Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH EVALUASI PEMBELAJARAN MI/SD

PROSEDUR PENGEMBANGAN EVALUASI PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013


DAN KURIKULUM MERDEKA

Dosen Pengampu : Nur Hidayah Hanifah. M.Pd

Disusun oleh :

1. Fikriyatus Syadidah (220103110063)


2. Aida Olivia Desy T.W (220103110125)
3. Alvi Azizah Marsila (220103110142)
4. Muhammad Haykal Fahmi (220103110148)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

2024
KATA PENGANTAR
Allhamdulillah, dengan megucap segala puji bagi Allah SWT atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Baginda Rosulillah Nabi
Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan seluruh umat yang tetap mengikuti
ajaranya.
Kami selaku penyusun makalah ini mengucapka terima kasih kepada Ibu
Nur Hidayah Hanifa. M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Evaluasi
Pembelajaran MI/SD yang telah mengajarkan ilmunya kepada kami.
Makalah ini merupakan tugas mata kuliah Evaluasi Pembelajaran yang di
dalamnya membahas tentang Prosedur Pengembangan Evaluasi Pembelajaran
Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka. Semoga dengan adanya makalah ini
menambah pengetahuan tentang prosedur pengembangan evalusi pembelajaran
bagi pembaca. Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami tidak menutup diri akan saran dan kritik yang
sifatnya membangun demi perbaikan dan peningkatan kualitas penyusunan makalah
ini.

Malang, 10 Maret 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. i


DAFTAR ISI........................................................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 1
C. Tujuan ......................................................................................................................................... 1
BAB II..................................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 2
A. Pengembangan Evaluasi Pembelajaran Kurikulum 2013 ........................................................... 2
B. Pengembangan Evaluasi Pembelajaran Kurikulum Merdeka ..................................................... 5
C. Penyusunan Kisi-Kisi Soal Tes ................................................................................................... 8
BAB III ................................................................................................................................................. 14
PENUTUP ............................................................................................................................................ 14
A. Kesimpulan ............................................................................................................................... 14
B. Saran ......................................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengembangan evaluasi pembelajaran kurikulum merupakan suatu proses
yang penting dalam meningkatkan efektivitas sistem pendidikan. Evaluasi tersebut
tidak hanya memperhatikan hasil akhir, tetapi juga proses pembelajaran secara
keseluruhan. Dengan memperhatikan berbagai aspek seperti tujuan pembelajaran,
metode pengajaran, dan kebutuhan siswa, pengembangan evaluasi pembelajaran
kurikulum dapat membantu mengidentifikasi keberhasilan dan kekurangan dalam
pelaksanaan kurikulum. Hal ini memberikan dasar yang kuat untuk meningkatkan
kualitas pendidikan dan memastikan bahwa tujuan pembelajaran tercapai secara
optimal1.

Dalam era pendidikan yang terus berkembang, pengembangan evaluasi


pembelajaran menjadi bagian integral dalam merespon perubahan kurikulum.
Kurikulum 2013 (K-13) dan Kurikulum Merdeka merupakan dua model kurikulum
yang menandai evolusi sistem pendidikan Indonesia. Evaluasi pembelajaran dalam
kedua kurikulum ini menjadi fokus utama dalam memastikan pencapaian tujuan
pendidikan yang lebih holistik dan relevan dengan kebutuhan zaman.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pengembangan evaluasi pembelajaran dalam kurikulum 2013?
2. Apa itu pengembangan evaluasi pembelajaran dalam kurikulum merdeka?
3. Bagaimana langkah-langkah dalam penyusunan kisi-kisi soal tes?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengembangan evaluasi pembelajaran dalam kurikulum 2013.
2. Untuk mengetahui pengembangan evaluasi pembelajaran dalam kurikulum
merdeka.
3. Untuk mengetahui penyusunan kisi-kisi soal tes.

1
M.Pd Dr. Riinawati, Pengatar Evaluasi Pendidikan, 2021.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengembangan Evaluasi Pembelajaran Kurikulum 2013


