Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

STRATEGI PEMBELAJARAN MI/SD

“STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN UPAYA


PEMECAHANNYA”

DOSEN PENGAMPU: Marudin,M.Pd.

DISUSUN OLEH KELOMPOK 7 :

1. Widya Melaturrizki (2021200604094)


2. Yunita
3. Riski sofiani juniarti

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM HAMZANWADI PANCOR
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
KATA PENGANTAR

Segala Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat limpahan Rahmat,
Taufik dan Hidayah-Nya. Akhirnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah dan Upaya Pemecahannya” ini dapat
terselesaikan. Sholawat serta salam senantiasa kita limpahkan kepada junjungan alam nabi
besar Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari alam yang berliku-liku menuju
alam yang lurus. Aamiin.

Pada kesempatan ini pula, kami selaku penyusun makalah mengucapkan terima kasih
kepada orang tua tercinta, yang telah memberi dukungan baik itu berupa materi ataupun
moral, kemudian kepada dosen Pembina mata kuliah “ Strategi Pembelajaran MI/SD” pak
Marudin,M.Pd. yang telah membagi ilmunya dan yang telah memberikan tugas Kelompok
yang berupa Makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh
dari kata sempurna dan akan ada kekurangan yang terdapat didalamnya, untuk itu saya
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca, ataupun pendengar yang bersifat membangun
dan untuk menyempurnakan Makalah “Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah dan Upaya
Pemecahannya”. Harapan penulis, semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca atau
pendengar serta dapat memberi pengetahuan ataupun masukan kepada kami selaku pemateri.

Pancor, 28 Maret 2022

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ......................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .................................................................................................... 1
C. Tujuan ...................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 3

A. Pengertian Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah ................................................ 3


B. Karakteristik Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah ............................................ 4
C. Dasar Pertimbangan Pemilihan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah................ 5
D. Langkah-Langkah Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah................ 6
E. Kelebihan dan Kekurangan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah...................... 9
F. Upaya Pemecahan Kasus Pemelajarannya ................................................................ 10

BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 13

A. Kesimpulan .............................................................................................................. 13
B. Saran ........................................................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran berbasis masalah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas
pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi
secara ilmiah. strategi ini bercirikan penggunaan masalah kehidupan nyata sebagai
sesuatu dan meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan menyelesaikan masalah,
serta mendapatkan pengetahuan konsep-konsep penting. Pendekatan ini
mengutamakan proses belajar dimana tugas guru harus memfokuskan diri untuk
membantu siswa mencapai keterampilan mengarahkan diri.
Dalam penerapan Strategi Berbasis Masalah guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk menetapkan topik masalah, walaupun sebenarnya guru sudah
mempersiapkan apa yang harus dibahas. Proses pembelajaran diarahkan agar siswa
mampu menyelesaikan masalah secara sistematis dan logis.
Perkembangan siswa tidak hanya terjadi pada aspek kognitif tetapi juga aspek
afektif dan psikomotor melalui penhayatan secara internal akan problem yang
dihadapi. SPBM diharapkan dapat memberikan latihan dan kemampuan setiap
individu untuk dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Dilihat dari konteks perbaikan kualitas pendidikan, maka SPBM merupakan
salah satu strategi yang dapat digunakan untuk memperbaiki sistem pembelajaran.
Tidak sedikit siswa yang mengambil jalan pintas, mislnya dengan mengonsumsi obat-
obat terlarang atau bahkan bunuh diri hanya gara-gara tidak sanggup memecahkan
masalah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah?
2. Apa Karakteristik Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah ?
3. Bagaimana Dasar Pertimbangan Pemilihan Strategi Pembelajaran Berbasis
Masalah ?
4. Bagaimana Langkah Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah?
5. Apa Kelebihan dan Kekurangan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah?
6. Bagaimana Upaya Pemecahan Kasus Pemelajarannya?
C. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah.
2. Mengetahui Karakteristik Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah.
3. Mengtahui Dasar Pertimbangan Pemilihan Strategi Pembelajaran Berbasis
Masalah.
4. Mengetahui Langkah Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah.
5. Mengetahui Kelebihan dan Kekurangan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah.
6. Mengetahui Upaya Pemecahan Kasus Pemelajarannya.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah.


