Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Islam, Ilmu Pengetahuan Dan
Teknologi
Dosen Pengampu Dina Munawaroh, M.P.d
Disusun oleh :
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
hidayah- Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Menganalisis Etika Pengembangan Dan Penerapan Ipteks Dalam Pandangan
Islam” dengan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata
Kuliah Islam, Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi. Selain itu, makalah ini
bertujuan menambah wawasan tentang Menganalisis Etika Pengembangan
Dan Penerapan Ipteks Dalam Pandangan Islam bagi para pembaca juga
penulis.
Penulis mengucap terimakasih kepada Ibu Dina Munawaroh M.Pd.
sebagai dosen Mata Kuliah Islam, Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi. Ucap
terima kasih juga diucapkan kepada semua pihak yang telah membantu
diselesaikannya makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi
kesempurnaan makalah.
Kuningan, 2023
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1. Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3 Tujuan Pembahasan........................................................................................3
BAB II.....................................................................................................................4
PEMBAHASAN.....................................................................................................4
2.1 Pengertian PBL...............................................................................................4
2.2 Karakteristik PBL...........................................................................................6
2.3 Ciri-Ciri PBL..................................................................................................6
2.4 Tujuan PBL....................................................................................................7
2.5 Unsur-Unsur PBL...........................................................................................7
2.6 Teori Belajar Yang Mendukung PBL............................................................8
2.7 Konsep Dasar PBL.........................................................................................9
2.8 Model Langkah-Langkah PBL.....................................................................10
2.9 Sintaks PBL..................................................................................................11
2.10Peranan Guru Dalam PBL...........................................................................13
2.11Penilaian Dan Evaluasi PBL.......................................................................14
2.12Keunngulan Dan Kelemahan PBL..............................................................14
BAB III..................................................................................................................17
PENUTUP.............................................................................................................17
3.1 Kesimpulan...................................................................................................17
Daftar pustaka......................................................................................................18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
iv
peserta didik untuk menetapkan topik masalah yang akan dibahas, walaupun
sebenarnya guru telah menetapkan topik masalah apa yang harus dibahas. Hal
yang paling utama adalah guru harus menyediakan perancah atau kerangka
pendukung untuk peserta didik sehingga dapat meningkatkan kemampuan
penyelidikan dan intelegensi peserta didik dalam pola berpikir nya. Proses
pembelajaran diarahkan agar peserta didik mampu menyelesaikan masalah
secara sistematis dan logis. Model pembelajaran ini dapat terjadi jika guru
dapat menciptakan lingkungan kelas yang terbuka dan jujur, karena kelas itu
sendiri merupakan tempat pertukaran ide-ide peserta didik dalam menanggapi
berbagai masalah.
Jika dilihat dari sudut pandang psikologi belajar, model pembelajaran
ini berdasarkan pada psikologi kognitif yang berakar dari asumsi bahwa
belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.
Melalui model pembelajaran ini peserta didik dapat berkembang secara utuh,
artinya bukan hanya perkembangan kognitif, tetapi peserta didik juga akan
berkembang dalam bidang affektif dan psikomotorik secara otomatis melalui
masalah yang dihadapi.
Model pembelajaran berbasis masalah mengambil psikologi kognitif
sebagai dukungan teoritisnya. Sehingga fokus pembelajaran pada model ini
menekankan pada apa yang peserta didik pikirkan selama mereka terlibat
dalam proses pembelajaran, bukan pada apa yang mereka kerjakan dalam
proses pembelajaran.
v
7. Apa saja konsep dasar Problem Based Learning?
8. Sebutkan model langkah-langkah Problem Based Learning ?
9. Bagaimana sintaks pada Problem Based Learning ?
10. Apa Peranan Guru Dalam Problem Based Learning ?
11. Bagaimana penilaian dan evaluasi pada Problem Based Learning ?
12. Apa keunggulan dan kelemahan Problem Based Learning ?
vi
BAB II
PEMBAHASAN
vii
peserta didik dapat menyelesaikan masalahnya dibawah petunjuk fasilitator
(guru). Pembelajaran berbasis masalah menyarankan kepada peserta didik
untuk mencari atau menentukan sumber-sumber pengetahuan yang relevan.
Pembelajaran berbasis masalah memberikan tantangan kepada peserta didik
untuk bisa belajar sendiri atau mandiri. Dalam hal ini, peserta didik lebih
diajak untuk membentuk suatu pengetahuan dengan sedikit bimbingan atau
arahan guru sementara pada pembelajaran tradisional peserta didik lebih
cenderung aktif sehingga diperlakukan sebagai penerima pengetahuan yang
diberikan secara terstruktur oleh seorang guru.