Kurikulum diartikan sebagai program pendidikan yang mengatur dan
Implementasi dipandang sebagai sistem. Fungsi-fungsi pengelolaan (perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi) dipandang sebagai elemen atau subsistem proses dari
sistem implementasi kurikulum2. Setiap subsistem proses satu dengan yang lainnya
berkaitan dan saling mempengaruhi. Perencanaan berkaitan dan mempengaruhi
pelaksanaan, dan secara masing-masing maupun bersamaan kedua subsistem
tersebut mempengaruhi penilaian
proses implementasi kurikulum adalah sebagai berikut:
1. Tahap Perencanaan Implementasi Tahap ini berrtujuan untuk menguraikan visi
dan misi atau mengembangkan tujuan implementasi (operasional) yang ingin
dicapai. Usaha ini mempertimbangkan metode (teknik), sarana dan prasarana
pencapaian yang akan digunakan, waktu yang dibutuhkan, besar anggaran,
personalia yang terlibat, dan sistem evaluasi, dengan mempertimbangkan tujuan
yang ingin dicapai beserta situasi, kondisi, serta faktor internal dan eksternal.
2. Tahap Pelaksanaan Implementasi Tahap ini bertujuan untuk melaksanakan blue
print yang telah di susun dalam fase perencanaan, dengan menggunakan sejumlah
teknik dan sumber daya yang ada dan telah ditentukan pada tahap perenanaan
sebelumnya. Jenis kegiatan dapat bervarisai, sesuai dengan kondisi yang
ada.Teknik yang digunakan, alat bantu yang dipakai, lamanya waktu pencapaian
kegiatan, pihak yang terlibat, serta besarnya anggaran yang telah dirumuskan
dalam tahap perencanaan, diterjemahkan kembali dalam praktik.
3. Tahap Evaluasi Implementasi Evaluasi dilaksanakan menggunakan suatu metode,
sarana dan prasarana, anggaran personal, dan waktu yang ditentukan dalam tahap
perencanaan.

2
Nurhasnah Nurhasnah et al., “Implementasi Kurikulum 2013,” Educational Journal of Islamic Management 2,
no. 2 (2022): 41–54, https://doi.org/10.47709/ejim.v2i2.1903.

2
Evaluasi dimaknai sebagai suatu proses pengumpulan analisis dan penafsiran yang
sistematis untuk menentukan sampai sejauh mana peserta didik mencapai tujuan
pembelajaran seperti yang dinyatakan dalam kurikulum.
Evaluasi kurikulum juga bervariasi, tergantung pada dimensi-dimensi yang menjadi
fokus evaluasi. Salah satu dimensi yang sering mendapat sorotan adalah dimensi
kuantistas dan kualistas. Insrumen yang di gunakan untuk mengevaluasi dimensi
kuantitatif berbeda dengan dimensi kualitatif. Instrumen yang di gunakan untuk
mengevaluasi dimensi kuantitatif, seperti tes standar, tes prestasi belajar dan lain –
lain. Sedangkan, instrumen untuk mengevaluasi dimensi kualitatif dapat di gunakan,
questionnare, interview dan catatan.
Menurut Kemdikbud , ciri-ciri evaluasi dalam melaksanakan kurikulum 2013
sebagai berikut3.
1. Belajar tuntas adalah peserta didik dapat mencapai kompetensi yang ditentukan
asal komputer didik dapat mencapai kompetensi yang ditentukan, asalkan peserta
didik mendapat bantuan yang tepat dan diberi waktu sesuai dengan yang
dibutuhkan.
2. Authentik memandang penilaian dan pembelajaran adalah merupakan dua hal
yang saling berkaitan penilaian autentik harus mencerminkan masalah dunia
nyata, bukan dunia sekolah. Menggunakan berbagai cara dengan kriteria holistik
kompetensi untuk merefleksikan pengetahuan, keterampilan dan sikap.
3. Berkesinambungan penilaian dimaksudkan sebagai penilaian yang dilakukan
secara terus-menerus dan berkelanjutan selama pembelajaran berlangsung.
Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran yang utuh mengenai
perkembangan hasil belajar peserta didik memantau proses kemajuan dan
perbaikan hasil menerus dalam bentuk Penilaian proses dan berbagai jenis ulangan
secara berkelanjutan seperti ulangan harian ulangan tengah semester, ulangan
akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas.
4. Menggunakan teknik penilaian yang bervariasi berupa tertulis, lisan, produk,
portofolio, unjuk kerja, projek pengamatan dan penilaian diri.
5. Berdasarkan acuan kriteria penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian
kompetensi ditetapkan. Kemampuan peserta didik tidak dibandingkan terhadap
kelompoknya tetapi dibandingkan terhadap kriteria yang ditetapkan misalnya

3
Dita Agustiyana and Sutrisna Widodo, “Evaluasi Implementasi Kurikulum 2013 Kelas IV SDN Banaran 1
Kertosono,” Jurnal Mahasiswa Teknologi Pendidikan. 02, no. 02 (2014): 1–10, https://hal.inria.fr/hal-01202901.

3
ketentuan-ketentuan belajar minimal KKM, yang ditetapkan oleh satuan
pendidikan masing-masing dengan mempertimbangkan karakteristik kompetensi
dasar yang akan dicapai daya dukung sarana dan guru, dan karakteristik peserta
didik.

