Anda di halaman 1dari 30

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

MENINGKATKAN PEMAHAMAN BELAJAR DENGAN


METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI DAN LATIHAN
(CPDL) PADA MATERI BANGUN RUANG DI SMPN 3 WARU

Disusun oleh :
SEPTI DWI WIDIYASWARI / 185500046 / 2018 B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat


serta hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaiakan Proposal Penelitian
Tindakan Kelas dengan judul “Meningkatkan Pemahaman Belajar Dengan
Metode Ceramah Plus Demonstrasi Dan Latihan (CPDL) Pada Materi Bangun
Ruang di SMPN 3 WARU” dengan baik meskipun masih banyak kekurangan di
dalamnya.
Saya mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
saya dalam menyelesaikan laporan ini, saya ucapkan terima kasih kepada Ibu
Restu Ria Wantika, S.Pd., M.Si. selaku dosen pengampu Mata Kuliah Penelitian
Tindakan Kelas yang telah membimbing saya dalam menyusun Proposal ini
dengan baik dan juga saya ucapkan terima kasih kepada Ibu Wiwik Yulianingsih,
S.Pd. selaku guru pembimbing yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat
selama kegiatan observasi saya di SMPN 3 Waru sehingga saya dapat menyusun
Proposal ini dengan maksimal. Proposal ini diajukan untuk memenuhi salah satu
tugas Mata Kuliah Penelitian Tindakan Kelas.
Akhir kata semoga Proposal ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan sebagai penulis saya menyadari bahwa dalam pembuatan laporan
ini masih jauh dari sempurna, untuk itu saya mengharap saran dan kritik yang
bersifat membangun demi perbaikan kearah yang lebih baik. Atas perhatiannya
saya ucapkan terima kasih.

Surabaya, 21 Mei 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................ ii


Daftar Isi ................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................... 4
B. Rumusan Masalah Penelitian ........................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 6
D. Manfaat Penelitian........................................................................... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA


A. Dasar Teori .................................................................................... 7
B. Kerangka Berfikir ......................................................................... 15
C. Hipotesis Tindakan ....................................................................... 17

BAB III METODE PENELITIAN


A. Setting Penelitian ......................................................................... 18
B. Prosedur Penelitian ........................................................................ 19
C. Instrumen Penelitian ...................................................................... 24
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 24
E. Teknis Analisis Data .................................................................... 26

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 30

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah sebagai usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya. Pendidikan memiliki peranan
penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dan
memiliki kompetensi yang tinggi dalam bidang pengetahuan dan teknologi
yang berguna untuk memajukan Indonesia. Untuk mencapai pendidikan yang
berkualitas, tentunya sangat penting untuk membuat kegiatan belajar
mengajar menjadi lebih aktif dan para siswa memiliki motivasi yang tinggi
dalam belajar. Namun, hal itu tidak bisa berjalan mulus, karena beberapa
siswa masih ada yang menganggap bahwa matematika menjadi momok yang
menyeramkan.
Perkembangan pembelajaran matematika di Indonesia masih sangat
memprihatinkan. Hal itu dapat dilihat dari kemampuan setiap siswa yang
hasil belajarnya masih banyak di bawah rata-rata. Hanya beberapa siswa saja
yang dapat menguasai matematika dengan baik di kelas. Hal itu dapat dilihat
dari prestasi siswa di setiap kenaikan semester. Mengapa banyak siswa yang
menganggap matematika adalah mata pelajaran yang sangat sulit,
dikarenakan mereka sudah menanamkan pernyataan bahwa “Matematika itu
sulit” sedari awal sehingga pikiran siswa menjadi terisolasi dan enggan untuk
belajar matematika dengan cara yang lebih menyenangkan lagi.
Matematika adalah salah satu mata pelajaran dan merupakan ilmu dasar
yang penting baik sebagai alat bantu, pembimbing pola pikir maupun sebagai
pembentuk sikap, maka dari itu matematika diharapkan dapat dikuasai oleh
siswa di sekolah. Namun pelajaran matematika selalu dianggap sulit dan
ditakuti oleh siswa sehingga sangat berdampak pada rendahnya prestasi
belajar siswa.

