DOSEN PANGAMPUH:
Dr.H. Muhlis Nadjamuddin, MA
DISUSUN OLEH:
JUNIATI 223111033
AHMAD 223111031
Al-Qur’an merupakan kitab suci umat Islam yang diturunkan kepada Rasul
Allah (Nabi Muhammad SAW). Al-Qur’an dijadikan sebagai pedoman umat Islam
dalam menata dan melaksanakan kehidupan dunia dan akhirat. Al-Qur’an adalah
sumber utama dari segala sumber hukum dalam kehidupan, untuk itu umat Islam
harus berusaha mengetahui dan memahami isi kandungannya secara komprehensif.
Pengetahuan dan pemahaman terhadap Al-Qur’an semestinya diterapkan dan
dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Prinsip kita menjadikan Al-Qur’an
sebagai pedoman hidup bukan hanya pada tahu dan paham tentang isi dari
kandungannya namun juga pada pengetahuan dan pemahaman cara mengkaji Al-
Qur’an tersebut. Sehingga pemahaman terhadap Al-Qur’an bukan hanya sebatas
materi saja, tetapi berlanjut pada tahap pengkajian terhadap Al-Qur’an itu sendiri
termasuk mendalami ilmu-ilmu yang melandasi dalam penafsiran Al-Qur’an.
Sehingga dengan demikian akan melahirkan sebuah pengetahuan Ilmu Tafsir Al-
Qur’an. Al-Qur’an sebagai lentera kehidupan umat Islam memiliki kesucian,
keaslian, dan keluasan pembahasan yang tidak pernah kering, bahkan tidak
terbantahkan lagi seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Eksistensi Al-Qur’an diturunkan Allah sebagai wahyu-Nya kepada Nabi Muhammad
SAW yang berbentuk mushaf memiliki dinamika yang sangat menarik dan kompleks
untuk dipelajari dan diamalkan menjadi penuntun kehidupan umat manusia.
Jibril dengan lafal dan maknanya dari Allah SAW, yang dinukilkan secara mutawatir,
membacanya merupakan Ibadah yang dimaulai dari surat Al-Fatihah dan diakhiri
dengan surat AnNas. Ada yang mengatakan bahwa Al-Qur‟an adalah kalamullah
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui Malaikat Jibril sebagai mukjizat
dan berfungsi sebagai hidayah (petunjuk). Yang lain mengatakan bahwa AlQur‟an
adalah kalamullaah yang diwahyukan kepada kita yang ada pada kedua kulit mushaf.
Yang lain mengatakan bahwa Al-Qur‟an adalah kalamullah yang ada pada kedua
kulit mushaf yang dimulai dari surat Al-Fatihah dan diakhiri dengan surat As-Nas.
Yang lain juga mengatakan jiak AlQur’an adalah kalamullah yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad yang dinukil atau diriwayatkan secara mutawatir dan membacanya
bernilai ibadah. Ada juga yang mengatakan Al-Quran adalah kalamullah yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad dengan bahasa Arab yang sampai kepada kita
secara mutawatir yang ditulis di dalam mushaf dimulai dari surat Al-Fatihah dan di
akhiri dengan surat An-Nas, membacanya berfungsi sebagai ibadah sebagai mukjizat
bagi Nabi Muhammad dan sebagai hidayah atau petunjuk bagi umat manusia. Dari
penjelasan di atas dapat ditarik suatu pengertian bahwa Al-Qur‟an ialah wahyu yang
diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara
Malaikat Jibril dengan bahasa Arab sebagai mukjizat Nabi Muhammad yang
diturunkan secara mutawatir untuk dijadikan petunjuk dan pedoman hidup bagi setiap
uamt Islam yang ada di muka bumi.
