Anda di halaman 1dari 23

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

“PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING


DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DI SD
NEGERI 4 SUAK TAPEH PADA TEMA 3 SUB TEMA 3 PEMBELAJARAN
2”

Oleh :
Holilah
20110702710026

PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG)


LPTK UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah atas berkat dan rahmat-Nya yang telah diberikan
kepada Penulis sehingga dapat menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas yang
berjudul “Penerapan model pembelajaran discovery learning dalam
meningkatkan hasil belajar siswa kelas v di sd negeri 4 suak tapeh pada tema 3
sub tema 3 pembelajaran 2”. Penelitian Tindakan Kelas disusun sebagai syarat
untuk memenuhi tugas kegiatan Pemantapan Profesi Guru (PPG) Dalam Jabatan
Tahun 2020 pada LPTK Universitas Sriwijaya.
Dalam menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas ini banyak pihak yang
telah memberikan bantuan dan dukungan baik secara langsung maupun secara
tidak
langsung. Penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Bapak Mukhlis, S. Pd, Kepala sekolah SDN 4 Suak Tapeh.


2. Ibu Dra.Hasmalena, M. Pd Selaku Dosen Pembimbing Laangan
3. Guru Pamong

Penulis menyadari dalam penyusunan Penelitian Tindakan Kelas ini masih


terdapat banyak kekurangan disebabkan keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan
untuk kemajuan penelitian selanjutnya. Akhir kata semoga PTK ini dapat berguna
dan bermanfaat bagi kita semua.

Banyuasin,    November 2020
Peneliti
DAFTAR ISI
Halaman Judul ……………………………………………………….. i
Kata Pengantar ………………………………………………………. ii
Daftar Isi ……………………………………………………….. iii
A. Pendahuluan
1. Latar belakang Masalah................................................................
2. Identifikasi Masalah .....................................................................
3. Analisis Masalah ……………………………………………….
4. Rumusan Masalah ……………………………………………....
5. Tujuan Penelitian………………………………………………..
6. Manfaat Penelitian ………………………………………………

B. Kajian Pustaka
1. Penelitian Tindakan Kelas………………………………………
2. Hasil Belajar…………………………………………………….
3. Model Discovery Learning……………………………………...
C. Metode Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1. Subjek ………………………………………………………......
2. Tempat dan Waktu Penelitian…………………………………..
3. Deskripsi Per Siklus
1. Siklus I ……………………………………………...............
a. Perencanaan …………………………………………….
b. Pelaksanaan …………………………………………....
c. Pengamatan / Observasi ………………………………..
d. Refleksi ………………………………………...............
2. Siklus II …………………………………………….............
a. Perencanaan …………………………………….............
b. Pelaksanaan ……………………………………………
c. Pengamatan / Observasi ………………………..............
d. Refleksi …………………………………………………
3. Siklus III ……………………………………………............
a. Perencanaan …………………………………….............
b. Pelaksanaan ……………………………………………
c. Pengamatan / Observasi ………………………..............
d. Refleksi …………………………………………………
4. Tekhnik Analisis Data ………………………………….……...
5. Indikator Keberhasilan …………………………………….…..

Daftar Pustaka …………………………………………………………..


Lampiran
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Sebagai fasilitator seorang guru berkewajiban mencari, merancang, mendesain dan
menerapkan model pembelajaran yang baik untuk proses belajar mengajar. Model
pembelajaran yang baik dan tepat dapat membuat siswa untuk aktif dalam
pembelajaran. Pendukung keberhasilan dalam hasil belajar adalah dengan
menggunakan sarana atau alat peraga dalam proses belajar mengajar. Karena pada
proses anak belajar lebih mudah memahami melalui benda/objek kongkrit sebagai
perantara. Kenyataannya yang ada, alat peraga disekolah belum memadai, Hasil
belajar siswa yang masih belum tuntas disebabkan oleh proses pembelajaran yang
menggunakan model konvensional yakni ceramah, pemberian tugas dan biasanya
pembelajaran yang berpusat oleh guru dan sedikit melibatkan siswa, sehingga
interaksi antara siswa dalam proses belajar mengajar sangat minim.
Kenyataan dilapangan, sistem pembelajaran yang digunakan oleh guru cenderung
membosankan dan monoton, kebanyakan guru hanya mengunakan metode ceramah
tanpa mengembangkan model pembelajaran lainnya. Sehingga Berdasarkan
pengalaman dan pengamatan mengajar di kelas, didapatkan hasil bahwa siswa di kelas
yang diajar tidak mendapat pemahaman dan pengajaran yang cukup, sehingga
menyebabkan rendahnya pemahaman siswa terhadap materi yang berpengaruh pada
hasil belajarnya, hal tersebut dikarenakan kurangnya keterlibatan siswa dalam proses
pembelajaran.
Menanggapi permasalahan tersebut, maka permasalahan yang muncul adalah
bagaimana guru dapat menciptakan suatu proses pembelajaran yang melibatkan peran
serta siswa secara aktif dan dapat meningkatkan pemahaman siswa pada materi
sehingga tujuan pembelajaranpun tercapai, maka untuk mengupayakan peningkatan
hasil belajar siswa dibutuhkan metode yang tepat sehingga diharapkan mampu
meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN 4 Suak tapeh.
Peningkatan hasil belajar yang baik tidak hanya didukung oleh kemauan siswa untuk
mau belajar dengan baik, tetapi metode pembelajaran yang digunakan oleh guru juga
mempengaruhi hasil belajar siswa. Fakta di lapangan masih ada beberapa guru yang
menggunakan model pembelajaran yang kurang menarik bagi siswa sehingga
membuat siswa kurang serius dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Guru masih
mendominasi dalam proses pembelajaran sehingga siswa hanya pasif saja. Trend yang
berkembang sekarang ini siswa harus belajar melalui kegiatan mereka sendiri dengan
memasukkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip, di mana mereka harus di dorong
untuk mempunyai pengalaman dan melakukan eksperimen-eksperimen dan
membiarkan mereka menemukan prinsip-prinsip bagi mereka sendiri. Berdasarkan
latar belakang dan permasalahan di atas, maka dalam penelitian tindakan kelas ini,
penulis mengambil judul “ Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V di SD Negeri 4 Suak Tapeh Pada Tema 3
Sub Tema 3 Pembelajaran 2.