4
Pembelajaran Matematika adalah proses pemberian pengalaman belajar
kepada siswa melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga siswa
memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang dipelajari. Salah
satu komponen yang menentukan ketercapaian kompetensi adalah
penggunaan strategi matematika, yang sesuai dengan (1) topik yang sedang
dibicarakan, (2) tingkat perkembangan intelektual siswa, (3) prinsip dan teori
belajar, (4) keterlibatan siswa secara aktif, (5) keterkaitan dengan kehidupan
siswa sehari-hari, (6) pengembangan dan pemahaman penalaran matematis.
Proses pembelajaran terdapat dua unsur yang sangat penting dan saling
berkaitan, yaitu metode pembelajaran dan media presentasi, jika kedua unsur
tersebut tidak berjalan dengan baik maka berakibat kurangnya motivasi
belajar siswa. Sehingga dibutuhkan perkembangan ilmu pegetahuan yang
mampu meningkatkan motivasi belajar siswa.
Cara mencapai tujuan pembelajaran matematika tersebut, seorang guru
hendaknya dapat menciptakan kondisi dan situasi pembelajaran yang
memungkinkan siswa aktif membentuk, menemukan, dan mengembangkan
pengetahuannya. Kemudian siswa dapat membentuk makna dari bahan-bahan
pelajaran melalui suatu proses belajar dan mengkonstruksinya dalam ingatan
yang sewaktu-waktu dapat diproses dan dikembangkan lebih lanjut. Hal ini
sebagaimana dijelaskan oleh Jean Piaget, bahwa pengetahuan atau
pemahaman siswa itu ditemukan, dibentuk dan dikembangkan oleh siswa itu
sendiri. Sama seperti halnya dalam memberikan materi rumus rumus bangun
ruang kepada siswa, guru hendak nya menciptakan situasi pembelajaran yang
memungkinkan agar siswa tidak mudah bosan dan dapat menghafal rumus
rumus bangun ruang dengan mudah. Salah satu alternatif agar siswa dapat
cepat menghafal rumus rumus bangun ruang dengan cara menggunakan alat
peraga contohnya sebuah permainan kartu geometry formulas card yaitu
dengan cara mencocokan gambar dan rumus yang tepat setelah para siswa
dirasa dapat memainkan permainan tersebut langkah selanjutnya adalah
memberikan latihan soal agar mereka lebih hafal dengan rumus rumus
tersebut.

5
B. Rumusan Masalah Penelitian
Sejalan dengan latar belakang masalah di atas maka kami merumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Mengapa motivasi belajar terhadap siswa SMPN 3 Waru kurang?
2. Bagaimana pengaruh Metode Ceramah Plus Demonstrasi dan Ltihan
(CPDL) dengan menggunakan media Geometry Formula Card terhadap
motivasi belajar siswa SMPN 3 Waru ?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian ini adalah :
1. Melalui tanya jawab di harapkan keaktifan siswa dalam pembelajaran
dapat menyebutkan rumus rumus bangun ruang dengan benar
2. Meningkatkan pemahaman dan penghafalan belajar siswa dalam materi
bangun ruang
3. Melalui penugasan atau latihan siswa dapat meningkatkan prestasi belajar
dalam materi bangun ruang

D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat
yaitu :
1. Bagi Guru
Mempertimbangkan dalam menentukan model pembelajaran agar para
siswa antusias untuk materi yang diajarkan
2. Bagi Siswa
Sebagai wawasan baru dalam proses meningkatkan keaktifan dan prestasi
pada pembelajaran matematika.
3. Bagi Peneliti
Mengembangkan pengetahuan tentang penelitian tindakan kelas dalam
pembelajaran matematika

6
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Dasar Teori
1. Hakikat Peningkatan
Dalam suatu pembelajaran tentu memiliki tujuan yaitu agar materi
yang disampaikan bisa dimengerti, difahami dan dilaksanakan sehingga
tujuan pembelajaran dapat tercapai. Menurut Adi D. (2001), dalam kamus
bahasanya istilah peningkatan berasal dari kata tingkat yang berarti
berlapis lapis dari sesuatu yang tersususun sedemikian rupa, sehingga
membentuk suatu susunan yang ideal, sedangkan peningkatan adalah
kemajuan dari seseorang dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa
menjadi bisa. Peningkatan adalah proses, cara, perbuatan untuk
menaikkan sesuatu atau usaha kegiatan untuk memajukan sesuatu ke
suatu arah yang lebih baik lagi daripada sebelumya.

2. Hakikat Pemahaman
Pemahaman berasal dari kata “paham” yang berarti mengerti benar
atau memahami benar. Pemahaman merupakan proses berfikir dan
belajar. Dikatakan demikian karena untuk menuju kearah pemahaman
perlu diikuti dengan belajar dan berfikir. Pemahaman merupakan proses,
perbuatan dan cara memahami.
Definisi pemahaman menurut Anas Sudijono (2010: 50) adalah
“kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah
sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah
mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi.
Pemahaman merupakan jenjang kemampuan berpikir yang setingkat lebih
tinggi dari ingatan dan hafalan” Sedangkan menurut Yusuf Anas (2009:
151), yang dimaksud dengan pemahaman adalah kemampuan untuk
menggunakan pengetahuan yang sudah diingat lebih kurang sama dengan

7
yang sudah diajarkan dan sesuai dengan maksud penggunaannya. Dari
berbagai pendapat di atas, indikator pemahaman pada dasarnya sama,
yaitu dengan memahami sesuatu berarti seseorang dapat
mempertahankan, membedakan, menduga, menerangkan, menafsirkan,
memperkirakan, menentukan, memperluas, menyimpulkan, menganalisis,
memberi contoh, menulis kembali, mengklasifikasikan dan
mengikhtisarkan. Indikator tersebut menunjukkan bahwa pemahaman
mengandung makna lebih luas atau lebih dalam dari pengetahuan. Dengan
pengetahuan seseorang belum tentu memahami sesuatu dari yang
dipelajari. Sedangkan dengan pemahaman seseorang tidak hanya sekedar
menghapal sesuatu yang dipelajari, tetapi juga mempunyai kemampuan
untuk menangkap makna dari yang dipelajari secara lebih mendalam, dam
mampu memahami konsep dari pelajaran tersebut.

