1.Model Pembelajaran Problem Based Learning menurut David Bound dan Grahame I.
Feletti (1997)
Sintaksnya;
a. Guru meginformasikan tujuan pembelajaran.
b. Guru menciptakan lingkungan kelas yang memungkinkan terjadi pertukaran ide yang
terbuka.
c. Guru mengarahkan kepada pertanyaan atau masalah.
d. Guru mendorong siswa mengekspresikan ide-ide secara terbuka.
e. Guru membantu siswa dalam menemukan konsep berdasarkan masalah.
f. Guru mendorong keterbukaan, proses demokrasi, dan cara belajar siswa aktif.
g. Guru menguji pemahaman siswa atas konsep yang ditemukan.
h. Guru memandu menyelidiki secara mandiri atau kelompok.
i. Guru mengembangkan dan menyajikan hasil kerja, serta
j. Menganalisis dan mengevaluasi hasil pemecahan masalah.
a. Kembangkan pemikiran bahwa siswa akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja
sendiri serta mengkontruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.
b. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik.
c. Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
d. Ciptakan masyarkat belajar.
e. Hadirkan model/ alat peraga sebagai contoh pembelajaran.
f. Lakukan refleksi di akhir pertemuan.
g. Lakukan penilaian yang sebenarnya (authentic assessment) dengan berbagai cara.
4. Model Pembelajaran Langsung (Directive Learning) Menurut Sofan Amri & Iif
Khoiru Ahmadi,(2010:39)
Sintaksnya;
a. Guru menjelaskan kompetensi dan tujuan pembelajaran, informasi latar belakang
pelajaran, pentingnya pelajaran, mempersiapkan siswa untuk belajar.
b. Guru mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan yang benar atau menyajikan
informasi tahap demi tahap.
c. Guru merencanakan dan memberikan bimbingan pelatihan awal.
d. Mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik, memberikan umpan
balik.
e. Guru mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus
pada penerapan kepada situasi lebih kompleks dalam kehidupan sehari-hari.
5. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) atau Kelompok
Investigasi (KI) Menurut Nurasma (2006:62)
Sintaksnya;
a. Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk memberi kontribusi apa yang akan
mereka selidiki. Kelompok dibentuk berdasarkan heterogenitas.
b. Kelompok akan membagi sub topik kepada seluruh anggota. Kemudian membuat
perencanaan dari masalah yang akan diteliti, bagaimana proses dan sumber apa yang akan
dipakai.Melaporkan hasil kegiatan kelompok berupa produk atau presentasi.
c. Siswa mengumpulkan, menganalisis dan mengevaluasi informasi, membuat kesimpulan
dan mengaplikasikan bagian mereka ke dalam pengetahuan baru dalam mencapai solusi
masalah kelompok.
d. Setiap kelompok mempersiapkan tugas akhir yang akan dipresentasikan di depan kelas.
e. Siswa mempresentasikan hasil kerjanya. Kelompok lain tetap mengikuti.
f. Soal ulangan mencakup seluruh topik yang telah diselidiki dan dipresentasikan.
g. Penghargaan kelompok.
Sintaksnya;
a. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor.
b. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.
c. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok
dapat mengerjakannya/ mengetahui jawabannya.
d. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil
kerja sama mereka.
e. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain.
f. Kesimpulan
Sintaksnya;
a. Siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok dengan anggota maksimal 5 siswa setiap
kelompoknya.
b. Masing-masing siswa dalam setiap kelompok diberi bagian materi yang berlainan..
c. Masing-masing siswa dalam kelompok diberi bagian materi yang ditugaskan.
d. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/subbab yang sama bertemu
dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendikusikan sub bab tersebut.
e. Setelah anggota dari kelompok ahli selesai mendiskusikan sub bab bagian mereka, maka
selanjutnya masing-masing anggota dari kelompok ahli kembali kedalam kelompok asli
dan secara bergantian mengajar teman dalam satu kelompok mengenai sub bab yang telah
dikuasai sedangkan anggota lainnya mendengarkan penjelasan dengan seksama.
f. Masing-masing kelompok ahli melakukan presentasi hasil diskusi yang telah dilakukan.
g. Guru melaksanakan kegiatan evaluasi.
h. Penutup.
8. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture (PP) Menurut Hamdani,
( 2010 : 89)
Sintaksnya;
a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. Di langkah ini guru diharapkan
untuk menyampaikan apa yang menjadi Kompetensi Dasar mata pelajaran yang
bersangkutan. Dengan demikian maka siswa dapat mengukur sampai sejauh mana yang
harus dikuasainya.
b. Guru menyajikan materi sebagai pengantar. Penyajian materi sebagai pengantar sesuatu
yang sangat penting, dari sini guru memberikan momentum permulaan pembelajaran.
Kesuksesan dalam proses pembelajaran dapat dimulai dari sini.
c. Guru menunjukkan atau memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan
materi. Dalam proses penyajian materi, guru mengajak siswa ikut terlibat aktif dalam
proses pembelajaran dengan mengamati setiap gambar yang ditunjukan oleh guru atau
oleh temannya. Dengan gambar kita akan menghemat energi kita dan siswa akan lebih
mudah memahami materi yang diajarkan.
d. Guru menunjuk atau memanggil siswa secara bergantian memasang atau mengurutkan
gambar-gambar menjadi urutan yang logis. Di langkah ini guru harus dapat melakukan
inovasi, karena penunjukan secara langsung kadang kurang efektif dan siswa merasa
terhukum. Salah satu cara adalah dengan undian, sehingga siswa merasa memang harus
menjalankan tugas yang harus diberikan. Gambar-gambar yang sudah ada diminta oleh
siswa untuk diurutkan, dibuat, atau di modifikasi.
e. Guru menanyakan alasan atau dasar pemikiran urutan gambar tersebut. Dalam langkah ini
peran guru sangatlah penting sebagai fasilitator dan motivator agar siswa berani
mengemukakan pendapatnya.
f. Berdasarkan alasan atau urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep atau
materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. Dalam proses ini guru harus
memberikan penekanan-penekanan pada hal ingin dicapai dengan meminta siswa lain
untuk mengulangi, menuliskan atau bentuk lain dengan tujuan siswa mengetahui bahwa
hal tersebut penting dalam pencapaian KD dan indikator yang telah ditetapkan.
g. Guru menyimpulkan dan merangkum. Kesimpulan dan rangkuman dilakukan bersama
dengan siswa. Guru membantu dalam proses pembuatan kesimpulan dan rangkuman.
10. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing menurut Kisworo (2008)
Sintaksnya;
12. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TS-TS) dikembangkan
oleh Spencer Kagan (1992)
Sintaksnya;
a. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok. Setiap kelompoknya terdiri dari empat
orang. Kelompok yang dibentuk merupakan kelompok heterogen.
b. Guru memberikan sub pokok bahasan pasa setiap kelompok untuk dibahas bersama-sama
dengan anggota kelompoknya masing-masing.
c. Siswa bekerjasama dalam kelompok yang beranggotakan empat orang. Hal ini, bertujuan
untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses
berfikir.
d. Setelah selesai, dua orang dari setiap kelompok meninggalkan kelompoknya untuk
bertamu kepada kelompok lain.
e. Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi
mereka kepada tamu mereka.
f. Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan
mereka dari kelompok lain.
g. Kelompok mencocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka.
h. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja mereka.
Sintaksnya;
a. Separuh kelas atau seperempat jika jumlah siswa terlalu banyak berdiri berjajar . Jika ada
cukup ruang mereka bisa berjajar di depan kelas. Kemungkinan lain adalah siswa berjajar
di sela-sela deretan bangku. Cara yang kedua ini akan memudahkan pembentukan
kelompok karena diperlukan waktu relatif singkat.
b. Separuh kelas lainnya berjajar dan menghadap jajaran yang pertama
c. Dua siswa yang berpasangan dari kedua jajaran berbagi sinformasi.
d. Kemudian satu atau dua siswa yang berdiri di ujung salah satu jajaran pindah ke ujung
lainnya di jajarannya. Jajaran ini kemudian bergeser. Dengan cara ini masing-masing
siswa mendapat pasangan yang baru untuk berbagi. Pergeseran bisa dilakukan terus sesuai
dengan kebutuhan.
15. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Mind Mapping menurut Bobby De Porter,
Mike Hernacki 2003:153)
Sintaksnya;
a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
b. Guru menyajikan materi sebagaimana biasa.
c. Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang.
d. Menugaskan salah satu siswa dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima
dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian
berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya.
e. Menugaskan siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan
teman pasangannya. Sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya.
f. Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang kiranya belum dipahami siswa.
g. Kesimpulan/penutup.
16. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Menurut Lorna Curran
dalam Miftahul Huda, (2011: 113).
