Anda di halaman 1dari 27

EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN

DOSEN PENGAMPU :

M. Robbani, M.Pd.

DISUSUN OLEH :

1. Febi Amanda Kurnia (2230202335)


2. Muhammad Imam Fajri (2230202247)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN RADEN FATAH PALEMBANG
2023
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Administrasi dan
Supervisi Pendidikan, dengan judul Evaluasi Program Pendidikan. Dan tak lupa
pula kami ucapkan terima kasih kepada Bapak M. Robbani, M.Pd., selaku dosen
pembimbing mata kuliah Administrasi dan Supervisi Pendidikan kelas PAI 2202H.

Makalah ini dibuat dengan observasi buku-buku, jurnal, serta sumber lainnya
memalui kerja sama. Semua dikemas menjadi sebuah makalah yang akan
bermanfaat bagi pembaca. Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih
jauh dari kata sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan
yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta
masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami
berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia
pendidikan. Aamiin.

Palembang, 21 Februari 2023

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ 1

DAFTAR ISI ...................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 3

A. Latar Belakang ............................................................................................. 3

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 3

BAB I PEMBAHASAN ...................................................................................... 5

A. Pengertian Evaluasi Program Pendidikan ..................................................... 5

B. Dasar-dasar Evaluasi Program Pendidikan ................................................... 7

C. Mengapa Guru Perlu melakukan Evaluasi Program Pendidikan? ................ 15

D. Tujuan dan Manfaat Evaluasi Program Pendidikan .................................... 16

E. Cara Melaksanakan Evaluasi Program Pendidikan...................................... 18

F. Kriteria Evaluasi Program Pendidikan ........................................................ 19

G. Langkah-Langkah Evaluasi Program Pendidikan ....................................... 20

BAB III PENUTUP .......................................................................................... 24

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 26

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah evaluasi yang sering dipahami selama ini dalam dunia pendidikan adalah
hanya sebatas pada penilaian saja. Ketika sudah dilakukan penilaian dianggap
sudah melakukan evaluasi, pemahaman demikian belumlah tepat. Pelaksanaan
evaluasi cenderung hanya melihat hasil akhir dari pembelajaran atau pendidikan
saja. Padahal dalam proses pendidikan tersebut bukan hanya nilai yang dilihat,
tetapi ada banyak faktor yang mendukung berhasilnya sebuah program pendidikan.

Dalam pembahasan evaluasi, banyak sekali dijumpai model-model evaluasi


dengan system atau format yang berbeda. Kegiatan evaluasi program tidak hanya
dilakukan pada akhir kegiatan program saja, tetapi sebaiknya dilakukan sejak awal,
yaitu dari penyusunan rencana program pendidikan, pelaksanaan program
pendidikan, dan hasil dari program pendidikan tersebut.

Evaluasi merupakan proses yang dilakukan oleh guru untuk mengetahui,


memahami, dan menggunakan hasil belajar siswa atau anak dalam mencapai tujuan
yang ditetapkan. Proses evaluasi harus didasarkan atas selang dan waktu, bukan
sesaat saja. Ini berarti bahwa evaluasi merupakan kesimpulan dari sederet
pengukuran yang dilakukan berkali-kali dengan suatu tujuan tertentu.

Masalah evaluasi dalam dunia pendidikan di negara kita, pada umumnya belum
begitu dikenal benar-benar baik dalam bentuk maupun pelaksanaannya. Masih
banyak guru-guru yang belum begitu mengetahui apakah sebenarnyadan
bagaimana seharusnya melakukan evaluasi itu dalam pendidikan. Mengigat
pentingnya hal ini bahwa evaluasi itu merupakan salah satu fungsi administrasi
pendidikan yang tidak dapat diabaikan, maka dalam makalah ini akan dibahas
mengenai evaluasi program dalam pendidikan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan evaluasi program pendidikan?
2. Apa saja dasar-dasar evaluasi program pendidikan?

3
3. Bagaimana cara melaksanakan evaluasi program pendidikan?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian dari evaluasi program pendidikan.


2. Mengetahui dasar-dasar evaluasi program pendidikan.
3. Mengetahui cara melaksanakan evaluasi program pendidikan.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Evaluasi Program Pendidikan


Evaluasi berasal dari kata evaluation yang artinya menilai, penilaian, atau
penaksiran. Sedangkan program adalah sebagai kegiatan yang direncanakan atau
dilakukan dengan sengaja. 1 Rutman berpendapat bahwa evaluasi program adalah
suatu kegiatan yang membutuhkan metode ilmiah untuk mengukur implementasi
dan hasil program dengan tujuan untuk membuat keputusan. 2

Sependapat dengan Rutman, Langhein dan Felbinger menyatakan "Program


evaluation is the application of emprical social science research methods to the
process of judging the effectiveness of public policies, programs, or projects, as
well as their management and implementation, for decision-making purposes".
Makna evaluasi dalam definisi ini merupakan bagian dari metode penelitian sosial,
meliputi proses pengambilan keputusan mengenai efektifitas pengelolaan dan
pelaksanaan program untuk kepentingan pengambilan keputusan. 3

Dengan demikian, evaluasi program pendidikan merupakan sebuah penilaian


tentang rancangan atau kegiatan yang direncanakan dengan seksama untuk
memberikan bimbingan terhadap seseorang agar ia menjadi insan yang dapat
berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran. Oleh karena itu, program
pendidikan harus dilakukan kegiatan evaluasi agar dapat dikaji apa kekurangannya

1
Dedi Lazwardi, "Implementasi Evaluasi Program Pendidikan di Tingkat Sekolah Dasar dan Menengah",
Al-Idarah: Jurnal Kependidikan Islam, hlm.1.

