

mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atas materi yang sudah dipelajari.

Tes tertulis berbentuk uraian bersifat komprehentif, sehingga mampu

menggambarkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik.

Dalam menyusun instrumen penilaian tertulis perlu dipertimbangkan

hal-hal berikut, yaitu materi, konstruksi dan bahasa.

b) Jurnal

Jurnal merupakan tulisan yang dibuat siswa untuk menunjukkan segala

sesuatu yang telah dipelajari atau diperoleh dalam proses pembelajaran. Jurnal

13
Abdul Majid, Penilaian Autentik: Proses dan Hasil Belajar. hlm. 63-69.

12
dapat digunakan untuk mencatat atau merangkum topik-topik pokok yang

telah dipelajari, perasaan siswa dalam belajar mata pelajaran tertentu,

kesulitan-kesulitan, atau keberhasilan-keberhasilannya dala menyelesaikan

masalah atau topik pelajaran, dan catatan atau komentar siswa tentang

harapan-harapannya dalam proses aturan-aturan yang digunakan untuk menilai

kinerja siswa.14

c) Penilaian Proyek

Penilaian proyek (project assessment) merupakan kegiatan penilaian

terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode

atau waktu tertentu. Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasi yang

dilakukan oleh peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan data,

pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian data. Penilaian proyek

bersentuhan dengan aspek pemahaman, mengaplikasikan, penyelidikan, dan

lain-lain.

Selama mengerjakan sebuah proyek pembelajaran, peserta didik

memperoleh kesempatan untuk mengaplikasikan sikap, keterampilan, dan

pengetahuannya. Karena itu, pada setiap penilaian proyek, setidaknya ada tiga

hal yang memerlukan perhatian khusus dari guru.

Penilaian proyek berfokus pada perencanaan, pengerjaan, danproduk

proyek. Kegiatan yang harus dilakukan oleh guru meliputi penyusunan

rancangan dan instrumen penilaian, pengumpulan data, analisis data, dan

penyiapkan laporan. Penilaian proyek dapat menggunakan instrumen daftar

cek, skala penilaian, atau narasi. Laporan penilaian dapat dituangkan dalam

bentuk poster atau tertulis.

14
Ibid., hlm. 67

13
Produk akhir dari sebuah proyek sangat mungkin memerlukan

penilaian khusus. Penilaian produk dari sebuah proyek dimaksudkan untuk

menilai kualitas dan bentuk hasil akhir secara holistik dan analitik. Penilaian

produk dimaksud meliputi penilaian atas kemampuan peserta

didikmenghasilkan produk, seperti makanan, pakaian, hasil karya seni

(gambar, lukisan, patung, dan lain-lain), barang-barang terbuat dari kayu,

kertas, kulit, keramik, karet, plastik, dan karya logam. Penilaian secara analitik

merujuk pada semua kriteria yang harus dipenuhi untuk menghasilkan produk

tertentu. Penilaian secara holistik merujuk pada apresiasi atau kesan secara

keseluruhan atas produk yang dihasilkan.15

d) Penilaian Kinerja

Penilaian autentik sebisa mungkin melibatkan parsipasi peserta didik,

khususnya dalam proses dan aspek-aspek yang akan dinilai. Guru dapat

melakukannya dengan meminta para peserta didik menyebutkan unsur-unsur

proyek atau tugas yang akan mereka gunakan untuk menentukan kriteria

penyelesaiannya. Guru dapat memberikan umpan balik terhadap kinerja

peserta didik baik dalam bentuk laporan naratif maupun laporan kelas. Ada

beberapa cara berbeda untuk merekam hasil penilaian berbasis kinerja:

1) Daftar cek (checklist). Digunakan untuk mengetahui muncul atau

tidaknyaunsur-unsur tertentu dari indikator atau subindikator yang harus

munculdalam sebuah peristiwa atau tindakan.

2) Catatan anekdot atau narasi (anecdotal atau narative records).

Digunakandengan cara guru menulis laporan narasi tentang apa yang

dilakukan olehmasing-masing peserta didik selama melakukan tindakan.

15
Ibid., hlm. 63-64.

14
Sehingga gurudapat menentukan seberapa baik peserta didik memenuhi

standar yangditetapkan.