Adapun ciri-ciri evaluasi dalam pelaksanaan kurikulum 2013 meliputi adanya


evaluasi dalam hal ini penilaian kelas dalam kurikulum 2013 memiliki ciri-ciri
sebagai berikut4:

1. Belajar tuntas
Asumsi yang digunakan dalam belajar tuntas adalah peserta didik dapat
mencapai kompetensi yang ditentukan asalkan peserta didik mendapat bantuan
yang tepat dan diberi waktu sesuai dengan yang dibutuhkan peserta didik yang
belajar lambat perlu diberi waktu lebih lama untuk materi yang sama
dibandingkan peserta didik Pada umumnya.
2. Autentik
Memandang penilaian dan pembelajaran adalah merupakan dua hal yang
saling berkaitan. penilaian autentik harus mencerminkan masalah dunia nyata,
bukan dunia sekolah. menggunakan berbagai cara dan kriteria holistik
(kompetensi utuh merefleksikan pengetahuan keterampilan dan sikap) penilaian
otentik tidak hanya mengukur Apa yang diketahui oleh peserta didik, Tetapi lebih
menekankan mengukur apa yang dapat dilakukan oleh peserta didik.
Berikut contoh-contoh tugas autentik:
a. Pemecahan masalah matematika.
b. Melaksanakan percobaan.
c. Bercerita.
d. Menulis laporan.
e. Berpidato.
f. Membaca puis.
g. Membuat peta perjalanan.
3. Berkesinambungan
Penilaian berkesinambungan dimaksudkan sebagai penilaian yang dilakukan
secara terus-menerus dan berkelanjutan selama pembelajaran berlangsung.

4
Ucok Setia siregar, “Evaluasi Pembelajaran Pada Kurikulum 2013 Dengan Kurikulum Merdeka,” Jurnal Al
Burhan 3, no. 1 (2023): 21–29, https://doi.org/10.58988/jab.v3i1.100.

4
Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran yang utuh mengenai
perkembangan hasil belajar peserta didik, memantau proses, kemajuan dan
perbaikan hasil terus menerus dalam bentuk Penilaian proses, dan berbagai jenis
ulangan secara berkelanjutan (ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan
akhir semester, atau ulangan kenaikan kelas).
4. Menggunakan teknik penilaian yang bervariasi
Teknik penilaian yang di pilih dapat berupa tertulis, lisan, produk, portofolio,
untuk kerja, projek, pengamatan, dan penilaian diri.
5. Berdasarkan acuan kriteria
Penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang tetapkan.

B. Pengembangan Evaluasi Pembelajaran Kurikulum Merdeka


Evaluasi pembelajaran merupakan kompetensi professional bagi seorang
pendidik, Kompetensi tersebut sejalan dengan instrumen penilaian kemampuan
pendidik, yang salah satu indikatornya adalah melakukan evaluasi pembelajaran.
Dalam proses evaluasi pembelajaran, peran seorang pendidik sebagai evaluator
bertujuan untuk menilai keberhasilan proses pembelajaran. Evaluasi ini juga berfungsi
sebagai penentu apakah metode pengajaran perlu dipertahankan atau perlu
diperbaiki5.
Evaluasi pembelajaran pada satuan pendidikan pelaksana Kurikulum Merdeka
juga dilaksanakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi,
dan dapat melibatkan: Kementerian Agama, dinas pendidikan, komite satuan
pendidikan, dewan pendidikan, dan masyarakat. Satuan pendidikan pelaksana
Kurikulum Merdeka melakukan evaluasi pembelajaran secara mandiri dan berkala.
Untuk mengetahui langkah kedepan dalam pengembangan kurikulum satuan
pendidikannya masing-masing maksutnya ialah satuan pendidikan memiliki tanggung
jawab untuk melakukan evaluasi pembelajaran secara independen dan secara berkala.
Evaluasi ini dilakukan untuk menilai keberhasilan proses pembelajaran dan untuk
menentukan langkah-langkah selanjutnya dalam pengembangan kurikulum di setiap
satuan pendidikan. Satuan pendidikan yang menerapkan Kurikulum Merdeka
melakukan evaluasi pembelajaran secara mandiri, artinya mereka menilai proses
pembelajaran yang terjadi di lingkungan sekolah mereka sendiri. Evaluasi dilakukan
secara berkala, yang berarti dilakukan secara teratur dalam periode waktu tertentu,

