ANGGOTA :
1
UNIVERSITAS HALU OLEO
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
nikmat dan hidayah-Nya kepada kami sehingga mampu menyelesaikan Tugas
Makalah Mata Kuliah Matematika.
Pada kesempatan ini, kami ingin menyampaikan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu dan selalu memberi dukungan,
mereka adalah :
1. Facharudin Mustari, S.Pd., M.Pd., selaku Dosen Mata Kuliah
INSTRUMEN PEMBELAJARAN HOST yang telah memberikan arahan dalam
mengerjakan makalah ini.
2. Kedua orang tua kami yang telah memberikan dukungan baik secara moral
maupun material kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan Makalah ini.
3. Teman-teman Kelompok 4 yang telah memberikan dukungan serta
bantuan.
4. Semua pihak yang telah membantu dalam proses penulisan Makalah ini.
Semoga yang Maha Kuasa memberikan yang terbaik kepada kita semua di
kehidupan sekarang, esok, dan yang akan datang. AminKami sadar bahwa
kesempurnaan hanyalah milik Yang Maha Sempurna, tetapi usaha maksimal
telah kami lakukan dalam penulisan makalah ini. Kritik dan saran akan kami
terima dengan tangan terbuka. Kami berharap, penelitian ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak.
2
Cover....................................................................................................................1
Kata
Pengantar......................................................................................................2
Daftar Isi..............................................................................................................3
Bab 1 Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah........................................................................4
B. Rumusan Masalah..................................................................................5
C. Tujuan Penulisan....................................................................................6
Bab 2 Pembahasan
A. Pengertian...............................................................................................7
B. .Kelebihanan dan Kelemahan Model Problem Based Learning.............8
. C. Peran Guru dalam Pembelajaran Berbasis Masalah ini (Problem Based
Learning )
....................................................................................................................
..........9
D. pembelajaran discovery inquiri
learning………………………………………………………………10
Bab 3 Penutup
A. Kesimpulan.............................................................................................24
B. Saran.......................................................................................................25
Daftar Pustaka.......................................................................................................
3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan pembelajaran adalah membantu siswa agar memperoleh
berbagai pengalaman dan mengubah tingkah laku siswa, baik dari segi kualitas
maupun kuantitas. Perubahan tingkah laku yang dimaksud meliputi
pengetahuan, keterampilan, nilai atau norma yang berfungsi sebgai pengendali
sikap dan prilaku siswa.Tujuan utama PBL bukanlah penyampaian sejumlah
besar ilmu pengetahuan kepada siswa, melainkan pada pengembangan
kemampuan berpikir kritis dan kemampuan pemecahan masalah dan sekaligus
mengembangkan kemampuan siswa untuk secara aktif membangun
pengetahuan sendiri.PBL juga dimaksudkan untuk mengembangkan
kemandirian belajar dan keterampilan sosial siswa. Kemandirian belajar dan
keterampilan sosial itu dapat terbentuk ketika siswa berkolaborasi untuk
mengidentifikasi informasi, strategi dan sumber belajar yang relevan untuk
menyelesaikan masalah (Hosnan, 2014).
ditemukan pengajar yang memposisikan pesertadidik sebagai objek belajar, buk
an sebagaiindividu yang harus dikembangkan potensi yang dimilikinya. Hal ini
dapatmematikan potensi peserta didik. Dan dalam keadaan tersebut peserta
didik hanyamendengarkan pidato guru di depan kelas, sehingga mudah sekali
peserta didikmerasa bosan dengan materi yang diberikan. Akibatnya, peserta
didik tidak pahamdengan apa yang baru saja disampaikan oleh guru.