3) Skala penilaian (rating scale). Biasanya digunakan dengan

menggunakanskala numerik berikut predikatnya. Misalnya: 5 = baik sekali,

4 = baik, 3 =cukup, 2 = kurang, 1 = kurang sekali.

4) Memori atau ingatan (memory approach). Digunakan oleh guru dengan

caramengamati peserta didik ketika melakukan sesuatu, dengan tanpa

membuatcatatan. Guru menggunakan informasi dari memorinya untuk

menentukanapakah peserta didik sudah berhasil atau belum. Cara seperti

tetap adamanfaatnya, namun tidak cukup dianjurkan.

Penilaian kinerja memerlukan pertimbangan-pertimbangan khusus.

Pertama, langkah-langkah kinerja harus dilakukan peserta didik untuk

menunjukkan kinerja yang nyata untuk suatu atau beberapa jenis kompetensi

tertentu. Kedua, ketepatan dan kelengkapan aspek kinerja yang dinilai. Ketiga,

kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan oleh peserta didik untuk

menyelesaikan tugas-tugas pembelajaran. Keempat, fokus utama dari kinerja

yang akan dinilai, khususnya indikator esensial yang akan diamati. Kelima,

urutan dari kemampuan atau keterampilan peserta didik yang akan diamati.

Pengamatan atas kinerja peserta didik perlu dilakukan dalam berbagai

konteks untuk menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu. Untuk

menilai keterampilan berbahasa peserta didik, dari aspek keterampilan

berbicara, misalnya, guru dapat mengobservasinya pada konteks yang, seperti

berpidato, berdiskusi, bercerita, dan wawancara. Mengamati kinerja peserta

didik dapat digunakan alat atau instrumen, seperti penilaian sikap, observasi

perilaku, pertanyaan langsung, atau pertanyaan pribadi.

15
e) Penilaian Portofolio

Penilaian portofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefak yang

menunjukkan kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata.

Portofolio biasanya berbentuk file atau folder yang berisi koleksi karya

peserta didik. Penilaian portofolio bisa berangkat dari hasil kerja peserta didik

secara perorangan atau diproduksi secara berkelompok, memerlukan refleksi

peserta didik, dan dievaluasi berdasarkan beberapa dimensi. Penilaian

portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada

kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta

didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya

peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik, hasil tes (bukan

nilai), atau informasi lain yang relefan dengan sikap, keterampilan, dan

pengetahuan yangdituntut oleh topik atau mata pelajaran tertentu. Fokus

penilaian portofolio adalah kumpulan karya peserta didik secara individu atau

kelompok pada satu periode pembelajaran tertentu. Penilaian terutama

dilakukan oleh guru, meski dapat juga oleh peserta didik sendiri.

Melalui penilaian portofolio guru akan mengetahui perkembangan atau

kemajuan belajar peserta didik. Misalnya, hasil karya mereka dalam

menyusun atau membuat karangan, puisi, surat, komposisi musik, gambar,

foto, lukisan, resensi buku atau literatur, laporan penelitian, sinopsis, dan lain-

lain. Penggunaan asesmen portofolio dalam pembelajaran menulis

memberikan efek yang lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran menulis

yang menggunakan asesmen konvensional. Atas dasar penilaian itu, guru

16
dan/atau peserta didik dapat melakukan perbaikan sesuai dengan tuntutan

pembelajaran.

Berikut ini langkah-langkah penilaian portofolio yang dilakukan oleh

guru:

1) Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio.

2) Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio

yangakan dibuat.

3) Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di

bawahbimbingan guru menyusun portofolio pembelajaran.

4) Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada

tempatyang sesuai, disertai catatan tanggal pengumpulannya.

5) Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu.

6) Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas

bersamadokumen portofolio yang dihasilkan.

7) Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian

portofolio.

4. Prinsip Penilaian Autentik dalam Kurikulum 2013

Prinsip penilaian hasil belajar peserta didik sesuai dengan kurikulum 2013

telah diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia Nomor 23 Tahun 2016 tentang Srandar Pendidikan, yaitu sebagai

berikut:

a. sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan

yang diukur;

b. objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas,

tidak dipengaruhi subjektivitas penilai;

17
c. adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik

karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku,

budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.

d. terpadu, berarti penilaian merupakan salah satu komponen yang tak

terpisahkan dari kegiatan pembelajaran;

e. terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan

keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan;

f. menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian mencakup semua aspek

kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk

memantau dan menilai perkembangan kemampuan peserta didik;

g. sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan

mengikuti langkah-langkah baku;

h. beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian

kompetensi yang ditetapkan; dan

i. akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari

segimekanisme, prosedur, teknik, maupun hasilnya.

