Disusn Oleh:
Moh.Ramadhan(451420046)
Bismillahirahmannirahim puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT. Karena atas
izin dan kuasanyaalah saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu/Bapak selaku dosen mata kuliah
Penelitian Tindakan Kelas yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan saya pada mata kuliah tersebut.
Saya juga mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuanya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini
Saya menyadari, makalah yang saya susun ini masih jauh dari kata sempurna.
oleh karena itu kritik saran yang memebangun akan saya nantikan demi
kesempurmaan makalah ini kemudian lebih dan kurangnya saya mohon maaf .
Moh Ramadhan
DAFTAR ISI
Peningkatan mutu pendidikan dapat dicapai melalui berbagai cara, antara lain: melalui
peningkatan kualifikasi pendidik dan tenaga kependidikan lainnya, pelatihan dan pendidikan,
atau dengan memberikan kesempatan untuk menyelesaikan masalah-masalah pembelajaran
dan non pembelajaran secara profesional lewat penelitian tindakan secara terkendali. Upaya
meningkatkan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan lainnya untuk menyelesaikan
masalah-masalah yang dihadapi saat menjalankan tugasnya akan memberi dampak positif
ganda. Pertama, kemampuan dalam menyelesaikan masalah pendidikan yang nyata akan
semakin meningkat. Kedua, penyelesaian masalah pendidikan dan pembelajaran melalui
sebuah investigasi terkendali akan dapat meningkatkan kualitas isi, masukan, proses, dan hasil
belajar. Dan ketiga, peningkatan kedua kemampuan tadi akan bermuara pada peningkatan
profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan lainnya.
PEMBAHASAN
Pada intinya, PTK merupakan suatu penelitian yang akar permasalahannya muncul di
kelas, dirasakan langsung oleh guru yang bersangkutan sehingga sulit dibenarkan jika ada
anggapan bahwa permasalahan penelitian tindakan kelasdiperoleh dari persepsi atau lamunan
seorang peneliti. Jadi, agak sulit di terima jika dosen meneliti tanpa kolaborasi dengan guru
melakukan PTK di SD/SMP/SMA. Maka dari itu dapat diartika bahwa penelitian tindakan
sebagai suatu bentuk investigasi yang bersifat reflektif partisipatif, kolaboratif, dan spiral, yang
memiliki tujuan untuk melakukan perbaikan sistem, metode kerja, proses, isi, kompetensi, dan
situasi.
Dengan memahami karakteristik ini akan membantu para mahasiswa sebagai peneliti
dalam menyusun penelitiannya sendiri dengan lebih baik atau membaca, mengevaluasi, dan
menggunakan suatu hasil dari penelitian tindakan yang telah diterbitkan. Karakteristik yang
dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Fokus Penelitian Tindakan yang Praktis
Tujuan dari penelitian tindakan ialah untuk menangani suatu problema aktual
padasetting pendidikan. Dengan demikian, para peneliti penelitian tindakan mengkaji
isu-isu praktis yang akan menghasilkan keuntungan bagi pendidikan. Isu-isu ini dapat
merupakan permasalahan dari seorang guru di dalam ruang kelas atau sebuah problema
yang melibatkan banyak pendidik dalam gedung lembaga pendidikan.
Model ini merupakan dasar atau acuan pokok dari adanya berbagai model penelitian
tindakan lainnya, khususnya PTK. Kurt Lewin adalah orang yang pertama kali
memperkenalkan AR. Konsep pokok penelitiannya terdiri dari empat komponen, yaitu: (a).
Perencanaan /planning, (b). Tindakan/acting, (c). Pengamatan/observing, dan (d).
Refleksi/reflecting. Hubungan keempat komponen tersebut merupakan suatu siklus.
