DOSEN PENGAMPU :
M. Robbani, M.Pd.
DISUSUN OLEH :
Makalah ini dibuat dengan observasi buku-buku, jurnal, serta sumber lainnya
memalui kerja sama. Semua dikemas menjadi sebuah makalah yang akan
bermanfaat bagi pembaca. Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih
jauh dari kata sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan
yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta
masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami
berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia
pendidikan. Aamiin.
Penulis
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah evaluasi yang sering dipahami selama ini dalam dunia pendidikan adalah
hanya sebatas pada penilaian saja. Ketika sudah dilakukan penilaian dianggap
sudah melakukan evaluasi, pemahaman demikian belumlah tepat. Pelaksanaan
evaluasi cenderung hanya melihat hasil akhir dari pembelajaran atau pendidikan
saja. Padahal dalam proses pendidikan tersebut bukan hanya nilai yang dilihat,
tetapi ada banyak faktor yang mendukung berhasilnya sebuah program pendidikan.
Masalah evaluasi dalam dunia pendidikan di negara kita, pada umumnya belum
begitu dikenal benar-benar baik dalam bentuk maupun pelaksanaannya. Masih
banyak guru-guru yang belum begitu mengetahui apakah sebenarnyadan
bagaimana seharusnya melakukan evaluasi itu dalam pendidikan. Mengigat
pentingnya hal ini bahwa evaluasi itu merupakan salah satu fungsi administrasi
pendidikan yang tidak dapat diabaikan, maka dalam makalah ini akan dibahas
mengenai evaluasi program dalam pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan evaluasi program pendidikan?
2. Apa saja dasar-dasar evaluasi program pendidikan?
3
3. Bagaimana cara melaksanakan evaluasi program pendidikan?
C. Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
1
Dedi Lazwardi, "Implementasi Evaluasi Program Pendidikan di Tingkat Sekolah Dasar dan Menengah",
Al-Idarah: Jurnal Kependidikan Islam, hlm.1.
2 Agustanico Dwi Muryadi, Model Evaluasi dalam Penelitian Evaluasi, (Surakarta: Jurnal Ilmiah
PENJAS), 2017, hlm.6. http://ejournal.utp.ac.id/index.php/P/article/download/538/527/ diakses pada tanggal
21 Februari 2023 pukul 19.02 WIB
3
Ibid, hlm.7.
5
sehingga dapat dipertimbangkan dan dijadikan rujukan supaya pelaksanaan
pendidikan pada waktu lain lebih optimal dan bertambah lebih baik. 4
Dilihat dari program tersebut, maka ada dua jenis evaluator, yaitu: 6
1) Evaluator intern, adalah sebuah tim yang ditunjuk oleh suatu organisasi yang
melaksanakan program, terdiri orang-orang yang menjadi anggota organisasi
program tersebut. Contoh: sebuah sekolah menyelenggarakan kegiatan
penataran selama satu bulan. Di samping sekolah membentuk panitia penataran,
juga mengangkat beberapa orang lain yang bukan panitia untuk mengamati
pelaksanaan penataran, Tim penilai ini dapat ditunjuk sejak awal bersama- sama
panitia penataran dan dapat pula ditunjuk kemudian.
2) Evaluator ekstern, adalah sebuah tim yang diminta (biasanya oleh pengambil
keputusan) untuk melaksanakan penilaian terhadap 7efektivitas program agar
4
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan (Bandung: PT. REMAJA ROSDAKARYA, 2006),
hlm.109.
5
Ibid, hlm.114.
6
Ahong P. Munthe, Pentingnya Evaluasi Program di Institusi Pendidikan. Scholaria. 5(2), hlm.1.
7
Rusydi Ananda dan Tien Rafida, Pengantar Evaluasi Program Pendidikan, (Medan: Perdana
Publishing), 2017, hlm. 24.
6
hasilnya dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan di dalam menentukan
tindak lanjut terhadap kelangsungan atau terhentikannya program tersebut.
Evaluator ekstern dapat berasal dari sekelompok orang yang memang
sudah profesional, yang memang merupakan kelompok yang siap dibayar oleh
pengambil keputusan. Ada juga yang berasal dari perwakilan beberapa instansi
yang ditunjuk. Misalnya: penilaian terhadap proyek perintis sekolah
pembangunan ditunjuk perwakilan dari beberapa IKIIP yang tidak secara
langsung menangani program tersebut.
a. Memahami materi
b. Menguasai teknik
c. Objektif dan cermat
d. Dapat jujur dan dapat dipercaya
8
Ibid, hal. 14.
