Oleh :
Holilah
20110702710026
Puji syukur kepada Allah atas berkat dan rahmat-Nya yang telah diberikan
kepada Penulis sehingga dapat menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas yang
berjudul “Penerapan model pembelajaran discovery learning dalam
meningkatkan hasil belajar siswa kelas v di sd negeri 4 suak tapeh pada tema 3
sub tema 3 pembelajaran 2”. Penelitian Tindakan Kelas disusun sebagai syarat
untuk memenuhi tugas kegiatan Pemantapan Profesi Guru (PPG) Dalam Jabatan
Tahun 2020 pada LPTK Universitas Sriwijaya.
Dalam menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas ini banyak pihak yang
telah memberikan bantuan dan dukungan baik secara langsung maupun secara
tidak
langsung. Penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada:
Banyuasin, November 2020
Peneliti
DAFTAR ISI
Halaman Judul ……………………………………………………….. i
Kata Pengantar ………………………………………………………. ii
Daftar Isi ……………………………………………………….. iii
A. Pendahuluan
1. Latar belakang Masalah................................................................
2. Identifikasi Masalah .....................................................................
3. Analisis Masalah ……………………………………………….
4. Rumusan Masalah ……………………………………………....
5. Tujuan Penelitian………………………………………………..
6. Manfaat Penelitian ………………………………………………
B. Kajian Pustaka
1. Penelitian Tindakan Kelas………………………………………
2. Hasil Belajar…………………………………………………….
3. Model Discovery Learning……………………………………...
C. Metode Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1. Subjek ………………………………………………………......
2. Tempat dan Waktu Penelitian…………………………………..
3. Deskripsi Per Siklus
1. Siklus I ……………………………………………...............
a. Perencanaan …………………………………………….
b. Pelaksanaan …………………………………………....
c. Pengamatan / Observasi ………………………………..
d. Refleksi ………………………………………...............
2. Siklus II …………………………………………….............
a. Perencanaan …………………………………….............
b. Pelaksanaan ……………………………………………
c. Pengamatan / Observasi ………………………..............
d. Refleksi …………………………………………………
3. Siklus III ……………………………………………............
a. Perencanaan …………………………………….............
b. Pelaksanaan ……………………………………………
c. Pengamatan / Observasi ………………………..............
d. Refleksi …………………………………………………
4. Tekhnik Analisis Data ………………………………….……...
5. Indikator Keberhasilan …………………………………….…..
2. Identifikasi Masalah
1. Rendahnya jumlah peserta didik yang mencapai kriteria ketuntasan belajar
minimal.
2. Kegiatan pembelajaran yang monoton, tanpa mengembangkan model
pembelajaran sehingga rendahnya perhatian siswa terhadap pelajaran
3. Kurangnya sarana penunjang proses pembelajaran seperti alat peraga.
4. Guru menyampaikan materi hanya satu arah, tanpa melibatkan paserta siswa
secara langsung melalui metode diskusi, tanya jawab dan lain-lain.
5. Peserta didik cenderung pasif dan kurang memberi respon terhadap pertanyaan
yang diajukan guru.
3. Analisis Masalah
Analisis masalah, berdasarkan identifikasi masalah diatas di atas;
1. Kurangnya motivasi guru melalui materi, metode, dan model pembelajaran yang
digunakan.
2. Kurangnya penggunaan metode pembelajaran yang inovatif.
3. Kurang terlibatnya siswa dalam pembelajaran secara aktif
4. Rumusan Masalah
Berdasarkan analisis masalah di atas maka permasalahan penelitian dirumuskan:
Apakah model pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatkan hasil belajar
siswa kelas V di SD Negeri 4 Suak Tapeh pada Tema 3 Sub Tema 3 Pembelajaran 2?
5. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah untuk mengetahui peningkatan
hasil belajar siswa kelas V di SD Negeri 4 Suak Tapeh pada Tema 3 dan Sub Tema 3
Pembelajaran 2, menggunakan model Discovery Learning.