2. Identifikasi Masalah
1. Rendahnya jumlah peserta didik yang mencapai kriteria ketuntasan belajar
minimal.
2. Kegiatan pembelajaran yang monoton, tanpa mengembangkan model
pembelajaran sehingga rendahnya perhatian siswa terhadap pelajaran
3. Kurangnya sarana penunjang proses pembelajaran seperti alat peraga.
4. Guru menyampaikan materi hanya satu arah, tanpa melibatkan paserta siswa
secara langsung melalui metode diskusi, tanya jawab dan lain-lain.
5. Peserta didik cenderung pasif dan kurang memberi respon terhadap pertanyaan
yang diajukan guru.

3. Analisis Masalah
Analisis masalah, berdasarkan identifikasi masalah diatas di atas;

1. Kurangnya motivasi guru melalui materi, metode, dan model pembelajaran yang
digunakan.
2. Kurangnya penggunaan metode pembelajaran yang inovatif.
3. Kurang terlibatnya siswa dalam pembelajaran secara aktif

4. Rumusan Masalah
Berdasarkan analisis masalah di atas maka permasalahan penelitian dirumuskan:
Apakah model pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatkan hasil belajar
siswa kelas V di SD Negeri 4 Suak Tapeh pada Tema 3 Sub Tema 3 Pembelajaran 2?
5. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah untuk mengetahui peningkatan
hasil belajar siswa kelas V di SD Negeri 4 Suak Tapeh pada Tema 3 dan Sub Tema 3
Pembelajaran 2, menggunakan model Discovery Learning.

6. Manfaat Penelitian
Manfaat yang harus didapat dalam melakukan penelitian ini terdiri dari:
a. Mengethui hasil belajar siswa pada tema 3 sub tema 3 pembelajaran 2 kelas V
melalui model Discovery Learning.
b. Meningkatkan mutu dan perbaikan proses pembelajaran yang dilakukan guru
sebagai wahana pelaksanaan inovasi pembelajaran

B. KAJIAN PUSTAKA
1. Penelitian Tindakan Kelas
a. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
Elliot dalam Suwarsih Madya (Suwarsih Madya , 1994) Penelitian tindakan
adalah kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas
tindakan di dalamnya. Seluruh prosesnya--ditelaah, diagnosis, perencanaan,
pelaksanaan, pemantauan, dan pengaruh—menciptakan hubungan yang
diperlukan antara evaluasi diri dan perkembangan professional.
Menurut Kemis dan Taggart (1988) dalam Suwarsih Madya (Suwarsih Madya ,
1994) Penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian reflektif diri kolektif
yang dilakukan oleh peserta-pesertanya dalam situasi sosial untuk meningkatkan
penalaran dan keadilan praktik pendidikan dan praktik sosial mereka, serta
pemahaman mereka terhadap praktik-praktik itu dan terhadap situasi tempat
dilakukan praktik-praktik tersebut.
Menurut (Sanjaya, 2011:294) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu
sarana yang dapat mengembangkan sikap profesional guru. Melalui PTK guru
akan selalu berupaya meningkatkan kemampuan dalam pengelolan proses
pembelajaran, sehingga guru dituntut untuk mencoba hal-hal baru dengan
mempertimbangkan pengaruh perubahan dan perkembangan sosial.
Brog dalam sanjaya (Sanjaya, 2011:294) menyebutkan bahwa tugas utama dalam
PTK adalah pengembangan keterampilan guru yang berangkat dari adanya
kebutuhan untuk menanggulangi bebrbagai permasalahan pembelajaran yang
bersifat aktual di dalam kelasnya atau sekolahnya sendiri. Sehingga dapat
disipulkan bahwa PTK tumbuh dari ekinginan guru untuk menyelesaikan masalah
praktis yang dihadapi dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan penjelasan diatas maka PTK memiliki krakteristik sebagai berikut;
1. Tujuan utama PTK adalah peningkatan kualitas proses dan hasil belajar. PTK
bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran secara praktis, sehingga
kadang-kadang pelaksanaannya sangat situasional dan kondisional yang
kadang-kadang memperlihatkan kaidah ilmiah.
2. Masalah yang dikaji dalam PTK adalah masalah yang bersifst praktis. PTK
berangkat dari keresahan yang dialami guru dalam pengelolaan proses
pembelajaran. Oleh karena itu dari mulai proses perencanaan, pelaksanaan
tindakan sampai pada proses penyimpulan guru merupakan pemeran utama.
3. Fokus utama penelitian adalah proses pembelajaran. PTK dilaksanakan untuk
memperbaiki proses pembelajaran dalam rangka pencapaian tujuan
pembelajaran yang maksimal.
4. Tanggung jawab pelaksanaan dan hasil PTK ada pada guru sebagai sebagai
praktisi. PTK dirancang dan dilaksanakan oleh guru itu sendiri, sehingga guru
bertanggung jawab baik baik dalam melaksanakan maupun dalam
menyimpulkan hasil pembelajaran.
5. PTK dilaksanakan sesuai dengan program pembelajaran yang sedang
berlangsung.

b. Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas


Berikut adalah langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas
1. Tahap Perencanaan Pada tahap ini yang dilakukan adalah merencanakan
metode pembelajaran yang akan digunakan, megembangkan skenario model
pembelajaran dengan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP),
menyusun lembar observasi, dan menyusun quiz atau tes
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan, Pada tahap ini yang dilakukan adalah
menerapkan metode dan model pembelajaran yang telah dirancang pada tahap
sebelumnya
3. Tahap Observasi dan Evaluasi, Pada tahap ini yang dilakukan adalah
mengamati peserta didik dan memberikan tes atau quiz kepada siswa.
Kemudian data observasi dan evaluasi dibandingkan dengan kriteria
keberhasilan pembelajar yang diperoleh sebelum pemberian tindakan
4. Tahap Refleksi, Pada tahap ini yang dilakukan adalah meneliti hasil kerja
siswa terhadap quiz yang diberikan dan menganalisis hasil pengamatan untuk
membuat kesimpulan sementara terhadap pelaksanaan pengajaran pada siklus
satu. Kemudian mendiskusikan hasil analisis untuk tindakan perbaikan pada
pelaksanaan kegiatan penelitian dalam sikllus II

2. Hasil Belajar
Menurut Bloom dalam Rusmono (2014, hal. 22) hasil belajar adalah perubahan
prilaku yang meliputi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension
(pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan), analysis
(menguraikan, menentuan hubungan), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan,
membentuk bangunan baru), dan evaluation (menilai). Domain efektif adalah
receiving (sikap menerima), responding (memberikan respons), valuing (nilai),
organization (organisasi), characterization (karakterisasi). Domain psikomotor juga
mencakup keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual.
Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti kegiatan belajar
mengajar baik dari ranah kognitif (pengetahuan), apektif (sikap) dan psikomotor
(keterampilan), hasilnya dapat berupa nilai atau perubahan tingkah laku siswa ke arah
yang lebih baik.
Keberhasilan dalam belajar sangat dipengaruhi oleh berpungsinya secara intergratif
dari setiap faktor pendukungnya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan belajar, antara lain:
a. Siswa dengan sejumlah latar belakangnya, yang mencakup:
1) Tingkat kecerdasan (intelligent quotien)
2) Bakat (aptittude)
3) Sikap (atittude)
4) Minat (interest) Motivasi (motivation)
5) Keyakinan (belief)
6) Kesadaran (consciousness)
7) Kedisiplinan (disclipline)
8) Tanggung jawab (responsibility)
b. Pengajar yang profesional yang memiliki
1) Kompetensi pedagogik
2) Kompetensi sosial
3) Kompetensi personal
4) Kompetensi profesional
5) Kualifikasi pendidikan yang memadai.
c. Atmosfir pembelajaran partisipatif dan interaktif yang dimanifestasikan dengan
adanya komunikasi timbal balik dan multi arah (multiple communication) secara
aktif,kreatif,efektif,inovatif, dan menyenangkan, yaitu
1) Komunikasi guru dengan peserta siswa
2) Komunikasi antara peserta didik dengan siswa
3) Komunikasi kontekstual dan integratif antara guru, siswa, dan lingkungannya.
d. Sarana dan prasarana yang menunjang proses pembelajaran, sehingga siswa
merasa betah dan bergairah (enthuse) untuk belajar, yang mencakup:
1) Lahan tanah, antara lain kebun sekolah, halaman, dan lapangan olaraga
2) Bangunan, antara lain ruangan kantor, kelas laboratorium, perpustakaan, dan
ruangan aktivitas ekstra kurikuler.
3) Perlengkapan, antara lain alat tuls kantor, media pembelajaran baik elektronik
maupun manual.
e. Kurikulum sebagai kerangka besar dan arahan, khusus mengenai perubahan
perilaku (behavior change) siswa secara intergal, baik yang berkaitan dengan
kognitif, afektif, maupun psikomotor.
f. Lingkungan agama, sosial budaya, politik, ekonomi, ilmu dan teknologi, serta
lingkungan alam sekitar, yang mendukung terlaksananya proses pembelajaran
secara aktif, kreatif, efektif, inovatif, dan menyenangkan. Lingkungan ini
merupakan faktor peluang (opportunity) untuk terjadinya belajar konstektual
(constextual learning).
g. Atmosif kepemimpinan pembelajaran yang sehat, partisifatif, demokratis, dan
situasinal yang dapat membangun kebahagian intelektual (intelectual happiness).
