Disusun oleh :
2024
KATA PENGANTAR
Allhamdulillah, dengan megucap segala puji bagi Allah SWT atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Baginda Rosulillah Nabi
Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan seluruh umat yang tetap mengikuti
ajaranya.
Kami selaku penyusun makalah ini mengucapka terima kasih kepada Ibu
Nur Hidayah Hanifa. M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Evaluasi
Pembelajaran MI/SD yang telah mengajarkan ilmunya kepada kami.
Makalah ini merupakan tugas mata kuliah Evaluasi Pembelajaran yang di
dalamnya membahas tentang Prosedur Pengembangan Evaluasi Pembelajaran
Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka. Semoga dengan adanya makalah ini
menambah pengetahuan tentang prosedur pengembangan evalusi pembelajaran
bagi pembaca. Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami tidak menutup diri akan saran dan kritik yang
sifatnya membangun demi perbaikan dan peningkatan kualitas penyusunan makalah
ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengembangan evaluasi pembelajaran kurikulum merupakan suatu proses
yang penting dalam meningkatkan efektivitas sistem pendidikan. Evaluasi tersebut
tidak hanya memperhatikan hasil akhir, tetapi juga proses pembelajaran secara
keseluruhan. Dengan memperhatikan berbagai aspek seperti tujuan pembelajaran,
metode pengajaran, dan kebutuhan siswa, pengembangan evaluasi pembelajaran
kurikulum dapat membantu mengidentifikasi keberhasilan dan kekurangan dalam
pelaksanaan kurikulum. Hal ini memberikan dasar yang kuat untuk meningkatkan
kualitas pendidikan dan memastikan bahwa tujuan pembelajaran tercapai secara
optimal1.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pengembangan evaluasi pembelajaran dalam kurikulum 2013?
2. Apa itu pengembangan evaluasi pembelajaran dalam kurikulum merdeka?
3. Bagaimana langkah-langkah dalam penyusunan kisi-kisi soal tes?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengembangan evaluasi pembelajaran dalam kurikulum 2013.
2. Untuk mengetahui pengembangan evaluasi pembelajaran dalam kurikulum
merdeka.
3. Untuk mengetahui penyusunan kisi-kisi soal tes.
1
M.Pd Dr. Riinawati, Pengatar Evaluasi Pendidikan, 2021.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Nurhasnah Nurhasnah et al., “Implementasi Kurikulum 2013,” Educational Journal of Islamic Management 2,
no. 2 (2022): 41–54, https://doi.org/10.47709/ejim.v2i2.1903.
2
Evaluasi dimaknai sebagai suatu proses pengumpulan analisis dan penafsiran yang
sistematis untuk menentukan sampai sejauh mana peserta didik mencapai tujuan
pembelajaran seperti yang dinyatakan dalam kurikulum.
Evaluasi kurikulum juga bervariasi, tergantung pada dimensi-dimensi yang menjadi
fokus evaluasi. Salah satu dimensi yang sering mendapat sorotan adalah dimensi
kuantistas dan kualistas. Insrumen yang di gunakan untuk mengevaluasi dimensi
kuantitatif berbeda dengan dimensi kualitatif. Instrumen yang di gunakan untuk
mengevaluasi dimensi kuantitatif, seperti tes standar, tes prestasi belajar dan lain –
lain. Sedangkan, instrumen untuk mengevaluasi dimensi kualitatif dapat di gunakan,
questionnare, interview dan catatan.
Menurut Kemdikbud , ciri-ciri evaluasi dalam melaksanakan kurikulum 2013
sebagai berikut3.
1. Belajar tuntas adalah peserta didik dapat mencapai kompetensi yang ditentukan
asal komputer didik dapat mencapai kompetensi yang ditentukan, asalkan peserta
didik mendapat bantuan yang tepat dan diberi waktu sesuai dengan yang
dibutuhkan.