2 Agustanico Dwi Muryadi, Model Evaluasi dalam Penelitian Evaluasi, (Surakarta: Jurnal Ilmiah
PENJAS), 2017, hlm.6. http://ejournal.utp.ac.id/index.php/P/article/download/538/527/ diakses pada tanggal
21 Februari 2023 pukul 19.02 WIB
3
Ibid, hlm.7.

5
sehingga dapat dipertimbangkan dan dijadikan rujukan supaya pelaksanaan
pendidikan pada waktu lain lebih optimal dan bertambah lebih baik. 4

Adapun definisi-definisi dari evaluasi pendidikan adalah :

1. Proses atau kegiatan untuk menentukan kemajuan pendidikan,


dibandingkan dengan tujuan yang telah ditentukan.
2. Usaha untuk memperoleh informasi berupa umpan balik (feed back) bagi
penyempurnaan pendidikan.

Sesuai dengan perkembangan konsep tentang evaluasi atau penilaian program


maka yang dimaksud dengan evaluator adalah seseorang atau suatu tim yang
mempunyai peran penting dalam memberikan informasi mengenai keberhasilan
suatu usaha. Evaluator merupakan pelaku evaluasi dalam hubungannya dengan
program kegiatan yang dievaluasikan. 5

Dilihat dari program tersebut, maka ada dua jenis evaluator, yaitu: 6

1) Evaluator intern, adalah sebuah tim yang ditunjuk oleh suatu organisasi yang
melaksanakan program, terdiri orang-orang yang menjadi anggota organisasi
program tersebut. Contoh: sebuah sekolah menyelenggarakan kegiatan
penataran selama satu bulan. Di samping sekolah membentuk panitia penataran,
juga mengangkat beberapa orang lain yang bukan panitia untuk mengamati
pelaksanaan penataran, Tim penilai ini dapat ditunjuk sejak awal bersama- sama
panitia penataran dan dapat pula ditunjuk kemudian.
2) Evaluator ekstern, adalah sebuah tim yang diminta (biasanya oleh pengambil
keputusan) untuk melaksanakan penilaian terhadap 7efektivitas program agar

4
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan (Bandung: PT. REMAJA ROSDAKARYA, 2006),
hlm.109.
5
Ibid, hlm.114.
6
Ahong P. Munthe, Pentingnya Evaluasi Program di Institusi Pendidikan. Scholaria. 5(2), hlm.1.
7
Rusydi Ananda dan Tien Rafida, Pengantar Evaluasi Program Pendidikan, (Medan: Perdana
Publishing), 2017, hlm. 24.

6
hasilnya dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan di dalam menentukan
tindak lanjut terhadap kelangsungan atau terhentikannya program tersebut.
Evaluator ekstern dapat berasal dari sekelompok orang yang memang
sudah profesional, yang memang merupakan kelompok yang siap dibayar oleh
pengambil keputusan. Ada juga yang berasal dari perwakilan beberapa instansi
yang ditunjuk. Misalnya: penilaian terhadap proyek perintis sekolah
pembangunan ditunjuk perwakilan dari beberapa IKIIP yang tidak secara
langsung menangani program tersebut.

Untuk memperoleh hasil evaluasi yang sebaik-baiknya bagi evaluator, dituntut


adanya persyaratan-persyaratan tertentu, diantaranya: 8

a. Memahami materi
b. Menguasai teknik
c. Objektif dan cermat
d. Dapat jujur dan dapat dipercaya

Sedangkan dalam pengertian yang dikemukakan "evaluasi program


merupakan proses untuk mengetahui apakah tujuan pendidikan sudah dapat
terealisasikan" dalam kontek pendidikan Islam menurut pemahaman kami. Serta
dalam makalah ini penulis lebih mengkhususkan evaluasi progam pendidikan
agama Islam di sekolah dasar.

B. Dasar-dasar Evaluasi Program Pendidikan


Dasar-dasar evaluasi program mencakup 2 hal yang dibahas, yaitu:

1. Menjawab pertanyaan what dan why dari evaluasi.

a) What mengidentifikasi obyek atau subyek yang dievaluasi.


b) Why mengidentifikasi pertimbangan mengapa obyek itu menjadi fokus
evaluasi.

8
Ibid, hal. 14.

7
2. Obyek yang dievaluasi :

1) Perencanaan
2) Programprogram
3) Kebijakan
4) Organisasi
5) Produk
6) Pribadi individual

Evaluasi yang sempurna tidak hanya berohjekan pada aspek kecerdasan, akan
tetapi mencakup seluruh pribadi anak dalam seluruh situasi pemdidikan yang
dialaminya. Adapun aspek-aspek kepribadiannya yang harus diperhatikan dan
merupakan objek didalam pelaksanaan evaluasi tersebut, menurut Nasrun Harahap.
dkk. adalah berikut ini:

1. Aspek-aspek tentang berpikir, meliputi inteligensi, ingatan, cara


menginterprestasi data.pokok-pokok pengerjaan, pemikiran yang logis,dan
lain-lain.
2. Dari segi perasaan sosialnya, meliputi: kerjasama dengan kawan sekelasnya,
cara bergaul, cara pemecahan masalah serta nilai-nilai sosial, cara
mengatasi dan menghadapi serta cara berpartisipasi dalam kehidupan sosial.
3. Dari kekayaan sosial dan kewarganeragaan meliputi: pandangan hidup atau
pendapatnya terhadap masalah-masalah sosial, politik, dan ekonomi. 9

Aspek-aspek tersebut masih dapat dirinci kedalam hal-hal yang lebih khusus
yang disesuaikan dengan keperluan atau tujuan penilaian. 10 Dalam melakukan
evaluasi program, apanya dari program yang dievaluasi? Dengan kata lain, apakah
sasaran evaluasi program? Untuk dapat mengenal sasaran evaluasi secara cermat,
kita perlu memusatkan perhatian kita pada aspek-aspek yang bersangkut paut
dengan keseluruhan kegiatan belajar-mengajar. Untuk itu ada baiknya kita

9
Purwanto dan Suparman A, Evaluasi Program Diklat, (Jakarta: STIA-LAN Press), 1999, hlm. 23.
10
Abu Ahmadi, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm. 198.

