Oleh :
DIDIN KAMALUDIN
NIM. 41220199000022
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................
A. Latar Belakang Masalah......................................................................
D. Rumusan Masalah ...............................................................................
E. Tujuan Penelitian.................................................................................
F. Manfaat Penelitian ...............................................................................
BAB II KAJIAN PUSTAKA..............................................................................
A. KAJIAN TEORI .................................................................................
1. Definisi konseptual.........................................................................
2. Definisi operasional........................................................................
3. Keabsahan data...............................................................................
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan di atas, rumusan masalah dalam penelitian
tindakan kelas ini adalah:
1. APAKAH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
DAPAT MENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA
PADA MATA PELAJARAN FIQIH MATERI KHITAN PADA SISWA
KELAS IV MI MIFTAHUSSHIBYAN ??
2. . BAGAIMANA MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED
LEARNING dapat MENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN
SISWA PADA MATA PELAJARAN FIQIH MATERI KHITAN PADA
SISWA KELAS IV MI MIFTAHUSSHIBYAN?
3. UNTUK MENGETAHUI BAGAIMANA MODEL PEMBELAJARAN
PROBLEM BASED LEARNING DAPAT MENINGKATAN HASIL
BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATA PELAJARAN FIQIH
MATERI KHITAN PADA SISWA KELAS IV MI MIFTAHUSSHIBYAN?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan kegiatan penelitian tindakan kelas ini adalah:
D. MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat yang diharapkan dari kegiatan penelitian tindakan kelas ini
adalah:
1. Bagi Siswa
1. Dapat dijadikan sebagai pengalaman belajar yang lebih
menyenangkan dan lebih variatif
2. Dapat meningkatkan minat dan motifasi siswa untuk mempelajari materi
pelajaran Fiqih
3. Melatih siswa agar terbiasa aktif dalam proses pembelajaran 4.
Meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa
2. Bagi Guru
1. Merupakan alat untuk mengembangkan diri sebagai guru yang
professional
2. Mengembangkan berbagai metode pembelajaran yang lebih menarik dan
menyenangkan untuk siswa
3. Dapat meningkatkan variasi dalam kegiatan pembelajaran sehingga
meningkatkan kualitas hasil pembelajaran
3. Bagi Sekolah
1. Dapat dijadikan sebagai bahan kajian dalam melakukan perencanaan dan
pengembangan sekolah
2. Dapat meningkatkan kompetensi siswa 3.
Meningkatkan kualitas lulusan
4. Dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan kualitas
tenaga pendidik dan kependidikan
5. Dapat meningkatkan prestasi dan kualitas sekolah
BAB II KAJIAN
PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
menerima dan mendapatkan pengalaman belajarnya, hasil belajar
merupakan prestasi belajar dari peserta didik secara keseluruhan
yang akan menjadi indikator kompetensi dasar dan derajat perubahan
perilaku peserta didik itu sendiri.” Sedangkan menurut Djamroh “hasil
belajar adalah apa yang diperoleh oleh siswa setelah dilakukan aktivitas
belajar. ” Nana Sudjana mengatakan “hasil belajar adalah kemampuan-
kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman
belajar.”
Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah
mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku
bagi peserta didik. Umumnya pelaksanaan pembelajaran mencakup tiga hal:
pretest, proses, dan posttest. Ketiga hal tersebut dijelaskan berikut ini.
a. Tes awal (Pretest )
Pada umumnya pelaksanaan proses pembelajaran dimulai dengan pretest.
Pretest ini memiliki banyak manfaat dalam menjajaki proses
pembelajaran yang akan dilaksanakan, oleh karena itu pretest tersebut
memegang peranan yang cukup penting dalam proses pembelajaran.
b. Proses
Proses disini dimaksudkan sebagai kegiatan dari pelaksanaan proses
pembelajaran, yakni bagaimana tujuan-tujuan belajar direalisasikan
melalui modul. Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi proses dan
dari segi hasil.