pembelajaran yang lainnya, dalam model
pembelajaran ini, peranan guru adal hmenyodorkan berbagai masalah,
4
memberikan pertanyaan, dan memfasilitasiinvestigasi dan dialog. Guru
memberikan kesempatan kepada peserta didik untukmenetapkan topik masalah
yang akan dibahas, walaupun sebenarnya guru telahmenetapkan topik masalah
apa yang harus dibahas. Hal yang paling utama adalahguru menyediakan
perancah atau kerangka pendukung yang dapat meningkatkankemampuan
penyelidikan dan intelegensi peserta didik dalam berpikir. Proses pembelajaran
diarahkan agar peserta didik mampu menyelesaikan masalah secarasistematis
dan logis. Model pembelajaran ini dapat terjadi jika guru dapatmenciptakan
lingkungan kelas yang terbuka dan jujur, karena kelas itu sendirimerupakan
tempat pertukaran ide-ide peserta didik dalam menanggapi
berbagaimasalah.Jika dilihat dari sudut pandang psikologi belajar, model
pembelajaran ini berdasarkan pada psikologi kognitif
yang berakar dari asumsi bahwa belajaradalah proses perubahan
tingkah laku berkat adanya pengalaman. Melalui model pembelajaran ini
peserta didik dapat berkembang secara utuh, artinya bukan
hanya perkembangan kognitif, tetapi peserta didik juga akan berkembang
dalam bidangaffektif dan psikomotorik secara otomatis melalui masalah yang
dihadapi.Model pembelajaran berbasis masalah mengambil psikologi
kognitifsebagai dukungan teoritisnya. Fokus pembelajaran pada model ini
menekankan
5
1.2.Rumusan Masalah
1.Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) ?
2.Apakah Kelebihanan dan Kelemahan Model Problem Based Learning ?
3.Bagaimanakah Peran Guru dalam Pembelajaran Berbasis Masalah ini
(Problem Based Learning)
4. pembelajaran discovery inquiri learning
1.3Tujuan
1.Mengetahui konsep dasar Pembelajaran Berbasis Masalah
2.Mengetahui Kelebihan dan kelemahan serta evaluasi Pembelajaran Berbasis
Masalah.
3.Mengetahui Peran Guru dalam Pembelajaran Berbasis Masalah ini (Problem
Based Learning)
4. pembelajaran discovery inquiri learning
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
yang mengharuskannya untuk mengidentifikasi permasalahan, mengumpulkan
data, dan menggunakan data tersebut untuk pemecahan masalah.Masalah adalah
hal paling nyata yang akan menjadi hambatan utama dalam kehidupan manusia.
Lalu “masalah” sendiri itu apa? Masalah adalah kesenjangan antara harapan dan
kenyataan. Menghadapi masalah akan mengajarkan bagaimana cara terbaik
dalam menjalani hidup.Mengapa? Karena peserta didik langsung mempelajari
bagaimana caranya menghadapi berbagai kesenjangan harapan yang akan selalu
mereka temui dalam hidup. Saat hal tersebut terjadi, karakter (sikap) dan daya
nalar (kognisi) mereka akan teruji dan terlatih dalam sekali tepuk.
Delisle
Tim Kemdikbud
Duch
8
Finkle dan Torp (dalam Shoimin, 2017, hlm. 130) mengungkapkan
bahwa problem based learning merupakan pengembangan kurikulum dan
sistem pengajaran yang mengembangkan secara stimultan strategi pemecahan
masalah, dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan dengan menempatkan para
peserta didik dalam peran aktif sebagai pemecah permasalahan sehari-hari yang
tidak terstruktur dengan baik.
Lalu seperti apa sintaks, prosedur, langkah, atau tahapan dari model problem
based learning? Sintaks model pembelajaran problem based learning menurut
Warsono & Hariyanto (2013, hlm. 151) meliputi:
9
Tujuan Problem Based Learning (PBL) adalah membantu siswa
mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan mengatasi masalah,
belajar peranan orang dewasa yang autentik dan menjadi pembelajar yang
mandiri. Sesuai dengan pendapat tersebut, pemecahan masalah merupakan
salah satu strategi dalam pembelajaran berbasis masalah.
10
Pembelajaran PBL mengharuskan guru memberikan kesempatan
pendidik menambah kemampuan menemukan dan kecerdasan. Menurut
Wisudawati dan Eka 2014:88, peran guru dalam mengajukan masalah,
memberikan pertanyaan dan menfasilitasi untuk penyelidikan dan dialog.