Desain ini merupakan pengembangan konsep dasar dari K. Lewin, hanya saja
komponen tindakan (acting) dan pengamatan (observing) sebagai satu kesatuan. Karena
kenyataannya antara implementasi “acting” dan “observing” merupakan dua kegiatan yang tak
terpisahkan, yaitu dilakukan dalam satu kesatuan waktu, begitu berlangsungnya suatu “acting”
maka “observing” harus dilaksanakan. Jadi merupakan satu perangkat atau untaian yang setiap
perangkat berisi empat komponen sebagai siklus atau putaran kegiatan yang terdiri dari:
perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Jumlah siklusnya bergantung permasalahan
yang perlu dipecahkan.
Desain ini pun merupakan pengembangan dari konsep dasar model K. Lewin. Di sini
bahwa dalam satu “tindakan” terdiri dari beberapa langkah (step), yaitu langkah tindakan 1, 2,
dan langkah tindakan 3. Dengan dasar pemikiran bahwa dalam suatu mata pelajaran terdiri dari
beberapa pokok bahasan (PB) dan setiap PB terdiri dari beberapa materi yang tidak dapat
diselesaikan dalam satu kali tindakan di dalam suatu KBM.
Desain ini berpijak pada desain model PTK pendahulunya. Selanjutnya Hopkins (1993:
191) menyususn desain tersendiri sebagai berikut: mengambil start – audit – perencanaan
konstruk – perencanaan tindakan (target, tugas, kriteria keberhasilan) – implementasi dan
evaluasi: implementasi (menopang komitmen: cek kemajuan; mengatasi problem) – cek hasil
– pengambilan stok – audit dan pelaporan. Dari beberapa desain model PTK yang ada, maka
desain yang paling mudah dipahami dan dilaksanakan untuk PTK, yaitu desain model Kemmis
dan McTaggart.
2.3 Metode Penelitian Tindakan Kelas
tertentu, sesuai dengan maksud penelitian atau sumber data yang digunakan. Oleh karena itu
data dapat diklasifikasikan sebagi berikut : Berdasarkan bentuk dan sifatnya, data penelitian
dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu data kualitatif (yang berbentuk kata-kata/kalimat) dan
1. Data kualitatif
Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk angka. Data
kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik pengumpulan data misalnya wawancara,
analisis dokumen, diskusi terfokus, atau observasi yang telah dituangkan dalam catatan
lapangan (transkrip). Bentuk lain data kualitatif adalah gambar yang diperoleh melalui
pemotretan atau rekaman video. Menurut Bungin (2001:124) data kualitatif diungkapkan
dalam bentuk kalimat serta uraian uraian, bahkan dapat berupa cerita pendek. Jenis data ini
kebanyakan digunakan pada penelitian kualitatif. Contohnya : “amat cantik”, “cantik”, “kurang
Data kualitatif amat bersifat subjektif, karenanya penelitian yang menggunakan data
kualitatif, sesungguhnya harus berusaha sedapat mungkin untuk menghindari sikap subjektif
a. Data Kasus
Ciri khas dari data kualitatif adalah menjelasakan kasus kasus tertentu. Data kasus
hanya berlaku untuk kasus tertentu serta tidak bertujuan untuk generalisaikan data atau menguji
hipotesis tertentu. Lebih memungkinkan data kasus mendalam dan komprehensif dalam
mengekspresikan suatu objek penelitian. Wilayah data kasus tergantung pada seberapa luas
penelitian kasus tertentu. Oleh karenanya data kasus bisa seluas indonesia, provinsi, kabupaten,
kecamatan, desa, dapat beberapa orang, bahkan satu orang. Dapat juga lembaga tertentu, suatu
Data ini adalah salah satu bentuk data kualitatif yang sering digunakan dalam penelitian
kualitatif. Data pengalaman individu dimaksud adalah bahwa keterangan mengenai apa yang
dialami oleh individu sebagai warga masyarakat tertentu yang menjadi objek penelitian. Data
pengalam pribadi ini sungguh sungguh sarat dengan unsur unsur subjektif sehingga kadang
kdang tidak sesuai dengan realita keadaan masyarakat yang menjadi objek penelitia. Walaupun
demikian subjektivitas tersebut dapat dipakai sebagai bagian dari realita masyarakat yang
diteliti dan bukan maksud untuk menerangkan realita masyarakat yang diteliti.