Pembelajaran berbasis masalah merupakan salah satu model dimana
dalam kasus pembelajaran ini pembelajarannya cenderung inovatif yang dapat
memberikan kondisi belajar aktif kepada peserta didik. PBL adalah suatu
model pembelajaran yang melibatkan peserta didik untuk memecahkan suatu
masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga peserta didik dapat
mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan
sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan suatu masalah.
Untuk mencapai hasil pembelajaran secara optimal, pembelajaran
dengan pendekatan pembelajaran berbasis masalah perlu dirancang dengan
baik mulai dari penyiapan masalah yang yang sesuai dengan kurikulum yang
akan dikembangkan di kelas, memunculkan masalah dari peserta didik,
peralatan yang mungkin diperlukan, dan penilaian yang digunakan. Pengajar
yang menerapkan sistem dalam suatu pendekatan ini harus mengembangkan
diri melalui pengalaman mengelola di kelasnya, melalui pendidikan pelatihan
atau pendidikan formal yang berkelanjutan.
Oleh karena itu, pengajaran harus lebih paham akan suatu tentang
dasar masalah yang merupakan pendekatan yang efektif untuk pengajaran
proses berfikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantu peserta didik untuk
memproses informasi yang telah jadi atau telah tersusun dalam benaknya dan
menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya.
viii
Pembelajaran ini cocok untuk mengembangkan pengetahuan dasar maupun
kompleks.
ix
induktif. Proses berpikir ini dilakukan secara sistematis dan empiris,
sistematis artinya berpikir ilmiah dilakukan melalui tahapan-tahapan
tertentu, sedangkan empiris artinya suatu sumber pengetahuan atau
proses penyelesaian masalah didasarkan pada data dan fakta yang
jelas.
x
5. Learning Interesting yaitu bahwa pembelajaran lebih menarik dan
menyenangkan bagi anak karena anak itu dilibatkan langsung dalam
menentukan masalah
xi
dimiliki oleh berbagai para siswa yang melalui kegiatan belajar dalam
interaksi social dengan teman lain.
xii
dan juga pendapat, serta dapat mengembangkan kemampuannya dalam
membuat tugas secara objektif.
2. john dewey
Seorang ahli pendidikan berkebangsaan Amerika memaparkan 6
langkah dalam pembelajaran berbasis masalah ini :
a. Merumuskan masalah. Guru membimbing peserta didik untuk
menentukan masalah yang akan dipecahkan dalam proses
pembelajaran, walaupun sebenarnya guru telah menetapkan
masalah tersebut.
b. Menganalisis masalah. Langkah peserta didik meninjau
masalah secara kritis dari berbagai sudut pandang.
c. Merumuskan hipotesis. Langkah peserta didik merumuskan
berbagai kemungkinan pemecahan sesuai dengan pengetahuan
yang dimiliki.
d. Mengumpulkan data. Langkah peserta didik mencari dan
menggambarkan berbagai informasi yang diperlukan untuk
memecahkan masalah.
xiii
e. Pengujian hipotesis. Langkah peserta didik dalam merumuskan
dan mengambil kesimpulan sesuai dengan penerimaan dan
penolakan hipotesis yang diajukan.
f. Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah. Langkah
peserta didik untuk menggambarkan rekomendasi yang dapat
dilakukan sesuai rumusan hasil pengujian hipotesis dan
rumusan kesimpulan.
3. David jonson dan jonson memaparkan 5 langkah melalui kegiatan
kelompok
1) Mendefinisikan masalah. Merumuskan masalah dari peristiwa
tertentu yang mengandung konflik hingga peserta didik jelas
dengan masalah yang dikaji. Di dalam hal ini guru meminta
pendapat peserta didik tentang masalah yang sedang dikaji.
2) Mendiagnosis setiap masalah, yaitu menentukan sebab-sebab
terjadinya masalah.
3) Merumuskan alternatif strategi. Menguji setiap tindakan yang
telah dirumuskan melalui diskusi kelas.
4) Menentukan dan menerapkan tentang strategi pilihan. Dengan
Pengambilan keputusan tentang strategi mana yang dilakukan.
5) Melakukan evaluasi. Baik evaluasi proses maupun evaluasi
hasil.
xiv
Fase 1 Guru menyampaikan Siswa mendengarkan
Orientasi siswa tujuan belajar, tujuan belajar yang
terhadap masalah menjelaskan logistic disampaikan oleh guru
autentik yang diperlukan, dan dan mempersiapkan
memotivasi logistik yang diperlukan.
menggunakan
kemampuannya
memecahkan maslah.
Fase 2 Guru membantu Siswa mendefinisikan dan
Mengorganisasi siswa mendefinisikan mengorganisasikan tugas
siswa dalam dan belajar yang diangkat.
belajar mengorganisasikan
tugas belajar yang
diangkat.