5. Ruang Lingkup Penilaian Autentik

Ruang lingkup yang menjadi aspek penilaian dalam penilaian autentik adalah

aspek pengetahuan,keterampilan, dan sikap yang dilakukan secara berimbang.

Dalam penilaian setiap aspek disesuaikan dengan teknik dan instrumen yang akan

digunakan agar hasil yang diperoleh dapat valid dan sesuai dengan apa yang

diharapkan.

Teknik dan instrument yang digunakan dalam setiap aspek adalah sebagai

berikut:

18
a) Penilaian Pengetahuan (kognitif)

Kemampuan kognitif adalah kemampuan berfikir yang menurut

taksonomi Bloom secara hirarkis meliputi berbagai tingkah laku dari

tingkatan terendah sampai tertinggi. Pada tingkat pengetahuan, peserta didik

menjawab pertanyaan berdasarkan hafalan saja. Pada tingkat pemahaman,

peserta didik dituntut untuk menyatakan jawaban atas pertanyaan dengan

katakatanya sendiri. Pada tingkat aplikasi, peserta didik dituntut untuk

menerapkan prinsip dan konsep dalam suatu situasi yang baru. Pada tingkat

analisis, peserta didik diminta untuk menguraikan informasi ke dalam

beberapa bagian, menemukan asumsi, membedakan fakta dan pendapat, dan

menemukan hubungan sebab akibat. Pada tingkat sintesis, peserta didik

dituntut merangkum suatu cerita, komposisi, hipotesis, atau teorinya sendiri,

dan mensintesiskan pengetahuan. Pada tingkat evaluasi, peserta didik

mengevaluasi informasi seperti bukti sejarah, editorial, teori-teori, dan

termasuk di dalamnya melakukan pertimbangan (judgment) terhadap hasil

analisis untuk membuat keputusan.16

b) Penilaian Sikap (Afektif)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, afektif adalah berkenaan

dengan rasa takut atau cinta, mempengaruhi keadaan, perasaan, dan emosi

serta mempunyai gaya atau makna yang menunjukkan perasaan.17

Guru melakukan penilaian kompetensi sikapmelalui: (a) Observasi, (b)

Penilaian diri, (c) Penilaianantar teman, (d) Jurnal, (e) wawancara dengan

alatpanduan atau pedoman wawancara (pertanyaanpertanyaan)langsung.

Instrumen yang digunakanuntuk observasi, penilaian diri dan penilaian


16
Kementerian Agama RI, Pedoman Sistem Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Madrasah Tsanawiyah, hlm.
6
17
Sitiatava Rizema Putra, Desain Evaluasi Belajar Berbasis Kinerja, hlm. 239

19
antarpeserta didik adalah daftar cek atau skala penilaianyang disertai rubrik,

sedangkan pada jurnal berupacatatan pendidik dan pada wawancara berupa

daftar pertanyaan

B. Penelitian Relevan

1. Tesis Setiawati Iriani (2015) yang berjudul “Pelaksanaan Penilaian Autentik Pada

Mata Pelajaran PPKN”. Keterkaitan dengan skripsi yangakan diteliti adalah

skripsi Setiawati iriani sama-sama meneliti tentang penilaian autentik. Akan tetapi

penulis meneliti tentang analisis penilaian autentik sedangkan Setiawati Iriani

meneliti tentang pelaksanaan penilaian autentik dan mata pelajaran yang akan

diteliti berbeda

2. Skripsi M. Fajar Mahbub (2014) yang berjudul “Penerapan Penilaian Autentik

Untuk Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Dan

Budi Pekerti”. Keterkaitan dengan skripsi yang akan diteliti adalah skripsi M.

Fajar Mahbub focus pada untuk hasil belajar siswa pada pembelajaran PAI dan

Budi Pekerti. Sedangkan penulis meneliti focus pada perencanaan, pelaksanaan

dan evaluasi

C. Operasional Variabel

No Variabel Indikator

1 Penilaian 1. Menyajikan rancangan strategi penilaian yang dilakukan oleh tenaga

Autentik pendidik pada saat menyusun RPP.

