Anda di halaman 1dari 5

NAMA : MAIMUNAH

NIM : 2720227223

PROGRAM STUDI : S1 KEPERAWATAN

MATA KULIAH : UTS STUDI ISLAM

1. Mengapa ulumul qur’an penting dalam memahami al-qur’an? Apakah manfa’at


mempelajari ulumul qur’an?
Jawaban:
Ulumul qur’an penting karena memiliki posisi dan kedudukan yang sangat
penting karena ia menjadi pintu gerbang bagi pemahaman kandungan al-qur’an yang
lebih baik. Dengan kata lain, langkah awal yang harus dilakukan untuk dapat
memahami Al-Quran dengan utuh dan komprehensif adalah memahami ulumul
Quran. Ulumul Quran mengisyaratkan adanya bermacam-macam ilmu yang berkaitan
erat dengan Al-Quran. ilmu yang berkaitan dengan Al-Quran tidak hanya satu, tetapi
meliputi seluruh ilmu yang terkandung dalam atau disandarkan kepada Al-Quran.
Ilmu-ilmu yang dikaitkan dan disandarkan dengan Al-Quran antara lain adalah ilmu
tafsir, ilmu qiraat, ilmu rasmil quran, ilmu ijazil quran, ilmu asbabun an-nuzul, ilmu
nasikh wal mansukh, ilmu irabil quran, ilmu gharibik quran, dan bahasa Arab. Oleh
karena itu Ulumul Quran sangat penting dalam memahami Al-Qur’an
Manfaat mempelajari ulumul qur’an untuk memahami kalam Allah, sejalan
dengan penjelasan Rasulullah saw, serta pendapat yang dikutip sahabat, dan tabi’in
dari Nabi tentang kandungan Al-quran, untuk megetahui cara dan gaya yang
digunakan para mussafir dalam menafsirkan al-Quran disertai penjelasan dari ahli
tafsir ternama serta kelebihan- kelebihannya. Dan untuk mengetahui persyaratan
dalam menafsirkan al-Quran.

2. Apa saja yang dibahas dalam ulumul qur’an?


jawaban :
secara garis besar pokok bahasan ulumul quran terbagi menjadi dua point utama yang
pertama ilmu yang berhubungan dengan Riwayat semata-mata, seperti ilmu yang
membahas tentang macam-macam bacaan (qira’at), tempat dan waktu turun ayat-ayat
atau surah al-quran (makki-madani), dan sebab-sebab turunnya (asbab an-nuzul).
Kedua ilmu yang berhubungan dengan dirayah, yakni ilmu yang diperoleh dengan
jalan penelaahan secara mendalam seperti memahami lafaz yang gharib(asing) serta
mengetahui makna ayat-ayat yang berhubungan dengan hukum.
Ulumul Quran mengisyaratkan adanya bermacam-macam ilmu yang berkaitan
erat dengan Al-Quran. Kata Ulum dibuat dalam bentuk jamak (taksir) bukan dalam
bentuk mufrad karena ilmu yang berkaitan dengan Al-Quran tidak hanya satu, tetapi
meliputi seluruh ilmu yang terkandung dalam atau disandarkan kepada Al-Quran.
Ilmu-ilmu yang dikaitkan dan disandarkan dengan Al-Quran antara lain adalah ilmu
tafsir, ilmu qiraat, ilmu rasmil quran, ilmu ijazil quran, ilmu asbabun an-nuzul, ilmu
nasikh wal mansukh, ilmu irabil quran, ilmu gharibik quran, dan bahasa Arab.

3. Apakah seluruh ayat Al-Quran memiliki Asbabun Nuzul ? Jelaskan !


Jawaban :
Tidak semua ayat dalam al-quran mengandung asbabun nuzul, karena ada yang
disebut dengan ayat sababi (yaitu turunnya ayat yang dilatar belakangi terjadinya
suatu peristiwa) dan ada ayat ibtida’i (yaitu turunnya ayat yang tidak dilatar belakangi
terjadinya suatu peristiwa). Untuk ayat alquran yang mengandung asbabun nuzul
diantara isinya seperti tanggapan atas suatu perintah sedangkan ayat al-quran yang
diturunkan tanpa mengandung asbabun nuzul Ketika diturunkan oleh Allah semata-
mata merupakan petunjuk bagi manusia.

4. Apakah pada zaman Rasulullah sudah ditulis dalam bentuk Mushaf ? jika
belum, jelaskan sejak kapan dan bagaimana prosesnya dari masa kemasa.
Jawaban :

1. ULUMUL QURAN pada MASA RASULULLAH SAW


Embrio awal ulumul quran pada masa ini berupa penafsiran ayat Al-Quran
langsung dari Rasulullah SAW kepada para sahabat, begitu pula dengan
antusiasime para sahabat dalam bertanya tentang makna suatu ayat, menghafalkan
dan mempelajari hukum-hukumnya
a. Rasulullah SAW menafsirkan kepada sahabat beberapa ayat.
Dari Uqbah bin Amir ia berkata : " aku pernah mendengar Rasulullah SAW
berkata diatas mimbar, "dan siapkan untuk menghadapi mereka kekuatan
yang kamu sanggupi (Anfal :60 ), ingatlah bahwa kekuatan disini adalah
memanah" (HR Muslim)
b. Antusiasme sahabat dalam menghafal dan mempelajari Al-Quran.
Diriwayatkan dari Abu Abdurrrahman as-sulami, ia mengatakan : " mereka
yang membacakan qur'an kepada kami, seperti Ustman bin Affan dan
Abdullah bin Mas'ud serta yang lain menceritakan, bahwa mereka bila
belajar dari Nabi sepuluh ayat mereka tidak melanjutkannya, sebelum
mengamalkan ilmu dan amal yang ada didalamnya, mereka berkata 'kami
mempelajari qur'an berikut ilmu dan amalnya sekaligus.'"
c. Larangan Rasulullah SAW untuk menulis selain qur'an, sebagai upaya
menjaga kemurnian AlQuran.
Dari Abu Saad al- Khudri, bahwa Rasulullah SAW berkata: Janganlah kamu
tulis dari aku; barang siapa menuliskan aku selain qur'an, hendaklah
dihapus. Dan ceritakan apa yang dariku, dan itu tiada halangan baginya, dan
barang siapa sengaja berdusta atas namaku, ia akan menempati tempatnya di
api neraka."(HR Muslim)