2. Authentik memandang penilaian dan pembelajaran adalah merupakan dua hal
yang saling berkaitan penilaian autentik harus mencerminkan masalah dunia
nyata, bukan dunia sekolah. Menggunakan berbagai cara dengan kriteria holistik
kompetensi untuk merefleksikan pengetahuan, keterampilan dan sikap.
3. Berkesinambungan penilaian dimaksudkan sebagai penilaian yang dilakukan
secara terus-menerus dan berkelanjutan selama pembelajaran berlangsung.
Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran yang utuh mengenai
perkembangan hasil belajar peserta didik memantau proses kemajuan dan
perbaikan hasil menerus dalam bentuk Penilaian proses dan berbagai jenis ulangan
secara berkelanjutan seperti ulangan harian ulangan tengah semester, ulangan
akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas.
4. Menggunakan teknik penilaian yang bervariasi berupa tertulis, lisan, produk,
portofolio, unjuk kerja, projek pengamatan dan penilaian diri.
5. Berdasarkan acuan kriteria penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian
kompetensi ditetapkan. Kemampuan peserta didik tidak dibandingkan terhadap
kelompoknya tetapi dibandingkan terhadap kriteria yang ditetapkan misalnya
3
Dita Agustiyana and Sutrisna Widodo, “Evaluasi Implementasi Kurikulum 2013 Kelas IV SDN Banaran 1
Kertosono,” Jurnal Mahasiswa Teknologi Pendidikan. 02, no. 02 (2014): 1–10, https://hal.inria.fr/hal-01202901.
3
ketentuan-ketentuan belajar minimal KKM, yang ditetapkan oleh satuan
pendidikan masing-masing dengan mempertimbangkan karakteristik kompetensi
dasar yang akan dicapai daya dukung sarana dan guru, dan karakteristik peserta
didik.
1. Belajar tuntas
Asumsi yang digunakan dalam belajar tuntas adalah peserta didik dapat
mencapai kompetensi yang ditentukan asalkan peserta didik mendapat bantuan
yang tepat dan diberi waktu sesuai dengan yang dibutuhkan peserta didik yang
belajar lambat perlu diberi waktu lebih lama untuk materi yang sama
dibandingkan peserta didik Pada umumnya.
2. Autentik
Memandang penilaian dan pembelajaran adalah merupakan dua hal yang
saling berkaitan. penilaian autentik harus mencerminkan masalah dunia nyata,
bukan dunia sekolah. menggunakan berbagai cara dan kriteria holistik
(kompetensi utuh merefleksikan pengetahuan keterampilan dan sikap) penilaian
otentik tidak hanya mengukur Apa yang diketahui oleh peserta didik, Tetapi lebih
menekankan mengukur apa yang dapat dilakukan oleh peserta didik.
Berikut contoh-contoh tugas autentik:
a. Pemecahan masalah matematika.
b. Melaksanakan percobaan.
c. Bercerita.
d. Menulis laporan.
e. Berpidato.
f. Membaca puis.
g. Membuat peta perjalanan.
3. Berkesinambungan
Penilaian berkesinambungan dimaksudkan sebagai penilaian yang dilakukan
secara terus-menerus dan berkelanjutan selama pembelajaran berlangsung.
4
Ucok Setia siregar, “Evaluasi Pembelajaran Pada Kurikulum 2013 Dengan Kurikulum Merdeka,” Jurnal Al
Burhan 3, no. 1 (2023): 21–29, https://doi.org/10.58988/jab.v3i1.100.
4
Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran yang utuh mengenai
perkembangan hasil belajar peserta didik, memantau proses, kemajuan dan
perbaikan hasil terus menerus dalam bentuk Penilaian proses, dan berbagai jenis
ulangan secara berkelanjutan (ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan
akhir semester, atau ulangan kenaikan kelas).
4. Menggunakan teknik penilaian yang bervariasi
Teknik penilaian yang di pilih dapat berupa tertulis, lisan, produk, portofolio,
untuk kerja, projek, pengamatan, dan penilaian diri.
5. Berdasarkan acuan kriteria
Penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang tetapkan.
5
Anizar Anizar and Sardin Sardin, “Evaluasi Pada Kurikulum Merdeka,” no. June (2023): 38.
5
mungkin setiap semester atau setiap tahun pelajaran, untuk memastikan pemantauan
yang terus-menerus terhadap kualitas pembelajaran. Tujuan dari evaluasi ini adalah
untuk memastikan bahwa proses pembelajaran yang dilaksanakan sesuai dengan
standar yang ditetapkan dalam Kurikulum Merdeka, serta untuk mengidentifikasi
area-area yang memerlukan perbaikan atau peningkatan. Hasil evaluasi tersebut
kemudian digunakan sebagai dasar untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya
dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan pendidikan, sehingga dapat
meningkatkan kualitas pendidikan yang diselenggarakan.
Dalam melaksanakan Kurikulum Merdeka, Meurut Kemendikbudristek)
terdapat beberapa ciri-ciri evaluasi yang dapat diterapkan. Berikut adalah beberapa
ciri-ciri evaluasi dalam melaksanakan Kurikulum Merdeka6:
1. Berorientasi pada Kompetensi: Evaluasi dalam Kurikulum Merdeka
menekankan pada pengembangan kompetensi siswa. Evaluasi dilakukan
untuk mengukur sejauh mana siswa telah mencapai kompetensi yang
ditetapkan dalam kurikulum.
2. Formatif dan Sumatif: Evaluasi dalam Kurikulum Merdeka dapat
dilakukan secara formatif dan sumatif. Evaluasi formatif dilakukan secara
berkelanjutan selama proses pembelajaran untuk memberikan umpan balik
kepada siswa dan guru. Sedangkan evaluasi sumatif dilakukan pada akhir
suatu periode atau tahap pembelajaran untuk menilai pencapaian siswa
secara keseluruhan.
3. Beragam dan Kontekstual: Evaluasi dalam Kurikulum Merdeka dapat
dilakukan dengan menggunakan berbagai metode dan instrumen yang
sesuai dengan konteks pembelajaran. Evaluasi dapat dilakukan melalui
tugas, proyek, presentasi, atau bentuk evaluasi lain yang relevan dengan
materi pembelajaran.
4. Menekankan pada Proses Pembelajaran: Evaluasi dalam Kurikulum
Merdeka tidak hanya fokus pada hasil akhir, tetapi juga pada proses
pembelajaran siswa. Evaluasi dilakukan untuk melihat sejauh mana siswa
telah mengembangkan keterampilan, pemahaman, dan sikap yang
diharapkan dalam proses pembelajaran.
6
Nadia Tri Wulandari, “Evaluasi Implementasi Kurikulum Merdeka Terhadap Pembelajaran Pendidikan
Jasmani Olahraga Dan Kesehatan (PJOK) SMA Negeri Se-Kota Kendari” 5 (2023): 1–14,
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK558907/.
6
5. Melibatkan Siswa: Evaluasi dalam Kurikulum Merdeka melibatkan siswa
secara aktif dalam proses evaluasi. Siswa diberikan kesempatan untuk
mengambil bagian dalam mengevaluasi diri mereka sendiri, memberikan
umpan balik kepada teman sekelas, atau berpartisipasi dalam diskusi
evaluasi.
6. Berkelanjutan: Evaluasi dalam Kurikulum Merdeka dilakukan secara
berkelanjutan dan terintegrasi dalam proses pembelajaran. Evaluasi
dilakukan tidak hanya pada akhir suatu periode pembelajaran, tetapi juga
selama proses pembelajaran untuk mengidentifikasi kebutuhan siswa dan
memberikan dukungan yang sesuai.
Penyerapan ilmu oleh peserta didik penting dan melibatkan perbandingan teori
dan praktik di lapangan serta kekhususan ilmu yang diterapkan. Pembelajaran yang
seimbang antara teori dan praktik memungkinkan peserta didik menyerap ilmu
dengan baik. Evaluasi melibatkan peserta didik dan masyarakat dalam pengambilan
keputusan peminatan. Penting bagi peserta didik untuk menyerap ilmu dengan baik
melalui perbandingan teori dan praktik yang seimbang. Merdeka Belajar bertujuan
untuk membuat pembelajaran lebih bermakna dan memperbaiki sistem yang sudah
ada. Program ini tidak bertujuan menggantikan program yang telah berjalan, namun
lebih pada perbaikan sistem tersebut. Dalam konteks penilaian dalam Merdeka
7
Ina Magdalena et al., “Evaluasi Penerapan Pembelajaran K13 Di Sekolah Dasar Dharmawati Arief
Tangerang,” Manazhim 2, no. 1 (2020): 19–28, https://doi.org/10.36088/manazhim.v2i1.596.
7
Belajar, asesmen autentik yang pernah diimplementasikan pada kurikulum 2013
masih relevan dan dapat diintegrasikan dengan program ini8.
8
Kemendikbudristek, “Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka Di Satuan Pendidikan.,” Kemendibudristek,
2022, 1–16, https://kurikulum.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2022/07/Tahapan-Implementasi-
Kurikulum-Merdeka.pdf.
9
Jenny Indrastoeti and Siti Istiyati, Asesmen Dan Evaluasi Pembelajaran Di Sekolah Dasar, 2017.
8
Jenis tes berdasarkan tujuan penyelenggaraan antara lain10:
10
Kemendikbudristek, “Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka Di Satuan Pendidikan.”
9
b. Tes Formatif (Formative Test)
Tes formatif dilakukan pada saat program pengajaran sedang
berlangsung (progress), tujuannya untuk memperoleh informasi tentang
jalannya pengajaran sampai tahap tertentu. Informasi tersebut penting
untuk mengetahui apakah program pengajaran berjalan sesuai dengan
format yang ditentukan sehingga dipertahankan atau program
pembelajaran memerlukan perubahan atau penyesuaian, hasilnya berguna
untuk memperbaiki strategi mengajar. Tes ini dilakukan secara periodik
sepanjang rentang proses pembelajaran, materi tes dipilih berdasarkan
tujuan pembelajaran tiap pokok bahasan atau subpokok materi. Jadi tes
untuk menentukan keberhasilan belajar dan untuk mengetahui
keberhasilan proses pembelajaran.
c. Tes Sumatif (Summative Test)
Tes sumatif dilakukan setelah semua kegiatan belajar mengajar atau
seluruh program yang direncanakan. Tes sumatif pada dasarnya
dimaksudkan untuk mengukur kadar pencapaian tujuan umum pengajaran.
a. Tes Buatan Guru Tes buatan guru adalah tes yang dirancang dan
dipersiapkan oleh guru, tetap dengan mengacu pada karakteristik tes yang
baik dan dilakukan secara cermat, untuk tetap menjamin validitas maupun
reliabilitasnya.
b. Tes Tersandar Tes standar adalah tes yang dikembangkan dengan
mengikuti prosedur serta prinsip pengembangan tes secara ketat. Semua
prosedur pengembangan tes diikuti sehingga ciri-ciri tes sebagai alat ukur
yang baik senantiasa dapat dipenuhi. Dengan demikian, tingkat validitas,
reliabilitas, kepraktisan, maupun daya beda sudah dapat
dipertanggungjawabkan.
Jenis tes berdasarkan bentuk jawabannya antara lain:
Tes bentuk uraian adalah tes yang menuntut siswa mengorganisasikan
gagasan-gagasan tentang sesuatu yang telah dipelajarinya dengan cara
mengemukakannya dalam bentuk tulisan.
a. Tes Jawaban Pendek
10
Tes jenis ini adalah tes yang mewajibkan siswa untuk mengisi bagian
yang kosong dari sebuah kalimat atau teks. Sehingga diharapkan dapat
memberikan jawabannya sesingkat mungkin.
b. Tes Objektif
Tes objektif adalah tes yang keseluruhan informasi yang diperlukan
untuk menjawab tes telah tersedia. Oleh karenanya sering pula disebut
dengan istilah tes pilihan jawaban (selected response test). Butir soal telah
mengandung kemungkinan jawaban yang harus dipilih atau dikerjakan
oleh peserta tes.
11
Jay McTighe et al., “Panduan Pembelajaran Dan Asesmen,” Badan Standar, Kurikulum, Dan Asesmen
Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik Indonesia, 2017, 123.
11
Ada tiga langkah dalam mengembangkan kisi-kisi tes dalam sistem
penilaian berbasis kompetensi dasar, yaitu:
(1) Menulis kompetensi dasar
(2) Menulis materi pokok
(3) Menentukan indikator
(4) Menentukan jumlah soal
b. Bentuk Tes
Pemilihan bentuk tes dapat dilakukan dengan tepat bila didasarkan
pada tujuan tes, jumlah peserta tes, waktu yang tersedia untuk memeriksa
lembar jawaban tes, cakupan materi tes, dan karakteristik mata pelajaran
yang diujikan. Misalnya, bentuk tes objektif pilihan ganda dan bentuk tes
benar salah cocok digunakan bila jumlah peserta tes banyak, waktu koreksi
singkat, dan cakupan materi yang diujikan banyak.
Dalam memilih teknik tes mana yang akan digunakan Pendidik juga
harus mempertimbangkan ciri indikator. Contoh, apabila tuntutan indikator
melakukan sesuatu, maka teknik penilaiannya adalah tes unjuk kerja
(performance), sedang bila tuntutan indikator berkaitan dengan
pemahaman konsep, maka teknik penilaiannya adalah tes tertulis. Tingkat
berpikir yang digunakan dalam mengerjakan tes harus mencakup mulai
yang rendah sampai yang tinggi, dengan proporsi yang sebanding sesuai
dengan jenjang pendidikan.
c. Menetapkan panjang Tes
Langkah menetapkan panjang tes, meliputi berapa waktu yang tersedia
untuk melakukan tes, hal ini terkait erat dengan penetapan jumlah item-
item tes yang dikembangkan.
d. Membuat/menulis soal sekaligus dengan kunci jawaban.
Penulisan soal dilakukan berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat.
Dalam penulisan soal, hendaknya kita memperhatikan kaidah- kaidah
penulisan soal baik kaidah-kaidah umum maupun kaidah-kaidah khusus
masing-masing soal.
e. Mengadakan pemeriksaan terhadap setiap butir
Setelah soal-soal dibuat, semestinya diperiksa kembali. Pemeriksaan
ini sebaiknya tidak dilaksanakan secara langsung, tetapi setelah ada jarak
waktu tertentu. Hal ini dimaksudkan agar pola pikir kita tidak terpengaruh
12
oleh suasana pemikiran di saat menulis soal. Untuk tes yang akan
dibakukan, pemeriksaan biasanya dilakukan oleh orang-orang yang
dipandang ahli dalam bidang tes.
f. Membuat petunjuk pengerjaan soal
Petunjuk pengerjaan hendaknya dibuat sejelas mungkin, petunjuk
pengerjaan harus sesuai dengan persoalan dan kunci jawaban yang
tersedia.
g. Mengadakan uji coba
Uji coba dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kebaikan tes secara
empiris. Hal-hal yang dianalisis dalam ujicoba meliputi daya pembeda dan
kepraktisan penggunaan tes. Uji coba secara empiris biasanya dilakukan
dalam tes yang akan dibakukan, sedangkan untuk tes buatan guru untuk
kepentingan sehari-hari jarang dilakukan.
h. Merevisi soal
Berdasarkan pada data empirik hasil uji coba, kita melakukan
perbaikan kembali terhadap soal-soal yang dianggap kurang memadai atau
mungkin membuang atau mengganti soal-soal yang dianggap tidak
memenuhi syarat.
i. Mengorganisasikan kembali
soal dalam bentuk final Soal yang dinggap memadai untuk digunakan,
dipilih dan ditata kembali dalam bentuk final sesuai dengan jumlah dan
proporsi soal yang tertera dalam kisi-kisi12.
12
Daniel Lenox Fay, “Bab Ii Pengembangan Penilaian Kinerja Siswa (Students Performance Assessment)
Dalam Menemukan Rumus Pythagoras,” Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952., 1967, 16–
38.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kurikulum diartikan sebagai program pendidikan yang mengatur dan
Implementasi dipandang sebagai sistem. Menurut Kemdikbud , ciri-ciri evaluasi
dalam melaksanakan kurikulum 2013 antara lain; belajar tuntas, autentik memandang
penilaian dan pembelajaran, berkesinambungan penilaian, menggunakan teknik
penilaian bervariasi, dan berdasarkan acuan kriteria penilaian.
B. Saran
Demikianlah makalah ini kami susun, semoga makalah ini bermanfaat untuk
para pembaca. Makalah ini jauh dari kata sempurna maka dibutuhkannya kritik dan
saran yang dapat membangun ke arah yang lebih baik.
14
DAFTAR PUSTAKA
Agustiyana, Dita, and Sutrisna Widodo. “Evaluasi Implementasi Kurikulum 2013 Kelas IV
SDN Banaran 1 Kertosono.” Jurnal Mahasiswa Teknologi Pendidikan. 02, no. 02
(2014): 1–10. https://hal.inria.fr/hal-01202901.
Anizar, Anizar, and Sardin Sardin. “Evaluasi Pada Kurikulum Merdeka,” no. June (2023): 38.
Dr. Riinawati, M.Pd. Pengatar Evaluasi Pendidikan, 2021.
Fay, Daniel Lenox. “Bab Ii Pengembangan Penilaian Kinerja Siswa (Students Performance
Assessment) Dalam Menemukan Rumus Pythagoras.” Angewandte Chemie
International Edition, 6(11), 951–952., 1967, 16–38.
Indrastoeti, Jenny, and Siti Istiyati. Asesmen Dan Evaluasi Pembelajaran Di Sekolah Dasar,
2017.
Kemendikbudristek. “Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka Di Satuan Pendidikan.”
Kemendibudristek, 2022, 1–16. https://kurikulum.kemdikbud.go.id/wp-
content/uploads/2022/07/Tahapan-Implementasi-Kurikulum-Merdeka.pdf.
Magdalena, Ina, Nia Hidayatul Maula, Sekar Ayu Amelia, and Amelia Ismawati. “Evaluasi
Penerapan Pembelajaran K13 Di Sekolah Dasar Dharmawati Arief Tangerang.”
Manazhim 2, no. 1 (2020): 19–28. https://doi.org/10.36088/manazhim.v2i1.596.
McTighe, Jay, Grant Wiggins, Agus Wasisto Dwi Doso Warso, Shofi Hikmatuz Zahroh,
Parno, Nandang Mufti, and Yogi Anggraena. “Panduan Pembelajaran Dan Asesmen.”
Badan Standar, Kurikulum, Dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik Indonesia, 2017, 123.
Nurhasnah, Nurhasnah, Lona Maulida, Zaki Aulia Mufti, Amanur Latifah, and Rahmad
Agung. “Implementasi Kurikulum 2013.” Educational Journal of Islamic Management
2, no. 2 (2022): 41–54. https://doi.org/10.47709/ejim.v2i2.1903.
Setia siregar, Ucok. “Evaluasi Pembelajaran Pada Kurikulum 2013 Dengan Kurikulum
Merdeka.” Jurnal Al Burhan 3, no. 1 (2023): 21–29.
https://doi.org/10.58988/jab.v3i1.100.
Wulandari, Nadia Tri. “Evaluasi Implementasi Kurikulum Merdeka Terhadap Pembelajaran
Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan (PJOK) SMA Negeri Se-Kota Kendari” 5
(2023): 1–14. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK558907/.
15