Strategi pembelajaran berbasis masalah dapat diartikan sebagai rangkaian
aktifitas pembelajaran yang menekankan pada proses penyelesaian masalah yang
dihadapi secara ilmiah (Sanjaya 2006:212). 1
Duch (1995) dalam (Al Muchtar) mengemukakan bahwa pembelajaran
berbasis masalah pada dasarnya adalah metode instruksional yang memiliki ciri utama
yaitu menjadikan masalah-masalah aktual atau nyata sebagai konteks untuk peserta
didik belajar agar peserta didik dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis,
mengembangkan kemampuan memecahkan masalah dan memperoleh pengetahuan
yang mendalam.
Pembelajaran Berbasis Masalah melibatkan siswa dalam proses pembelajaran
yang aktif, kolaboratif, berpusat kepada siswa, yang mengembangkan kemampuan
pemecahan masalah dan kemampuan belajar mandiri yang diperlukan untuk
menghadapi tantangan dalam kehidupan dan karier, dalam lingkungan yang
bertambah kompleks sekarang ini. Pembelajaran berbasis Masalah dapat pula dimulai
dengan melakukan kerja kelompok antar siswa. Siswa menyelidiki sendiri,
menemukan permasalahan, kemudian menyelesaikan masalahnya di bawah petunjuk
fasilitator (guru).
Pembelajaran berbasis Masalah menyarankan kepada siswa untuk mencari
atau menentukan sumber-sumber pengetahuan yang relevan. Pembelajaran berbasis
masalah memberikan tantangan kepada siswa untuk belajar sendiri. Dalam hal ini,
siswa lebih diajak untuk membentuk suatu pengetahuan dengan sedikit bimbingan
atau arahan guru sementara pada pembelajaran tradisional, siswa lebih diperlakukan
sebagai penerima pengetahuan yang diberikan secara terstruktur oleh seorang guru.
Oleh karena itu, pengajaran berdasarkan masalah merupakan pendekatan yang
efektif untuk pengajaran proses berfikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantu
siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun
pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya. Pembelajaran ini
1
Johannes Pakpahan, “pengaruh strategi pembelajaran berbasis masalah” (medan : edukasi kultura,
2012) hal 25
cocok untuk mengembangkan pengetahuan dasar maupun kompleks. Tujuan dari
Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah yaitu antara lain :
a. Agar peserta didik tidak hanya sekedar dapat mengingat materi pelajaran akan
tetapi menguasai dan memahami secara penuh.
b. Mengembangkan keterampilan berpikir rasional, kemampuan menganalisis
situasi, menerapkan pengetahuan yang mereka miliki dalam situasi baru,
mengenal adanya perbedaan antara fakta dan pendapat, serta mengembangkan
kemampuan dalam membuat judgement (pertimbangan) secara obyektif.
c. Kemampuan peserta didik untuk memecahkan masalah serta membuat tantangan
intelektual peserta didik.
d. Mendorong peserta didik untuk lebih bertanggung jawab dalam belajaranya
e. Agar peserta didik memahami hubungan antara apa yang dipelajari dengan
kenyataan dalam kehidupannya (hubungan antara teori dengan kenyataan)
B. Karakteristik Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
1. Strategi pembelajaran berbasis masalah merupakan rangkaian aktivitas
pembelajaran artinya dalam pembelajaran ini tidak mengharapkan siswa hanya
sekedar mendengarkan, mencatat kemudian menghafal materi pelajaran, akan
tetapi melalui strategi pembelajaran berbasis masalah siswa aktif berpikir,
berkomunikasi, mencari dan mengolah data dan akhirnya menyimpulkannya.
2. Aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. Strategi
pembelajaran berbasis masalah menempatkan masalah sebagai kata kunci dari
proses pembelajaran. Artinya, tanpa masalah tidak mungkin ada proses
pembelajaran.
3. Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir secara
ilmiah. Berpikir dengan menggunakan metode ilmiah adalah proses berpikir
deduktif dan induktif. Proses berpikir ini dilakukan secara sistematis dan empiris,
sistematis artinya berpikir ilmiah dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu,
sedangkan empiris artinya proses penyelesaian masalah didasarkan pada data dan
fakta yang jelas2.