Sintaksnya;
a. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok
untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban.
b. Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal ataupun jawaban secara
acak.
c. Setelah semua mendapatkan kartu, kelompokkan antara pemegang kartu pertanyaan dan
kelompok pemegang kartu jawaban, posisikan berdiri siswa saling berhadapan. Posisi ini
bertujuan agar siswa mudah untuk mencari pasanganya.
d. Tiap siswa memikirkan jawaban ataupun soal dari kartu yang dipegang.
e. Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya. .
f. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin.
g. Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartu temannya (tidak dapat
menemukan kartu soal atau kartu jawaban) akan mendapatkan hukuman, yang telah
disepakati bersama.
h. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari
sebelumnya, demikian seterusnya.
i. Siswa juga bisa bergabung dengan 2 atau 3 siswa lainnya yang memegang kartu yang
cocok.
j. Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap materi pelajaran.
18. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Bertukar Pasangan Menurut Rustaman et al.,
(2003: 206)
Sintaksnya;
19. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horey (CRH) Menurut
Dwitantra (2010)
Sintaksnya;
21. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Explicit Instruction Menurut Arends (dalam
Trianto, 2009:41)
Sintaksnya;
a. Guru menjelaskan TPK, informasi latar belakang pelajaran, pentingnya pelajaran,
mempersiapkan siswa untuk belajar.
b. Guru mendemonstrasikan keterampilan dengan benar, atau menyajikan informasi tahap
demi tahap.
c. Guru merencanakan dan memberi bimbingan pelatihan awal.
d. Mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik, memberi umpan
balik.
e. Guru mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus
pada penerapan kepada situasi lebih kompleks dalam kehidupan sehari-hari.
f. Penyimpulan dan evaluasi.
g. Refleksi.
a. Membentuk kelompok yang anggotanya terdiri dari 4 orang yang secara heterogen.
b. Guru memberikan wacana atau kliping sesuai dengan topik pembelajaran.
c. Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi
tanggapan terhadap wacana atau kliping dan tulis pada lembar kertas.
d. Mempresentasikan atau membacakan hasil kelompok.
e. Guru membuat kesimpulan bersama.
f. Penutup.
23. Model Pembelajaran Aktif Learning Starts With A Question (LSQ) Menurut
Howard (2008:63)
Sintaksnya;
a. Pengajar menentukan bacaan yang akan dipelajari. Pilihlah bahan bacaan yang sesuai
kemudian bagikan kepada siswa. Dalam hal ini bacaan tidak harus difotocopi. Cara lain
adalah dengan cara memilih satu topik atau bab tertentu dari buku teks. Usahakan bacaan
itu bacaan yang memuat informasi umum atau bacaan yang memberi peluang untuk
ditafsirkan berbeda-beda.
b. Kemudian pengajar meminta pembelajar membaca bacaan tersebut
c. Pengajar mengelompokkan para pembelajar dalam kelompok-kelompok kecil
(beranggotakan 2 orang)
d. Bersama dengan temannya dalam kelompok kecil bekerjasama memaknai
wacana/mempelajari bacaan
e. Pembelajar diminta memberi tanda pada bagian bacaan yang tidak dipahami dan diminta
menyusun suatu pertanyaan.
f. Pengajar meminta dua kelompok kecil bergabung menjadi satu kelompok (beranggotakan
4 orang) untuk membahas pertanyaan/poin-poin yang tidak diketahui yang telah diberi
tanda
g. Pembelajar di dalam kelompoknya diminta untuk menuliskan pertanyaan tentang materi
yang dibaca yang belum dapat diselesaikan.
h. Pengajar meminta setiap kelompok menginventarisasi pertanyaan yang telah ditulis
i. Kelompok membacakan pertanyaan yang belum dapat diselesaikan untuk ditanggapi
kelompok lain
j. Pengajar menjelaskan jawaban dari sisa pertanyaan yang belum terjawab
k. Pengajar mengarahkan pembelajar untuk menarik kesimpulan
24. Model Pembelajaran Aktif Team Quiz oleh Dalvi
Sintaksnya;
Sintaksnya;
a. Setelah pembelajaran satu topik tertentu, carilah topik-topik yang menuntut siswa untuk
mencoba atau mempraktikan keterampilan yang baru diterangkan.
b. Bagilah siswa ke dalam beberapa kelompok kecil sesuai dengan jumlah mereka.
Kelompok-kelompok ini akan mendemonstrasikan suatu keterampilan tertentu sesuai
dengan skenario yang dibuat.
c. Berikan kepada siswa waktu 10-15 menit untuk menciptakan skenario kerja.
d. Beri waktu 5-7 menit untuk berlatih
e. Secara bergiliran tiap kelompok diminta mendemonstrasikan kerja masing-masing. Setelah
selesai, beri kesempatan kepada kelompok lain untuk memberikan masukan pada setiap
demonstrasi yang dilakukan.
f. Guru memberikan penjelasan secukupnya untuk mengklarifikasi.
a. Bagilah siswa menjadi beberapa kelompok. Besar kelompok disesuaikan dengan jumlah
siswa. Usahakan jumlah siswa dalam tiap kelompok tidak lebih dari 5 orang.
b. Kepada setiap kelompok diberikan pertanyaan-pertanyaan. Jumlah pertanyaan untuk setiap
kelompok adalah sama.
c. Mintalah masing-masing kelompok untuk mendiskusikan jawaban dan mencari kira-kira
di kantong yang mana jawaban tersebut berada.
d. Mulai permainan dengan meminta salah satu kelompok untuk membacakan satu
pertanyaan, kemudian salah satu anggota kelompok mengambil jawaban dari kantong
yang ada di depan kelas. Setelah selesai menjawab satu pertanyaan, kesempatan diberikan
kepada kelompok yang lain.
e. Langkah no. 4 diulang untuk kelompok yang lain sampai pertanyaan habis, atau waktu
tidak memungkinkan.
f. Guru memberi klarifikasi jawaban atau menambahkan penjelasan yang bersumber pada
materi yang ada dalam permainan tadi.
28. Model Pembelajaran Aktif Index Card Match Menurut Silberman (2009: 240)
Sintaksnya;
a. Guru membuat potongan-potongan kertas sebanyak jumlah siswa yang ada di dalam kelas.
b. Kemudian bagilah potongan kertas-kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama.
c. Pada separuh bagian, tulis pertanyaan tentang materi yang akan disampaikan saat
pembelajaran. Setiap kertas berisi satu pertanyaan.
d. Pada separuh kertas yang lain, tulis jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat.
e. Kocoklah semua kertas sehingga akan tercampur antara soal dan jawaban.
f. Setiap siswa diberi satu kertas. Jelaskan bahwa ini adalah aktivitas yang dilakukan
berpasangan. Separuh siswa akan mendapatkan soal dan separuh yang lain akan
mendapatkan jawaban.
g. Guru memerintahkan kepada siswa untuk menemukan pasangan mereka. Jika ada yang
sudah menemukan pasangan, mintalah kepada mereka untuk duduk berdekatan. Jelaskan
juga agar siswa tidak memberitahu materi yang mereka dapatkan kepada teman yang lain.
h. Setelah semua siswa menemukan pasangan dan duduk berdekatan, mintalah kepada setiap
pasangan secara bergantian untuk membacakan soal yang diperoleh dengan kersa kepada
teman-temannya yang lain. Selanjutnya, soal tersebut dijawab oleh pasangannya.
i. Akhiri proses ini dengan membuat klarifikasi dan kesimpulan.
a. Sampaikan beberapa pertanyaan kepada siswa untuk mengetahui pikiran dan kemampuan
yang mereka miliki. Gunakan pertanyaan-pertanyaan yang mempunyai beberapa
kemungkinan jawaban.
b. Berikan waktu beberapa menit untuk memberi kesempatan kepada siswa untuk menjawab
pertanyaan. Anjurkan kepada mereka untuk bekerja berdua atau dalam kelompok kecil.
c. Mintalah kepada siswa untuk menyampaikan hasil jawaban mereka dan catat jawaban-
jawaban yang mereka sampaikan. Jika memungkinkan tulis di papan tulis dengan
mengelompokkan jawaban mereka dalam kategori-kategori yang nantinya akan Anda
sampaikan dalam pembelajaran.
d. Sampaikan poin-poin utama dari materi Anda dengan ceramah yang interaktif.
e. Mintalah kepada siswa untuk membandingkan jawaban mereka dengan poin-poin yang
telah Anda sampaikan. Catat poin-poin yang dapat memperluas bahasan materi Anda.
30. Model Pembelajaran Aktif The Learning Cell yang dikembangkan oleh Goldschmid
dari Swiss Federal Institute of Technology di Lausanne
Sintaksnya;
a. Sebagai persiapan, siswa diberi tugas membaca suatu bacaan kemudian menulis
pertanyaan yang berhubungan dengan masalah pokok yang muncul dari bacaan atau
materi terkait lainnya.
b. Pada awal pertemuan, siswa ditunjuk untuk berpasangan dengan mencari kawan yang
disenangi. Siswa A memulai dengan membacakan pertanyaan pertama dan di jawab oleh
siswa B.
c. Setelah mendapatkan jawaban dan mungkin telah mendapatkan koreksi atau diberi
tambahan informasi, giliran siswa B mengajukan pertanyaan yang harus dijawab oleh
siswa A.
d. Jika siswa A selesai mengajukan satu pertanyaan kemudian dijawab oleh siswa B, ganti B
yang bertanya, dan begitu seterusnya.
e. Selama berlangsung tanya jawab, guru bergerak dari satu pasangan ke pasangan yang lain
sambil memberi masukan atau penjelasan dengan bertanya atau menjawab pertanyaan.
a. Mintalah setiap peserta didik untuk memilih tugas yang ia inginkan untuk dipelajari dan
dikerjakan secara independen.
b. Doronglah setiap peserta didik untuk memikirkan secara hati-hati melalui rencana studi.
c. Berikan waktu yang cukup untuk konsultasi dalam menyusun rencana.
d. Mintalah kontrak yang ditulis peserta didik yang mencakup topics, learning objectives
(tujuan pembelajaran) , learning strategie (strategi pembelajaran), dan closed date
32. Model Pembelajaran Aktif Examples Non Examples menurut Roestiyah (2001 : 73)
Sintaksnya;
34. Model Pembelajaran Aktif Student Facilitator And Explaining (SFAE) Menurut
Agus Supriojo (2009:129)
Sintaksnya;
36. Model Pembelajaran Aktif Demonstration Menurut Huda (2013, hlm. 239)
Sintaksnya;
a. Seluruh siswa dibagi dalam beberapa kelompok (misal 4 kelompok). Siswa diberi waktu
beberapa menit untuk menentukan tugas dari masing-masing anggota. Siswa berdiskusi
secara terbimbing dan melakukan eksplorasi. Kegiatan eksplorasi yang siswa lakukan
antara lain bisa berupa kajian literatur, mencari informasi dari perpustakaan, wawancara
orang sekitar, dan lingkungan sekitar.
b. Setelahnya masing-masing dari siswa diberi satu sampai dengan empat kartu Time Token.
Kartu Time Token berisi kata-kata (clue) yang harus siswa jelaskan. Kartu yang dibagikan
berfungsi untuk berbicara (berpendapat, menyampaikan informasi, dan mengemukakan
pertanyaan) selama kurang lebih 30 detik sampai 60 detik. Ketika salah siswa berbicara,
maka kelompok lain ada yang bertugas menghitung waktu bicara dan mencatat hal-hal
penting yang dikemukakan.
c. Siswa diberi waktu beberapa menit untuk berdiskusi seputar kartu yang telah diterimanya.
Disini terjadi komunikasi antar anggota kelompok.
d. Guru memberi aba-aba mulai. Siswa yang berhak menjawab terlebih dahulu adalah siswa
yang lebih cepat mengangkat tangan agar lebih sistematis, maka yang pertama kali
menggunakan kartunya adalah salah satu anggota dari kelompok satu, karena kelompok
satu terdiri dari beberapa anggota maka kelompok lain bertugas untuk memperhatikan
siapa yang mengangkat tangan terlebih dahulu. Begitu juga seterusnya sampai kelompok
terakhir.
e. Jika siswa telah selesai mengemukakan pendapatnya, maka kartu yang ia pegang harus
dikembalikan kepada guru. Begitu seterusnya sampai tidak ada lagi kartu yang dipegang
siswa atau sampai waktu pembelajaran selesai. Siswa yang telah habis kartunya tidak
boleh bicara lagi.
f. Siswa yang kartunya telah habis harus mencatat hal-hal penting yang diungkapkan
temannya. Semakin banyak yang dapat dicatat siswa maka akan semakin besar siswa
tersebut mendapatkan penghargaan secara individu.
g. Siswa yang tidak tepat menjawab atau menjawab lebih dari 30 detik maka kartunya belum
bisa dikembalikan.
h. Penghargaan kelompok dan individu, bisa berupa reward bintang maupun poin.
i. Siswa mengerjakan soal pemahaman tentang apa yang telah dipelajarinya.
j. Refleksi pembelajaran
k. Penarikan kesimpulan
40. Model Pembelajaran Pair Check yang dipopulerkan oleh Spencer Kagen tahun
1993.
Sintaksnya;
4. Pendekatan Induktif
Sintaksnya Menurut Sagala (2010:77) ;
a. Memilih dan mementukan bagian dari pengetahuan (konsep, aturan
umum, prinsip dan sebagainya) sebagai pokok bahasan yang akan diajarkan.
b. Menyajikan contoh-contoh spesifik dari konsep, prinsip atau aturan
umum itu sehingga memungkinkan siswa menyusun hipotesis (jawaban sementara)
yang bersifat umum.
c. Kemudian bukti-bukti disajikan dalam bentuk contoh tambahan
dengan tujuan membenarkan atau menyangkal hipotesis yang dibuat siswa.
d. Kemudian disusun pernyataan tentang kesimpulan misalnya berupa
aturan umum yang telah terbukti berdasarkan langkah-langkah tersebut, baik
dilakukan oleh guru atau oleh siswa.
5. Pendekatan Konsep
Sintaksnya;
a. Tahap Enaktik
Tahap enaktik dimulai dari:
Pengenalan benda konkret.
b. Tahap Simbolik
Tahap simbolik siperkenalkan dengan: Simbol, lambang, kode, seperti angka,
huruf. kode, seperti (?=,/) dll. Membandingkan antara contoh dan non-contoh untuk
menangkap apakah siswa cukup mengerti akan ciri-cirinya. Memberi nama, dan
istilah serta defenisi.
c. Tahap Ikonik
Tahap ini adalah tahap penguasaan konsep secara abstrak, seperti: Menyebut
nama, istilah, definisi, apakah siswa sudah mampu mengatakannya.
6. Pendekatan Proses
Sintaksnya menurut Conny Semiawan,( 2002: 16);
a. Observasi
Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan pengamatan yang terarah tentang gejala
atau fenomena sehingga mampu membedakan yang sesuai dan yang tidak sesuai
dengan pokok permasalahan.Pengamatan di sini diartikan sebagai penggunaan indera
secara optimal dalam rangka memperoleh informasi yang lengkap atau memadai.
b. Mengklasifikasikan
Kegiatan ini bertujuan untuk menggolongkan sesuatu berdasarkan syarat-
syarat tertentu.
c. Menginterpretasikan atau menafsirkan data
Data yang dikumpulkan melalui observasi, perhitungan,
pengukuran,eksperimen, atau penelitian sederhana dapat dicatat atau disajikan dalam
berbagai bentuk, seperti tabel, grafik, diagram.
d. Meramalkan (memprediksi)
Hasil interpretasi dari suatu pengamatan digunakan untuk meramalkan atau
memperkirakan kejadian yang belum diamati atau kejadian yang akan datang. Ramalan
berbeda dari terkaan, ramalan didasarkan pada hubungan logis dari hasil pengamatan
yang telah diketahui sedangkan terkaan didasarkan pada hasil pengamatan.
e. Membuat hipotesis
Hipotesis adalah suatu perkiraan yang beralasan untuk menerangkan suatu
kejadian atau pengamatan tertentu.Penyusunan hipotesis adalah salah satu kunci
pembuka tabir penemuan berbagai hal baru.
f. Mengendalikan variabel
Variabel adalah faktor yang berpengaruh.Pengendalian variabel adalah suatu
aktifitas yang dipandang sulit, namun sebenarnya tidak sesulit yang kita bayangkan.Hal
ini tergantung dari bagaimana guru menggunakan kesempatan yang tersedia untuk
melatih anak mengontrol dan memperlakukan variabel.
g. Merencanakan penelitian / eksperimen
Eksperimen adalah melakukan kegiatan percobaan untuk membuktikan apakah
hipotesis yang diajukan sesuai atau tidak.
h. Menyusun kesimpulan sementara
Kegiatan ini bertujuan menyimpulkan hasil percobaan yang telah dilakukan
berdasarkan pola hubungan antara hasil pengamatan yang satu dengan yang lainnya.
i. Menerapkan (mengaplikasikan) konsep
Mengaplikasikan konsep adalah menggunakan konsep yang telah dipelajari
dalam situasi baru atau dalam menyelesaikan suatu masalah,misalnya sesuatu masalah
yang dibicarakan dalam mata pelajaran yang lain.
j. Mengkomunikasikan
Kegiatan ini bertujuan untuk mengkomunikasikan proses dari hasil perolehan
kepada berbagai pihak yang berkepentingan, baik dalambentuk kata-kata, grafik, bagan
maupun tabel secara lisan maupun tertulis.