Dosen Pengampu:
DR. ALRUDI YANSYAH, M.Pd.I
DI KETIK OLEH
1. JAYA HERYANA
TAHUN AKADEMIK
2022
SEJARAH PERKEMBANGAN ULUMUL QUR’AN
A. persoalan nuzul. Persoalan ini menyangkut tiga hal, yaitu waktu dan
tempat turunnya Al Qur’an, sebab-sebab turunnya Al Quran, dan
sejarah turunnya Al quran.
B. persoalan sanad. Persoalan ini meliputi hal-hal yang menyangkut
sanad yang mutawatir, yang ahad, yang syaz, bentuk-bentuk qiraat
Nabi, para periwayatnya dan para penghafal Al-Quran, dan cara
tahammul (penerimaan riwayat).
C. persoalan ada’ al qiroah (cara membaca al quran) hal ini menyangkut
waqof (cara berhenti), Ibtida’ (cara memulai) imalah, madd (bacaan
yang dipanjangkan), takhfif hamzah (meringankan bacaan hamzah)
idghom ( memasukkan bunyi huruf yang sakin kepada bunyi huruf
sesudahnya)
D. pembahasan yang menyangkut lafal al quran yaitu tentang yang
ghorib (pelik), mu’rob (menerima perubahan akhir kata), majaz
(metafora), musytarak (lafal yang mengandung lebih dari satu
makna), murodif (sinonim), isti’arah (metaphor), dan tasbih
(penyempurnaan).
E. Persoalan makna al quran yang berhubungan dengan al quran, yaitu
ayat yang bermakna ‘amm (umum) dan tetap dalam keumumannya,
‘amm (umum) yang dimaksud khusus, ‘amm (umum) yang
dikhususkan oleh sunnah, yang nas, yang dzahir, yang
mujmal(bersifat global), yang mufassal (dirinci), yang mantuq
(makna yang berdasarkan pengutaraan) yang mafhum (makna yang
berdasarkan pemahaman), mutlaq (tidak terbatas), yang muqoyyad
(terbatas), yang muhkam (kukuh, jelas) mutashabih (samar), yang
muskhil (maknanya pelik), yang nasikh (menghapus), dan mansukh
(dihapus), muqaddam (didahulukan), muakhor ( dikemudiankan),
ma’mul (diamalkan) pada waktu tertentu, dan yang hanya ma’mul
(diamalkan) oleh seorang saja.
C. persoalan, makna al quran yang berhubungan dengan lafal yaitu fasl
(pisah) wasl (berhubungan) ijaz (singkat) itnab (panjang) musawah
(sama) dan qosr (pendek).
C. Cabang- Cabang Pokok Pembahasan
Menurut Hasbi Ash-Shiddieqy, ada tujuh belas ilmu-ilmu Alquran yang
terpokok.
1. Ilmu Mawathin al-Nuzul
2. Ilmu Tawarikh al-Nuzul
3. Ilmu Asbab al-Nuzul
4. Ilmu Qiraat
5. Ilmu Tajwid
6. Ilmu Gharib Alquran
7. Ilmu I’rab Alquran
8. Ilmu Wujuh wa al-Nazair
9. Ilmu Ma’rifah al-Muhkam wa al- Mutasyabih
10. Ilmu Nasikh wa al-Mansukh
11. Ilmu Badai’ Alquran
12. Ilmu I’jaz Alquran
13. Ilmu Tanasub Ayat Alquran
14. Ilmu Aqsam Alquran
15. Ilmu Amtsal Alquran
16. Ilmu Jidal Alquran
17. Ilmu Adab Tilawah Alquran
Dalam Al-Qur’an sendiri terdapat beberapa ayat yang menyertakan nama lain
yang digunakan untuk merujuk kepada Al-Qur’an itu sendiri. Berikut adalah
nama-nama tersebut dan ayat yang mencantumkannya:
Sejarah danPenulisanAl-Qur’an
Sekretaris Pribadi Nabi yang bertugas mencatat wahyu yaitu Abu Bakar, Umar
bin Kahtab, Khalid Bin Walid dan Mua`wiyah Bin Abi Sofyan. Mereka
menggunakan alat tulis sederhana yaitu lontaran kayu, pelepah kurma, tulang-
belulang, dan batu.
Usaha pengumpulan tulisan Al-Qur’an yang dilakukan Abu Bakar terjadi setelah
Perang Yamamah pada tahun 12 H. Peperangan yang bertujuan menumpas habis
para pemurtad dan juga para pengikut Musailamah Al-Kadzdzab itu ternyata
telah menjadikan 70 orang sahabat penghafal Al-Qur’an syahid. Khawatir akan
hilangnya Al-Qur’an karena para penghafal Al-Qur’an banyak yang gugur dalam
medan perang. Lalu Umar bin Khattab menemui Khalifah Abu Bakar Ash-
Shiddiq untuk mengumpulkan Al-Qur’an dari berbagai sumber, baik yang
tersimpan didalam hafalan maupun tulisan.
