II
DAFTAR ISI
halaman
LAMPIRAN - LAMPIRAN :
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Siklus Pertama)
RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN (Siklus Kedua)
LEMBAR REFLEKSI SIKLUS 1
LEMBAR REFLEKSI SIKLUS 2
III
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kegiatan Proses Belajar Mengajar seorang guru diharapkan agar dapat
memiliki dan menerapkan metode pembelajaran yang sesuai atau bisa dikatakan tepat
.Kondisi siswa sangat berbeda tingkat kemampuannya hal ini menuntut guru untuk
menguasai metode-metode pembelajaran yang sesuai agar diperoleh hasil belajar yang
optimal. Model pembelajaran Visual dan eksperimental learning salah satu metode
yang dapat diterapkan pada sebuah proses pembelajaran dengan tujuan supaya siswa
dapat memahami materi yang disampaikan oleh guru dengan baik dan dapat dipelajari
dengan cara mengubahnya kedalam makna yang lebih gampang dimengerti oleh
siswa.
Pembelajaran Fisika di SMAN 1 Purwanegara, khususnya kelas X IPA tahun
ajaran 2020 – 2021 saat ini sudah menerapkan pembelajaran kurikulum 2013 yang
menuntut peserta didik lebih aktif dalam proses pembelajaran. Namun, meskipun
sudah menggunakan kurikulum 2013 peserta didik dikelas X IPA masih kurang aktif,
1
dimana guru masih menemukan peserta didik yang cenderung bosan mengikuti
pembelajaran dan hanya beberapa siswa yang aktif bertanya dan menjawab
pertanyaan saat proses diskusi atau pembelajaran berlangsung. Hal ini dapat dijumpai
dengan gejala awal seperti berikut. Dari tes yang diberikan sebelumnya hanya 10 dari
36 siswa yang berhasil mencapai KKM atau sekitar 75% tidak mampu mendapatkan
nilai 65 sebagai batas nilai ketuntasan. Karakteristik materi pada mata pelajaran
Fisika yang sangat cenderung banyak menghitung dan memahami konsep membuat
siswa merasa kesulitan dan berputus asa untuk berusaha memahami pelajaran ini.
Rendahnya minat belajar siswa terhadap pembelajaran mempengaruhi hasil belajar
siswa. Hal ini dapat terlihat dari hasil capaian rata-rata test yang dilakukan pada
akhir pembelajaran tidak mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 65.
Untuk itu kita sebagai tenaga pendidik perlu melakukan perubahan dan usaha
untuk meningkatkan hasil belajar dengan memperhatikan proses dan tidak hanya
mementingkan hasil. Salah satunya dengan memvariasikan metode belajar. Metode
pembelajaran adalah jalan yang dicapai oleh guru untuk menyajikan materi pelajaran
sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai, dengan kata lain metode pembelajaran
adalah taktik. Dimana guru berperan sebagai media dimana peran itu bertujuan untuk
menempuh tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan.
Metode pembelajaran tidak hanya dengan metode ceramah dan penugasan,
dapat pula dilakukan dengan metode-metode yang lain salah satunya dengan Metode
Visual dan Eksperimental Learning. Dengan metode ini siswa diharapkan dapat
meningkatkan aktifitas belajarnya secara individual, menjalin kerjasama antar
kelompok, lebih memperdalam pemahaman materi karena baik secara pribadi
maupun dengan kelompok.
2
B. Rumusan Masalah
3
2. Bagi Guru :
a. Memperbaiki strategi pembelajaran.
b. Meningkatkan keterampilan guru memilih metode pembelajaran yang efektif.
c. Melatih guru untuk selalu melakukan inovasi dalam pembelajaran supayya
tidak hanya menggunakan metode pembelajaran yang menoton.
3. Bagi Sekolah :
a. Hasil penelitian dapat dimanfaatkan oleh guru lain ingin melakukan
perbaikan pada strategi pembelajaran.
b. Mutu sekolah menjadi membaik dalam peningkatan standar ketuntasan nilai
hasil belajar pada mata pelajaran.
c. Sekolah dapat menentukan pemecahan masalah belajar bagi para siswanya.