7
2. Obyek yang dievaluasi :
1) Perencanaan
2) Programprogram
3) Kebijakan
4) Organisasi
5) Produk
6) Pribadi individual
Evaluasi yang sempurna tidak hanya berohjekan pada aspek kecerdasan, akan
tetapi mencakup seluruh pribadi anak dalam seluruh situasi pemdidikan yang
dialaminya. Adapun aspek-aspek kepribadiannya yang harus diperhatikan dan
merupakan objek didalam pelaksanaan evaluasi tersebut, menurut Nasrun Harahap.
dkk. adalah berikut ini:
Aspek-aspek tersebut masih dapat dirinci kedalam hal-hal yang lebih khusus
yang disesuaikan dengan keperluan atau tujuan penilaian. 10 Dalam melakukan
evaluasi program, apanya dari program yang dievaluasi? Dengan kata lain, apakah
sasaran evaluasi program? Untuk dapat mengenal sasaran evaluasi secara cermat,
kita perlu memusatkan perhatian kita pada aspek-aspek yang bersangkut paut
dengan keseluruhan kegiatan belajar-mengajar. Untuk itu ada baiknya kita
9
Purwanto dan Suparman A, Evaluasi Program Diklat, (Jakarta: STIA-LAN Press), 1999, hlm. 23.
10
Abu Ahmadi, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm. 198.
8
mengenal kembali model transformasi proses pendidikan formal di sekolah. Di
dalam proses transformasi, siswa yang baru masuk mengikuti proses pendidikan
dipandang sebagai bahan mentah yang akan diolah (ditransformasikan atau dirubah
dari bahan mentah menjadi bahan jadi) melalui proses pengajaran.
Siswa yang baru masuk (input) ini memiliki karateristik atau kekhususan
sendiri-sendiri, yang banyak mempengaruhi keberhasilan dalam belajar. Disamping
itu ada masukan lain yang juga berpengaruh dalam keberhasilan belajar siswa, yaitu
masukan instrumental dan masukan lingkungan. Yang dapat dimasukkan sebagai
input instrumental adalah materi/kurikulum, guru, metode mengajar, dan sarana
pendidikan (alat, bahan, dan media belajar). Siswa yang sudah dimasukkan ke
dalam alat untuk proses, yaitu transformasi, dan sudah menjadi bahan jadi, dikenal
dengan istilah hasil atau keluaran (output).11
a. Input (masukan)
Siswa adalah subjek yang menerima pelajaran. Ada siswa pandai, kurang
pandai, dan tidak pandai. Setiap siswa mempunyai bakat intelektual, emosional,
social, dan lain-lain yang bersifat khusus. Guru harus mampu mengenal kekhususan
siswanya agar mampu memberikan pelayanan, pendidikan, dan administrative
secara tepat. Pelayanan pendidikan berupa pemberian remedial dan sebagainya,
sudah dibicarakan dalam pengelolaan pengajaran. Pelayanan administrasi juga
harus disesuaikan dengan jenis kemampuannya. Kepada siswa yang hanya
mempunyai kemampuan intelektual rendah, disediakan perlengkapan sarana belajar
yang dapat mendukung peningkatan prestasi. Sebaliknya siswa yang mempunyai
pembawaan menonjol juga disediakan sarana canggih agar bakat yang dimiliki
tersebut dapat berkembang secara maksimal. Penyediaan dan pengelolaan sarana
merupakan salah satu dari garapan administrasi pendidikan.
Yang baru saja dikemukakan hanya merupakan satu di antara sekian banyak
kekhususan yang dimiliki oleh siswa sebagai input. Bakat intelektual tersebut
11
Arikunto Suharsimi, Evaluasi Program Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hlm. 123.
9
merupakan salah satu aspek yang harus perlu ditelusuri dalam langkah evaluasi
program. Aspek yang menjadi sasaran lain adalah keadaan fisik, misalnya
kesehatan, kekebalan, dan kerentanan (mudah atau tidaknya seseorang terserang
penyakit atau kelelahan). Aspek-aspek yang ada pada siswa tersebut perlu
dipertimbangkan pleh pengelola sekolah agar guru dapat menunaikan tugas
mengajar dengan baik. Secara garis besar, hal-hal yang ada pada siswa dan
berpengaruh terhadap keberhasilan belajar dapat dilihat dari segi fisik dan mental
seperti yang contohnya sudah dikemukakan.
