Anda di halaman 1dari 29

A.

Model-model Pembelajaran Beserta Sintaksnya ;

1.Model Pembelajaran Problem Based Learning menurut David Bound dan Grahame I.
Feletti (1997)

Sintaksnya;
a. Guru meginformasikan tujuan pembelajaran.
b. Guru menciptakan lingkungan kelas yang memungkinkan terjadi pertukaran ide yang
terbuka.
c. Guru mengarahkan kepada pertanyaan atau masalah.
d. Guru mendorong siswa mengekspresikan ide-ide secara terbuka.
e. Guru membantu siswa dalam menemukan konsep berdasarkan masalah.
f. Guru mendorong keterbukaan, proses demokrasi, dan cara belajar siswa aktif.
g. Guru menguji pemahaman siswa atas konsep yang ditemukan.
h. Guru memandu menyelidiki secara mandiri atau kelompok.
i. Guru mengembangkan dan menyajikan hasil kerja, serta
j. Menganalisis dan mengevaluasi hasil pemecahan masalah.

2. Model Pembelajaran Inquiry oleh Suryosubroto dalam Trianto (2009)


Sintaksnya;

a. Membentuk kelompok-kelompok inkuiri. Masing-masing kelompok dibentuk berdasarkan


rentang intelektal dan keterampilan-keterampilan social
b. Memperkenalkan topik-topik inkuiri kepada semua kelompok. Tiap kelompok diharapkan
memahami dan berminat mempelajarinya.
c. Membentuk posisi tentang kebijakan yang bertalian dengan topik, yakni pernyataan apa
yang harus dikerjakan. Mungkin terdapat satu atau lebih solusi yang diusulkan terhadap
masalah pokok.
d. Merumuskan semua istilah yang terkandung di dalam proposisi kebijakan.
e. Menyelidiki validitas logis dan konsisten internal pada proposisi dan unsur-unsur
penunjangnya.
f. Mengumpulkan evidensi (bukti) untuk menunjang unsur-unsur proposes
g. Menganalisis solusi-solusi yang diusulkan dan mencari posisi kelompok
h. Menilai proses kelompok.

3. Model Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/ CTL) dalam


(US Departement of Education, 2011)
Sintaksnya;

a. Kembangkan pemikiran bahwa siswa akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja
sendiri serta mengkontruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.
b. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik.
c. Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
d. Ciptakan masyarkat belajar.
e. Hadirkan model/ alat peraga sebagai contoh pembelajaran.
f. Lakukan refleksi di akhir pertemuan.
g. Lakukan penilaian yang sebenarnya (authentic assessment) dengan berbagai cara.

4. Model Pembelajaran Langsung (Directive Learning) Menurut Sofan Amri & Iif
Khoiru Ahmadi,(2010:39)

Sintaksnya;
a. Guru menjelaskan kompetensi dan tujuan pembelajaran, informasi latar belakang
pelajaran, pentingnya pelajaran, mempersiapkan siswa untuk belajar.
b. Guru mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan yang benar atau menyajikan
informasi tahap demi tahap.
c. Guru merencanakan dan memberikan bimbingan pelatihan awal.
d. Mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik, memberikan umpan
balik.
e. Guru mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus
pada penerapan kepada situasi lebih kompleks dalam kehidupan sehari-hari.
5. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) atau Kelompok
Investigasi (KI) Menurut Nurasma (2006:62)
Sintaksnya;
a. Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk memberi kontribusi apa yang akan
mereka selidiki. Kelompok dibentuk berdasarkan heterogenitas.
b. Kelompok akan membagi sub topik kepada seluruh anggota. Kemudian membuat
perencanaan dari masalah yang akan diteliti, bagaimana proses dan sumber apa yang akan
dipakai.Melaporkan hasil kegiatan kelompok berupa produk atau presentasi.
c. Siswa mengumpulkan, menganalisis dan mengevaluasi informasi, membuat kesimpulan
dan mengaplikasikan bagian mereka ke dalam pengetahuan baru dalam mencapai solusi
masalah kelompok.
d. Setiap kelompok mempersiapkan tugas akhir yang akan dipresentasikan di depan kelas.
e. Siswa mempresentasikan hasil kerjanya. Kelompok lain tetap mengikuti.
f. Soal ulangan mencakup seluruh topik yang telah diselidiki dan dipresentasikan.
g. Penghargaan kelompok.

6. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) disebut


Kepala Bernomor Menurut (Rahayu, 2006)

Sintaksnya;

a. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor.
b. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.
c. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok
dapat mengerjakannya/ mengetahui jawabannya.
d. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil
kerja sama mereka.
e. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain.
f. Kesimpulan

7. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw (TIM AHLI/Expert Group) menurut


Sudrajat (2008 : 1)

Sintaksnya;

a. Siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok dengan anggota maksimal 5 siswa setiap
kelompoknya.
b. Masing-masing siswa dalam setiap kelompok diberi bagian materi yang berlainan..
c. Masing-masing siswa dalam kelompok diberi bagian materi yang ditugaskan.
d. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/subbab yang sama bertemu
dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendikusikan sub bab tersebut.
e. Setelah anggota dari kelompok ahli selesai mendiskusikan sub bab bagian mereka, maka
selanjutnya masing-masing anggota dari kelompok ahli kembali kedalam kelompok asli
dan secara bergantian mengajar teman dalam satu kelompok mengenai sub bab yang telah
dikuasai sedangkan anggota lainnya mendengarkan penjelasan dengan seksama.
f. Masing-masing kelompok ahli melakukan presentasi hasil diskusi yang telah dilakukan.
g. Guru melaksanakan kegiatan evaluasi.
h. Penutup.
8. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture (PP) Menurut Hamdani,
( 2010 : 89)
Sintaksnya;

a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. Di langkah ini guru diharapkan
untuk menyampaikan apa yang menjadi Kompetensi Dasar mata pelajaran yang
bersangkutan. Dengan demikian maka siswa dapat mengukur sampai sejauh mana yang
harus dikuasainya.
b. Guru menyajikan materi sebagai pengantar. Penyajian materi sebagai pengantar sesuatu
yang sangat penting, dari sini guru memberikan momentum permulaan pembelajaran.
Kesuksesan dalam proses pembelajaran dapat dimulai dari sini. 
c. Guru menunjukkan atau memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan
materi. Dalam proses penyajian materi, guru mengajak siswa ikut terlibat aktif dalam
proses pembelajaran dengan mengamati setiap gambar yang ditunjukan oleh guru atau
oleh temannya. Dengan gambar kita akan menghemat energi kita dan siswa akan lebih
mudah memahami materi yang diajarkan.
d. Guru menunjuk atau memanggil siswa secara bergantian memasang atau mengurutkan
gambar-gambar menjadi urutan yang logis. Di langkah ini guru harus dapat melakukan
inovasi, karena penunjukan secara langsung kadang kurang efektif dan siswa merasa
terhukum. Salah satu cara adalah dengan undian, sehingga siswa merasa memang harus
menjalankan tugas yang harus diberikan. Gambar-gambar yang sudah ada diminta oleh
siswa untuk diurutkan, dibuat, atau di modifikasi.
e. Guru menanyakan alasan atau dasar pemikiran urutan gambar tersebut. Dalam langkah ini
peran guru sangatlah penting sebagai fasilitator dan motivator agar siswa berani
mengemukakan pendapatnya.
f. Berdasarkan alasan atau urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep atau
materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. Dalam proses ini guru harus
memberikan penekanan-penekanan pada hal ingin dicapai dengan meminta siswa lain
untuk mengulangi, menuliskan atau bentuk lain dengan tujuan siswa mengetahui bahwa
hal tersebut penting dalam pencapaian KD dan indikator yang telah ditetapkan.
g. Guru menyimpulkan dan merangkum. Kesimpulan dan rangkuman dilakukan bersama
dengan siswa. Guru membantu dalam proses pembuatan kesimpulan dan rangkuman.

9. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Cooperative Script (CS) (Danserau, dan


kawan-kawan, 1985 dalam Riyanto, 2003)
Sintaksnya;

a. Guru membagi siswa untuk berpasangan.


b. Guru membagi wacana atau materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan.
c. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa
yang berperan sebagai pendengar.
d. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide
pokok dalam ringkasannya.
Sementara pendengar :
- Menyimak atau mengoreksi atau menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap.
- Membantu mengingat atau menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi
sebelumnya atau dengan materi lainnya.
e. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya.
Serta lakukan seperti diatas.
f. Merumuskan simpulan bersama-sama antar guru dan murid.
g. Penutup.

10. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing menurut Kisworo (2008)
Sintaksnya;

a. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan.


b. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok
untuk memberikan penjelasan tentang materi.
c. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian
menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya.
d. Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu
pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.
e. Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilemparkan dari
satu siswa ke siswa yang lain selama ± 15 menit.
f. Setelah siswa dapat satu bola atau satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa
untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara
bergantian.
g. Evaluasi.
h. Penutup.
11. Model PembelajaranKooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization) Menurut
Slavin (2005)
Sintaksnya;
a. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materipembelajaran secara
individual yang sudah dipersiapkan oleh guru.
b. Guru memberikan kuis (pretest) secara individual kepada siswa untukmendapatkan skor
dasar atau skor awal.
c. Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4–5 siswadengan
kemampuan yang berbeda-beda baik tingkat kemampuan (tinggi,sedang dan rendah) Jika
mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya,suku yang berbeda serta kesetaraan
jender.
d. Hasil belajar siswa secara individual didiskusikan dalam kelompok. Dalamdiskusi
kelompok, setiap anggota kelompok saling memeriksa jawaban teman satu kelompok.
e. Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, danmemberikan
penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari.
f. Guru memberikan kuis (posttest) kepada siswa secara individual.
g. Guru memberi penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilaipeningkatan hasil
belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya(terkini).

12. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TS-TS) dikembangkan
oleh Spencer Kagan (1992)
Sintaksnya;

a. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok. Setiap kelompoknya terdiri dari empat
orang. Kelompok yang dibentuk merupakan kelompok heterogen.
b. Guru memberikan sub pokok bahasan pasa setiap kelompok untuk dibahas bersama-sama
dengan anggota kelompoknya masing-masing.
c. Siswa bekerjasama dalam kelompok yang beranggotakan empat orang. Hal ini, bertujuan
untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses
berfikir.
d. Setelah selesai, dua orang dari setiap kelompok meninggalkan kelompoknya untuk
bertamu kepada kelompok lain.
e. Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi
mereka kepada tamu mereka.
f. Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan
mereka dari kelompok lain.
g. Kelompok mencocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka.
h. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja mereka.

13. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Bamboo Dancing

Sintaksnya;

a. Separuh kelas atau seperempat jika jumlah siswa terlalu banyak berdiri berjajar . Jika ada
cukup ruang mereka bisa berjajar di depan kelas. Kemungkinan lain adalah siswa berjajar
di sela-sela deretan bangku. Cara yang kedua ini akan memudahkan pembentukan
kelompok karena diperlukan waktu relatif singkat.
b. Separuh kelas lainnya berjajar dan menghadap jajaran yang pertama
c. Dua siswa yang berpasangan dari kedua jajaran berbagi sinformasi.
d. Kemudian satu atau dua siswa yang berdiri di ujung salah satu jajaran pindah ke ujung
lainnya di jajarannya. Jajaran ini kemudian bergeser. Dengan cara ini masing-masing
siswa mendapat pasangan yang baru untuk berbagi. Pergeseran bisa dilakukan terus sesuai
dengan kebutuhan.

14. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams-Achievement Divisions


(STAD) Menurut Nur Citra Utomo dan C. Novi Primiani (2009 : 9)
Sintaksnya;
a. Membentuk kelompok yang anggotanya = 4 orang secara heterogen (campuran menurut
prestasi, jenis kelamin, suku, dan lain-lain).
b. Guru menyajikan pelajaran.
c. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok.
Anggotanya yang sudah mengerti dapat menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua
anggota dalam kelompok itu mengerti.
d. Guru memberikan kuis atau pertanyaan kepada seluruh siswa.
e. Memberi evaluasi.
f. Kesimpulan.

15. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Mind Mapping menurut Bobby De Porter,
Mike Hernacki 2003:153)
Sintaksnya;
a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
b. Guru menyajikan materi sebagaimana biasa.
c. Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang.
d. Menugaskan salah satu siswa dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima
dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian
berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya.
e. Menugaskan siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan
teman pasangannya. Sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya.
f. Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang kiranya belum dipahami siswa.
g. Kesimpulan/penutup.

16. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Menurut Lorna Curran
dalam Miftahul Huda, (2011: 113).
Sintaksnya;

a. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok
untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban.
b. Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal ataupun jawaban secara
acak.
c. Setelah semua mendapatkan kartu, kelompokkan antara pemegang kartu pertanyaan dan
kelompok pemegang kartu jawaban, posisikan berdiri siswa saling berhadapan. Posisi ini
bertujuan agar siswa mudah untuk mencari pasanganya.
d. Tiap siswa memikirkan jawaban ataupun soal dari kartu yang dipegang.
e. Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya. .
f. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin.
g. Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartu temannya (tidak dapat
menemukan kartu soal atau kartu jawaban) akan mendapatkan hukuman, yang telah
disepakati bersama.
h. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari
sebelumnya, demikian seterusnya.
i. Siswa juga bisa bergabung dengan 2 atau 3 siswa lainnya yang memegang kartu yang
cocok.
j. Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap materi pelajaran.

17. Model PembelajaranKooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)


Frang Lyman dan Koleganya di universitas Maryland sesuai yang dikutip Arends
(1997),menyatakan bahwa think pair share merupakan suatu cara yang efektif untuk
membuat variasi suasana pola diskusi kelas.
Sintaksnya;

a. Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai.


b. Siswa diminta untuk berfikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan guru.
c. Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang)
danmengutarakan hasil pemikiran masing-masing.
d. Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya.
e. Berawal dari kegiatan tersebut, Guru mengarahkan pembicaraan pada pokok
permasalahandan menambah materi yang belum diungkapkan para siswa.

18. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Bertukar Pasangan Menurut Rustaman et al.,
(2003: 206)
Sintaksnya;

a. Siswa dibentuk berkelompok secara berpasangan/2 orang (guru bisa menunjuk


pasangannya atau siswa memilih sendiri pasangannya).
b. Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan pasangannya.
c. Setelah selesai setiap pasangan bergabung dengan satu pasangan dari kempok yang lain.
d. Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan, kemudian pasangan yang baru ini saling
menanyakan dan mencari kepastian jawaban mereka.
e. Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan kepada
pasangan semula.
f. Kesimpulan.
g. Penutup.

19. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horey (CRH) Menurut
Dwitantra (2010)
Sintaksnya;

a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.


b. Guru mendemonstrasikan atau menyajikan materi.
c. Memberikan kesempatan siswa tanya jawab.
d. Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok.
e. Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9 atau 16 atau 25 sesuai
dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan selera masing-masing siswa.
f. Guru membacakan soal secara dan siswa menulis jawaban di dalam kotak yang nomornya
disebutkan guru dan langsung didiskusikan, kalau benar diisi tanda benar (√) dan salah
diisi tanda silang (×)
g. Siswa yang sudah mendapatkan tanda √ vertikal atau horizontal, atau diagonal harus
berteriak hore ... atau yel-yel lainnya.
h. Nilai siswa dihitung dari jawaban benar jumlah hore yang diperoleh.
i. Guru memberikan rewardv pada yang memperoleh nilai tinggi atau yang banyak
memperoleh horay.
j. Penutup.

20. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick


Sintaksnya;

a. Guru membentuk kelompok yang terdiri atas 5 orang.


b. Guru menyiapkan sebuah tongkat yang panjangnya 20 cm.
c. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan
kesempatan para kelompok untuk membaca dan mempelajari materi pelajaran.
d. Siswa berdiskusi membahas masalah yang terdapat di dalam wacana.
e. Setelah kelompok selesai membaca materi pelajaran dan mempelajari isinya, guru
mempersilahkan anggota kelompok untuk menutup isi bacaan.
f. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada salah satu anggota kelompok, setelah
itu guru memberi pertanyaan dan anggota kelompok yang memegang tongkat tersebut
harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian
untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru.
g. Siswa lain boleh membantu menjawab pertanyaan jika anggota kelompoknya tidak bisa
menjawab pertanyaan.
h. Guru memberikan kesimpulan.
i. Guru melakukan evaluasi/penilaian, baik secara kelompok maupun individu.
j. Guru menutup pembelajaran.

21. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Explicit Instruction Menurut Arends (dalam
Trianto, 2009:41)
Sintaksnya;
a. Guru menjelaskan TPK, informasi latar belakang pelajaran, pentingnya pelajaran,
mempersiapkan siswa untuk belajar.
b. Guru mendemonstrasikan keterampilan dengan benar, atau menyajikan informasi tahap
demi tahap.
c. Guru merencanakan dan memberi bimbingan pelatihan awal.
d. Mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik, memberi umpan
balik.
e. Guru mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus
pada penerapan kepada situasi lebih kompleks dalam kehidupan sehari-hari.
f. Penyimpulan dan evaluasi.
g. Refleksi.

22. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Cooperative Integrated Reading and


Composition (CIRC) Menurut Suyatno, (2009:68)
Sintaksnya;

a. Membentuk kelompok yang anggotanya terdiri dari 4 orang yang secara heterogen.
b. Guru memberikan wacana atau kliping sesuai dengan topik pembelajaran.
c. Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi
tanggapan terhadap wacana atau kliping dan tulis pada lembar kertas.
d. Mempresentasikan atau membacakan hasil kelompok.
e. Guru membuat kesimpulan bersama.
f. Penutup.

23. Model Pembelajaran Aktif Learning Starts With A Question (LSQ) Menurut
Howard (2008:63)

Sintaksnya;

a. Pengajar menentukan bacaan yang akan dipelajari. Pilihlah bahan bacaan yang sesuai
kemudian bagikan kepada siswa. Dalam hal ini bacaan tidak harus difotocopi. Cara lain
adalah dengan cara memilih satu topik atau bab tertentu dari buku teks. Usahakan bacaan
itu bacaan yang memuat informasi umum atau bacaan yang memberi peluang untuk
ditafsirkan berbeda-beda.
b. Kemudian pengajar meminta pembelajar membaca bacaan tersebut
c. Pengajar mengelompokkan para pembelajar dalam kelompok-kelompok kecil
(beranggotakan 2 orang)
d. Bersama dengan temannya dalam kelompok kecil bekerjasama memaknai
wacana/mempelajari bacaan
e. Pembelajar diminta memberi tanda pada bagian bacaan yang tidak dipahami dan diminta
menyusun suatu pertanyaan.
f. Pengajar meminta dua kelompok kecil bergabung menjadi satu kelompok (beranggotakan
4 orang) untuk membahas pertanyaan/poin-poin yang tidak diketahui yang telah diberi
tanda
g. Pembelajar di dalam kelompoknya diminta untuk menuliskan pertanyaan tentang materi
yang dibaca yang belum dapat diselesaikan.
h. Pengajar meminta setiap kelompok menginventarisasi pertanyaan yang telah ditulis
i. Kelompok membacakan pertanyaan yang belum dapat diselesaikan untuk ditanggapi
kelompok lain
j. Pengajar menjelaskan jawaban dari sisa pertanyaan yang belum terjawab
k. Pengajar mengarahkan pembelajar untuk menarik kesimpulan
24. Model Pembelajaran Aktif Team Quiz oleh Dalvi

Sintaksnya;

a. Pilihlah topik yang yang dapat disampaikan dalam tiga bagian.


b. Bagilah siswa menjadi tiga kelompok yaitu A, B dan C.
c. Sampaikan kepada siswa format penyampaian pelajaran kemudian mulai penyampaian
materi. Batasi penyampaian materi maksimal 10 menit.
d. Setelah penyampaian, minta kelompok A menyiapkan pertanyaan-pertanyaan berkaitan
dengan materi yang baru saja disampaikan. Kelompok B dan C menggunakan waktu ini
untuk melihat lagi catatan mereka.
e. Mintalah kepada kelompok A untuk memberi pertanyaan kepada kelompok B. Jika
kelompok B tidak dapat menjawab pertanyaan, lempar pertanyaan tersebut kepada
kelompok C.
f. Kelompok A memberi pertanyaan kepada kelompok C, jika kelompok C tidak bisa
menjawab, lemparkan kepada kelompok B.
g. Jika tanya jawab selesai, lanjutkan pelajaran kedua dan tunjuk kelompok B untuk menjadi
kelompok penanya. Lakukan seperti proses untuk kelompok A.
h. Setelah kelompok B selesai dengan pertanyaannya, lanjutkan penyampaian materi
pelajaran ketiga dan tunjuk kelompok C sebagai kelompok penanya.
i. Akhiri pelajaran dengan menyimpulkan tanya jawab dan jelaskan sekiranya ada
pemahaman siswa yang keliru.
25. Model Pembelajaran Aktif Modeling the Way dalam Dep Dik Bud, (1993: 219).

