Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MANFAAT DAN MASALAH YANG DAPAT DIKAJI MELALUI


PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

Mata Kuliah: Penelitian Tindakan Kelas


Dosen Pengampu: Dr. Yakobus Bustami, S.Si, M.Pd.

Disusun Oleh:
Alafh Deo Septerio (210409075)
Andreas MJ (210409079)
Luluk Anggera (210409089)
Mini (210409092)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KOMPUTER


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
PERSADA KHATULISTIWA
SINTANG
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME yang telah memberikan

rahmat serta karunia-Nya sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini


tepat pada waktunya yang berjudul “MANFAAT DAN MASALAH YANG
DAPAT DIKAJI MELALUI PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)”.
Kelompok menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.

Sintang, 21 Maret 2024

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................5
C. Tujuan............................................................................................................5
D. Manfaat..........................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................6
A. Manfaat PTK.................................................................................................6
B. Masalah-masalah Pembelajaran Yang Dapat Dikaji Melalui PTK.........8
BAB III PENUTUP.............................................................................................13
A. Kesimpulan..................................................................................................13
B. Saran.............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya dan masyarakat. Pada dasarnya pendidikan merupakan cara
untuk mencerdaskan bangsa yang sesuai dengan pembukaan Undang Undang
Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai tujuan pendidikan nasional.
Pendidikan merupakan salah satu sektor yang paling penting dalam pembangunan
nasional. Hal ini dikarenakan melalui sektor pendidikan dapat dibentuk manusia
yang berkualitas. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3
bahwa: Pendidkan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak seperti peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Kaitanya dengan kegiatan pembelajaran di dalam kelas,seorang
guru di tuntut untuk mampu mengendalikan, mengkondisikan dan
mengatur kegiatan yang berlangsung didalam kelas, dengan tujuan tak
lain adalah supaya proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan
kondusif dansiswa dapat belajar sesuai dengan rencana yang telah
direncanakan. Dalam hal ini seorang guru dituntut untukmelakukan
penelitian tindakan kelas (PTK) sesuai denganprosedur yang telah ada.
Istilah PTK atau disebut dengan“classroom action research” sebenarnya
diawali dari istilah“action research” atau penelitian tinakan secara umum.
Denganpenambahan “ classroom “ pada “action research”, kegiatan lebih
diarahkan pada pemecahan masalah pembelajaran melalui penerapan langsung di
kelas.
Perlu diketahui bahwasanya dalam melaksanakan PTK tentunya
seorang guru akan menemui berbagai masalah yang mengiringinya,
mulai dari penetuan judul, masalah yang akan diangkat, dan hasil dari
PTK itu sendiri apakah akan memiliki bobot manfaat dalam
memberikan sumbangsih terhadap evaluasi proses pembelajaran yang
telah dilakukan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa manfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK)?
2. Apa masalah Pembelajaran yang dapat dikaji melalui PTK?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui manfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
2. Untuk mengetahui masalah pembelajaran yang dapat dikaji melalui PTK.

D. Manfaat
1. Untuk memperluas pehaman guru, siswa, sekolah tentang PTK.
BAB II
PEMBAHASAN

Setiap guru memikul tanggung jawab untuk mewujudkan proses


pembelajaran yang berhasil dan berdayaguna. Beberapa wujud aktifitas
keseharian yang dilakukan guru seperti memberikan pekerjaan rumah kepada
siswa, memberikan tugas-tugas latihan, memberikan dorongan, membuat variasi-
variasi mengajar, member teguran bahkan sanksi kepada siswa, mengikuti
pelatihan, penataran, diskusi pendidikan dan sebagainya, sesungguhnya adalah
dalam rangka mewujudkan proses pembelajaran dan mencapai hasil belajaryang
lebih baik. Upaya-upaya tersebut memang penting untuk dilakukan, terlebih lagi
bilamana dapat dilakukan secara terencana, terarah, sistematik dan berdasarkan
evaluasi dan refleksi yang lebih mendalam sehingga dapat mencapai perubahan
yang lebih optimal.
Secara keseluruhan PTK bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Perbaikan dan peningkatan praktik pembelajaran di kelas merupakan tujuan
antara, sedangkan tujuan akhirnya adalah peningkatan mutu hasil pendidikan.
Peningkatan efisiensi pengelolaan pendidikan merupakan salah satu komponen
tujuan penting PTK. Peningkatan atau perbaikan proses pembelajaran, di samping
untuk meningkatkan relevansi dan meningkatkan mutu hasil pendidikan, juga di
tunjukkan untuk meningkatkan efesiensi pemanfaatan sumber-sumber daya yang
terintegrasi di dalamnya.