Penulisan Al-Qur’an pada Masa Khalifah ‘Utsman bin ‘Affan
Pada masa pemerintahan khalifah ke-3 yakni Utsman bin Affan, terdapat
keragaman dalam cara pembacaan Al-Qur’an (qira’at) yang disebabkan oleh
adanya perbedaan dialek (lahjah) antar suku yang berasal dari daerah berbeda-
beda. Hal ini menimbulkan kekhawatiran Utsman sehingga ia mengambil
kebijakan untuk membuat sebuah mushaf standar (menyalin mushaf yang
dipegang Hafsah) yang ditulis dengan sebuah jenis penulisan yang baku. Standar
tersebut, yang kemudian dikenal dengan istilah cara penulisan (rasam) Utsmani
yang digunakan hingga saat ini. Bersamaan dengan standarisasi ini, seluruh
mushaf yang berbeda dengan standar yang dihasilkan diperintahkan untuk
dimusnahkan (dibakar). Dengan proses ini Utsman berhasil mencegah bahaya
laten terjadinya perselisihan di antara umat Islam di masa depan dalam penulisan
dan pembacaan Al-Qur’an.
Mushaf yang ditulis pada masa khalifah Usman tidak memiliki harakat dan tanda
titik, sehingga orang non arab yang memeluk islam merasa kesulitan membaca
mushaf tersebut.
Oleh karena itu pada masa khalifah Abd Al-Malik ( 685-705 ) dilakukan
penyempurnaan oleh dua tokoh berikut;
Ubaidilllah bin Ziyad melebihkan alif sebagai pengganti dari huruf yang
dibuang.
Al-Hajjad bin yusuf Ats- Tsaqafi penyempurnaan mushaf Usmani pada
sebelas tempat yang memudahkan pembaca mushaf.
Orang yang pertama kali meletakkan tanda titik pada mushaf Usmani ; Abu Al-
Aswad Ad- Du`Ali , Yahya Bin Ya`Mar, Nashr Bin Asyim Al-Laits
Orang yang pertama kali meletakkan hamzah , tasdid, arrum dan Al-Isyamah
adalah: al-Khalid bin Ahmad Al- Farahidi Al-Azdi.
ULUMUL QUR’AN ASBAB AN-NUZUL
A. PENGERTIAN MUNASABAH
Munasabah adalah menerangakan hubungan dengan ayat atau surat, apakah
hubungan itu berupa atau antara Am dan Khos atau antara abstrak dan kongkrit,
antara sebab akibat antara Illat dan mu'ulnya antara rasional dengan irasional.
bahkan antara dua hal yang kontradeksi sekalipun. Pengetahuan tentang
munasabah dalam Al-Qur'an adalah sangat penting, karena memahami Al-
Qur'an dengan pengetahuan tentang munasabah akan diketahui bersama dan
kebalaghohan Al-Qur'an. Selain itu munasabah atau korelasi antara ayat/surat
dengan ayat/surat juga membantu memahami dan mengawasi Al-Qur'an dengan
baik dan cermat. Oleh sebab itu tidak mungkin orang dapat mengkolerasikan
ayat-ayat, akan tetapi melalui ketentuan-ketentuan yang berlaku jika ayat itu
ternyata memang satu persambungan. Seandainya ayat itu datang karena
berbagai sebab, sedangkan di situ tidak ada kolerasi maka seperti ada orang yang
mengkolerasikan maka hal itu seperti pemandangan
B. CARA MENGETAHUI MUNASABAH
2. Khafy Irtibath
Munasabah yang terjadi karena antara bagian-bagian al-Qur'an tidak
ada penyesuaian, sehingga tidak tampak adanya hubungan antara
4. Khafy Irtibath
F. Munasabah yang terjadi karena antara bagian-bagian al-Qur'an tidak
ada penyesuaian, sehingga tidak tampak adanya hubungan antara CARA
MENGETAHUI MUNASABAH
6. Khafy Irtibath
Munasabah yang terjadi karena antara bagian-bagian al-Qur'an tidak
ada penyesuaian, sehingga tidak tampak adanya hubungan antara keduanya
H. URGENSI DAN KEGUNAAN MEMPELAJARI MUNASABAH
dalam penafsiran al-Qur’an yang berfungsi untuk menunjukkan keserasian
antara satu surah dengan surah berikutnya, keserasian antara kalimat dengan
kalimat dalam satu ayat, dan juga keserasian antara satu ayat dengan ayat
berikutnya. Ketika kita menemukan ayat-ayat yang nampaknya tidak punya
kaitan sama sekali, sebagian orang yang tidak memahami munasabah akan
langsung mempertanyakan kenapa penyajian al-Qur'an melompat-lompat dari
satu tema ke tema yang lain atau dari satu masalah ke masalah lain secara tidak
sistematis. Setelah mengetahui munasabah, orang menyadari betapa al-Qur'an
tersusun dengan sangat serasi dan sistematis, tetapi tentu saja sangat berbeda
dengan sistematika penyusunan dan penulisan bukubuku serta karya ilmiah
buatan manusia saat ini.
Menurut al-Suyuti, ilmu munasabah adalah ilmu yang sangat penting dalam
proses penafsiran al-Qur'an, namun hanya sedikit di antara para mufassir yang
memberikan perhatiannya karena ilmu ini dinilai sangat memerlukan ketelitian
dan kejelian bagi orang menafsirkan al-Qur’an. Di antara mufassir yang banyak
memberikan perhatian terhadap ilmu munasabah adalah Imam Fakhruddin al-
Razi.
MAKKIYAH DAN MADANIYYAH