3. Hakikat Belajar
Belajar adalah suatu aktivitas yang disengaja dilakukan oleh
individu agar terjadi perubahan kemampuan diri. Menurut Gagne (1984),
bahwa belajar adalah suatu proses di mana suatu organisma berubah
perilakunya sebagai akibat pengalaman (dalam Winataputra dkk, 1997,
2.3). Dari pengertian tersebut terdapat tiga unsur pokok dalam belajar,
yaitu: proses, perubahan perilaku dan pengalaman.
Jadi dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses
perubahan di dalam kepribadian dan tingkah laku manusia dalam bentuk
kebiasaan, penguasaan pengetahuan atau keterampilan, dan sikap
berdasarkan latihan dan pengalaman dalam mencari informasi,
memecahkan masalah, mencermati lingkungan untuk mengumpulkan
pengetahuan-pengetahuan melalui pemahaman, penguasaan, ingatan, dan
pengungkapan kembali di waktu yang akan datang.

8
4. Metode Ceramah Plus Demonstrasi Dan Latihan (CPDL)
Metode ini merupakan kombinasi antara kegiatan menguraikan
materi pelajaran dengan kegiatan memperagakan dan latihan (drill).
Demonstrasi sebagai metode pembelajaran adalah bilamana seorang guru
atau seorang demonstrator (orang luar yang sengaja diminta) atau seorang
siswa memperlihatkan kepada seluruh kelas sesuatau proses. Latihan
keterampilan adalah suatu metode mengajar , dimana siswa diajak ke
tempat latihan keterampilan untuk melihat bagaimana cara membuat
sesuatu, bagaimana cara menggunakannya, untuk apa dibuat. Metode
CPDL ini sangat berguna bagi proses belajar mengajar bidang studi atau
materi pelajaran yang berorientasi pada keterampilan. Oleh karena itu,
aplikasi metode ceramah plus diskusi dan latihan ini, kurang lebih sama
dengan aplikasi metode CPDT, yaitu harus dilakukan secara tertib sesuai
dengan urutannya. Namun jika diperlukan, guru dapat memberi ceramah
singkat berupa penjelasan tambahan seusai latihan.

5. Hakikat Bangun Ruang


Pengertian bangun ruang menurut para ahli adalah sebuah benda
yang diklasifikasikan dalam ilmu matematika, memiliki volume, isi, dan
memiliki 3 komponen penyusun berupa sisi, rusuk, dan titik sudut.
Bangun ruang juga disebut sebagai bangun tiga dimensi. Sisi merupakan
bidang pada bangun ruang dengan ruangan di sekitarnya. Rusuk
merupakan pertemuan dua sisi yang berupa ruas garis pada bangun ruang
sedangkan titik sudut adalah titik dari hasil pertemuan rusuk yang
berjumlah tiga atau lebih. Bangun ruang sendiri dapat dikategorikan
menjadi 2 kategori besar, yatu bangun ruang sisi datar dan bangun ruang
sisi lengkung. Bangun ruang sisi datar adalah bangun ruang dengan sisi
berbentuk mendatar. Bangun ruang sisi datar meliputi balok, prisma,
limas, dan kubus. Pengertian bangun ruang sisi lengkung adalah bangun
ruang dengan bagian-bagian yang melengkung. Bangun ruang yang

9
masuk kategori sisi lengkung adalah bola, tabung, dan kerucut. Berikut ini
merupakan detail penjelasan macam-macamnya.
 Kubus
Kubus adalah bangun yang memiliki panjang rusuk yang sama dan
terdiri dari enam sisi berbentuk persegi dengan ukuran identik (sama
dan sebangun).

Sifat-sifat Kubus :
 Memiliki 6 sisi berbentuk persegi
 Memiliki 12 rusuk yang sama panjang
 Memiliki 8 titik sudut
 Memiliki 4 buah diagonal ruang
 Memiliki 6 buah bidang diagonal

Rumus :
 Luas pada kubus, yaitu L = 6 x (s x s)
 Volume pada kubus, yaitu V = s x s x s

 Balok
Balok adalah suatu bangun tiga dimensi yang terbentuk oleh enam
buah persegi atau persegi panjang, dengan paling tidak satu pasang
diantaranya berukuran berbeda.

10
Sifat-sifat Balok :
 Memiliki 4 sisi berbentuk persegi panjang (2 pasang persegi
panjang berukuran sama)
 Memiliki 2 sisi dengan bentuk yang sama (1 pasang persegi
panjang berukuran sama namun berbeda ukuran dengan 2 pasang
persegi panjang yang lain)
 Memiliki 12 rusuk dengan ukuran sama panjang
 Memiliki 8 titik sudut
 Memiliki 4 buah diagonal ruang
 Memiliki 6 buah bidang diagonal

Rumus :
 Luas pada balok, yaitu L = 2 x (pl + lt + pt)
 Volume pada balok, yaitu V = P x L x T

 Limas
Limas adalah bangun tiga dimensi yang terdiri atas alas yang
berbentuk segi-n dan sisi-sisi tegaknya berupa segitiga. Limas
memiliki n + 1 sisi, 2 n rusuk dan n + 1 titik sudut.

