Anda di halaman 1dari 26

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

“ UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA PADA


MATA PELAJARAN FIQIH MATERI (Tuliskan materinya) MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS IV MI
MIFTAHUSSHIBYAN “

Diajukan untuk memenuhi Tugas PPG dalam Jabatan


Batch 3 Tahun 2022

Oleh :

DIDIN KAMALUDIN
NIM. 41220199000022

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2022
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................
A. Latar Belakang Masalah......................................................................
D. Rumusan Masalah ...............................................................................
E. Tujuan Penelitian.................................................................................
F. Manfaat Penelitian ...............................................................................
BAB II KAJIAN PUSTAKA..............................................................................
A. KAJIAN TEORI .................................................................................

1. Pengertian Hasil Belajar ................................................................


2. Jenis-jenis Hasil Belajar ................................................................
3. Pembelajaran Fiqih ........................................................................
4. Model Pembelajaran Based Learning (PBL).................................
B. KERANGKA PEMIKIRAN.................................................................

C. HIPOTESIS TINDAKAN ....................................................................

BAB III METODE PENELITIAN ...................................................................


A. Tempat dan waktu penelitian .............................................................
B. Metode penelitian...............................................................................
C. Rancangan tindakan ...........................................................................
D. Desain dan prosedur tindakan ............................................................
1. Desain tindakan ..............................................................................
2. Prosedur tindakan...........................................................................

E. Kriteria keberhasilan tindakan............................................................

F. Sumber data ........................................................................................

G. Instrumen pengumpulan data .............................................................

1. Definisi konseptual.........................................................................

2. Definisi operasional........................................................................

a. kisi kisi instrumen....................................................................


b. jenis instumen ............................................................................

c. Validasi instrumen .....................................................................

3. Keabsahan data...............................................................................

a. Telaah modul Tindakan .............................................................

b. Validitas data .............................................................................

H. Teknis analisis data ............................................................................


BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Salah satu kebutuhan pokok masyarakat yang harus terpenuhi adalah masalah
pendidikan, sesuai dengan tuntutan kemajuan ilmu pengetahuan yang sekaligus
merupakan tuntutan kemajuan peradaban dan teknologi suatu bangsa.
Sistem pendidikan di Indonesia yang kita ketahui telah mengalami banyak
sekali perubahan. Perubahan-perubahan itu terjadi karena pemerintah telah
melakukan berbagai usaha pembaharuan dalam pendidikan.
Perkembangan itu terjadi karena terdorong adanya pembaharuan tersebut,
sehingga di dalam pengajaranpun guru selalu ingin menemukan metode dan peralatan
baru yang dapat memberikan semangat belajar bagi semua siswa, bahkan secara
keseluruhan dapat dikatakan bahwa pembaharuan dalam sistem pendidikan yang
mencakup seluruh komponen yang ada. Peradaban suatu bangsa ditentukan oleh
tingkat pendidikan warga negaranya, sehingga pendidikan adalah tolok ukur
kemajuan suatu bangsa.
Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan sumber daya
manusia yang berkualitas. Rendahnya kualitas sumber daya manusia antara lain
disebabkan oleh rendahnya kualitas pendidikan, yang berarti juga kurang
berhasilnya proses pembelajaran di kelas.
Menjadi seorang guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa
tidaklah mudah,guru harus memiliki berbagai kemampuan yang dapat menunjang
tugasnya agar tujuan pendidikan dapat dicapai. Salah satu kemampuan yang harus
dimiliki oleh seorang guru dalam meningkatkan kompetensi profesinya ialah
kemampuan mengembangkan model pembelajaran.
Dalam mengembangkan model pembelajaran seorang guru harus bisa
mencari dari sumber lain dan menyesuaikan antara model yang dipilihnya dengan
kondisi siswa, materi pelajaran, dan sarana yang ada, oleh karena itu, guru harus
menguasai beberapa jenis model pembelajaran agar proses belajar mengajar
berjalan lancar dan tujuan yang ingin dicapai dapat terwujud.
Dalam suatu peristiwa mengajar dan belajar, sering terjadi ketidak sesuaian,
diantara guru dan siswa tidak berkolaborasi. Seorang uru asyik menerangkan materi
pelajaran di depan kelas, sementara itu, siswa juga asyik dengan kegiatannya sendiri,
melamun, mengobrol, bahkan mengantuk bahkan sambal bercanda dala ruang kelas.
Dalam peristiwa semacam ini tidak terjadi proses pembelajaran, karena dua
komponen penting dalam sistem pembelajaran tidak terjadi yaitu kerja sama. Dalam
suatu peristiwa mengajar dan belajar dikatakan terjadi pembelajaran, manakala guru
dan siswa secara bersama-sama mengarah pada tujuan yang sama. Oleh karena itu,
baik guru maupun siswa dalam suatu proses pembelajaran selamanya
memanfaatkan segala potensi yang dimiliki untuk keberhasilan belajar.
Berdasarkan hasil observasi peneliti di lapangan, dikelas IV MIS
Miftahusshibyan, terdapat beberapa kendala yang dihadapi, diantaranya yaitu:
(a) Siswa kurang memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru karena
merasa bosan dengan model pembelajaran yang monoton
(b) Siswa kurang tertarik pada pelajaran karena cara mengajar guru yang
membosankan.
(c) Dalam proses belajar mengajar selama ini hanya sebatas pada upaya
menjadikan siswa mampu mengerjakan soal-soal yang ada sehingga
pembelajaran yang berlangsung kurang bermakna dan terasa
membosankan bagi siswa. Hal ini kalau dibiarkan terus menerus akan
mengakibatkan tidak tercapainya tujuan pembelajaran seperti yang
diharapkan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan di atas, rumusan masalah dalam penelitian
tindakan kelas ini adalah:
1. APAKAH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
DAPAT MENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA
PADA MATA PELAJARAN FIQIH MATERI KHITAN PADA SISWA
KELAS IV MI MIFTAHUSSHIBYAN ??
2. . BAGAIMANA MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED
LEARNING dapat MENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN
SISWA PADA MATA PELAJARAN FIQIH MATERI KHITAN PADA
SISWA KELAS IV MI MIFTAHUSSHIBYAN?
3. UNTUK MENGETAHUI BAGAIMANA MODEL PEMBELAJARAN
PROBLEM BASED LEARNING DAPAT MENINGKATAN HASIL
BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATA PELAJARAN FIQIH
MATERI KHITAN PADA SISWA KELAS IV MI MIFTAHUSSHIBYAN?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan kegiatan penelitian tindakan kelas ini adalah:

