Anda di halaman 1dari 17

METODOLOGI PENELITIAN TINDAKAN KELAS

(PENERAPAN METODOLOGI PENELITIAN TINDAKAN KELAS)

Kelompok 2 : Dwi Rahma Safitri 2113041036


Ida Ayu Made Kerti Asih 2113041036
Sahara Anggraini 2153041084
Wayan Tiadilona 2113041018
Mata Kuliah : Metode Penelitian Tindakan Kelas

Dosen Pengampu : Drs. Ali Mustofa, M.Pd


Dr. I Wayan Ardi Sumarta M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


JURUSAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS LAMPUNG

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah Swt. karena atas rahmat dan karunia-
Nya makalah yang berjudul “Metodologi Penelitian Tindakan Kelas (Penerapan
Metodologi Penelitian Tindakan Kelas)” dapat terselesaikan dengan baik dan
tepat waktu. Makalah ini disusun sebagai pemenuhan tugas mata kuliah
Metode Penelitian Tindakan Kelas yang diampu oleh Bapak Drs. Ali Mustofa,
M.Pd dan Bapak Dr. I Wayan Ardi Sumarta, M. Pd. Kami ucapkan terima kasih
kepada beliau selaku pengampu mata kuliah yang telah memberikan tugas
ini, serta rekan-rekan yang telah bekerja sama dalam menyelesaikan tugas ini
dengan baik.

Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari masih banyak kekurangan,


baik yang berkenaan dengan materi pembahasan maupun pengetikan. Namun,
makalah ini merupakan hasil dari usaha penyusun yang sudah maksimal. Semoga
dengan adanya makalah ini dapat memberikan ilmu tambahan bagi para pembaca.
Kami menyadari bahwa pengetahuan kami masih sangat terbatas, sehingga kami
mengharapkan masukan, kritik, serta saran untuk membuat makalah selanjutnya
agar menjadi lebih baik.

Bandarlampung, 29 Maret 2024

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i


KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 3
2.1 Pengertian Penerapan Metode Penelitian Tindakan Kelas......................... 3
2.2 Langkah-Langkah Penerapan Penelitian Tindakan Kelas…...................... 6
2.3 Faktor Keberhasilan Penerapan Penelitian Tindakan Kelas......................10
2.4 Tantangan dalam Penerapan Penelitian Tindakan Kelas .........................13
2.5 Solusi dalam Penerapan Penelitian Tindakan Kelas ................................14

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 16


3.1 Simpulan .................................................................................................... 16
3.2 Saran........................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 17

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penerapan Metodologi Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah
meningkatnya kebutuhan akan pendekatan yang sistematis dan berbasis bukti
dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Pendidikan merupakan fondasi
penting bagi perkembangan individu dan masyarakat, oleh karena itu, penting
untuk terus meningkatkan metode pembelajaran dan kualitas pengajaran agar
dapat memenuhi tuntutan zaman yang terus berubah.
Di tengah dinamika perubahan kurikulum, kebutuhan akan pendekatan
yang fleksibel dan adaptif dalam meningkatkan pembelajaran menjadi
semakin penting. Metodologi PTK menawarkan kerangka kerja yang tepat
untuk mengidentifikasi masalah dalam pembelajaran, merancang dan
menerapkan tindakan yang sesuai, serta mengevaluasi dampaknya secara
sistematis. Dengan demikian, penelitian tindakan kelas menjadi sarana yang
relevan dan efektif untuk meningkatkan praktik pengajaran.
Selain itu, dalam konteks globalisasi dan persaingan yang semakin ketat,
pendidikan diharapkan dapat menghasilkan individu yang mampu beradaptasi
dan berinovasi. Metodologi PTK memungkinkan para pendidik untuk menjadi
agen perubahan yang proaktif dalam meningkatkan efektivitas pembelajaran
di kelas mereka. Melalui proses refleksi yang mendalam dan kolaborasi antar
sesama pendidik, Metodologi PTK dapat memberikan kontribusi signifikan
dalam meningkatkan mutu pendidikan secara berkelanjutan.
Dengan demikian, penulisan makalah tentang penerapan Metodologi PTK
menjadi relevan untuk menggali potensi pendekatan ini dalam mengatasi
tantangan-tantangan yang dihadapi dalam konteks pendidikan saat ini.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, dapat rumuskan masalah sebagai berikut.
1. Apa Pengertian Penerapan Metode Penelitian Tindakan Kelas?
2. Apa Saja Langkah-Langkah Penerapan Penelitian Tindakan Kelas?
3. Apa Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Penerapan Penelitian
Tindakan Kelas?
4
4. Apa Tantangan dalam Penerapan Penelitian Tindakan Kelas?
5. Bagaimana Cara Penyelesaian Tantangan dalam Penerapan Penelitian
Tindakan Kelas ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini, yaitu sebagai berikut.