4
BAB II KAJIAN PUSTAKA
6
guru berupaya untuk menyampaikan suatu materi kepada siswanya dengan menggunakan
media atau pun fasilitas yang ada dan mengorganisirnya secara sedemikian rupa dalam
suatu lingkungan tertentu sehingga tercapailah tujuan dari pembelajaran itu sendiri.
Media berasal dari bahasa latin yaitu medius secara harfiah memiliki arti yaitu
perantara, tengah atau pengantar. Media memiliki arti sebagai perantara atau pengantar
sumber pesan dengan menerima pesan (Indriana, 2011: 13). Media merupakan alat bantu
pembelajaran dan dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran. Penggunaan alat bantu
dapat memacu alat indra yang dimiliki siswa sehingga dapat mendorong semangat belajar
siswa. Guru memiliki peran dalamproses pembelajaran yaitu sebagai fasilitator, mediator,
dan pembimbing (Hamdani, 2011: 243).
Sukiman (2012: 29) mengemukakan bahwa media pembelajaran merupakan segala
sesuatu yang digunakan untuk menghantarkan atau menyampaikan pesan dari guru kepada
siswa sehingga menstimulus pikiran, perhatian, perasaan, minat serta kemauan siswa
sehingga proses belajar terjadi dan dapat mencapai tujuan pembelajaran secara efektif.
Seperti yang dikemukakan oleh Sadiman (2003: 6) bahwa media pembelajaran merupakan
segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan pesan dari guru kepada
siswa sehingga dapat merangsang pikiran dan perhatian siswa sehingga proses belajar
dapat terjadi. Media pembelajaran adalah suatu bentuk komunikasi baik berupa cetak
maupun audiovisual serta peralatan yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung proses
belajar mengajar (Sadiman, dkk. 2009: 7).
Media pembelajaran dalam arti sempit yaitu meliputi media yang dapat digunakan
secara efektif dalam proses belajar mengajar yang telah terencana, sedangkan media
pembelajaran dalam arti luas tidak sekedar media sebagai alat komunikasi elektronik yang
komplek saja akan tetapi mencakup berbagai alat sederhana, seperti: diagram, bagan, slide,
fotografi, objek-objek nyata serta kunjungan ke luar sekolah. Sesuai dengan pandangan ini,
guru juga dianggap sebagai media penyampai atau penyaji informasi selain televisi dan
radio sebab sama-sama memerlukan banyak waktu untuk menyampaikan informasi kepada
para siswa. Akan tetapi, guru memiliki peran lainnya yaitu menyusun rencana
pembelajaran dan melaksanakan penilaian, sedangkan alat-alat tidak melakukan fungsi-
fungsi tersebut (Harjanto, 2005: 246).
7
C. Pengertian Model Pembelajaran Visual dan Eksperimen
Media pembelajaran visual merupakan media yang dimanfaatkan dengan cara dilihat
saja, tidak mengandung unsur suara dalam penggunaannya. Media berbasis visual
merupakan jenis media yang memiliki unsur utama berupa bentuk nyata, tekstur, dan
warna dalam penyajiannya. Penyajian media visual yang menarik dapat mempermudah
pemahaman siswa mengenai materi pembelajaran. Media visual dapat dimanfaatkan
dengan baik oleh siswa dengan menggunakan indera penglihatan. Media visual dapat
ditunjukkan dalam dua bentuk. Bentuk pertama yaitu media visual yang menampilkan
gambar diam seperti gambar, lukisan, patung, slide, dan berbagai benda yang dibuat
dengan cara mencetak. Bentuk kedua yaitu menampilkan gambar atau simbol yang
bergerak atau seperti alat peraga tengkorak manusia, alat peraga arus listrik, dll
(Dananjaya, 2013: 75).