A. Manfaat PTK
Dirjen Dikdasmen (2004 : 9) mengemukakan beberapa kelebihan atau
manfaat PTK, yaitu :
 Menumbuhkan inovasi dan perbaikan.
 Memacu tumbuhnya semangat kolaborasi antar komponen pendidikan di
sekolah, yaitu guru, siswa, staf/pimpinan, masyarakat/orangtua.
 Meningkatkan profesionalisme guru.
Wardani (2003 : 1.16) mendeskripsikan beberapa manfaat PTK bagi guru, bagi
siswa maupun bagi sekolah.
1. Manfaat bagi guru
 Untuk mempebaiki pembelajaran yang dikelolanya, karena sasaran utama
PTK adalah untuk perbaikan pembelajaran.
 Guru dapat berkembang secara professional.
 Mendorong guru untuk lebih percaya diri.
 Dengan melaksanakan PTK berarti guru sudah menunjukkan peran yang
nyata dalam pegembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam upaya
mencari cara atau langkah-langkah inovatif dan praktis untuk memperbaiki
proses pembelajaran. Dengan melakukan PTK guru juga mendapat
kesempatan yang baik untuk belajar, melatih diri mengenali masalah,
mengidentifikasi kendala-kendala pembelajaran, menganalisis dan menilai
serta mampu merancanglangkah-langkahyang dapat dikembangkan dalam
perbaikan pembelajaran di kelasnya.

2. Manfaat bagi pembelajar/siswa


Perbaikan-perbaikan pembelajaran melalui PTK bermanfaat bagi siswa
karena mereka terlibat secara langsung di dalam aktivitas tersebut. Dengan
melaksanakan PTK, kesalahan dalam proses pembelajaran akan cepat dianalisis
dan diperbaiki, sehingga kesalahan tersebut tidak akan berlanjut.
Disamping meningkatkan hasil belajar siswa, PTK yang dilaksanakan guru
juga dapat menjadi model bagi siswa. Guru yang terampil melaksanakan PTK
akan selalu kritis terhadap hasil belajar siswa, sehingga siswa merasa mendapat
perhatian khusus dari guru. Sikap kritis ini dapat menjadi model bagi siswa untuk
selalu menyikapi kinerjanya dengan melakukan analisis seperti yang dilakukan
gurunya. Meskipun siswa tidak paham dan mungkin tidak tahu bahwa guru
sedang melakukan PTK di samping mengajar, tetapi perilaku guru yang juga
berperan sebagai peneliti dapat menjadi model yang bagus bagi para siswa,
sehingga diharapkan para siswa juga dapat berperan sebagai peneliti bagi hasil
belajarnya sendiri. Cara kerja yang sistematik dan terarah merupakan hal-hal
positif yang dapat dijadikan contoh bagi para siswa.

3. Manfaat PTK bagi sekolah


Hargreaves (Hopkins, 1993), sekolah yang berhasil mendorong terjadinya
inovasi pada diri para guru, telah berhasil pula meningkatkan kualitas pendidikan
untuk para siswa. Pernyataan ini menunjukkan betapa eratnya hubungan
perkembangan sekolah dengan perkembangan kemampuan guru.
Perubahan-perubahan di luar sekolah terjadi secara pesat. Bilamana guru
dan semua komponen sekolah lamban dalam memprakarsai perubahan, maka
eksistensi sekolah akan sangat sulit diharapkan sesuai dengan harapan dan
keinginan masyarakat. Dengan terbiasanya para guru melakukan PTK, berbagai
strategi/tehnik pembelajaran dapat dihasilkan dari sekolah ini untuk
disebarluaskan kepada sekolah lain. Dalam konteks ini, PTK memberikan
sumbangan yang positif terhadap kemajuan sekolah, yang tercermin dari
peningkatan kemampuan professional para guru, perbaikan proses dan hasil
belajar siswa, serta kondusifnya iklim pendidikan sekolah.

B. Masalah-masalah Pembelajaran Yang Dapat Dikaji Melalui PTK


Problematika pembelajaran adalah berbagai permasalahan yang
mengganggu, menghambat, mempersulit, atau bahkan mengakibatkan kegagalan
dalam mencapai tujuan pembelajaran.
1. Masalah yang berkaitan dengan pembelajaran sehari-hari
Milss (2000), mengemukakan di antara masalah yang dapat dikaji melalui
PTK adalah masalah-masalah dimana guru merasa sangat familiar karena
seringkali terjadi yaitu berkaitan dengan kegiatan pembelajaran sehari-hari.
Dibawah ini contoh beberapa di antara masalah pembelajaran sehari-hari yang
berhasil di identifikasi guru-guru melalui kegiatan PTK
a. Kurangnya keaktifan siswa dalam kegiatan diskusi.
b. Rendahnya motivasi siswa dalam belajar.
c. Siswa kurang mampu mengerjakan latihan.
d. Rendahnya kemampuan dan keberanian siswa yang mengajukan
pertanyaan dan mengemukakan pendapat dalam proses pembelajaran.
e. Rendahnya kemampuan siswa mengerjakan soal-soal cerita pada pelajaran
matematika.
f. Sulitnya siswa mengenal dan memahami peta buta dalam pelajaran IPS.
g. Rendahnya kemampuan siswa dalam mengarang.

2. Cakupan masalahnya tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit


PTK tidak di arahkan untuk mengkaji masalah-masalah yang cakupannya
terlalu luas sehingga di luar kemampuan guru untuk merancang dan melaksanakan
tindakan guna perbaikan yang diharapkan. Adakalanya masalahnya luas dan
cakupan atau ruang lingkupnya juga luas. Namun ada juga ruang lingkupnya tidak
luas, misalnya kelas akan tetapi masalahnya terlalu luas. Masalah yang luas dan
ruang lingkup yang luas misalnya rendahnya hasil Ebtanas seluruh bidang studi
atau beberapa bidang studi SMP di suatu kecamatan, satu kabupaten atau satu
provinsi.
Kemudian guru sebagai peneliti bermaksud melakukan penelitian untuk
memperbaiki keadaan tersebut. Pada sisi lain bias juga terjadi ruang lingkup
penelitiannya tidak luas, akan tetapi masalah yang dikaji masih terlalu luas.
Misalnya seorang guru mengkaji atau meneliti cara untuk meningkatkan
kemampuan bertanya siswa, kemampuan menyimpulkan pelajaran dan
kemampuan mengerjakan soal-soal latihan pada kelasa tertentu dalam waktu
bersamaan atau satu rancangan PTK. Keadaan ini tentu akan menyulitkan guru,
karena tindakan untuk meningkatkan kemampuan bertanya siswa, mungkin hanya
akan akurat untuk meningkatkan kemampuan bertanya dan belum tentu sekaligus
mampu menyimpulkan pelajaran dan mengerjakan soal-soal latihan.
Disamping tidak disarankan untuk mengkaji masalah yang terlalu luas,
juga diharapkan masalah yang dikaji melalui PTK tidak terlalu sempit. Jika
masalah yang terlalu luas akan menyebabkan kesulitan guru untuk menentukan
tindakan yang tepat dan sesuai untuk memperbaiki keadaan tersebut dan tentu
akan berakibat pada pencapaian hasil yang tidak tepat, serta akan mengalami
banyak kesulitan dalam implementasinya, maka pemilihan masalah yang terlalu
sempit juga dapat menyebabkan hasil yang dicapai tidak seimbang dengan waktu,
tenaga serta usaha yang dilakukan guru.

3. Sesuai kemampuan guru


Dalam sebuah tulisan yang dimuat pada Pelangi Pendidikan dikemukakan
beberapa ilustrasi. Jika anda yakin bahwa ketiadaan buku yang menyebabkan
siswa sukar membaca kembali materi pelajaran dan mengerjakan PR di rumah,
anda tidak perlu melakukan PTK. Dengan di belikan buku masalah tersebut akan
terpecahkan, dan itu di luar kemampuan anda. Dengan perkataan lain, yakinkan
bahwa masalah yang anda pecahkan cukup layak, berada di wilayah pembelajaran
yang dikuasai. Dikemukan pula contoh lain masalah yang berada di luar
kemampuan guru : kebisingan kelas karena sekolah berada di jalan raya.

4. Masalah yang stratgis


Ukuran strategis dapat dinilai apakah tindakan perbaikan yang dilakukan
itu memang prinsip dan berkontribusi bagi sebagian besar siswa dalam kerangka
perbaikan pembelajaran. Kemampuan menyelesaikan soal-soal latihan tentu
merupakan hal prinsip karena berkaitan langsung dengan capaian hasil belajar
siswa. Kemampuan mengemukakan pendapat dan mengajukan pertanyaan
merupakan hal prinsip karena berkaitan dengan pengembangan potensi siswa dan
menjadi balikan untuk menilai keberhasilan mengajar guru.

5. Masalah yang membutuhkan penanganan yang relative segera


Salah satu ciri PTK adalah bahwa PTK merupakan cara pemecahan
masalah yang hasilnya dapat dipergunakan langsung untuk memperbaiki
pembelajaran. Sangat berbeda bentuk penelitian lain yang memerlukan waktu
lama untuk dapat diimplementasikan oleh guru bagi perbaikan kinerja
pembelajaran. Karena sifatnya yang demikian, maka masalah yang dikaji melalui
PTK juga disarankan adalah masalah-masalah yang memerlukan penanganan
relative segera, dimana jika masalah tersebut tidak cepat dicari solusi
pemecahannya akan menimbulkan kendala bagi perbaikan proses dan hasil belajar
yang dicapai. Pihak yang paling memahami masalah-masalah apa saja yang
membutuhkan penanganan segera adalah guru. Oleh sebab itu, untuk
mengingatkan kita bersama, andaikata PTK dilakukan secara kolaboratif
(misalnya kolaborasi, dosen LPTK dan guru), maka yang harus menentukan
masalah-masalah apa yang menjadi kebutuhan segera untuk di pecahkan adalah
guru. Peran dosen dalam hal ini adalah membantu memperjelas masalah tersebut,
bukan menentukan.

