1. Mengapa ulumul qur’an penting dalam memahami al-qur’an? Apakah manfa’at
mempelajari ulumul qur’an? Jawaban: Ulumul qur’an penting karena memiliki posisi dan kedudukan yang sangat penting karena ia menjadi pintu gerbang bagi pemahaman kandungan al-qur’an yang lebih baik. Dengan kata lain, langkah awal yang harus dilakukan untuk dapat memahami Al-Quran dengan utuh dan komprehensif adalah memahami ulumul Quran. Ulumul Quran mengisyaratkan adanya bermacam-macam ilmu yang berkaitan erat dengan Al-Quran. ilmu yang berkaitan dengan Al-Quran tidak hanya satu, tetapi meliputi seluruh ilmu yang terkandung dalam atau disandarkan kepada Al-Quran. Ilmu-ilmu yang dikaitkan dan disandarkan dengan Al-Quran antara lain adalah ilmu tafsir, ilmu qiraat, ilmu rasmil quran, ilmu ijazil quran, ilmu asbabun an-nuzul, ilmu nasikh wal mansukh, ilmu irabil quran, ilmu gharibik quran, dan bahasa Arab. Oleh karena itu Ulumul Quran sangat penting dalam memahami Al-Qur’an Manfaat mempelajari ulumul qur’an untuk memahami kalam Allah, sejalan dengan penjelasan Rasulullah saw, serta pendapat yang dikutip sahabat, dan tabi’in dari Nabi tentang kandungan Al-quran, untuk megetahui cara dan gaya yang digunakan para mussafir dalam menafsirkan al-Quran disertai penjelasan dari ahli tafsir ternama serta kelebihan- kelebihannya. Dan untuk mengetahui persyaratan dalam menafsirkan al-Quran.
2. Apa saja yang dibahas dalam ulumul qur’an?
jawaban : secara garis besar pokok bahasan ulumul quran terbagi menjadi dua point utama yang pertama ilmu yang berhubungan dengan Riwayat semata-mata, seperti ilmu yang membahas tentang macam-macam bacaan (qira’at), tempat dan waktu turun ayat-ayat atau surah al-quran (makki-madani), dan sebab-sebab turunnya (asbab an-nuzul). Kedua ilmu yang berhubungan dengan dirayah, yakni ilmu yang diperoleh dengan jalan penelaahan secara mendalam seperti memahami lafaz yang gharib(asing) serta mengetahui makna ayat-ayat yang berhubungan dengan hukum. Ulumul Quran mengisyaratkan adanya bermacam-macam ilmu yang berkaitan erat dengan Al-Quran. Kata Ulum dibuat dalam bentuk jamak (taksir) bukan dalam bentuk mufrad karena ilmu yang berkaitan dengan Al-Quran tidak hanya satu, tetapi meliputi seluruh ilmu yang terkandung dalam atau disandarkan kepada Al-Quran. Ilmu-ilmu yang dikaitkan dan disandarkan dengan Al-Quran antara lain adalah ilmu tafsir, ilmu qiraat, ilmu rasmil quran, ilmu ijazil quran, ilmu asbabun an-nuzul, ilmu nasikh wal mansukh, ilmu irabil quran, ilmu gharibik quran, dan bahasa Arab.
3. Apakah seluruh ayat Al-Quran memiliki Asbabun Nuzul ? Jelaskan !
Jawaban : Tidak semua ayat dalam al-quran mengandung asbabun nuzul, karena ada yang disebut dengan ayat sababi (yaitu turunnya ayat yang dilatar belakangi terjadinya suatu peristiwa) dan ada ayat ibtida’i (yaitu turunnya ayat yang tidak dilatar belakangi terjadinya suatu peristiwa). Untuk ayat alquran yang mengandung asbabun nuzul diantara isinya seperti tanggapan atas suatu perintah sedangkan ayat al-quran yang diturunkan tanpa mengandung asbabun nuzul Ketika diturunkan oleh Allah semata- mata merupakan petunjuk bagi manusia.
