Dosen Pengampu:
SEMESTER III
2022
KATA PENGANTAR
Pertama-tama Saya mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga tugas tentang pelajaran berbasis masalah ini dapat Saya
selesaikan dengan baik. Salawat dan Salam senantiasa dipanjatkan kepada junjungan Nabi Besar
Muhammad SAW sebagai Uswatun Hasanah bagi hidup dan kehidupan kita di muka bumi ini. Penyusun
juga mengucapkan terima kasih bagi seluruh pihak yang telah membantu Saya dalam menyelesaikan
tugas ini.
Saya sangat menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan, baik materi
maupun penyajian serta penulisan yang tidak sesuai. Untuk itu Saya memohon maaf yang sebesar-
besarnya, dan Saya juga mengharapkan kritik dan juga sarannya kepada semua pihak demi kesempurnaan
penulisan makalah ini dan perbaikan-perbaikan dimasa yang akan datang. Terima kasih.
Rimbo bujang, Desember 2022
Penyusun kelompok
DAFTAR ISI
Halaman judul...................................................................................................
Kata Pengantar................................................................................................
Daftar isi...........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................
A. Latar Belakang .......................................................................
B. Rumusan Masalah .......................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................
BAB III PENUTUP......................................................................................
A. Kesimpulan.............................................................................
B. Saran........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN1
Latar Belakang
Pada proses pembelajaran di kelas hingga saat ini masih juga ditemukan pengajar yang
memposisikan peserta didik sebagai objek belajar, bukan sebagai individu yang harus dikembangkan
potensi yang dimilikinya. Hal ini dapat mematikan potensi peserta didik. Dan dalam keadaan tersebut
peserta didik hanya mendengarkan pidato guru di depan kelas, sehingga mudah sekali peserta didik
merasa bosan dengan materi yang diberikan. Akibatnya, peserta didik tidak paham dengan apa yang baru
saja disampaikan oleh guru.
Pada model pembelajaran berbasis masalah berbeda dengan model pembelajaran yang lainnya,
dalam model pembelajaran ini, peranan guru adalah menyodorkan berbagai masalah, memberikan
pertanyaan, dan memfasilitasi investigasi dan dialog. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk menetapkan topik masalah yang akan dibahas, walaupun sebenarnya guru telah menetapkan topik
masalah apa yang harus dibahas. Hal yang paling utama adalah guru menyediakan perancah atau kerangka
pendukung yang dapat meningkatkan kemampuan penyelidikan dan intelegensi peserta didik dalam
berpikir. Proses pembelajaran diarahkan agar peserta didik mampu menyelesaikan masalah secara
sistematis dan logis. Model pembelajaran ini dapat terjadi jika guru dapat menciptakan lingkungan kelas
yang terbuka dan jujur, karena kelas itu sendiri merupakan tempat pertukaran ide-ide peserta didik dalam
menanggapi berbagai masalah.
Jika dilihat dari sudut pandang psikologi belajar, model pembelajaran ini berdasarkan pada psikologi
kognitif yang berakar dari asumsi bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya
pengalaman. Melalui model pembelajaran ini peserta didik dapat berkembang secara utuh, artinya bukan
hanya perkembangan kognitif, tetapi peserta didik juga akan berkembang dalam bidang affektif dan
psikomotorik secara otomatis melalui masalah yang dihadapi.
Model pembelajaran berbasis masalah mengambil psikologi kognitif sebagai dukungan teoritisnya.
Fokus pembelajaran pada model ini menekankan pada apa yang peserta didik pikirkan selama mereka
terlibat dalam proses pembelajaran, bukan pada apa yang mereka kerjakan dalam proses pembelajaran.
Seperti halnya model pembelajaran kooperatif, model pembelajaran berbasis masalah ini menemukan
akar intelektualnya dalam karya John Dewey. Di dalam Democracy and Education (1916), Dewey
mendiskripsikan pandangan tentang pendidikan dengan sekolah sebagai cermin masyarakat yang lebih
besar dan kelas akan menjadi laboratorium untuk penyelidikan dan pengentasan masalah kehidupan nyata.
Pedagogis Dewey mendorong guru untuk melibatkan peserta didik dalam berbagai proyek berorientasi
masalah dan membantu mereka menyelidiki berbagai masalah sosial dan intelektual penting.
B. Perumusan Masalah
1. Bagaimanakah pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah?
2. Bagaimanakah ciri-ciri Pembelajaran Berbasis Masalah?
3. Apa komponen-komponen yang mendukung Pembelajaran Berbasis Masalah?
4. Bagaimanakah konsep dasar Pembelajaran Berbasis Masalah?
5. Bagaimanakah langkah-langkah serta sintaks (implementasi/pelaksanaan) dalam Pembelajaran Berbasis
Masalah?
6. Bagaimanakah penilaian serta evaluasi Pembelajaran Berbasis Masalah?
7. Apa kelebihan serta kekurangan Pembelajaran Berbasis Masalah?
1
Muhson, A. 2009. Peningkatan Minat Belajar dan Pemahaman Mahasiswa Melalui Penerapan Problem-Based
Learning. Jurnal Kependidikan. Vol. 39, No. 2. PP. 171-182.
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah.
2. Mengidentifikasi ciri-ciri Pembelajaran Berbasis Masalah.
3. Mengetahui fitur-fitur yang mendukung Pembelajaran Berbasis Masalah.
4. Mengetahui konsep dasar Pembelajaran Berbasis Masalah.
5. Mengetahui langkah-langkah serta sintaks (implementasi/pelaksanaan) dalam Pembelajaran Berbasis
Masalah.
6. Mengetahui penilaian serta evaluasi Pembelajaran Berbasis Masalah.
7. Mengidentifikasi kelebihan serta kekurangan Pembelajaran Berbasis Masalah.
PEMBAHASAN2
A. Pengertian
Pengajaran berdasarkan masalah ini telah dikenal sejak zaman John Dewey. Menurut Dewey
(dalam Trianto, 2009:91) belajar berdasarkan masalah adalah interaksi antara stimulus dan respon,
merupakan hubungan antara dua arah belajar dan lingkungan. Lingkungan memberikan masukan
kepada peserta didik berupa bantuan dan masalah, sedangkan sistem saraf otak berfungsi menafsirkan
bantuan itu secara efektif sehingga masalah yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai, dianalisis, serta dicari
pemecahannya dengan baik.
Pembelajaran Berbasis Masalah yang berasal dari bahasa Inggris Problem-based Learning adalah
suatu pendekatan pembelajaran yang dimulai dengan menyelesaikan suatu masalah, tetapi untuk
menyelesaikan masalah itu peserta didik memerlukan pengetahuan baru untuk dapat menyelesaikannya.
Pendekatan pembelajaran berbasis masalah (problem-based learning / PBL) adalah konsep
pembelajaran yang membantu guru menciptakan lingkungan pembelajaran yang dimulai dengan masalah
yang penting dan relevan (bersangkut-paut) bagi peserta didik, dan memungkinkan peserta
didik memperoleh pengalaman belajar yang lebih realistik (nyata).
Pembelajaran Berbasis Masalah melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran yang aktif,
kolaboratif, berpusat kepada peserta didik, yang mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dan
kemampuan belajar mandiri yang diperlukan untuk menghadapi tantangan dalam kehidupan dan karier,
dalam lingkungan yang bertambah kompleks sekarang ini. Pembelajaran Berbasis Masalah dapat pula
dimulai dengan melakukan kerja kelompok antar peserta didik. peserta didik menyelidiki sendiri,
menemukan permasalahan, kemudian menyelesaikan masalahnya di bawah petunjuk fasilitator (guru).
Pembelajaran Berbasis Masalah menyarankan kepada peserta didik untuk mencari atau
menentukan sumber-sumber pengetahuan yang relevan. Pembelajaran berbasis masalah memberikan
tantangan kepada peserta didik untuk belajar sendiri. Dalam hal ini, peserta didik lebih diajak untuk
membentuk suatu pengetahuan dengan sedikit bimbingan atau arahan guru sementara pada pembelajaran
tradisional, peserta didik lebih diperlakukan sebagai penerima pengetahuan yang diberikan secara
terstruktur oleh seorang guru.
Pembelajaran berbasis masalah (Problem-based learning), selanjutnya disingkat PBL, merupakan
salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada peserta didik.
PBL adalah suatu model pembelajaran vang, melibatkanpeserta didik untuk memecahkan suatu masalah
melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga peserta didik dapat mempelajari pengetahuan yang
berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki ketrampilan untuk memecahkan masalah.
2
Muhson, A. 2009. Peningkatan Minat Belajar dan Pemahaman Mahasiswa Melalui Penerapan Problem-Based
Learning. Jurnal Kependidikan. Vol. 39, No. 2. PP. 171-182.
Untuk mencapai hasil pembelajaran secara optimal, pembelajaran dengan pendekatan
Pembelajaran Berbasis Masalah perlu dirancang dengan baik mulai dari penyiapan masalah yang yang
sesuai dengan kurikulum yang akan dikembangkan di kelas, memunculkan masalah dari peserta didik,
peralatan yang mungkin diperlukan, dan penilaian yang digunakan. Pengajar yang menerapkan
pendekatan ini harus mengembangkan diri melalui pengalaman mengelola di kelasnya, melalui pendidikan
pelatihan atau pendidikan formal yang berkelanjutan.
Oleh karena itu, pengajaran berdasarkan masalah merupakan pendekatan yang efektif untuk
pengajaran proses berfikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantu peserta didik untuk memproses
informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia
sosial dan sekitarnya. Pembelajaran ini cocok untuk mengembangkan pengetahuan dasar maupun
kompleks.
3
Burg, Oudlaan. 2010. The Interdisciplinary Journal of Problem-based Learning. Spring. Vol. 4, no. 2
4
Burg, Oudlaan. 2010. The Interdisciplinary Journal of Problem-based Learning. Spring. Vol. 4, no. 2
PENUTUP
A. Simpulan
Pembelajaran Berbasis Masalah yang berasal dari bahasa Inggris Problem-based Learning adalah suatu
pendekatan pembelajaran yang dimulai dengan menyelesaikan suatu masalah, tetapi untuk menyelesaikan
masalah itu siswa memerlukan pengetahuan baru untuk dapat menyelesaikannya.
Model pembelajaran berbasis masalah adalah pembelajaran yang menekankan padaproses penyelesaian
masalah
Pembelajaran Berbasis Masalah melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran yang aktif,
kolaboratif, berpusat kepada peserta didik, yang mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dan
kemampuan belajar mandiri yang diperlukan untuk menghadapi tantangan dalam kehidupan dan karier,
dalam lingkungan yang bertambah kompleks sekarang ini
DAFTAR PUSTAKA