6. Manfaat Penelitian
Manfaat yang harus didapat dalam melakukan penelitian ini terdiri dari:
a. Mengethui hasil belajar siswa pada tema 3 sub tema 3 pembelajaran 2 kelas V
melalui model Discovery Learning.
b. Meningkatkan mutu dan perbaikan proses pembelajaran yang dilakukan guru
sebagai wahana pelaksanaan inovasi pembelajaran
B. KAJIAN PUSTAKA
1. Penelitian Tindakan Kelas
a. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
Elliot dalam Suwarsih Madya (Suwarsih Madya , 1994) Penelitian tindakan
adalah kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas
tindakan di dalamnya. Seluruh prosesnya--ditelaah, diagnosis, perencanaan,
pelaksanaan, pemantauan, dan pengaruh—menciptakan hubungan yang
diperlukan antara evaluasi diri dan perkembangan professional.
Menurut Kemis dan Taggart (1988) dalam Suwarsih Madya (Suwarsih Madya ,
1994) Penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian reflektif diri kolektif
yang dilakukan oleh peserta-pesertanya dalam situasi sosial untuk meningkatkan
penalaran dan keadilan praktik pendidikan dan praktik sosial mereka, serta
pemahaman mereka terhadap praktik-praktik itu dan terhadap situasi tempat
dilakukan praktik-praktik tersebut.
Menurut (Sanjaya, 2011:294) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu
sarana yang dapat mengembangkan sikap profesional guru. Melalui PTK guru
akan selalu berupaya meningkatkan kemampuan dalam pengelolan proses
pembelajaran, sehingga guru dituntut untuk mencoba hal-hal baru dengan
mempertimbangkan pengaruh perubahan dan perkembangan sosial.
Brog dalam sanjaya (Sanjaya, 2011:294) menyebutkan bahwa tugas utama dalam
PTK adalah pengembangan keterampilan guru yang berangkat dari adanya
kebutuhan untuk menanggulangi bebrbagai permasalahan pembelajaran yang
bersifat aktual di dalam kelasnya atau sekolahnya sendiri. Sehingga dapat
disipulkan bahwa PTK tumbuh dari ekinginan guru untuk menyelesaikan masalah
praktis yang dihadapi dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan penjelasan diatas maka PTK memiliki krakteristik sebagai berikut;
1. Tujuan utama PTK adalah peningkatan kualitas proses dan hasil belajar. PTK
bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran secara praktis, sehingga
kadang-kadang pelaksanaannya sangat situasional dan kondisional yang
kadang-kadang memperlihatkan kaidah ilmiah.
2. Masalah yang dikaji dalam PTK adalah masalah yang bersifst praktis. PTK
berangkat dari keresahan yang dialami guru dalam pengelolaan proses
pembelajaran. Oleh karena itu dari mulai proses perencanaan, pelaksanaan
tindakan sampai pada proses penyimpulan guru merupakan pemeran utama.
3. Fokus utama penelitian adalah proses pembelajaran. PTK dilaksanakan untuk
memperbaiki proses pembelajaran dalam rangka pencapaian tujuan
pembelajaran yang maksimal.
4. Tanggung jawab pelaksanaan dan hasil PTK ada pada guru sebagai sebagai
praktisi. PTK dirancang dan dilaksanakan oleh guru itu sendiri, sehingga guru
bertanggung jawab baik baik dalam melaksanakan maupun dalam
menyimpulkan hasil pembelajaran.
5. PTK dilaksanakan sesuai dengan program pembelajaran yang sedang
berlangsung.
2. Hasil Belajar
Menurut Bloom dalam Rusmono (2014, hal. 22) hasil belajar adalah perubahan
prilaku yang meliputi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension
(pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan), analysis
(menguraikan, menentuan hubungan), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan,
membentuk bangunan baru), dan evaluation (menilai). Domain efektif adalah
receiving (sikap menerima), responding (memberikan respons), valuing (nilai),
organization (organisasi), characterization (karakterisasi). Domain psikomotor juga
mencakup keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual.
Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti kegiatan belajar
mengajar baik dari ranah kognitif (pengetahuan), apektif (sikap) dan psikomotor
(keterampilan), hasilnya dapat berupa nilai atau perubahan tingkah laku siswa ke arah
yang lebih baik.
Keberhasilan dalam belajar sangat dipengaruhi oleh berpungsinya secara intergratif
dari setiap faktor pendukungnya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan belajar, antara lain:
a. Siswa dengan sejumlah latar belakangnya, yang mencakup:
1) Tingkat kecerdasan (intelligent quotien)
2) Bakat (aptittude)
3) Sikap (atittude)
4) Minat (interest) Motivasi (motivation)
5) Keyakinan (belief)
6) Kesadaran (consciousness)
7) Kedisiplinan (disclipline)
8) Tanggung jawab (responsibility)
b. Pengajar yang profesional yang memiliki
1) Kompetensi pedagogik
2) Kompetensi sosial
3) Kompetensi personal
4) Kompetensi profesional
5) Kualifikasi pendidikan yang memadai.
c. Atmosfir pembelajaran partisipatif dan interaktif yang dimanifestasikan dengan
adanya komunikasi timbal balik dan multi arah (multiple communication) secara
aktif,kreatif,efektif,inovatif, dan menyenangkan, yaitu
1) Komunikasi guru dengan peserta siswa
2) Komunikasi antara peserta didik dengan siswa
3) Komunikasi kontekstual dan integratif antara guru, siswa, dan lingkungannya.
d. Sarana dan prasarana yang menunjang proses pembelajaran, sehingga siswa
merasa betah dan bergairah (enthuse) untuk belajar, yang mencakup:
1) Lahan tanah, antara lain kebun sekolah, halaman, dan lapangan olaraga
2) Bangunan, antara lain ruangan kantor, kelas laboratorium, perpustakaan, dan
ruangan aktivitas ekstra kurikuler.
3) Perlengkapan, antara lain alat tuls kantor, media pembelajaran baik elektronik
maupun manual.
e. Kurikulum sebagai kerangka besar dan arahan, khusus mengenai perubahan
perilaku (behavior change) siswa secara intergal, baik yang berkaitan dengan
kognitif, afektif, maupun psikomotor.
f. Lingkungan agama, sosial budaya, politik, ekonomi, ilmu dan teknologi, serta
lingkungan alam sekitar, yang mendukung terlaksananya proses pembelajaran
secara aktif, kreatif, efektif, inovatif, dan menyenangkan. Lingkungan ini
merupakan faktor peluang (opportunity) untuk terjadinya belajar konstektual
(constextual learning).
g. Atmosif kepemimpinan pembelajaran yang sehat, partisifatif, demokratis, dan
situasinal yang dapat membangun kebahagian intelektual (intelectual happiness).
h. Pembiayaan yang memadai, baik biaya rutin (recurrent budget) maupun biaya
pembangunan (capital budget) yang datangnya dari pihak pemerintah, orang tua,
maupun stakehholder lainnya sehingga sekolah mampu melangkah maju dari
sebagai pengguna dana (cost) menjadi penggali dana (revenue).
3. Model Discovery Learning
Discovery learning merupakan salah satu model pembelajaran yang tidak asing
lagi. Discovery learning merupakan metode memahami konsep, arti, dan hubungan,
melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan. Menurut
(Saifudin, 2014) Discovery learning adalah strategi pembelajaran yang cenderung
meminta siswa untuk melakukan observasi, eksperimen, atau tindakan ilmiah hingga
mendapatkan kesimpulan dari hasil tindakan ilmiah tersebut.
Menurut Bruner (Wicaksono, dkk, 2015) “Discovery learning bermanfaat dalam;
1) peningkatan potensi intelektual siswa; 2) perpindahan dari pemberian reward
ekstrinsik ke intrinsik; 3) pembelajaran menyeluruh melalui proses menemukan; 4)
alat untuk melatih memori”.
Kelebihan metode discovery learning (Kemendikbud, 2013) adalah sebagai berikut:
1. Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan‐
keterampilan dan proses‐proses kognitif.
2. Metode ini memungkinkan siswa berkembang dengan cepat dan sesuai dengan
kecepatannya sendiri.
3. Meningkatkan tingkat penghargaan pada siswa, karena unsur berdiskusi.
4. Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa menyelidiki dan
berhasil.
5. Membantu siswa menghilangkan skeptisme (keragu‐raguan) karena mengarah
pada kebenaran yang final dan tertentu atau pasti
Menurut (Salmon, 2012) dalam pengaplikasiannya model Discovery Learning
mengembangkan cara belajar siswa aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki
sendiri, maka hasil yang diperoleh akan tahan lama dalam ingatan, Serta posisi guru
di kelas sebagai pembimbing dan mengarahkan kegiatan pembelajaran sesuai dengan
tujuan. Kondisi seperti ini tujuannya adalah ingin merubah kegiatan belajar mengajar
yang teacher oriented menjadi student oriented.
Ada pun langkah kerja model pembelajaran Discovery Learning yaitu;
1. Pemberian rangsangan (stimulation)
2. Pernyataan/Identifikasi masalah (problem statement)
3. Pengumpulan data (data collection)
4. Pengolahan data (data processing)
5. Pembuktian (verification)
6. Menarik simpulan/generalisasi (generalization)
Melalui model Discovery learning siswa diajak untuk menemukan sendiri apa
yang dipelajari kemudian mengkonstruk pengetahuan itu dengan memahami
maknanya. Dalam model ini guru hanya sebagai fasilitator. Ciri utama dari model
discovery learning adalah; 1) mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk
menciptakan, menggabungkan dan menggeneralisasi pengetahuan; 2) berpusat pada
siswa; 3) kegiatan untuk menggabungkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang
sudah ada.
Dengan kata lain model pembelajaran discovery learning membiarkan siswa
untuk mengikuti minat mereka sendiri sehingga dapat mencapai kompeten dan
kepuasan dari keingintahuan mereka dan peran guru sebaiknya mendorong siswa
untuk menyelesaikan masalah mereka sendiri dan menemukan jawaban dari pada
mengajar mereka dengan jawaban dari guru.
C. METODOLOGI PENELITIAN
1. Subjek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 4 Suak Tapeh yang terdiri
dari 21 orang siswa dengan rincian 9 Laki-laki dan 12 Perempuan.
b. Siklus II
Pada siklus II tahapan pelaksanaannya sebagai berikut :
1. Tahap Perencanaan (Planning)
Pada tahap ini, kegiatan awal yang dilakukan pada siklus II sama dengan
siklus sebelumnya, Kemudian pada siklus ke II ini akan dilakukan beberapa
perbaikan dari berbagai kekurangan yang terjadi pada siklus 1.
c. Siklus III
Pada siklus III tahapan pelaksanaannya sebagai berikut :
1. Tahap Perencanaan (Planning)
Pada tahap ini, kegiatan awal yang dilakukan pada siklus III sama dengan
siklus sebelumnya, Kemudian pada siklus ke III ini akan dilakukan beberapa
perbaikan dari berbagai kekurangan yang terjadi pada siklus 1I.
5. Indikator Keberhasilan
Penelitian tindakan kelas ini, bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa hasil
belajar siswa kelas V di SD Negeri 4 Suak Tapeh pada Tema 3 dan Sub Tema 3
Pembelajaran 2 menggunakan model Discovery Learning. Indikator keberhasilan
penelitian ini ditandai dengan peningkatan hasil pembelajaran. Penelitian ini
dikatakan berhasil jila lebih dari 80% dari jumlah mampu mencapai KKM yang
ditetapkan yaitu 71, serat tidak ditemua pada penilaian aspek sikap dan ketrampilan
siswa dengan kategori penilaian cukup.
DAFTAR PUSTAKA