C. Dasar Pertimbangan Pemilihan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

2
Cristin lukia, “Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah”,
https://www.academia.edu/1192821/strategi_pembelajaran_berbasis_masalah, di akses pada 28 maret
2022.
Pembelajaran pada dasarnya adalah proses penambahan informasi dan
kemampuan baru. Ketika berfikir informasi dan kemampuan apa yang harus dimiliki
oleh siswa, maka pada saat itu juga semestinya berpikir strategi apa yang harus
dilakukan agar semua itu dapat terwujud secara efektif dan efisien. Hal lain yang
perlu diperhatikan adalah Prinsip umum penggunaan strategi pembelajaran adalah
bahwa tidak semua strategi pembelajaran itu cocok digunakan untuk mencapai semua
tujuan dan semua keadaan. Oleh karenanya dalam pemilihan strategi pembelajaran
terdapat prinsip-prinsip penggunaan strategi pembelajaran yang dapat digunakan
sebagai dasar pertimbangan dalam pemilihan strategi pembelajaran, adalah sebagai
berikut3 :
1. Berorientasi pada tujuan
Dalam sistem pembelajaran tujuan merupakan komponen yang utama.
Segala aktivitas guru dan siswa, mestilah harus diupayakan untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan. Oleh karenanya keberhasilan siswa mencapai tujuan
pembelajaran. Tujuan pembelajaran dapat menentukan suatu strategi yang harus
digunakan guru. Hal ini sering dilupakan guru. Guru yang yang senang
berceramah, hampir setiap tujuan menggunakan strategi penyampaian, seakan-
akan dia berpikir bahwa segala jenis tujuan dapat dicapai dengan strategi yang
demikian.
2. Aktivitas
Srategi pembelajaran yang berorientasi pada aktivitas peserta didik ini baik
untuk digunakan karena dasar pertimbangan prinsip aktivitas karena kegiatan
belajar itu bukanlah menghafal sejumlah fakta atau informasi. Belajar adalah
berbuat, memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Karena itu, strategi pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas siswa.
Aktivitas tidak dimaksudkan terbatas pada aktivitas fisik, akan tetapi juga
meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas mental. Guru sering lupa
dengan hal ini. Banyak guru yang terkecoh oleh sikap siswa yang pura-pura aktif
padahal tidak.
3. Individualitas.