Lebih lanjut proses pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas
apabila masukan merata menghasilkan output yang banyak dan
bermutu tinggi.
c. Testakhir ( Posttest )
Posttest memiliki banyak pengetahuan terutama dalam melihat
keberhasilan pembelajaran.
Dari berbagai pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
merupakan suatu pencapaian untuk mengukur seberapa jauh belajar yang
siswa peroleh setelah melalui serangkaian proses belajar mengajar yang
bertujuan untuk mengukur suatu hasil pada pencapaian tujuan indikator
pembelajaran yang telah ditentukan.
Pembelajaran Fiqih
a. Pengertian Pembelajaran Fiqih
Dalam tingkatan Madrasah Ibtidaiyah (MI) mata pelajaran fiqih
merupakan salah satu bagian dari mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam (PAI) yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik agar mereka
bisa mengenal, memahami dan mengamalkan syariat Islam.
Secara etimologi, “fiqih berarti paham yang mendalam.” Dengan
definisi lain dalam buku Zakiah Daradjat, “fiqih artinya faham atau tahu.
Sedangkan menurut istilah yang digunakan para ahli fiqih (fuqaha),
fiqih itu ialah ilmu yang menerangkan hukum-hukum syariat Islam yang
diambil dari dalil-dalilnya yang terperinci. Dilihat dari segi ilmu
pengetahuan yang berkembang dalam kalangan ulama Islam, fiqih itu
ialah ilmu pengetahuan yang membicarakan, membahas, memuat hukum-
hukum Islam yang bersumber pada al-Qur’an, sunah dan dalil-dalil syar’i
yang lain.
Adapun pengertian mata pelajaran fiqih dalam kurikulum
Madrasah Ibtidaiyah adalah
1. Mata pelajaran fiqih merupakan bimbingan untuk mengetahui
ketentuan- ketentuan syari’at Islam. Materi yang sifatnya
memahami, menghayati dan mengamalkan pelaksanaan syariat
tersebut yang kemudian menjadi dasar pandangan dalam
kehidupannya, keluarga dan masyarakat lingkungannya.
2. Bimbingan tersebut tidak berbentuk pada pemberian pengetahuan
saja, tetapi lebih jauh seorang guru h a r u s dapat menjadi contoh
dan tauladan bagi siswa dan masyarakat lingkungannya.
Sejalan dengan penjelasan diatas, dapat penulis pahami tentang
pengertian mata pelajaran fiqih dalam kurikulum Madrasah
Ibtidaiyah yaitu mata pelajaran yang diarahkan untuk memberikan
pegetahuan, pemahaman dan bimbingan kepada siswa mengenai
ketentuan-ketentuan syariat Islam untuk diamalkan dalam kehidupan
sehari-hari.
B. KERANGKA PEMIKIRAN
Penelitian dalam bidang pendidikan masih terus dilakukan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa. Pembelajaran merupakan kegiatan yang
bertujuan secara sistematis dan terarah pada terjadinya proses belajar.
Penggunaan model pembelajaran yang digunakan saat ini kurang
membuat motivasi belajar siswa sehingga siswa cenderung malas dalam
setiap proses pembelajaran. Oleh karena itu, perlu adanya penggunaan
metode pembelajaran yang dapat menjadikan siswa tertarik dan termotivasi
dalam belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Penggunaan model pembelajaran yang tepat akan mempengaruhi motivasi
dan hasil belajar siswa.
Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk
memperbaiki proses pembelajaran terutama dalam meningkatkan motivasi
dan prestasi belajar siswa adalah dengan menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Model pembelajaran ini
dapat membuat siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran, siswa dapat
bekerjasama dan berinteraksi dengan siswa lain serta berdiskusi. Sehingga
dapat memberikan pembelajaran yang bermakna bagi siswa. Dengan
menggunakan model pembelajaran tersebut diharapkan dapat
meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.
