Disusun oleh :
i
DAFTAR ISI
Daftar Isi
PENDAHULUAN1
1. LATAR BELAKANG 2
2. RUMUSAN MASALAH 3
PEMBAHASAN 4
1.TUJUAN PENDIDIKAN PLURALISME 5
Ketik judul bab (Tingkat 3)6
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sejarah Al-Qur'an dimulai pada tahun 610 Masehi ketika Nabi Muhammad
(Saw.) menerima wahyu pertama di Gua Hira, Mekah, yang berlanjut selama 23 tahun.
Wahyu ini disampaikan kepadanya oleh Malaikat Jibril dan menjadi inti ajaran agama
Islam. Selama masa hidupnya, Nabi Muhammad (Saw.) dan para sahabatnya
memelihara dan menghafal wahyu-wahyu tersebut. Setelah wafatnya Nabi Muhammad
(Saw.), Khalifah Abu Bakar memerintahkan pengumpulan dan penulisan wahyu-wahyu
tersebut dalam bentuk tulisan, mengingat banyaknya penghafal yang gugur dalam
perang. Proses ini terus berlanjut di bawah kepemimpinan Khalifah Utsman, yang
menetapkan versi standar Al-Qur'an yang kemudian disebarkan ke berbagai wilayah
Islam untuk menghindari variasi bacaan yang mungkin terjadi. Penghafalan dan
penulisan awal menjadi metode utama dalam menjaga keaslian teks Al-Qur'an, dengan
kompilasi dan standarisasi teks oleh para khalifah menjadi langkah krusial dalam
menjaga keutuhan teks suci ini. Meskipun ditransmisikan secara lisan pada awalnya, Al-
Qur'an menunjukkan kelengkapan, konsistensi, dan keutuhan dalam bahasa dan isi,
menjadikannya kitab suci yang dihormati dalam agama Islam. Hingga saat ini, Al-Qur'an
hadir dalam berbagai terjemahan dan format digital, memungkinkan akses yang lebih
mudah dan meluas ke seluruh dunia Islam.
3
Rumusan Masalah
1. Apa tujuan pendidikan pluralisme dalam agama islam?
2. Bagaimana cara menyikapi isu pluralisme di Indinesia dalam agama
islam?
Tujuan penulisan
1. Memberi pengertian serta pehaman terhadap ummat islam Indonesia
khususnya, umumnya seluruh masyarakat Indonesia terkait
kemajemukan yang ada di negara Indonesia
2. Menanamkan sikap toleransi,islam rahmatallilamin dan menumpas
islam brutal di tengah keberagaman agama yang ada di Indonesia
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Al-Qur’an
1. Etimologi
Secara bahasa diambil dari kata: ا قر- يقرا- قراة- وقراناyang berarti
sesuatu yang dibaca. Arti ini mempunyai makna anjuran kepada umat
Islam untuk membaca Alquran. Alquran juga bentuk mashdar dari القراة
yang berarti menghimpun dan mengumpulkan. Dikatakan demikian sebab
seolah-olah Alquran menghimpun beberapa huruf, kata, dan kalimat secara
tertib sehingga tersusun rapi dan benar.1
Menurut M. Quraish Shihab, Alquran secara harfiyah berarti bacaan yang
sempurna. Ia merupakan suatu nama pilihan Allah yang tepat, karena tiada
suatu bacaanpun sejak manusia mengenal tulis baca lima ribu tahun yang lalu
yang dapat menandingi Alquran, bacaan sempurna lagi mulia.2
2. Terminologi
Alquran menurut istilah adalah firman Allah SWT. Yang disampaikan
oleh Malaikat Jibril dengan redaksi langsung dari Allah SWT. Kepada Nabi
Muhammad SAW, dan yang diterima oleh umat Islam dari generasi ke generasi
tanpa ada perubahan3 dan membacanya adalah ibadah.
Menurut Andi Rosa Alquran merupakan qodim pada makna-makna yang
bersifat doktrin dan makna universalnya saja, juga tetap menilai qodim pada
lafalnya. Dengan demikian Alquran dinyatakan bahwasannya bersifat kalam
nafsi berada di Baitul Izzah (al-sama’ al-duniya), dan itu semuanya bermuatan
makna muhkamat yang menjadi rujukan atau tempat kembalinya ayat-ayat
mutasyabihat.4
1
1 Anshori, Ulumul Quran, (Jakarta: Rajawali Press, 2013), p.17
2
M. Quraish Shihab, Wawasan Al-qur’an, (Bandung: Mizan, 1996), p.3
3
Anshori, Ulumul Quran, (Jakarta: Rajawali Press, 2013),...p.18
4
Andi Rosa, Tafsir Kontemporer, (Banten: Depdikbud Banten Press, 2015), p. 3
5
2.2 Nama Dan Sifat Al-Qur’an
Alquran merupakan kitab samawi yang paling mulia. Di antara nama-
nama Alquran adalah: al-Furqan, at-Tanzil, adz-Dzikr, al-Kitab. Selain itu,
alquran juga memiliki beberapa sifat yang mulia seperti, nur, hudan,
rahmah, syifa, mau’izah, aziz, mubarak, basyir, nadzir, dan semacamnya.