1. Mendeskripsikan keterlaksanaan pelajaran fiqih melalui model Problem Based


Learning (PBL) pada setiap siklus di kelas IV MIS Miftahusshibyan ?
2. Ketercapaian peningkatan hasil belajar siswa pada pelajaran Fiqih melalui
model Problem Based Learning (PBL) di kelas IV MIS Miftahusshibyan ?
3. Mendeskripsikan hambatan dan upaya dalam penerapan pembelajaran
berbasis masalah pada materi fiqih tentang mandi wajib di kelas IV MIS
Miftahusshibyan ?

D. MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat yang diharapkan dari kegiatan penelitian tindakan kelas ini
adalah:
1. Bagi Siswa
1. Dapat dijadikan sebagai pengalaman belajar yang lebih
menyenangkan dan lebih variatif
2. Dapat meningkatkan minat dan motifasi siswa untuk mempelajari materi
pelajaran Fiqih
3. Melatih siswa agar terbiasa aktif dalam proses pembelajaran 4.
Meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa
2. Bagi Guru
1. Merupakan alat untuk mengembangkan diri sebagai guru yang
professional
2. Mengembangkan berbagai metode pembelajaran yang lebih menarik dan
menyenangkan untuk siswa
3. Dapat meningkatkan variasi dalam kegiatan pembelajaran sehingga
meningkatkan kualitas hasil pembelajaran
3. Bagi Sekolah
1. Dapat dijadikan sebagai bahan kajian dalam melakukan perencanaan dan
pengembangan sekolah
2. Dapat meningkatkan kompetensi siswa 3.
Meningkatkan kualitas lulusan
4. Dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan kualitas
tenaga pendidik dan kependidikan
5. Dapat meningkatkan prestasi dan kualitas sekolah
BAB II KAJIAN
PUSTAKA