Guna dari data semacam ini adalah si peneliti dapat memperoleh suatu pandangan dari
dalam melalui reaksi, tanggapan, interprestasi dan penglihatan para warga subjek penelitian
serta memperdalam pengertian secara kualitatif mengenai detail yang tidak dapat diperoleh
melalui wawancara ataupun observasi semata. Misalnya seseorang yang sedang meneliti
2. Data Kuantitatif
Data ini lebih mudah dimengerti bila dibandingkan dengan data kualitatif. Data
kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan. Sesuai dengan bentuknya, data
kuantitatif dapat diolah atau dianalisis menggunakan teknik perhitungan matematika atau
statistika. Contoh data kuantitatif antara lain: tinggi badan, berat badan, kecepatan lari,
sepakbola dan sebagainya. Selanjutnya data kuantitatif bisa dibedakan sebagai berikut:
a. Data Nominal
Data nominal atau sering disebut juga data kategori, data yang diperoleh melalui
menunjukan perbedaan kualitatif. Walaupun data nominal dapat dinyatakan dalam bentuk
angka, namun angka tersebut tidak memiliki urutan atau makna matematis sehingga tidak dapat
dibandingkan. Ukuran nominal adalah ukuran yang paling sederhana, di mana angka yang
diberikan kepada objek mempunyai arti sebagai label saja dan tidak menunjukkan tingkatan
apa-apa. Objek dikelompokkan dalam set-set dan kepada semua anggota set diberikan angka.
Set-set tersebut tidak boleh tumpang tindih dan bersisa (mutually exclusive and exhaustive)
(Nazir, 2005:130). Logika perbandingan “>” dan “<” tidak dapat digunakan untuk
menganalisis data nominal. Operasi matematika seperti penjumlahan (+), pengurangan (-),
perkalian (x), atau pembagian (:) juga tidak dapat diterapkan dalam analisis data nominal.
Contoh data nominal antara lain: Jenis kelamin yang terdiri dari dua kategori yaitu: ( 1
: Laki-laki), ( 2 : Perempuan). Angka (1) untuk laki-laki dan angka (2) untuk perempuan hanya
merupakan simbol yang digunakan untuk membedakan dua kategori jenis kelamin. Angka-
angka tersebut tidak memiliki makna kuantitatif, artinya angka (2) pada data di atas tidak
berarti lebih besar dari angka (1), karena laki-laki tidak memiliki makna lebih besar dari
perempuan. Terhadap kedua data (angka) tersebut tidak dapat dilakukan operasi matematika
(+, -, x, : ). Misalnya (1) = laki-laki, (2) = perempuan, maka (1) + (2) ≠ (3), karena tidak ada
b. Data Diskrit
Data Diskrit adalah data dalam bentuk angka (bilangan) yang diperoleh dengan cara
membilang. Arikunto (2002:96) data dari variabel diskrit disebut data diskrit, berupa frekuensi.