8
mengenal kembali model transformasi proses pendidikan formal di sekolah. Di
dalam proses transformasi, siswa yang baru masuk mengikuti proses pendidikan
dipandang sebagai bahan mentah yang akan diolah (ditransformasikan atau dirubah
dari bahan mentah menjadi bahan jadi) melalui proses pengajaran.

Siswa yang baru masuk (input) ini memiliki karateristik atau kekhususan
sendiri-sendiri, yang banyak mempengaruhi keberhasilan dalam belajar. Disamping
itu ada masukan lain yang juga berpengaruh dalam keberhasilan belajar siswa, yaitu
masukan instrumental dan masukan lingkungan. Yang dapat dimasukkan sebagai
input instrumental adalah materi/kurikulum, guru, metode mengajar, dan sarana
pendidikan (alat, bahan, dan media belajar). Siswa yang sudah dimasukkan ke
dalam alat untuk proses, yaitu transformasi, dan sudah menjadi bahan jadi, dikenal
dengan istilah hasil atau keluaran (output).11

a. Input (masukan)

Siswa adalah subjek yang menerima pelajaran. Ada siswa pandai, kurang
pandai, dan tidak pandai. Setiap siswa mempunyai bakat intelektual, emosional,
social, dan lain-lain yang bersifat khusus. Guru harus mampu mengenal kekhususan
siswanya agar mampu memberikan pelayanan, pendidikan, dan administrative
secara tepat. Pelayanan pendidikan berupa pemberian remedial dan sebagainya,
sudah dibicarakan dalam pengelolaan pengajaran. Pelayanan administrasi juga
harus disesuaikan dengan jenis kemampuannya. Kepada siswa yang hanya
mempunyai kemampuan intelektual rendah, disediakan perlengkapan sarana belajar
yang dapat mendukung peningkatan prestasi. Sebaliknya siswa yang mempunyai
pembawaan menonjol juga disediakan sarana canggih agar bakat yang dimiliki
tersebut dapat berkembang secara maksimal. Penyediaan dan pengelolaan sarana
merupakan salah satu dari garapan administrasi pendidikan.

Yang baru saja dikemukakan hanya merupakan satu di antara sekian banyak
kekhususan yang dimiliki oleh siswa sebagai input. Bakat intelektual tersebut

11
Arikunto Suharsimi, Evaluasi Program Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hlm. 123.

9
merupakan salah satu aspek yang harus perlu ditelusuri dalam langkah evaluasi
program. Aspek yang menjadi sasaran lain adalah keadaan fisik, misalnya
kesehatan, kekebalan, dan kerentanan (mudah atau tidaknya seseorang terserang
penyakit atau kelelahan). Aspek-aspek yang ada pada siswa tersebut perlu
dipertimbangkan pleh pengelola sekolah agar guru dapat menunaikan tugas
mengajar dengan baik. Secara garis besar, hal-hal yang ada pada siswa dan
berpengaruh terhadap keberhasilan belajar dapat dilihat dari segi fisik dan mental
seperti yang contohnya sudah dikemukakan.

b. Materi atau Kurikulum

Di Indonesia, kurikulum berlaku secara nasional karena kita menganut system


sentralisasi. Seperti yang tertulis di dalam administrasi kurikulum, di Indonesia ini
kurikulum disusun bersama oleh direktorat yang mengelola jenjang dan jenis
sesuatu sekolah bersama dengan Pusat Pengembangan Kurikulum dan Sarana
Pendidikan (Pusbangkurrandik) Balitbang Dikbud. Untuk kurikulum SD, yang
bertanggung jawab menyusun dan mengembangkannya adalah Direktorat
Pendidikan Dasar (Ditdikdas) yang bernaung di bawah Direktorat Jendral
Pendidikan Dasar dan Menengah. Pusbangkurrandik Balitbang yang mempunyai
tugas meneliti dan mengembangkan kurikulum dan sarana pendidikan untuk semua
jenjang dan jenis sekolah, melakukan koordinasi penyusunan, dan pengembangan
kurikulum SD tersebut.

Apa sebab Pusbangkurrandik mengkoordinasikan, menyusun, dan


mengembangkan kurikulum semua jenjang dan jenis sekolah? Jika kita ingat bahwa
tugas Balitbang sebagai lembaga adalah melakukan penelitian dan
mengembangkan hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan diseluruh Negara,
melakukan evaluasi program terhadap semua pelaksanaan pendidikan. Jika lingkup
dan wilayah yag dievaluasi oleh guru hanya sebatas pada kegiatan belajar mengajar
dikelasnya sendiri, maka lingkup dan wilayah yang dievaluasi oleh Balitbang
Dikbud meliputi berbagai jenis kegiatan pendidikan di Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Dari kegiatan evaluasi inilah Balitbang mempunyai data yang lengkap

10
tentang tingkat keberhasilan tiap-tiap kegiatan pendidikan, dan berdasarkan atas
data ini pula Balitbang bersama Direktorat merevisi dan mengembangkan
kurikulum.

c. Guru

Guru merupakan komponen penting dalam kegiatan belajar mengajar. Kepada


guru diserahkan untuk "digarap" suatu masukan "bahan mentah" berupa siswa yang
menginginkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap sikap baik yang akan
digunakan oleh mereka untuk menghadapi masa depan dalam kehidupannya.
Sebagai alat untuk menggarap masukan adalah materi/kurikulum yang telah
disusun oleh pemerintah dan berlaku untuk seluruh Indonesia. Dengan modal
materi yang tertera sebagai kurikulum itulah guru berupaya agar siswa dapat
menguasai apa yang disediakan oleh sekolah untuknya.