3
Hitler Fernando Hutasoit dan Nova Ardini. 2018. "Strategi pembelajaran berbasis masalah dan
upaya pemecahannya" http://hitlerfernandohutasoitunivkarimun.blogspot.com/?m=1 , di akses pada
28 maret 2022
Mengajar adalah usaha mengembangkan setiap individu siswa. Walaupun
mengajar pada sekelompok siswa, namun pada hakikatnya yang ingin dicapai
adalah perubahan perilaku setiap siswa. Oleh karena itu, dilihat dari segi jumlah
siswa sebaiknya standar keberhasilan guru ditentukan setinggi-tingginya. Semakin
tinggi standar keberhasilan ditentukan, maka semakin berkualitas proses
pembelajaran.
4. Integritas
Mengajar harus dipandang sebagai usaha mengembangkan seluruh siswa.
Mengajar bukan hanya mengembangkan kemampuan kognitif saja, akan juga
meliputi pengembangan aspek afektif dan aspek psikomotorik. Oleh karena itu,
strategi pembelajaran harus dapat mengembangkan seluruh aspek kepribadian
siswa secara terintegrasi. Penggunaan metode diskusi misalnya, guru harus dapat
merancang strategi pelaksanaan diskusi tak hanya terbatas pada pengembangan
aspek intelektual saja, tetapi harus mendorong siswa agar mereka bisa
berkembang secara keseluruhan, seperti mendorong agar siswa dapat menghargai
pendapat orang lain, berani mengeluarkan gagasan atau ide orisinil, bersikap jujur,
dan lain-lain.
D. Langkah-langkah Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM)
Berikut ini langkah-langkah pelaksanaan strategi pembelajaran berbasis
masalah :
1. Guru membuka kegiatan pembelajaran sebagai langkah awal pra pembelajaran,
dengan memberikan motivasi kepada siswa.
2. Guru sedikit menjelaskan kompetensi yang akan dicapai dan menyebutkan sarana
atau alat pendukung yang dibutuhkan. Kemudian siswa berdiskusi dan mencari
sumber belajar dan alat pendukung yang berkaitan dengan kompetensi yang akan
dicapai tersebut. Guru juga selalu memotivasi siswa untuk terus terlibat dan
berpartisipasi dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih. Sehingga tidak
hanya guru yang merumuskan tujuan pembelajaran, tetapi siswa juga ikut
menentukan dan merumuskan tujuan pembelajaran.
3. Guru membantu siswa mendefinisikan mengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topic, tugas, jadwal dan lain-
lain).
4. Guru dan siswa menyusun tugas-tugas belajar bersama-sama. Artinya, tugas-tugas
apa yang sebaiknya dikerjakan oleh siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran,
tidak hanya ditentukan guru tetapi juga siswa. Hal ini dilakukan untuk memupuk
tanggung jawab siswa. Biasanya manakala siswa terlibat dalam menentukan jenis
tugas dan batas akhir penyelesaiannya, siswa akan lebih bertanggung jawab untuk
mengerjakannya.
5. Siswa mengumpulkan informasi yang sesuai masalah yang sedang didiskusikan
untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.
6. Guru mengawasi jalannya kegiatan pembelajaran dan membantu siswa dalam
merencanakan menyiapkan penyelesaian tugas dan membantu siswa berbagi tugas
dengan temannya.
7. Guru memberikan penjelasan terhadap materi yang sedang dipelajari dan
memotivasi siswa untuk mengajukan pertanyaan sebagai partisipasi aktif siswa.
Kemudian siswa bersama-sama dengan guru menarik kesimpulan dari kegiatan
pembelajaran tersebut.

Tahapan-Tahapan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah dapat dilakukan


dengan langkah-langkah sebagai berikut4 :
1. Menyadari masalah
Implementasi SPBM harus dimulai dengan kesadaran adanya masalah yang
harus dipecahkan. Pada tahapan ini guru membimbing siswa pada kesadaran
adanya kesenjangan atau gap yang dirasakan oleh manusia atau lingkungan sosial.
Kemampuan yang harus dicapai oleh siswa pada tahapan ini adalah siswa dapat
menentukan atau menangkap kesenjangan yang terjadi dari berbagai fenomena
yang ada. Mungkin pada tahap ini siswa dapat mendorong siswa agar menentukan
satu atau dua kesenjangan yang pantas untuk dikaji baik melalui kelompok besar
atau kelompok kecil atau bahkan individual.