Sintaksnya;

a. Setelah pembelajaran satu topik tertentu, carilah topik-topik yang menuntut siswa untuk
mencoba atau mempraktikan keterampilan yang baru diterangkan.
b. Bagilah siswa ke dalam beberapa kelompok kecil sesuai dengan jumlah mereka.
Kelompok-kelompok ini akan mendemonstrasikan suatu keterampilan tertentu sesuai
dengan skenario yang dibuat.
c. Berikan kepada siswa waktu 10-15 menit untuk menciptakan skenario kerja.
d. Beri waktu 5-7 menit untuk berlatih
e. Secara bergiliran tiap kelompok diminta mendemonstrasikan kerja masing-masing. Setelah
selesai, beri kesempatan kepada kelompok lain untuk memberikan masukan pada setiap
demonstrasi yang dilakukan.
f. Guru memberikan penjelasan secukupnya untuk mengklarifikasi.

26. Model Pembelajaran Aktif Silent Demonstration


Sintaksnya;

a. Tentukan prosedur atau langkah-langkah yang akan diajarkan kepada siswa.


b. Mintalah kepada siswa untuk memerhatikan Anda mengerjakan prosedur tertentu.
Lakukan dengan penjelasan atau komentar yang seminim mungkin. Tugas Anda disini
adalah memberikan gambaran visual tentang prosedur tersebut. Jangan terlalu berharap
siswa akan banyak mengingat apa yang Anda kerjakan. Dalam kesempatan ini Anda hanya
dituntut untuk membangun kesiapan belajar mereka.
c. Bentuk siswa menjadi pasangan-pasangan. Demonstrasikan lagi bagian pertama dari
prosedur, usahakan tidak terlalu banyak memberi penjelasan. Minta masing-masing
pasangan untuk mendiskusikan apa yang mereka saksikan dari demonstrasi sang guru.
d. Minta beberapa orang untuk menjelaskan apa yang Anda lakukan. Jika siswa masih
kesulitan, ulangi lagi demonstrasi Anda. Komentari observasi yang benar.
e. Akhiri dengan pemberian tantangan kepada siswa untuk melakukan prosedur dari awal
sampai akhir.

27. Model Pembelajaran Aktif Bermain Jawaban


Sintaksnya;
Hal-hal yang harus dipersiapkan dalam mengembangkan model pembelajaran bermain
jawaban adalah :
a. Buatlah sejumlah pertanyaan yang memerlukan jawaban ringkas, dan masing-masing
ditulis pada selembar kertas.
b. Tulislah sejumlah kemungkinan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan no 1 diatas. Jumlah
jawaban harus lebih banyak dari jumlah pertanyaan.
c. Kelompokkan jawaban-jawaban yang dibuat pada langkah yang dibuat sesuai dengan
kategori tertentu.
d. Masukkan jawaban-jawaban tadi ke dalam kantong-kantong kertas. Setiap kantong ditulisi
nama kategori sesuai dengan kategori jawaban.
e. Tempelkan kantong-kantong kertas tadi pada selembar kertas karton atau pada selembar
papan.
f. Tempel atau gantungkan kertas karton tadi di depan kelas.

Selanjutnya, langkah-langkah model pembelajaran bermain jawaban ini adalah :

a. Bagilah siswa menjadi beberapa kelompok. Besar kelompok disesuaikan dengan jumlah
siswa. Usahakan jumlah siswa dalam tiap kelompok tidak lebih dari 5 orang.
b. Kepada setiap kelompok diberikan pertanyaan-pertanyaan. Jumlah pertanyaan untuk setiap
kelompok adalah sama.
c. Mintalah masing-masing kelompok untuk mendiskusikan jawaban dan mencari kira-kira
di kantong yang mana jawaban tersebut berada.
d. Mulai permainan dengan meminta salah satu kelompok untuk membacakan satu
pertanyaan, kemudian salah satu anggota kelompok mengambil jawaban dari kantong
yang ada di depan kelas. Setelah selesai menjawab satu pertanyaan, kesempatan diberikan
kepada kelompok yang lain.
e. Langkah no. 4 diulang untuk kelompok yang lain sampai pertanyaan habis, atau waktu
tidak memungkinkan.
f. Guru memberi klarifikasi jawaban atau menambahkan penjelasan yang bersumber pada
materi yang ada dalam permainan tadi.

28. Model Pembelajaran Aktif Index Card Match Menurut Silberman (2009: 240)
Sintaksnya;

a. Guru membuat potongan-potongan kertas sebanyak jumlah siswa yang ada di dalam kelas.
b. Kemudian bagilah potongan kertas-kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama.
c. Pada separuh bagian, tulis pertanyaan tentang materi yang akan disampaikan saat
pembelajaran. Setiap kertas berisi satu pertanyaan.
d. Pada separuh kertas yang lain, tulis jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat.
e. Kocoklah semua kertas sehingga akan tercampur antara soal dan jawaban.
f. Setiap siswa diberi satu kertas. Jelaskan bahwa ini adalah aktivitas yang dilakukan
berpasangan. Separuh siswa akan mendapatkan soal dan separuh yang lain akan
mendapatkan jawaban.
g. Guru memerintahkan kepada siswa untuk menemukan pasangan mereka. Jika ada yang
sudah menemukan pasangan, mintalah kepada mereka untuk duduk berdekatan. Jelaskan
juga agar siswa tidak memberitahu materi yang mereka dapatkan kepada teman yang lain.
h. Setelah semua siswa menemukan pasangan dan duduk berdekatan, mintalah kepada setiap
pasangan secara bergantian untuk membacakan soal yang diperoleh dengan kersa kepada
teman-temannya yang lain. Selanjutnya, soal tersebut dijawab oleh pasangannya.
i. Akhiri proses ini dengan membuat klarifikasi dan kesimpulan.

29. Model Pembelajaran Aktif Guided Teaching Menurut Zaini


Sintaksnya;

a. Sampaikan beberapa pertanyaan kepada siswa untuk mengetahui pikiran dan kemampuan
yang mereka miliki. Gunakan pertanyaan-pertanyaan yang mempunyai beberapa
kemungkinan jawaban.
b. Berikan waktu beberapa menit untuk memberi kesempatan kepada siswa untuk menjawab
pertanyaan. Anjurkan kepada mereka untuk bekerja berdua atau dalam kelompok kecil.
c. Mintalah kepada siswa untuk menyampaikan hasil jawaban mereka dan catat jawaban-
jawaban yang mereka sampaikan. Jika memungkinkan tulis di papan tulis dengan
mengelompokkan jawaban mereka dalam kategori-kategori yang nantinya akan Anda
sampaikan dalam pembelajaran.
d. Sampaikan poin-poin utama dari materi Anda dengan ceramah yang interaktif.
e. Mintalah kepada siswa untuk membandingkan jawaban mereka dengan poin-poin yang
telah Anda sampaikan. Catat poin-poin yang dapat memperluas bahasan materi Anda.