Guru adalah orang yang diberi kepercayaan untuk menciptakan suasana kelas
seperti telah diceritakan di atas. Apakah usaha seorang guru selalu berhasil? Belum
tentu! Mengapa? Karena guru adalah manusia biasa yang mempunyai banyak
keterbatasan. Seperti juga siswa, guru mempunyai kelemahan yang bersumber dari
fisik dan mental. Hal-hal yng berhubungan dengan fisik. seperti juga siswa, antara
lain kesehatan, kekebalan, dan kerentanan. Hal-hal yang berhubungan dengan
mental, antara lain kepandaian, kesabaran, tanggung jawab, keramahtamahan, dan
sebagainya.

Apakah yang dapat dilakukan oleh pengelola dalam memberikan pelayanan


administratif kepada guru? Jika dapat diketahui bagaimana kebiasaan guru dalam
bekerja, misalnya dalam mengajar suka menggunakan OHP, mengajak mengamati
barang-barang yag ada di luar kelas (sekolah), atau suka bekerja tanpa gangguan di
ruang kelas, dan lain sebagainya, maka pengelola berusaha melengkapi sarana
pendukungnya. Pemenuhan terhadap kebutuhan psikologis guru berupa antara lain
menyediakan tempat bekerja yang nyaman sehingga mereka dapat bekerja dengan
tenang. Akibat selanjutnya mengena pada prestasi belajar siswa yang optimal.

11
d. Metode atau pendekatan dalam mengajar

Berbeda dengan evaluasi terhadap kurikulum, evaluasi terhadap metode


mengajar merupakan kegiatan guru untuk meninjau kembali tentang metode
mengajar, pendekatan, atau strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru di
dalam menyampaikan materi kurikulum kepada siswa. Dari perkuliahan lain kita
tahu bahwa yang dimaksud dengan metode mengajar adalah cara-cara atau teknik
yang digunakan dalam mengajar, misalnya ceramah. Tanya jawab. diskusi,
sosiodrama, demontrasi, eksperimen, dan sebagainya. Pendekatan menunjuk pada
bagaimana kelas dikelola, misalnya individual, kelompok, dan klasikal. Strategi
pembelajaran menunjuk kepada bagaimana guru mengatur keseluruhan proses
belajar mengajar, meliputi; mengatur waktu, pemenggalan penyajian, pemilihan
metode, pemilihan pendekatan strategi, sekaligus guru memikirkan metode dan
pendekatan juga.

Di dalam melaksanakan pengajaran, tidak mustahil bahwa guru menjumpai


kesulitan di tengah-tengah waktu mengajar, disebabkan karena tidak tepatnya
dalam memilih metode atau pendekatan. Yang dimaksud dengan metode mengajar
adalah cara-cara untuk menyampaikan materi kepada siswa. Sebagai contoh metode
adalah ceramah, diskusi, tanya jawab, dan penugasan. Pendekatan lebih banyak
menunjuk pada strategi guru untuk mengatur jalannya proses pembelajaran,
misalnya pendekatan individual, kelompok kecil atau klasikal. Termasuk dalam
pemikiran pendekatan adalah penggalan waktu di dalam penyampaian materi
pelajaran.

Telah disebutkan bahawa di dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar


mungkin saja guru menjumpai kesulitan sehubungan dengan keadaan siswa. Dalam
rencana, guru memilih metode tugas karena dipandang paling tepat. Siswa diatur
agar bekerja dalam kelompok. Namun ditengah-tengah kesibukan, terasa oleh guru
bahwa pemilihan metode dan pendekatan tersebut ternyata kurang tepat. Apa sebab
guru dapat merasa bahwa strategi yang dipilihnya kurang tepat? Dengan tidak

12
disadari sebetulnya guru sudah melakukan evaluasi terhadap kegiatannya. Guru
telah melakukan evaluasi program.

Evaluasi program dapat dilakukan selama dan sesudah program berlangsung.


Agar pekerjaan guru dari tahun ke tahun bertambah baik, maka mereka harus dapat
memanfaatkan data yang mereka peroleh. Disarankan pada para guru agar tidak
henti-hentinya membuat catatan-catatan kecil pada GBPP tentang metode apa,
pendekatan, dan strategi yang bagaimana yang cocok untuk digunakan dalam
menyampaikan pokok bahasan yang bersangkutan.

e. Sarana: alat pelajaran atau media pendidikan

Komponen lain yang perlu dievaluasi oleh guru dalam melaksanakan kegiatan
belajar mengajar adalah sarana pendidikan, yang meliputi alat pelajaran dan media
pendidikan. Sebelum guru memulai kegiatan mengajar, bahkan sebelum, atau
sekurang-kurangnya pada waktu menyusun rencana mengajar, guru telah memilih
alat yang kira-kira dapat membantu melancarkan atau memperjelas konsep yang
diajarkan. Selain guru, mungkin siswa juga dappat dijadikan titik tolak dalam
menentukan apakah sarana yang digunakan di dalam kegiatan belajar mengajar
sudah tepat. Mungkin saja pada waktu menentukan alat pelajaran guru berfikir
bahwa pilihannya sudah tepat. Tetapi ternyata di dalam praktek pelaksanaan
pengajaran, alat tersebut ternyata kurang atau sama sekali tidak tepat. Proses
pengajarannya tidak menjadi semakin lancar, tetapi mungkin bahkan kacau.

Apabila guru menjumpai kesulitan dalam mengajar atau ketidakberhasilan


siswa dengan nilai yang redah-rendah, ia dapat mencoba mengadakan evaluasi
terhadap sarana yang digunakan. Sasaran evaluas yang berkenaan dengan sarana
pendidikan antara lain kelengkapannya, ragam jenisnya, modelnya. kemudahannya
untuk digunakan (dioperasikan), mudah dan sakarnya diperoleh, kecocokan dengan
materi yang diajarkan, jumlah persediaan dibandingkan dengan banyaknya siswa
yang memerlukan.