2. Merumuskan masalah

4
Wina Sanjaya. 2018. "Prosedur Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM)
(Penjelasan Terlengkap)", https://pendidikanrosda.blogspot.com/2018/05/prosedur-langkah-strategi-
spbm.html?m=1, di akses pada 28 maret 2022.
Bahan pelajaran dalam bentuk topik yang dapat dicari dari kesenjangan,
selanjutnya difokuskan pada masalah apa yang pantas untuk dikaji. Rumusan
masalah sangat penting, sebab selanjutnya akan berhubungan dengan kejelasan
dan kesamaan persepsi tentang masalah dan berkaitan dengan data-data apa yang
harus dikumpulkan untuk menyelesaikannya. Kemampuan yang diharapkan dari
siswa dalam langkah ini adalah siswa dapat menentukan prioritas masalah. Siswa
dapat memanfaatkan pengetahuannya untuk mengkaji, memerinci dan
menganalisis masalah sehingga pada akhirnya menucul rumusan masalah yang
jelas, spesifik dan dapat dipecahkan.
3. Merumuskan hipotesis
Sebagai proses berpikir ilmiah yang merupakan perpaduan dari berpikir
deduktif dan induktif, maka merumuskan hipotesis merupakan langkah penting
yang tidak boleh ditinggalkan. Kemampuan yang diharapkan dari siswa dalam
tahapan ini adalah siswa dapat menentukan sebab akibat dari masalah yang ingin
diselesaikan. Melalui analisis sebab akibat inilah pada akhirnya siswa diharapkan
dapat menentukan berbagai kemungkinan penyelesaian masalah. Dengan
demikianm upaya yang dapat dilakukan selanjutnya adalah mengumpulkan data
yang sesuai dengan hipotesis yang diajukan.
4. Mengumpulkan data
Sebagai proses berpikir empiris, keberadaan data dalam proses berpikir
ilmuan merupakan hal yang sangat penting. Sebab, menentukan cara penyelesaian
masalah sesuai dengan hipotesis yang diajukan harus sesuai dengan data yang ada.
Proses berpikir ilmiah bukan proses berimajinasi akan tetapi proses yang
didasarkan pada pengalaman. Oleh karena itu, dalam tahapan ini siswa didorong
untuk menumpulkan data yang relevan. Kemampuan yang diharapkan pada tahap
ini adalah kecakapan siswa untuk mengumpulkan dan memilah data, kemudian
memetakan dan menyajikannya dalam berbagai tampilan sehingga mudah
dipahami.
5. Menguji hipotesis
Berdasarkan data yang dikumpulkan, akhirnya siswa menentukan hipotesis
mana yang diterima dan mana yang ditolak. Kemampuan yang diharapkan dari
siswa dalam tahapan ini adalah kecakapan menelaah data dan sekaligus
membahasnya untuk melihat hubungannya dengan masalah yang dikaji. Di
samping itu, diharapkan siswa dapat mengambil keputusan dan kesimpulan.
6. Menentukan pilihan penyelesaian
Menentukan pilihan penyelesaian merupakan akhir dari proses SPBM.
Kemampuan yang diharapkan dari tahapan ini adalah kecakapan memilih
alternatif penyelesaian yang memungkinkan dapat dilakukan serta dapat
memperhitungkan kemungkinan yang akan terjadi sehubungan dengan alternatif
yang dipilihnya, termasuk memperhitungkan akibat yang akan terjadi pada setiap
pilihan.
E. Kelebihan Dan Kekurangan
1. Kelebihan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
Sebagai suatu strategi pembelajaran, SPBM memiliki beberapa kelebihan,
diantaranya5:
a. Pemecahan masalah (problem solving) merupakan teknik yang cukup bagus
untuk lebih memahami isi pelajaran.
b. Pemecahan masalah (problem solving) dapat menentang kemampuan siswa
serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
c. Pemecahan masalah (problem solving) dapat meningkatakan aktivitas
pembelajaran siswa.
d. Pemecahan masalah (problem solving) dapat membantu siswa bagaimana
transfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan
nyata.
e. Pemecahan masalah (problem solving) dapat membantu siswa untuk
mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam
pembelajaran yang mereka lakuakan. Pemecahan masalah dapat mendorong
untuk melakukan evaluasi sendiri baik hasil maupun proses belajarnya.
f. Pemecahanan masalah (problem solving) dapat meningkatkan kemampuan
siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk
menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
g. Pemecahan masalah (problem solving) dapat memberikan kesempatan pada
siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia
nyata.