1. Mengertahui Pengertian Penerapan Metode Penelitian Tindakan Kelas.


2. Mengetahui Langkah-Langkah Penerapan Penelitian Tindakan Kelas.
3. Mengetahui Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Penerapan
Penelitian Tindakan Kelas.
4. Mengetahui Tantangan dalam Penerapan Penelitian Tindakan Kelas.
5. Mengetahui Cara Penyelesaian Tantangan dalam Penerapan Penelitian
Tindakan Kelas.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Penerapan Metode Penelitian Tindakan Kelas


Penerapan Metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) melibatkan guru dalam
serangkaian kegiatan penelitian yang dirancang khusus untuk mengamati serta
memodifikasi proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas. Dengan berakar pada
konteks pembelajaran yang aktual, PTK bertujuan tidak hanya untuk mengidentifikasi
area-area yang memerlukan perbaikan, tetapi juga untuk menghasilkan solusi-solusi
yang konkret dan efektif guna meningkatkan kualitas pembelajaran. Ini bukanlah
sekadar sebuah pendekatan penelitian, melainkan sebuah proses yang mendalam dan
reflektif yang memungkinkan guru untuk secara sistematis mengevaluasi berbagai
aspek pembelajaran, mulai dari desain kurikulum hingga metode pengajaran yang
digunakan. Dalam tahap perencanaan, guru merumuskan tujuan yang jelas dan strategi
yang relevan. Selanjutnya, pada tahap pelaksanaan, mereka menerapkan rencana
tersebut dengan memperhatikan dinamika kelas dan respons siswa. Pengamatan
dilakukan secara cermat selama proses pembelajaran untuk mengumpulkan data yang
valid dan akurat. Di tahap refleksi, guru mengadakan evaluasi menyeluruh terhadap
hasil yang dicapai, mengevaluasi efektivitas tindakan yang diambil, serta
mengidentifikasi langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk perbaikan selanjutnya.
Dengan demikian, PTK bukan hanya merupakan sebuah metode penelitian, tetapi juga
merupakan sebuah proses yang holistik dan berkesinambungan untuk meningkatkan
pembelajaran di dalam kelas (Mu’alimin, 2014).