1. Al-Burhan (Dalil)
Allah Subhanahu Wa Ta‟ala telah menjadikan Al-Qur‟an ini sebagai
hujjah atas kaum pemeluk Yahudi, Nasrani, orang-orang musyrik ataupun
lainnya, Argumentasi kebenaran ini mencakupi dalil-dalil akal (rasional)
dan syar‟i, serta ayat-ayat kauniyah (tanda-tanda kebesaran Allah
Subhanahu Wa Ta‟ala) di segenap penjuru, sebagaimana firman Allah
Subhanahu Wa Ta‟ala:
6
dalam rentang waktu 23 tahun. Sementara kitab-kitab samawi sebelumnya,
diturunkan seluruhnya dengan sekali turun.
b. Dinamakan dengan Al-Furqan, karena Al-Qur‟an itu diturunkan sebagai
pembeda antara yang hak dan yang batil, yang halal dan yang haram, yang
global dan yang terperinci, baik dan buruk, petunjuk dan kesesatan, jalan
yang lurus dan jalan yang sesat, kebahagiaan dan kesengsaraan, orang-
orang mukmin dan orang-orang kafir, kaum yang jujur dan kaum yang
dusta serta orang-orang yang adil dan orang-orang zhalim. Dengan itulah
Umar bin al-Khattab Radhiyallahu „Anhu diberi gelar “Al-Faruq”
c. Ada yang berpendapat bahwa Al-Furqan adalah jalan keselamatan. Ini
adalah pendapat Ikrimah dan As-Suddi. Mengutip dari firman Allah
berikut ini:
َو ِإ ْذ آَتْيَنا ُم و َس ى ا ْل ِك َتا َب َو ا ْل ُف ْر َق اَن َل َع َّل ُك ْم َتْهَتُد وَن
Artinya:
Dan (ingatlah), ketika Kami berikan kepada Musa Al-Kitab (Taurat) dan
keterangan yang membedakan antara yang benar dan yang salah, agar
kamu mendapat petunjuk.” (Q.S. Al-Baqarah : 53)
Sedangkan nama “al-furqon” disebut dalam beberapa surat diantaranya
sebagai berikut.
َت َب ا َر َك ا َّلِذ ي َن َّز َل ا ْل ُف ْر َق اَن َع َل ٰى َع ْب ِد ِه ِلَي ُك وَن ِل ْل َع ا َل ِم يَن َن ِذ يًر ا
Artinya:
Maha suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan (Al Quran) kepada
hamba-Nya, agar Dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam
(Q.S. Al-Furqan : 1)
3. Al-Kitab (kitab)
Al-Kitab secara bahasa berarti al-jam’u (mengumpulkan). Menurut as-
Suyûthi, dinamai Al-Kitab karena Al-Qur’an
mengumpulkan berbagai macam ilmu, kisah dan berita. Menurut
Muhammad Abdullah Draz, sebagaimana dikutip Manna’ al-Qathân, Al-
Qur’an di samping dipelihara melalui lisan, juga dipelihara dengan tulisan.
7
Penamaannya dengan Al-Qur ’an dan Al-
Kitab,dua nama yang paling populer, mengisyaratkan bahwa kitab suci
Al-Qur ’an haruslah dipelihara melalui dua cara secara bersama, tidak
dengan salah satu saja, yaitu melalui hafalan (hifzhuhu fi as-shudur) dan
melalui tulisan (hifzhuhu fi as-suthur).
Artinya:
Artinya
Katakanlah: "Berita itu adalah berita yang besar (67) yang kamu berpaling
daripadanya.(68)
8
Kita perhatikan firman Allah S.W.T dalam Al-Qur’an sebagi berikut.
a. Q.S.Yunus : 57
َو َر ْح َم ٌة ِل ْل ُم ْؤ ِم ِن يَن
Artinya:
Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari
Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada)
dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang
beriman.
b. Q.S.Al-Isra : 82
َو ُن َن ِّز ُل ِم َن ا ْل ُق ْر آ ِن َم ا ُه َو ِش َف ا ٌء َو َر ْح َم ٌة ِل ْل ُم ْؤ ِم ِن يَن ۙ َو اَل َي ِز يُد ال َّظ ا ِلِم يَن ِإ اَّل َخ َس اًر ا