Contoh data diskrit misalnya: (1) Jumlah Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Klojen sebanyak
20. (2) Jumlah siswa laki-laki di SD 1 Penanggungan sebanyak 67 orang. (3) Jumlah penduduk
di Kabupaten Ponorogo sebanyak 246.867 orang. Karena diperoleh dengan cara membilang,
c. Data kontinum
Data Kontinum adalah data dalam bentuk angka/bilangan yang diperoleh berdasarkan
hasil pengukuran. Arikunto (2002:96) data dari variabel kontinum disebut data kontinum,
berupa tingkatan, angka berjarak atau ukuran. Data kontinum dapat berbentuk bilangan bulat
atau pecahan tergantung jenis skala pengukuran yang digunakan. Contoh data kontinum
misalnya: (1) Tinggi badan Budi adalah 150,5 centimeter. (2) IQ Budi adalah 120. (3) Suhu
udara di ruang kelas 24o Celcius. Data kontinum juga dapat dipisah pisahkan seperti berikut:
1) Data Ordinal
Data ordinal adalah data yang berasal dari suatu objek atau kategori yang telah disusun
secara berjenjang menurut besarnya. Setiap data ordinal memiliki tingkatan tertentu yang dapat
diurutkan mulai dari yang terendah sampai tertinggi atau sebaliknya. Namun demikian, jarak
atau rentang antar jenjang yang tidak harus sama. Ukuran ordinal adalah angka yang diberikan
tidak hanya dikategorikan pada persamaan atau perbedaan, tetapi juga dari pernyataan lebih
besar atau lebih kecil (Saryono, 2011:39). Dibandingkan dengan data nominal, data ordinal
memiliki sifat berbeda dalam hal urutan. Terhadap data ordinal berlaku perbandingan dengan
menggunakan fungsi pembeda yaitu “>” dan “<”. Walaupun data ordinal dapat disusun dalam
Contoh jenis data ordinal antara lain: Tingkat pendidikan yang disusun dalam urutan
sebagai berikut: (1) Taman Kanak-kanak (TK), (2) Sekolah Dasar (SD), (3) Sekolah
Menengah Pertama (SMP), (4) Sekolah Menengah Atas (SMA), (5) Diploma, (6) Sarjana.
Analisis terhadap urutan data di atas menunjukkan bahwa SD memiliki tingkatan lebih tinggi
dibandingkan dengan TK dan lebih rendah dibandingkan dengan SMP. Namun demikian, data
tersebut tidak dapat dijumlahkan, misalnya SD (2) + SMP (3) ≠ (5) Diploma. Dalam hal ini,
Peringkat (ranking) siswa dalam satu kelas yang menunjukkan urutan prestasi belajar
tertinggi sampai terendah. Siswa pada peringkat (1) memiliki prestasi belajar lebih tinggi dari
2) Data Interval
Data interval adalah data hasil pengukuran yang dapat diurutkan atas dasar kriteria
tertentu serta menunjukan semua sifat yang dimiliki oleh data ordinal. Kelebihan sifat data
interval dibandingkan dengan data ordinal adalah memiliki sifat kesamaan jarak (equality
interval) atau memiliki rentang yang sama antara data yang telah diurutkan. Karena kesamaan
jarak tersebut, terhadap data interval dapat dilakukan operasi matematika penjumlahan dan
pengurangan ( +, – ). Namun demikian masih terdapat satu sifat yang belum dimiliki yaitu tidak
adanya angka Nol mutlak pada data interval. Berikut dikemukakan tiga contoh data interval,
antara lain:
ukuran derajat. Rentang temperatur antara 0 0 Celcius sampai 10 Celcius memiliki jarak
yang sama dengan 10 Celcius sampai 20 Celcius. Oleh karena itu berlaku operasi
matematik ( +, – ), misalnya 150 Celcius + 150 Celcius = 300 Celcius. Namun demikian
tidak dapat dinyatakan bahwa benda yang bersuhu 15 0 Celcius memiliki ukuran panas
separuhnya dari benda yang bersuhu 300 Celcius. Demikian juga, tidak dapat dikatakan
bahwa benda dengan suhu 00 Celcius tidak memiliki suhu sama sekali. Angka 0 0 Celcius
memiliki sifat relatif (tidak mutlak). Artinya, jika diukur dengan menggunakan
jarak yang sama dengan 110 sampai 120. Namun demikian tidak dapat dinyatakan orang
yang memiliki IQ 150 tingkat kecerdasannya 1,5 kali dari urang yang memiliki IQ 100.