h. Pembiayaan yang memadai, baik biaya rutin (recurrent budget) maupun biaya
pembangunan (capital budget) yang datangnya dari pihak pemerintah, orang tua,
maupun stakehholder lainnya sehingga sekolah mampu melangkah maju dari
sebagai pengguna dana (cost) menjadi penggali dana (revenue).
3. Model Discovery Learning
Discovery learning merupakan salah satu model pembelajaran yang tidak asing
lagi. Discovery learning merupakan metode memahami konsep, arti, dan hubungan,
melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan. Menurut
(Saifudin, 2014) Discovery learning adalah strategi pembelajaran yang cenderung
meminta siswa untuk melakukan observasi, eksperimen, atau tindakan ilmiah hingga
mendapatkan kesimpulan dari hasil tindakan ilmiah tersebut.
Menurut Bruner (Wicaksono, dkk, 2015) “Discovery learning bermanfaat dalam;
1) peningkatan potensi intelektual siswa; 2) perpindahan dari pemberian reward
ekstrinsik ke intrinsik; 3) pembelajaran menyeluruh melalui proses menemukan; 4)
alat untuk melatih memori”.
Kelebihan metode discovery learning (Kemendikbud, 2013) adalah sebagai berikut:
1. Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan‐
keterampilan dan proses‐proses kognitif.
2. Metode ini memungkinkan siswa berkembang dengan cepat dan sesuai dengan
kecepatannya sendiri.
3. Meningkatkan tingkat penghargaan pada siswa, karena unsur berdiskusi.
4. Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa menyelidiki dan
berhasil.
5. Membantu siswa menghilangkan skeptisme (keragu‐raguan) karena mengarah
pada kebenaran yang final dan tertentu atau pasti
Menurut (Salmon, 2012) dalam pengaplikasiannya model Discovery Learning
mengembangkan cara belajar siswa aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki
sendiri, maka hasil yang diperoleh akan tahan lama dalam ingatan, Serta posisi guru
di kelas sebagai pembimbing dan mengarahkan kegiatan pembelajaran sesuai dengan
tujuan. Kondisi seperti ini tujuannya adalah ingin merubah kegiatan belajar mengajar
yang teacher oriented menjadi student oriented.
Ada pun langkah kerja model pembelajaran Discovery Learning yaitu;
1. Pemberian rangsangan (stimulation)
2. Pernyataan/Identifikasi masalah (problem statement)
3. Pengumpulan data (data collection)
4. Pengolahan data (data processing)
5. Pembuktian (verification)
6. Menarik simpulan/generalisasi (generalization)
Melalui model Discovery learning siswa diajak untuk menemukan sendiri apa
yang dipelajari kemudian mengkonstruk pengetahuan itu dengan memahami
maknanya. Dalam model ini guru hanya sebagai fasilitator. Ciri utama dari model
discovery learning adalah; 1) mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk
menciptakan, menggabungkan dan menggeneralisasi pengetahuan; 2) berpusat pada
siswa; 3) kegiatan untuk menggabungkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang
sudah ada.
Dengan kata lain model pembelajaran discovery learning membiarkan siswa
untuk mengikuti minat mereka sendiri sehingga dapat mencapai kompeten dan
kepuasan dari keingintahuan mereka dan peran guru sebaiknya mendorong siswa
untuk menyelesaikan masalah mereka sendiri dan menemukan jawaban dari pada
mengajar mereka dengan jawaban dari guru.

C. METODOLOGI PENELITIAN
1. Subjek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 4 Suak Tapeh yang terdiri
dari 21 orang siswa dengan rincian 9 Laki-laki dan 12 Perempuan.

2. Tempat dan Waktu Pelaksanaan


Tempat Pelaksanaan :
SD Negeri 4 Suak Tapeh
Waktu Pelaksanaan :
Pelaksanaan pada saat jadwal kegiatan PPL
PPL I : Tanggal 22 Oktober 2020
PPL II : Tanggal 2 November 2020
PPL III : Tanggal 13 November 2020

3. Deskripsi Per Siklus


a. Siklus I
Pada siklus I tahapan pelaksanaannya sebagai berikut :
1. Tahap Perencanaan (Planning)
Pada tahap ini, peneliti menjelaskan tentang apa (what), mengapa (why),
dimana (where), kapan (when), dan bagaimana (how) penelitian dilakukan. Di
dalam penelitian tindakan kelas, ada kegiatan pengamatan terhadap diri
sendiri, yaitu pada saat peneliti menerapkan pendekatan, model, atau metode
pembelajaran sebagai upaya menyelesaikan masalah pada saat praktik
penelitian. Di dalam tahap perencanaan, peneliti juga perlu menjelaskan
persiapan-persiapan pelaksanaan penelitian, seperti rencana pelaksanaan
pembelajaran dan instrumen pengamatan (observasi).