10
tentang tingkat keberhasilan tiap-tiap kegiatan pendidikan, dan berdasarkan atas
data ini pula Balitbang bersama Direktorat merevisi dan mengembangkan
kurikulum.
c. Guru
Guru adalah orang yang diberi kepercayaan untuk menciptakan suasana kelas
seperti telah diceritakan di atas. Apakah usaha seorang guru selalu berhasil? Belum
tentu! Mengapa? Karena guru adalah manusia biasa yang mempunyai banyak
keterbatasan. Seperti juga siswa, guru mempunyai kelemahan yang bersumber dari
fisik dan mental. Hal-hal yng berhubungan dengan fisik. seperti juga siswa, antara
lain kesehatan, kekebalan, dan kerentanan. Hal-hal yang berhubungan dengan
mental, antara lain kepandaian, kesabaran, tanggung jawab, keramahtamahan, dan
sebagainya.
11
d. Metode atau pendekatan dalam mengajar
12
disadari sebetulnya guru sudah melakukan evaluasi terhadap kegiatannya. Guru
telah melakukan evaluasi program.
Komponen lain yang perlu dievaluasi oleh guru dalam melaksanakan kegiatan
belajar mengajar adalah sarana pendidikan, yang meliputi alat pelajaran dan media
pendidikan. Sebelum guru memulai kegiatan mengajar, bahkan sebelum, atau
sekurang-kurangnya pada waktu menyusun rencana mengajar, guru telah memilih
alat yang kira-kira dapat membantu melancarkan atau memperjelas konsep yang
diajarkan. Selain guru, mungkin siswa juga dappat dijadikan titik tolak dalam
menentukan apakah sarana yang digunakan di dalam kegiatan belajar mengajar
sudah tepat. Mungkin saja pada waktu menentukan alat pelajaran guru berfikir
bahwa pilihannya sudah tepat. Tetapi ternyata di dalam praktek pelaksanaan
pengajaran, alat tersebut ternyata kurang atau sama sekali tidak tepat. Proses
pengajarannya tidak menjadi semakin lancar, tetapi mungkin bahkan kacau.
13
f. Lingkungan manusia
14
Yang dimaksudkan dengan lingkungan bukan manusia adalah segala hal yang
berada di lingkungan siswa (dalam radius tertentu) yang secara langsung maupun
tidak, berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Termasuk kategori lingkungan
bukan manusia miasalnya suasana sekolah, halaman sekolah, keadaan gedung dan
sarana lain, tumbuhan di kebun sekolah dan tetangga. Pengaruh lingkungan bukan
manusia dapat positif ataupun negative.
12
Ashiong P. Munthe, Op.Cit, hlm.7.
15
pembelajaran. Evaluasi program harus dilakukan dengan sistematis, rinci dan
menggunakan prosedur yang sudah diuji secara cermat.
13
Sulistyorini, Evaluasi Pendidikan dalam Meningkatkan mutu Pendidikan (Yogyakarta: TERAS, 2009),
hlm. 48.
14
Ibid, hlm. 49.
16
Adapun menurut Endang Mulyatiningsih dalam Dewianti Pupitasari, evaluasi
program dilakukan dengan tujuan untuk:15
Terlihat dari beberapa paparan di atas dapat diketahui bahwa tujuan evaluasi
program adalah sebagai penelitian evaluatif karena selain untuk melakukan.
penilaian dari olahan berbagai informasi yang didapatkan, evaluasi program juga
dapat membantu dalam proses pengambilan keputusan. Maka, berbagai masukan
yang didapat dari evaluasi program sangat membantu dalam meningkatkan kualitas
suatu program karena menghasilkan rekomendasi dalam pengambilan keputusan
selanjutnya.
15
Dewianti Puspitasari, "Evaluasi Pelaksanaan Program Pembelajaran Keterampilan memasak di SMA N
11 Yogyakarta", Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta, 2012, hlm.11.
16
Ashiong P. Munthe, Op.Cit, hlm. 14.
17
e) memberikan masukan dana harus dialokasikan ke mana,
f) memberikan masukan apakah teori/pendekatan tentang program dapat
diterima ditolak.
