Anda di halaman 1dari 58

STUDI KASUS PERANGKAT PEMBELAJARAN

DI SD NEGERI BABAKAN LOA PADALARANG


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas
Mata Kuliah Workshop Pembelajaran SD
Yang diampu Anugrah Firdaus Ramadhan, M.Pd.

Oleh :
Dewi Hartini (21060111)
Hendriani Lesmana (21060084)
Rani Triani (21060090)
Raissa Diantina Agustine (21060107)
Rahayu Lestari (21060022)

KELAS : B3 CROSSING / LANJUTAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN SILIWANGI
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang maha mengetahui dan maha bijaksana yang
telah memberi petunjuk agama yang lurus kepada hamba-Nya dan hanya kepada-
Nya. Salawat serta salam semoga tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW
yang membimbing umat-Nya degan suri teladan-Nya yang baik.
Syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan anugerah,
kesempatan dan pemikiran kepada kami untuk dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini merupakan pengetahuan tentang Studi Kasus Perangkat
Pembelajaran, semua ini dirangkum dalam makalah ini, agar pemahaman terhadap
permasalahan lebih mudah dipahami dan lebih singkat dan akurat.
Sistematika makalah ini dimulai dari pengantar yang merupakan apersepsi
atas materi yang telah dan akan dibahas dalam bab tersebut. Selanjutnya, Pembaca
akan masuk pada inti pembahasaan dan diakhiri dengan kesimpulan, dan saran
makalah ini. Diharapkan pembaca dapat mengkaji berbagai permasalahan tentang
Studi Kasus Perangkat Pembelajaran. Akhirnya, kami penyusun mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu proses pembuatan
makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna untuk menjadi
lebih sempurna lagi kami membutuhkan kritik dan saran dari pihak lain untuk
membagikannya kepada kami demi memperbaiki kekurangan pada makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Desember 2021,

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................1
BAB II KAJIAN TEORITIS .............................................................................................3
A. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ............................................................3
B. Bahan Ajar .............................................................................................................6
C. Media Pembelajaran ...............................................................................................7
D. Lembar Kegiatan Peserta Didik ..............................................................................9
E. Evaluasi ................................................................................................................13
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ..........................................................................19
1. ANALISIS RPP ...................................................................................................19
2. ANALISIS BAHAN AJAR..................................................................................20
3. ANALISIS LKPD ................................................................................................21
4. ANALISIS MEDIA PEMBELAJARAN..............................................................22
5. HASIL ANALISIS INSTRUMEN EVALUASI ..................................................23
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN .........................................................................25
A. Kesimpulan ..........................................................................................................25
B. Saran ....................................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................27
LAMPIRAN.....................................................................................................................28

iii
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan yang mendasar bagi kehidupan manusia.
Pendidikan mampu menunjang keberlangsungan kehidupan manusia menjadi lebih baik.
Menurut Uno (2008 : 11) “pendidikan adalah proses pemberdayaan, yang diharapkan mampu
memberdayakan peserta didik menjadi manusia yang cerdas, manusia berilmu dan
berpengetahuan, serta manusia terdidik”. Oleh karena itu, melalui proses pendidikan
diharapkan mampu melahirkan peserta didik yang memiliki kemampuan dalam memecahkan
masalah, serta mampu mengembangkan potensi mereka sehingga dapat bermanfaat bagi
masyarakat.

Pendidikan terdiri dari beberapa komponen di dalamnya. Salah satu komponen dalam
pendidikan yang terpenting adalah guru. Guru memegang peran utama dalam pembangunan
pendidikan, khususnya yang diselenggarakan secara formal di sekolah. Guru juga sangat
menentukan keberhasilan peserta didik terutama dalam kaitannya dengan proses pembelajaran.
Alton dalam Gurney (2007: 90) menjelaskan bahwa “quality teaching is responsive to student
learning processes” kualitas suatu pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru 3 merupakan
kegiatan yang sesuai dengan karakteristik peserta didik dan terjadinya suatu proses
pembelajaran bagi peserta didik. Oleh karena itu, guru merupakan komponen yang paling
berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas.

Guru yang berkualitas akan selalu menyusun suatu perencanaan untuk proses
pembelajarannya, sehingga tidak ada alasan guru ketika mengajar di kelas tanpa perencanaan
pembelajaran. Salah satu aspek dalam perencanaan pembelajaran yaitu guru menyusun suatu
perangkat pembelajaran yang akan digunakan selama proses pembelajarannya. Menurut
Nazarudin (2007 : 111) perangkat pembelajaran adalah “sesuatu atau beberapa persiapan yang
disusun oleh guru baik secara individu maupun kelompok (KKG atau MGMP) agar
pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran dapat dilakukan secara sistematis dan memperoleh hasil
yang diinginkan”. Perangkat pembelajaran berfungsi untuk mempermudah guru dalam
melaksanakan atau mengelola kegiatan pembelajaran yang ada di kelas. Perangkat
pembelajaran, terdiri dari RPP, bahan ajar, media pembelajaran, LKPD dan instrument
evaluasi.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan beberapa guru di SD Negeri Babakan Loa
Padalarang bahwa tidak adanya standarisasi dari pemerintah tentang perangkat pembelajaran
1
sehingga dalam penyusunannya sesuai dengan persepsi oleh masing-masing guru. Selain itu,
tugas dan tanggung jawab guru yang banyak dalam kegiatan di kelas maupun di sekolah
sehingga guru memiliki keterbatasan waktu untuk menyusun perangkat pembelajaran sehingga
dalam penyusunan perangkat pembelajaran kurang optimal. Guru hanya terfokus pada bahan
ajar yang tersedia dari sekolah. Namun pada dasarnya, guru-guru di SD Negeri Babakan Loa
sudah memahami perangkat pembelajaran dengan baik. Pendapat mereka mengenai beberapa
hal terkait perangka pembelajaran bahwa komponen tersebut wajib dirancang dan disusun
setiap pembelajaran sesuai dengan kaidah yang berlaku.

Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti akan


menganalisis perangkat pembelajaran yang digunakan oleh guru kelas 1 di SD Negeri Babakan
Loa apakah sudah sesuai dengan pembelajaran yang inovatif atau belum.

2
BAB II
KAJIAN TEORITIS

A. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


Kegiatan proses belajar mengajar harus menggunakan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) agar proses belajar mengajar memenuhi syarat dalam mengajar.
Sebagaimana dijelaskan oleh Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana (2012 hml.120,) Rencana
pelaksanaan pembelajaran adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan
pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai suatu kompetensi dasar yang ditetapkan
dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus. Lingkup rencana pembelajaran paling luas
mencangkup satu kompotensi dasar yang terdiri atas 1 indikator atau beberapa indikator
untuk satu kali pertemuan atau lebih. guru merancang penggalan RPP untuk setiap
pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan .

Sebagaimana dalam permendikbud No 22 (2016 hlm.6) Rencana Pelaksanaan


Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu
pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan
pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap
pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan
sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat,
dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. RPP disusun berdasarkan KD atau
subtema yang dilaksanakan kali pertemuan atau lebih.

Berdasarkan dua teori di atas dapat disimpulkan bahwa RPP adalah rencana kegiatan
untuk satu pertemuan atau lebih untuk mencapai suatu kompetensi.