Sifat-sifat Limas :
 Memiliki 5 sisi yaitu : 1 sisi berbentuk segiempat yang
merupakan alas serta 4 sisi lainnya seluruhnya berbentuk segitiga
dan merupakan sisi tegak
 Memiliki 8 buah rusuk

11
 Memiliki 5 titik sudut yakni : 4 sudut di bagian alas serta 1 sudut
di bagian atas yang merupakan titik puncuk

Rumus :
 Luas pada limas, yaitu L = luas alas + luas selubung limas
 Volume pada limas, yaitu V = 1/3 x luas alas x t

 Prisma
Prisma adalah bangun tiga dimensi yang dibatasi oleh alas dan tutup
berbentuk segi-n serta sisi tegak berbentuk persegi atau persegi
panjang.

Sifat-sifat Prisma :
 Memiliki bidang alas serta bidang atas berupa segi-n. missal
prisma segitiga kongruen (2 alas tersebut juga merupakan sisi
prisma segitiga)
 Memiliki 5 sisi (2 sisi yang berupa alas atas dan bawah, 3 sisi
lainnya adalah sisi tegak yang seluruhnya berbentuk segitiga)
 Memiliki 9 rusuk
 Memiliki 6 titik sudut

Rumus :
 Luas pada prisma, yaitu L = Ka x t + 2 x La
 Volume pada prisma, yaitu V = luas alas x t

12
 Tabung
Tabung merupakan suatu bangun tiga dimensi yang memiliki alas dan
tutup berbentuk lingkaran dengan ukuran yang sama serta sebuah
persegi panjang yang mengelilingi lingkaran tersebut.

Sifat-sifat Tabung :
 Memiliki 3 sisi (2 sisi berupa alas dan tutup berbentuk
lingkaran serta 1 sisi berupa selimut lingkaran)
 Memiliki 2 rusuk

Rumus :
 Luas pada tabung, yaitu L = (2 x La) + (Ka x tinggi)
 Volume pada tabung, yaitu V = π x r² x t

 Kerucut
Kerucut merupakan salah satu bangun yang memiliki sebuah alas
berbentuk lingkaran dengan selimut yang mempunyai irisan dari
lingkaran. Sisi tegak kerucut tidak berbentuk segitiga melainkan
bidang miring yang disebut selimut kerucut.

13
Sifat-sifat Kerucut :
 Memiliki 2 sisi (1 sisi berbentuk lingkaran sebagai alas dan 1 sisi
lainnya berupa sisi lengkung atau selimut kerucut)
 Memiliki 1 titik sudut
 Memiliki 1 rusuk

Rumus :
 Luas pada kerucut, yaitu L = (π x r²) + (π x r x s)
 Volume pada kerucut, yaitu V = 1/3 x π x r² x t

 Bola
Bola merupakan suatu bangun tiga dimensi yang dibentuk oleh tak
hingga lingkaran dengan jari-jari sama panjang dan berpusat pada satu
titik yang sama.

Sifat-sifat Bola :
 Memiliki 1 sisi
 Memiliki 1 rusuk
 Tidak memiliki titik sudut

14
 Memiliki jari-jari yang tak terhingga dan sama panjang

Rumus :
 Luas pada bola, yaitu L = 4 x π x r²
 Volume pada bola, yaitu V = 4/3 x π x r³

B. Kerangka Berfikir
Proses pembelajaran berlangsung saling berkaitan antara siswa dengan
guru. Kegiatan proses pembelajaran akan mencapai hasil yang baik bila siswa
aktif melakukannya. Upaya agar siswa terdorong untuk aktif belajar
diantaranya adalah penyajian pelajaran yang menarik perhatian sehingga
menimbulkan minat siswa untuk belajar.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dengan optimalisasi
penggunaan alat peraga individual yang dibuat secara menarik diharapkan
dapat meperkuat daya ingat siswa. Penggunaan alat peraga mendorong siswa
untuk melihat, melakukan, dan memahami dengan seksama, sehingga siswa
dapat mencoba mentafsirkan apa yang mereka pelajari dengan bebas sesuai
dengan kemampuan mereka masing-masing. Dengan demikian apa yang
mereka pelajari melekat dalam ingatan untuk meningkatkan prestasi
belajarnya.
Adapun penerapan dalam perencanaan pembelajaran matematika dalam
menghafal rumus-rumus pada bangun ruang, yaitu sebagai berikut :
a. Kegiatan utama dalam pembelajarannya yaitu memfokuskan hafalan
rumus-rumus bangun ruang.
b. Tujuan pembelajarannya yaitu siswa dapat meningkatkan
pemahaman dan penghafalan belajar siswa dalam materi bangun
ruang.
c. Media yang digunakan yaitu sebuah permainan kartu Geometry
Formulas Card
d. Skenario Pembelajaran