5
Anizar Anizar and Sardin Sardin, “Evaluasi Pada Kurikulum Merdeka,” no. June (2023): 38.

5
mungkin setiap semester atau setiap tahun pelajaran, untuk memastikan pemantauan
yang terus-menerus terhadap kualitas pembelajaran. Tujuan dari evaluasi ini adalah
untuk memastikan bahwa proses pembelajaran yang dilaksanakan sesuai dengan
standar yang ditetapkan dalam Kurikulum Merdeka, serta untuk mengidentifikasi
area-area yang memerlukan perbaikan atau peningkatan. Hasil evaluasi tersebut
kemudian digunakan sebagai dasar untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya
dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan pendidikan, sehingga dapat
meningkatkan kualitas pendidikan yang diselenggarakan.
Dalam melaksanakan Kurikulum Merdeka, Meurut Kemendikbudristek)
terdapat beberapa ciri-ciri evaluasi yang dapat diterapkan. Berikut adalah beberapa
ciri-ciri evaluasi dalam melaksanakan Kurikulum Merdeka6:
1. Berorientasi pada Kompetensi: Evaluasi dalam Kurikulum Merdeka
menekankan pada pengembangan kompetensi siswa. Evaluasi dilakukan
untuk mengukur sejauh mana siswa telah mencapai kompetensi yang
ditetapkan dalam kurikulum.
2. Formatif dan Sumatif: Evaluasi dalam Kurikulum Merdeka dapat
dilakukan secara formatif dan sumatif. Evaluasi formatif dilakukan secara
berkelanjutan selama proses pembelajaran untuk memberikan umpan balik
kepada siswa dan guru. Sedangkan evaluasi sumatif dilakukan pada akhir
suatu periode atau tahap pembelajaran untuk menilai pencapaian siswa
secara keseluruhan.
3. Beragam dan Kontekstual: Evaluasi dalam Kurikulum Merdeka dapat
dilakukan dengan menggunakan berbagai metode dan instrumen yang
sesuai dengan konteks pembelajaran. Evaluasi dapat dilakukan melalui
tugas, proyek, presentasi, atau bentuk evaluasi lain yang relevan dengan
materi pembelajaran.
4. Menekankan pada Proses Pembelajaran: Evaluasi dalam Kurikulum
Merdeka tidak hanya fokus pada hasil akhir, tetapi juga pada proses
pembelajaran siswa. Evaluasi dilakukan untuk melihat sejauh mana siswa
telah mengembangkan keterampilan, pemahaman, dan sikap yang
diharapkan dalam proses pembelajaran.

6
Nadia Tri Wulandari, “Evaluasi Implementasi Kurikulum Merdeka Terhadap Pembelajaran Pendidikan
Jasmani Olahraga Dan Kesehatan (PJOK) SMA Negeri Se-Kota Kendari” 5 (2023): 1–14,
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK558907/.

6
5. Melibatkan Siswa: Evaluasi dalam Kurikulum Merdeka melibatkan siswa
secara aktif dalam proses evaluasi. Siswa diberikan kesempatan untuk
mengambil bagian dalam mengevaluasi diri mereka sendiri, memberikan
umpan balik kepada teman sekelas, atau berpartisipasi dalam diskusi
evaluasi.
6. Berkelanjutan: Evaluasi dalam Kurikulum Merdeka dilakukan secara
berkelanjutan dan terintegrasi dalam proses pembelajaran. Evaluasi
dilakukan tidak hanya pada akhir suatu periode pembelajaran, tetapi juga
selama proses pembelajaran untuk mengidentifikasi kebutuhan siswa dan
memberikan dukungan yang sesuai.

pengembangan kurikulum adalah tahap penting sebelum kurikulum


diberlakukan secara nasional. Kurikulum baru dirancang dan diuji cobakan dalam
lingkungan terbatas sebelum disebarluaskan ke semua lembaga pendidikan. Evaluasi
dan perbaikan dilakukan selama fase ini untuk menyesuaikan kurikulum dengan hasil
evaluasi sebelum diterapkan secara luas. Evaluasi kurikulum memiliki peran penting
dalam fase pengembangan. Melalui evaluasi yang tepat dan berkelanjutan,
pengembang dapat melakukan perbaikan dan penyesuaian sebelum kurikulum
diterapkan secara nasional. Guru juga perlu menguasai evaluasi kurikulum sebagai
pelaksana kurikulum.Proses evaluasi penilaian dilakukan dengan mengklasifikasikan
di setiap tingkatan kelas dan melibatkan masyarakat di pusat dan daerah. Guru juga
terlibat dalam menjangkau peminatan peserta didik sejak tingkat yang sesuai.
Keputusan peminatan melibatkan peserta didik sebagai subjeknya7.