• Prinsip Prinsip Penyusunan RPP


Sebagaimana dalam Permendikbud No 22 (2016 hml.7 ) adalah Prinsip
Penyusunan RPP dalam menyusun RPP hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai
berikut:
1. Perbedaan individual peserta didik antara lain kemampuan awal, tingkat intelektual,
bakat, potensi, minat, motivasi belajar, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar,

3
kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau
lingkungan peserta didik.
2. Partisipasi aktif peserta didik.
3. Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar, motivasi, minat,
kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi dan kemandirian.
4. Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk mengembangkan
kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai
bentuk tulisan.
5. Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan program pemberian
umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.
6. Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, indicator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam
satu keutuhan pengalaman belajar.
7. Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas
aspek belajar, dan keragaman budaya.
8. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif
sesuai dengan situasi dan kondisi.
Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa prinsip prinsip RPP adalah :
1. Perbedaan individual peserta didik.
2. Partisipasi aktif peserta didik.
3. Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP.
4. Keterkaitan dan keterpaduan.
5. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi.
• Karakteristik RPP
Sebagaimana dalam Permendikbud No 22 Tahun 2016, karakteristik rencana
pembelajaran dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar siswa dalam
upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP
secara lengkap dan 15 sistematis agar pembelajaran berlangsung secara intektif, inspiratif,
menyenangkan menantang, memotivatisi siswa untuk berpartisipasi akti,serta memberikan
ruang yang cukup bagi perkasa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat,
dan perkembangan fisik serta psikologis siswa.
Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa karakteristik rencana
pelaksanaan pembelajaran merupakan suatu proses dalam pembelajaran yang Sesuai dengan
Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup pengembangan ranah sikap,
4
pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan. Ketiga
ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan (proses psikologis) yang berbeda.
Sikap diperoleh melalui aktivitas “menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan
mengamalkan”. Guru merancang penggalan rencana pelaksanaan pembelajaran untuk setiap
pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan disatuan pendidikan.
• Langkah Langkah Penyusunan RPP
Sebagaimana dalam Permendikbud No 22 Tahun 2016 langkah penyusunan RPP
adalah:
1. Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan;
2. Identitas mata pelajaran atau tema/subtema;
3. Kelas/semester;
4. Materi pokok;
5. Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban
belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus dan
KD yang harus dicapai;
6. Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan kata
kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan;
7. Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi;
8. Materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan
ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian kompetensi
9. Metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang disesuaikan dengan karakteristik
peserta didik dan KD yang akan dicapai;
10. Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk menyampaikan
materi pelajaran;
11. Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar, atau
sumber belajar lain yang relevan;
12. Langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan, inti, dan
penutup; dan
13. Penilaian hasil pembelajaran.

Dari teori di atas dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah penyusunan RPP adalah
:

5
1. Identitas sekolah.
2. Mata pelajaran atau tema atau subtema.
3. Kelas atau semester.
4. Materi pokok.
5. Alokasi waktu.
6. Tujuan pembelajaran.
7. Kompetensi dasar dan indicator.
8. Langkah-langkah pembelajaran.
9. Metode pembelajaran.
10. Media dan sumber belajar.
11. Penutup.

B. Bahan Ajar
Bahan ajar merupakan seperangkat materi yang disusun secara sistematis untuk
dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Menurut Hamdani (2011:120), bahan ajar
adalah segala bentuk bahan atau materi yang disusun secara sistematis yang digunakan
untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan proses pembelajaran sehingga
tercipta lingkungan atau suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar. Kemudian
Kemendiknas (2011:2) menjelaskan bahwa bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang
digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Pendapat lain
dikemukakan oleh Ahmad (2012:102) bahwa bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks
yang diperlukan guru untuk perencanaan dan penelaahan implementasi seperangkat
pembelajaran. Bahan ajar dapat dituangkan dalam bentuk hand out, modul, buku, video,
kaset, dan lain-lain.

Pengembangan bahan ajar memiliki beberapa tujuan, sebagaimana dikemukakan


oleh Hamdani (2011:122) bahwa terdapat beberapa tujuan bahan ajar, yaitu :

1. membantu setiap siswa dalam mempelajari sesuatu,


2. menyediakan berbagai jenis pilihan bahan ajar,
3. memudahkan guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran,
4. agar proses pembelajaran menjadi lebih menarik.
Berdasarkan tujuan tersebut, maka sebuah bahan ajar harus memiliki komponen-
komponen tertentu yang saling terkait satu sama lain. Hamdani (2011:122) menjelaskan
beberapa komponen yang terdapat pada suatu bahan ajar di antaranya:

6
1. judul, mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, dan tujuan
pembelajaran,
2. petunjuk belajar (petunjuk siswa dan guru), berisi tentang penjelasan cara penggunaan
suatu bahan ajar yang akan dipelajari dalam sebuah proses pembelajaran,
3. informasi pendukung,
4. lembar kerja, dan
5. evaluasi.

Dengan demikian bahan ajar yang dimaksud di sini adalah berupa seperangkat
materi yang dikembangkan modul dengan memperhatikan komponen-komponen yang ada
didalamnya.

C. Media Pembelajaran
Kata media adalah bentuk jamak dari kata medium yang berasal daribahasa Latin
yang berarti pengantar atau perantara. Dalam konteks belajar dan pembelajaran, media
dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan atau materi ajar dari
guru sebagai komunikator kepada siswa sebagai komunikan dan sebaliknya. Ada juga yang
mengartikan media sebagai alat bantu mengajar atau teaching aids. Oleh sebab itu,
sekalipun telah tersedia media pembelajaran, masih diperlukan guru, teknik, metoda, dan
sarana serta prasarana lain termasuk dukungan lingkungan untuk menciptakan komunikasi
untuk penyampaian pesan pembelajaran dengan berhasil sebagaimana direncanakan oleh
guru. Media berperan penting dalam proses pembelajaran, dengan media yang tepat guna
siswa mampu menyerap materi dengan cepat.

Gagne (dalam Sadiman, 2008:6) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis
komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Sementara itu
Briggs (Sadiman, 2008:6) berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat
menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar seperti buku, film, kaset, dan film
bingkai.

Sedangkan Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education Association/ NEA)


memiliki pengertian yang berbeda. Media adalah bentukbentuk komunikasi baik tercetak
maupun audio visual serta peralatannya. Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat
dilihat, didengar dan dibaca. Apapun batasan yang diberikan, ada persamaan diantara
batasan tersebut yaitu bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran,

7
perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar
terjadi.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa media


pembelajaran adalah alat untuk menyampaikan pesan pembelajaran dari guru kepada siswa
agar dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa, sehingga dapat terjadi
proses belajar yang efektif guna mencapai tujuan pembelajaran.

• Manfaat Penggunaan Media Pembelajaran


Dalam Pedoman Penatar Pekerti-AA yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi-Departemen Pendidikan Nasional disebutkan ada delapan manfaat media
dalam penyelenggaraan belajar dan pembelajaran yaitu:
1. Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan.
2. Proses intruksional lebih menarik.
3. Proses belajar lebih interaktif.
4. Jumlah waktu belajar-mengajar dapat dikurangi.
5. Kualitas belajar dapat ditingkatkan.
6. Proses belajar dapat terjadi kapan dan dimana saja.
7. Meningkatkan sikap positif siswa terhadap proses dan bahan belajar.
8. Peran pengajar dapat berubah ke arah positif dan produktif.

Selain itu, manfaat media juga secara tidak langsung dapat dijadikan sebagai
skenario yang mengarahkan jalannya proses belajar dan pembelajaran sebagaimana
direncanakan, dan bahan ajar dapat disiapkan sebelumnya sehingga dapat lebih disesuaikan
dengan tujuan pembelajaran.

• Jenis-jenis Media Pembelajaran

Secara garis besar media belajar dan pembelajaran dapat dibedakan ke dalam empat
kelompok:

1. Media Visual

Media ini menampilkan materi pembelajaran dalam bentuk sesuatu yang dapat
dilihat oleh mata manusia.Berdasarkan teknologinya alat media visual dibedakan atas
media visual non-elektrik atau non elektronik (papan tulis, white board, poster, dsb.)
dan media visual elektrik atau elektronik (slide projector, overhead projector atau OHP,
dsb.).

8
2. Audio

Media ini menampilkan materi pembelajaran dalam bentuk sesuatu yang dapat
didengar oleh telinga manusia. Berdasarkan teknologinya alat media audio dibedakan
atas media audio non-elektrik atau non elektronik (gitar, harmonika, seruling, dsb.) dan
media audio elektrik atau elektronik (amplifier, radio, tape recorder, CD player, dsb.).

3. Audio visual

Media ini menampilkan materi pembelajaran dalam bentuk sesuatu yang dapat
didengar oleh telinga dan dilihat oleh mata manusia. Pada beberapa jenis peralatan
audio visual gambar yang ditampilkan juga dapat bergerak. Contoh dari peralatan media
audio visual yaitu slide projector, yang dipadukan dengan tape recorder, televisi, film
strip projector, video player, DVD player, dan computer.

4. Multimedia

Media ini menampilkan materi pembelajaran dengan teknik yang memadukan


semua keunggulan peralatan media audio dan visual dengan berbagai teknik penyajian
yang memanfaatkan teknologi komputer dan LCD Projector sebagai peralatan
utamanya.Contoh dari media ini yaitu animasi dari internet, adobe flash, dsb.