Menurut Djamarah (2002: 144) media berbasis visual adalah media yang hanya
menggunakan fungsi dari indra penglihatan. Media berbasis visual memiliki peran yang
sangat penting dalam proses pembelajaran. Media visual dapat meningkatkan pemahaman
dan memperkuat ingatan siswa terhadap materi pembelajaran. Media visual dapat memberi
gambaran yang antara isi materi pelajaran dengan pengetahuan di dunia nyata serta dapat
menumbuhkan minat belajar siswa. Menurut Asriyati (2016: 13) media pembelajaran
berbasis visual merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan dan
menyampaikan pesan melalui pengalaman melihat sehingga tercipta lingkungan belajar
yang kondusif yang dapat mendorong siswa agar dapat melakukan proses belajar secara
efektif dan efisien.
Beberapa pendapat para ahli diatas dapat diambil kesimpulan bahwa media
pembelajaran visual adalah suatu alat atau bahan yang digunakan dalam pembelajaran
dengan memanfaatkan alat indera manusia. Media pembelajaran visual dapat memperkuat
ingatan dan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran karena media visual hadir
secara langsung dalam proses pembelajaran yang menghubungkan materi pembelajaran
dengan dunia nyata.
Metode eksperimen (percobaan) adalah cara penyajian pembelajaran di mana siswa
melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang
dipelajari. Dalam proses belajar mengajar dengan metode percobaan ini siswa diberi
kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses,
mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri
8
mengenai suatu objek, keadaan, atau proses sesuatu. Dengan demikian, siswa dituntut
untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran, atau mencoba mencari suatu hukum atau
dalil, dan menarik kesimpulan atas proses yang dialaminya itu. Metode eksperimen
merupakan metode yang umum digunakan pada ilmu eksak seperti biologi, fisika atau
ilmu-ilmu alam lainnya. Namun, yang perlu diingat, dalam metode penelitian ilmu sosial
dikenal juga metode eksperimen untuk menjelaskan sebuah fenomena.
Metode eksperimen dilakukan dengan memberikan treatment (perlakuan) yang
berbeda pada setiap grup sampel. Dengan adanya treatment yang berbeda, maka reaksi
yang terjadi akan berbeda. Berdasarkan analogi dari jawaban yang sudah ada, thomas alfa
edison melakukan treatment yang berbeda-beda pada kondisi sampel yang ada. Apabila
ada satu kondisi, kemudian ditambahkan ini, maka reaksinya ini. Itulah kenapa terkadang
metode eksperimen justru menemukan sesuatu yang bukan tujuan eksperimen yang
ditetapkan. Karena eksperimen memberikan reaksi yang beragam sehingga dapat
menjawab pertanyaan yang bukan pertanyaan eksperimennya.
Inti dari semua penjelasan di atas: metode eksperimen digunakan untuk menjawab
sebuah hubungan kausal (sebab akibat) dengan memberikan treatment pada sebuah
kondisi.
9
D. Kerangka Pemecah Masalah
Kondisi Guru
AWAL
Kondisi Peserta Didik
Siklus I
TINDAKAN Siklus II
A. Subjek Penelitian
( Lokasi, waktu, tema, kelompok dan karakteristik anak )
1. Lokasi
Lokasi penelitian ini bertempat di SMAN 1 Purwanegara, Kabupaten
Banjarnegara, Jawa Tengah. SMAN 1 Purwanegara merupakan salah satu sekolah
negeri yang berada di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Subjek dari
Penelitian Tindakan Kelas ini adalah diambil dari siswa kelas X IPA 1 yang
berjumlah 36 siswa. Yang jumlahnya terdiri dari 24 perempuan dan 12 laki-laki.
Penelitian ini dilakukan oleh peneliti dengan di bantu oleh tutor sebagai
pembimbing dan pengamat dalam pelaksanaan perbaikan.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama tiga minggu pada bulan April 2021 yang terdiri
dari tiga kali pertemuan. Pertemuan pertama adalah observasi, pertemuan kedua
adalah siklus satu, dan pertemuan ketiga adalah siklus kedua.