2. mendeskripsikan prosedur penilaian yang dilakukan oleh tenaga pendidik.

3. Menganalisis nilai aspek pengetahuan yang dilakukan melalui tes tertulis.

4. Menganalisis nilai aspek sikap yang dilakukan melalui penilaian diri dan

jurnal.

5. Menganalisis nilai aspek keterampilan yang dilakukan melalui:

20
a. performance/kinerja

b. penilaian proyek

c. penilaian portofolio

21
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang bersifat deskriptif

kualitatif, penulis meneliti secara langsung ke lapangan yaitu di Mahad

Aljamiah Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau untuk

mendapatkan data obyektif yang disajikan dalam bentuk laporan. Selanjutnya

digunakan untuk menggambarkan Penilaian Autentik yang ada dalam

Kurikulum sekolah tahun 2013 pada Mata Pelajaran Moderasi Beragama di

Mahad Aljamiah Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Lokasi tempat penelitian ini adalah di Mahad Aljamiah Universitas Islam

Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

2. Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 05 Mei 2022 sampai selesai

C. Informant Penelitian

Informan penelitian dalam penelitian ini adalah Kepala Pusat dan seluruh

tenaga pengajar moderasi beragama di Mahad Aljamiah Universitas Islam

Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

22
Metode ini digunakan penulis untuk memperoleh data secara langsung

tentang bagaimana perencanaan penilaian autentik, pelaksanaan penilaian

autentik dan evaluasi penilaian di Mahad Aljamiah Universitas Islam

Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

2. Wawancara

Dalam hal ini yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah seluruh

tenaga pengajar moderasi beragama di Mahad Aljamiah Universitas Islam

Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

3. Dokumentasi

Metode ini penulis gunakan untuk mengetahui dan mengumpulkan data-

data yang telah tersedia, misalnya berupa catatan-catatan maupun

dokumen penting yang dapat melengkapi penelitian ini.

E. Teknik Analisis Data

1. Reduksi data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal penting, dan membuang yang tidak perlu.18

Adapun data yang peneliti ambil adalah data tentang perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi penilaian autentik.

2. Penyajian data

Penyajian data adalah kelanjutan dari reduksi data, dengan menyajikan

data maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi,

merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami

tersebut.
18
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D) hlm. 338

23
3. Kesimpulan/ verifikasi

Verifikasi merupakan penarikan kesimpulan terhadap kesimpulan awal

yang masih bersifat sementara.19 Data yang telah diperoleh kemudian di

tarik kesimpulan dalam bentuk deskriptif atau gambaran suatu objek yang

sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah diteliti menjadi jelas.

Analisis data disini adalah dengan menarik kesimpulan dari data yang

diperoleh penulis dari lapangan secara langsung, kemudian dianalisis

dengan menggunakan model analisis deskriptif kualitatif, yaitu dengan

menguraikan data yang telah diperoleh ke dalam bentuk laporan yang

akurat, gambaran yang faktual tentang fenomena yang diselidiki.

19
Ibid, hlm. 345

24
DAFTAR KEPUSTAKAAN

Abdul Majid, Penilaian Autentik Proses dan Hasil Belajar, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2017
Abdul Majid, Penilaian Autentik: Proses dan Hasil Belajar

Aman, Model Evaluasi Pembalajaran Sejarah, Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2011

Dyah Tri Palupi, Cara Mudah Memahami Kurikulum (Surabaya: Jaring Pena, 2016),

Imas Kurinasih, Berlin Sani,. Implementasi Kurikulum 2013 Konsep & Penerapan,
(Surabaya: Kata Pena, 2014
Kementerian Agama RI, Pedoman Sistem Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik
Madrasah Tsanawiyah
Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan
Kurikulum 2013), Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2015
Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013

Rifa’i, A & Anni CT. Psikologi Guru. Semarang: UNNES Press, 2011

Sitiatava Rizema Putra, Desain Evaluasi Belajar Berbasis Kinerja

Sitiatava Rizema Putra, Desain Evaluasi Belajar Berbasis Kinerja, (Yogyakarta:


DIVA Press, 2013),
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan

R&D)

Sukiman, Pengembangan Sistem EvaluasiYogjakarta: Insan Madani, 2012

25

Anda mungkin juga menyukai