Kriteria yang paling utama dalam pemilihan media bahwa media harus
disesuaikan dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai. Contoh:
bila tujuan atau kompetensi siswa bersifat menghafalkan kata-kata tentunya media audio
yang tepat untuk digunakan. Jika tujuan atau kompetensi yang dicapai bersifat
memahami isi bacaan maka media cetak yang lebih tepat digunakan. Jika tujuan
pembelajaran bersifat motorik (gerak dan aktivitas), maka media film dan video bisa
digunakan. Di samping itu, terdapat kriteria lainnya yang bersifat melengkapi
(komplementer), seperti biaya, ketepatgunaan, keadaan siswa, ketersediaan, dan mutu
teknis.

D. Lembar Kegiatan Peserta Didik


Lembar Kegiatan Peserta Didik atau yang disingkat dengan LKP adalah salah satu
bagian dari perangkat pembelajaran. Dalam proses pembelajaran dibutuhkan LKPD sebagai
komponen penting yang dikembangkan oleh guru untuk peserta didik. Menurut (Daryanto,
2014:175) LKPD merupakan lembaran-lembaran yang berisikan tugas yang harus
dikerjakan oleh peserta didik. Menurut (Ozmen dan Yildirim, 2011: 4) LKPD merupakan

9
lembaran yang berisi bahan-bahan untuk peserta didik agar lebih aktif dan dapat mengambil
makna dari proses pembelajaran. Menurut (Trianto, 2009: 73) LKPD merupakan
pemahaman yang digunakan untuk menyelidiki dan menyelesaikan masalah.

Berdasarkan pernyataan para ahli, LKPD sangat dibutuhkan peserta didik dalam
proses pembelajaran. Peserta didik tidak hanya mendengarkan penjelasan dari guru, tetapi
juga melakukukan kegiatan pengamatan, percobaan, mengidentifikasi dan juga mencatat
hasil penelitian pada LKPD.

• Fungsi LKPD
LKPD merupakan bahan ajar yang memiliki fungsi, menurut (Djamarah dan
Zain, 2009: 57). Fungsi LKPD sebagai berikut :
1. Sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang efektif.
2. Sebagai alat bantu untuk melengkapi proses pembelajaran supaya lebih menarik
perhatian peserta didik.
3. Untuk mempercepat proses pembelajaran dan membantu peserta didik cepat menangkap
pengertian yang diberikan guru.
4. Peserta didik tidak hanya mendengar uraian dari guru tetapi lebih aktif dalam
pembelajaran.
5. Menumbuhkan cara berfikirpeserta didik yang berkesinambungan dan teratur.
6. Untuk meningkatkan mutu belajar mengajar, hasil belajar yang dicapai peserta didik
akan diingat dan tahan lama sehingga pembelajaran mempunyai nilai tinggi.
• Tujuan LKPD
LKPD merupakan bahan ajar yang mempunyai tujuan penting, terdapat empat
poin yang penting dalam tujuan peyusunan LKPD menurut (Prastowo, 2014: 206), yaitu :
1. Menyajikan bahan ajar yang memudahkan peserta didik untuk memberi interaksi
terhadap materi yang diberikan.
2. Menyajikan tugas-tugas yang meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap materi
yang diberikan.
3. Melatih sikap kemandirian peserta didik.
4. Memudahkan guru dalam memberikan tugas-tugas kepada peserta didik.

Berdasarkan penjelasan diatas, tujuan dari penyusunan LKPD dalam proses


pembelajaran yaitu sebagai langkah-langkah memahami materi secara urut untuk mencapai
tujuan pembelajaran dan meningkatkan pemahaman materi dalam pembelajaran.

10
• Sistematika LKPD
Terdapat enam unsur dan format dalam penyusunan LKPD menurut (Prastowo,
2014: 208), sebagai berikut :
1. Judul
2. Petunjuk belajar
3. Komponen yang akan dicapai
4. Informasi pendukung
5. Tugas atau langkah-langkah kerja
6. Penelitian

Sedangkan struktur LKPD menurut (Abdurrahman 2015: 96) yaitu:

1. judul kegiatan, tema, subtema, kelas, semester;


2. tujuan pembelajaran yang sesuai dengan KD;
3. alat dan bahan;
4. langkahlangkah kerja;
5. tabel data; dan
6. pertanyaan-pertanyaan diskusi.

Format LKS yang dikembangkan sesuai dengan silabus dan RPP yang berpedoman
pada Peraturan Pemerintahan No. 65 tahun 2013 tentang Standart proses. Dari uraian diatas,
disimpulkan bahwa LKPD merupakan lembaran-lembaran yang berisikan tugas yang harus
dikerjakan peserta didik dan dilengkapi dengan petunjuk dan langkah-langkah untuk
meningkatkan kemampuan yang diharapkan. Sedangkan sistematis LKPD yang digunakan
dalam penelitian ini adalah menurut (Prastowo, 2014: 208) meliputi judul, petunjuk belajar,
kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung, tugas atau langkah-langkah kerja, dan
penilaian.

• Kriteria Kualitas LKPD


LKPD mempunyai peran yang penting dalam pembelajaran. LKPD merupakan,
pedoman yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran dan pemberian tugas-tugas kepada
peserta didik, sehingga LKPD harus menarik bagi peserta didik. Maka dari itu, ada
beberapa hal yang harus diperhatikan, Menurut Arsyad (2011: 87-91) LKPD yang baik
harus memenuhi syarat-syarat, yaitu:
1. Konsistensi, seperti menggunakan format yang konsisten disetiap halaman.

11
2. Format, seperti pada paragraf panjang menggunakan wajah satu kolom, paragraf tulisan
pendek menggunakan wajah kolom lebih sesuai.
3. Organisasi, seperti susunan teks informasi mudah diperoleh oleh peserta didik.
4. Daya tarik, seperti memperkenalkan setiap bab atau bab baru dengan cara berbeda.
5. Ukuran huruf, pilihlah ukuran huruf yang sesuai dengan peserta didik dan
lingkungannya, menghindari penggunaan huruf kapital untuk keseluruhan teks.
6. Ruang (spasi) kosong, seperti ruang sekitar judul, batas tepi, margin, kolom atau spasi,
penyesuaian spasi antar baris dan spasi antar paragraf.

Sedangkan menurut (Ibrahim, 2012: 212), bahwa LKPD harus memenuhi


persyaratan pedagogic, konstruksi, dan teknik yang digambarkan dalam tabel berikut :

1. Syarat pedagogik yaitu memberi tekanan pada proses penemuan konsep atau petunjuk
untuk mencari tahu.
2. Syarat konstruksi yaitu menggunakan bahasa yang sesuai tingkat perkembangan peserta
didik. Menggunakan struktur kalimat yang sederhana, jelas dan singkat (tidak berbelit-
belit). Memiliki tujuan yang jelas, urutan yang sistematik dan memiliki identitas yang
jelas untuk memudahkan pengadministrasian.
3. Syarat teknis yaitu menggunakan huruf yang tebal dan sesuai untuk topic. Jumlah kata
lebih dari 10 dalam satu baris, dan terdapat gambar yang jelas dan detail yang sehingga
menyampaikan pesan secara efektif. Tampilan disusun sedemikian rupa sehingga dapat
menarik dan menyenangkan bagi peserta didik.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa LKPD harus memenuhi


syarat. Oleh karena itu, pemenuhan syarat harus disiapkan sebelum membuat LKPD
berlangsung. Syarat menjadi rambu-rambu bagi peserta didik dalam membuat LKPD.

• Langkah-langkah Penyusunan LKPD


Penyusunan LKPD harus berkesinambungan dengan silabus dan RPP. Hal ini
sesuai dengan pendapat (Suyanto, Paidi, dan Wilujeng, 2011: 7) yang menyatakan bahwa
dalam menyusun LKPD harus memperhatikan langkah-langkah berikut :
1. Melakukan analisis kurikulum; kompetensi dasar; indikator, dan materi pembelajaran
serta alokasi waktu.
2. Menganalisis silabus dan memilih kegiatan belajar yang sesuai dengan analisis KD dan
indikator. (c) Menganalisis RPP dan menentukan langkah-langkah kegiatan. (d)
Menyusun LKPD sesuai dengan kegiatan dalam RPP.