Fase 3 Guru mendorong Siswa mengumpulkan
Membantu siswa siswa untuk informasi yang sesuai,
secara individual mengumpulkan melaksanakan
atau kelompok informasi yang eksperimen, dan berusaha
dalam sesuai, melaksanakan menemukan jawaban atas
melaksanakan eksperimen, untuk masalahyang di angkat.
penelitian memperoleh jawaban
yang sesuai atas
masalah.
xv
Fase 4 Guru membantu Siswa merencanakan dan
Mengembangkan siswa dalam menyiapkan karya, video,
dan menyajikan merencanakan dan dan menyampaikannya
hasil karya menyiapkan karya pada teman lain.
seperti laporan, video,
model-modeldan
membantunya untuk
menyampaikan
kepada teman lain.
Fase 5 Guru membantu Siswa melakukan refleksi
Analisis dan siswa melakukan kegiatan penyelidikannya
evaluasi proses refleksi kegiatan dan proses yang
pemecahan penyelidikannya dan dilakukan.
masalah. proses yang telah
dilakukan
xvi
PBL menyediakan cara untuk inqury yang bersifat kolaborasi dan
belajar Bray, dkk dalam Rusman (2011;235) mengambarkan inquiry
kolaboratif sebagai proses dimana setiap orang melakukan refleksi dan
kegiatan secara berulang-ulang, mereka harus bekerja dalam tim untuk
menjawab pertanyaan penting. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan
bahwa pada intinya Pembelajaran Berbasis Masalah lebih menekankan
pembelajaran inquiry kolaboratif yang di kerjakan dengan tim secara
berkelompok.
3. Memfasilitasi Pembelajaran Kelompok Kecil dalam Pembelajaran
Berbasis Masalah
Belajar dalam kelompok kecil lebih mudah dilakukan apabila anggota
berkisaran antara 1 sampai 10 siswa atau bahkan lebih sedikit dengan
satu orang guru saja. Guru juga dapat menggunakan berbagai teknik
belajar kooperatif untuk mengabungkan kelompok-kelompok tersebut
dalam langkah-langkah yang beragam dalam siklus PBM untuk
menyatukan ide, berbagai hasil belajar, dan penyajian ide.
4. Melaksanakan Pembelajaran Berbasis Masalah
Guru mengatur lingkungan belajar untuk mendorong penyatuan dan
pelibatan siswa dalam suatu masalah. Guru juga dapat memainkan
perannya yang aktif sehingga dapat memfasilitasi inquiry kolaboratif
dan proses belajar siswa.
xvii
potensi peserta didik untuk mengatasi masalah maupun untuk mengukur kerja
kelompok. Evaluasi harus menghasilkan definisi tentang masalah baru,
mendiagnosanya, dan mulai lagi proses penyelesaian baru.
xviii
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran
berbasis masalah harus dimulai dengan kesadaran adanya masalah yang harus
dipecahkan. Pada tahapan ini guru membimbing peserta didik pada kesadaran
adanya kesenjangan atau gap yang dirasakan oleh manusia atau lingkungan
sosial. Kemampuan yang harus dicapai oleh peserta didik, pada tahapan ini
adalah peserta didik dapat menentukan atau menangkap kesenjangan yang
terjadi dari berbagai fenomena yang ada.
Disamping keunggulannya, model ini juga mempunyai kelemahan,
yaitu :
1. Manakala peserta didik tidak memiliki minat atau tidak mempunyai
kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan,
maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba.
2. keberhasilan strategi ini dalam suatu pembelajaran melalui problem
solving membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.
3. Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan
masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa
yang mereka ingin pelajari.
xix
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pembelajaran Berbasis Masalah yang berasal dari bahasa Inggris
Problem Based Learning adalah suatu pendekatan pembelajaran yang dimulai
dengan menyelesaikan suatu masalah, tetapi untuk menyelesaikan masalah itu
peserta didik memerlukan pengetahuan baru untuk dapat menyelesaikannya.
Tujuan yang ingin dicapai oleh PBL adalah kemampuan siswa untuk
berpikir kritis, analistis dan logis untuk menemukan alternatif pemecahan
masalah melalui eksplorasi data secara empiris dalam rangka menumbuhkan
sikap ilmiah.
Pembelajaran ini dimulai dengan menghadirkan suatu masalah yang
relevan dengan kehidupan siswa, selanjutnya melalui peran guru sebagai
fasilitator siswa dibimbing untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Suatu
masalah bisa dapat digunakan untuk mengenalkan suatu konsep atau melatih
keterampilan, untuk itu penting bagi guru untuk dapat menggunakan model
PBL dalam mengenalkan konsep ataupun melatih keterampilan suatu konsep.
xx
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad , R., & Sofyan, A. (2013). Strategi & Desain Pengembangan Syistem
Pembelajaran. Jakarta: Prestasi PustaKaraya.
xxi