6. Masalah yang dikembangkan harus nyata


PTK menghendaki hasil yang nyata dan dalam waktu yang singkat dapat
dipergunakan langsung untuk memperbaiki pembelajaran. Oleh sebab itu
masalah-masalah yang dapat dikaji melalui PTK adalah masalah yang benar-benar
nyata yang memungkinkan guru dapat secara jelas menentukan tindakan
perbaikan. Jika guru merasa bahwa masalah yang ia hadapi masih bersifat samar-
samar, maka terlebih dahulu perlu dikaji dan dikenali secara cermat. Meskipun
menurut pengamatan sementara, guru melihat ada beberapa masalah yang saling
terkait, maka guru harus cerdas memutuskan satu masalah utama yang
membutuhkan penanganan segera.

7. Memerlukan penanganan secara berkelanjutan


Salah satu ciri PTK yaitu adanya siklus yang berkelanjutan. Siklus ini
memungkinkan guru menentukan cara dan langkah perbaikan sekaligus menilai
tingkat keberhasilan cara yang ditempuh pada setiap siklus tertentu dan
selanjutnya menyempurnakan tindakan perbaikan jika hasil yang dicapai belum
optimal. Sebelumnya juga telah dibahas bahwa di antara masalah pembelajaran
yang disarankan untuk dikaji melalui PTK adalah masalah-masalah strategi dalam
pembelajaran. Masalah-masalah strategi umumnya jarang sekali dapat diperbaiki
atau diselesaikan dalam satu siklus penelitian apalagi dengan hanya melakukan
satu kali tindakan perbaikan, akan tetapi biasanya menghendaki tahapan-tahapan
yang cukup lama untuk mencapai perubahan yang optimal. Terkait dengan ciri ini,
maka masalah yang akan dikaji atau dipecahkan melalui PTK adalah masalah-
masalah pembelajaran yang memerlukan penanganan secara berkelanjutan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Secara keseluruhan PTK bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Perbaikan dan peningkatan praktik pembelajaran di kelas merupakan tujuan
antara, sedangkan tujuan akhirnya adalah peningkatan mutu hasil pendidikan.
Wardani (2003 : 1.16) mendeskripsikan beberapa manfaat PTK bagi guru,
bagi siswa maupun bagi sekolah. Bagi guru, akan meningkatkan rasa percaya diri
serta meningkatkan profesionalisme, guru juga mendapat kesempatan yang baik
untuk belajar, melatih diri mengenali masalah, mengidentifikasi kendala-kendala
pembelajaran, menganalisis dan menilai serta mampu merancanglangkah-
langkahyang dapat dikembangkan dalam perbaikan pembelajaran di kelasnya.
Bagi siswa, PTK dapat memberikan pengaruh bagi peningkatan hasil belajar
siswa. Bagi sekolah, Hargreaves (Hopkins, 1993), sekolah yang berhasil
mendorong terjadinya inovasi pada diri para guru, telah berhasil pula
meningkatkan kualitas pendidikan untuk para siswa. Pernyataan ini menunjukkan
betapa eratnya hubungan perkembangan sekolah dengan perkembangan
kemampuan guru.

B. Saran
Disarankan untuk mempelajari materi ini dengan cermat, baik secara
mandiri maupun kelompok serta menelaah sumber-sumber buku yang relevan
untuk membantu pemahaman terhadap materi.
DAFTAR PUSTAKA

DIKDASMEN, Dirjen; LEMLIT, U. N. Y. Penelitian Tindakan Kelas. Bahan


Penataran untuk Instruktur. PPPG FISIKA dan PMP, Malang, 2003.
GURU, M. P. L. P. Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya. UNesa Modul
Pendidikan Latihan Profesi Guru, 2011, 1.2: 24-36.
SANTOSO, Gunawan, et al. Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas Vc
Dengan Menggunakan Pembelajaran Berdiferensiasi Pada Tema 5 di SDN
Periuk 1. Jurnal Pendidikan Transformatif, 2023, 2.4: 183-189.
WARDANI, I. Gak, et al. Penelitian Tindakan Kelas Jakarta: Pusat Penerbitan
Universitas Terbuka. 2003.

Anda mungkin juga menyukai