13
f. Lingkungan manusia

Komponen masukan instrumental ikut menentukan tingkat keberhasilan usaha


guru dalam kegiatan belajar mengajar karena memang dengan sengaja diadakan.
Dalam hal ini gurulah yang sengaja aktif memilih, agar membantu memperlancar
pencapaian hasil belajar. Masukan instrumental terkait dan berpengaruh secara
langsung terhadap hasil belajar. Selain masukan instrumental, masih ada komponen
lain yang juga berpengaruh terhadap keberhasilan belajar siswa dalam belajar, yang
dikenal dengan istilah "masukan lingkungan" (environmental input). Masukan
lingkungan tersebut ada atau hadir di sekitar proses belajar mengajar bukan
merupakan sesuatau yang terkait dengan dan berpengaruh langsung pada prestasi
belajar.

Ada dua macam masukan lingkungan, yaitu lingkungan manusia dan


lingkungan yang bukan manusia. Yang dibicarakan dalam bagian ini adalah
masukan lingkungan manusia. Yang dapat digolongkan sebagai masukan
lingkungan manusia bukan hanya kepala sekolah, guru-guru, dan pegawai tata
usaha di sekolah itu, tetapi siapa saja yang dengan atau tidak sengaja berpengaruh
terhadap tingkat hasil belajar siswa. Misalnya di Taman Kanak- kanak, mungkin
saja ibu-ibu pengantar dapat dimanfaatkan oleh sekolah untuk membrikan contoh-
contoh perilaku positif yang memperkuat motivasi siswa dalam belajar. Kepala
sekolah yang secara kebetulan di jumpai oleh siswa di luar kelas, mungkin dapat
dijadikan sumber informasi, memberikan keterangan-keterangan yang diperlukan
siswa untuk memperkaya pengetahuannya. Guru-guru kelas lain di SD yang tidak
pernah secara langsung mengajar siswa tersebut dikelasnya, dapat saja
melumpuhkan semangat siswa karena ketika bertemu di halaman sekolah mengejek
(tentu saja tidak dengan sengaja), atau sebaliknya, memberikan pujian dan saran-
saran, dapat mengakibatkan tumbuhnya motivasi pada diri siswa untuk lebih giat
dalam belajar.

g. Lingkungan bukan manusia

14
Yang dimaksudkan dengan lingkungan bukan manusia adalah segala hal yang
berada di lingkungan siswa (dalam radius tertentu) yang secara langsung maupun
tidak, berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Termasuk kategori lingkungan
bukan manusia miasalnya suasana sekolah, halaman sekolah, keadaan gedung dan
sarana lain, tumbuhan di kebun sekolah dan tetangga. Pengaruh lingkungan bukan
manusia dapat positif ataupun negative.

Tatanan perabot kelas yang rapi dapat berpengaruh terhadap kesejukan


suasana sehingga siswa dapat belajar dengan tentram. Sebaiknya suasana gaduh di
luar kelas dapat mengganggu konsentrasi belajar siswa dan menyebabkan siwa
tidak. dapat belajar dengan tenang seperti yang direncanakan. Dalam hal demikian
dapat terjadi bahwa hasil belajar siswa tidak dapat seperti yang diharapkan. Oleh
karena itu guru perlu melakukan evaluasi terhadap program yang dilaksanakan. 12

C. Mengapa Guru Perlu melakukan Evaluasi Program Pendidikan?


Orang yang melakukan evaluasi atau evaluator, dalam kegiatan program bisa
merupakan orang-orang dari dalam (orang ikut terlibat dalam kegiatan), dan bisa
pula orang dari luar (orang yang tidak ikut terlibat dalam kegiatan program). Guru
adalah pelaksana sehingga mereka mengetahui betul apa yang terjadi di dalam
proses belajar mengajar. Guru berperan penting atas perbaikan kualitas pengajar,
untuk memperbaiki proses pengajaran yang akan dilaksanakan pada lain waktu.

Tujuannya dilakukannya evaluasi program adalah untuk mengetahui apakah


tujuan program yang telah direncanakan sebelumnya telah tercapai atau belum. Jika
sudah tercapai, bagaimana kualitas pencapaian kegiatan tersebut dan jika belum
tercapai maka bagian manakah dari rencana kegiatan yang belum tercapai, lalu apa
sebab rencana kegiatan tersebut belum tercapai. Dengan kata lain, evaluasi program
dimaksudkan untuk melihat pencapaian target program. Evaluasi program
dilakukan untuk menjadi bahan perbaikan pembelajaran selanjutnya, evaluasi
program yang dilakukan dengan serampangan tidak akan membawa perubahan

12
Ashiong P. Munthe, Op.Cit, hlm.7.

15
pembelajaran. Evaluasi program harus dilakukan dengan sistematis, rinci dan
menggunakan prosedur yang sudah diuji secara cermat.

Biasanya setelah melakukan evaluasi program pembelajaran, dilanjutkan


dengan rencana tindak lanjut RTL (Rencana Tindak Lanjut). RTL dimaksudkan
agar kegiatan pembelajaran berikutnya mengalami perubahan dan penyempurnaan
pembelajaran mencakup model, metode, media, bahan ajar, dan lain sebagainya.
Bahkan bisa saja mengahasilkan keputusan mengganti seluruh atau sebagian dari
model, metode, media dan sebagainya. 13

D. Tujuan dan Manfaat Evaluasi Program Pendidikan


Tujuan evaluasi program menurut Roswati dalam jurnal Munthe adalah
sebagai berikut:14

1. Menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang tindak lanjut suatu program di


masa depan.
2. Penundaan pengambilan keputusan.
3. Penggeseran tanggung jawab.
4. Pembenaran/justifikasi program.
5. Memenuhi kebutuhan akreditasi.
6. Laporan akutansi untuk pendanaan.
7. Menjawab atas permintaan pemberi tugas, informasi yang diperlukan,
8. Membantu staf mengembangkan program.
9. Mempelajari dampak akibat yang tidak sesuai dengan rencana.
10. Mengadakan usaha perbaikan bagi program yang sedang berjalan.
11. Menilai manfaat dari program yang sedang berjalan.
12. Memberikan masukan bagi program baru.