2.2 Langkah-Langkah Penerapan Penelitian Tindakan Kelas


Menurut Sungkono (2016) penerapan penelitian tindakan kelas terdapat beberapa
langkah yang harus dilaksanakan, diantaranya
1. Pengembangan/penetapan fokus masalah penelitian
a) Merasakan adanya masalah
Permasalahan yang dibahas dalam Penelitian Tindakan Kelas harus benar-benar
dirasakan oleh guru dalam situasi nyata pembelajaran yang dia jalani, bukan merupakan
masalah yang didorong oleh pihak luar. Permasalahan dapat timbul dari berbagai aspek
seperti siswa, guru, materi pelajaran, kurikulum, pencapaian hasil belajar, dan dinamika
interaksi pembelajaran.
6
b) Identifikasi Masalah
Pentingnya pada tahap ini adalah untuk mengembangkan ide-ide awal tentang
tantangan nyata yang dihadapi guru di ruang kelas. Dengan memanfaatkan ide-ide
tersebut sebagai landasan, guru dapat merumuskan langkah-langkah untuk mengatasi
situasi tersebut melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
c) Analisis Masalah
Setelah mengidentifikasi sejumlah permasalahan, langkah berikutnya adalah
menganalisisnya untuk menentukan tingkat urgensi dalam penyelesaiannya. Berdasarkan
analisis tersebut, akan teridentifikasi permasalahan yang perlu segera diatasi (pembatasan
masalah).
d) Perumusan Masalah
Setelah menentukan fokus penelitian yang akan dilaksanakan, langkah selanjutnya
adalah merumuskan permasalahan dengan lebih rinci, khusus, dan dapat
diimplementasikan.
2. Perencanaan tindaan perbaikan
a) Perumusan/Formulasi solusi dalam bentuk hipotesis tindakan
Untuk merumuskan hipotesis tindakan secara akurat, peneliti dapat melakukan
beberapa langkah, seperti:
1) mempelajari teori-teori dalam bidang pembelajaran,
2) meneliti hasil penelitian yang berkaitan,
3) berdiskusi dengan rekan sejawat,
4) mempelajari pandangan dari para pakar, dan
5) merefleksikan pengalaman pribadi sebagai seorang guru.
b) Analisis Kelaikan Hipotesis Tindakan
Pada tahap ini, peneliti harus mengkaji dari beberapa tindakan hipotesis yang
telah diperolehnya, termasuk seberapa dekat kondisi aktual dengan situasi ideal yang
dijadikan patokan. Hipotesis tindakan harus dapat dibuktikan secara empiris, yang berarti
bahwa tindakan pelaksanaan dan hasilnya harus dapat diamati oleh peneliti sebagai guru.
c) Persiapan Tindakan
Beberapa tindakan yang harus dilakukan dalam tahap ini meliputi:
1) Menyusun rencana pembelajaran
2) Menyiapkan sarana dan fasilitas pendukung yang dibutuhkan
3) Persiapan untuk mengumpulkan dan menganalisis data
4) Melakukan simulasi pelaksanaan tindakan (bila dianggap perlu)
7
3. Pelaksanaan tindakan perbaikan, observasi dan interpretasi
a) Pelaksanaan Tindakan
Setelah menyelesaikan semua persiapan, langkah-langkah perbaikan yang telah
direncanakan dilaksanakan dalam situasi nyata. Ini adalah langkah utama dalam siklus
penelitian tindakan kelas. Pelaksanaan tindakan ini juga meliputi observasi, interpretasi,
dan refleksi.
b) Observasi dan Interpretasi
Observasi dalam penelitian tindakan kelas digunakan untuk mencatat semua
peristiwa atau aktivitas yang terjadi selama pelaksanaan perbaikan, baik dengan atau
tanpa alat bantu khusus. Perlu diperhatikan bahwa dalam proses ini, terdapat tingkat
interpretasi yang signifikan yang terlibat dalam pencatatan hasil observasi.
c) Diskusi balikan
Observasi yang dijalankan dapat memberikan banyak manfaat jika diikuti dengan