c) Dalam banyak kegiatan penelitian, data skor yang diperoleh melalui kuesioner (misalnya
skala sikap atau intensitas perilaku) sering dinyatakan sebagai data interval setelah
alternatif jawabannya diberi skor yang ekuivalen (setara) dengan skala interval, misalnya:
3) Data rasio
Data rasio adalah data yang menghimpun semua sifat yang dimiliki oleh data nominal,
data ordinal, serta data interval. Data rasio adalah data yang berbentuk angka dalam arti yang
sesungguhnya karena dilengkapi dengan titik Nol absolut (mutlak) sehingga dapat
antara data rasio dengan jenis data lainnya (nominal, ordinal, dan interval) dapat dilihat dengan
a) Panjang suatu benda yang dinyatakan dalam ukuran meter adalah data rasio. Benda yang
panjangnya 1 meter berbeda secara nyata dengan benda yang panjangnya 2 meter sehingga
dapat dibuat kategori benda yang berukuran 1 meter dan 2 meter (sifat data nominal).
Ukuran panjang benda dapat diurutkan mulai dari yang terpanjang sampai yang terpendek
(sifat data ordinal). Perbedaan antara benda yang panjangnya 1 meter dengan 2 meter
memiliki jarak yang sama dengan perbedaan antara benda yang panjangnya 2 meter
dengan 3 (sifat data interval). Kelebihan sifat yang dimiliki data rasio ditunjukkan oleh
dua hal yaitu: (1) Angka 0 meter menunjukkan nilai mutlak yang artinya tidak ada benda
yang diukur; serta (2) Benda yang panjangnya 2 meter, 2 kali lebih panjang dibandingkan
dengan benda yang panjangnya 1 meter yang menunjukkan berlakunya semua operasi
matematik. Kedua hal tersebut tidak berlaku untuk jenis data nominal, data ordinal,
b) Data hasil pengukuran berat suatu benda yang dinyatakan dalam gram memiliki semua
sifat-sifat sebagai data interval. Benda yang beratnya 1 kg. berbeda secara nyata dengan
benda yang beratnya 2 kg. Ukuran berat benda dapat diurutkan mulai dari yang terberat
sampai yang terringan. Perbedaan antara benda yang beratnya 1 kg. dengan 2 kg memiliki
rentang berat yang sama dengan perbedaan antara benda yang beratnya 2 kg. dengan 3 kg.
Angka 0 kg. menunjukkan tidak ada benda (berat) yang diukur. Benda yang beratnya 2 kg,
d. Data Primer
Data primer adalah data yang langsung dan segera diperoleh dari sumber data oleh
penyidik untuk tujuan yang khusus (Surakhmad, 1982:162). Maksudnya data yang diperoleh
atau dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber datanya. Data primer disebut juga
sebagai data asli atau data baru yang memiliki sifat up to date. Untuk mendapatkan data primer,
peneliti harus mengumpulkannya secara langsung. Teknik yang dapat digunakan peneliti untuk
mengumpulkan data primer antara lain observasi, wawancara, diskusi terfokus (focus grup
e. Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data (Sugiyono, 2015:193). Maksudnya data yang diperoleh atau dikumpulkan
peneliti dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data sekunder
dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti Biro Pusat Statistik (BPS), buku, laporan, jurnal,
dan lain-lain. Pemahaman terhadap kedua jenis data di atas diperlukan sebagai landasan dalam
1) Internal data, yaitu tersedia tertulis pada sumber data sekunder. Umpama kalau pada
perusahaan, dapat berupa faktur, laporan penjualan, pengiriman, hasil riset yang lalu dan
sebagainya.
2) Eksternal data, yaitu data yang diperoleh dari sumber luar. Umpamanya data sensus dan
data registrasi, serta data yang diperoleh dari badan atau lembaga yang aktivitasnya
1. Judul Penelitian
Judul sebuah penelitian hendaknya, singkat, padat, dan jelas. Sebuah judul harus
sudah menggambarkan tujuan penelitian dari penelitian tindakan kelas sehingga terlihat
upaya peningkatan atau perubahan perilaku dengan melalui intervensi tindakan yang
akan dilakukan.
