Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

MENGANALISIS ETIKA PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN


IPTEKS DALAM PANDANGAN ISLAM

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Islam, Ilmu Pengetahuan Dan
Teknologi
Dosen Pengampu Dina Munawaroh, M.P.d

Disusun oleh :

Zakaria Akhmad 212223137


Dadi Hamdani

PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
MUHAMMADIYAH KUNINGAN
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
hidayah- Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Menganalisis Etika Pengembangan Dan Penerapan Ipteks Dalam Pandangan
Islam” dengan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata
Kuliah Islam, Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi. Selain itu, makalah ini
bertujuan menambah wawasan tentang Menganalisis Etika Pengembangan
Dan Penerapan Ipteks Dalam Pandangan Islam bagi para pembaca juga
penulis.
Penulis mengucap terimakasih kepada Ibu Dina Munawaroh M.Pd.
sebagai dosen Mata Kuliah Islam, Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi. Ucap
terima kasih juga diucapkan kepada semua pihak yang telah membantu
diselesaikannya makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi
kesempurnaan makalah.

Kuningan, 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1. Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3 Tujuan Pembahasan........................................................................................3
BAB II.....................................................................................................................4
PEMBAHASAN.....................................................................................................4
2.1 Pengertian PBL...............................................................................................4
2.2 Karakteristik PBL...........................................................................................6
2.3 Ciri-Ciri PBL..................................................................................................6
2.4 Tujuan PBL....................................................................................................7
2.5 Unsur-Unsur PBL...........................................................................................7
2.6 Teori Belajar Yang Mendukung PBL............................................................8
2.7 Konsep Dasar PBL.........................................................................................9
2.8 Model Langkah-Langkah PBL.....................................................................10
2.9 Sintaks PBL..................................................................................................11
2.10Peranan Guru Dalam PBL...........................................................................13
2.11Penilaian Dan Evaluasi PBL.......................................................................14
2.12Keunngulan Dan Kelemahan PBL..............................................................14
BAB III..................................................................................................................17
PENUTUP.............................................................................................................17
3.1 Kesimpulan...................................................................................................17
Daftar pustaka......................................................................................................18

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Pada saat ini banyak kesulitan yang dihadapi peserta didik dalam
belajar. Hal ini di sebabkan karena proses belajar di dalam kelas yang begitu-
begitu saja atau cenderung membosankan bagi peserta didik, dan juga proses
pembelajaran di kelas yang masih memposisikan peserta didik sebagai objek
belajar, bukan sebagai individu yang harus di kembangkan potensi yang di
milikinya. Hal ini dapat mematikan potensi sebagai peserta didik sehingga
membuat peserta didik jenuh. Apalagi bila peserta didik hanya mendengarkan
guru di depan kelas menjelaskan, sehingga mudah sekali peserta didik merasa
bosan dengan materi yang diberikan. Akibatnya, peserta didik tidak paham
dengan apa yang baru saja di sampaikan oleh guru.
Oleh karena itu, sekarang banyak inovasi dalam pembelajaran yang
dilakukan olehs ekolah-sekolah. Misalnya inovasi Pembelajaran Kuantum,
Kompetensi, Kontekstual, dan Problem Based Learning. Untuk mengatasi
kejenuhan dalam proses belejar-mengajar dan meningkatkan kualitas pada diri
siswa.
Salah satu inovasi dalam pembelajaran yaitu Problem Based Learning,
Problem Based Learning ini merupakan progam student center yang dimana
siswa belajar tentang subjek dalam konteks yang beraneka ragam, dan
masalah yang benar-benar terjadi (nyata). Tujuan dari Problem Based
Learning ini sendiri adalah untuk menolong perkembangan pengetahuan siswa
secara fleksibel, efektif, dan terampil dalam memecahkan masalah.
Pada model pembelajaran berbasis masalah berbeda dengan model
pembelajaran yang lainnya, dalam model pembelajaran ini, peranan guru
adalah menyodorkan berbagai masalah, memberikan pertanyaan, dan
memfasilitasi investigasi dan dialog. Guru memberikan kesempatan kepada

iv
peserta didik untuk menetapkan topik masalah yang akan dibahas, walaupun
sebenarnya guru telah menetapkan topik masalah apa yang harus dibahas. Hal
yang paling utama adalah guru harus menyediakan perancah atau kerangka
pendukung untuk peserta didik sehingga dapat meningkatkan kemampuan
penyelidikan dan intelegensi peserta didik dalam pola berpikir nya. Proses
pembelajaran diarahkan agar peserta didik mampu menyelesaikan masalah
secara sistematis dan logis. Model pembelajaran ini dapat terjadi jika guru
dapat menciptakan lingkungan kelas yang terbuka dan jujur, karena kelas itu
sendiri merupakan tempat pertukaran ide-ide peserta didik dalam menanggapi
berbagai masalah.
Jika dilihat dari sudut pandang psikologi belajar, model pembelajaran
ini berdasarkan pada psikologi kognitif yang berakar dari asumsi bahwa
belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.
Melalui model pembelajaran ini peserta didik dapat berkembang secara utuh,
artinya bukan hanya perkembangan kognitif, tetapi peserta didik juga akan
berkembang dalam bidang affektif dan psikomotorik secara otomatis melalui
masalah yang dihadapi.
Model pembelajaran berbasis masalah mengambil psikologi kognitif
sebagai dukungan teoritisnya. Sehingga fokus pembelajaran pada model ini
menekankan pada apa yang peserta didik pikirkan selama mereka terlibat
dalam proses pembelajaran, bukan pada apa yang mereka kerjakan dalam
proses pembelajaran.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian Problem Based Learning ?
2. Bagaimana Karakteristik Problem Based Learning ?
3. Apa ciri-ciri Problem Based Learning ?
4. Apa tujuan Problem Based Learning ?
5. Apa unsur-unsur yang terdapat dalam Problem Based Learning ?
6. Teori Belajar apa yang mendukung Problem Based Learning ?

v
7. Apa saja konsep dasar Problem Based Learning?
8. Sebutkan model langkah-langkah Problem Based Learning ?
9. Bagaimana sintaks pada Problem Based Learning ?
10. Apa Peranan Guru Dalam Problem Based Learning ?
11. Bagaimana penilaian dan evaluasi pada Problem Based Learning ?
12. Apa keunggulan dan kelemahan Problem Based Learning ?

1.3 Tujuan Pembahasan


a. Menambah wawasan pembaca mengenai model pembelajaran berbasis
masalah.
b. Pembaca dapat memahami dan mendesain sendiri model pembelajaran
berbasis masalah.

vi
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Problem Based Learning


(Problem-Based Learning) adalah suatu pembelajaran yang di awali
dengan menghadapkan siswa pada suatu masalah. Problem based Learning
atau dalam Bahasa Indonesia adalah Pembelajaran Berbasis Masalah yang
berarti suatu pendekatan pembelajaran yang dimulai dengan menyelesaikan
suatu masalah, akan tetapi untuk menyelesaikan masalah ini peserta didik
memerlukan pengetahuan baru untuk dapat menyelesaikannya.
Pendekatan pembelajaran berbasis masalah ini atau bisa disingkat
(Problem-Based Learning/PBL) adalah konsep pembelajaran yang membantu
guru menciptakan lingkungan pembelajaran yang dimulai dengan masalah
yang sangat penting dan juga sangat relevan (bersangkut-paut) bagi peserta
didik, dan memungkinkan peserta didik memperoleh pengalaman belajar yang
lebih realistik(nyata).
Bern dan Erickson (2001:5) menegaskan bahwa pembelajaran berbasis
masalah merupakan strategi pembelajaran siswa dalam memecahkan masalah
dengan mengintegrasikan berbagai konsep dan keterampilan dari berbagai
disiplin ilmu. Strategi ini meliputi mengumpulkan dan menyatukan informasi,
mempresentasikan penemuan.
Pembelajaran berbasis masalah melibatkan peserta didik dalam proses
pembelajaran yang aktif, kolaboratif, berpusat kepada peserta didik, yang
mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan belajar
mandiri yang diperlukan untuk menghadapi tantangan dalam kehidupan dan
karier, dalam lingkungan yang bertambah kompleks sekarang ini.
Pembelajaran Berbasis Masalah dapat pula dimulai dengan melakukan
kerja kelompok antar peserta didik sehinggi peserta didik dapat menyelidiki
sendiri, dan juga menemukan permasalahan apa yang mereka hadapi sehingga

vii
peserta didik dapat menyelesaikan masalahnya dibawah petunjuk fasilitator
(guru). Pembelajaran berbasis masalah menyarankan kepada peserta didik
untuk mencari atau menentukan sumber-sumber pengetahuan yang relevan.
Pembelajaran berbasis masalah memberikan tantangan kepada peserta didik
untuk bisa belajar sendiri atau mandiri. Dalam hal ini, peserta didik lebih
diajak untuk membentuk suatu pengetahuan dengan sedikit bimbingan atau
arahan guru sementara pada pembelajaran tradisional peserta didik lebih
cenderung aktif sehingga diperlakukan sebagai penerima pengetahuan yang
diberikan secara terstruktur oleh seorang guru.
Pembelajaran berbasis masalah merupakan salah satu model dimana
dalam kasus pembelajaran ini pembelajarannya cenderung inovatif yang dapat
memberikan kondisi belajar aktif kepada peserta didik. PBL adalah suatu
model pembelajaran yang melibatkan peserta didik untuk memecahkan suatu
masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga peserta didik dapat
mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan
sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan suatu masalah.
Untuk mencapai hasil pembelajaran secara optimal, pembelajaran
dengan pendekatan pembelajaran berbasis masalah perlu dirancang dengan
baik mulai dari penyiapan masalah yang yang sesuai dengan kurikulum yang
akan dikembangkan di kelas, memunculkan masalah dari peserta didik,
peralatan yang mungkin diperlukan, dan penilaian yang digunakan. Pengajar
yang menerapkan sistem dalam suatu pendekatan ini harus mengembangkan
diri melalui pengalaman mengelola di kelasnya, melalui pendidikan pelatihan
atau pendidikan formal yang berkelanjutan.
Oleh karena itu, pengajaran harus lebih paham akan suatu tentang
dasar masalah yang merupakan pendekatan yang efektif untuk pengajaran
proses berfikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantu peserta didik untuk
memproses informasi yang telah jadi atau telah tersusun dalam benaknya dan
menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya.

viii
Pembelajaran ini cocok untuk mengembangkan pengetahuan dasar maupun
kompleks.

2.2 Karakteristik Problem Based Learning


Karakterisktik pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut :
a. Pembelajaran menjadi strating point
b. Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada di dunia
c. Permasalahan membutuhkan persepektif ganda (multiple perspective)
d. Permasalahan akan menantang pengetahuan yang dimiliki oleh siswa,
sikap dan juga kompetensi yang kemudian membutuhakn identifikasi
kebutuhan belajar dan bidang baru dalam belajar
e. Permasalahan ini akan mengembangkan suatu keterampilan inquiry
dan pemecahan masalah sehingga solusi dari masalah tersebut dapat
diketahui.

2.3 Ciri-Ciri Problem Based Learning


Ciri-ciri utama Problem-Based Learning adalah sebagai berikut :
1. Strategi pembelajaran berbasis masalah merupakan rangkaian aktivitas
pembelajaran. Maksudnya adalah dalam pembelajaran ini tidak hanya
mengharapkan tetapi peserta didik mendengarkan, mencatat, kemudian
menghafal materi pelajaran, tetapi dalam tahap strategi pembelajaran
berbasis masalah ini peserta didik harus aktif berpikir, berkomunikasi,
mencari dan mengolah data dan akhirnya menyimpulkan nya.
2. Aktivitas pembelajaran ini diarahkan untuk menyelesaikan masalah.
Strategi pembelajaran berbasis masalah mempunyai kata kunci
“Masalah” Artinya, tanpa masalah pasti tidak mungkin ada proses
pembelajaran.
3. Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan
berpikir yang secara ilmiah. Berpikir disini sama halnya dengan
menggunakan metode ilmiah, yaitu proses berpikir deduktif dan

ix
induktif. Proses berpikir ini dilakukan secara sistematis dan empiris,
sistematis artinya berpikir ilmiah dilakukan melalui tahapan-tahapan
tertentu, sedangkan empiris artinya suatu sumber pengetahuan atau
proses penyelesaian masalah didasarkan pada data dan fakta yang
jelas.

2.4 Tujuan Problem Based Learning


Tujuan Problem Based Learning adalah :
1. Membantu peserta didik dapat mengembangkan keterampilan berpikir
dan keterampilan pemecahan masalah.
2. Menjadikan peserta didik dapat berusaha berpikir secara kritis dan
mampu mengembangkan kemampuannya analisisnya serta menjadi
pembelajar yang mandiri.
3. Memberikan dorongan kepada peserta didik untuk tidak hanya sekedar
berpikir sesuai yang bersifat konkret tetapi lebih dari itu berpikir
terhadap ide-ide yang abstrak dan kompleks.

2.5 Unsur-Unsur Problem Based Learning


Unsur-unsur yang mendasari Problem Based Learning adalah :
1. Integrated Learning Pembelajaran yang mengintegrasikan seluruh
bidang pelajaran dengan bersifat menyeluruh serta melibatkan aspek-
aspek perkembangan anak.
2. Contextual Learning yaitu anak belajar sesuatu yang nyata, terjadi,
dan dialami dalam kehidupannya. Sehingga, anak merasakan langsung
manfaat belajar.
3. Constructivist Learning yaitu anak membangun pemikirannya melalui
pengalaman langsung (hand on experience)
4. Active Learning yaitu anak sebagai subyek belajar yang aktif dalam
hal pembelajaran yang menentukan, melakukan dan mengevaluasi.

x
5. Learning Interesting yaitu bahwa pembelajaran lebih menarik dan
menyenangkan bagi anak karena anak itu dilibatkan langsung dalam
menentukan masalah

2.6 Teori Belajar Yang Mendukung Problem Based Learning


Teori belajar yang mendukung Problem Based Learning adalah :
1. Teori Belajar Bermakna dari David Ausubel
Ausubel (Rusman,2010) membedakan sesuatu antara belajar bermakna
(meaningfulllearning) dengan belajar menghafal (rote learning).
Belajar bermakna merupakan proses belajar dimana informasi baru
dihubungkan dengan segala suatu struktur pengertian yang sudah pasti
dimiliki seseorang yang sedang belajar. Belajar menghafal diperlukan
apabila seseorang memperoleh informasi baru dalam pengetahuan
yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan apa yang telah
mereka ketahui. Kaitannya dengan Problem Based Learning dalam hal
mengaitkan informasi baru dengan stuktur kognitif yang telah dimiliki
oleh siswa.
2. Teori Belajar Vigostsky
Perkembangan intelektual terjadi dimana pada saat peserta didik harus
dihadapkan dengan individunya sehingga berhadapan langsung dengan
pengalaman yang mungkin mereka belum lihat sebelumnya atau baru
dan menentang serta ketika berusaha untuk memecahkan masalah yang
berikan. Dalam suatu upaya yang menempatkan pemahaman, individu
berusaha untuk mengaitkan pengetahuan baru dengan pengetahuan
awal yang telah dimilikinya kemudian membangun pengetahuan baru.
Rusman (2006:244) Vigostsky meyakini bahwa interaksi sosial dengan
teman lain bisa memacuh terbentuknya ide yang sangat relative dan
baru sehingga peserta didik dapat memperkaya ilmu perkembangan
dan intelektual nya. Kaitannya dengan Problem Based Learning dalam
hal mengaitkan informasi baru dengan stuktur kognitif yang telah

xi
dimiliki oleh berbagai para siswa yang melalui kegiatan belajar dalam
interaksi social dengan teman lain.

3. Teori belajar jerome S. Brunner


Metode penemuan merupakan metode dimana siswa menemukan
kembali, bukan menemukan yang sama sekali yang benar-benar baru.
Belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif
oleh manusia dengan sendirinya memberikan hasil yang lebih kuat,
berusaha sendiri memberikan hasil yang lebih baik, berusaha sendiri
mencari pemecahan masalah serta didukung oleh pengetahuan yang
menyertainya, sehingga dapat menghasilkan pengetahuan yang benar-
benar bermakna.

2.7 Konsep Dasar Problem Based Learning


Model Pembelajaran Berbasis Masalah adalah pembelajaran yang
menekankan pada proses penyelesaian masalah. Dalam implementasi
model pembelajaran berbasis masalah, guru perlu memilih bahan pelajaran
yang memiliki permasalahan yang dapat dipecahkan. Model pembelajaran
berbasis masalah ini dapat diterapkan dalam kelas jika :
1. Guru bertujuan agar peserta didik tidak hanya mengetahui dan hafal
materi pelajaran saja, tetapi juga mengerti dan memahaminya.
2. Guru mengiginkan agar peserta didik memecahkan masalah dan
membuat kemampuan intelektual siswa bertambah.
3. Guru menginginkan agar peserta didik dapat bertanggung jawab dalam
belajarnya.
4. Guru menginginkan agar peserta didik dapat menghubungkan antara
teori yang dipelajari di dalam kelas dan kenyataan yang dihadapinya di
luar kelas.
5. Guru bermaksud mengembangkan kemampuan peserta didik dalam
menganalisis situasi, menerapkan pengetahuan, mengenal antara fakta

xii
dan juga pendapat, serta dapat mengembangkan kemampuannya dalam
membuat tugas secara objektif.

2.8 Model Langkah-Langkah Problem Based Learning


Ada beberapa macam pilihan dalam model ini, model-model tersebut
diantaranya yaitu :
1. model pannen dkk
Menurut Pannen dkk. (2001) proses pembelajaran PBL biasanya
mengikutitahapan-tahapannya seperti roda.

2. john dewey
Seorang ahli pendidikan berkebangsaan Amerika memaparkan 6
langkah dalam pembelajaran berbasis masalah ini :
a. Merumuskan masalah. Guru membimbing peserta didik untuk
menentukan masalah yang akan dipecahkan dalam proses
pembelajaran, walaupun sebenarnya guru telah menetapkan
masalah tersebut.
b. Menganalisis masalah. Langkah peserta didik meninjau
masalah secara kritis dari berbagai sudut pandang.
c. Merumuskan hipotesis. Langkah peserta didik merumuskan
berbagai kemungkinan pemecahan sesuai dengan pengetahuan
yang dimiliki.
d. Mengumpulkan data. Langkah peserta didik mencari dan
menggambarkan berbagai informasi yang diperlukan untuk
memecahkan masalah.

xiii
e. Pengujian hipotesis. Langkah peserta didik dalam merumuskan
dan mengambil kesimpulan sesuai dengan penerimaan dan
penolakan hipotesis yang diajukan.
f. Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah. Langkah
peserta didik untuk menggambarkan rekomendasi yang dapat
dilakukan sesuai rumusan hasil pengujian hipotesis dan
rumusan kesimpulan.
3. David jonson dan jonson memaparkan 5 langkah melalui kegiatan
kelompok
1) Mendefinisikan masalah. Merumuskan masalah dari peristiwa
tertentu yang mengandung konflik hingga peserta didik jelas
dengan masalah yang dikaji. Di dalam hal ini guru meminta
pendapat peserta didik tentang masalah yang sedang dikaji.
2) Mendiagnosis setiap masalah, yaitu menentukan sebab-sebab
terjadinya masalah.
3) Merumuskan alternatif strategi. Menguji setiap tindakan yang
telah dirumuskan melalui diskusi kelas.
4) Menentukan dan menerapkan tentang strategi pilihan. Dengan
Pengambilan keputusan tentang strategi mana yang dilakukan.
5) Melakukan evaluasi. Baik evaluasi proses maupun evaluasi
hasil.