15
Tahapan skenario yang akan di tempuh dalam pelaksanaan
pembelajaran memahami rumus-rumus bangun ruang disajikan
dengan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL),
sebagai berikut :
1. Guru menjelaskan materi bangun ruang secara bertahap ke siswa
2. Guru bertahap menjelaskan dengan alat peraga Geometry
Formulas Card
3. Siswa belajar menghafal rumus-rumus tersebut dengan bantuan
alat peraga
4. Siswa mengajukan pertanyaan mengenai materi yang kurang
atau belum dipahami
5. Guru memberikan beberapa latihan agar mempercepat daya
ingat siswa
6. Siswa merefleksikan dengan mengerjakan latihan yang
diberikan
7. Guru mengadakan penilaian terhadap pemahaman siswa dalam
menghafal rumus-rumus bangun ruang

e. Penilaian
Penilaian yang di tempuh untuk mengukur kemampuan
siswa, baik sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran dengan
metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) adalah
sebagai berikut :
1. Partisipasi siswa dalam mempelajari alat peraga
2. Kemampuan siswa dalam melakukan pemainan kartu
tersebut
3. Kemampuan siswa dalam menentukan rumus-rumus
dengan tepat
Berdasarkan kerangka berfikir di atas, dapat digambarkan
sebagai berikut :

16
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan teori, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian tindakan
kelas sebagai berikut : Dalam proses pembelajaran dengan metode ceramah
plus demonstrasi dan latihan (CPDL) dapat meningkatkan pemahaman siswa
dalam materi bangun ruang khususnya pada rumus-rumus.

17
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian
a. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMPN 3 WARU, yang terletak di Jl.
Jend. S. Parman 30 ,Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo.

b. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII. Subjek penelitian
meliputi semua siswa kelas VIII-A, yang berjumlah 30 siswa dengan
rincian, siswa laki-laki berjumlah 10 siswa dan siswa perempuan
berjumlah 20 siswa.

c. Waktu Penelitian
Waktu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan penelitian ini adalah
satu minggu, yaitu pada tanggal 22 Maret 2021 – 30 April 2021, dengan
kata lain penelitian ini dilaksanakan pada pertengahan semester II (genap)
Tahun Pelajaran 2020/2021.

Waktu Kegiatan
22 – 25 Maret 2021 Menyusun konsep dan instrumen penelitian
26 – 31 Maret 2021 Melakukan tindakan siklus I
1 – 5 April 2021 Evaluasi dari tindakan siklus I
7 – 12 April 2021 Melakukan tindakan siklus II
13 – 17 April 2021 Evaluasi dari tindakan siklus II
19 – 23 April 2021 Menyusun proposal penelitian
26 – 30 April 2021 Menyempurnakan hasil proposal penelitian

d. Pihak Yang Membantu


Keberhasilan observasi dalam penelitian ini dilakukan dengan
bantuan dosen pembimbing bapak Mudhar, M.Si, kepala sekolah bapak

18
Drs. Adi Sri Oetomo, M.Pd, serta guru pembimbing matematika kelas
VIII yaitu ibu Wiwik Yulianingsih S.Pd.

B. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari siklus-siklus. Tiap
siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai. Siklus dalam
penelitian tindakan kelas diawali dengan identifikasi masalah, perencanaan
tindakan (planning), penerapan tindakan (action), mengoperasi dan
mengevaluasi proses dan hasil tindakan (Observation and evaluation), dan
melakukan refleksi (Reflecting) dan seterusnya sampai perbaikan atau
peningkatan yang diharapkan tercapai.
SIKLUS I
Langkah – langkah dalam penelitian tindakan kelas pada siklus 1 sebagai
berikut :
a. Identifikasi masalah
Mengidentifikasi masalah yang ada seperti faktor-faktor yang
menjadi penghambat guru dalam melakukan pembelajaran matematika
dengan materi bangun ruang pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Waru
b. Tahap perencanaan
Setelah masalah ditemukan selanjutnya merupakan tahap perencanaan,
adapun kegiatan dalam tahap ini meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar
yang akan disampaikan kepada siswa dengan menerapkan metode
ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL).
2. Membuat rencana pembelajaran sesuai dengan metode pembelajaran
yang akan di terapkan yaitu metode ceramah plus demonstrasi dan
latihan (CPDL).
3. Membuat Lembar Observasi untuk mengamati dan mengidentifikasi
segala yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung, antara
lain daftar hadir, dan hasil belajar siswa.

19
4. Guru mempersiapkan alat peraga dalam menunjang proses
pembelajaran dalam metode ceramah plus demonstrasi dan latihan
(CPDL).
5. Guru mempersiapkan soal berupa essay yang dijadikan sebagai
latihan yang diselesaikan per individu dan kelompok.
6. Membuat alat evaluasi untuk melihat kemampuan siswa dengan
menyelesaikan soal-soal berdasarkan materi yang diberikan.

c. Tahap Tindakan (Aksi)


Tahap tindakan pada pelaksanaan tindakan pembelajaran
disesuaikan dengan langkah-langkah pembelajaran dengan metode
ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL). Siklus I dilaksanakan
selama 1 pekan (3 kali pertemuan). Dari 3 pertemuan tersebut
dialokasikan untuk proses belajar mengajar menggunakan metode
ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) dengan cara guru
memberikan suatu gambar bangun ruang lalu meminta siswa
menyebutkan ciri ciri atau rumus dari bangun ruang tersebut untuk
menunjang proses pembelajaran dengan metode CPDL guru
memberikan suatu alat peraga yaitu permainan kartu Geometry
Formulas Card, dan pertemuan kedua untuk pelaksanaan tes akhir.
Pengamatan dilakukan bersamaan dengan tahap pelaksanaan,
yaitu pada saat proses pembelajaran berlangsung, observer mencatat hal
yang dialami oleh siswa, situasi dan kondisi belajar siswa berdasarkan
lembar observasi yang sudah disiapkan. Dalam hal ini kehadiran siswa,
perhatian siswa, keaktifan dan umpan balik siswa dalam mengikuti
proses belajar mengajar. Pada saat pembelajaran berlangsung siswa
tetap diawasi, dikontrol, dan diarahkan serta diberi bimbingan secara
langsung kepada siswa yang mengalami kesulitan selama proses belajar
berlangsung.