30. Model Pembelajaran Aktif The Learning Cell yang dikembangkan oleh Goldschmid
dari Swiss Federal Institute of Technology di Lausanne
Sintaksnya;
a. Sebagai persiapan, siswa diberi tugas membaca suatu bacaan kemudian menulis
pertanyaan yang berhubungan dengan masalah pokok yang muncul dari bacaan atau
materi terkait lainnya.
b. Pada awal pertemuan, siswa ditunjuk untuk berpasangan dengan mencari kawan yang
disenangi. Siswa A memulai dengan membacakan pertanyaan pertama dan di jawab oleh
siswa B.
c. Setelah mendapatkan jawaban dan mungkin telah mendapatkan koreksi atau diberi
tambahan informasi, giliran siswa B mengajukan pertanyaan yang harus dijawab oleh
siswa A.
d. Jika siswa A selesai mengajukan satu pertanyaan kemudian dijawab oleh siswa B, ganti B
yang bertanya, dan begitu seterusnya.
e. Selama berlangsung tanya jawab, guru bergerak dari satu pasangan ke pasangan yang lain
sambil memberi masukan atau penjelasan dengan bertanya atau menjawab pertanyaan.

31. Model Pembelajaran Aktif Learning Contracts


Sintaksnya;

a. Mintalah setiap peserta didik untuk memilih tugas yang ia inginkan untuk dipelajari dan
dikerjakan secara independen.
b. Doronglah setiap peserta didik untuk memikirkan secara hati-hati melalui rencana studi.
c. Berikan waktu yang cukup untuk konsultasi dalam menyusun rencana.
d. Mintalah kontrak yang ditulis peserta didik yang mencakup topics, learning objectives
(tujuan pembelajaran) , learning strategie (strategi pembelajaran), dan closed date

32. Model Pembelajaran Aktif Examples Non Examples menurut Roestiyah (2001 : 73)
Sintaksnya;

a. Guru mempersiapakan gambar-gambar yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran.


Berbagai gambar yang hendak dipakai dalam pembelajaran hendaknya adalah gambar
yang relevan dengan materi ajar yang akan dibahas oleh guru.
b. Guru menyajikan atau menampilkan gambar dengan cara menempelkan gambar-gambar di
papan ataupun dapat menayangkannya lewat LCD atau in focus dan alat pendukung
lainnya..
c. Guru memberikan arahan dan kesempatan kepda siswa untuk mengamati dan menganalisa
gambar-gambar yang telah disajikan. Dalam tahap ini para siswa diberikan kesempatan
untuk melihat, menelaah, mengamati gambar yang telah ditampilkan guru, disini guru
diperkenankan untuk memberikan deskripsi dari gambar-gambar tersebut.
d. Siswa mencatat hasil analisa dari gambar setelah melakukan diskusi kelompok yang terdiri
2-3 siswa. Hasil analisa sebaiknya dicatat dalam sebuah kertas yang disediakan oleh guru.
e. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.
f. Mulai dari komentar ataupun hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai
tujuan yang ingin dicapai.
g. Guru bersama-sama para siswa menyimpulkan materi sesuai dengan tujuan pembelajaran.

33. Model Pembelajaran Aktif Artikulasi


Sintaksnya;

a. Guru menyampaikan kopetensi yang ingin dicapai.


b. Guru menyampaikan materi sebagaimana seperti biasa.
c. Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang.
d. Menugaskan salah satu siswa dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima
dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian
berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya.
e. Menugaskan siswa secara bergiliran/diajak menyampaikan hasil wawancaranya dengan
teman pasangannya. Sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya.
f. Guru mengulangi atau menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami siswa.
g. Kesimpulan atau penutup.

34. Model Pembelajaran Aktif Student Facilitator And Explaining (SFAE) Menurut
Agus Supriojo (2009:129)
Sintaksnya;

a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran.


b. Guru mendemonstrasikan atau menyajikan atau mempresentasikan materi.
c. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan kepada siswa yang lainnya
misalnya melalui bagan atau peta konsep.
d. Guru menyimpulkan ide atau pendapat dari siswa.
e. Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu.
f. Penutup.

35. Model Pembelajaran Aktif Demonstration menurut Syah (2000 : 208)


a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
b. Guru menyajikan gambaran sekilas materi yang akan disampaikan.
c. Menyiapakan bahan atau alat yang diperlukan.
d. Menunjuk salah seorang siswa untuk mendemonstrasikan sesuai dengan skenario yang
telah disiapkan.
e. Seluruh siswa memerhatikan demonstrasi dan menganalisanya.
f. Tiap siswa mengemukakan hasil analisisnya dan juga pengalaman siswa
didemonstrasikan.
g. Guru membuat kesimpulan.

36. Model Pembelajaran Aktif Demonstration Menurut Huda (2013, hlm. 239)
Sintaksnya;

a. Seluruh siswa dibagi dalam beberapa kelompok (misal 4 kelompok). Siswa diberi waktu
beberapa menit untuk menentukan tugas dari masing-masing anggota. Siswa berdiskusi
secara terbimbing dan melakukan eksplorasi. Kegiatan eksplorasi yang siswa lakukan
antara lain bisa berupa kajian literatur, mencari informasi dari perpustakaan, wawancara
orang sekitar, dan lingkungan sekitar.
b. Setelahnya masing-masing dari siswa diberi satu sampai dengan empat kartu Time Token.
Kartu Time Token berisi kata-kata (clue) yang harus siswa jelaskan. Kartu yang dibagikan
berfungsi untuk berbicara (berpendapat, menyampaikan informasi, dan mengemukakan
pertanyaan) selama kurang lebih 30 detik sampai 60 detik. Ketika salah siswa berbicara,
maka kelompok lain ada yang bertugas menghitung waktu bicara dan mencatat hal-hal
penting yang dikemukakan.
c. Siswa diberi waktu beberapa menit untuk berdiskusi seputar kartu yang telah diterimanya.
Disini terjadi komunikasi antar anggota kelompok.
d. Guru memberi aba-aba mulai. Siswa yang berhak menjawab terlebih dahulu adalah siswa
yang lebih cepat mengangkat tangan agar lebih sistematis, maka yang pertama kali
menggunakan kartunya adalah salah satu anggota dari kelompok satu, karena kelompok
satu terdiri dari beberapa anggota maka kelompok lain bertugas untuk memperhatikan
siapa yang mengangkat tangan terlebih dahulu. Begitu juga seterusnya sampai kelompok
terakhir.
e. Jika siswa telah selesai mengemukakan pendapatnya, maka kartu yang ia pegang harus
dikembalikan kepada guru. Begitu seterusnya sampai tidak ada lagi kartu yang dipegang
siswa atau sampai waktu pembelajaran selesai. Siswa yang telah habis kartunya tidak
boleh bicara lagi.
f. Siswa yang kartunya telah habis harus mencatat hal-hal penting yang diungkapkan
temannya. Semakin banyak yang dapat dicatat siswa maka akan semakin besar siswa
tersebut mendapatkan penghargaan secara individu.
g. Siswa yang tidak tepat menjawab atau menjawab lebih dari 30 detik maka kartunya belum
bisa dikembalikan.
h. Penghargaan kelompok dan individu, bisa berupa reward bintang maupun poin.
i. Siswa mengerjakan soal pemahaman tentang apa yang telah dipelajarinya.
j. Refleksi pembelajaran
k. Penarikan kesimpulan