12
Berdasarkan penyataan diatas, kami menyimpulkan bahwa penyusunan LKPD
harus memperhatikan langkah-langkah yang tepat. Dalam penyusunan LKPD juga harus
memperhatikan struktur atau format supaya LKPD yang dibuat lebih menarik.
Penyusunan LKPD yang digunakan pada penelitian ini menggunakan penyusunan
LKPD menurut (Prastowo, 2014: 211-215) karena langkah-langkah tersebut praktis,
terstruktur dan sistematis.

E. Evaluasi
Istilah evaluasi (evaluation) menujuk pada suatu proses untuk menentukan nilai dari
suatu kegiatan tertentu (H.M. Sulthon, Moh. Khusnuridlo, 2006). Evaluasi berarti
penentuan sampai seberapa jauh sesuatu berharga, bermutu, atau bernilai. Evaluasi terhadap
hasil belajar yang dicapai oleh siswa dan terhadap proses belajar mengajar mengandung
penilaian terhadap hasil belajar atau proses belajar itu, sampai beberapa jauh keduanya
dapat dinilai baik. Sebenarnya yang dinilai hanyalah proses belajar mengajar, tetapi
penilaian atau evaluasi itu diadakan melalui peninjauan terhadap hasil yang diperoleh siswa
setelah mengikuti proses belajar mengajar dan melalui peninjauan terhadap perangkat
komponen yang sama-sama membentuk proses belajar mengajar (Winkel, 2004).

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang


Sistem Pendidikan Nasional Pasal 57 ayat (1), evaluasi dilakukan dalam rangka
pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara
pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, diantaranya terhadap peserta didik,
lembaga, dan program pendidikan.

Dalam arti luas, evaluasi adalah suatu proses merencanakan, memperoleh, dan
menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif
keputusan. Sesuai dengan pengertian tersebut maka setiap kegiatan evaluasi atau penilaian
merupakan suatu proses yang sengaja direncanakan untuk memperoleh informasi atau data;
berdasarkan data tersebut kemudian dicoba membuat suatu keputusan (M. Ngalim
Purwanto, 1994).

Evaluasi hasil belajar diartikan sebagai suatu tindakan atau suatu proses untuk
menetukan nilai keberhasilan belajar seseorang setelah ia mengalami proses belajar selama
satu periode tertentu.26(H.M. Sulthon, Moh. Khusnuridlo).

Terdapat perbedaanantara penilaian dan pengukuran, namun keduanya tidak dapat


dipisahkan. Bila evaluasi menunjuk pada suatu tindakan proses untuk menentukan nilai
13
sesuatu, maka pengukuran merupakan suatu tindakan atau proses untuk menentukan luas
atau kuantitas dari sesuatu. Jadi pengukuran dilakukan memberikan jawaban terhadap
pertanyaan “how much”, sedangkan penilaian dilakukan untuk memberikan jawaban
terhadap pertanyaan “what value”

Kata dasar “pembelajaran” adalah belajar. Dalam arti sempit pembelajaran dapat
diartikan sebagai suatu proses atau cara yang dilakukan agar seseorang dapat melakukan
kegiatan belajar. Sedangkan belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku karena
interaksi individu dengan lingkungan dan pengalaman. Istilah “pembelajaran” (instruction)
berbeda dengan istilah “pengajaran” (teaching). Kata “pengajaran” lebih bersifat formal dan
hanya ada di dalam konteks guru dengan peserta didik dikelas/sekolah, sedangkan kata
“pembelajaran” tidak hanya ada dalam konteks guru dengan peserta didik di kelas secara
formal, akan tetapi juga meliputi kegiatan-kegiatan belajar peserta didik di luar kelas yang
mungkin saja tidak dihadiri oleh guru secara fisik.( Zainal Arifin, 2012).

Kata “pembelajaran” lebih menekankan pada kegiatan belajar peserta didik secara
sungguh-sungguh yang melibatkan pada kegiatan belajar peserta didik secaa sungguh-
sungguh yang melibatkan aspek intelektual, emosional, dan sosial, sedangkan kata
“pengajaran” lebih cenderung pada kegiatan mengajar guru di kelas. Dengan demikian, kata
“pembelajaran” ruang lingkupnya lebih luas daripada kata “pengajaran”. Dalam arti luas,
pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan sistemik, yang bersifat
interaktif dan komunikatif antara pendidik (guru) dengan peserta didik, sumber belajar dan
lingkungan untuk menciptakan suatu kondisi yang memungkinkan terjadinya tindakan
belajar peserta didik, baik di kelas maupun di luar kelas, dihadiri guru secara fisik atau
tidak, untuk menguasai kompetensi yang telah ditentukan.

Dengan demikian pengertian dari evaluasi pembelajaran adalah suatu proses atau
kegiatan yang sistematis, berkelanjutan, dan menyeluruh dalam rangka pengendalian,
penjaminan, dan penetapan kualitas (nilai dan arti) pembelajaran terhadap berbagai
komponen pembelajaran, berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu, sebagai bentuk
pertanggungjawaban guru dalam melaksanakan pembelajaran. Permendikbud 66 tahun
2013 tentang Standar Nasional Pendidikan terdiri atas delapan standar, salah satunya adalah
Standar Penilaian yang bertujuan untuk menjamin (Permendikbud No. 66, 2013) :

1. Perencanaan penilaian peserta didik sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai dan
berdasarkan prinsip-prinsip penilaian;

14
2. Pelaksanaan penilaian peserta didik secara profesional, terbuka, edukatif, efektif,
efisien, dan sesuai dengan konteks sosial budaya; dan
3. Pelaporan hasil penilaian peserta didik secara objektif, akuntabel, dan informatif
• Tujuan Evaluasi
Tujuan utama melakukan evaluasi dalam pembelajaran adalah untuk mendapatkan
informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan instruksional oleh siswa
sehingga dapat diupayakan tindak lanjutnya. Tindak lanjut termaksud merupakan fungsi
evaluasi dan dapat berupa (Daryanto, 1999) :
1. Penempatan pada tempat yang tepat
2. Pemberian umpan balik
3. Diagnosis kesulitan belajar siswa
4. Penentuan kelulusan
Adapun tujuan evaluasi pembelajaran adalah menurut (Agus Maimun, Agus Zaenul
Fitri, 2010) :
1. Untuk mengadakan diagnosis
2. Untuk merevisi kurikulum
3. Untuk mengadakan perbandingan
4. Untuk mengantisipasi kebutuhan Pendidikan
5. Untuk menetapkan apakah tujuan pendidikan sudah tercapai atau belum.

Dengan demikian tujuan evaluasi adalah untuk memperbaiki cara belajar mengajar,
mengadakan perbaikan dan pengayaan bagi anak didik serta menempatkan anak didik pada
situasi belajar mengajar yang lebih tepat sesuai dengan tingkat kemampuan yang
dimilikinya. Tujuan lainnya adalah untuk memperbaiki atau mendalami dan memperluas
pelajaran dan yang terakhir adalah untuk memberikathukan/ melaporkan kepada orang tua/
wali peserta didik mengenai penentuan kenaikan kelas dan penentuan kelulusan peserta
didik.

• Fungsi Evaluasi Pembelajaran


Fungsi evaluasi di dalam pendidikan tidak dapat dilepaskan dari tujuan evaluasi
itu sendiri. Tujuan evaluasi pendidikan ialah untuk mendapat data pembuktian yang akan
menunjukkan sampai mana tingkat kemampuan dan keberhasilan siswa dalam pencapaian
tujuan-tujuan kurikuler.