2. ULUMUL QURAN MASA KHALIFAH


Pada masa khalifah, tahapan perkembangan awal (embrio) ulumul quran mulai
berkembang pesat, diantaranya dengan kebijakan-kebijakan para khalifah
sebagaimana berikut :
a. Khalifah Abu Bakar :dengan Kebijakan Pengumpulan/Penulisan Al-Quran yg
pertama yang diprakarsai oleh Umar bin Khottob dan dipegang oleh Zaid bin
Tsabit.
b. Kekhalifahan Usman Ra : dengan kebijakan menyatukan kaum muslimin pada
satu mushaf, dan hal itupun terlaksana. Mushaf itu disebut mushaf Imam. Salinan-
salinan mushaf ini juga dikirimkan ke beberapa propinsi. Penulisan mushaf
tersebut dinamakan ar-Rosmul 'Usmani yaitu dinisbahkan kepada Usman, dan ini
dianggap sebagai permulaan dari ilmu Rasmil Qur'an.
c. Khalifahan Ali Ra :dengan kebijakan perintahnya kepada Abu 'aswad Ad-Du'ali
meletakkan kaidah-kaidah nahwu, cara pengucapan yang tepat dan baku dan
memberikan ketentuan harakat pada qur'an. Ini juga disebut sebagai permulaan
Ilmu I'rabil Qur'an.
3. ULUMUL QURAN DARI MASA KE MASA
a. Perkembangan ‘Ulumul Al-Qur’an Abad II H.
Tentang masa penyusunan ilmu-ilmu agama yang dimulai sejak permulaan
abad II H. para ulama memberikan prioritas atas penyusunan tafsir sebab tafsir
merupakan induk ‘Ulumul Al-Qur’an. Di antara ulama abad II H. yang
menyusun tafsir adalah:
1) Syu’bah Al-Hjjaj (w. 160 H.)
2) Sufyan bin ‘Uyainah (w. 198 H.)
3) Sufyan Ats-Tsauri (w. 161 H.)
4) Waqi’ bin Al-jarrh (128-197 H.)
5) Muqatil bin Sulaiman (w. 150 H.)
6) Ibnu Jarir Ath-Thabari (w. 310 H.)

b. Perkembangan ‘Ulumul Al-Qur’an Abad III H.


Pada abad III H. selain tafsir dan ilmu tafsir, para ulama mulai menyusun pula
beberapa ilmu Al-Qur’an (‘Ulumul Al-Qur’an), di antaranya:
1) ‘Ali bin al-MAdini (w. 234 H.), gurunya Imam Al-Bukhari, yang
menyusun Ilmu Asbab An-Nuzul
2) Abu ubaid al-qasimi bin salam (w. 224 H.) yang menyusun Ilmu
Nasikh Wa Al-Mansukh, Ilmu Qira’at, dan Fadha’il Al-Qur’an
3) Muhammad bin ayyub adh-durraits (w. 294 H.) yang menyusun Ilmu
Makki wa Al-Madani
4) Muhammad bin Khalaf Al-Marzuban (w. 309 H.) yang menyusun kitab
Al-Hawi Fi’ ‘Ulum Al-Qur’an

c. Perkembanga ‘ulumul Al-Qur’an abad IV H.


Pada abad IV H. mulai disusun Ilmu Gharib Al-Qur’an dan beberapa kitab
‘Ulumul Al-Qur’an dengan memakai istilah ‘Ulum Al-Qur’an. Diantara ulama
yang menyusun ilmu-ilmu itu adalah:
1) Abu Bakar As-Sijistani (w.330 H.) yang menyusun kitab Gharib Al-
Qur’an
2) Abu bakar Muhammad bin Al-Qasim Al-Anbari (w. 328 H.) yang
menyusun kitab ‘Aja’ib ‘Ulum Al-Qur’an
3) Abu Al-Hasan Al-Asy’ari (w. 324 H.) yang menyusun kitab Al-
Mukhtazan fi’ ‘Ulum Al-Qur’an.

5. Sebutkan 3 perbedaan surat Makkiyah dan surat Madaniyah !


1. Dari segi waktu turunnya surah makkiyah diturunkan Allah SWT kepada nabi
Muhammad pada periode dakwah di Mekkah, sementara surah Madaniyah adalah
surah yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW pada periode
dakwah Madinah.
2. Dari segi tempat turun nya , Makkiyah dalah yang turun dimekkah dan sekitarnya,
seperti Minna, Arafah dan Hudaibiyah. Dan Madaniyah ialah yang turun di
Madinah dan sekitarnya seperti Uhud, Quba dan Sil’
3. Dari segi sasaran pembicara Makkiyah adalah yang seruannya ditunjukan kepada
penduduk mekkah dan Madaniyah ditunjukan kepada penduduk Madinah

Anda mungkin juga menyukai