Akan terlalu sulit dan memakan waktu yang lama apabila guru masih dibebani
dengan evaluasi program, secara sistematis seperti seorang peneliti. Akan cukuplah
kiranya guru mau membuat acuan singka dan sederhana yang disusun dalam bentuk
pertanyaan saja. Dari jawaban atas pertanyaan tersebut guru mendapatkan umpan
apa yang dilakukan.17
17
Tayibnapis Farida Yusuf, Evaluasi Program dan Instrumen Evaluasi untuk Program Pendidikan dan
Penelitian (Jakarta: Rineka Cipta, 2008).
18
F. Kriteria Evaluasi Program Pendidikan
Ada beberapa kriteria yang dipilih untuk digunakan dalam evaluasi yang
berfungsi sebagai acuan pengkajian. Ada dua jenis kriteria yang dapat dipergunakan
dalam evaluasi program, yaitu kriteria internal dan kriteria eksternal. Kriteria
internal adalah standar yang dapat diaplikasikan terhadap suatu program dalam
kerangka program itu sendiri. Kriteria eksternal adalah standar yang diterapkan
terhadap suatu program dari suatu sumber diluar kerangka program.
1. Kriteria internal
2. Kriteria eksternal
18
Ibid, Op.Cit, hlm. 143.
19
G. Langkah-langkah Evaluasi Program Pendidikan
Evaluasi program pendidikan dilaksanakan melalui beberapa tahapan. Secara
garis besar tahapan tersebut meliputi: tahap persiapan evaluasi program, tahap
pelaksanaan evaluasi program, dan tahap monitoring pelaksanaan progam.
20
dari pengalaman belajar, biasanya merupakan hal yang menuntut perhatian
evaluator pada waktu melakukan evaluasi program sebagai suatu rencana.
Evaluasi proses kadang-kadang disebut pula dengan istilah implementasi
program. Menggunakan istilah proses dimaksudkan untuk memperkuat
pengertian program sebagai suatu proses. Lagi pula, istilah evaluasi proses
dianggap lebih memberi kedudukan yang sama antara dimensi program
sebagai ide, rencana, hasil, dan program sebagai suatu kegiatan Evaluasi
proses membuat perhatian evaluator diarahkan tidak saja kepada apa yang
terjadi dengan program sebagai kegiatan, tetapi evaluasi telah pula mencoba
melihat mengenai berbagai faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan
program sebagai kegiatan Evaluasi terhadap kepemimpinan kepala sekolah,
pengetahuan dan sikap serta kegiatan guru, faktor siswa, dan peralatan
belajar dianggap sebagai fokus yang penting. Demikian pula interaksi yang
terjadi dalam proses pembelajaran.
Evaluasi hasil merupakan jenis evaluasi program yang paling tun. Bahkan
pada mulanya yang dimaksud evaluasi identik dengan evaluasi hasil. Lebih
lanjut basil yang dimaksud adalah hasil
19
Ibid, hlm. 156.
21
3. Pemantauan Evaluasi Program
1. Fungsi pemantauan
2. Sasaran pemantauan
3. Pelaku pemantauan
22
c) Teknik pemanfaatan dan analisis data dokumentasi seperti daftar hadir,
5. Pelaku Pemantauan
20
Jenis Evaluasi Kurikulum SILABUS (blog), November 26, 2018.
23
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hal yang harus diperhatikan dalam hal evaluasi program pendidikan ini yaitu
tentang program yang telah direncanakan sebelumnya apakah telah tercapai atau
belum. Jika sudah tercapai, bagaimana kualitas pencapaian kegiatan tersebut dan
jika belum tercapai maka bagian manakah dari rencana kegiatan yang belum
tercapai dan apa sebab rencana kegiatan tersebut belum tercapai.
Ada beberapa istilah yang sering digunakan untuk pengertian yang serupa
dengan evaluasi, measurement atau pengukuran, assigment atau penafsiran dan
evaluasi. Berikut ini beberapa gambaran tentang pengertian penilaian, pengukuran,
dan evaluasi:
B. Saran
24
baik dan baik lagi. Oleh karena kita sebagai agen of change yang akan
bergelutdalam bidang Pendidikan perlu untuk memahami konsep dari evaluasi
program,maka dari itu semoga makalah yang kami sajikan dapat bermanfaat bagi
kami pihak penyusun dan teman teman sekalian sebagai pihak pembaca.
25
DAFTAR PUSTAKA
26