15
Disamping itu, juga dapat digunakan oleh guru-guru dan para pengawas
pendidikan untuk mengukur atau menilai sampai mana keefektifan pengalaman-pengalaman
mengajar, kegiatan-kegiatan belajar, dan metodemetode mengajar yang digunakan.
Fungsi evaluasi dalam pendidikan dan pengajaran dapat dikelompokkan menjadi
empat fungsi, menurut (M. Ngalim Purwanto) yaitu :
1. Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan serta keberhasilan siswa setelah
mengalami atau melakukan kegiatan belajar selama jangka waktu tertentu. Hasil
evaluasi yang diperoleh itu selanjutnya dapat digunakan untuk memperbaiki cara belajar
siswa (fungsi formatif) dan untuk mengisi rapor, yang berarti pula untuk menentukan
kenaikan kelas atau lulus tidaknya seorang siswa dari suatu lembaga Pendidikan tertentu
(sumatif).
2. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program pengajaran. Pengajaranmsebagai suatu
sistem terdiri atas beberapa komponen yang saling berkaitan satu sama lain. Komponen
yang dimaksud antara lain adalah tujuan, materi atau bahan pengajaran, metode dan
kegiatan belajar mengajar, alat dan sumber pelajaran, dan prosedur serta alat evaluasi.
3. Untuk keperluan Bimbingan dan Konseling (BK). Hasil-hasil evaluasi yang telah
dilaksanakan oleh guru terhadap siswanya dapat dijadikan sumber informasi atau data
bagi pelayanan BK oleh para konselor sekolah atau guru pembimbing lainnya.
4. Untuk keperluan pengembangan dan perbaikan kurikulum sekolah yang bersangkutan.
Seperti telah dikemukakan di muka, hampir setiap saat guru melaksanakan kegiatan
evaluasi dalam rangka menilai keberhasilan belajar siswa dan menilai program
pengajaran, yang berarti pula menilai isi atau materi pelajaran yang terdapat di dalam
kurikulum.
Evaluasi berfungsi untuk mengetahui taraf kesiapan peserta didik pada
kelompok tertentu, sesuai kemampuan dan kecakapan masing-masing, juga untuk
mengetahui taraf kesiapan peserta didik untuk menempuh program pendidikan, dan untuk
memberikan laporan tentang kemajuan peserta didik kepada orang tua, pejabat pemerintah
yang berwenang, kepala sekolah, guru-guru, dan peserta didik itu sendiri.
• Jenis Evaluasi Pembelajaran
Sebagai suatu program, evaluasi pembelajaran dibagi menjadi lima jenis yaitu:
1. Evaluasi perencanaan dan pengembangan. Hasil evaluasi ini sangat diperlukan untuk
mendesain program pembelajaran. Sasaran utamanya adalah memberikan bantuan tahap
awal dalam penyusunan program pembelajaran.

16
2. Evaluasi monitoring, yaitu untuk memeriksa apakah program pembelajaran mencapai
sasaran secara efeltif dan apakah program pembelajaran terlaksana sebagaimana
mestinya. Hasil evaluasi ini sangat baik untuk mengetahui kemungkinan pemborosan
sumbersumber dan waktu pelaksanaan pembelajaran, sehing dapat dihindarkan.
3. Evaluasi dampak, yaitu untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan oleh suatu
program pembelajaran. Dampak ini dapat diukur berdasarkan kriteria keberhasilan
sebagai indikator ketercapaian tujuan program pembelajaran.
4. Evaluasi efisiensi-ekonomis, yaitu untuk menilai tingkat efisiensi program
pembelajaran. Untuk itu, diperlukan perbandingan antara jumlah biaya, tenaga dan
waktu yang diperlukan dalam program pembelajaran dengan program lainnya yang
memiliki tujuan yang sama.
5. Evaluasi program komprehensif, yaitu untuk menilai program pembelajaran secara
menyeluruh, seperti pelaksanaan program, dampak program, tingkat keefektifan dan
efesiensi.
• Teknik Evaluasi Pembelajaran
Secara garis besar, teknik evaluasi yang digunakan dapat digolongkan menjadi dua
macam, antara lain:
1. Teknik tes
Tes merupakan suatu alat pengumpul informasi tetapi jika dibandingkan dengan
alat-alat yang lain, tes lebih bersifat resmi karena penuh dengan batasan-batasan.
Ditinjau dari segi kegunaan untuk mengukur peserta didik tes dapat dibedakan menjadi
tiga macam antara lain:

a). Tes Diagnostik

Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-


kelemahan siswa sehingga berdasarkan kelemahankelemahan tersebut dapat
dilakukan pemberian perlakuan yang tepat.

b).Tes Formatif

Dari kata “form” yang merupakan kata dasar dari istilah “formatif” maka
evaluasi formatif dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk
setelah mengikuti suatu program tertentu.

c). Tes Sumatif

17
Tes sumatif dilaksanakan setelah berakhirnya pemberian sekelompok program
atau sebuah program yang lebih besar.

2. Teknik Non Tes


Ada beberapa teknik non tes dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran yaitu:

a). Skala Bertingkat (Rating Scale)

Skala menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka terhadap suatu hasil
pertimbangan

b). Kuesioner (Questionaire)

Kuesioner juga sering dikenal dengan angket. Pada dasarnya kuesioner adalah
sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diuukur
(responden).

c). Daftar Cocok (Check List)

Daftar cocok adalah deretan pertanyaan (yang baisanya singkat-singkat), dimana


responden yang dievaluasi tinggal mebubuhkan tanda (√) di tempat yang sudah
disediakan.

d). Wawancara (Interview)

Wawancara adaah suatu cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari
responden dengan Tanya jawab sepihak. Dikatakan sepihak karena dalam wawancara
ini responden tidak diberi kesempatan sama sekali untuk mengajukan pertanyaan.
Dan pertanyaan hanya diajukan oleh subjek evaluasi.

e). Pengamatan (Observation)

Pengamatan atau observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara
mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis.

f). Riwayat Hidup

Riwayat hidup adalah gambaran tentang keadaan seseorang selama dalam


kehidupannya. Dengan mempelajari riwayat hidup, maka subjek evalausi akan dapat
menarik kesimpulan tentang kepribadian, kebiasaan dan sikap dari objek yang
dimulai.

18
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. ANALISIS RPP
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan pada rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) yang dibuat oleh Eli Reliana, S.Pd, maka diperoleh data sebagai berikut:

Karakteristik
No Unsur RPP Pembelajaran Keterangan
Inovatif

1 Indikator Pencapaian Harus berbasis Tidak terdapat Indikator


Kompetensi HOTS Pencapaian Kompetensi

2 Tujuan Pembelajaran Ada Kolaborasi, Tujuan Pembelajaran tidak


HOTS, ICT, berkolaborasi HOTS, ICT,
Karakter,ABCD Karakter, dan ABCD

3 Pemilihan Ada Kolaborasi Tidak terdapat pemilihan


Strategi/Metode/Pendekatan strategi/Metode/Pendekatan

4 Langkah KBM Kolaborasi, Tidak terdapat langkah


HOTS, ICT, 4C, KBM
Literasi, Karakter

5 Media/Sumber Belajar ICT Media/ Sumber Belajar


tidak sesuai dengan ICT

6 Penilaian HOTS Tidak terdapat langkah


penilaian

Pertama, tidak terdapat indikator pencapaian kopentensi. Indikator merupakan


perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian Kompetensi
Dasar (KD) tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pendukung dapat
membantu peserta didik memahami indikator kunci. Kedua perumusan tujuan pembelajaran tidak
mencakup adanya kolaborasi, HOTS, ICT, Karakter,dan ABCD. Ketiga RPP tidak terdapat
pemilihan strategi/metode/ pendekatan. Empat pada langkah KBM yang terdapat pada RPP
yang kami analisi tidak terdapat langkah KBM. Lima Media/Sumber Belajar. Media yang
dianalisis dalam rpp ini adalah seharusnya tidak disatukan dengan bahan ajar. Keenam
penilaian. RPP yang kami analisis tidak terdapat penilaian. Seharusnya menggunakan
berbagai ukuran, metode, kriteria yang sesuai dengan karakteristik dan esensi pengalaman
belajar dan juga penilai harus bersifat holistik yang mencakup semua aspek.

19
2. ANALISIS BAHAN AJAR

Berikut hasil analisis terkait bahan ajar kelas 1 yang dibuat dan digunakan oleh salah

satu guru di SD Negeri Babakan Loa Padalarang :

No Unsur Bahan Ajar Keterangan


1 Susunan Tampilan Susunan RPP tema 3 subtema 3 mencakup
kompetinsi inti (KI), kompetensi dasar
(KD), tujuan pembelajaran, materi
pembelajaran, dan evaluasi.
2 Bahasa yang Mudah dipahami Bahan ajar tema 3 subtema 3 bahasa mudah
di pahami karena berkesinambungan
dengan kegiatan sehari-hari siswa.
3 Mengandung stimulus yang menarik dan Susunan bahan ajar tema 3 mengandung
kontekstual stimulus yang menarik untuk anak-anak
lebih semangat dalam mejalankan kegiatan
di pagi hari mendorong siswa untuk ingin
tahu terhadap dirinya sendiri.
4 Kemudahan dibaca Memahami pengetahuan factual dengan
cara mengamati mendenger, melihat,
membaca atau mengeja kata untuk siswa
lebih mudah membaca teks.
5 Kecukupan Konten Materi Kecukupan konten materi bahan ajar
terdapat pada Kompetensi inti (KI), Tujuan
pembelajaran, materi pembelajaran dan
evalusi yang terdapat pada bahan ajar tema
3 subtema 3

Berdasarkan hasil penelitian terkait Bahar Ajar pada tema 3 subtema 3 yang dibuat dan
digunakan oleh guru di SD tersebut memiliki 4 komptensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD)
yang mencakup menentukan kosakata yang berkaitan dengan peristiwa siang dan malan melalui
teks pendek. Bahasa yang mudah di pahami karena berhubungan dengan kegiatan sehari-hari
yang di lakukan siswa pada pagi hari.