A. Kajian Teori
1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
menerima dan mendapatkan pengalaman belajarnya, hasil belajar
merupakan prestasi belajar dari peserta didik secara keseluruhan
yang akan menjadi indikator kompetensi dasar dan derajat perubahan
perilaku peserta didik itu sendiri.” Sedangkan menurut Djamroh “hasil
belajar adalah apa yang diperoleh oleh siswa setelah dilakukan aktivitas
belajar. ” Nana Sudjana mengatakan “hasil belajar adalah kemampuan-
kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman
belajar.”
Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah
mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku
bagi peserta didik. Umumnya pelaksanaan pembelajaran mencakup tiga hal:
pretest, proses, dan posttest. Ketiga hal tersebut dijelaskan berikut ini.
a. Tes awal (Pretest )
Pada umumnya pelaksanaan proses pembelajaran dimulai dengan pretest.
Pretest ini memiliki banyak manfaat dalam menjajaki proses
pembelajaran yang akan dilaksanakan, oleh karena itu pretest tersebut
memegang peranan yang cukup penting dalam proses pembelajaran.
b. Proses
Proses disini dimaksudkan sebagai kegiatan dari pelaksanaan proses
pembelajaran, yakni bagaimana tujuan-tujuan belajar direalisasikan
melalui modul. Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi proses dan
dari segi hasil.
Lebih lanjut proses pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas
apabila masukan merata menghasilkan output yang banyak dan
bermutu tinggi.
c. Testakhir ( Posttest )
Posttest memiliki banyak pengetahuan terutama dalam melihat
keberhasilan pembelajaran.
Dari berbagai pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
merupakan suatu pencapaian untuk mengukur seberapa jauh belajar yang
siswa peroleh setelah melalui serangkaian proses belajar mengajar yang
bertujuan untuk mengukur suatu hasil pada pencapaian tujuan indikator
pembelajaran yang telah ditentukan.

2. Jenis-jenis Hasil Belajar


Howard Kingsley membagi “tiga macam hasil belajar, yakni
keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, sikap dan cita-
cita.”
Gagne juga membuat semacam sistematika jenis belajar. Menurutnya
sistematika tersebut mengelompokan hasil-hasil belajar yang mempunyai
ciri-ciri sama dalam satu kategori. Kelima hal tersebut adalah sebagai
berikut.
1. Keterampilan intelektual, kemampuan seseorang untuk
berinteraksi dengan lingkungannya dengan menggunakan simbol
huruf, angka, kata atau gambar.

2. Informasi verbal, seseorang belajar menyatakan atau menceritakan


suatu fakta atau suatu peristiwa secara lisan atau tertulis, termasuk
dengan cara menggambar.
3. Strategi kognitif, kemampuan seseorang untuk mengatur
proses belajarnya sendiri, mengingat dan berfikir.
4. Keterampilan motorik, seseorang belajar melakukan gerakan
secara teratur dalam urutan tertentu.
5. Sikap, keadaan mental yang mempengaruhi seseorang untuk
melakukan pilihan-pilihan dalam bertindak.

Pembelajaran Fiqih
a. Pengertian Pembelajaran Fiqih
Dalam tingkatan Madrasah Ibtidaiyah (MI) mata pelajaran fiqih
merupakan salah satu bagian dari mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam (PAI) yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik agar mereka
bisa mengenal, memahami dan mengamalkan syariat Islam.
Secara etimologi, “fiqih berarti paham yang mendalam.” Dengan
definisi lain dalam buku Zakiah Daradjat, “fiqih artinya faham atau tahu.
Sedangkan menurut istilah yang digunakan para ahli fiqih (fuqaha),
fiqih itu ialah ilmu yang menerangkan hukum-hukum syariat Islam yang
diambil dari dalil-dalilnya yang terperinci. Dilihat dari segi ilmu
pengetahuan yang berkembang dalam kalangan ulama Islam, fiqih itu
ialah ilmu pengetahuan yang membicarakan, membahas, memuat hukum-
hukum Islam yang bersumber pada al-Qur’an, sunah dan dalil-dalil syar’i
yang lain.
Adapun pengertian mata pelajaran fiqih dalam kurikulum
Madrasah Ibtidaiyah adalah
1. Mata pelajaran fiqih merupakan bimbingan untuk mengetahui
ketentuan- ketentuan syari’at Islam. Materi yang sifatnya
memahami, menghayati dan mengamalkan pelaksanaan syariat
tersebut yang kemudian menjadi dasar pandangan dalam
kehidupannya, keluarga dan masyarakat lingkungannya.
2. Bimbingan tersebut tidak berbentuk pada pemberian pengetahuan
saja, tetapi lebih jauh seorang guru h a r u s dapat menjadi contoh
dan tauladan bagi siswa dan masyarakat lingkungannya.
Sejalan dengan penjelasan diatas, dapat penulis pahami tentang
pengertian mata pelajaran fiqih dalam kurikulum Madrasah
Ibtidaiyah yaitu mata pelajaran yang diarahkan untuk memberikan
pegetahuan, pemahaman dan bimbingan kepada siswa mengenai
ketentuan-ketentuan syariat Islam untuk diamalkan dalam kehidupan
sehari-hari.