diskusi balik. Idealnya, diskusi balik dilaksanakan sesegera mungkin setelah observasi,
berdasarkan rekaman data yang telah dibuat oleh pengamat. Diskusi ini melibatkan
interpretasi bersama antara pelaku tindakan perbaikan dan pengamat, serta fokus pada
penetapan tujuan dan strategi perbaikan untuk merencanakan rencana selanjutnya.
4. Analisis dan refleksi
a) Analisis data
Analisis data merupakan proses mengolah data dengan cara memilih,
memusatkan, menyederhanakan, mengabstraksi, dan mengorganisasikannya secara
sistematis dan rasional agar dapat digunakan untuk menyusun jawaban terhadap tujuan
penelitian tindakan kelas. Analisis data kualitatif melibatkan tiga tahap, yaitu reduksi
data, paparan data, dan penyimpulan. Reduksi data adalah langkah untuk
menyederhanakan informasi dari data mentah dengan melakukan seleksi, pemfokusan,
dan pengabstraksian. Paparan data melibatkan penampilan data dalam bentuk naratif,
tabel, matriks, grafik, atau format lain yang lebih sederhana. Penyimpulan merupakan
proses mengekstraksi inti dari data yang telah diorganisir menjadi pernyataan singkat dan
padat. Sedangkan analisis data kuantitatif menggunakan metode statistik.
b) Refleksi
Refleksi dalam penelitian tindakan kelas adalah cara untuk mengevaluasi apa
yang telah terjadi atau belum, serta apa yang telah dicapai atau belum berhasil dicapai
melalui langkah-langkah perbaikan yang telah dilakukan. Hasil dari proses refleksi ini
akan digunakan untuk merumuskan langkah-langkah selanjutnya dalam mencapai tujuan
8
penelitian tindakan kelas. Dengan kata lain, refleksi merupakan evaluasi terhadap
kesuksesan dan kegagalan dalam mencapai tujuan sementara, serta untuk menetapkan
langkah-langkah berikutnya menuju pencapaian tujuan akhir.
c) Perencanaan tindak lanjut
Hasil evaluasi serta refleksi akan menentukan apakah langkah-langkah yang telah
dijalankan berhasil mengatasi permasalahan dalam penelitian tindakan kelas ini atau
masih belum. Jika hasilnya belum memuaskan atau permasalahannya masih belum
terpecahkan, maka perlu dilakukan perbaikan lanjutan dengan memperbaiki langkah-
langkah sebelumnya atau bahkan dengan merumuskan langkah-langkah yang benar-benar
baru untuk mengatasi permasalahan yang ada. Artinya, jika permasalahan yang diselidiki
masih belum terselesaikan atau masih tidak memuaskan hasilnya, maka penelitian
tindakan kelas harus dilanjutkan ke siklus kedua dengan mengikuti prosedur yang sama
seperti pada siklus pertama, yakni dengan merumuskan permasalahan, merencanakan
langkah-langkah, melaksanakan langkah-langkah, mengamati dan menginterpretasi, serta
menganalisis dan merenungkan.
Jika pada siklus kedua permasalahannya telah teratasi/hasilnya sudah memuaskan,
maka tidak perlu dilanjutkan ke siklus ketiga. Namun, jika pada siklus kedua
permasalahannya masih belum teratasi/hasilnya masih belum memuaskan, maka perlu
dilanjutkan ke siklus ketiga, dan seterusnya. Dalam penelitian tindakan kelas, jumlah
siklus sesungguhnya tidak dapat ditentukan sebelumnya, hal ini bergantung pada
kompleksitas permasalahannya. Ada penelitian tindakan kelas yang mungkin cukup
dengan satu siklus, tetapi ada juga yang membutuhkan beberapa siklus. Jadi, banyak atau
sedikitnya jumlah siklus dalam penelitian tindakan kelas tergantung pada seberapa baik
permasalahan yang diselidiki dapat teratasi.