13
Sulistyorini, Evaluasi Pendidikan dalam Meningkatkan mutu Pendidikan (Yogyakarta: TERAS, 2009),
hlm. 48.

14
Ibid, hlm. 49.

16
Adapun menurut Endang Mulyatiningsih dalam Dewianti Pupitasari, evaluasi
program dilakukan dengan tujuan untuk:15

1). Menunjukkan sumbangan program terhadap pencapaian tujuan organisasi.


Hasil evaluasi ini penting untuk mengembangkan program yang sama di
tempat lain.
2). Mengambil keputusan tentang keberlanjutan sebuah program, apakah
program perlu diteruskan, diperbaiki atau dihentikan.

Terlihat dari beberapa paparan di atas dapat diketahui bahwa tujuan evaluasi
program adalah sebagai penelitian evaluatif karena selain untuk melakukan.
penilaian dari olahan berbagai informasi yang didapatkan, evaluasi program juga
dapat membantu dalam proses pengambilan keputusan. Maka, berbagai masukan
yang didapat dari evaluasi program sangat membantu dalam meningkatkan kualitas
suatu program karena menghasilkan rekomendasi dalam pengambilan keputusan
selanjutnya.

Arikunto dan Jabar menyatakan bahwa evaluasi program pendidikan adalah


supervisi pendidikan dalam pengertian khusus, tertuju pada lembaga secara
keseluruhan. Supervisi sekolah yang diartikan sebagai evaluasi program dapat
disama artikan dengan validasi lembaga dan akreditasi.

Pentingnya evaluasi program di Institusi Pendidikan menurut Ashiong P.


Munthe:16

a) memberikan masukan apakah suatu program dihentikan atau diteruskan,


b) memberitahukan prosedur mana yang perlu diperbaiki,
c) memberitahukan stategi, atau teknik yang perlu dihilangkan/diganti,
d) memberikan masukan apakah program yang sama dapat diterapkan di
tempat lain,

15
Dewianti Puspitasari, "Evaluasi Pelaksanaan Program Pembelajaran Keterampilan memasak di SMA N
11 Yogyakarta", Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta, 2012, hlm.11.
16
Ashiong P. Munthe, Op.Cit, hlm. 14.

17
e) memberikan masukan dana harus dialokasikan ke mana,
f) memberikan masukan apakah teori/pendekatan tentang program dapat
diterima ditolak.

Dari beberapa manfaat diatas lebih spesifiknya, manfaat evaluasi program


adalah intrumen yang berguna dalam pengambilan keputusan atau kebijakan dalam
suatu lembaga atau instansi pendidikan. Apabila program tersebut baik dan sudah
sesuai maka dapat dilanjutkan akan tetapi jika program tersebut kurang bermanfaat
atau kurang sesuai maka alangkah baiknya program tersebut dapat dihentikan.

Dari beberapa manfaat diatas lebih spesifiknya, manfaat evaluasi program


adalah intrumen yang berguna dalam pengambilan keputusan atau kebijakan dalam
suatu lembaga atau instansi pendidikan. Apabila program tersebut baik dan sudah
sesuai maka dapat dilanjutkan akan tetapi jika program tersebut kurang bermanfaat
atau kurang sesuai maka alangkah baiknya program tersebut dapat dihentikan.

E. Cara Melaksanakan Evaluasi Program Pendidikan


Apabila guru ingin melakukan evaluasi program dengan lebih seksama,
misalnya ingin menelusuri secara khusus latar belakang keluarga siswa, lebih
dahulu harus menyusun rencana evaluasi sekaligus menyusun instrumen
pengumpulan data. Mengenal bagaimana menyiapkan instrument angket, pedoman
wawancara, pedoman pengamatan dan lain sebagainya. Sebagai cara yang paling
sederhana adalah mencatat terhadap peristiwa yang dialami dari kegiatan sehari-
hari di kelas.

Akan terlalu sulit dan memakan waktu yang lama apabila guru masih dibebani
dengan evaluasi program, secara sistematis seperti seorang peneliti. Akan cukuplah
kiranya guru mau membuat acuan singka dan sederhana yang disusun dalam bentuk
pertanyaan saja. Dari jawaban atas pertanyaan tersebut guru mendapatkan umpan
apa yang dilakukan.17

17
Tayibnapis Farida Yusuf, Evaluasi Program dan Instrumen Evaluasi untuk Program Pendidikan dan
Penelitian (Jakarta: Rineka Cipta, 2008).

18
F. Kriteria Evaluasi Program Pendidikan
Ada beberapa kriteria yang dipilih untuk digunakan dalam evaluasi yang
berfungsi sebagai acuan pengkajian. Ada dua jenis kriteria yang dapat dipergunakan
dalam evaluasi program, yaitu kriteria internal dan kriteria eksternal. Kriteria
internal adalah standar yang dapat diaplikasikan terhadap suatu program dalam
kerangka program itu sendiri. Kriteria eksternal adalah standar yang diterapkan
terhadap suatu program dari suatu sumber diluar kerangka program.