5
Retnaning tiyas, “kesulitan penerapan problem based learning dalam pembelajaran matematika”,
(kediri, 2017) vol. 2 no. 1 hal. 46-47.
h. Pemecahan masalah (problem solving) dapat mengembangkan minat siswa
untuk secara terus menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal
telah berakhir.
2. Kekurangan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
Di samping memiliki kelebihan, SPBM juga memiliki kekurangan,
diantaranya:
a. Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan
bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan
merasa enggan untuk mencoba.
b. Keberhasilan strategi pembelajaran melalui problem solving membutuhkan
cukup waktu yang lama.
c. Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah
yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin
pelajari. Jadi, perlu ditunjang oleh buku yang dapat dijadikan pemahaman
dalam kegiatan pembelajaran.
F. Upaya Pemecahan Kasus Pembelajaran di kelas.
Upaya pemecahan kasus pembelajaran dalam strategi pembelajaran berbasis
masalah dapat pula disebut sebagai kegiatan yang dapat diterapkan dalam kegiatan
pembelajaran atau aplikasi strategi pembelajaran yang berorientasi pada aktivitas
siswa dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan-kegiatan tersebut diantaranya yaitu6:
1. Mendengarkan dan Diskusi
Diskusi berarti kegiatan pemecahan masalah dengan bertukar pikiran
melalui pendapat-pendapat dari setiap anggota kelompok. Dalam kegiatan diskusi
sangat ditentukan oleh keterampilan mendengarkan.
Contohnya dalam pembelajaran pelajaran ekonomi, setelah dalam pertemuan
sebelumnya telah disepakati oleh siswa sekelas yang sudah dibagi menjadi
beberapa kelompok akan melakukan presentasi dan yang kemudian dilanjutkan
diskusikan secara kelompok. Seumpama, kelompok 1 mendapatkan materi tentang
inflasi, setelah kelompok 1 melakukan presentasi menjelaskan materi tentang
inflasi dan kelompok lainnya mendengarkan serta memperhatikan materi yang

6
Siti Suprihatin. 2019. “strategi pembelajaran”, https://repository.ummetro.ac.id, di akses pada taggal
28 maret 2022
dijelaskan, kemudian melakukan sesi tanya jawab. Pada sesi tanya jawab inilah
terjadi diskusi dan saling bertukar pikiran melalui pendapat-pendapat setiap
anggota kelompok antara kelompok satu dengan lainnya. Sebagai contoh ada
pertanyaan dari anggota kelompok 3, yang menanyakan “apakah di Indonesia ini
sudah efektif mengatasi inflasi dengan kebijakan moneter dan fiskal saja??”
kemudian dari kelompok 1 memberikan pendapatnya tentang hal tersebut dan
selanjutnya moderator tiap kelompok mewakilkan 1 anggotanya untuk
berpendapat. Berikut ilustrasi pendapat tentang pertanyaan kelompok 3:
a. Kelompok 1, jawaban dari kelompok 1 yaitu menurut kami sudah cukup efektif
walaupun nilai mata uang rupiah masih jatuh jika ditukarkan dengan mata uang
negara maju seperti dolar.
b. Kelompok 4, menyetujui pendapat dari kelompok 1.
c. Kelompok 5, kurang setuju dengan kelompok 1 dan menyanggah. Menurut
kami kurang efektif, seharusnya nilai mata uang rupiah tidak jatuh terlalu besar
seperti sekarang sudah hampir Rp. 10.000.Sehingga demikianlah, upaya
pemecahan masalah dalam strategi pembelajaran berbasis masalah yang
berorientasi pada peserta didik.
2. Pembelajaran dengan Metode Think Pair and Share (Saling Memberi dan
Menerima Pemikiran-pemikiran Melalui Saran dan Pendapat).
Dalam pembelajaran ini siswa dan guru saling memberi dan menerima
pemikiran-pemikiran melalui saran dan pendapat. Dalam pembelajaran ini juga
menggunakan metode diskusi.
Contohnya dalam pembelajaran pelajaran ekonomi, setelah guru
menjelaskan tentang materi kebutuhan manusia, guru memberikan pertanyaan
kepada siswa “kebutuhan manusia itu terbatas atau tidak terbatas, berikan
alasannya?”. Kemudian para siswa memberikan pendapat-pendapatnya, dari
pendapat-pendapat siswa tersebut guru menerima dan menghargai pendapat dari
para siswa, lalu kemudian guru menjelaskan tentang pertanyaan tersebut.
Sehingga demikianlah, Pembelajaran dengan metode Think Pair and Share (saling
memberi dan menerima pemikiran-pemikiran melalui saran dan pendapat) dalam
strategi pembelajaran berbasis masalah yang berorientasi pada peserta didik.
3. Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Dalam kegiatan pembelajaran ini guru dan siswa memiliki peran yang sama
hanya tugasnya yang berbeda. Guru dan siswa bersama-sama menentukan tujuan
pembelajaran sampai dengan merumuskan kesimpulan.
Contohnya dalam pembelajaran pelajaran ekonomi, pada awal pembelajaran
guru memberikan sebuah masalah kepada siswa yaitu tentang materi kelangkaan.
Guru memberikan pertanyaan “Indonesia adalah negara yang subur dan kaya
SDA, akan tetapi mengapa masih sering terjadi berbagai kelangkaan?” setelah
siswa yang dibimbing guru melakukan diskusi tentang pertanyaan tersebut dan
para siswa mengemukakan pendapatnya. Setelah itu guru memberikan kesimpulan
dari diskusi tersebut. Sehingga demikianlah, Pembelajaran berdasarkan masalah
dalam strategi pembelajaran berbasis masalah yang berorientasi kepada siswa.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Strategi pembelajaran berbasis masalah dapat diartikan sebagai rangkaian
aktifitas pembelajaran yang menekankan pada proses penyelesaian masalah yang
dihadapi secara ilmiah (Sanjaya 2006:212).
Oleh karena itu, pengajaran berdasarkan masalah merupakan pendekatan yang
efektif untuk pengajaran proses berfikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantu
siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun
pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya. Pembelajaran ini
cocok untuk mengembangkan pengetahuan dasar maupun kompleks.
Tujuan dari Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah yaitu antara lain:
Pertama, Agar peserta didik tidak hanya sekedar dapat mengingat materi pelajaran
akan tetapi menguasai dan memahami secara penuh. Kedua, Mengembangkan
keterampilan berpikir rasional, kemampuan menganalisis situasi, menerapkan
pengetahuan yang mereka miliki dalam situasi baru, mengenal adanya perbedaan
antara fakta dan pendapat, serta mengembangkan kemampuan dalam membuat
judgement (pertimbangan) secara obyektif.
B. Saran
Demikian makalah yang berjudul “ Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
dan Upaya Pemecahannya” ini kami buat berdasarkan sumber-sumber yang ada.
Sehingga perlu bagi kami, untuk diberikan masukan atau saran yang membantu
supaya makalah ini mendekati lebih baik. Atas perhatiannya kami ucapkan
terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA

Pakpahan, Johannes. 2012. “pengaruh strategi pembelajaran berbasis masalah”,


https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/kultura/article/download/
5145/4562#:~:text=strategi%20pembelajaran%20berbasis%20masalah%20(SPBM,ilmiah
%20(sanjaya%2C%202007). (Diakses pada tanggal 28 maret 2022).

lukia, Cristin “Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah”,


https://www.academia.edu/1192821/strategi_pembelajaran_berbasis_masalah, di aksespada tanggal
28 maret 2022.

Hutasoit, hitler fernando dan nova ardini. 2018. "Strategi pembelajaran berbasis masalah
dan upaya pemecahannya", http://hitlerfernandohutasoitunivkarimun.blogspot.com/?m=1 ,
di akses pada tanggal 28 maret 2022

Sanjaya, wina. 2018."Prosedur (Langkah-Langkah) Pelaksanaan Strategi Pembelajaran


Berbasis Masalah (SPBM) (Penjelasan Terlengkap)", diakses dari
https://pendidikanrosda.blogspot.com/2018/05/prosedur-langkah-strategi-spbm.html?m=1
pada tanggal 28 maret 2022

Suprihatin, Siti.2019. “strategi pembelajaran”, https://repository.ummetro.ac.id, di akses pada


taggal 28 maret 2022

Tiyas, Retnaning. 2017. “kesulitan penerapan problem based learning dalam pembelajaran
matematika”, kediri: vol. 2 no. 1 hal. 46-47.

Sanjaya, wina. 2010. “strategi pembelajaran berorientasi standarproses pendidikan”,


jakarta: kencana.

Anda mungkin juga menyukai