2. Tahap Pelaksanaan (Acting)


Pada tahap pelaksanaan, dilakukan kegiatan implementasi atau penerapan
perencanaan tindakan.
Pembukaan Orientasi
 Guru memberi salam kepada peserta didik
 Guru menanyakan kondisi kesehatan kepada peserta didik
secara umum (kepedulian)
 Siswa mempimpin berdoa bersama-sama (Relegius)
 Guru mengecek kehadiran siswa
Apresiasi
 Siswa diberi pertanyaan
1. ”Pernahkah kalian melihat iklan dijalanan?”
2. Pernahkah kalian melihat iklan di televisi?
Motivasi
 Guru menjelaskan pentingnya menguasai materi iklan dan
penyakit pada pencernaan.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Inti Langkah-langkah kegiatan pembelajaran :

Pemberian rangsangan (stimulation)


 Siswa mengamati gambar iklan yang ditampilkan guru
pada powerpoint (Mengamati)
 Siswa diberi kesempatan untuk membaca dan mencermati
percakapan iklan layanan masyarakat tentang buah lokal.
Identifikasi Masalah (problem statement)
 Siswa diberi pertanyaan terkait gambar yang ditampilkan
guru : (Mencoba)
1. Apa isi dari iklan tersebut!
2. Jenis iklan apakah gambar tersebut!
 Siswa mengidentifikasi masalah berdasarkan percakapan
iklan layanan masyarakat tentang “Buah Lokal” yaitu
“kenapa buah lokal?” dengan pertanyaan : (Menalar)
1. Apa kelebihan dari buah lokal?.
2. Menurut mu, apa perbedaan buah lokal dan buah
impor?
3. Mengapa kita perlu mengkonsumsi buah lokal?.
Pengumpulan data (data collection)
 Guru meminta siswa mencari tahu manfaat buah bagi
tubuh kita secara mandiri, setelah itu siswa yang lain
memberikan tanggapan. (Mengumpulkan informasi)
 Siswa dibagi guru menjadi 3 kelompok untuk bersama-
sama mengerjakan LKPD.
 Siswa mengamati video pembelajaran tentang gangguan
organ pencernaan manusia kemudian secara kelompok
siswa mendiskusikan untuk mengisi LKPD.
Pengelolan data (data processing)
 Siswa merancang kalimat iklan layanan masyarakat pada
LKPD. (Creativity and Innovation)
 Siswa melengkapi bagan tentang jenis penyakit
pencernaan pada LKPD. (Menalar).
Pembuktian (verification)
 Siswa secara kelompok diberikan kesempatan untuk
membacakan LKPD. (Mengkomunikasikan)
Penarikan kesimpulan (generalization)
 Siswa seecara berkelompok menaggapi hasil LKPD
Penutup  Siswa membuat kesimpulan tentang kegiatan belajar hari
ini. (Mengkomunikasikan)
 Siswa diberikan kesempatan untuk menyampaikan
pendapatnya tentang pembelajaran yang diikuti. (Refleksi)
 Siswa diberi evaluasi belajar.
 Siswa dan guru berdo’a bersama (Relegius).
 Guru mengucapkan salam penutup.

3. Tahap Pengamatan (Observing)


Setelah siswa melakukan proses pembelajaran pada siklus 1, selanjutnya
dilakukan penilaian terhadap hasil belajar siswa, penilaian terhadap hasil
belajar siswa pada siklus 1 yang diberikan kepada 21 siswa. Adapaun data
hasil

4. Tahap Refleksi (Reflecting)


Dari hasil obsevasi tau data yang diperolehpada siklus 1 dalam kegiatan
pembelajaran masil terdapat kelemahan yaitu :
 Pada penilaian sikap yaitu, cermat teliti dan kerjasama masih banyak siswa
yang memeiliki predikat cukup
 Untuk penilaian ketrampilan siswa masih banyak siswa yang perlu
pendampingan.
 Untuk penilaian pengetahuan persentase ketuntasan masih dibawah 75 %
yaitu hanya 12 peserta didik yang tuntas dari 21 siswa atau 57.14 %.

Dari kelemahan untuk mengatasi maka dirumuskan solusi untuk memeprbaiki


siklus 1 yaitu sebagai berikut:

 Melakukan perbaikan terhadap tahapan pembelajaran, yaitu lebih


menkankan pada tahapan Identifikasi Masalah dan Pengumpulan data,
serta
 Guru mengatur waktu yang lebih efektif dan efisien.
 Guru lebih melatih siswa untuk mempertanggung jawabkan hasil jawaban
dan berani mengemukan pendapat.

b. Siklus II
Pada siklus II tahapan pelaksanaannya sebagai berikut :
1. Tahap Perencanaan (Planning)
Pada tahap ini, kegiatan awal yang dilakukan pada siklus II sama dengan
siklus sebelumnya, Kemudian pada siklus ke II ini akan dilakukan beberapa
perbaikan dari berbagai kekurangan yang terjadi pada siklus 1.