37. Model Pembelajaran Aktif Complette Sentence


Sintaksnya;

a. Mempersiapkan lembar kerja siswa dan modul.


b. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
c. Guru menyampaikan materi secukupnya atau siswa disuruh membacakan buku atau modul
dengan waktu secukupnya.
d. Guru membentuk kelompok 2 atau 3 orang secara heterogen.
e. Guru membagikan lembar kerja beruapa paragraf yang kalimatnya belum lengkap.
f. Peserta didik berdiskusi untuk melengkapi kalimat dengan kunci jawaban yang tersedia.
g. Peserta didik berdiskusi secara kelompok.
h. Setelah jawaban didiskusikan, jawaban yang salah diperbaiki. Tiap peserta membaca
sampai mengerti atau hafal.
i. Kesimpulan.

38. Model Pembelajaran Tebak Kata


Sintaksnya;
a. Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai atau materi ± 45 menit.
b. Guru menyuruh siswa berdiri berpasangan di depan kelas.
c. Seorang siswa diberi kartu yang berukuran 10 x 10 cm yang nantinya dibacakan pada
pasangannya. Seorang siswa yang lainnya diberi kartu yang berukuran 5 x 2 cm yang
isinya tidak boleh dibaca (dilipat) kemudian ditempelkan di dahi atau diselipkan di telinga.
d. Sementara siswa membawa kartu 10 x 10 cm membacakan kata-kata yang tertulis di
dalamnya sementara pasangannya menebak apa yang dimaksud dalam kartu 10 x 10 cm.
Jawaban tepat bila sesuai dengan isi kartu yang ditempelkan di dahi atau telinga.
e. Apabila jawabannya tepat (sesuai yang tertulis di kartu), maka pasangan itu boleh duduk.
Bila belum tepat pada waktu yang telah ditetapkan boleh mengarahkan dengan kata-kata
lain asal jangan langsung memberi jawabannya.
f. Dan seterusnya. .

39. Model Pembelajaran Round Club Atau Keliling Kelompok


Sintaksnya;

a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompotensi dasar.


b. Guru membagi siswa menjadi kelompok.
c. Guru memberikan tugas atau lembar kerja
d. Salah satu siswa dalam masing-masing kelompok menilai dengan memberikan pandangan
dan pemikiran mengenai tugas yang sedang mereka kerjakan
e. Siswa berikutnya juga ikut memberikan kontribusinya
f. Demikian seterusnya giliran bicara bisa dilaksanakan arah perputaran jarum jamk atau dari
kiri ke kanan

40. Model Pembelajaran Pair Check yang dipopulerkan oleh Spencer Kagen tahun
1993.
Sintaksnya;

a. Guru menjelaskan konsep


b. Siswa dibagi beberapa tim. Setiap tim terdiri dari 4 orang. Dalam satu ti ada 2 pasangan.
Setiap pasangan dalam satu tim ada yang menjadi pelatih dan ada yang patner.
c. Guru membagikan soal kepada si patner
d. atner menjawab soal , dan si pelatih bertugas mengecek jawabannya. Setiap soal yang
benar pelatih memberi kupon.
e. Bertukar peran. Si pelatih menjadi patner dan si patner menjadi pelatih
f. Guru membagikan soal kepada si patner
g. Patner menjawab soal , dan si pelatih bertugas mengecek jawabannya. Setiap soal yang
benar pelatih memberi kupon.
h. Setiap pasangan kembali ke tim awal dan mencocokkan jawaban satu sama lain.
i. Guru membimbing dan memberikan arahan atas jawaaban dari berbagai soal dan tim
mengecek jawabannya.
j. Tim yang paling banyak mendapat kupon diberi hadiah
B. Macam-macam Pendekatan Beserta Sintaksnya

1. Pendekatan Kontekstual / Contextual Teaching and Learning (CTL)


Sintaksnya;

a. Mengkaji materi pelajaran yang akan diajarkan.


b. Mengkaji konteks kehidupan siswa sehari-hari.
c. Memilih materi pelajaran yang dapat dikaitkan dengan kehidupan siswa.
d. Menyusun persiapan proses KBM yang telah memasukkan konteks dengan
materi pelajaran.
e. Melaksanakan proses belajar mengajar kontekstual.
f. Melakukan penilaian otentik terhadap apa yang telah dipelajari siswa.
2. Pendekatan Kontruktivisme

Sintaksnya menurut Kunandar (2007:307);

a. carilah dan gunakanlah pertanyaan dan gagasan siswa untuk menuntun


pelajaran dan keseluruhan unit pembelajaran
b. Biarkan siswa mengemukakan gagasan-gagasan mereka dulu
c. Kembangkan kepemimpinan, kerja sama, pencarian informasi, dan
aktivitas siswa sebagai hasil dalam proses belajar
d. Gunakan pemikiran, pengalaman, dan minat siswa untuk mengarahkan
proses pembelajaran
e. Kembangkan penggunakan alternatif sumber informasi baik dalam
bentuk bahan tertulis maupun bahan-bahan para pakar.
f. Usahakan agar siswa mengemukakan sebab-sebab terjadinya suatu
peristiwa
g. Carilah gagasan-gagasan siswa sebelum guru menyajikan pendapatnya.
h. Buatlah agar siswa tertantang dengan konsepi dan gagasan-gagasan
mereka sendiri
i. Sediakan waktu cukup untuk berefleksi dan menganalisis menghormati
gagasan siswa
j. Doronglah siswa untuk melakukan analisis sendiri, mengumpulkan
bukti nyata untuk mendukung gagasannya sesuai dengan pengetahuan baru yang
dipelajarinya
k. Gunakanlah masalah yang diidentifikasikan oleh siswa sesuai dengan
minantya dan dampak yang akan ditimbulkannya
l. Gunakan sumber-sumber lokal sebagai sumber informasi asli yang
digunakan dalam pemecahan masalah.
m. Libatkan siswa dalam mencari pemecahan masalah yang ada dalan
kenyataan.
n. Perluas belajar seputar jam pelajaran, ruangan kelas, dan lingkungan
sekolah.
o. Pusatkan perhatian pada dampak sains pada setiap individu siswa
p. Tekankan kesadaran karir terutama yang berhubungan dengan sains
dan teknologi”.
3. Pendekatan Deduktif
Sintaksnya Menurut Sagala (2010:76);
a. Guru memilih konsep, prinsip, aturan yang akan disajikan dengan
pendekatan deduktif,
b. Guru menyajikan aturan, prinsip yang berifat umum, lengkap dengan
definisi dan contoh-contohnya,
c. Guru menyajikan contoh-contoh khusus agar siswa dapat menyusun
hubungan antara keadaan khusus dengan aturan prinsip umum,
d. Guru menyajikan bukti-bukti untuk menunjang atau menolak
kesimpulan bahwa keadaan khusus itu merupakan gambaran dari keadaan umum.