d. Tahap Observasi

20
Tahap observasi ini dilakukan pada saat guru pelaksanakan
proses pembelajaran atau pada saat melakukan siklus I. Guru dan
pengamat mencatat hal-hal yang dialami oleh siswa, situasi dan kondisi
belajar siswa berdasarkan lembar observasi yang sudah disiapkan dalam
hal ini kehadiran siswa, perhatian, keaktifan yang berupa respon siswa
dalam belajar, hingga akhir pembelajaran yang berupa hasil belajar
siswa.

e. Refleksi
Tahap refleksi, peneliti melakukan analisis data dengan
melakukan kategorisasi dan menyimpulkan data yang telah terkumpul
dalam tahap pengamatan yang diperoleh melalui lembar observasi.
Peneliti juga melakukan evaluasi terhadap kekurangan atau kelemahan
dari implementasi tindakan yang dijadikan sebagai bahan acuan bagi
peneliti untuk merancang perbaikan dan penyempurnaan siklus
berikutnya (siklus II) sehingga hasil yang dicapai lebih baik dari siklus
sebelumnya. Hal-hal yang dianggap masih kurang dan ditindak lanjut
pada siklus berikutnya (siklus II).

SIKLUS II
Siklus II dilaksanakan ketika hasil pembelajaran yang diberikan pada
siklus I belum tercapai dengan baik. Pada dasarnya langkah-langkah yang
dilakukan pada siklus II relatif sama dengan perencanaan dan pelaksanaan
dalam siklus I. yang membedakan hanyalah sub materi serta adanya
perbaikan-perbaikan atau perubahan sesuai dengan kenyataan yang
ditemukan di lapangan. Langkah-langkah dari penelitian tindakan kelas siklus
II :
a. Identifikasi masalah
Mengidentifikasi masalah yang ada pada siklus I, faktor-faktor
yang mempengaruhi pembelajaran pada siklus I tidak tercapai dengan

21
baik, selain itu mengidentifikasi kembali faktor penghambat guru dalam
melakukan pembelajaran matematika dengan materi bangun ruang pada
siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Waru.

b. Tahap perencanaan
Setelah masalah ditemukan selanjutnya merupakan tahap perencanaan,
adapun kegiatan dalam tahap ini meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar
yang akan disampaikan kepada siswa dengan menerapkan metode
ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL).
2. Membuat Lembar Observasi untuk mengamati dan mengidentifikasi
segala yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung, antara
lain daftar hadir, dan hasil belajar siswa.
3. Guru mempersiapkan alat peraga dalam menunjang proses
pembelajaran dalam metode ceramah plus demonstrasi dan latihan
(CPDL).
4. Guru mempersiapkan soal berupa essay yang dijadikan sebagai
latihan yang diselesaikan per individu dan kelompok.
5. Membuat alat evaluasi untuk melihat kemampuan siswa dengan
menyelesaikan soal-soal berdasarkan materi yang diberikan.

c. Tahap Tindakan (Aksi)


Tahap tindakan pada pelaksanaan tindakan pembelajaran
disesuaikan dengan langkah-langkah pembelajaran dengan metode
ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL). Siklus II dilaksanakan
selama 1 pekan (3 kali pertemuan). Dari 3 pertemuan tersebut
dialokasikan untuk proses belajar mengajar menggunakan metode
ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) dengan cara guru
memberikan suatu gambar bangun ruang lalu meminta siswa
menyebutkan ciri ciri atau rumus dari bangun ruang tersebut untuk
menunjang proses pembelajaran dengan metode CPDL guru

22
memberikan suatu alat peraga yaitu permainan kartu Geometry
Formulas Card, dan pertemuan kedua untuk pelaksanaan tes akhir.
Pengamatan dilakukan bersamaan dengan tahap pelaksanaan,
yaitu pada saat proses pembelajaran berlangsung, observer mencatat hal
yang dialami oleh siswa, situasi dan kondisi belajar siswa berdasarkan
lembar observasi yang sudah disiapkan. Dalam hal ini kehadiran siswa,
perhatian siswa, keaktifan dan umpan balik siswa dalam mengikuti
proses belajar mengajar. Pada saat pembelajaran berlangsung siswa
tetap diawasi, dikontrol, dan diarahkan serta diberi bimbingan secara
langsung kepada siswa yang mengalami kesulitan selama proses belajar
berlangsung.