2. Tahap Pelaksanaan (Acting)


Pada tahap pelaksanaan, dilakukan kegiatan implementasi atau penerapan
perencanaan tindakan.
Pembukaan Orientasi
 Guru memberi salam kepada peserta didik
 Guru menanyakan kondisi kesehatan kepada peserta didik
secara umum (kepedulian)
 Siswa mempimpin berdoa bersama-sama (Relegius)
 Guru mengecek kehadiran siswa
Apersepsi
 Siswa diberi pertanyaan
3. Pernahkah kalian melihat iklan di televisi?.
4. Pernahkah kalian membeli produk yang di iklankan di
televisi tersebut?.
Motivasi
 Guru menjelaskan pentingnya menguasai materi iklan dan
mengetahui cara memelihara organ pencernaan.
 Guru memberikan motivasi kepada siswa yang belum
mencapai ketuntasan belajara dalam pembelajaran siklus 1
agar lebih serius dalam mengikuti pembelajaran, serta tetap
memberikan semangat kepada siswa yang sudah berhasil
dalam pembelajaran siklus 1
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran
Inti Pemberian rangsangan (stimulation)
 Siswa diberi pertanyaan rangsangan
1. Apakah anak-anak pernah mengalami sakit perut?
2. Apa solusi jika kalian mengalami sakit perut?
3. Pernahkah kalian melihat iklan obat di televisi?
 Siswa mengamati gambar iklan yang ditampilkan guru
pada powerpoint (Mengamati)
Identifikasi Masalah (problem statement)
 Siswa diberi pertanyaan terkait gambar yang ditampilkan
guru : (Mencoba)
1. Jenis iklan apakah gambar tersebut!
2. Apa isi dari iklan tersebut!
3. Berdasarkan iklan tersebut apakah sudah memuat ciri-
ciri dari iklan?
4. Apa ciri-ciri dari kalimat iklan?
5. Pesan apa yang ingin disampaikan dari iklan tersebut?
 Siswa mengidentifikasi masalah berdasarkan gambar iklan
produk obat “Poliysilane” dengan pertanyaan : (Menalar)
1. Mengapa perlu minum obat Poliysilane?
2. Apa isi pesan yang terkandung dalam iklan tersebut?
Pengumpulan data (data collection)
 Siswa dibagi guru menjadi 3 kelompok untuk bersama-
sama mengerjakan LKPD. Kelompok yang dibentuk pada
siklus 1 ditata kembali sesuai dengan kondisi yang
dijumpai pada siklus 1
 Siswa mengamati video iklan produk ”Minuman
Floridina” yang bersumber dari youtube, kemudian secara
kelompok siswa mendiskusikan untuk mengisi LKPD.
(Mengumpulkan informasi)
 Siswa mengamati video pembelajaran cara memelihara
organ pencernaan manusia yang bersumber dari youtube,
kemudian secara kelompok siswa mendiskusikan untuk
mengisi LKPD. (Mengumpulkan informasi)
Pengelolan data (data processing)
 Siswa menjawab LKPD
 Siswa merancang kalimat iklan produk pada LKPD.
(Creativity and Innovation)
 Siswa membuat bagan tentang hubungan makanan dan
kesehatan organ pencernaan pada LKPD. (Menalar).
Pembuktian (verification)
 Siswa secara kelompok diberikan kesempatan untuk
mempersentasikan hasil diskusi LKPD.
(Mengkomunikasikan)
Penarikan kesimpulan (generalization)
 Siswa seecara berkelompok menaggapi hasil LKPD
Penutup  Siswa membuat kesimpulan tentang kegiatan belajar hari
ini. (Mengkomunikasikan)
 Siswa diberikan kesempatan untuk menyampaikan
pendapatnya tentang pembelajaran yang diikuti. (Refleksi)
 Siswa diberi evaluasi belajar.
 Siswa dan guru berdo’a bersama (Relegius).
 Guru mengucapkan salam penutup.

3. Tahap Pengamatan (Observing)


Pada tahap pengamatan terdapat dua kegiatan yang akan diamati, yaitu
kegiatan belajar peserta didk dan kegiatan pembelajaran. Pengamatan
terhadap proses belajar peserta didik dapat dilakukan sendiri oleh guru
pelaksana (peneliti) sambil melaksanakan pembelajaran,
Sedangkan pengamatan terhadap proses pembelajaran, guru pelaksana
(peneliti) dapat meminta bantuan kepada guru pamong yang melakukan
pengamatan pembelajaran berdasarkan instrumen yang telah disusun oleh
peneliti.
Hasil pengamatan dari guru pamong nantinya akan bermanfaat atau akan
digunakan peneliti sebagai bahan refleksi untuk perbaikan pembelajaran
berikutnya.