3. Tema Penelitian
Tema penelitian ini adalah “Upaya peningkatan hasil belajar siswa pada pokok
bahasan momentum dan impuls dengan menggunakan metode belajar berbasisi
visual dan eksperimental learning pada siswa kelas X MIPA SMAN 1
Purwanegara.
4. Kelompok
Pada saat pelaksanaan siklus pembelajaran siswa dibagi menjadi beberapa
kelompok dimana tiap-tiap kelompok terdiri dari 5-6 Siswa.
5. Karakteristik Siswa
Kurangnya minat siswa dalam proses belajar sehingga perlu menggunakan trik-trik
yang dimana dapat dilakukan guru supaya siswa dapat meningkatkan minat
belajarannya. Trik tersebut bisa berupa metode pembelajaran yang sangat beragam.
Namun dalam setiap proses belajar mengajar tentu saja kita banyak menemukan
kendala antara lain: suasana yang terkadang kurang nyaman, tingkat pemahaman
yang masih rendah hal ini memungkinkan siswa memerlukan waktu yang cukup
lama untuk menuntaskan KD yang diinginkan. Dengan kata lain sejumlah besar
siswa ddapat tuntas melalui proses remidial beberapa kali hingga mendapatkkan
12
hasil tuntas. Untuk itu penulis mencoba model pembelajaran yang dianggapnya
berbeda dari model pembelajran sebelumnya dan berharap dengan adanya Model
Pembelajaran Berbasis Visual dan Eksperimental Learning yang diterapkan pada
siswa kelas X IPA SMAN 1 Purwanegara pada mata pelajaran Fisika Pokok
Bahasan Momentum dan Impuls dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Waktu
yang digunakan dalam penelitian mengacu pada kalender pendidikan sekolah,
karena memerlukan beberapa siklus yang dibutuhkan untuk proses belajar
mengajar yang efektif di kelas.
B. Deskripsi Persiklus
Penelitian Perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan dengan melalui dua siklus
untuk melihat peningkatan hasil belajar dan pemahaman siswa. Sebelum Penelitian
dilakukan dibuat berbagai instrumen yang akan digunakan untuk sebuah Penelitian
Perbaikan pembelajaran.
Pada setiap siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan,
observasi dan evaluasi, serta refleksi. Prosedur penelitian ini dapat dijabarkan
secara rinci sebagai berikut:
Siklus 1
a. Tahap 1 : Perencanaan (planning)
Dikembangkan berdasarkan hasil pengamatan/observasi awal. Kegiatan
perencanaan dilakukan untuk menyusun berbagai jenis kesiapan yang
diperlukan oleh peneliti untuk melakukan tindakan. Kegiatan yang dilakukan
tersebut meliputi :
13
digunakan untuk memperoleh data mengenai penerapan model
pembelajaran discovery learning.
2. Keaktifan siswa
Setelah melakukan analisis dan refleksi pada siklus I dapat diketahui hasil
pembelajaran yang diperoleh, apabila sudah sesuai dengan indikator keberhasilan
yang telah ditetapkan maka peneltian dihentikan. Akan tetapi apabila belum
memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan maka penelitian akan
dilanjutkan dengan siklus II..
Siklus II
Seperti halnya siklus pertama, siklus kedua pun terdiri dari perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
a. Tahap 1 : Perencanaan (planning)
Penulis membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada
siklus pertama
b. Tahap 2 : Pelaksanaan Tindakan (Acting)