Pada analisis bahan ajar kami menemukan bahwa bahan ajar yang digunakan sudah
sesuai dengan aturan yang menampilkan semua unsur unsur dalam bahan ajar seperti KI, KD
nya sudah lengkap, bahasa yang mudah dipahami, mengandung stimulus yang menarik dan
konstektual, kemudahan dibaca dan kecukupan materi.

20
3. ANALISIS LKPD
Berikut hasil analisis terkait LKPD kelas 1 yang dibuat dan digunakan oleh salah satu
guru di SD Negeri Babakan Loa Padalarang :

No Unsur LKPD Keterangan


1. ❑ LKPD yang dibuat harus LKPD pada tema 3 subtema 3
relevan dan sesuai dengan mencakup KD dengan stimulus
ketercapaian KD, IPK, RPP, kosa kata kegiatan, siswa dapat
dan materi membuat sebuah kalimat
menggunakan kosa kata kegiatan di
pagi hari.
❑ LKPD untuk pembelajaran LKPD yang dibuat mengandung
daring memuat unsur-unsur unsur-unsur TPACK karena melalui
TPACK applikasi zoom meeting, siswa
dapat menggambar 2 kegiatan
mereka di pagi hari membuat garis
lengkung.
❑ LKPD harus dapat LKPD yang di buat berhubungan
meningkatkan pengalaman dengan kehidupan sehari-hari,
siswa untuk menyelesaikan kegiatan sehari-hari yang di lakukan
masalah yang berhubungan oleh siswa.
dengan kehidupan sehari-hari

❑ LKPD harus dapat LKPD yang di berikan akan


meningkatkan keaktifan dan meningkatkan keaktifan siswa
kemandirian siswa untuk bercerita tentang pengalaman
hidup atau kegiatan sehari-hari yang
di lakukan oleh siswa.
❑ LKPD harus membuat siswa LKPD siswa menyimak video yang
dapat mengkonstruksi telah di berikan setelah itu siswa
informasi dan konsep materi dapat mengetahui informasi
yang diberikan. mengenai kegiatan sehari-hari, dan
susunan hal apa saja yang di
lakukan dalam kegiatan sehari-hari.

Semua unsur-unsur yang diperlukan sudah sesuai dengan aturan LKPD yang
seharusnya. Yaitu, KD,IPK,RPP, dan materi sudah relevan, sudah memuat unsur unsur
TPACK, LKPD dibuat dengan masalah yang berhubungan dengan kegiatan sehari hari
peserta didik, LKPD dapat meningkatkan keaktifan siswa, dan terakhir LKPD sudah
membuat siswa dapat mengkontruksi informasi dan konsep materi yang diberikan.

21
4. ANALISIS MEDIA PEMBELAJARAN
Pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat oleh Eli Reliana, S.Pd
telah dicantumkan media pembelajaran sebagai berikut:

1. Buku Pedoman Guru Tema : Kegiatanku Kelas 1 (Buku Tematik Terpadu Kurikulum
2013 Rev.2017, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013 Rev.2017).
2. Buku Siswa Tema : Kegiatanku Kelas 1 (Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013
Rev.2017, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013 Rev.2017).
3. HP Android
4. LCD Proyektor
5. https://sway.office.com/hAlU4w1fkuAY4fXH?ref=Link&loc=play
Dari berbagai macam media yang dicantumkan, media pembelajaran sudah
memuat pendekatan berbasis TPACK, namun tidak dapat dianalisis dari segi intrinsiknya
sebab tidak dicantumkan bukti fisik dari media pembelajaran itu sendiri. Oleh karena itu,
hasil analis media pembelajarannya sebagai berikut:
No Unsur Media Pembelajaran Analisis
1 ❑ Memuat unsur-unsur inovatif Tidak bisa dibuktikan karena tidak ada
berbasis HOTS dengan pendekatan bukti fisik
TPACK
2 ❑ Lebih efektif menggunakan kata- Tidak bisa dibuktikan karena tidak ada
bukti fisik
kata dan gambar dibanding kata-
kata saja agar mudah dipahami
3 ❑ Menggunakan ilustrasi Tidak bisa dibuktikan karena tidak ada
bukti fisik
(gambar/video/audio/grafis)
eksplanasi yang membuat siswa
tertarik untuk memperoleh
informasi dan mengerti informasi
yang disampaikan
4 ❑ Kesesuaian ilustrasi grafis dengan Tidak bisa dibuktikan karena tidak ada
isi. bukti fisik
5 ❑ Komunikasi lebih efektif dengan Tidak bisa dibuktikan karena tidak ada
menyajikan kata-kata dan gambar bukti fisik
secara simultan dibandingkan
secara berturut-turut
6 ❑ Agar lebih efektif kata-kata, Tidak bisa dibuktikan karena tidak ada
gambar, suara yang tidak penting bukti fisik
sebaiknya dihilangkan
7 ❑ Lebih efektif komunikasi ketika Tidak bisa dibuktikan karena tidak ada
22
kata-kata disajikan sebagai narasi bukti fisik
(bermakna) bukan sekedar teks
dicetak
8 ❑ Komunikasi lebih efektif jika kata- Tidak bisa dibuktikan karena tidak ada
kata disajikan sebagai narasi bukti fisik
dibandingkan keduanya dalam teks
pada layar (kata pada narasi = teks
title).

5. HASIL ANALISIS INSTRUMEN EVALUASI


No Unsur Instrumen Evaluasi Keterangan
1. Mengukur kemampuan tingkat Menganalisis (C4)
tinggi
2. Bersifat divergen Bersifat divergen yang
memungkinkan peserta didik
memberikan jawaban yang unik dan
berbeda-beda berdasarkan sudut
pandang masing-masing
3. Menggunakan multirepresentasi Menyajikan semua informasi yang
tersirat dalam bentuk visual, verbal
dan matematis
4. Berbasis permasalahan konstektual Kontekstual
5. Menggunakan bentuk soal beragam Soal-soal HOTS yang berbentuk
pilihan ganda kompleks juga memuat
stimulus pada situasi kontekstual dan
soal uraian yang menuntut peserta
didik untuk mengorganisasikan
gagasan atau hal-hal yang telah
dipelajari.
Pengamatan mengenai tahap evaluasi yang dilakukan guru kelas 1 Tema 3
Subtema 4 pada pembelajaran ke 3 yang berdasarkan kurikulum 2013 dilakukan dengan 5
unsur, yaitu mengukur keampuan tingkat tinggi, bersifat divergen, menggunakan
multirepresentasi, berbasis permasalahan konstektual dan menggunakan bentuk soal
beregam (HOTS).

Pelaksanaan evaluasi pembelajaran dilakukan untuk meningkatkan


kegiatan pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan oleh guru yaitu mengevaluasi siswa setiap
selesai mengajarkan materi pelajaran atau pada akhir pokok bahasan, penilaian dapat
dilakukan melalui ulangan harian atau tes formatif. Di dalam pelaksanaan evaluasi
pembelajaran, guru juga memberikan tindak lanjut dari hasil evaluasi. Menurut Mardapi

23
(2012) menyatakan “penilaian otentik adalah salah satu bentuk penilaian yang meminta
siswa untuk menerapakan konsep atau teori pada dunia nyata” (h.166).
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh peneliti di lapangan mengenai
unsur-unsur instrument evaluasi yang dirancang dan dilakukan oleh guru pada pembelajaran
Tematik, sudah sesuai dengan kaidah pembelajaran.