1. Kriteria internal

a. Kriteria internal yang dipergunakan adalah koherensi,


b. Kriteria internal yang dipergunakan adalah penyebaran sumber.
c. Tanggapan pemakai, sikap dan reaksi pemakai yang berpartisipasi dalam
program sering menjadi kriteria.
d. Tanggapan penyedia yaitu mengacu pada tanggapan pihak yang
menyediakan program, dinilai dengan kriteria yang dijabarkan dari tujuan-
tujuan program yang ditetapkan.
e. Keefektifan penggunaan biaya (cost effectininess).
f. Kemampuan generative.
g. Dampak, yaitu efek lebih dibandingkan dengan yang mungkin terjadi secara
ilmiah, yaitu tanpa kehadiran program.

2. Kriteria eksternal

a) Pengarahan kebijakan, biasanya program-program yang harus dilaksanakan


dalam kerangka pengarahan kebijakan tertentu.
b) Cost benefit analysis Yaitu menghendaki keuntungan- keuntungan program
baik yang segera tampak atau yang tidak segera tampak, dan biaya
pelaksanaan program, baik balaya langsung amupun tidak langsung.
c) Efek pelipatgandaan. 18

18
Ibid, Op.Cit, hlm. 143.

19
G. Langkah-langkah Evaluasi Program Pendidikan
Evaluasi program pendidikan dilaksanakan melalui beberapa tahapan. Secara
garis besar tahapan tersebut meliputi: tahap persiapan evaluasi program, tahap
pelaksanaan evaluasi program, dan tahap monitoring pelaksanaan progam.

1. Persiapan evaluasi program, berupa penyusunan desain evaluasi,


penyusunan instrument evaluasi, validasi menentukan jumlah sampel yang
diperlukan dalam kegiatan evaluasi, dan penyamaan persepsi antar
evaluator sebelum pengambilan data. Seorang evaluator harus mengetahui
program dan criteria keberhasilan program evaluasi. Setelah mengetahui
tujuan dan kriteria keberhasilan program maka seorang evaluator baru bisa
menentukan metode, alat, sasaran dan jadwal evaluasi program pendidikan
yang akan dilaksanakan. Sistematika: ataukomponen yang harus ada dalam
evaluasi program pendidikan secara garis besar sebagai berikut : latar
belakang masalah, problematika, tujuan evaluasi, populasidan sampel,
instrument, dan sumber data.
2. Pelaksanaan evaluasi program

Evaluasi program dapat dikategorikan menjadi empat jenis, yaitu evaluasi


reflektif, evaluasi rencana, evaluasi proses, dan evaluasi hasil. Evaluasi reflektif
digunakan untuk mengevaluasi kurikulum sebagai satu ide. Jenis evaluasi ini
mencoba mengkaji ide yang dikembangkan dan dijadikan landasan bagi
kurikulum. Evaluasi terhadap ide ini dapat dilakukan pada waktu pertama kali
suatu ide dikemukakan oleh seseorang. Hal ini terjadi karena biasanya
penerjemahan suatu ide menjadi suatu rencana memerlukan kajian. yaitu berupa
operasionalisasi ide tersebut. Evaluasi terhadap ide dapat pula dilakukan pada
waktu program sebagai rencana telah selesai ditulis

 Evaluasi rencana merupakan jenis evaluasi yang banyak dilakukan orang


terutama setelah banyak inovasi diperkenalkan dalam pengembangan
program. Persyaratan-persyaratan program sebagai rencana seperti format,
keterbacaan, hubungan antarkomponen, organisasi vertikal dan horizontal

20
dari pengalaman belajar, biasanya merupakan hal yang menuntut perhatian
evaluator pada waktu melakukan evaluasi program sebagai suatu rencana.
 Evaluasi proses kadang-kadang disebut pula dengan istilah implementasi
program. Menggunakan istilah proses dimaksudkan untuk memperkuat
pengertian program sebagai suatu proses. Lagi pula, istilah evaluasi proses
dianggap lebih memberi kedudukan yang sama antara dimensi program
sebagai ide, rencana, hasil, dan program sebagai suatu kegiatan Evaluasi
proses membuat perhatian evaluator diarahkan tidak saja kepada apa yang
terjadi dengan program sebagai kegiatan, tetapi evaluasi telah pula mencoba
melihat mengenai berbagai faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan
program sebagai kegiatan Evaluasi terhadap kepemimpinan kepala sekolah,
pengetahuan dan sikap serta kegiatan guru, faktor siswa, dan peralatan
belajar dianggap sebagai fokus yang penting. Demikian pula interaksi yang
terjadi dalam proses pembelajaran.
 Evaluasi hasil merupakan jenis evaluasi program yang paling tun. Bahkan
pada mulanya yang dimaksud evaluasi identik dengan evaluasi hasil. Lebih
lanjut basil yang dimaksud adalah hasil

Agar proses pelaksanaan evaluasi program pendidikan berjalan dengan baik


dapat menggunakan alat pengumpulan data, sebagai berikut:19

a. Pengambilan data dengan tes


b. Pengambilan data dengan observasi
c. Pengambilan data dengan angket
d. Pengambilan data dengan wawancara
e. Pengambilan data dengan metode analisis dokumen dan artifak
f. Monitoring pelaksanaan evaluasi program

19
Ibid, hlm. 156.

21
3. Pemantauan Evaluasi Program

Dalam pelaksanaan evaluasi terdapat pemantauan atau monitoring dalam


pelaksanaannya, diantaranya yaitu:

1. Fungsi pemantauan

Pemantauan memiliki fungsi pokok yaitu mengetahui kesesuaian pelaksanaan


program dengan rencana program dan untuk mengetahui seberapa pelaksanaan
program yang sedang berlangsung dapat diharapkan akan menghasilkan perubahan
yang diinginkan.

2. Sasaran pemantauan

Sasaran pemantauan yaitu dengan menemukan Hal-hal bagaimana seberapa


jauh pelaksanaan program telah sesuai dengan rencana program dan menunjukkan
tanda-tanda tercapainya tujuan program.