2. Pendahuluan
Bagian ini memuat: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, dan manfaat hasil penelitian. Bagian latar belakang masalah berisi gambaran
situasi yang ada yang perlu diubah, disertai fakta-fakta yang berasal dari pengamatan
guru. Selain itu, juga perlu dikemukakan argumentasi teoritik tentang tindakan yang
akan dilakukan dan perubahan yang diinginkan. Argumentasi teoritik atau alasan teoritik
ini dapat mengacu pada hasil penelitian yang relevan atau dapat juga dari teori-teori para
ahli yang relevan dengan permasalahan yang akan diungkapkan.
“Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah: apakah dengan pendekatan Cooperative Learning dan role
playing dapat: (1) meningkatkan motivasi siswa kelas VI SDN Keputran X Yogyakarta
dalam pembelajaran bahasa Jawa?, (2) meningkatkan keterampilan berbicara bahasa
Jawa ragam krama siswa kelas VI SDN Keputran X Yogyakarta?”
4. Metode Penelitian
Bagian ini tediri atas: rancangan penelitian dan prosedur penelitian. Rancangan
penelitian terdiri atas model, setting penelitian, serta jenis dan cara pengumpulan data.
Sedangkan prosedur penelitian perlu dikemukakan persiapan, pelaksanaan tindakan,
pemantauan atau monitoring dan evaluasi, serta analisis hasil dan refleksi.
5. Rencana Anggaran
Rencana anggaran yang termuat dalam proposal harus disesuaikan dengan
ketentuan dari sponsor atau penyandang dana, baik mengenai jenis kegiatan yang dapat
didanai, persentase biaya untuk setiap kegiatan, maupun besra biaya maksimal untuk
setiap kegiatandan secara keseluruhan.
6. Jadwal Penelitian
Penyajian jadwal penelitian ini sebaiknya disajikan dalam bentuk matrik agar
mudah dibaca dan dipahami.
7. Personalia Penelitian
Personalia penelitian juga harus sesuai dengan “pesan sponsor” artinya bahwa
jumlah peneliti maupun criteria bidang ilmu untuk setiap peneliti harus disesuaikan
dengan ketentuan sponsor.
8. Daftar Pustaka
Penulisan daftar pustaka harus sesuai dengan kaidah yang berlaku. Teori-teori
yang menjadi acuan referensi saja atau yang disebutkan dalam bagian proposal saja
yang ditulis dalam daftar pustaka ini, baik yang berasal dari buku-buku maupun hasil
mendownload dari internet.
9. Lampiran
Hal-hal yang harus dilampirkan antara lain adalah biodata ketua dan anggota
tim peneliti atau curriculum vitae. Juga termasuk di dalamnya adalah pengalaman
penelitian, sebaiknya yang disebutkan adalah pengalaman penelitian selama 5 tahun
terakhir dan relevan atau ada kaitannya dengan judul penelitian yang diajukan sebagai
judul proposal PTK.
Laporan penelitian tindakan kelas merupakan karya tulis ilmiah yang disusun secara
sistematis berdasarkan penelitian terhadap suatu gejala. Laporan penelitian tindakan kelas
memberikan gambaran lengkap tentang gejala yang terjadi / dialami, permasalahan yang
dihadapi dalam pembelajaran di kelas, dan upaya tindakan yang dilakukan guru di kelasnya
guna memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran. Dalam laporan penelitian tersebut,
selain permasalahan dan tindakan yang dilakukan diuraikan pula bagai mana hasilnya setelah
dilakukan tindakan-tindakan tertentu terutama pengaruhnya terhadap perbaikan dan
peningkatan mutu pembelajaran di kelas.
Laporan penelitian tidak hanya akan dibaca dan dimanfaatkan oleh peneliti itu sendiri
atau si pembuat laporan, tetapi akan dibaca dan dimanfaatkan oleh orang lain yang
memerlukannya. Orang lain tersebut dapat berupa pihak yang memberi tugas, penguji untuk
karya ilmiah dalam bentuk skripsi. thesis, dan disertasi, maupun masyarakat luas yang ingin
mengtahui hasil-hasil penelitian guna pengembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan. Oleh
karena itu laporan penelitian termasuk laporan penelitian tindakan kelas harus disusun secara
sistematis, logis dan tertata sedemikian rupa, sehingga bagian demi bagiannya mudah
ditemukan, mudah dibaca dan mudah dipahami oleh siapa pun yang memerlukannya.