d. Tahap Observasi
Tahap observasi ini dilakukan pada saat guru pelaksanakan
proses pembelajaran atau pada saat melakukan tindakan siklus II. Guru
dan observer mencatat hal-hal yang dialami oleh siswa, situasi dan
kondisi belajar siswa berdasarkan lembar observasi yang sudah
disiapkan dalam hal ini kehadiran siswa, perhatian, keaktifan yang
berupa respon siswa dalam belajar, hingga akhir pembelajaran yang
berupa hasil belajar siswa.

e. Refleksi
Tahap refleksi, peneliti melakukan analisis data dengan
melakukan kategorisasi dan menyimpulkan data yang telah terkumpul.
Setelah pelajaran selesai dan siswa diberikan evaluasi maka peneliti
mengadakan analisis keberhasilan pencapaian pembelajaran,
menentukan faktor-faktor yang paling domain yang menyebabkan siswa
mengalami kesulitan dalam memahami materi. Apabila dalam siklus
kedua penelitian belum berhasil maka peneliti melaksanakan sampai
prestasi belajar matematika meningkatkan yaitu pada sebuah kelas yang
dapat menguasai setiap materi pembelajaran matematika antara 70%

23
sampai 75%. Hal tersebut dilandasi dengan adanya perubahan sebagai
berikut :
1. Pada saat proses pembelajaran siswa lebih aktif
2. Siswa merasa senang dalam mendemontrasikan alat peraga
3. Siswa terlihat antusias dalam proses pembelajaran.

C. Instrumen Penelitian
Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini :
1. Lembar Observasi
Lembar observasi dalam peneliti ini digunakan untuk mengumpulkan data
dari siswa tentang partisipasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran
dengan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL). Lembar
observasi ini juga digunakan untuk mencatat proses-proses yang terjadi
dalam kegiatan pembelajaran.
2. Interview (Wawancara)
Yaitu mengadakan wawancara kepada beberapa siswa. Wawancara adalah
proses memperoleh keterangan dengan tujuan penelitian dengan cara
Tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya dengan si penjawab
atau responden. Dengan cara ini peneliti dapat mengetahui sejauh mana
antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran ini dengan
menggunakan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL).
3. Tes
Soal tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes (essay). Soal tes
dibuat sesuai dengan kisi-kisi yang sudah dibuat untuk mengukur
partisipasi belajar matematika siswa. Soal tes ini selain dibuat secara
terstruktur dan adapun yang tidak terstruktur. Tes diberikan pada setiap
akhir siklus dan dikerjakan individu.

D. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan

24
data. Tanpa teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan
data yang memenuhi standar data yang diterapkan. Teknik pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Metode Observasi
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data melalui
pengamatan terhadap subjek, yaitu mengamati terutama minat dan
perubahan yang dialami siswa sebelum dan sesudah pembelajaran. Hal
yang paling penting adalah prosesproses pengamatan dan ingatan.
2. Metode Tes
Metode tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa. Tes
dilakukan setiap akhir siklus pembelajaran. Soal tes disusun berdasarkan
indikator-indikator yang tercantum dalam silabus. Melalui metode tes
tersebut digunakan untuk menguji sejauh mana perbandingan siswa
mengalami perubahan tingkahlaku serta prestasi sebelum diberi tindakan
dan sesudah diberi tindakan pembelajaran.
3. Metode Dokumentasi
Dokumentasi digunakan sebagai penguat data yang diperoleh
selama observasi. Dokumentasi berupa dokumen silabus, RPP, LKS, data
nama siswa, tugas siswa, lembar jawaban saat tes, daftar nilai siswa, serta
dokumen berupa foto-foto pelaksanaan pembelajaran maupun aktivitas
siswa saat pembelajaran.
4. Metode Catatan Lapangan
Catatan lapangan digunakan untuk memperoleh data secara
objektif yang tidak ada lembar observasi. Catatan penelitian lapangan ini
meliputi seluruh aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran
berlangsung.
Dalam penelitian ini metode yang dipakai adalah metode observasi,
metode tes, metode dokumentasi,dan metode catatan lapangan , maka
instrument yang dipakai adalah pedoman observasi, lembar pengamatan,
dan lembar soal tes.

25
Pedoman observasi yang digunakan peneliti yaitu memuat sejauh
mana minat dan sikap positif serta partisipasi siswa dalam proses
pembelajaran. Lembar pengamatan digunakan untuk memperoleh data
sebelum tindakan, baik dari guru maupun pengamatan langsung di
lapangan. Sedangkan lembar soal tes digunakan untuk menguji
kemampuan dan prestasi belajar siswa.

E. Teknis Analisis Data


Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan
pembelajaran perlu diadakan analisis data. Analisis data dalam penelitian ini
dilakukan secara deskriptif, yaitu mengklasifikasikan data menjadi dua
kelompok yaitu data kualitatif dan kuantitatif.
Data kualitatif di dapat dengan cara reduksi data yaitu proses
penyerdehanaan yang dilakukan melalui seleksi data, pemfokusan dan
pengabstrakan data mentah menjadi informasi yang bermakna. penyajian data
merupakan tahapan setelah data direduksi. Setelah itu proses penyajian data
pada penelitian kualitatif dapat berupa uraian-uraian singkat. Isi catatan
diperoleh dari hasil observasi. serta tes hasil pengamatan dan catatan
lapangan menggambarkan peningkatan proses pembelajaran sebelum diberi
tindakan dan sesudah diberi tindakan. Sedangkan tes menghsilkan data
berwujud nilai.
Sedangkan data kuantitatif didapat dari hasil prestasi siswa dan angket
respon siswa. Adapun langkah-langkah pengolahan data yang akan digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Analisis data lembar observasi
Observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung pada
setiap siklusnya. Untuk menganalisis data hasil observasi dilakukan
dengan menggunakan skala Likert yaitu dengan mengukur sikap dan
pendapat dari 5 pilihan skala yang mempunyai gradasi dari Sangat Setuju
(SS) hingga Sangat Tidak Setuju (STS).
Kriteria Penilaian Lembar Observasi siswa

26
No Hal yang Diamati Skor
Siswa 1 2 3 4 5

Keaktifan Siswa:
a. Siswa aktif mencatat
materi pelajaran
1.
b. Siswa aktif bertanya
c. Siswa aktif mengajukan
ide
Perhatian Siswa :
a. Diam, tenang
2. b. Fokus pada pembelajaran
c. Antusias dalam
pembelajaran
Kedisiplinan :
3. a. Kehadiran/absensi
b. Dating tepat waktu
Penugasan :
a. Mengerjakan semua
4. tugas
b. Ketepatan
mengumpulkan tugas

Keterangan :
5 : Sangat Setuju
4 : Setuju
3 : Ragu
2 : Tidak Setuju
1 : Sangat Tidak Setuju

Kriteria Penilaian Lembar Observasi Guru


No Hal yang Diamati Skor

27
Guru 1 2 3 4 5

Penguasaan Materi :
a. Kelancaran menjelaskan
materi
1. b. Kemampuan menjawab
pertanyaan dari siswa
c. Keragaman memberikan
contoh
Sistematika Penyajian :
a. Ketuntasan uraian materi
2.
b. Uraian materi yang
sesuai
Penerapan Metode :
a. Ketepatan memilh
metode sesuai materi
b. Kesesuaian urutan materi
3.
dalam metode yang
digunakan
c. Mudah dipahami oleh
siswa
Penggunaan Media :
a. Ketepatan pemilihan
media sesuai dengan
materi
4.
b. Keterampilan
menggunakan media
c. Memperjelas
pemahaman materi
Pengajaran :
5.
a. Kejelasan suara yang

28
diucapkan
b. Komunikatif guru
dengan siswa
c. Keaktifan sikap guru
dengan siswa

Keterangan :
5 : Sangat Setuju
4 : Setuju
3 : Ragu
2 : Tidak Setuju
1 : Sangat Tidak Setuju

2. Analisis data tes prestasi belajar


Analisis hasil tes dilakukan untuk hasil belajar siswa sebelum (pretest)
pembelajaran dan setelah (post test) mengikuti pembelajaran dengan
metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL). Data hasil tes
analisis berdasarkan pedoman penilaian yang telah dibuat oleh peneliti.

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛


𝑠𝑘𝑜𝑟 ∶ × 100 %
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙

Kriteria Penilaian Hasil Belajar


Skor Nilai Kriteria
85 – 100 A Sangat Baik
70 – 84 B Baik
50 – 69 C Cukup
<49 D Kurang

29
DAFTAR PUSTAKA

Djola. 2017. Pengertian Pemahaman.


http://belajarpendidikanpkn.blogspot.com/2017/07/pengertian-
pemahaman.html. Diakses pada tanggal 15 April 2021 , pukul 09.34

Dyanesilia Arliny. 2012. Metode Pembelajaran "Ceramah Plus".


http://hardipisan.blogspot.com/2012/06/metode-pembelajaran-ceramah-
plus.html. Diakses pada tanggal 15 April 2021 , pukul 10.19.

Firdaus Herman. 2017. Tujuan Pembelajaran Matematika.


https://www.blogbarabai.com/2017/09/tujuan-pembelajaran-matematika-
di.html. Diakses pada tanggal 14 April 2021, pukul 20.36.

Hasyim Muttaqin. 2009. Tujuan Pembelajaran Matematika.


https://muttaqinhasyim.wordpress.com/2009/06/14/tujuan-pembelajaran-
matematika/. Diakses pada tanggal 14 April 2021 , pukul 21.14.
Hayati Rina. 2021. Pengertian Skala Likert, Ciri, dan Contohnya.
https://penelitianilmiah.com/skala-likert/ . Diakses pada tanggal 21 April
2021, pukul 20.44.
Rachma Dita. 2020. Bangun Ruang. https://studioliterasi.com/bangun-ruang/.
Diakses pada tanggal 19 Mei 2021, pukul 15.46.
Thaba Aziz. 2017. Hakikat Belajar.
https://thabaart.blogspot.com/2017/11/hakikat-belajar.html. Diakses pada
tanggal 15 April 2021 , pukul 09.53.
Muhaimin Yahya. 2020. Peningkatan Hasil Belajar Matematika melalui Metode
CPDL (Ceramah Plus Demonstrasi dan Latihan) pada Siswa Kelas VIII G
SMPN 5 Mandai. [internet]. [diunduh 2021 April 16]; 3 (1). Tersedia pada :
https://ejournals.umma.ac.id/index.php/equals/article/view/551/417

30

Anda mungkin juga menyukai