3. Pelaku pemantauan

Pemantauan program dilakukan oleh evaluator bersama dengan pelaku atau


pelaksana program.

4. Teknik dan Alat Pemantauan

Fungsi pokok pemantauan adalah mengumpulkan data tentang pelaksanaan


program, Adapun teknik dan alat pemantauan adalah sebagai berikut.

a) Teknik pengamatan partisipatif dengan menggunakan lembar pengamatan.


catatan lapangan, dan alat perekam elektronik. Pengamatan partisipatif adalah
bahwa pengamatan dilakukan oleh orang yang terlibat secara aktif dalam proses
pelaksanaan program.

b) Teknik wawancara secara bebas atau terstruktur dengan alat pedoman


wawancara dan perekam wawancara. Wawancara terstruktur adalah wawancara
yang sepenuluya dipandu oleh pedoman wawanсаra.

22
c) Teknik pemanfaatan dan analisis data dokumentasi seperti daftar hadir,

5. Pelaku Pemantauan

Pemantauan program dilakukan oleh evaluator bersama dengan pelaku praktisi


atau pelaksana program. Dapat pula dilengkapi atau dibantu oleh pihak lain yang
diperlukan seperti kepala sekolah dan tokoh masyarakat.20

 Perencanaan pemantauan meliputi aspek-aspek sebagai berikut.


a. Perumusan tujuan pemantanan, berisi informasi tentang apa yang
diinginkan, untuk siapa, dan untuk kepentingan apa.
b. Penetapan sasaran pemantauan, apa yang akan dijadikan sebagai objek
pemantauan. Contoh: kesulitan belajar dan jenis-jenis kesalahan konsepsi
matematika yang masih dialami para siswa
c. Penjabaran data yang dibutuhkan pemantauan, penjabaran, dari sasaran.
Contoh: guru perlu dapat memilah kesalahan karena kecerobohan atau
ketidaktelitian dengan kesalahan karena kurang memahami makna dan cara
penyelesaian soal.
 Pemanfataan Hasil Pemantauan

20
Jenis Evaluasi Kurikulum SILABUS (blog), November 26, 2018.

23
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Hal yang harus diperhatikan dalam hal evaluasi program pendidikan ini yaitu
tentang program yang telah direncanakan sebelumnya apakah telah tercapai atau
belum. Jika sudah tercapai, bagaimana kualitas pencapaian kegiatan tersebut dan
jika belum tercapai maka bagian manakah dari rencana kegiatan yang belum
tercapai dan apa sebab rencana kegiatan tersebut belum tercapai.

Dengan kata lain, evaluasi program dimaksudkan untuk melihat pencapaian


target program, Evaluasi program dilakukan untuk menjadi bahan perbaikan
pembelajaran selanjutnya, evaluasi program yang dilakukan dengan serampangan
tidak akan membawa perubahan pembelajaran, evaluasi program harus dilakukan
dengan sistematis, rinci dan menggunkan prosedur yang sudah diuji secara cermat.
Proses dalam evaluasi program bertujuan agar mengetahui apakah tujuan
pendidikan sudah dapat terealisasikan dengan benar.

Ada beberapa istilah yang sering digunakan untuk pengertian yang serupa
dengan evaluasi, measurement atau pengukuran, assigment atau penafsiran dan
evaluasi. Berikut ini beberapa gambaran tentang pengertian penilaian, pengukuran,
dan evaluasi:

a. Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran. Pengukuran


bersifat kuantitatif.
b. Menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan uuran
baik buruk. Penilaian bersifat kualitatif.
c. Mengadakan evaluasi meliputi kedua langkah di atas, yakni mengukur dan
menilai.

B. Saran

Evaluasi program merupakan elemen yang terpenting di sebuah instansi


pendidikan, karena dengannya dapat membawa instansi pendidikan menjadi lebih

24
baik dan baik lagi. Oleh karena kita sebagai agen of change yang akan
bergelutdalam bidang Pendidikan perlu untuk memahami konsep dari evaluasi
program,maka dari itu semoga makalah yang kami sajikan dapat bermanfaat bagi
kami pihak penyusun dan teman teman sekalian sebagai pihak pembaca.

25
DAFTAR PUSTAKA

Lazwardi, Dedi. "Implementasi Evaluasi Program Pendidikan di Tingkat Sekolah


Dasar dan Menengah", Al-Idarah: Jurnal Kependidikan Islam.
Muryadi, Dwi. 2017. Agustanico. Model Evaluasi dalam Penelitian Evaluasi,
(Surakarta: Jurnal Ilmiah PENJAS).
Fattah, Nanang. 2006. Landasan Manajemen Pendidikan. (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya).
P. Munthe, Ashiong. Pentingnya Evaluasi Program di Institusi Pendidikan.
Scholaria. 5(2)
Ahmadi, Abu. 2008. Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta).
Suharsimi, Arikunto. (2010). Evaluasi Program Pendidikan (Jakarta: Bumi
Aksara).
Sulistyorini. 2009. Evaluasi Pendidikan dalam Meningkatkan mutu Pendidikan
(Yogyakarta: Teras).
Puspitasari, Dewianti. 2011. "Evaluasi Pelaksanaan Program Pembelajaran
Keterampilan memasak di SMA N 11 Yogyakarta". (Skripsi Universitas
Negeri Yogyakarta).
Ananda, Rusydi,. & Rafida,Tien. 2017. Pengantar Evaluasi Program Pendidikan,
(Medan: Perdana Publishing).
Purwanto., & Suparman A. 1999. Evaluasi Program Diklat, (Jakarta: STIA-LAN
Press).

Jenis Evaluasi Kurikulum, 2018. SILABUS (blog), November 26.

26

Anda mungkin juga menyukai