B. Metode Penelitian
Penulis menggunakan metode dalam penelitian ini adalah
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dalam bahasa Inggris PTK
diartikan dengan Classroom Active Research (CAR), PTK sangat cocok
untuk penelitian ini, karena penelitian diadakan dalam kelas dan lebih
difokuskan pada masalah-masalah yang terjadi di dalam kelas atau pada
proses belajar mengajar. Model penelitian yang akan dilakukan dalam
penelitian tindakan kelas ini adalah model sistem spiral refleksi dari
Kemmis dan Taggrat yaitu model siklus yang dilakukan secara berulang,
berekelanjutan. Yang artinya semakin lama diharapkan semakin
meningkat pencapaian hasilnya. Model siklus ini dimulai dengan rencana,
tindakan, pengamatan, refleksi, dan perencanaan kembali merupakan
dasar untuk suatu rancangan pemecahan permasalahan.
C. Rancangan Tindakan
Rancangan penelitian adalah semua rencana yang akan
dilaksanakan oleh seorang peneliti dalam penelitian untuk menyelesaikan
suatu masalah yang sedang diteliti. Rancangan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau
Classroom Action Research dan memberikan pelayanan konseling.
Menurut Elliot (1982) penelitian tindakan kelas adalah kajian tentang
situasi social dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan
melalui proses diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan
mempelajari pengaruh yang ditimbulkan. Menurut Isaac (1971) penelitian
tindakan kelas ini didesain untuk memecahkan masalah-masalah yang
diaplikasikan secara langsung di dalam kelas.
Masalah pada penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar fiqih
dan permasalahan khusus yang dihadapi siswa kelas IV di MIS
Miftahusshibyan. Alternatif pemecahannya dengan penggunaan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Penggunaan model
pembelajaran ini dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman hasil
belajar peserta didik dan permasalahan yang dihadapi siswa.
Desain penelitian ini terlihat pada model siklus seperti tampak pada bagan
di bawah ini:
b. Perencanaan Tindakan II
Sebagaimana pada perencanaan tindakan pertama maka siklus
keduapun terdiri dari: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan
refleksi.
1) Perencanaan (Planning)
Peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil
refleksi pada siklus pertama dengan indikator Memahami
ketentuan salat Idain
2) Pelaksanaan (acting)
Guru melaksanakan pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) berdasarkan hasil refleksi dari pembelajaran siklus
pertama.
3) Pengamatan (Observasi)
Guru melakukan pengamatan berdasarkan refleksi dari hasil
pembelajaran pada siklus pertama
4) Refleksi (reflecting)
Peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua
dan menyusun rencana untuk siklus ketiga.
F. Sumber Data
Sumber data merupakan subjek dari mana data dapat diperoleh.
Sumber data penelitian ini adalah sumber data primer dan sekunder.
Sumber data primer yaitu informan (orang) yang dapat memberikan
informasi tentang data penelitian. Informan dalam penelitian ini adalah
siswa kelas IV MIS Miftahusshibyan Kecamatan Citeureup Kabupaten
bogor yang terdiri dari 18 siswa perempuan dan 13 siswa laki-laki.
Hal ini menjadi pertimbangan untuk mengetahui sejauh mana
keberhasilan siswa dalam pembelajaran yang diberikan dengan
diterapkannya penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) dalam pembelajaran
Fiqih.
Sumber data sekunder yaitu sumber yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data. Sumber data tersebut adalah
data hasil belajar yang dikumpulkan oleh orang lain, data pendukung
dalam penelitian ini adalah data dari Kepala Madrasah dan administrasi
MIS Miftahusshibyan kecamatan Citeureup Kabupaten Bogor. Jenis data
sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah aktivitas, lokasi dan
dokumentasi.
3. Berdiskusi 3
4. Bertanya 4
5. Menjawab pertanyaan guru 5
6. Mengembangkan pendapat 6
b. Jenis Instrumen
melaksanakan observasi.
5). Dokumentasi
c. Validasi Instrumen
Validitas instrumen menggambarkan tingkat instrumen
yang mampu mengukur apa yang akan diukur. Suatu alat pengukur
dapat dikatakan alat pengukuran yang valid apabila alat pengukur
tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur secara tepat. Uji
validitas adalah suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap
isi (content) dari suatu instrumen, dengan tujuan untuk mengukur
ketepatan instrumen yang digunakan dalam suatu penelitian.