2. Keaktifan siswa
16
2. Sebagian besar (70% dari siswa) berani menanggapi dan
mengemukanpendapat tentang jawaban siswa yang lain
3. Lebih dari 80% dari anggota kelompok aktif dalam mengerjakan
tugaskelompoknya
4. Nilai rata-rata yang dicapai minimal 65 secara klasikal.
5. Penyelesaian tugas kelompok sesuai dengan waktu yang disediakan
17
BAB IV
A. Pelaksanaan Siklus
Sesuai dengan pelaksanaan perbaikan penelitian pada BAB III diatas pelaksanaan
dilakukan dengan 2 siklus yaitu :
Siklus 1
Tahap 1 : Perencanaan (planning)
Dikembangkan berdasarkan hasil pengamatan/observasi awal. Kegiatan
perencanaan dilakukan untuk menyusun berbagai jenis kesiapan yang
diperlukan oleh peneliti untuk melakukan tindakan. Kegiatan yang dilakukan
tersebut meliputi :
19
Berdasarkan hasil tes penilaian pada siklus 1 dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar siswa belum berhasil atau belum memenuhi KKM. Hal ini dapat kita lihat
pada hasil tes penilaian formatif terlihat bahwa hanya 8 siswa atau sekitar 20% dari 36
siswa yang mampu memenuhi KKM, Sedangkan sebanyak 28 siswa atau 80% belum
memenuhi KKM.
Dari kesimpulan data diatas dapat dilihat bahwa hasil pembelajaran dari siklus 1
belum dapat dikatakan berhasil maka perlu dilakukan perbaikan pada siklus 2 yaitu :
Siklus II
Seperti halnya siklus pertama, siklus kedua pun terdiri dari perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
Tahap 1 : Perencanaan (planning)
Penulis membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama
Tahap 2 : Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Tahap kedua merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan yang telah
dibuat, yaitu melaksanakan tindakan di kelas. Kegiatan tersebut meliputi :
1. Melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar dengan mengacu pada RPP
yang telah dibuat.
2. Guru mengatur segala hal yang memudahkan saat pelaksanaan penelitian.
3. Pada awal tatap muka, guru memberikan Apersepsi untuk mengetahui
pengetahuan awal siswa, kemudian guru menjelaskan materi sesuai dengan
rencana pembelajaran pada pertemuan yang bersangkutan secara klasik
disertai dengan contoh soal yang melibatkan siswa.
4. Siswa diarahkan untuk membentuk kelompok secara random dengan
jumlah anggota sebanyak lima atau enam orang.
5. Pada siklus dua ini peneliti mengubah metode pembelajaran dari metode
visual tanpa eksperimen menjadi metode visual dengan eksperimen
langsung di laboratorium fisika.
6. Siswa disuruh mengklasifikasikan jenis-jenis momentum berdasarkan
eksperimen yang telah dilakukan.
7. Selama proses belajar kelompok berlangsung, setiap kelompok tetap
diawasi, dikontrol, dan diarahkan, serta diberikan bimbingan secara
langsung pada kelompok yang mengalami kesulitan.
20
8. Lembar jawaban dari kelompok atau individu diperiksa kemudian
dikembalikan.
9. Akhir pembelajaran siswa diberikan post-test.
21
Berdasarkan hasil tes penilaian pada siklus 2 dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
siswa telah berhasil 100% atau sudah memenuhi KKM yang ditetapkan.
22
BAB V
A. KESIMPULAN
2. Kegiatan praktikum harus tetap dilaksanakan, agar prestasi belajar fisika lebih
maksimal.
.
23
DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013. Materi Pelatihan Guru Implementasi
Kurikulum 2013, Jakarta: Kemendikbud.
IG.A.K. Wardani & Kuswaya Wihardit. 2020. Penelitian Tindakan Kelas. Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka.
Nurdyansyah. N., Eni Fariyatul Fahyuni, 2016. Inovasi Model Pembelajaran Sesuai Kurikulum
2013. Sidoarjo: Nizamia learning center.
Shoimin, Aris. (2014). Model Pembelajaran INOVATIF dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta:
AR-RUZZ MEDIA.
https://media.neliti.com/media/publications/211924-penerapan-metode-eksperimen-dalam-
pembel.pdf (Diakses Hari Rabu 26 April 2021 Pukul 13.30 WIB)
http://janghyunita.blogspot.com/2012/10/model-pembelajaran-visual-auditori.html (Diakses
Hari Rabu 26 April 2021 Pukul 13.30 WIB)
24
LAMPIRAN
25
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS 1
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
Mengamati tentang momentum, impuls, hubungan antara impuls dan momentum serta tumbukan dari
berbagai sumber belajar.
Mendiskusikan konsep momentum, impuls, hubungan antara impuls dan momentum serta hukum
kekekalan momentum dalam berbagai penyelesaian masalah
Memformulasikan konsep impuls dan momentum, keterkaitan antar keduanya, serta aplikasinya dalam
kehidupan (misalnya roket).
Merumuskan hukum kekekalan momentum untuk sistem tanpa gaya luar.
Mengintegrasikan hukum kekekalan energi dan kekekalan momentum untuk berbagai peristiwa tumbukan.
B. Metode Pembelajaran
Diskusi dan Ceramah
B. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan (15
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan Menit)
berdoa untuk memulai pembelajaran, memeriksa
kehadiran
peserta didikmateri/tema/kegiatan
Mengaitkan sebagai sikap disiplinpembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik
dengan
materi/tema/kegiatan sebelumnya serta mengajukan pertanyaan untuk mengingat dan
menghubungkanmotivasi
Menyampaikan dengantentang
materi selanjutnya.
apa yang dapat diperoleh (tujuan&manfaat) dengan mempelajari materi :
Momentum dan Impuls
Menjelaskan hal-hal yang akan dipelajari, kompetensi yang akan dicapai, serta metode belajar
yang akan ditempuh,
KegiatanInti ( 60
Kegiatan Menit
Peserta didik diberi motivasi atau )
rangsangan untuk memusatkan perhatian pada topik
Literasi materi
komponen elektronika dengan cara melihat, mengamati, membaca melalui tayangan
Critical yang
Guru di tampilkan. kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak
memberikan
Thinking mungkin
pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab melalui
kegiatan belajar khususnya pada materi Momentum dan Impuls
Collaboration Guru bersama siswa menyelesaikan persoalan yang berkaitan dengan momentum
dan impuls serta keterkaitannya dalam kehidupan sehari-hari
Peserta didik memberikan pendapat tentang kon sep sede rhana mo mentu m
Communication dan i mpu ls se rt a ke te rka itan nya d ala m keh idupan seha r i -ha ri dengan
m engguna kan baha sa me re ka s endi r i.
Guru dan peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal yang telah dipelajari terkait
Creativity Momentum dan Impuls . Peserta didik kemudian diberi kesempatan
untuk menanyakan kembali hal-hal yang belum dipahami
KegiatanPenutup (15
Menit)
26
Peserta didik dan guru merefleksi kegiatan pembelajaran.
Peserta didik dan guru menarik kesimpulan dari hasil kegiatan Pembelajaran.
Menugaskan Peserta didik untuk terus mencari informasi dimana saja yang berkaitan dengan
materi/pelajaran yang sedang atau yang akan pelajari.
Guru menyampaikan materi pembelajaran berikutnya.
Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam dan doa.
27
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS 2
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
Mengamati tentang momentum, impuls, hubungan antara impuls dan momentum serta tumbukan dari
berbagai sumber belajar.
Mendiskusikan konsep momentum, impuls, hubungan antara impuls dan momentum serta hukum
kekekalan momentum dalam berbagai penyelesaian masalah
Memformulasikan konsep impuls dan momentum, keterkaitan antar keduanya, serta aplikasinya dalam
kehidupan (misalnya roket).
Merumuskan hukum kekekalan momentum untuk sistem tanpa gaya luar.
Mengintegrasikan hukum kekekalan energi dan kekekalan momentum untuk berbagai peristiwa tumbukan.