4. Pendekatan Induktif
Sintaksnya Menurut Sagala (2010:77) ;
a. Memilih dan mementukan bagian dari pengetahuan (konsep, aturan
umum, prinsip dan sebagainya) sebagai pokok bahasan yang akan diajarkan.
b. Menyajikan contoh-contoh spesifik dari konsep, prinsip atau aturan
umum itu sehingga memungkinkan siswa menyusun hipotesis (jawaban sementara)
yang bersifat umum.
c. Kemudian bukti-bukti disajikan dalam bentuk contoh tambahan
dengan tujuan membenarkan atau menyangkal hipotesis yang dibuat siswa.
d. Kemudian disusun pernyataan tentang kesimpulan misalnya berupa
aturan umum yang telah terbukti berdasarkan langkah-langkah tersebut, baik
dilakukan oleh guru atau oleh siswa.
5. Pendekatan Konsep
Sintaksnya;
a. Tahap Enaktik
Tahap enaktik dimulai dari:
 Pengenalan benda konkret.

 Menghubungkan dengan pengalaman lama atau berupa


pengalaman baru.

 Pengamatan, penafsiran tentang benda baru.

b. Tahap Simbolik
Tahap simbolik siperkenalkan dengan: Simbol, lambang, kode, seperti angka,
huruf. kode, seperti (?=,/) dll. Membandingkan antara contoh dan non-contoh untuk
menangkap apakah siswa cukup mengerti akan ciri-cirinya. Memberi nama, dan
istilah serta defenisi.
c. Tahap Ikonik
Tahap ini adalah tahap penguasaan konsep secara abstrak, seperti: Menyebut
nama, istilah, definisi, apakah siswa sudah mampu mengatakannya.
6. Pendekatan Proses
Sintaksnya menurut Conny Semiawan,( 2002: 16);
a. Observasi
Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan pengamatan yang terarah tentang gejala
atau fenomena sehingga mampu membedakan yang sesuai dan yang tidak sesuai
dengan pokok permasalahan.Pengamatan di sini diartikan sebagai penggunaan indera
secara optimal dalam rangka memperoleh informasi yang lengkap atau memadai.
b. Mengklasifikasikan
Kegiatan ini bertujuan untuk menggolongkan sesuatu berdasarkan syarat-
syarat tertentu.
c. Menginterpretasikan atau menafsirkan data
Data yang dikumpulkan melalui observasi, perhitungan,
pengukuran,eksperimen, atau penelitian sederhana dapat dicatat atau disajikan dalam
berbagai bentuk, seperti tabel, grafik, diagram.
d. Meramalkan (memprediksi)
Hasil interpretasi dari suatu pengamatan digunakan untuk meramalkan atau
memperkirakan kejadian yang belum diamati atau kejadian yang akan datang. Ramalan
berbeda dari terkaan, ramalan didasarkan pada hubungan logis dari hasil pengamatan
yang telah diketahui sedangkan terkaan didasarkan pada hasil pengamatan.
e. Membuat hipotesis
Hipotesis adalah suatu perkiraan yang beralasan untuk menerangkan suatu
kejadian atau pengamatan tertentu.Penyusunan hipotesis adalah salah satu kunci
pembuka tabir penemuan berbagai hal baru.
f. Mengendalikan variabel
Variabel adalah faktor yang berpengaruh.Pengendalian variabel adalah suatu
aktifitas yang dipandang sulit, namun sebenarnya tidak sesulit yang kita bayangkan.Hal
ini tergantung dari bagaimana guru menggunakan kesempatan yang tersedia untuk
melatih anak mengontrol dan memperlakukan variabel.
g.  Merencanakan penelitian / eksperimen
Eksperimen adalah melakukan kegiatan percobaan untuk membuktikan apakah
hipotesis yang diajukan sesuai atau tidak.
h.  Menyusun kesimpulan sementara
Kegiatan ini bertujuan menyimpulkan hasil percobaan yang telah dilakukan
berdasarkan pola hubungan antara hasil pengamatan yang satu dengan yang lainnya.
i. Menerapkan (mengaplikasikan) konsep
Mengaplikasikan konsep adalah menggunakan konsep yang telah dipelajari
dalam situasi baru atau dalam menyelesaikan suatu masalah,misalnya sesuatu masalah
yang dibicarakan dalam mata pelajaran yang lain.
j.  Mengkomunikasikan
Kegiatan ini bertujuan untuk mengkomunikasikan proses dari hasil perolehan
kepada berbagai pihak yang berkepentingan, baik dalambentuk kata-kata, grafik, bagan
maupun tabel secara lisan maupun tertulis.