2.3 Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Penerapan PenelitianTindakan Kelas


Sebuah penelitian tindakan kelas dilakukan agar pembelajaran semakin
berkembang egisien dan efektif dalam situasi yang alami (tanpa rekayasa). Penelitian ini
beranggapan bahwa sebuah ilmu pengetahuan didapat dari beragam pengalaman,
khususnya yang diperoleh dari tindakan. Dapat disimpulkan bahwa seseorang dapat
ditingkatkan kemampuannya hanya dengan diberikan tindakan-tindakan penelitian.
Namun, peneliti yang harus mempunyai keahlian dalam menghadapi perubahan kondisi,
perilaku, dan kemampuan yang dimiliki oleh subjek, dalam hal ini adalah
siswa(Mulyatiningsih, 2015).
9
Mulyatiningsing (2015) penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk mengasah
serta meningkatkan kinerja mengajar seorang pengajar mempunyai karakateristik yang
dapat dikatakan sebagai faktor keberhasilan penelitian tindakan kelas, yaitu.
1. Tema penelitian bersifat situasional
Dalam penelitian tindakan kelas, tema penelitian yang bersifat situasional
diangkat dari isu-isu yang dihadapi oleh pendidik dan siswa dalam latihan pengajaran dan
pembelajaran sehari-hari atau kepala sekolah dalam mengawasi bawahan. Peneliti
mengamati perilaku subjek yakni siswa saat melakukan pekerjaan rutin untuk
mengumpulkan data empiris guna membangun latar belakang masalah penelitian. Perlu
diperhatikan pula bahwa masalah dan kegiatan bersifat selektif, artinya, hanya cocok
untuk masalah di kelas dan musim acara sekitar waktu itu(Mulyatiningsih, 2015). Tema
yang situasional umumnya lebih mudah diterapkan dalam konteks pembelajaran di kelas
karena lebih dekat dengan pengalaman sehari-hari siswa. Guru dapat dengan mudah
mengintegrasikan perubahan atau inovasi ke dalam proses pembelajaran yang sudah ada.
2. Tindakan diambil berdasarkan hasil evaluasi dan refleksi diri
Penelitian tindakan didasarkan pada hasil evaluasi diri peneliti (self-evaluation),
dan keputusan untuk mengambil tindakan dibuat oleh refleksi diri peneliti (self-
reflective). Metode yang terlibat dalam membuat langkah seperti itu harus dimungkinkan
dengan berkonsentrasi pada pendorong yang mendasari masalah untuk membuat langkah
baru. Karena kegiatan ini masih berlangsung, guru masih memiliki kesempatan untuk
memodifikasi tindakan yang dianggap perlu selama proses penelitian tindakan. Sifat ini
menunjukkan bahwa penelitian tindakan dapat disesuaikan (fleksibel dan adaptif) dan
dapat disesuaikan dengan keadaan aktual (Mulyatiningsih, 2015). PTK mengikutsertakan
pendidik sebagai spesialis fundamental yang dengan sengaja merencanakan,
melaksanakan, memperhatikan, dan merenungkan kegiatan pembelajaran di ruang belajar.
Melalui dukungan dinamis dari pendidik sebagai spesialis, PTK memungkinkan variasi
metodologi pengajaran yang lebih logis sesuai persyaratan dan elemen kelas, sehingga
menjadi alat yang menarik dalam peningkatan pembelajaran yang berfokus pada siswa
(Amelia, 2024).
3. Dilakukan dalam beberapa putaran
Ada putaran atau siklus dalam penelitian tindakan kelas. Ini memberikan peluang
yang unik, tetapi satu tindakan saja tidak cukup untuk mengatasi masalah yang dihadapi,
sehingga memerlukan langkah-langkah tambahan pada waktu berikutnya (siklus).
Apabila bagian pemecahan masalah dari unit kegiatan telah selesai, kegiatan penelitian
10
tindakan dihentikan (Mulyatiningsih, 2015). Dalam penerapan tiap putaran, penting untuk
membuat kondisi ruang belajar menjadi alami dan menyenangkan bagi para pendidik dan
siswa. Keadaan tersebut dapat dilakukan dengan memajukan berbagai bagian
pembelajaran, salah satunya adalah media pembelajaran. Pemanfaatan media