4. Tahap Refleksi (Reflecting)


Kegiatan refleksi dilaksanakan ketika guru pamong sudah selesai melakukan
pengamatan terhadap peneliti dalam melaksanakan pembelajaran. Kegiatan
ini dapat berupa diskusi hasil pengamatan yang dilakukan oleh guru pamong
dengan guru pelaksana (peneliti).
Tahap ini merupakan inti dari penelitian tindakan kelas, yaitu ketika guru
pamong mengungkapkan hal-hal yang dirasakan sudah berjalan baik dan
bagian yang belum berjalan dengan baik pada saat peneliti mengelola proses
pembelajaran.
Hasil refleksi dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam merancang
siklus berikutnya. Sehingga pada intinya, refleksi merupakan kegiatan
evaluasi, analisis, pemaknaan, penjelasan, penyimpulan, dan identifikasi
tindak lanjut dalam perencanaan siklua berikutnya.

c. Siklus III
Pada siklus III tahapan pelaksanaannya sebagai berikut :
1. Tahap Perencanaan (Planning)
Pada tahap ini, kegiatan awal yang dilakukan pada siklus III sama dengan
siklus sebelumnya, Kemudian pada siklus ke III ini akan dilakukan beberapa
perbaikan dari berbagai kekurangan yang terjadi pada siklus 1I.

2. Tahap Pelaksanaan (Acting)


Pada tahap pelaksanaan, dilakukan kegiatan implementasi atau penerapan
perencanaan tindakan.
Pembukaan Orientasi
 Guru memberi salam kepada peserta didik
 Guru menanyakan kondisi kesehatan kepada peserta didik
secara umum (kepedulian)
 Guru menyampaikan judul kegiatan pembelajaran.
 Siswa mempimpin berdoa bersama-sama (Relegius)
 Guru mengecek kehadiran siswa
Apersepsi
 Siswa diberi pertanyaan
1. Pernahkah kalian melihat atau membeli koran?.
2. Pernahkah kalian melihat iklan yang dimuat dalam
koran?.
3. Termasuk jenis apakah iklan yang ada di koran ?
4. Berdasarkan medinya ada berapa jenis iklan?
Motivasi
 Guru menjelaskan pentingnya menguasai materi iklan dan
mengetahui cara memelihara organ pencernaan.
 Guru memberikan motivasi kepada siswa yang belum
mencapai ketuntasan belajara dalam pembelajaran siklus
II agar lebih serius dalam mengikuti pembelajaran, serta
tetap memberikan semangat kepada siswa yang sudah
berhasil dalam pembelajaran siklus II
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran
Inti Pemberian rangsangan (stimulation)
 Siswa diberi pertanyaan rangsangan
1. Apakah anak-anak pernah menonton youtube?
2. Saat sedang nonton video youtube tiba-tiba muncul
iklan, termasuk jenis iklan apa ana-anak?
3. Iklan makanan, minuman, HP yang muncul di
youtube itu termasuk iklan jenis apa anak-anak?
4. Pernahkah kalian membeli produk yang diiklankan
tersebut?
5. Coba anak-anak sebutkan makanan atau minuman
apa yang sering kalian beli dan produk makanan atau
minuman tersebut ada iklannya tv atau di internet?
 Siswa mengamati video iklan elektronik yang ditampilkan
guru pada powerpoint (Mengamati)

Identifikasi Masalah (problem statement)


 Siswa diberi pertanyaan terkait video yang ditampilkan
guru : (Mencoba)
1. Pernahkah melihat iklan tersebut di televisi?
2. Berdasarkan medianya jenis iklan apakah video
tersebut?
3. Apa isi dari iklan tersebut!
4. Apakah iklan tersebut sudah memuat ciri-ciri dari
iklan?
5. Pesan apa yang ingin disampaikan dari iklan tersebut?
 Siswa mengidentifikasi masalah berdasarkan cuplikan
gambar dari video iklan media elektronik “Entrostop”
dengan pertanyaan : (Menalar)
1. Mengapa kita perlu minum obat diare?.
2. Apasih ciri-ciri penyakit diare?.
3. Apa isi pesan yang terkandung dalam iklan entrostop
tersebut?.
4. Adakah kalimat persuasive yang terdapat pada iklan
tersebut?.
5. Selain diare coba anak-anak sebutkan penyakit yang
sering terjadi pada organ pencernaan?.
6. Apa penyebab kita mengalami sakit pada organ
pencernaan?.

Pengumpulan data (data collection)


 Siswa dibagi guru menjadi kelompok kecil untuk bersama-
sama mengerjakan LKPD.
 Siswa mengamati video iklan elektronik ”peningkatan
konsumsi sayur dan buah” yang bersumber dari youtube,
kemudian secara kelompok siswa mendiskusikan untuk
mengisi LKPD. Berikut linknya :
https://www.youtube.com/watch?v=Im6-CkdccHM
(Mengumpulkan informasi)
 Siswa mengamati video pembelajaran cara menjaga
kesehatan organ pencernaan manusia yang bersumber dari
youtube, kemudian secara kelompok siswa mendiskusikan
untuk mengisi LKPD. Berikut linknya :
https://www.youtube.com/watch?v=W8RuKHsx1R
(Mengumpulkan informasi)
Pengelolan data (data processing)
 Siswa menjawab LKPD
 Siswa merancang kalimat persuasif untuk iklan media
elektronik pada LKPD. (Creativity and Innovation)
 Siswa membuat bagan tentang hubungan pola hidup sehat
dengan kesehatan organ pencernaan pada LKPD.
(Menalar).
Pembuktian (verification)
 Siswa secara kelompok diberikan kesempatan untuk
mempersentasikan hasil diskusi LKPD.
(Mengkomunikasikan)
Penarikan kesimpulan (generalization)
Siswa seecara berkelompok menaggapi hasil LKPD
Penutup  Siswa membuat kesimpulan tentang kegiatan belajar hari
ini. (Mengkomunikasikan)
 Siswa diberikan kesempatan untuk menyampaikan
pendapatnya tentang pembelajaran yang diikuti. (Refleksi)
 Siswa diberi evaluasi belajar.
 Siswa dan guru berdo’a bersama (Relegius).
 Guru mengucapkan salam penutup.