C. Metode Pembelajaran
Diskusi dan Ceramah
B. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan (15
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka Menit) dan berdoa untuk memulai pembelajaran, memeriksa
kehadiran
peserta didikmateri/tema/kegiatan
Mengaitkan sebagai sikap disiplinpembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik
dengan
materi/tema/kegiatan sebelumnya serta mengajukan pertanyaan untuk mengingat dan
menghubungkan dengantentang
Menyampaikan motivasi materi selanjutnya.
apa yang dapat diperoleh (tujuan&manfaat) dengan mempelajari materi
:
Momentum
Menjelaskandan Impuls
hal-hal yang akan dipelajari, kompetensi yang akan dicapai, serta metode belajar
yang akan ditempuh,
KegiatanInti ( 60
Kegiatan Menit
Peserta didik diberi motivasi atau )
rangsangan untuk memusatkan perhatian pada topik
Literasi materi
komponen elektronika dengan cara melihat, mengamati, membaca melalui tayangan
Critical yang
Guru di tampilkan. kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak
memberikan
Thinking mungkin
pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab melalui
kegiatan belajar khususnya pada materi Momentum dan Impuls
Collaboration Guru membentuk kelompuk dengan anggota 5 siswa. Kemudian tiap-tiap kelompok
mendemonstrasikan eksperimen tentang Momentum dan Impuls yang kemudian
hasilnya dipresentasikan di depan kelas
Peserta didik memberikan pendapat tentang kon sep sede rhana mo mentu m
Communicati dan i mpu ls se rt a ke te rka itan nya d ala m keh idupan seha r i -ha ri dengan
on m engguna kan baha sa me re ka s endi r i.
Guru dan peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal yang telah dipelajari terkait
Creativity Momentum dan Impuls . Peserta didik kemudian diberi kesempatan
untuk menanyakan kembali hal-hal yang belum dipahami
KegiatanPenutup (15
Menit)
28
Peserta didik dan guru merefleksi kegiatan pembelajaran.
Peserta didik dan guru menarik kesimpulan dari hasil kegiatan Pembelajaran.
Menugaskan Peserta didik untuk terus mencari informasi dimana saja yang berkaitan
dengan materi/pelajaran yang sedang atau yang akan pelajari.
Guru menyampaikan materi pembelajaran berikutnya.
Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam dan doa.
29
A. Penilaian Hasil Pembelajaran
1. Teknik Penilaian (terlampir)
a. Sikap
- Penilaian Observasi
Penilaian observasi berdasarkan pengamatan sikap dan perilaku peserta didik sehari-hari, baik terkait
dalam proses pembelajaran maupun secara umum. Pengamatan langsung dilakukan oleh guru.
Berikut contoh instrumen penilaian sikap
Aspek Perilaku yang Dinilai Jumlah
No Nama Siswa Skor SikapKode Nilai
BS JJ TJ DS Skor
1 So 75 75 50 75 275 68,75 C
2 ... ... ... ... ... ... ...
Keterangan :
• BS : Bekerja Sama
• JJ : Jujur
• TJ : Tanggun Jawab
• DS : Disiplin
Catatan :
1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Cukup
25 = Kurang
2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria = 100 x 4 = 400
3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 275 : 4 = 68,75
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat diubah sesuai dengan aspek perilaku yang ingin dinilai
30
Nilai PTK Siklus 1 (KKM 65)
DESRI LISTIANA 75
Destriana 60
DINA MULYANI 65
FARA HELDIANA 65
Ghonimatul Ngabdiyah 70
GITA INDRIYANI 59
Nazilatul Hidayah 74
Sely Septianingrum 73
Sifa Faujiyah 65
Sofiana Mu'minatun 77
Tahta Fadela 78
VANNYA ZAHRANY 81
DESRI LISTIANA 84
Destriana 77
DINA MULYANI 89
FAISAL PATIH PANDAWA 87
FARA HELDIANA 82
Ghonimatul Ngabdiyah 79
GITA INDRIYANI 79
Nazilatul Hidayah 82
Nurul Yuliyanti 77
Sely Septianingrum 88
Sifa Faujiyah 80
Sofiana Mu'minatun 85
Tahta Fadela 69
VANNYA ZAHRANY 86