b. Tujuan dan Fungsi Pembelajaran Fiqih


Tujuan utama dalam pembelajaran fiqih di Madrasah Ibtidaiyah untuk
membekali peserta didik agar dapat:
a. Mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam
dalam mengatur ketentuan dan tata cara menjalankan hubungan
manusia dengan Allah yang diatur dalam fikih ibadah dan
hubungan manusia dengan sesama yang diatur dalam fikih
muamalah.
b. Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam
dengan benar dalam melaksanakan ibadah kepada Allah dan
ibadah sosial. Pengalaman tersebut diharapkan menumbuhkan
ketaatan menjalankan hukum Islam, disiplin dan tanggung jawab
sosial yang tinggi dalam kehidupan pribadi maupun sosial.
c. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Fiqih
Ruang lingkup mata pelajaran fiqih di Madrasah Ibtidaiyah meliputi
ketentuan pengaturan hukum Islam dalam menjaga keserasian,
keselarasan dan keseimbangan antara hubungan manusia dengan sesama
manusia. Adapun ruang lingkup mata pelajaran fiqih di Madrasah
Ibtidaiyah meliputi:
1. Aspek fiqih ibadah meliputi: khitan, mari meningkatkan taqwa,
kaedah shalat jum’at dan idain.
2. Aspek fiqih muamalah meliputi: zakat fitah, infak dan
sedekah, manfaat zakat, infak dan sedekah.
4. Model Pembelajaran PBL
Problem Based Learning (PBL) merupakan salah satu model
pembelajaran yang dapat menolong siswa untuk meningkatkan
keterampilan yang dibutuhkan pada pada era globalisasi saat ini.

Problem Based Learning (PBL) dikembangkan untuk pertama kali


oleh Prof. Howard Barrows sekitar tahun 1970-an dalam pembelajaran
ilmu medis di McMaster University Canada (Amir, 2009 ,h. 124).
Model pembelajaran ini menyajikan suatu masalah yang nyata bagi
siswa sebagai awal pembelajaran kemudian diselesaikan
melalui penyelidikan dan diterapkan dengan menggunakan pendekatan
pemecahan masalah.
Beberapa definisi tentang Problem Based Learning (PBL) :
a). Menurut Duch (1995,h. 201), Problem Based Learning (PBL)
merupakan model pembelajaran yang menantang siswa untuk
“belajar bagaimana belajar”, bekerja secara berkelompok untuk
mencari solusi dari permasalahan dunia nyata. Masalah ini
digunakan untuk mengikat siswa pada rasa ingin tahu pada
pembelajaran yang dimaksud.
b). Menurut Arends (Trianto, 2007,h. 68), Problem Based Learning
(PBL) merupakan suatu pendekatan pembelajaran di mana siswa
dihadapkan pada masalah autentik (nyata) sehingga diharapkan
mereka dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuh
kembangkan keterampilan tingkat tinggi dan inkuiri,
memandirikan siswa, dan meningkatkan kepercayaan dirinya.
c). Menurut Glazer (2001,h.89 ), mengemukakan Problem Based
Learning merupakan suatu strategi pengajaran dimana siswa
secara aktif dihadapkan pada masalah kompleks dalam situasi
yang nyata.
Dalam Strategi Pembelajaran Problem Based Learning (2020),
problem based learning diartikan sebagai metode pembelajaran yang
mengarahkan siswa untuk mendapatkan ilmu baru dari analisis
berbagai pengetahuan dan pengalaman belajar yang dimiliki, serta
menghubungkannya dengan permasalahan belajar yang diberikan guru.
Pembelajaran berbasis masalah dikembangkan untuk memberikan
siswa pengalaman belajar yang mengutamakan kemampuan analisis
materi secara mandiri.
Dengan adanya permasalahan yang nyata, mereka bisa belajar
berpikir kritis, mengembangkan keterampilan memecahkan masalah,
dan memperoleh pengetahuannya sendiri.