pembelajaran yang sesuai dapat membantu siswa dalam memahami gagasan yang diteliti
(Narestuti dkk., 2021).
4. Penelitian bertujuan untuk memperbaiki kinerja
Penelitian tindakan kelas akan berhasil jika mencapai tujuan pemberdayaan,
perbaikan, peningkatan mutu dan peningkatan kemampuan/ kompetensi. Keberhasilan
penelitian tindakan diketahui dari perubahan yang terjadi sebelum, selama dan sesudah
pelaksanaan tindakan. Penelitian tersebut dinyatakan bermanfaat jika kegiatan tersebut
dapat membuat individu yang sebelumnya kurang terlibat menjadi lebih aktif, ada
peningkatan nilai atau peningkatan eksekusi, dan lain-lain tergantung pada alasan
kegiatan tersebut. Untuk memutuskan setiap perubahan, peningkatan, atau
penyempurnaan selama pelaksanaan aktivitas, penting untuk melakukan estimasi
pengulangan sesuai artikel / terbitan yang sedang ditangani oleh aktivitas. Pada penelitian
eksperimen, keberhasilan penelitian diukur dengan membandingkan hasil belajar antara
kelas yang diberi perlakuan dengan kelas yang tidak diberi perlakuan (kelas kontrol).
Apabila hasil belajar kelas perlakuan lebih baik dari pada kelas yang tidak diberi
perlakuan (kelas kontrol) maka eksperimen dinyatakan berhasil. Mengingat penelitian
tindakan tidak menggunakan kelas pembanding untuk mengukur keberhasilannya, maka
prosedur pengumpulan data, pengolahan dan pelaporan hasil penelitian tindakan
dilakukan secermat mungkin(Mulyatiningsih, 2015). Keberhasilan proses belajar
mengajar serta peningkatan keterlibatan siswa merupakan salah satu tujuan pengajaran
yang dipengaruhi oleh berbagai komponen sistem pembelajaran untuk dicapai(Zagoto,
2022).
5. Dilaksanakan secara kolaboratif atau parisipatorif.
Semua kegiatan dalam penelitian tindakan kelas harus bersifat kolaboratif antara
guru/kepala sekolah, peneliti dan siswa. Kegiatan yang bersifat kolaboratif mengandung
pengertian bahwa masing-masing individu yang terlibat dalam penelitian mempunyai
tugas, tanggung jawab dan kepentingan yang berbeda tetapi tujuannya sama yaitu
memecahkan masalah untuk peningkatan kualitas pembelajaran/manajemen sekolah.
Dalam hal ini, pendidik mempunyai kepentingan untuk meningkatkan kemampuan
mengajar, peneliti bertujuan mengembangkan ilmu pengetahuan sedangkan subjek yang
11
diteliti/siswa memiliki kepentingan untuk meningkatkan kinerja/hasil belajar. Dalam
pelaksanaan penelitian, salah satu guru bertindak sebagai perancang dan pelaksana
tindakan sedangkan guru lain sebagai pengamat pelaksanaan tindakan (Mulyatiningsih,
2015). Lalu terdapat siswa yang saling bekerja sama untuk mengatasi masalah dalam
mengalahkan berbagai perspektif. Siswa dalam pertemuan tersebut bertanggung jawab
untuk mendominasi materi pembelajaran yang diberikan kepada mereka dan kemudian
menampilkan segmen tersebut kepada individu yang berbeda. Siswa juga secara konsisten
tidak hanya mengharapkan bantuan dari pendidik, tetapi siswa dibangunkan untuk maju
dengan cepat dan tepat atas semua materi yang diberikan pendidik(Priyono, 2017)
6. Sampel terbatas.
Faktor keberhasilan penelitian tindakan kelas yang terakhir yakni penggunaan
sampel terbatas. Peneliti mengambil sampel spesifik pada kelas atau sekolah dengan
sasaran kelompok siswa, kelompok guru atau manajemen sekolah yang mengalami
permasalahan saja. Pengambilan sampel tidak dilakukan secara acak sehingga hasil
penelitian tindakan kelas tidak dapat dipakai untuk kelas yang luas. Keputusan hasil
penelitian ini hanya berlaku untuk sampel yang diteliti. Temuan penelitian menjadi
wacana informasi dan pertukaran pengalaman yang dapat diterapkan pada kelas/sekolah
lain yang mengalami permasalahan sejenis (Mulyatiningsih, 2015).

2.4 Tantangan dalam Penerapan Penelitian Tindakan Kelas


Anggraeni (dalam Ginting, 2024) menyatakan bahwa dalam melakukan penelitian
tindakan kelas (PTK), guru mengalami beberapa kesulitan. Pertama, terdapat anggapan
bahwa PTK memerlukan waktu dan biaya yang banyak sehingga membebani tugas guru.
Kedua, guru memiliki keterbatasan pengalaman dalam melakukan penelitian. Ketiga,
guru kesulitan mendeskripsikan permasalahan di kelas secara tertulis karena kurangnya
pemahaman mengenai PTK.
Sejalan dengan hal tersebut, Syafruddin (2019) juga menyatakan bahwa terdapat
beberapa tantangan dalam proses pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK) meliputi
kurangnya pemahaman serta keterampilan guru dalam melaksanakan penelitian sehingga
seringkali memerlukan banyak waktu dan perhatian. Pelaksanaan penelitian seringkali
memerlukan waktu yang melebihi target waktu yakni minimal selama 4 bulan karena
peneliti memiliki kesulitan saat mendorong orang lain untuk berubah. Selain itu, adanya
kesenjangan antara penilaian dengan bukti yang ada sehingga menghasilkan laporan yang
kurang dipercaya dan cenderung dibuat-buat.
12
Tantangan lain yang dihadapi oleh guru dalam melaksanakan tindakan kelas
adalah (1) mencari sumber teori karena metode ini relatif baru, (2) akses internet yang
terbatas, dan (3) sulit membedakan sumber informasi yang valid dari banyaknya
informasi yang tersedia di media online. Selain itu, kurangnya buku terkait PTK,
kesulitan merangkai sumber menjadi kajian teori, serta kesulitan membuat kutipan yang
benar juga menjadi kendala dalam pelaksanaan penelitian. Masalah yang dihadapi oleh
guru dalam melaksanakan PTK juga mencakup faktor waktu yang relatif lama, kesulitan
dalam menentukan masalah, kurangnya keterampilan guru dalam menyajikan laporan,
keterbatasan referensi, keterbatasan ide dalam mencari solusi pembelajaran, serta
keterbatasan sarana dan prasarana (Parnawi, 2020).
Tantangan dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas lainnya juga
disampaikan oleh Nisya (2019) yakni adanya kecenderungan menganggap penelitian
tindakan sebagai alat guna mengesahkan metode, strategi, atau teknik yang sudah ada.
Peneliti sering kali beranggapan bahwa hasil penelitian dapat diterapkan dalam berbagai
situasi sedangkan penelitian tindakan bersifat kontekstual. Oleh karena itu, peneliti harus
menyadari bahwa hasil penelitian hanya berlaku untuk situasi yang diteliti serta tidak
boleh menggeneralisasikannya.

2.5 Solusi Penerapan Penelitian Tindakan Kelas


Solusi dari tantangan dalam penerapan penelitian tindakan kelas (PTK) meliputi
beberapa langkah yang dapat digunakan untuk mengatasi kesulitan yang dialami. Berikut
adalah beberapa solusi yang dapat dilakukan:
1. Mencari Sumber Teori
Guru dapat mencari sumber teori dari internet, baik dari e-book, e-journal, maupun blog
pribadi tokoh penemunya. Sumber ini dapat berupa buku, jurnal, atau artikel yang berisi
teori yang relevan dengan PTK.
2. Menggunakan Mind Map
Guru dapat menggunakan mind map untuk mengorganisir dan menggabungkan ide-ide
yang berhubungan dengan PTK. Ini dapat membantu guru dalam proses pembuatan
laporan penelitian tindakan kelas.
3. Bicara dengan Kepala Sekolah
Guru dapat bicara dengan kepala sekolah tentang PTK dan menanyakan
bagaimana guru dapat mendapatkan bantuan atau saran dari sekolah untuk mengatasi
kesulitan yang dialami.
13
4. Mengikuti Workshop/Sosialisasi
Sekolah dapat mengadakan workshop/sosialisasi tentang PTK untuk membantu
guru dalam penerapan PTK. Ini dapat berupa pelatihan, seminar, atau kelas yang
diperuntukan untuk guru untuk mempelajari lebih dalam tentang PTK.
5. Melakukan Perbaikan dan Refleksi
Guru dapat melakukan perbaikan dan refleksi pada proses pembelajaran di kelas. Ini
dapat berupa perubahan dalam cara mengajar, ataupun perubahan dalam cara
mengumpulkan data dan menganalisisnya.
6. Menggunakan Metodologi yang Tepat
Guru dapat menggunakan metodologi yang tepat untuk melakukan PTK. Ini dapat
berupa metodologi yang mudah dilaksanakan, yang mempergunakan kelas sebagai media
untuk memahami persoalan penelitian, yang memerlukan guru langsung memberikan
intervensi untuk mencari jawaban, atau yang dapat dilaksanakan dalam satu semester
saja.
Dengan melakukan beberapa langkah tersebut, guru dapat mengatasi kesulitan
yang dialami dalam penerapan PTK dan meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas
(Alfaqih et al., n.d.).

14
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dalam konteks penerapan Metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dapat
disimpulkan bahwa pendekatan ini bukan sekadar sebuah metode penelitian, melainkan
sebuah proses yang holistik dan berkesinambungan untuk meningkatkan pembelajaran di
dalam kelas. Melalui tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi yang
sistematis, guru dapat mengidentifikasi area-area yang memerlukan perbaikan dan
menghasilkan solusi-solusi yang konkret dan efektif. Dengan demikian, PTK memberikan
kesempatan bagi guru untuk secara reflektif mengevaluasi dan memodifikasi proses
pembelajaran yang terjadi di dalam kelas, dengan tujuan meningkatkan kualitas
pembelajaran secara berkelanjutan.
Seorang peneliti PTK harus menyadari bahwa hasil penelitian hanya berlaku untuk
situasi yang diteliti serta tidak boleh menggeneralisasikannya. Dalam melakukan
penelitian tindakan kelas, peneliti akan dihadapkan oleh berbagai tantangan. Hal yang
dapat dilakukan untuk mengatasinya, peneliti dapat mencari sumber teori, menggunakan
mind map, bicara dengan kepala sekolah, mengikuti workshop/sosialisasi, melakukan
perbaikan dan refleksi, serta menggunakan metodologi yang tepat.

3.2 Saran
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak terdapat kesalahan
pada penyusunan makalah “Metodologi Penelitian Tindakan Kelas (Penerapan
Metodologi Penelitian Tindakan Kelas)” ini. Tentunya, penyusun akan memperbaiki
makalah dengan mengacu pada sumber yang dapat dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh
karena itu, penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran tentang keseluruhan isi
makalah.

15
DAFTAR PUSTAKA

Alfaqih, B., Hoirunnisa, F., Sa’diyah, M. S., Khoerunnisa, N. I., & Pauziah, N. (n.d.).
Kendala-Kendala dalam Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas. In Jurnal
Kreativitas Mahasiswa (Vol. 1, Issue 1).
Amelia, Y. (2024). Penerapan Metode Whole Language Terhadap Kemampuan Membaca
dan Berbicara Siswa Kelas VIII. Journal of Innovative and Creativity (Joecy), 4(1),
19–27. https://doi.org/10.31004/joecy.v4i1.63
Ginting, R. F., Sabila R., & Indah J. (2024). Menyiasati Tantangan Pelaksanaan
Penelitian Tindakan Kelas. Cendikian Pendidikan, 3(8). 10-20.
Mu’alimin. (2014). Penelitian Tindakan Kelas Teori dan Praktik. Ganding Pustaka.
Mulyatiningsih, E. (2015). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Modul Pelatiihan
Pendidikan Profesi Guru: Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta.
Universitas Negeri Yogyakarta.
Narestuti, A. S., Sudiarti, D., & Nurjanah, U. (2021). Penerapan Media Pembelajaran
Komik Digital untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Bioedusiana: Jurnal
Pendidikan Biologi, 6(2), 305–317. https://doi.org/10.37058/bioed.v6i2.3756
Nisya, K. (2019). PTK Jadikan Guru Profesional. Bogor: Guepedia.
Parnawi, A. (2020). Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Yogyakarta:
Deepublish.
Priyono, S. (2017). PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI
MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DI
KELAS XI MA AL FATTAH SUMBERMULYO.
Sungkono. (2016). PROSEDUR PELAKSANAAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
(PTK) (CLASSROOM ACTION RESEARCH). Universitas Negeri Yogyakarta,
5(1).
https://revistas.ufrj.br/index.php/rce/article/download/1659/1508%0Ahttp://hipatiapr
ess.com/hpjournals/index.php/qre/article/view/1348%5Cnhttp://www.tandfonline.co
m/doi/abs/10.1080/09500799708666915%5Cnhttps://mckinseyonsociety.com/downl
oads/reports/Educati
Syafruddin., Sipiono., & Burhanuddin. (2019). Guru, Mari Kita Menulis Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Yogyakarta: Deepublish.
Zagoto, M. M. (2022). PENINGKATAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA
MATA KULIAH DASAR-DASAR AKUNTANSI 1 MELALUI IMPLEMENTASI
16
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF WORD SQUARE. Educativo: Jurnal
Pendidikan, 1(1), 1–7. https://doi.org/10.56248/educativo.v1i1.1

17

Anda mungkin juga menyukai