7. Tahap Pengamatan (Observing)


Pada tahap pengamatan terdapat dua kegiatan yang akan diamati, yaitu
kegiatan belajar peserta didk dan kegiatan pembelajaran. Pengamatan
terhadap proses belajar peserta didik dapat dilakukan sendiri oleh guru
pelaksana (peneliti) sambil melaksanakan pembelajaran,
Sedangkan pengamatan terhadap proses pembelajaran, guru pelaksana
(peneliti) dapat meminta bantuan kepada guru pamong yang melakukan
pengamatan pembelajaran berdasarkan instrumen yang telah disusun oleh
peneliti.
Hasil pengamatan dari guru pamong nantinya akan bermanfaat atau akan
digunakan peneliti sebagai bahan refleksi untuk perbaikan pembelajaran
berikutnya.

8. Tahap Refleksi (Reflecting)


Kegiatan refleksi dilaksanakan ketika guru pamong sudah selesai melakukan
pengamatan terhadap peneliti dalam melaksanakan pembelajaran. Kegiatan
ini dapat berupa diskusi hasil pengamatan yang dilakukan oleh guru pamong
dengan guru pelaksana (peneliti).
Tahap ini merupakan inti dari penelitian tindakan kelas, yaitu ketika guru
pamong mengungkapkan hal-hal yang dirasakan sudah berjalan baik dan
bagian yang belum berjalan dengan baik pada saat peneliti mengelola proses
pembelajaran.
Hasil refleksi dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam merancang
siklus berikutnya. Sehingga pada intinya, refleksi merupakan kegiatan
evaluasi, analisis, pemaknaan, penjelasan, penyimpulan, dan identifikasi
tindak lanjut dalam perencanaan siklua berikutnya.

4. Teknik Analisis Data


Hasil belajar dianalisis dengan teknik analisis hasil evaluasi untuk mengetahui
ketuntasan belajar dengan cara menganalisis data hasil tes dengan kriteria ketuntasan
belajar, prosentase hasil belajar yang diperoleh siswa tersebut kemudian dibandingkan
dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) yang telah ditentukan.
Adapun teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar siswa pada penelitian ini yakni dengan membandingkan persentase ketuntasan
belajar dalam penerapan model discovery learning pada siklus I, siklus II dan siklus
III. Sedangkan persentase ketuntasan belajar dihitung dengan cara membandingkan
jumlah siswa yang tuntas belajar dengan jumlah siswa secara keseluruhan (siswa
maksimal) kemudian dikalikan 100%.
jumlah siswa yang tuntas belajar
persentase ketuntasan= x 100 %
jumlah siswa maksimal

5. Indikator Keberhasilan
Penelitian tindakan kelas ini, bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa hasil
belajar siswa kelas V di SD Negeri 4 Suak Tapeh pada Tema 3 dan Sub Tema 3
Pembelajaran 2 menggunakan model Discovery Learning. Indikator keberhasilan
penelitian ini ditandai dengan peningkatan hasil pembelajaran. Penelitian ini
dikatakan berhasil jila lebih dari 80% dari jumlah mampu mencapai KKM yang
ditetapkan yaitu 71, serat tidak ditemua pada penilaian aspek sikap dan ketrampilan
siswa dengan kategori penilaian cukup.
DAFTAR PUSTAKA

Kemendikbud. (2013). Modul Kurikulum 2013. Jakarta: Kementrian Pendidikan Dan


Kebudayaan.
Rusmono. (2014). Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning Itu Perlu. Bogor:
Ghalia Indonesia
Suwarsih Madya, 1994. Panduan Penelitian Tindakan. Yogyakarta: Lembaga Penelitian IKIP
Yogyakarta.
Saifuddin. (2014). Pengelolaan Pembelajaran Teoretis dan Praktis. Yogyakarta: Deepublish.
Sanjaya, D. H. W. (2016). Penelitian tindakan kelas. Prenada Media.
Salmon, A. et al. (2012). Belajar dan Pembelajaran Matematika Model Pembelajaran
Discovery Learning. Makalah Universitas Patimura Ambon: tidak diterbitkan.
Wicaksono,dkk. (2015). Teori Pembelajaran Bahasa (Suatu Catatan Singkat). Yogyakarta:
Garudhawaca.

Anda mungkin juga menyukai