4. Apakah pada zaman Rasulullah sudah ditulis dalam bentuk Mushaf ? jika belum, jelaskan sejak kapan dan bagaimana prosesnya dari masa kemasa. Jawaban :
1. ULUMUL QURAN pada MASA RASULULLAH SAW
Embrio awal ulumul quran pada masa ini berupa penafsiran ayat Al-Quran langsung dari Rasulullah SAW kepada para sahabat, begitu pula dengan antusiasime para sahabat dalam bertanya tentang makna suatu ayat, menghafalkan dan mempelajari hukum-hukumnya a. Rasulullah SAW menafsirkan kepada sahabat beberapa ayat. Dari Uqbah bin Amir ia berkata : " aku pernah mendengar Rasulullah SAW berkata diatas mimbar, "dan siapkan untuk menghadapi mereka kekuatan yang kamu sanggupi (Anfal :60 ), ingatlah bahwa kekuatan disini adalah memanah" (HR Muslim) b. Antusiasme sahabat dalam menghafal dan mempelajari Al-Quran. Diriwayatkan dari Abu Abdurrrahman as-sulami, ia mengatakan : " mereka yang membacakan qur'an kepada kami, seperti Ustman bin Affan dan Abdullah bin Mas'ud serta yang lain menceritakan, bahwa mereka bila belajar dari Nabi sepuluh ayat mereka tidak melanjutkannya, sebelum mengamalkan ilmu dan amal yang ada didalamnya, mereka berkata 'kami mempelajari qur'an berikut ilmu dan amalnya sekaligus.'" c. Larangan Rasulullah SAW untuk menulis selain qur'an, sebagai upaya menjaga kemurnian AlQuran. Dari Abu Saad al- Khudri, bahwa Rasulullah SAW berkata: Janganlah kamu tulis dari aku; barang siapa menuliskan aku selain qur'an, hendaklah dihapus. Dan ceritakan apa yang dariku, dan itu tiada halangan baginya, dan barang siapa sengaja berdusta atas namaku, ia akan menempati tempatnya di api neraka."(HR Muslim)
2. ULUMUL QURAN MASA KHALIFAH
Pada masa khalifah, tahapan perkembangan awal (embrio) ulumul quran mulai berkembang pesat, diantaranya dengan kebijakan-kebijakan para khalifah sebagaimana berikut : a. Khalifah Abu Bakar :dengan Kebijakan Pengumpulan/Penulisan Al-Quran yg pertama yang diprakarsai oleh Umar bin Khottob dan dipegang oleh Zaid bin Tsabit. b. Kekhalifahan Usman Ra : dengan kebijakan menyatukan kaum muslimin pada satu mushaf, dan hal itupun terlaksana. Mushaf itu disebut mushaf Imam. Salinan- salinan mushaf ini juga dikirimkan ke beberapa propinsi. Penulisan mushaf tersebut dinamakan ar-Rosmul 'Usmani yaitu dinisbahkan kepada Usman, dan ini dianggap sebagai permulaan dari ilmu Rasmil Qur'an. c. Khalifahan Ali Ra :dengan kebijakan perintahnya kepada Abu 'aswad Ad-Du'ali meletakkan kaidah-kaidah nahwu, cara pengucapan yang tepat dan baku dan memberikan ketentuan harakat pada qur'an. Ini juga disebut sebagai permulaan Ilmu I'rabil Qur'an. 3. ULUMUL QURAN DARI MASA KE MASA a. Perkembangan ‘Ulumul Al-Qur’an Abad II H. Tentang masa penyusunan ilmu-ilmu agama yang dimulai sejak permulaan abad II H. para ulama memberikan prioritas atas penyusunan tafsir sebab tafsir merupakan induk ‘Ulumul Al-Qur’an. Di antara ulama abad II H. yang menyusun tafsir adalah: 1) Syu’bah Al-Hjjaj (w. 160 H.) 2) Sufyan bin ‘Uyainah (w. 198 H.) 3) Sufyan Ats-Tsauri (w. 161 H.) 4) Waqi’ bin Al-jarrh (128-197 H.) 5) Muqatil bin Sulaiman (w. 150 H.) 6) Ibnu Jarir Ath-Thabari (w. 310 H.)
b. Perkembangan ‘Ulumul Al-Qur’an Abad III H.
Pada abad III H. selain tafsir dan ilmu tafsir, para ulama mulai menyusun pula beberapa ilmu Al-Qur’an (‘Ulumul Al-Qur’an), di antaranya: 1) ‘Ali bin al-MAdini (w. 234 H.), gurunya Imam Al-Bukhari, yang menyusun Ilmu Asbab An-Nuzul 2) Abu ubaid al-qasimi bin salam (w. 224 H.) yang menyusun Ilmu Nasikh Wa Al-Mansukh, Ilmu Qira’at, dan Fadha’il Al-Qur’an 3) Muhammad bin ayyub adh-durraits (w. 294 H.) yang menyusun Ilmu Makki wa Al-Madani 4) Muhammad bin Khalaf Al-Marzuban (w. 309 H.) yang menyusun kitab Al-Hawi Fi’ ‘Ulum Al-Qur’an
c. Perkembanga ‘ulumul Al-Qur’an abad IV H.
Pada abad IV H. mulai disusun Ilmu Gharib Al-Qur’an dan beberapa kitab ‘Ulumul Al-Qur’an dengan memakai istilah ‘Ulum Al-Qur’an. Diantara ulama yang menyusun ilmu-ilmu itu adalah: 1) Abu Bakar As-Sijistani (w.330 H.) yang menyusun kitab Gharib Al- Qur’an 2) Abu bakar Muhammad bin Al-Qasim Al-Anbari (w. 328 H.) yang menyusun kitab ‘Aja’ib ‘Ulum Al-Qur’an 3) Abu Al-Hasan Al-Asy’ari (w. 324 H.) yang menyusun kitab Al- Mukhtazan fi’ ‘Ulum Al-Qur’an.
5. Sebutkan 3 perbedaan surat Makkiyah dan surat Madaniyah !
1. Dari segi waktu turunnya surah makkiyah diturunkan Allah SWT kepada nabi Muhammad pada periode dakwah di Mekkah, sementara surah Madaniyah adalah surah yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW pada periode dakwah Madinah. 2. Dari segi tempat turun nya , Makkiyah dalah yang turun dimekkah dan sekitarnya, seperti Minna, Arafah dan Hudaibiyah. Dan Madaniyah ialah yang turun di Madinah dan sekitarnya seperti Uhud, Quba dan Sil’ 3. Dari segi sasaran pembicara Makkiyah adalah yang seruannya ditunjukan kepada penduduk mekkah dan Madaniyah ditunjukan kepada penduduk Madinah