7. Pendekatan Open – Ended


Sintaksnya menurut Takahashi (2005);
a. Kegiatan Awal
 Guru melakukan tanya jawab unutk mengecek pengetahuan prasyaratdan
keterampilan yang dimiliki siswa (apersepsi).
 Guru menginformasikan kepada siswa materi yang akan mereka pelajari, dan
kegunaan materi tersebu (motivasi).
b. Kegiatan Inti 
 Memberikan masalah, guru memberikan masalah open ended yang berkaitan
dengan materi yang diajarkan sehingga siswa dapat memahaminya dan
menemukan pendekatan penyelesaiannya. 
 Mengeksplorasi masalah, waktu mengeksplorasi masalah dibagi dala dua sesi.
 Merekam respon siswa.
 Guru mencatat respon siswa.
 Meringkas apa yang dipelajari. 
c. Kegiatan Akhir
 Guru meluruskan misskonsepsi yang terjadi (jika ada).
 Guru memberikan perluasan wawasan bagi siswa terkait dengan konsep yang baru
saja didiskusikan.
 Guru memberikan soal-soal atau tugas untuk dikerjakan dirumah.
 Guru memberikan informasi tentang materi yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya.
8. Pendekatan Saintific
Sintaksnya ;
a. Observing (mengamati), Membaca, mendengar, menyimak, melihat
(tanpa atau dengan alat)
b. Questioning (menanya), Mengajukan pertanyaan tentang informasi
yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan
informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual
sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik)
c. Associating (menalar), mengolah informasi yang sudah dikumpulkan
baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari
kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. Pengolahan informasi
yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai
kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber
yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan
d. Experimenting (mencoba), Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata
atau otentik, peserta didik harus mencoba atau melakukan percobaan, terutama untuk
materi atau substansi yang sesuai. Pada mata pelajaran IPA, misalnya,peserta didik
harus memahami konsep-konsep IPA dan kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.
Peserta didik pun harus memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan
pengetahuan tentang alam sekitar, serta mampu menggunakan metode ilmiah dan
bersikap ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya sehari-hari.
e. Networking (membentuk Jejaring/ mengkomunikasikan),
Menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara
lisan, tertulis, atau media lainnya
9.Pendekatan Realistik
Sintaksnya;
a. Langkah 1: Memahami masalah kontekstual
yaitu guru memberikan masalah kontekstual dalam kehidupan sehari-hari
kepada siswa dan meminta siswa untuk memahami masalah tersebut,serta memberi
kesempatan kepada siswa untuk menanyakan masalah yang belum di pahami.
Karakteristik PMR yang muncul pada langkah ini adalah karakteristik pertama yaitu
menggunakan masalah kontekstual sebagai titik tolak dalam pembelajaran, dan
karakteristik keempat yaitu interaksi
b. Langkah 2: Menjelaskan masalah kontekstual
jika dalam memahami masalah siswa mengalami kesulitan, maka guru
menjelaskan situasi dan kondisi dari soal dengan cara memberikan petunjuk-
petunjuk atau berupa saran seperlunya, terbatas pada bagian-bagian tertentu dari
permasalahan yang belum dipahami
c. Langkah 3 : Menyelesaikan masalah
Siswa mendeskripsikan masalah kontekstual, melakukan interpretasi aspek
matematika yang ada pada masalah yang dimaksud, dan memikirkan strategi
pemecahan masalah.Selanjutnya siswa bekerja menyelesaikan masalah dengan
caranya sendiri berdasarkan pengetahuan awal yang dimilikinya, sehingga
dimungkinkan adanya perbedaan penyelesaian siswa yang satu dengan yang lainnya.
Guru mengamati, memotivasi, dan memberi bimbingan terbatas, sehingga siswa
dapat memperoleh penyelesaian masalah-masalah tersebut. Karakteristik PMR yang
muncul pada langkah ini yaitu karakteristik kedua menggunakan model
d. Langkah 4 : Membandingkan jawaban
Guru meminta siswa membentuk kelompok secara berpasangan dengan teman
sebangkunya, bekerja sama mendiskusikan penyelesaian masalah-masalah yang
telah diselesaikan secara individu (negosiasi, membandingkan, dan berdiskusi).
Guru mengamati kegiatan yang dilakukan siswa, dan memberi bantuan jika
dibutuhkan. Dipilih kelompok berpasangan, dengan pertimbangan efisiensi
waktu.Karena di sekolah tempat pelaksanaan ujicoba, menggunakan bangku
panjang.Sehingga kelompok dengan jumlah anggota yang lebih banyak,
membutuhkan waktu yang lebih lama dalam pembentukannya.
e. Langkah 5: Menyimpulkan
Dari hasil diskusi kelas, guru mengarahkan siswa untuk menarik kesimpulan
suatu rumusan konsep/prinsip dari topik yang dipelajari.Karakteristik PMR yang
muncul pada langkah ini adalah adanya interaksi antar siswa dengan guru.
10. Pendekatan Sains, Teknologi, dan Masyarakat
Sintaks menurut Hidayati dkk(2010:6.34) ;
a. Tahap apersepsi inisiasi, invitasi, dan ekskplorasi yang menggunakan isu/masalah
aktual yang ada di masyarakat.
b. Tahap pembentukan konsep, yaitu siswa membangun dan mengkontruksi pengetahuan
sendiri melalui observasi, eksperimen, dan diskusi.
c. Tahap aplikasi konsep atau penyelesaian masalah, yaitu menganalisis isu/masalah
yang telah ditemikan diawal pembelajaran berdasarkan konsep yang telah dipahami
siswa.
d. Tahap pemantapan konsep, dimana guru memberikan pemahaman konsep agar tidak
terjadi kesalahan konsep pada siswa.
e. tahap evaluasi, dapat berupa evaluasi proses maupun evaluasi akhir.
C. Perbedaan Model, Pendekatan, Strategi, Metode, dan Teknik
1. Model
Menurut Joyce and Weil (1986) model pembelajaran adalah kerangka konseptual
yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar
untuk mencapai tujua belajar tertentu yang berfunggsi sebagai pedoman bagi para
perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan
aktivitas pembelajaran.
Model pembelajran merupakan kerangka konseptuual yang berupa pola prosedur
sistematik yang dikembangkan berdasarkan teori yang digunakan dalam
mengorganisasikan proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model
pembelajaran terkait dengan pemilihan strategi dan pembuatan struktur metode,
keterampilan, dan aktivitas peserta didik. Ciri utam sebuah model pembelajaran adalah
adanya tahapan atau sintaks pembelajaran, Namun ada beberapa prinsip yang harus
dipenuhi agar skema tersebut dapat dikatakan sebagai sebuah model pembelajaran.
2. Pendekatan
Menurut T. Raka Joni (1993) pendekata adalah cara umum dalam menmandang
permasalahan atau objek kajian.
Pendekatan pembelajaran adalah sekumpulan asumsi yang saling berhubungan dan
berrkaitan dengan pembelajaran. Pendekatan pembelajarab mengacu pad asebuah teori
belajar yang digunakan sebagai prinsip dalam proses belajar mengajar. Pendekatan
pembelajaran merupakan sudut pandang guru terhadap proses pembelajaran secara umm
berdasarkan teori tertentu yang mendasari pemilihan strategi dan metode pembelajaran.
3. Strategi
Menurut T. Raka Joni (1993) strategi pembelajaran sebagai pola umun perbuatan guru
murid dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar yang menunjuk kepada karakteristik
abstrak dari rentetan perbutan guru-murid tersebut tersebut.
Strategi pembelajran merupakan suatu konsep yang dipilih untuk mencapai tujuan
pembelajaran secara efektif dan efisien. Strategi pembelajaran meliputi pendektan, metode,
dan teknik pembelajaran.
4. Metode
Menurut T. Raka Joni (1993) metode sebagai “cara kerja yang bersifat relatif umum
yang sesuai untuk mencapai tujuan tersebut”.Dengan demikinan metode dapat diartikan
sebagai cara/jalan menyajikan/melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan.
Metode adalah cara menyampaikan materi pelajaran dalam upaya mencapai tujuan
pembelajran. Metode pembelajaran digunakn guru untuk menciptakan linkungan belajar dan
mendasari aktivitas gru dan peserta didik.
5. Teknik
Menurut T. Raka Joni (1993) teknik dalam pembelajaran merujuk pada ragam khas
penerapan suatu metode dengan latar penerapan tertentu.
Teknik pembelajaran adalah cara menerapkan pembelajaran di kelas. Teknik yang
digunakan harus konsisteb dengan metode pembelajaran dan sesuai dengan pendekatan yang
dipilih. Beberapa teknik dapat diterapkan dalam sati metode pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai