Disusun Oleh :
M Jailani
MEDAN
2023
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Adapun tujuan dari penulisan Makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari ibu
Nurul Hidayah,M.Pd.I selaku dosen pengampu Mata Kuliah Strategi pembelajaran Akidah
Akhlak. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca
dan pemakalah.
Pemakalah tentu menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, pemakalah
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan
pada makalah ini pemaklah mohon maaf yang sebesar-besarnya.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................................................I
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG MASALAH............................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH..........................................................................................................................1
C. TUJUAN PENELITIAN...........................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................................................2
A. PENGERTIAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH...................................................2
B. PRINSIP PRINSIP DAN KARAKTERISTIK SPBM.............................................................................5
C. KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN SPBM.....................................................................................8
D. LANGKAH LANGKAH PEMBELAJARAN.........................................................................................9
E. APLIKASI PEMBELAJARAN SPBM DI KELAS..............................................................................11
BAB III..................................................................................................................................................................13
PENUTUP.............................................................................................................................................................13
A. KESIMPULAN................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM),?
2. Apa prinsip prinsip dan Karakteristik SPBM?
3. Apa keunggulan dan Kelemahan SPBM?
4. Apa Langkah Langkah Pembelajaran?
5. Apa aplikasi pembelajaran SPBM di kelas?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM)
2. Untuk mengetahui prinsip prinsip dan Karakteristik SPBM
3. Untuk mengetahui keunggulan dan Kelemahan SPBM
4. Untuk mengetahui Langkah Langkah Pembelajaran
5. Untuk mengetahui aplikasi pembelajaran SPBM di sekolah
1
BAB II
PEMBAHASAN
1
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar. Cet kedua (Jakarta: PT Reneka
Cipta, 2002). Hlm. 1-2
2
tentang berpikir kritis dan keterampilan pemacahan masalah, serta untuk memperoleh
pengetahuan dan konsep yang esensi dari mata pelajaran. Dalam hal ini siswa terlibat
dalam penyelidikan untuk memecahkan masalah yang mengintegrasikan keterampilan
dan konsep dari berbagai isi materi pelajaran. Strategi ini mencakup pengumpulkan
informasi berkaitan dengan pertanyaan, menyintesa, dan mempresentasikan
penemuannya kepada orang lain.
Dilihat dari aspek psikologi belajar SPMB bersandarkan kepada psikologi kognitif
yang berangkat dari asumsi bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku
berkat adanya pengalaman. Belajar bukan semata-mata proses menghafal sejumlah
fakta, tetapi suatu proses interaksi secara sadar antara individu dengan lingkungannya.
Melalui proses ini sedikit demi sedikit siswa akan berkembang secara utuh. Artinya,
perkembangan siswa tidak hanya terjadi pada aspek kognitif, tetapi juga aspek afektif
dan psikomotor melalui pernghayatan secara internal akan problema yang dihadapi.
Di lihat dari aspek fisilofis tentang fungsi sekolah sebagai arena atau wadah untuk
mempersipakan anak didik agar dapat hidup di masyarakat, maka SPBM merupakan
strategi yang memungkinkan dan sangat penting unuk dikembangkan. Hal ini
sebabkan pada kenyataannya manusia akan dihadapkan kepada masalah. SPBM inilah
diharapkan dapat memberikan latihan dan kemampuan setiap individu untuk dapat
menyelesaikan masalah yang dihadapinya2.
Dilihat dari konteks perbaikan kualitas pendidikan, maka SPBM merupakan salah
satu strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk memperbaiki sistem
2
Nanang Hanafiah dan Cucu Suhada, Konsep Strategi Pembelajaran. Cet ketiga. (Bandung: PT Refika
Aditama, 2012) Hlm. 20.
3
pembelajaran. Kita menyadari selama ini kemampuan siswa untuk dapat
menyelesaikan masalah kurang diperhatikan oleh setiap guru. Akibatnya, manakala
siswa menghadapi masalah, walaupun masalah itu dianggap sepele, banyak siswa
yang tidak dapat menyelesaikannya dengan baik.
a) Manakala guru menginginkan agar siswa tidak hanya sekedar dapat mengingat
materi pelajaran, akan tetapi menguasai dan memahaminya secara penuh.
4
d) Jika guru ingin mendorong siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam
belajarnya.
e) Jika guru ingin agar siswa memahami hubungan anatar apa yang dipelajari
dengan kenyataan dalam kehidupan nya (hubungan antar teori dengan kenyataan).
5
memonitor prilaku belajar diri sendiri, yakni menyadari bagaimana suatu masalah
dianalisis dan apakah hasil pemecahan masalah masuk akal?3
2) Adanya keterkaitan antar disiplin. Meskipun PBL diterapkan pada mata pelajaran
tertentu, misalnya kimia, namun nantinya dalam pemecahan masalahnya akan dapat
3
Kokom Komalasari, Pembelajaran Kontekstual konsep dan aplikasi, Revika Aditama: Bandung, cet-
3, 2013, hal. 59
Muhammad Thobroni, Belajar dan Pembelajaran, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, ), h.335
6
melibatkan disiplin ilmu lain tergantung kemampuan-dan kemauan siswa. Misalnya,
dalam pelajaran kimia lingkungan, siswa ditugaskan untuk mencari solusi seperti
fisika, biologi, ekonomi dan sosial.
4
Eveline Siregar dkk, Teori Belajar dan Pembalajaran, Ghalia Indonesia: Bogor, 2010, hal. 120-121
7
C. Keunggulan dan Kelemahan SPBM
1. Keunggulan
Sebagai suatu strategi pembelajaran, SPBM memiliki beberapa keunggulan
diantaranya.
Pemecahan masalah (problem solving) merupaka teknik yang cukup bagus
untuk lebih memahami isi pelajaran.
Pemecahan masalah (problem solving) dapat menantang kemampuan siswa
serta dapat memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi
siswa.
Pemecahan masalah (roblem solving) dapat meningkatkan aktifitas
pembelajaran siswa.
Pemecahan masalah (problem solving) dapat membantu siswa bagaiman
mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan
masalah.
Pemecahan masalah (problem solving) dapat membantu siswa untuk
mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggungjawab dalam
pembelajaran yang mereka lakukan. Disamping itu, pemecahan masalah itu
juga dapat mendorong untuk melakukan evaluasi sendiri baik terhadap hasil
maupun proses belajarnya.
Melalui pemecahan masalah (problem solving) bisa memperlihatkan kepada
siswa bahwa setiap mata pelajaran (matematika,ipa, sejarah dan lain
sebagainya) pada dasarnya merupakan cara berfikir, dan sesuatu yang harus
dimengerti oleh siswa, bukan hanya sekedar belajar dari guru atau dari buku-
buku saja.
Pemeccahan masalah (problem solving) dianggap lebih menyenangkan dan
disukai siswa.
Pemecahan masalah(problem solving) dapat mengembangkan kemampuan
siswa untuk berfikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk
menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
Pemecahan masalah (problem solving) dapat memberikan kesempatan pada
siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia
nyata.
8
Pemecahan masalah (problem solving) dapat mengembangkan minat siswa
untuk secara terus menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal
telah berakhir.
2. Kelemahan
Disamping keunggulan, SPBM juga memiliki kelemahan, diantaranya:
Mana kala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan
bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan
merasa enggan untuk mencoba.
Keberhasilan strategi pembelajaran melalui problem solving membutuhkan
cukup waktu untuk persiapan.
Tanpa pemahaman maka mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang
sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin
pelajari.5
1. Menyadari masalah
Implementasi SPBM harus dimulai dengan kesadaran adanya masalah yang harus
dipecahkan. Pada tahapan ii guru membimbing siswa pada kesadaran adanya
kesenjangan atau gap yang dirasakan oleh manusia atau lingkungan sosial.
Kemampuan yang harus dicapai oleh siswa pada tahapan ini adalah siswa dapat
menentukan atau menangkap kesenjangan yang terjadi dari berbagai fenomena yang
ada. Mungkin pada tahap ini siswa dapat mendorong siswa agar menentukan satu atau
dua kesenjangan yang pantas untuk dikaji baik melalui kelompok besar atau
kelompok kecil atau bahkan individual.
2. Merumuskan masalah
Bahan pelajaran dalam bentuk topik yang dapat dicari dari kesenjangan, selanjutnya
difokuskan pada masalah apa yang pantas untuk dikaji. Rumusan masalah sangat
penting, sebab selanjutnya akan berhubungan dengan kejelasan dan kesamaan
persepsi tentang masalah dan berkaitan dengan data-data apa yang harus dikumpulkan
untuk menyelesaikannya. Kemampuan yang diharapkan dari siswa dalam langkah ini
5
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Preneda
Sanjaya, 2011). Hlm. 214-221
9
adalah siswa dapat menentukan prioritas masalah. Siswa dapat memanfaatkan
pengetahuannya untuk mengkaji, memerinci dan menganalisis masalah sehingga pada
akhirnya menucul rumusan masalah yang jelas, spesifik dan dapat dipecahkan.
3. Merumuskan hipotesis
Sebagai proses berpikir ilmiah yang merupakan perpaduan dari berpikir deduktif dan
induktif, maka merumuskan hipotesis merupakan langkah penting yang tidak boleh
ditinggalkan. Kemampuan yang diharapkan dari siswa dalam tahapan ini adalah siswa
dapat menentukan sebab akibat dari masalah yang ingin diselesaikan. Melalui analisis
sebab akibat inilah pada akhirnya siswa diharapkan dapat menentukan berbagai
kemungkinan penyelesaian masalah. Dengan demikianm upaya yang dapat dilakukan
selanjutnya adalah mengumpulkan data yang sesuai dengan hipotesis yang diajukan.6
4. Mengumpulkan data
Sebagai proses berpikir empiris, keberadaan data dalam proses berpikir ilmuah
merupakan hal yang sangat penting. Sebab, menentukan cara penyelesaian masalah
sesuai dengan hipotesis yang diajukan harus sesuai dengan data yang ada. Proses
berpikir ilmiah bukan proses berimajinasi akan tetapi proses yang didasarkan pada
pengalaman. Oleh karena itu, dalam tahapan ini siswa didorong untuk menumpulkan
data yang relevan. Kemampuan yang diharapkan pada tahap ini adalah kecakapan
siswa untuk mengumpulkan dan memilah data, kemudian memetakan dan
menyajikannya dalam berbagai tampilan sehingga mudah dipahami.
5. Menguji hipotesis
Berdasarkan data yang dikumpulkan, akhirnya siswa menentukan hipotesis mana
yang diterima dan mana yang ditolak. Kemampuan yang diharapkan dari siswa dalam
tahapan ini adalah kecakapan menelaah data dan sekaligus membahasnya untuk
melihat hubungannya dengan masalah yang dikaji. Di samping itu, diharapkan siswa
dapat mengambil keputusan dan kesimpulan.
6. Menentukan pilihan penyelesaian
Menentukan pilihan penyelesaian merupakan akhir dari proses SPBM. Kemampuan
yang diharapkan dari tahapan ini adalah kecakapan memilih alternatif penyelesaian
yang memungkinkan dapat dilakukan serta dapat memperhitungkan kemungkinan
yang akan terjadi sehubungan dengan alternatif yang dipilihnya, termasuk
memperhitungkan akibat yang akan terjadi pada setiap pilihan.
6
Mohammad Jauhar, Implementasi PAIKEM, Prestasi Pustakaray, 2011, Jakarta. Hlm 86-91
10
E. Aplikasi Pembelajaran SPBM di kelas
7
Warsono, Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen Bandung; PT Remaja Rosdakarya. 2013 hal 147
11
Tahap Orientasi, guru mengondisikan anak pada posisi siap untuk
melakukan pembelajaran
Tahap Pelacakan, tahapan penjajakan untuk memahami pengalaman
dan kemampuan dasar anak sesuai dengan tema Tahap Konfrontasi,
tahapan penyajian persoalan yang harus dipecahkan sesuai
kemampuan dan pengalaman anak
Tahap Inkuiri, anak diajak memecahkan persoalan yang dihadapi e.
Tahap Akomodasi, tahapan pembentukan pengetahuan baru melalui
proses penyimpulan
Tahap Transfer, tahapan penyajian masalah baru yang sepadan dengan
masalah yang disajikan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
12
Beberapa bahasan di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa dari beberapa ahli
diantaranya Menurut Jodion Siburian, dkk Muslimin I dalam Boud dan Felleti, Bern dan
Eriction. hampir sama menjelaskan bahwa SPBM merupakan salah satu model pembelajaran
yang berasosiasi dengan pembelajaran kontekstual. Pembelajaran dihadapkan pada suatu
masalah, yang kemudian dengan melalui pemecahan masalah, melalui masalah tersebut siswa
belajar keterampil-keterampilan yang lebih mendasar.
Hanya saja Muslimin I dalam Boud dan Felleti (2000:7), Bern dan Eriction (2001: 5)
menambahkan bahwa SPMB juga memberikan keterampilan berfikir dan keterampilan
memecahkan masalah, belajar peranan orang dewasa yang otentik serta menjadi pelajar
mandiri.
Jika dilihat dari aspek psikologi belajar SPMB bersandarkan kepada psikologi
kognitif yang berangkat dari asumsi bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku
berkat adanya pengalaman. Artinya, perkembangan siswa tidak hanya terjadi pada aspek
kognitif, tetapi juga aspek afektif dan psikomotor melalui pernghayatan secara internal akan
problema yang dihadapi.
DAFTAR PUSTAKA
Eveline Siregar dkk, Teori Belajar dan Pembelajaran, Ghalia Indonesia: Bogor, 2010.
13
Kokom Komalasari, Pembelajaran Kontekstual konsep dan aplikasi, Revika Aditama:
Bandung, cet-3, 2013.
Mohammad Jauhar, Implementasi PAIKEM, Prestasi Pustakaray, 2011, Jakarta.
Nanang Hanafiah dan Cucu Suhada, Konsep Strategi Pembelajaran. Cet ketiga. Bandung: PT
Refika Aditama, 2012.
Pendidikan. Jakarta: Kencana, Prenada Media Group
Strategi Pembelajaran, Dr. Wina Sanjaya
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar. Cet kedua Jakarta: PT
Reneka Cipta, 2002
Sanjaya, Wina (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Warsono, Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen Bandung; PT Remaja Rosdakarya. 2013.
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta:
Preneda Sanjaya, 2011.
14