Ruang Lingkup ‘Ulumul Qur’an Berkaitan dengan hal tersebut maka ‘Ulumul
Qur’an memiliki ruang lingkup pembahasan seperti diungkapkan oleh M. Hasbi
AsShiddieqy yang berpendapat bahwa ruang lingkup pembahasan ‘Ulum Al-Qur’an
terdiri dari enam hal pokok berikut:
4
1. Al-Kitab
2. Al-Qalam
3. Al-Furqan
4. Az-Dzikru
5. Al-Huda
6. Ar- Rahmah
7. An-Nuur
8. Ar-Ruuh
9. Asy-Syifaa
10. Al-Haq
11. Al-Bayaan
12. Al-Mauizah
13. Adz Dzikra
14. Al-Busyraa
15. Al-Burhaan
7
16. At-Tanzil
C. Sejarah Turunnya
a. Periode pertama
Periode pertama Diketahui bahwa Muhammad SAW pada awal turunnya
wahyu pertama itu belum dilantik menjadi Rasul. Dengan wahyu pertama itu
beliau baru merupakan seorang nabi yang tidak ditugaskan untuk
menyampaikan wahyu-wahyu yang diterimanya.
8
Periode ini berlangsung sekitar 4-5 tahun dan telah menimbulakan bermacam-
macam reaksi dikalangan masyarakat Arab ketika itu. Reaksi-reaksi tersebut
nyata dalam tiga hal yaitu :
(perkataan) Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW melalui
Malaikat Jibril dengan lafal dan maknanya. Al-Qur’an sebagai kitab Allah menempati
posisi sebagai sumber pertama dan utama dari seluruh ajaran Islam serta berfungsi
sebagai petunjuk atau pedoman bagi umat manusia dalam mencapai kebahagiaan
hidup di dunia dan di akhirat. ‘Ilm Asbāb an-Nuzūl adalah di antara metode yang
amat penting dalam memahami Al-Qur’an dan menafsirkannya. Seperti yang sudah
ditetapkan para ulama, bahwa Al-Qur’an itu diturunkan dengan dua bagian. Satu
bagian diturunkan secara langsung, dan bagian ini merupakan mayoritas Al-Qur’an.
Bagian kedua diturunkan setelah ada suatu kejadian atau permintaan, yang turun
mengiringi selama turunnya wahyu, yaitu selama tiga belas tahun. Bagian kedua
inilah yang akan di bahas berdasarkan sebab turunnya. Sebab, mengetahui sebab
turunnya dan seluk-beluk yang melingkupi nash, akan membantu pemahaman isi
kandungan Al-Qur’an dan apa yang akan dikehendaki dari nash itu. Paling sedikit ada
tiga kemungkinan mengapa tidak seluruh ayat Al-Qur’an dapat diketahui sebab-sebab
yang melatarbelakangi penurunannya. Kemungkinan pertama tidak semua hal yang
bertalian dengan proses turun Al-Qur’an ter-cover oleh para sahabat yang langsung
menyaksikan proses penurunan wahyu Al-Qur’an. Kedua, penyaksian para sahabat
terhadap hal-hal yang berkenaan dengan proses penurunan wahyu Al-Qur’an tidak
semuanya dicatat. Ketiga, terbuka lebar kemungkinan ada sejumlah ayat-ayat Al-
Qur’an yang penurunannya memang tetap dipandang tepat tanpa dikaitkan langsung
dengan suatu peristiwa/untuk mengenali sebab nuzūl ayat, selain bisa ditelusuri
melalui sejumlah kitab tafsir, atau dengan pertanyaan yang mendahuluinya. Nuzulul
Qur’an secara istilah adalah Peristiwa diturunkannya wahyu Allah SWT (Al-Qur’an)
kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara Malaikat Jibril AS secara bertahap.
Al-Qur’an diturunkannya melalui tiga fase atau tahapan:
Ketiga, Al-Qur’an turun dari Baitul ‘izzah di langit dunia langsung kepada
Nabi Muhammad SAW. Al-Qur’an diturunkan dengan bahasa Arab Quraisy.