2.9 Sintaks Problem Based Learning


Sintaks atau langkah-langkah pada Problem-Based Learning dapat dilihat
pada tabel berikut :

fase Aktivitas guru Aktivitas siswa

xiv
Fase 1 Guru menyampaikan Siswa mendengarkan
Orientasi siswa tujuan belajar, tujuan belajar yang
terhadap masalah menjelaskan logistic disampaikan oleh guru
autentik yang diperlukan, dan dan mempersiapkan
memotivasi logistik yang diperlukan.
menggunakan
kemampuannya
memecahkan maslah.
Fase 2 Guru membantu Siswa mendefinisikan dan
Mengorganisasi siswa mendefinisikan mengorganisasikan tugas
siswa dalam dan belajar yang diangkat.
belajar mengorganisasikan
tugas belajar yang
diangkat.
Fase 3 Guru mendorong Siswa mengumpulkan
Membantu siswa siswa untuk informasi yang sesuai,
secara individual mengumpulkan melaksanakan
atau kelompok informasi yang eksperimen, dan berusaha
dalam sesuai, melaksanakan menemukan jawaban atas
melaksanakan eksperimen, untuk masalahyang di angkat.
penelitian memperoleh jawaban
yang sesuai atas
masalah.

xv
Fase 4 Guru membantu Siswa merencanakan dan
Mengembangkan siswa dalam menyiapkan karya, video,
dan menyajikan merencanakan dan dan menyampaikannya
hasil karya menyiapkan karya pada teman lain.
seperti laporan, video,
model-modeldan
membantunya untuk
menyampaikan
kepada teman lain.
Fase 5 Guru membantu Siswa melakukan refleksi
Analisis dan siswa melakukan kegiatan penyelidikannya
evaluasi proses refleksi kegiatan dan proses yang
pemecahan penyelidikannya dan dilakukan.
masalah. proses yang telah
dilakukan

2.10 Peranan Guru Dalam Problem Based Learning


1. menyiapkan perangkat berpikir siswa
Beberapa hal yang dapat dilakukan guru untuk menyiapkan siswa
dalam PBL adalah:
 membantu siswa mengubah cara berpikir
 menjelaskan apakah PBL itu? Pola apa yang dialami oleh
siswa?
 memberi siswa ikhtisar siklus PBL, struktur, dan batasan waktu
 mengomunikasikan tujuan, hasil dan harapan
 menyiapkan siswa untuk pembaruan dan kesulitan yang akan
menghadang
 membantu siswa merasa memiliki masalah.
2. Menekankan belajar kooperatif

xvi
PBL menyediakan cara untuk inqury yang bersifat kolaborasi dan
belajar Bray, dkk dalam Rusman (2011;235) mengambarkan inquiry
kolaboratif sebagai proses dimana setiap orang melakukan refleksi dan
kegiatan secara berulang-ulang, mereka harus bekerja dalam tim untuk
menjawab pertanyaan penting. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan
bahwa pada intinya Pembelajaran Berbasis Masalah lebih menekankan
pembelajaran inquiry kolaboratif yang di kerjakan dengan tim secara
berkelompok.
3. Memfasilitasi Pembelajaran Kelompok Kecil dalam Pembelajaran
Berbasis Masalah
Belajar dalam kelompok kecil lebih mudah dilakukan apabila anggota
berkisaran antara 1 sampai 10 siswa atau bahkan lebih sedikit dengan
satu orang guru saja. Guru juga dapat menggunakan berbagai teknik
belajar kooperatif untuk mengabungkan kelompok-kelompok tersebut
dalam langkah-langkah yang beragam dalam siklus PBM untuk
menyatukan ide, berbagai hasil belajar, dan penyajian ide.
4. Melaksanakan Pembelajaran Berbasis Masalah
Guru mengatur lingkungan belajar untuk mendorong penyatuan dan
pelibatan siswa dalam suatu masalah. Guru juga dapat memainkan
perannya yang aktif sehingga dapat memfasilitasi inquiry kolaboratif
dan proses belajar siswa.

2.11 Penilaian Dan Evaluasi Problem Based Learning


Prosedur-prosedur penilaian ini harus menyesuaikan dengan tujuan
atau pengajaran yang ingin dicapai dan hal yang paling utama bagi guru
adalah mendapatkan informasi penilaian yang reliabel dan valid.
Prosedur evaluasi pada model pembelajaran berbasis masalah ini tidak
hanya cukup dengan mengadakan tes tertulis saja, tetapi juga dilakukan dalam
bentuk checklist, reatingscales, dan performance. Untuk evaluasi dalam
bentuk performance atau kemampuan ini dapat digunakan untuk mengukur

xvii
potensi peserta didik untuk mengatasi masalah maupun untuk mengukur kerja
kelompok. Evaluasi harus menghasilkan definisi tentang masalah baru,
mendiagnosanya, dan mulai lagi proses penyelesaian baru.

2.12 Keunggulan Dan Kelemahan Problem Based Learning


Sebagai suatu model pembelajaran, model pembelajaran berbasis
masalah memiliki beberapa keunggulan, diantaranya :
1. Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih
memahamiisi pelajaran.
2. Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan peserta didik serta
memberikan kepuasan tersendiri untuk menentukan pengetahuan baru
bagi peserta didik.
3. Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran
peserta didik.
4. Pemecahan masalah dapat membantu peserta didik bagaimana
mentrasfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam
kehidupan nyata.
5. Pemecahan masalah dapat membantu peserta didik untuk
mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam
pembelajaran yang merekalakukan.
6. Melalui pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan
disukai pesertadidik.
7. Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan peserta didik
untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk
menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
8. Pemecahan masalah dapat memberikan kesempatan pada peserta didik
untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia
nyata.
9. Pemecahan masalah dapat mengembangkan minat peserta didik untuk
secara terus menerus belajar.

xviii
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran
berbasis masalah harus dimulai dengan kesadaran adanya masalah yang harus
dipecahkan. Pada tahapan ini guru membimbing peserta didik pada kesadaran
adanya kesenjangan atau gap yang dirasakan oleh manusia atau lingkungan
sosial. Kemampuan yang harus dicapai oleh peserta didik, pada tahapan ini
adalah peserta didik dapat menentukan atau menangkap kesenjangan yang
terjadi dari berbagai fenomena yang ada.
Disamping keunggulannya, model ini juga mempunyai kelemahan,
yaitu :
1. Manakala peserta didik tidak memiliki minat atau tidak mempunyai
kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan,
maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba.
2. keberhasilan strategi ini dalam suatu pembelajaran melalui problem
solving membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.
3. Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan
masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa
yang mereka ingin pelajari.

xix
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pembelajaran Berbasis Masalah yang berasal dari bahasa Inggris
Problem Based Learning adalah suatu pendekatan pembelajaran yang dimulai
dengan menyelesaikan suatu masalah, tetapi untuk menyelesaikan masalah itu
peserta didik memerlukan pengetahuan baru untuk dapat menyelesaikannya.
Tujuan yang ingin dicapai oleh PBL adalah kemampuan siswa untuk
berpikir kritis, analistis dan logis untuk menemukan alternatif pemecahan
masalah melalui eksplorasi data secara empiris dalam rangka menumbuhkan
sikap ilmiah.
Pembelajaran ini dimulai dengan menghadirkan suatu masalah yang
relevan dengan kehidupan siswa, selanjutnya melalui peran guru sebagai
fasilitator siswa dibimbing untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Suatu
masalah bisa dapat digunakan untuk mengenalkan suatu konsep atau melatih
keterampilan, untuk itu penting bagi guru untuk dapat menggunakan model
PBL dalam mengenalkan konsep ataupun melatih keterampilan suatu konsep.

xx
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Z. (2012). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja RosdaKarya.

Aunnurahman. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Muhammad , R., & Sofyan, A. (2013). Strategi & Desain Pengembangan Syistem
Pembelajaran. Jakarta: Prestasi PustaKaraya.

Rusman. (2012 Seri). Manajemen Sekolah Bermutu: Model-Model Pembelajaran,


Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sanjana, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses


Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

xxi

Anda mungkin juga menyukai