Sedangkan pendapat Sani 2014:136 menyatakan bahwa peran guru dalam PBL
adalah memberikan berbagai masalah autentik atau memfasilitasi peserta didik
untuk mengidentifikasi permasalahan autentik, memfasilitasi penyelidikan dan
mendukung pembelajaran yang dilakukan peserta didik. Guru sebagai pendidik
dalam proses PBL mempunyai peran yang sangat penting. Menurut Tan dalam
Amir, 2013:43-44, fokus pendidik dalam PBL ada tiga yaitu memfasilitasi,
menuntut dan memediasi. Guru memfasilitasi proses pembelajaran mulai dari
mengubah kerangka berpikir siswa, mengembangkan kemampuan bertanya dan
membuat siswa terlibat dalam belajar kelompok. Guru bertugas menuntut siswa
mendapatkan strategi pemecahan masalah, mulai dengan penalaran yang
mendalam. Sedangkan guru memediasi proses mendapatkan informasi, mulai
dengan mencari sumber informasi dan membuat hubungan antara satu sumber
dengan sumber yang lain. Guru yang menggunakan model PBL dalam
pelaksanaan pembelajaran perlu mempersiapkan kegiatan pembelajaran yang
mampu memfasilitasi siswa. Pada penelitian ini peran guru adalah menyiapkan
lingkungan belajar yang mampu memfasilitasi siswa dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran untuk memecahkan masalah dunia nyata melalui
penyelidikan. Dengan demikian peneliti menggunakan model PBL dan media
audio visual sebagai penunjang model PBL. 2.1.6.6. Kelebihan model Problem
Based Learning Setiap model pembelajaran mempunyai kelebihan masing-
masing yang digunakan sesuai dengan materi yang akan disampaikan dan
kemampuan siswa. Menurut Shoimin 2014:132, pembelajaran dengan model
PBL
11
keterampilan berkomunikasi siswa. Kelebihan model PBL menunjukkan bahwa
model PBL sangat tepat bila dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran. Siswa
dapat belajar menyelesaikan masalah di kehidupan sehari-hari dengan terlibat
aktif dalam pembelajaran2
12
menemukannya sendiri dengan mempergunakan teknik pendekatan pemecahan
masalah.
Metode inquiry discovery learning adalah suatu teknik instruksional dimana
dalam proses belajar mengajar Siswa dihadapkan dengan suatu masalah. Bentuk
pengajaran terutama memberi motivasi kepada siswa untuk menyelidiki
masalah-masalah yang ada dengan menggunakan cara-cara dan keterampilan
ilmiah dalam rangka mencari penjelasan. Pengajaran ini untuk menolong siswa
mengembangkan keterampilan-keterampilan penemuan ilmiah (scientific
inquiry discovery learning). Pengajaran ini untuk menarik siswa menyelidiki
sejumlah informasi dalam rangka mencari pemecahan masalah serta untuk
melatih siswa mengembangkan faktafakta, membangun konsep-konsep dan
menarik kesimpulan umum atau teori-teori yang menerangkan fenomena-
fenomena yang dihadapkan kepadanya. Metode Inquiry discovery learning
adalah sebagai suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara
maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara
sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri
penemuannya dengan penuh percaya diri. Melihat hal di atas, metode inquiry
discovery learning ialah belajar pencarian dan penemuan. Dalam proses
belajar mengajar dengan model inquiry discovery learning, seorang guru dalam
menyajikan bahan pelajaran tidak dalam bentuk yang final (utuh dari awal
hingga akhir) atau dengan kata lain guru hanya menyajikan sebagian.
Selebihnya diserahkan kepada siswa untuk mencari dan menemukannya sendiri.
Kemudian guru memberi kesempatan seluasluasnya kepada siswa untuk
mendapatkan apa-apa yang belum disampaikan oleh guru dengan pendekatan
belajar problem solving.
Ini berarti tekanan dalam metode inquiry discovery learning adalah sebagai
usaha menemukan dan meneliti pola-pola hubungan, fakta, pertanyaan-
pertanyaan, pengertian, kesimpulan-kesimpulan, masalah, pemecahan-
pemecahan dan implikasi-implikasi yang ditonjolkan oleh salah satu bidang
studi. Sehingga dalam pembelajaran terjadi sebuah penelitian yang dapat
dipertanggung jawabkan.
13
bagi siswa. Materi yang disajikan bukan berupa informasi, akan tetapi siswa
diberi kesempatan untuk mencari dan menemukan informasi dari bahan ajar
yang dipelajari. Dengan metode inquiry discovery learning mendorong siswa
untuk mengembangkan potensi intelektualnya. Dengan menemukan hubungan
dan keteraturan dari materi yang sedang dipelajari, siswa menjadi lebih mudah
mengerti struktur materi yang telah dipelajari.
14
Pengertian yang ditemukan sendiri merupakan pengertian yang betul-
betul dikuasai dan mudah ditransfer dalam situasi lain.
Anak belajar berpikir analisis dan mencoba memecahkan problema yang
dihadapi sendiri, kebiasaan ini akan ditransfer dalam kehidupan
bermasyarakat.
Metode ini akan meningkatkan potensi intelektual siswa. Melalui
metode ini siswa diberi kesempatan untuk mencari dan menemukan hal-
hal yang saling berhubungan melalui pengamatan dan pengalamannya
sendiri.
Jika siswa telah berhasil dalam penemuannya, ia akan memperoleh
kepuasan intelektual yang datang dari diri siswa sendiri yang merupakan
suatu hadiah intrinsic.
Belajar bagaimana melakukan penemuan hanya dapat dicapai secara
efektif melalui proses melakukan penemuan.
15
Pada inquiry discovery learning ini guru memberikan permasalahan atau
problem, selanjutnya siswa diminta untuk memecahkan permasalahan tersebut
melalui pengamatan, eksplorasi, dan prosedur penelitian.
Tabel
Tahap pembelajaran inquiry discovery learning.
Fase Perilaku Guru
Menyajikan pertanyaan atau Guru membimbing siswa
masalah mengidentifikasi masalah dan
masalah dituliskan di papan tulis.
Guru membagi siswa dalam
kelompok.
Membuat hipotesis Guru memberikan kesempatan
pada siswa untuk curah pendapat
dalam membentuk hipotesis.
Guru membimbing siswa dalam
menentukan hipotesis yang
relevan dengan permasalahan dan
memprioritaskan hipotesis mana
yang menjadi prioritas
pendidikan.
Merancang percobaan Guru memberikan kesempatan
pada siswa untuk menentukan
langkahlangkah yang sesuai
dengan hipotesis yang akan
dilakukan. Guru membimbing
16
Siswa mengurutkan langkah-
langkah pemecahan masalah.
Melakukan diskusi untuk Guru membimbing siswa
memperoleh informasi mendapatkan informasi melalui
diskusi.
Mengumpulkan dan menganalisis Guru memberi kesempatan pada
data tiap kelompok untuk
menyampaikan hasil pengolahan
data yang terkumpul
Membuat kesimpulan Guru membimbing siswa dalam
membuat kesimpulan
17
3. Terkadang dalam implementasinya memerlukan waktu yang panjang,
sehingga guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah
ditentukan.
4. Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa
menguasai materi pelajaran, maka strategi ini akan sulit
diimplementasikan oleh setiap guru.
5. Metode ini kurang berhasil untuk mengajar kelas besar. Misalnya
sebagian besar waktu dapat hilang karena membantu seorang siswa
menemukan teori-teori atau menemukan bagaimana ejaan dari bentuk
kata-kata tertentu.
6. Strategi ini tidak memberi kesempatan untuk berpikir kreatif kalau
pengertian-pengertian yang akan ditemukan telah diseleksi terlebih
dahulu oleh guru.
18
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
B. SARAN
19
memiliki skill atau kemampuan dan kreatifitas untuk bisa menjadi pendidik
yang baik pemahaman terhadap berbagai pendekatan yang berpusat
padasiswa, salah satunya pembelajaran berbasis masalah, perlu
ditingkatkan karenatantangan kehidupan masa sekarang dan masa yang
akan datang akan semakinkompleks dan menuntut setiap orang secara
individual mampu menghadapinyadengan berbagai pengetahuan dan
keterampilan yang relevan
DAFTAR PUSTAKA
20
21