24
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian, berdasarkan hasil wawancara dan analisis kelompok kami
mengenai RPP, Media Pembelajaran, LKPD, dan instrument evaluasi, di SD Negeri
Babakan Loa Padalarang, maka didapatkan hasil sebagai berikut :

1. RPP yang digunakan masih tidak sesuai dengan karakteristik pembelajaran inovatif,
seperti belum tidak adanya indicator pencapaian kompetensi. Perumusan tujuan
pembelajaran tidak mencakup adanya kolaborasi, HOTS, ICT, Karaktter dan ABC.
Dalam RPP juga kami tidak menemukan pemilihan strategi/metode/pendekatan. Pada
Langkah KBM juga tidak ada. Selain itu pada RPP yang kami analisis terdapat
media/sumber belajar yang tiak sesuai ICT. Dan terakhir tidak adanya Langkah
penilaian.
2. Pada analisis bahan ajar kami menemukan bahwa bahan ajar yang digunakan sudah
sesuai dengan aturan yang menampilkan semua unsur unsur dalam bahan ajar seperti
KI, KD nya sudah lengkap, bahasa yang mudah dipahami, mengandung stimulus yang
menarik dan konstektual, kemudahan dibaca dan kecukupan materi.
3. Dalam LKPD yang kami analisis, semua unsur-unsur yang diperlukan sudah sesuai
dengan aturan LKPD yang seharusnya. Yaitu, KD,IPK,RPP, dan materi sudah relevan,
sudah memuat unsur unsur TPACK, LKPD dibuat dengan masalah yang berhubungan
dengan kegiatan sehari hari peserta didik, LKPD dapat meningkatkan keaktifan siswa,
dan terakhir LKPD sudah membuat siswa dapat mengkontruksi informasi dan konsep
materi yang diberikan.
4. Mengenai media pembelajaran, kami menemukan informasi berupa data yang
dicantumkan sudah memuat pendekatan berbasis TPACK, namun tidak dapat dianalisis
dari segi intrinsiknya sebab tidak dicantumkan bukti fisik dari media pembelajaran itu
sendiri.
5. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh peneliti di lapangan mengenai unsur-unsur
instrument evaluasi yang dirancang dan dilakukan oleh guru pada pembelajaran
Tematik, sudah sesuai dengan kaidah pembelajaran.

25
B. Saran
Berdasarkan analisis data dan kesimpulan penelitian, saran yang dapat disampaikan oleh
penulis diantaranya sebagai berikut :

1. Mengenai penyusunan RPP, harus ada perbaikan dalam penyususnannya, dilengkapi


semua unsur-unsur yang seharusnya ada, agar sesuai dengan karakter pembelajaran
yang inovatif.
2. Pada pembuatan media pembelajaran yang berbasis TPACK seharusnya ada bukti fisik
untuk memudahkan siswa dalam mereview pembelajaran.

Demikian saran yang kami buat sebagai bahan evaluasi untuk semua pihak agar bisa lebih
baik lagi dalam penyusunan perangkat pembelajaran.

26
DAFTAR PUSTAKA

Lala, Katriani. (2014). Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik.


Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
M, Ramli. (2012). Media dan Teknologi Pembelajaran. Banjarmasin: Antasari Press.
Nasaruddin. (2013). Media dan Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika.
Palopo: FTIK IAIN.

27
LAMPIRAN

HASIL WAWANCARA :

• Tempat : SD Negeri Babakan Loa Padalarang


• Waktu : Rabu, 15 Desember 2021
• Tema : Perangkat Pembelajaran SD
• Narasumber : 1. Eli Reliana, S.Pd (Guru kelas 1)
2. Nurlela, S.Pd (Guru kelas 5)
No. Pertanyaan Eli Reliana, S.Pd Nurlela, S.Pd

1. Apakah semua guru wajib Iya Iya


membuat RPP baik yang
yang bersertifikasi mapun
non-sertifikasi?

2. Bagaimana Bapak / ibu Setiap guru membuat RPP dibuat perhari


membuat RPP? Apakah RPP secara idealnya sesuai dengan
dibuat perhari/ dibuat secara perhari pembelajaran atau
perbulan/persemester? sesuai dengan teori subtema
dalam setiap tema
mengacu subtema dan
pembelajaran

3. Apakah Kepala Sekolah Iya, Ketika supervise Iya


mengecek RPP yang Bapak /
Ibu buat?

4. Apakah RPP yang di buat Iya, sudah. RPP dibuat Iya, sudah sesuai
sudah sesuai dengan standar per KD dengan KD
kompetensi dan kompetensi
dasar pada tiap mata
pelajaran?
5. Apakah RPP adalah hasil karya Guru mengembangkan Mengembangkan dan
Bapak / Ibu guru sendiri tidak RPP yang sudah ada menyesuaikan kondisi
copy paste dari RPP tahun siswa di sekolah
sebelumnya atau dari guru
lainnya?
6. Apakah RPP yang di buat tiap Berbeda, mengikuti Sesuai dengan
periode itu sama atau sesuai dengan perkembangan zaman
berbeda seiring perkembangan zaman
perkembangan zaman?
7. Apakah RPP yang dibuat juga Iya, RPP harus dibuat Iya, tetapi dibuat
mempertimbangkan disesuaikan dengan secara global karakter
perbedaan karakteristik karakter masing- siswa di kelas
siswa? masing siswa

8. Apakah Bapak / Ibu guru Iya, pembelajaran Tergantung materi


setiap mengajar diharuskan
28
menggunakan alat bantu menggunakan alat yang ada dalam tema
mengajar (visual aids) yang bantu mengajar supaya
membuat pembelajaran lebih siswa lebih tertarik
menarik? pada pembelajaran
yang tersampaikan

9. Pada saat proses Soalnya sama. Jika Pada awalnya soal


pembelajaran, apakah Bapak / mereka ada yang disamakan tetapi
Ibu membedakan pemberian kesulitan saya selalu Ketika ada anak yang
tugas atau soal sesuai dengan membantu mereka remedial soalnya
kemampuan belajar siswa? dibedakan

10. Bagaimana Bapak / Ibu Motivasi saya terhadap Membuat


memotivasi siswa agar mau anak selalu pembelajaran yang
berpartisipasi aktif dalam memberikan reward menarik dengan para
kegiatan pembelajaran? berbentuk pujian atau atractif menggunakan
diberikan point berbagai macam
tambahan, diberi metode pembelajaran
pertanyaan yang yang sesuai
menantang terhadap
anak

11. Metode apa yang sering Metode ceramah, Seperti metode


digunakan Bapak / Ibu guru tanya jawab, ceramah, cooperative
dalam mengajar? penugasan, learning dan lain-lain
demonstrasi, problem
solving, cooperative
learning

12. Bagaimana Bapak / Ibu Praktik secara proyek Adanya nilai


melakukan penilaian terhadap atau produk pengetahuan dan
kegiatan pembelajaran yang pengetahuan secara keterampilan juga
dilakukan siswa? lisan atau tulisan proses pembelajaran

13. Apakah Kepala Sekolah juga Tidak secara rutin, Iya


menilai kinerja guru secara setiap satu semester
rutin? sekali

14. Apakah ada trik-trik khusus Mengikuti bimtek, Membuat materi


yang dilakukan oleh guru-guru workshop, lebih dengan Bahasa yang
SD Negeri Babakan Loa untuk banyak mempelajari mudah dipahami
meningkatkan kualitas metode pembelajaran dengan menggunakan
mengajar? alat peraga, media
visual, memberikan
contoh langsung yang
berhubungan dengan
kehidupan sehari-hari

15. Apakah ada program khusus Ada, mengikuti KKG Ada


yang dilakukan SD Negeri (Kelompok Kerja Guru)
Babakan Loa untuk kitab bisa sharing

29
meningkatkan kualitas mengenai
lulusan, kualitas mengajar, pembelajaran
dan kualitas pembelajaran?

16. Apakah Bapak / Ibu Ada Ada


mempunyai catatan (jurnal
pembelajaran) tentang semua
kegiatan pembelajaran yang
dilakukannya?

17. Apakah ada program sekolah Orang tua selalu diberi Ada, contohnya tugas
yang melibatkan orangtua tahu jika ada kegiatan keterampilan
atau wali murid dalam di luar sekolah atau
kegiatan pembelajaran atau diliburkan
kegiatan lainnya disekolah?

30
31
32
RPP DARING/PJJ Bahan Ajar Kelas 1 Tema 3 ST 1 KD. 3.7 Bahasa Indonesia

Tema 3 ST 1: Kegiatan Pagi Hari

Satuan Pendidikan : SD Negeri Babakan Loa

Kelas / Semester : I (Satu) / 1 Tema 3 : Kegiatanku

Sub Tema 3 : Kegiatan Pagi Hari Muatan Pelajaran : Bahasa Indonesia

Pembelajaran : 2 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan (2 x 35 menit)

33
Kompetensi Inti (KI)

KI 1 : Menerima dan menjalankan ajaran Agama yang dianutnya.

KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.

KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati mendengar, melihat, membaca dan
menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya,dan
benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah.

KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis, dalam karya
yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

Kompetensi Dasar (KD)

Sub Tema 1 : Kegiatan Pagi Hari Bahasa Indonesia

3.7 Menentukan kosakata yang berkaitan dengan peristiwa siang dan malam melalui teks pendek
(gambar,tulisan, dan/atau syair lagu) dan atau eksplorasi lingkungan.

Tujuan Pembelajaran

Tujuan Pembelajaran

1. Dengan menyimak gambar dan teks yang disampaikan oleh guru dan permainan menyusun kartu
huruf menjadi kata, siswa dapat menemukan kosa kata tentang kegiatan pagi hari dengan tepat.

34
2. Dengan mengerjakan lembar kerja, siswa dapat menuliskan kosa kata tentang kegiatan pagi hari
dengan tepat.

35
3. Melalui kegiatan membaca siswa mampu mengidentifikasi kosa kata terkait kegiatan pagi hari dengan
tepat

Materi Pelajaran

Selamat pagi anak-anak? Bagaimana kabar kalian? Sehat Bukan? Sebelum Memulai pelajaran kita
berdoa dulu ya..

Anak-anak coba sebutkan kegiatan apa saja yang kalian lakukan di pagi hari? Ayo kita menyanyikan
lagu Bangun Tidur.

36
1 - Bangun Tidur

Bangun tidur kuterus mandi Tidak lupa menggosok gigi Habis mandi kutolong ibu Membersihkan
tempat tidurku

2 - Setelah selesai menyanyikan lagu, kita baca bacaan kegiatan di pagi hari:

Pagi yang cerah. Matahari bersinar terang. Udara terasa hangat.

Semua orang bersiap-siap memulai harinya. Ada yang bersiap ke sekolah.

Ada yang bersiap ke kantor. Ada yang bersiap ke sawah. Ada yang bersiap ke pasar.

Banyak sekali kegiatan orang di pagi hari.

Semua bersemangat menyambut pagi. Hewan dan tumbuhan pun berseri.

Terima kasih Tuhan atas karunia pagi hari.

3 - Kapan suasana seperti ini biasa kita lihat? Suasana bisa terlihat di pagi hari Apa
ciri khas keadaan pagi hari?

Suasana di pagi hari:

37
1. Matahari terbit sebelah timur.

2. Langit terlihat cerah.

3. Udaranya sejuk.

4. Banyak burung berkicauan

Kegiatan apa saja yang biasa dilakukan di pagi hari? Coba kita simak cerita di bawah ini:

Ayam berkokok di pagi hari. Udin terbangun dari tidurnya. Dia berdoa tanda bersyukur.

Udin segera mandi dan mengenakan seragam. Setelah rapi Udin sarapan.

Selesai sarapan Udin pergi ke sekolah. Udin berpamitan kepada ayah ibu.

Udin pergi dengan gembira.

4 - Aktifitas Udin ke sekolah

Bacalah dengan nyaring! Pagi Hari yang Ceria Matahari terbit di pagi hari.

Sinarnya hangat sampai ke bumi. Pohon dan bunga aneka warna. Ayam dan burung bersuka ria.

Udara pun sejuk terasa. Mari sambut pagi ceria. Karunia Tuhan yang kuasa.

Saat libur Udin membaca buku di rumah. Udin membaca ditemani ayah. Udin membaca kata-kata yang
baru dipelajari. Ayah membantu Udin berlatih membaca.Inilah kata-kata yang dibaca Udin.

38
5 - Perhatikan huruf-hurufnya, lalu bacalah!

Kata-kata itu berhubungan dengan keadaan dan kegiatan pagi hari. Sekarang lihatlah kata-kata di
bawah ini! Ada beberapa huruf yang hilang. Tentukan huruf yang tepat pada kata-kata berikut.

Evaluasi

39
Tugas:

1. Kegiatan apa saja yang kalin lakukan di pagi hari?

2. Susunlah kartu-kartu huruf berikut menjadi kata! Cocokkan dengan kata-kata dalam kotak
berikut!

40
SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN

1. Buku Pedoman Guru Tema : Kegiatanku Kelas 1 (Buku Tematik Terpadu


Kurikulum 2013 Rev.2017, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
2013 Rev.2017).

2. Buku Siswa Tema : Kegiatanku Kelas 1 (Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013
Rev.2017, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013 Rev.2017).

3. HP Android

4. LCD Proyektor

5. https://sway.office.com/hAlU4w1fkuAY4fXH?ref=Link&loc=play
SD NEGERI BABAKAN LOA

Nama
No.

SUBTEMA 1 KEGIATAN DI PAGI HARI 1


SD NEGERI BABAKAN LOA

Nama Satuan Pendidikan : SD Xin Zhong Surabaya Kelas/Semester : 1/1


Tema : Kegiatanku (Tema 3)

SubTema : Kegiatan di Pagi hari (Sub Tema 1)

Alokasi waktu : 1 hari

Tujuan Pembelajaran
1. Dengan menyimak video pembelajaran, siswa dapat menceritakan macam-macam kegiatan di pagi
hari.

2. Dengan stimulus kosa kata kegiatan, siswa dapat membuat sebuah kalimat menggunakan kosa kata
kegiatan di pagi hari.

3. Setelah mendengarkan lagu melalui aplikasi Zoom Meeting, siswa dapat menyanyikan lagu dengan
nada yang benar.

4. Dengan memperhatikan instruksi yang disampaikan guru melalui aplikasi Zoom Meeting, siswa dapat
menggambar 2 gambar kegiatan mereka di pagi hari menggunakan garis lengkung.

Materi Pokok:

Bahasa Indonesia Membuat Kalimat SBdP

Menyanyikan lagu Kreasi 2 dimensi

Urutan Kegiatan:

1. Kegiatan menyimak video pembelajaran

2. Siswa menuliskan macam-macam kegiatan di pagi hari

3. Siswa membuat kalimat yang menggunakan kosa kata kegiatan di pagi hari.

4. Siswa menyanyi dan memahami lirik lagu yang dinyanyikan

5. Siswa membuat kreasi 2 dimensi melalui gambar kegiatan di pagi

SUBTEMA 1 KEGIATAN DI PAGI HARI 2


SD NEGERI BABAKAN LOA

Anak-anak, mari simaklah video berikut untuk memulai kegiatan pembelajaran.

https://drive.google.com/file/d/1dGf4mhbEzH7I1bkTLdQ1BjNDi ROLk0gu/view?usp=sharing

Setelah kalian menyimak video tersebut. Cobalah susun gambar kegiatan berikut ini dengan menuliskan nomor urutan
yang tepat!

SUBTEMA 1 KEGIATAN DI PAGI HARI 3


SD NEGERI BABAKAN LOA
TEMA 3 KEGIATANKU

Bagaimana dengan kegiatan kalian di pagi hari?

Gambarkan 1 kegiatan yang paling kamu sukai pada kotak yang sudah disediakan. Kemudian warnailah sesuai dengan
kreativitasmu!

Di masa pandemi seperti sekarang, kegiatan apa saja yang kalian bisa lakukan di pagi hari agar selalu sehat dan
terhindar dari penyakit?

Tuliskan jawabanmu pada kotak di samping!

SUBTEMA 1 KEGIATAN DI PAGI HARI 4


Buatlah sebuah kalimat menggunakan kata-kata di bawah ini! Contoh:

segar

Mandi pagi membuat tubuh segar.

1. matahari

2. tempat tidur

3. terang

4. daring

5. mandi
AYO Menyanyi !

Ya

Ya

Ya

SUBTEMA 1 KEGIATAN DI PAGI HARI 6


SUBTEMA 1 KEGIATAN DI PAGI HARI 7

Anda mungkin juga menyukai