Penyerapan ilmu oleh peserta didik penting dan melibatkan perbandingan teori
dan praktik di lapangan serta kekhususan ilmu yang diterapkan. Pembelajaran yang
seimbang antara teori dan praktik memungkinkan peserta didik menyerap ilmu
dengan baik. Evaluasi melibatkan peserta didik dan masyarakat dalam pengambilan
keputusan peminatan. Penting bagi peserta didik untuk menyerap ilmu dengan baik
melalui perbandingan teori dan praktik yang seimbang. Merdeka Belajar bertujuan
untuk membuat pembelajaran lebih bermakna dan memperbaiki sistem yang sudah
ada. Program ini tidak bertujuan menggantikan program yang telah berjalan, namun
lebih pada perbaikan sistem tersebut. Dalam konteks penilaian dalam Merdeka

7
Ina Magdalena et al., “Evaluasi Penerapan Pembelajaran K13 Di Sekolah Dasar Dharmawati Arief
Tangerang,” Manazhim 2, no. 1 (2020): 19–28, https://doi.org/10.36088/manazhim.v2i1.596.

7
Belajar, asesmen autentik yang pernah diimplementasikan pada kurikulum 2013
masih relevan dan dapat diintegrasikan dengan program ini8.

C. Penyusunan Kisi-Kisi Soal Tes


1. Pengertian Tes
Apakah sebenarnya tes itu? Ada bermacam-macam rumusan tentang tes. Di
dalam bukunya yang berjudul Evaluasi Pendidikan, Amir Daien Indrakusuma
mengatakan9:
“Tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan objektif untuk
memperoleh data-data atau keterangan-keterangan yang diinginkan tentang
seseorang, dengan cara yang boleh dikatakan tepat dan cepat”
Selanjutnya, didalam buku Teknik-Teknik Evaluasi, Muchtar Bukhori
mengatakan:
“Tes ialah suatu percobaan yang diadakan untuk mengetahui ada atau
tidaknya hasil-hasil pelajaran tertentu pada seorang murid atau kelompok murid”
Tes secara sederhana dapat diartikan sebagai himpunan pertanyaan yang harus
dijawab, pernyataan-pernyataan yang harus ditanggapi/dipilih, atau tugas-tugas
yang harus dilakukan oleh peserta tes, dengan tujuan untuk mengukur suatu aspek
tertentu peserta tes. Istilah tes berasal dari bahasa Prancis kuno yaitu “testum”
yaitu piring untuk menyisihkan logam mulia dari material lain seperti pasir, tanah,
batu dan sebagainya.
Atau bisa disimpulkan juga bahwa tes merupakan suatu alat pengumpul
informasi, tetapi jika dibandingkan dengan alat-alat, tes bersifat lebih resmi karena
penuh dengan batasan-batasan.
Apabila rumusan yang telah disebutkan diatas dikaitkan dengan evaluasi yang
dilakukan disekolah, khususnya disuatu kelas maka mempunyai fumgsi ganda,
yaitu untuk mengukur siswa dan mengukur keberhasilan program pengajaran.
2. Jenis-Jenis Tes

Jenis-jenis tes dapat di bagi berdasarkan: tujuan penyelenggaraan,waktu


penyelenggaraan, cara penyusunan, dan bentuk jawaban.

8
Kemendikbudristek, “Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka Di Satuan Pendidikan.,” Kemendibudristek,
2022, 1–16, https://kurikulum.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2022/07/Tahapan-Implementasi-
Kurikulum-Merdeka.pdf.
9
Jenny Indrastoeti and Siti Istiyati, Asesmen Dan Evaluasi Pembelajaran Di Sekolah Dasar, 2017.

8
Jenis tes berdasarkan tujuan penyelenggaraan antara lain10:

a. Tes Seleksi (Selection Test)


Tes seleksi diselenggarakan untuk memilih peserta guna diikutsertakan
dalam kegiatan yang menuntut kemampuan tertentu. Penentuan jenis
kemampuan dan tingkat penguasaan pada tes seleksi, sepenuhnya
tergantung pada kebutuhan akan kemampuan yang dibutuhkan untuk dapat
mengikuti kegiatan.
b. Tes penempatan
Dilakukan sebelum siswa memulai pendidikan pada tingkat tertentu.
Tes dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa untuk
kemudian menempatkannya pada tingkat kemampuan yang sesuai.
c. Tes hasil belajar
Sebagai tes yang memfokuskan pada hasil yang telah dicapai oleh
suatu bentuk pengajaran, tes hasil belajar memiliki kaitan yang erat dengan
yang telah diajarkan (kurikulum). Kaitan itu terutama dalam hal isi tes. Isi
tes harus secara jelas mencerminkan isi pengajaran yang secara nyata telah
diselenggarakan.
d. Tes diagnostic
Tes diagnostik dilakukan sebelum atau selama berlangsungnya
kegiatan belajar mengajar. Tes diagnostik dimaksudkan untuk menemukan
bahan-bahan pelajaran tertentu yang masih menyulitkan siswa. Informasi
tentang kelemahan siswa dijadikan dasar penyusunan program remedial.
Jenis tes berdasarkan waktu penyelenggaran antara lain:
a. Tes masuk (Enterence Test)
Tes masuk diselenggarakan sebelum dan menjelang suatu program
pengajaran dimulai. Sama dengan tes seleksi, tes masuk diselenggarakan
untuk menentukan apakah seorang calon dapat diterima sebagai peserta
program pengajaran karena ia memiliki jenis dan kemampuan yang
dipersyaratkan. Tes masuk dirancang secara khusus dan disesuaikan
dengan tujuan program pengajaran. Semakin sesuai isi tes masuk itu
dengan tujuan pokok program pengajaran, maka akan semakin tinggi
tingkat relevansi serta efektivitas dari tes masuk tersebut.

10
Kemendikbudristek, “Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka Di Satuan Pendidikan.”

9
b. Tes Formatif (Formative Test)
Tes formatif dilakukan pada saat program pengajaran sedang
berlangsung (progress), tujuannya untuk memperoleh informasi tentang
jalannya pengajaran sampai tahap tertentu. Informasi tersebut penting
untuk mengetahui apakah program pengajaran berjalan sesuai dengan
format yang ditentukan sehingga dipertahankan atau program
pembelajaran memerlukan perubahan atau penyesuaian, hasilnya berguna
untuk memperbaiki strategi mengajar. Tes ini dilakukan secara periodik
sepanjang rentang proses pembelajaran, materi tes dipilih berdasarkan
tujuan pembelajaran tiap pokok bahasan atau subpokok materi. Jadi tes
untuk menentukan keberhasilan belajar dan untuk mengetahui
keberhasilan proses pembelajaran.
c. Tes Sumatif (Summative Test)
Tes sumatif dilakukan setelah semua kegiatan belajar mengajar atau
seluruh program yang direncanakan. Tes sumatif pada dasarnya
dimaksudkan untuk mengukur kadar pencapaian tujuan umum pengajaran.

Jenis tes berdasarkan cara mengerjakan antara lain:

a. Tes Buatan Guru Tes buatan guru adalah tes yang dirancang dan
dipersiapkan oleh guru, tetap dengan mengacu pada karakteristik tes yang
baik dan dilakukan secara cermat, untuk tetap menjamin validitas maupun
reliabilitasnya.
b. Tes Tersandar Tes standar adalah tes yang dikembangkan dengan
mengikuti prosedur serta prinsip pengembangan tes secara ketat. Semua
prosedur pengembangan tes diikuti sehingga ciri-ciri tes sebagai alat ukur
yang baik senantiasa dapat dipenuhi. Dengan demikian, tingkat validitas,
reliabilitas, kepraktisan, maupun daya beda sudah dapat
dipertanggungjawabkan.
Jenis tes berdasarkan bentuk jawabannya antara lain:
Tes bentuk uraian adalah tes yang menuntut siswa mengorganisasikan
gagasan-gagasan tentang sesuatu yang telah dipelajarinya dengan cara
mengemukakannya dalam bentuk tulisan.
a. Tes Jawaban Pendek

10
Tes jenis ini adalah tes yang mewajibkan siswa untuk mengisi bagian
yang kosong dari sebuah kalimat atau teks. Sehingga diharapkan dapat
memberikan jawabannya sesingkat mungkin.
b. Tes Objektif
Tes objektif adalah tes yang keseluruhan informasi yang diperlukan
untuk menjawab tes telah tersedia. Oleh karenanya sering pula disebut
dengan istilah tes pilihan jawaban (selected response test). Butir soal telah
mengandung kemungkinan jawaban yang harus dipilih atau dikerjakan
oleh peserta tes.

3. Langkah-langkah Menyusun Tes Hasil Belajar


Mengembangkan tes sebagai instrumen asesmen proses dan hasil belajar erat
kaitannya dengan menyusun suatu gejala yang bersifat abstrak tentang
pemahaman dan penguasaan anak terhadap materi yang telah ditetapkan
berdasarkan standar kompetensi, membutuhkan kecakapan tersendiri di dalam
merancang instrumen tes sebagai alat ukur hasil belajar. Perencanaan merupakan
langkah awal dalam menyusun tes hasil belajar, tanpa adanya perencanaan yang
baik, tidak mudah menghasilkan instrumen tes yang berfungsi baik dan akan
memberikan informasi yang dapat dipercaya.
Pada langkah perencanaan ini dipertimbangkan segala aspek yang menyangkut
karakteristik tes yang dirancang dengan melihat tujuan penyusunan tes, aspek-
aspek prilaku yang diukur, di samping uraian isi materi, tipe soal, rata-rata taraf
kesulitan, banyak soal waktu, dan pemberian skor dan sebagainya.
Secara garis besar, prosedur penyusunan tes hasil belajar menempuh langkah-
langkah berikut11:
a. Menentukan cakupan materi yang diukur.
Hal ini yang menyangkut penetapan cakupan materi dan aspek (ranah)
kemampuan yang diukur. Penetapan ini penting mengingat bahwa
kemampuan belajar merupakan proses yang kompleks dan menyangkut
pemahaman yang bersifat abstrak, sehingga harus jelas pada bagian mana
cakupan materi yang diukur dan dikembangkan dalam soal tes, langkah ini
biasanya dilakukan dengan menyusun kisi-kisi soal yaitu daftar spesifikasi.

11
Jay McTighe et al., “Panduan Pembelajaran Dan Asesmen,” Badan Standar, Kurikulum, Dan Asesmen
Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik Indonesia, 2017, 123.

11
Ada tiga langkah dalam mengembangkan kisi-kisi tes dalam sistem
penilaian berbasis kompetensi dasar, yaitu:
(1) Menulis kompetensi dasar
(2) Menulis materi pokok
(3) Menentukan indikator
(4) Menentukan jumlah soal
b. Bentuk Tes
Pemilihan bentuk tes dapat dilakukan dengan tepat bila didasarkan
pada tujuan tes, jumlah peserta tes, waktu yang tersedia untuk memeriksa
lembar jawaban tes, cakupan materi tes, dan karakteristik mata pelajaran
yang diujikan. Misalnya, bentuk tes objektif pilihan ganda dan bentuk tes
benar salah cocok digunakan bila jumlah peserta tes banyak, waktu koreksi
singkat, dan cakupan materi yang diujikan banyak.
Dalam memilih teknik tes mana yang akan digunakan Pendidik juga
harus mempertimbangkan ciri indikator. Contoh, apabila tuntutan indikator
melakukan sesuatu, maka teknik penilaiannya adalah tes unjuk kerja
(performance), sedang bila tuntutan indikator berkaitan dengan
pemahaman konsep, maka teknik penilaiannya adalah tes tertulis. Tingkat
berpikir yang digunakan dalam mengerjakan tes harus mencakup mulai
yang rendah sampai yang tinggi, dengan proporsi yang sebanding sesuai
dengan jenjang pendidikan.
c. Menetapkan panjang Tes
Langkah menetapkan panjang tes, meliputi berapa waktu yang tersedia
untuk melakukan tes, hal ini terkait erat dengan penetapan jumlah item-
item tes yang dikembangkan.
d. Membuat/menulis soal sekaligus dengan kunci jawaban.
Penulisan soal dilakukan berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat.
Dalam penulisan soal, hendaknya kita memperhatikan kaidah- kaidah
penulisan soal baik kaidah-kaidah umum maupun kaidah-kaidah khusus
masing-masing soal.
e. Mengadakan pemeriksaan terhadap setiap butir
Setelah soal-soal dibuat, semestinya diperiksa kembali. Pemeriksaan
ini sebaiknya tidak dilaksanakan secara langsung, tetapi setelah ada jarak
waktu tertentu. Hal ini dimaksudkan agar pola pikir kita tidak terpengaruh

12
oleh suasana pemikiran di saat menulis soal. Untuk tes yang akan
dibakukan, pemeriksaan biasanya dilakukan oleh orang-orang yang
dipandang ahli dalam bidang tes.
f. Membuat petunjuk pengerjaan soal
Petunjuk pengerjaan hendaknya dibuat sejelas mungkin, petunjuk
pengerjaan harus sesuai dengan persoalan dan kunci jawaban yang
tersedia.
g. Mengadakan uji coba
Uji coba dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kebaikan tes secara
empiris. Hal-hal yang dianalisis dalam ujicoba meliputi daya pembeda dan
kepraktisan penggunaan tes. Uji coba secara empiris biasanya dilakukan
dalam tes yang akan dibakukan, sedangkan untuk tes buatan guru untuk
kepentingan sehari-hari jarang dilakukan.
h. Merevisi soal
Berdasarkan pada data empirik hasil uji coba, kita melakukan
perbaikan kembali terhadap soal-soal yang dianggap kurang memadai atau
mungkin membuang atau mengganti soal-soal yang dianggap tidak
memenuhi syarat.
i. Mengorganisasikan kembali
soal dalam bentuk final Soal yang dinggap memadai untuk digunakan,
dipilih dan ditata kembali dalam bentuk final sesuai dengan jumlah dan
proporsi soal yang tertera dalam kisi-kisi12.

12
Daniel Lenox Fay, “Bab Ii Pengembangan Penilaian Kinerja Siswa (Students Performance Assessment)
Dalam Menemukan Rumus Pythagoras,” Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952., 1967, 16–
38.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kurikulum diartikan sebagai program pendidikan yang mengatur dan
Implementasi dipandang sebagai sistem. Menurut Kemdikbud , ciri-ciri evaluasi
dalam melaksanakan kurikulum 2013 antara lain; belajar tuntas, autentik memandang
penilaian dan pembelajaran, berkesinambungan penilaian, menggunakan teknik
penilaian bervariasi, dan berdasarkan acuan kriteria penilaian.

Satuan pendidikan yang menerapkan Kurikulum Merdeka melakukan evaluasi


pembelajaran secara mandiri, artinya mereka menilai proses pembelajaran yang
terjadi di lingkungan sekolah mereka sendiri. Evaluasi dilakukan secara berkala, yang
berarti dilakukan secara teratur dalam periode waktu tertentu. Tujuan dari evaluasi ini
adalah untuk memastikan bahwa proses pembelajaran yang dilaksanakan sesuai
dengan standar yang ditetapkan dalam Kurikulum Merdeka, serta untuk
mengidentifikasi area-area yang memerlukan perbaikan atau peningkatan.

tes merupakan suatu alat pengumpul informasi, tetapi jika dibandingkan


dengan alat-alat, tes bersifat lebih resmi karena penuh dengan batasan-batasan. Secara
garis besar, prosedur penyusunan tes hasil belajar menempuh langkah-langkah
berikut; Menentukan cakupan materi yang diukur, bentuk tes, menetapkan panjang
tes, Membuat/menulis soal sekaligus dengan kunci jawaban, Mengadakan
pemeriksaan terhadap setiap butir, Membuat petunjuk pengerjaan soal, Mengadakan
uji coba, merevisi soal, dan Mengorganisasikan kembali

B. Saran
Demikianlah makalah ini kami susun, semoga makalah ini bermanfaat untuk
para pembaca. Makalah ini jauh dari kata sempurna maka dibutuhkannya kritik dan
saran yang dapat membangun ke arah yang lebih baik.

14
DAFTAR PUSTAKA

Agustiyana, Dita, and Sutrisna Widodo. “Evaluasi Implementasi Kurikulum 2013 Kelas IV
SDN Banaran 1 Kertosono.” Jurnal Mahasiswa Teknologi Pendidikan. 02, no. 02
(2014): 1–10. https://hal.inria.fr/hal-01202901.
Anizar, Anizar, and Sardin Sardin. “Evaluasi Pada Kurikulum Merdeka,” no. June (2023): 38.
Dr. Riinawati, M.Pd. Pengatar Evaluasi Pendidikan, 2021.
Fay, Daniel Lenox. “Bab Ii Pengembangan Penilaian Kinerja Siswa (Students Performance
Assessment) Dalam Menemukan Rumus Pythagoras.” Angewandte Chemie
International Edition, 6(11), 951–952., 1967, 16–38.
Indrastoeti, Jenny, and Siti Istiyati. Asesmen Dan Evaluasi Pembelajaran Di Sekolah Dasar,
2017.
Kemendikbudristek. “Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka Di Satuan Pendidikan.”
Kemendibudristek, 2022, 1–16. https://kurikulum.kemdikbud.go.id/wp-
content/uploads/2022/07/Tahapan-Implementasi-Kurikulum-Merdeka.pdf.
Magdalena, Ina, Nia Hidayatul Maula, Sekar Ayu Amelia, and Amelia Ismawati. “Evaluasi
Penerapan Pembelajaran K13 Di Sekolah Dasar Dharmawati Arief Tangerang.”
Manazhim 2, no. 1 (2020): 19–28. https://doi.org/10.36088/manazhim.v2i1.596.
McTighe, Jay, Grant Wiggins, Agus Wasisto Dwi Doso Warso, Shofi Hikmatuz Zahroh,
Parno, Nandang Mufti, and Yogi Anggraena. “Panduan Pembelajaran Dan Asesmen.”
Badan Standar, Kurikulum, Dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik Indonesia, 2017, 123.
Nurhasnah, Nurhasnah, Lona Maulida, Zaki Aulia Mufti, Amanur Latifah, and Rahmad
Agung. “Implementasi Kurikulum 2013.” Educational Journal of Islamic Management
2, no. 2 (2022): 41–54. https://doi.org/10.47709/ejim.v2i2.1903.
Setia siregar, Ucok. “Evaluasi Pembelajaran Pada Kurikulum 2013 Dengan Kurikulum
Merdeka.” Jurnal Al Burhan 3, no. 1 (2023): 21–29.
https://doi.org/10.58988/jab.v3i1.100.
Wulandari, Nadia Tri. “Evaluasi Implementasi Kurikulum Merdeka Terhadap Pembelajaran
Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan (PJOK) SMA Negeri Se-Kota Kendari” 5
(2023): 1–14. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK558907/.

15

Anda mungkin juga menyukai