Pada dasarnya sistematika laporan penelitian tindakan kelas, tidak berbeda dengan
laporan penelitian pada umumnya, yang terdiri atas bagian awal, bagian inti dan bagian akhir,
seperti terlihat pada sistematika sebagai berikut:
a. Kajian teori
b. Hasil penelitian terdahulu
3. Pelaksanaan Penelitian
a. Subyek Penelitian ( Lokasi, Waktu, mata pelajaran,
kelas, karakteristik siswa dsb.)
1. Daftar Pustaka
2. Lampiran
a. Halaman Judul
Halaman judul memuat judul penelitian, nama peneliti lokasi, subyek, waktu /tahun
dilaksanakan penelitian, dan lembaga tempat peneliti bertugas serta peruntukan apa
penelitian itu dilakukan. Halaman judul biasanya terdiri atas cover luar dan cover dalam.
Judul dirumuskan dengan kalimat yang jelas, singkat, komunikatif dan menggambarkan
upaya atau tindakan yang penting untuk perbaikan dan peningkatan mutu pembelajaran.
b. Lembar Pengesahan
Lembar pengesahan meuat tanda tangan yang menunjukkan legalitas laporan penelitian
yang terdiri atas
1) tanda tangan peneliti (ketua Peneliti),
2) tanda tangan pendamping penelitian apabila penelitian tersebut
dilaksanakan secara kolaboratif,
3) tanda tangan atasan ( Kepala sekolah, penilik atau kepala dinas), dekan
fakultas, ketua lembaga penelitian dan ain berikut stempel lembaganya
lihat contoh :
c. Abstrak
Abstrak menyajikan saripati komponen-komponen penelitian mulai dari judul,
permasalahan, tujuan, prosedur pelaksanaan penelitian, hasil temuan dan rekomendasi.
Melalui abstrak para pembaca dalam waktu yang cepat aakan memperoleh gambaran
umum dan menyeluruh tentang hasil penelitian yang dilaporkan. Abstrak yang baik
tidak lebih dari satu halaman, diketik satu spasi.
d. Kata Pengantar
Yang penting dalam kata pengantar adalah uraian yang mengantarkan para pembaca
laporan kepada permaslahan yang diteliti, dan tindakan yang dilakukan untuk
perbaikan pembelajaran. Dalam kata pengantar dapat pula disampaikan ucapan dan
terima kasih pada pihak-pihak yang telah membantu dan berkontribusi dalam
penelitian
e. Daftar Isi
Menyajikan sistematika isi laporan secara lebih rinci disertai halaman untuk setiap
bagian, judul bab dan sub-sub bab, sehingga memudahkan para pembaca untuk
mencaridan memahaminya. Apabila terdapat gambar dan tabel yang dimuat maka perlu
dicantumkan pula daftar tabel dan daftar gambar. 2. Bagian Inti /Isi Laporan
Penelitian Tindakan Kelas
a. Pendahuluan
Pendahuluan merupakan komponen awal isi laporan penelitian yang memuat
latar belakang masalah, identifikasi dan analisis masalah, perumusah masalah,
tujuan penelitian ( tujuan perbaikan), manfaat penelitian, garis besar metode
penelitian dan teknik pengumpulan serta pengolahan data, lokasi dan sampel
penelitian.
1) Latar Belakang Masalah
Latar belakang masalah berisi uraian yang menjelaskan mengapa masalah itu
timbul dan penting dipecahkan melalui penelitian. Dalam latar belakang penelitian
tindakan kelas memuat alasan yang terkait dengan kegelisahan dan kepedulian
peneliti terhadap peningkatan mutu proses pembelajaran yang sedang
dilakukannya di kelas. Disamping itu berbagai kondisi empiris di lapangan yang
mendorong dilakukannya identifikasi masalah dan perumusan masalah dan
mendorong perlunya penelitian tindakan dan peningkatan mutu pembelajaran
dilakukan. Ungkapkan pula kerugian apa yang akan timbul apabila masalah tersebut
dibiarkan tidak diteliti dan dipecahkan, dan keuntungan apa yang akan diperokleh
apabila masalah tersebut diteliti dan dipecahkan.