Menentukan koefisien validitas butir soal menggunakan rumus
korelasi Point Biseral, sebagai berikut:
dimana;
r bis= koefisien korelasi point biseral
Mp = rerata skor pada tes dari peserta tes yang memiliki jawaban
benar
Mt = rerata skor total
St = standar deviasi skor total
p = proporsi peserta tes yang jawabannya benar pada soal (tingkat
kesukaran )
q = proporsi siswa yang menjawab salah (q = 1 - p)
3. Keabsahan Data
1. Telaah modul Tindakan
a. Ketekunan Pengamatan
Ketekunan pengamatan dilakukan dengan cara peneliti
mengadakan pengamatan secara teliti, rinci dan terus menerus
selama proses penelitian di MIS Miftahusshibyan. Kegiatan ini
dapat diikuti dengan pelaksanaan wawancara secara intensif
dan aktif dalam kegiatan belajar sehingga dapat terhindar dari
hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya subjek berdusta,
menipu, atau berpura-pura.
b. Triangulasi
Teknik ini merupakan kegiatan pemeriksaan keabsahan data
yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk
keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data
tersebut. Dalam penelitian ini triangulasi yang digunakan
adalah (1) Membandingkan data yang diperoleh dengan hasil
konfirmasi kepada wali kelas sebagai sumber lain tentang
kemampuan akademik yang dimiliki oleh subjek penelitian
pada pokok bahasan lain; (2) Membandingkan hasil tes dengan
hasil observasi mengenai tingkah laku siswa dan guru pada
saat penyampaian materi; (3) Membandingkan hasil tes dengan
hasil wawancara.
c. Pengecekan teman sejawat melalui diskusi
Pengecekan teman sejawat yang dimaksud disini adalah
mendiskusikan proses dan hasil penelitian dengan dosen
pembimbing atau teman mahasiswa yang sedang/telah
mengadakan penelitian atau orang yang berpengalaman dalam
penelitian. Hal ini dilakukan dengan harapan peneliti
mendapatkan masukan-masukan baik dari segi metodologi
maupun konteks penelitian. Disamping itu, peneliti juga
senantiasa berdiskusi dengan teman pengamat yang ikut
terlibat dalam pengumpulan data untuk merumuskan kegiatan
pemberian tindakan selanjutnya.
b. Validitas data
Menurut Sugiyono (2013), validitas merupakan derajad
ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan
daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Suatu data dikatakan
valid apabila tidak ada perbedaan antar data yang dilaporkan
peneliti dengan data yang sesungguhnya. Ada dua macam validitas
penelitian, yaitu validitas internal dan eksternal. Validitas internal
berkenaan dengan derajad akurasi desain penelitian dengan
derajad akurasi desain penelitian dengan hasil yang dicapai,
sedangkan validitas eksternal berkenaan dengan derajad akurasi
apakah hasil penelitian dapat digeneralisikan atau
diterapkan pada populasi dimana sampel tersebut diambil.
Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji
credibility (validitas interbal), transferbility (validitas
eksternal),dependability (reabilitas), dan confirmability
(obyektivitas). Peneliti ini menggunakan uji kredibilitas
triangulasi. Menurut Sugiyono (2013), triangulasi merupakan
pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara
dan
berbagai waktu. Secara keseluruhan terdapat triangulasi sumber,
triangulasi teknik pengumpulan data, dan triangulasi waktu.
Dari ketiga bentuk triangulasi tersebut, penelitian ini menerapkan
bentuk triangulasi teknik pengumpulan data. Triangulasi teknik
pengumpulan data ini untuk menguji kredibilitas data dengan cara
mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang
berbeda, yaitu melalui observasi dan wawancara. Apabila dengan
dua teknik tersebut menghasilkan data yang berbeda-beda, maka
peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data
bersangkutan guna memastikan kebenarannya atau mungkin semua
dianggap benar karena sudut pandangnya berbeda-beda.