B. KERANGKA PEMIKIRAN
Penelitian dalam bidang pendidikan masih terus dilakukan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa. Pembelajaran merupakan kegiatan yang
bertujuan secara sistematis dan terarah pada terjadinya proses belajar.
Penggunaan model pembelajaran yang digunakan saat ini kurang
membuat motivasi belajar siswa sehingga siswa cenderung malas dalam
setiap proses pembelajaran. Oleh karena itu, perlu adanya penggunaan
metode pembelajaran yang dapat menjadikan siswa tertarik dan termotivasi
dalam belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Penggunaan model pembelajaran yang tepat akan mempengaruhi motivasi
dan hasil belajar siswa.
Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk
memperbaiki proses pembelajaran terutama dalam meningkatkan motivasi
dan prestasi belajar siswa adalah dengan menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Model pembelajaran ini
dapat membuat siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran, siswa dapat
bekerjasama dan berinteraksi dengan siswa lain serta berdiskusi. Sehingga
dapat memberikan pembelajaran yang bermakna bagi siswa. Dengan
menggunakan model pembelajaran tersebut diharapkan dapat
meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.

Kegiatan pembelajaran dengan model


pemebelajaran konvensional pada
Kondisi Awal mata pelajaran Fiqih kelas IV Mandi
wajib

Penerapan Model pembelajaran


Tindakan
PBL
Peningkatan hasil belajar siswa pada
Kondisi Akhir
mata pelajaran Fiqih kelas IV materi
Mandi wajib melalui penerapan
model pembelajaran PBL
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan rumusan permasalahan yang ada, maka hipotesis yang
diajukan pada penelitian ini sebagai berikut: Melalui model PBL dapat
meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran fiqih siswa kelas IV MIS
Miftahusshibyan.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat : MIS Miftahusshibyan Kecamatan Citeureup Kabupaten Bogor
Penulis mengambil lokasi atau tempat ini dengan pertimbangan karena
penulis mengajar pada Madrasah tersebut, sehingga memudahkan
dalam mencari data, peluang waktu yang luas dan subyek penelitian
yang sangat sesuai dengan profesi peneliti.
2. Waktu Penelitian : Juli 2022

B. Metode Penelitian
Penulis menggunakan metode dalam penelitian ini adalah
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dalam bahasa Inggris PTK
diartikan dengan Classroom Active Research (CAR), PTK sangat cocok
untuk penelitian ini, karena penelitian diadakan dalam kelas dan lebih
difokuskan pada masalah-masalah yang terjadi di dalam kelas atau pada
proses belajar mengajar. Model penelitian yang akan dilakukan dalam
penelitian tindakan kelas ini adalah model sistem spiral refleksi dari
Kemmis dan Taggrat yaitu model siklus yang dilakukan secara berulang,
berekelanjutan. Yang artinya semakin lama diharapkan semakin
meningkat pencapaian hasilnya. Model siklus ini dimulai dengan rencana,
tindakan, pengamatan, refleksi, dan perencanaan kembali merupakan
dasar untuk suatu rancangan pemecahan permasalahan.

C. Rancangan Tindakan
Rancangan penelitian adalah semua rencana yang akan
dilaksanakan oleh seorang peneliti dalam penelitian untuk menyelesaikan
suatu masalah yang sedang diteliti. Rancangan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau
Classroom Action Research dan memberikan pelayanan konseling.
Menurut Elliot (1982) penelitian tindakan kelas adalah kajian tentang
situasi social dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan
melalui proses diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan
mempelajari pengaruh yang ditimbulkan. Menurut Isaac (1971) penelitian
tindakan kelas ini didesain untuk memecahkan masalah-masalah yang
diaplikasikan secara langsung di dalam kelas.
Masalah pada penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar fiqih
dan permasalahan khusus yang dihadapi siswa kelas IV di MIS
Miftahusshibyan. Alternatif pemecahannya dengan penggunaan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Penggunaan model
pembelajaran ini dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman hasil
belajar peserta didik dan permasalahan yang dihadapi siswa.

D. Desain dan Prosedur Tindakan


1. Desain Tindakan

Desain penelitian ini terlihat pada model siklus seperti tampak pada bagan
di bawah ini:

Gambar 2. Siklus PTK Model Kemmis dan Taggard


2. Prosedur Tindakan
A. Perencanaan Tindakan I
PTK dalam siklus penelitian ini direncanakan terdiri dari
perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan
(observasi), dan refleksi (reflecting).
1) Perencanaan
a) Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui
kompetensi dasar yang akan menggunakan pembelajaran
Problem Based Learning (PBL).
b) Membuat rencana pembelajaran model Problem Based
Learning (PBL) dengan indikator Memahami ketentuan mandi
wajib
c) Membuat lembar kerja siswa
d) Membuat instrumen yang digunakan dalam siklus PTK
e) Menyusun alat evaluasi pembelajaran
2) Pelaksanaan
a). Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok.
b). Merencanakan tugas-tugas belajar secara bersama-sama
dengan siswa dalam kelompoknya masing-masing.
c). Melaksanakan investigasi.
guru mengarahkan siswa mencari informasi, menganalisis data,
dan membuat kesimpulan.
d). Menyiapkan laporan akhir.
siswa menyiapkan rencana laporan sebagai bahan untuk
dipresentasikan.
e). mempresentasikan laporan akhir.
f). evaluasi.
Siswa berbagi informasi, ide, dan gagasannya. kemudian
guru memberi penguatan dengan mengevaluasi hasil kerja
kelompok masing-masing dan menyimpulkan pelajaran.
1) Pengamatan (Observasi)
a) situasi belajar mengajar
b) keaktifan siswa
c) kemampuan siswa dalam berdiskusi
2) Refleksi (reflecting
Penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil apabila 75% siswa mampu menjawab
soal tes dengan jawaban yang benar.

b. Perencanaan Tindakan II
Sebagaimana pada perencanaan tindakan pertama maka siklus
keduapun terdiri dari: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan
refleksi.
1) Perencanaan (Planning)
Peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil
refleksi pada siklus pertama dengan indikator Memahami
ketentuan salat Idain
2) Pelaksanaan (acting)
Guru melaksanakan pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) berdasarkan hasil refleksi dari pembelajaran siklus
pertama.
3) Pengamatan (Observasi)
Guru melakukan pengamatan berdasarkan refleksi dari hasil
pembelajaran pada siklus pertama
4) Refleksi (reflecting)
Peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua
dan menyusun rencana untuk siklus ketiga.

E. Kriteria Keberhasilan Tindakan


Kriteria keberhasilan tindakan pada penelitian ini ditentukan dari
dua macam indikator yaitu indikator keberhasilan proses dan indikator
hasil belajar.
1. Indikator Keberhasilan Proses Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari
segi proses dan dari segi hasil. Dari segi proses, pembelajaran
diketahui berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-
tidaknya 75% siswa terlibat secara aktif baik secara fisik, mental
maupun sosial dalam proses pembelajaran. Selain itu menunjukkan
kegairahan belajar yang tinggi, semangat yang besar dan percaya diri.
Untuk menentukan prosentase keberhasilan, peneliti menggunakan
rumus sebagai berikut :

2. Indikator Hasil Belajar Indikator hasil belajar dari penelitian ini


adalah jika 75% dari siswa telah mencapai nilai ≥ 75 dan apabila
melebihi dari nilai minimum hasil belajar dikatakan tuntas. Hal ini
didasarkan pada kelas yang dikatakan berhasil (mencapai ketuntasan)
jika paling sedikit 75% dari jumlah siswa mendapat 75. Penempatan
nilai 75 berdasarkan atas hasil diskusi dengan guru kelas IV dan
kepala sekolah serta berdasarkan tingkat kecerdasan siswa dan KKM
(Kriteria Ketuntasan Minimum) yang digunakan pada Madrasah
tersebut.

F. Sumber Data
Sumber data merupakan subjek dari mana data dapat diperoleh.
Sumber data penelitian ini adalah sumber data primer dan sekunder.
Sumber data primer yaitu informan (orang) yang dapat memberikan
informasi tentang data penelitian. Informan dalam penelitian ini adalah
siswa kelas IV MIS Miftahusshibyan Kecamatan Citeureup Kabupaten
bogor yang terdiri dari 18 siswa perempuan dan 13 siswa laki-laki.
Hal ini menjadi pertimbangan untuk mengetahui sejauh mana
keberhasilan siswa dalam pembelajaran yang diberikan dengan
diterapkannya penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) dalam pembelajaran
Fiqih.
Sumber data sekunder yaitu sumber yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data. Sumber data tersebut adalah
data hasil belajar yang dikumpulkan oleh orang lain, data pendukung
dalam penelitian ini adalah data dari Kepala Madrasah dan administrasi
MIS Miftahusshibyan kecamatan Citeureup Kabupaten Bogor. Jenis data
sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah aktivitas, lokasi dan
dokumentasi.

G. Instrumen Pengumpulan Data


1. Definisi Konseptual
Instrumen pengumpulan data adalah alat ukur atau pedoman yang
digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Dalam penelitian
kualitatif, peneliti berperan sebagai key instrument sehingga
keterlibatan peneliti secara aktif dilapangan untuk memperoleh data.
Maka, peneliti harus menghayati dan memahami kondisi sosial
dilapangan. Instrumen pengumpulan data terdiri dari beberapa bentuk
yaitu, instrumen tes, instrumen interview, instrumen
observasi/pengamatan, dan instrumen dokumentasi.
2. Definisi Operasional
a. Kisi-Kisi Instrumen

Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen Observasi Kegiatan Siswa dalam proses


Pembelajaran Fiqih Menggunakan Metode PBL
Sumber Indikator No.
Item
Data
Guru 1. Membuka pelajaran 1

2. Menjelaskan tujuan pembelajaran 2

3. Penyajian materi dengan menggunakan 3


Metode PBL 4
4. Melakukan evaluasi
5
5. Menyimpulkan
6
6. Manutup pelajaran
Siswa 1. Suasana pembelajaran di dalam kelas 1
kodusif
2. Siswa tertarik dengan Metode Belajar 2
PBL
3. Siswa memahami pelajaran selama 3
menggunakan Metode Belajar PBL

Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Observasi Partisipasi Belajar


Sumber Indikator No.
Item
Data
Siswa 1. Siap mengikuti pelajaran 1

2. Mendengarkan pelajaran guru dengan 2


Metode Belajar PBL

3. Berdiskusi 3
4. Bertanya 4
5. Menjawab pertanyaan guru 5

6. Mengembangkan pendapat 6

7. Mengerjakan tugas dengan baik 7

8. Mengumpulkan tugas tepat waktu 8

Tabel 3. Kisi-kisi Kuisioner/ Angket


Sumber Indikator No.
Item
Data
Siswa 1. Suasana Proses Belajar 1
2. Berkesan dan Bermakna 2
3. Fokus dan Sungguh-sungguh 3
4. Mudah Memahami Materi 4
5. Meningkatkan Partisipasi Belajar 5
6. Bertanya 6
7. Termotivasi Mengerjakan Tugas 7
8. Menyampaikan Argumen 8
9. Menjawab Pertanyaan Guru 9
10. Termotivasi Mengumpulkan Tugas 10

b. Jenis Instrumen

1). Lembar Observasi

Bentuk lembar observasi yakni pedoman yang berstruktur.

Kisi-kisi observasi digunakan sebagai pegangan bagi peneliti

pada saat melaksanakan observasi.

2). Lembar Kuisioner/ Angket

Bentuk kuisioner merupakan kuisioner terbuaka. Kisi-kisi

kuisioner digunakan sebagai pegangan bagi peneliti pada saat

melaksanakan observasi.

3). Catatan Lapangan

Sumber informasi yang juga sangat penting dalam

penelitian tindakan kelas adalah catatan lapangan (field notes).

Catatan lapangan adalah catatan yang dibuat oleh peneliti baik

itu yang didengar, dilihat, maupun yang diamati pada saat

melakukan pengamatan. Catatan lapangan digunakan untuk

mencatat hal-hal yang tidak terdapat dalam lembar observasi

dan pedoman wawancara.


4). Tes

Soal tes hasil belajar ini dibuat oleh peneliti dengan

terlebih dahulu dikonsultasikan kepada guru mata pelajaran

Fiqih, hal ini dilakukan untuk mengukur tingkat kesukaran

soal yang akan diujikan.

5). Dokumentasi

Dokumentasi adalah segala dokumen yang bisa dijadikan


bukti bahwa suatu kegiatan atau peristiwa telah terjadi.
Dokumen bisa berwujud tertulis, gambar, maupun audio
visual. Dokumen tertulis bisa berbentuk daftar hadir, hasil
test, buku atau catatan, notulen, lembar observasi dll.
Dokumen gambar bisa berbentuk foto-foto selama proses
terjadi.

c. Validasi Instrumen
Validitas instrumen menggambarkan tingkat instrumen
yang mampu mengukur apa yang akan diukur. Suatu alat pengukur
dapat dikatakan alat pengukuran yang valid apabila alat pengukur
tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur secara tepat. Uji
validitas adalah suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap
isi (content) dari suatu instrumen, dengan tujuan untuk mengukur
ketepatan instrumen yang digunakan dalam suatu penelitian.
Menentukan koefisien validitas butir soal menggunakan rumus
korelasi Point Biseral, sebagai berikut:

dimana;
r bis= koefisien korelasi point biseral
Mp = rerata skor pada tes dari peserta tes yang memiliki jawaban
benar
Mt = rerata skor total
St = standar deviasi skor total
p = proporsi peserta tes yang jawabannya benar pada soal (tingkat
kesukaran )
q = proporsi siswa yang menjawab salah (q = 1 - p)
3. Keabsahan Data
1. Telaah modul Tindakan

Pengecekan Keabsahan Data Untuk mengecek keabsahan data


dalam penelitian ini digunakan teknik pemeriksaan tiga cara
dari 10 cara yang digunakan Moelong yaitu:

a. Ketekunan Pengamatan
Ketekunan pengamatan dilakukan dengan cara peneliti
mengadakan pengamatan secara teliti, rinci dan terus menerus
selama proses penelitian di MIS Miftahusshibyan. Kegiatan ini
dapat diikuti dengan pelaksanaan wawancara secara intensif
dan aktif dalam kegiatan belajar sehingga dapat terhindar dari
hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya subjek berdusta,
menipu, atau berpura-pura.
b. Triangulasi
Teknik ini merupakan kegiatan pemeriksaan keabsahan data
yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk
keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data
tersebut. Dalam penelitian ini triangulasi yang digunakan
adalah (1) Membandingkan data yang diperoleh dengan hasil
konfirmasi kepada wali kelas sebagai sumber lain tentang
kemampuan akademik yang dimiliki oleh subjek penelitian
pada pokok bahasan lain; (2) Membandingkan hasil tes dengan
hasil observasi mengenai tingkah laku siswa dan guru pada
saat penyampaian materi; (3) Membandingkan hasil tes dengan
hasil wawancara.
c. Pengecekan teman sejawat melalui diskusi
Pengecekan teman sejawat yang dimaksud disini adalah
mendiskusikan proses dan hasil penelitian dengan dosen
pembimbing atau teman mahasiswa yang sedang/telah
mengadakan penelitian atau orang yang berpengalaman dalam
penelitian. Hal ini dilakukan dengan harapan peneliti
mendapatkan masukan-masukan baik dari segi metodologi
maupun konteks penelitian. Disamping itu, peneliti juga
senantiasa berdiskusi dengan teman pengamat yang ikut
terlibat dalam pengumpulan data untuk merumuskan kegiatan
pemberian tindakan selanjutnya.

b. Validitas data
Menurut Sugiyono (2013), validitas merupakan derajad
ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan
daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Suatu data dikatakan
valid apabila tidak ada perbedaan antar data yang dilaporkan
peneliti dengan data yang sesungguhnya. Ada dua macam validitas
penelitian, yaitu validitas internal dan eksternal. Validitas internal
berkenaan dengan derajad akurasi desain penelitian dengan
derajad akurasi desain penelitian dengan hasil yang dicapai,
sedangkan validitas eksternal berkenaan dengan derajad akurasi
apakah hasil penelitian dapat digeneralisikan atau
diterapkan pada populasi dimana sampel tersebut diambil.
Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji
credibility (validitas interbal), transferbility (validitas
eksternal),dependability (reabilitas), dan confirmability
(obyektivitas). Peneliti ini menggunakan uji kredibilitas
triangulasi. Menurut Sugiyono (2013), triangulasi merupakan
pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara
dan
berbagai waktu. Secara keseluruhan terdapat triangulasi sumber,
triangulasi teknik pengumpulan data, dan triangulasi waktu.
Dari ketiga bentuk triangulasi tersebut, penelitian ini menerapkan
bentuk triangulasi teknik pengumpulan data. Triangulasi teknik
pengumpulan data ini untuk menguji kredibilitas data dengan cara
mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang
berbeda, yaitu melalui observasi dan wawancara. Apabila dengan
dua teknik tersebut menghasilkan data yang berbeda-beda, maka
peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data
bersangkutan guna memastikan kebenarannya atau mungkin semua
dianggap benar karena sudut pandangnya berbeda-beda.

H. Teknik Analisis Data


Data dari hasil post tes dari perlakuan model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) dibuat data skor hasil belajar dan analisis secara
deskriptif dengan menggunakan teknik persentase untuk melihat
kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran.
a. Hasil belajar, dengan menganalisis rata-rata nilai ulangan harian,lalu
diklasifikasikan tinggi, sedang dan rendah.
b. Implementasi pembelajaran model Problem Based Learning (PBL)
lalu dikategorikan klasifikasi berhasil, kurang berhasil dan tidak
berhasil.
Analisis data dilakukan untuk menghitung hasil pengamatan selama
proses pembelajaran berlangsung.

Anda mungkin juga menyukai