2) Perumusan Masalah
Hasil identifikasi dan analisis masalah yang dilakukan dengan baik akan membantu
seorang peneliti mudah merumuskan masalah yang akan diteliti. Pengetahuan yang
luas dan terpadu mengenai teori-teori dan hasil-hasil penelitian para pakar
terdahulu akan sangat membantu memudahkan merumuskan masalah yang akan
diteliti. Untuk mempermudah perumusan masalah dapat dinyatakan dalam bentuk
kalimat tanya, setelah didahului uraian tentang masslah penelitian, variabel-
variabel yang diteliti serta kaitan antar variabel.
3) Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dalam PTK terkait dengan tujuan perbaikan pembelajaran yang
nmenggambarkan hasil yang ingin dicapai setelah penelitian selesai dilakukan.
Oleh karena itu tujuan penelitian harus konsisten dengan rumusan masalah dan
sekaligus mencerminkan proses penelitiannya. Rumusan tujuan penelitian
biasanya terdiri atas tujuan umum yang menggambarkan secara singkat tentang apa
yang ingin dicapai melalui penelitian, dan tujuan khusus yang secara spesifik
dirumuskan dalam bentuk butir-butir yang mengacu pada pertanyaan-pertanyaan
penelitian.
4) Kegunaan Penelitian
Pada bagian ini cantum nilai kegunaan hasil penelitian khusunya bagi peningkatan
kualitas pembelajaran, bagi guru, bagi sekolah bahkan umumnya manfaat hasil
penelitian bagi inovasi pendidikan pada umumnya dan bnagi perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
5) Metode Penelitian
Metode penelitian yang diuraikan dalam pendahuuan ini hanya garis besarnya
yang mencakup juga garis besar teknik pengumpulan dan pengolahan data.
Cantumkan pula prosedur setiap siklus kegiatan penelitian mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, pengumpulan data, refleksi.
Pada tahap ini yang disajikan adalah cerita tentang apa yang terjadi
dalam pelaksanaan penelitian mulai dari perencanaan sampai dengan refeleksi,
berapa lama kegiatan itu dilakukan siapa yang membantu pelaksanaan
penelitian, instruimen apa yang digunakan, teknik apa yang dgunakan untuk
pengumpulan dan pengolahan dtta dan sebagainya.
Saran mesti disusun merujuk pada kesimpulan, yang merujuk pada tujuan
penelitian. Saran dapat ditujukan pada pembuat kebijakan, pengguna hasil
penelitian bersangkutan dan kepada para peneliti berikutnya yang berminat
melakukan penelitian selanjutnya.
Bagian akhir suatu laporan penelitian memuat daftar pusta dan lampiran.
b. Lampiran
Lampiran berisi semua dokumen yang digunakan dalam penelitian dan
penulisan laporannya. Misalnya lembar instrumen, pedoman observasi,
catatan lapangan, foto-foto kegiatan dan lain-lain. Setiap lampiran diberi
nomor urut sesuai dengan urutan penggunaannya. Di samping itu setiap
lampiran diberi judul lampiran.
F. Penutup
Semoga makalah berisi laporan penelitian tindkan kelas ini bermanfaat dalam rangka
meningkatkan mutu pembelajaran di kelas pada khususnya dan mutu pendidikan nasional
pada umunya.
G. Daftar Pustaka:
Joni, R. (1998). Penelitian Tindakan Kelas. Makalah dalam Penataran Calon Pelatih Proyek
Pengembangan Guru Sekolah Menengah, Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi.
McNiff, J. (1992) Action Research: Principles and Practice. London: Routledge Publication
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran