Anda di halaman 1dari 13

RESUME

Dibuat untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah


Ulumul Qur’an dan Tafsir

DOSEN PANGAMPUH:
Dr.H. Muhlis Nadjamuddin, MA

DISUSUN OLEH:
JUNIATI 223111033
AHMAD 223111031

PROGRAM STUDI AHWALUS SYAKHSIYAH


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ALKHAIRAAT PALU
2023
2

A. Pengertian dan Ruang Lingkup Ulumul Qur’an


1. Pengertian Ulumul Qur’an

Al-Qur’an merupakan kitab suci umat Islam yang diturunkan kepada Rasul
Allah (Nabi Muhammad SAW). Al-Qur’an dijadikan sebagai pedoman umat Islam
dalam menata dan melaksanakan kehidupan dunia dan akhirat. Al-Qur’an adalah
sumber utama dari segala sumber hukum dalam kehidupan, untuk itu umat Islam
harus berusaha mengetahui dan memahami isi kandungannya secara komprehensif.
Pengetahuan dan pemahaman terhadap Al-Qur’an semestinya diterapkan dan
dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Prinsip kita menjadikan Al-Qur’an
sebagai pedoman hidup bukan hanya pada tahu dan paham tentang isi dari
kandungannya namun juga pada pengetahuan dan pemahaman cara mengkaji Al-
Qur’an tersebut. Sehingga pemahaman terhadap Al-Qur’an bukan hanya sebatas
materi saja, tetapi berlanjut pada tahap pengkajian terhadap Al-Qur’an itu sendiri
termasuk mendalami ilmu-ilmu yang melandasi dalam penafsiran Al-Qur’an.
Sehingga dengan demikian akan melahirkan sebuah pengetahuan Ilmu Tafsir Al-
Qur’an. Al-Qur’an sebagai lentera kehidupan umat Islam memiliki kesucian,
keaslian, dan keluasan pembahasan yang tidak pernah kering, bahkan tidak
terbantahkan lagi seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Eksistensi Al-Qur’an diturunkan Allah sebagai wahyu-Nya kepada Nabi Muhammad
SAW yang berbentuk mushaf memiliki dinamika yang sangat menarik dan kompleks
untuk dipelajari dan diamalkan menjadi penuntun kehidupan umat manusia.

Kata Al-Qur‟an menurut bahasa mempunyai arti bermacam-macam, salah


satunya adalah bacaan atau sesuatu yang harus di baca, dipelajari. Adapun menurut
istilah para ulama‟ berbeda pendapat dalam memberikan definisi terhadap
AlQur‟aan. Ada yang mengatakan bahwa Al-Qur‟an adalah kalam Allah yang
bersifat mu‟jizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara
3

Jibril dengan lafal dan maknanya dari Allah SAW, yang dinukilkan secara mutawatir,
membacanya merupakan Ibadah yang dimaulai dari surat Al-Fatihah dan diakhiri
dengan surat AnNas. Ada yang mengatakan bahwa Al-Qur‟an adalah kalamullah
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui Malaikat Jibril sebagai mukjizat
dan berfungsi sebagai hidayah (petunjuk). Yang lain mengatakan bahwa AlQur‟an
adalah kalamullaah yang diwahyukan kepada kita yang ada pada kedua kulit mushaf.
Yang lain mengatakan bahwa Al-Qur‟an adalah kalamullah yang ada pada kedua
kulit mushaf yang dimulai dari surat Al-Fatihah dan diakhiri dengan surat As-Nas.
Yang lain juga mengatakan jiak AlQur’an adalah kalamullah yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad yang dinukil atau diriwayatkan secara mutawatir dan membacanya
bernilai ibadah. Ada juga yang mengatakan Al-Quran adalah kalamullah yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad dengan bahasa Arab yang sampai kepada kita
secara mutawatir yang ditulis di dalam mushaf dimulai dari surat Al-Fatihah dan di
akhiri dengan surat An-Nas, membacanya berfungsi sebagai ibadah sebagai mukjizat
bagi Nabi Muhammad dan sebagai hidayah atau petunjuk bagi umat manusia. Dari
penjelasan di atas dapat ditarik suatu pengertian bahwa Al-Qur‟an ialah wahyu yang
diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara
Malaikat Jibril dengan bahasa Arab sebagai mukjizat Nabi Muhammad yang
diturunkan secara mutawatir untuk dijadikan petunjuk dan pedoman hidup bagi setiap
uamt Islam yang ada di muka bumi.

2. Ruang Lingkup Ulumul Qur’an

Ruang Lingkup ‘Ulumul Qur’an Berkaitan dengan hal tersebut maka ‘Ulumul
Qur’an memiliki ruang lingkup pembahasan seperti diungkapkan oleh M. Hasbi
AsShiddieqy yang berpendapat bahwa ruang lingkup pembahasan ‘Ulum Al-Qur’an
terdiri dari enam hal pokok berikut:
4

a. Persoalan turunnya Al-Qur’an (nuzul Al-Qur’an) Persoalan ini menyangkut


tiga hal :
 Waktu dan tempat turunnya Al-Qur’an (auqat nuzul wa mawathin an-
nuzul)
 Sebab-sebab turunnya Al-Qur’an (asbab an-nuzul)
 Sejarah turunnya Al-Qur’an (tarikh an-nuzul)
b. Persoalan sanad (rangkaian para periwayat) Persoalan ini menyangkut enam
hal :
 Riwayat mutawatir
 Riwayat ahad
 Riwayat syadz
 Macam-macam qira’at Nabi
 Para perawi dan penghapal Al-Qur’an
 Cara-cara penyebaran riwayat (tahammul)
c. Persoalan qira’at (cara pembacaan Al-Qur’an) Persoalan ini menyangkut
hal-hal berikut ini :
 Cara berhenti (waqaf)
 Cara memulai (ibtida’)
 Imalah
 Bacaan yang dipanjangkan (madd)
 Meringankan bacaan hamzah
 Memasukkan bunyi huruf yang sukun kepada bunyi sesudahnya
(idhgam)
d. Persoalan kata-kata Al-Qur’an Persoalan ini menyangkut beberapa hal
berikut :
 Kata-kata Al-Qur’an yang asing (gharib)
 Kata-kata Al-Qur’an yang berubah-ubah harakat akhirnya (mu’rob)
5

 Kata-kata Al-Qur’an yang mempunyai makna serupa (homonym)


 Padanan kata-kata Al-Qur’an (sinonim)
 Isti’arah
 Penyerupaan (tasybih)
e. Persoalan makna-makna Al-Qur’an yang berkaitan dengan hukum
Persoalan ini menyangkut hal-hal berikut :
 Makan umum (‘am) yang tetap dalam keumumannya
 Makan umum (‘am) yang dimaksudkan makna khusus
 Makan umum (‘am) yang maknanya dikhususkan sunnah
 Nash
 Makna lahir
 Makna global (mujmal)
 Makan yang diperinci (mufashshal)
 Makna yang ditunjukkan oleh konteks pembicaraan (manthuq)
 Makan yang dapat di pahami dari konteks pembicaraan (mafhum)
 Nash yang petunjukknya tidak melahirkan keraguan (muhkam)
 Nash yang musykil ditafsirkan karena terdapat kesamaran di dalamnya
(mutasyabih)
 Nash yang maknanya tersembunyi karena suatu sebab yang terdapat
pada kata itu sendiri (musykil)
 Ayat yang menghapus dan dihapus (nasikh-mansukh)
 Yang didahulukan (muqaddam)
 Yang diakhirkan (mu’akhakhar)
f. Persoalan makna-makna Al-Qur’an yang berpautan dengan katakata Al-
Qur’an Persoalan ini menyangkut hal-hal berikut :
 Berpisah (fashl)
 Bersambung (washl)
6

 Uraian singkat (i’jaz)


 Uraian panjang (ithnab)
 Uraian seimbang (musawah)
 Pendek (qashr)

B. Pengertian dan Nama- Nama Al-Qur’an Sejarah Turunnya

Pengertian Al-Quran secara bahasa al-Qur’an berarti bacaan yang sempurna,


sedang menurut istilah, Al-Qur’an ialah firman allah yang diturunkan kepada nabi
Muhammad SAW melalui perantara malaikat Jibril, sebagai kitab suci umat islam
serta akan diberi pahala bagi umat islam yang membaca, menghafal, dan
mengamalkannya. Adapun Nama lain dari Al-Qur’an adalah:

1. Al-Kitab
2. Al-Qalam
3. Al-Furqan
4. Az-Dzikru
5. Al-Huda
6. Ar- Rahmah
7. An-Nuur
8. Ar-Ruuh
9. Asy-Syifaa
10. Al-Haq
11. Al-Bayaan
12. Al-Mauizah
13. Adz Dzikra
14. Al-Busyraa
15. Al-Burhaan
7

16. At-Tanzil

C. Sejarah Turunnya

Sejarah Turunya Al-Qur’an Al-Qur‟an mulai diturunkan kepada Nabi ketika


sedang berkholwat di gua Hira pada malam isnen bertepatan dengan tanggal tujuh
belas Ramadhan tahun 41 dari kelahiran Nabi Muhammad SAW, 6 Agustus 610 M.
Sesuai dengan kemuliaan dan kebesaran Al-Qur‟an, Allah jadikan malam permulaan
turun Al-Qur‟an itu malam “ Al-Qodar “, yaitu malam yang penuh kemuliaan. Al-
Qur‟an Al-Karim terdiri dari 30 Juz, 114 surat dan susunannya ditentukan oleh Allah
SWT. Dengan cara tawfiqi tidak menggunakan metode sebagaimana metode-metode
penyusunan buku ilmiah. Buku ilmiah yang membahas satu masalah selalu
menggunakan satu metode tertentu, metode ini tidak terdapat dalam Al-Qur’an Al-
Karim yang di dalamnya banyak persoalan induk silih berganti diterangkan. Pada
Ulama‟ Ulumul Qur‟an membagi sejarah turunnya Al-Qur’an dalam dua periode
yaitu periode sebelum hijrah dan periode sesudah hijrah. Ayat-ayat yang turun pada
periode pertama dinamai ayat-ayat Makkiyah, dan ayat-ayat yang turun pada periode
kedua dinamakan ayat-ayat Madaniyah. Tetapi di dini akan dibagi sejarah turunya Al-
Qur’an dalam tiga priode, meskipun pada hakikatnya priode pertama dan kedua
dalam pembagian tersebut adalah kumpulan dari ayatayat Makiyyah dan periode
ketiga adalah ayat-ayat Madaniyyah.

a. Periode pertama
Periode pertama Diketahui bahwa Muhammad SAW pada awal turunnya
wahyu pertama itu belum dilantik menjadi Rasul. Dengan wahyu pertama itu
beliau baru merupakan seorang nabi yang tidak ditugaskan untuk
menyampaikan wahyu-wahyu yang diterimanya.
8

Periode ini berlangsung sekitar 4-5 tahun dan telah menimbulakan bermacam-
macam reaksi dikalangan masyarakat Arab ketika itu. Reaksi-reaksi tersebut
nyata dalam tiga hal yaitu :

 Segolongan kecil dari mereka menerima dengan baik ajaran-ajaran Al-


Qur’an.
 Sebagian besar dari masyarakat tersebut menolak ajaran Al-Qur’an
karena kebodohan mereka, keteguhan mereka mempertahankan adat
istiadat dan tradisi nenk moyang, dan karena adanya maksud-maksdu
tertentu dari satu golongan seperti yang digambarkan oleh Abu Sufyan :
“Kalau sekirannya Bani Hasyim memperoleh kemuliaan Nubuwwah,
kemudian apa lagi yang tinggal untuk kami.
 Dakwah Al-Qur’an mulai melebar melampaui perbatasan Makkah
menuju daerah-daerah sekitarnya.
b. Periode kedua
Periode kedua dari sejarah turunya AlQur’an berlangsung selama 8-9 tahun,
dimana terjadi pertarungan hebat antara gerakan Islam dan Jahiliah.
Gerakan oposisi terhadap Islam menggunakan segala cara dan sistem untuk
menghalangi kemajuan dakwah Islamiah. Dimulai dari fitnah, intimidasi
dan penganiayaan, yang mengakibatkan para penganut ajaran Al-Qur’an.
ketika itu terpaksa berhijrah ke Habsyah dan pada akhirnya mereka semua
termasuk Rasulullah SAW berhijrah ke Madinah.
c. Priode ketiga
Selama masa priode ketiga ini, dakwah Al-Qur’an telah dapat mewujudkan
suatu prestasi besar karena penganut-penganutnya telah dapat hidup bebas
melaksanakan ajaranajaran agama di Yasrib ( yang kemudian diberi nama
Al-Madinah Al-Munawarah ). Periode ini berlangsung selama sepuluh
tahun, dan timbul bermacam-macam pristiwa, problem, dan persoalan,
9

seperti: prinsipprinsip apakah yang diterapkan dalam masyarakat demi


mencapai kebahagiaan. Bagaimanakah sikap terhadap orang-orang munafik,
Ahli Kitab, orang-orang kafir dan lain-lain yang semua itu diterangkan
AlQur’an dengan cara yang berbeda-beda.
Sebagaimana diketahui bahwa Al-Qur’an adalah sumber utama dan pertama
dari ajaran Agama Islam. Berbeda dengan kitab suci agama lain, Al-Qur’an
yang diturunkan kepada nabi Muhammad tidak hannya mengandung
pokokpokok Agama. Isinya mengandung segala sesuatu yang diperlukan
bagi kepentingan hidup dan kepentingan manusia yang bersifat
perseorangan dan kemsyarakatan, baik berupa nilai-nilai moral dan norma-
norma hukum yang mengatur hubungan manusia dengan makhluk lainnya.
Al-Qur’an adalah kitab petunjuk, demikian hasil yang kita peroleh dari
mempelajari sejarah turunya. Untuk itu Al-Qur’an mempunyai tiga tujuan
pokok yaitu:
 Petunjuk aqidah dan kepercayaan yang harus dianut oleh manusia yang
tersimpul dalam keimanan akan keesaan Tuhan dan kepercayaan akan
kepastian adanya hari pembalasan.
 Petunjuk mengenai akhlak yang murni dengan jalan menerangkan
norma-norma keagamaan dan susila ang harus diikuti oleh manusia
dalam kehidupannya secara individual atau kolektif.
 Petunjuk mengenai syariat dan hukum dengan jalan menerangkan
dasar-dasar hukum yang harus diikuti oleh manusia dalam
hubungannay dengan Tuhan dan sesamanya. Atau dengan kata lain
yang lebih singkat, “ Al-Qur’an adalah petunjuk bagi seluruh umat
manusia ke jalan kebaikan yang harus ditempuh demi kebahagiaan
hidup di dunia dan akhirat,” Dari uaraian di atas menunjukan bahwa
AlQur’an mengandung petunjuk bagi umat manusia ke jalan kebajikan
yang harus ditempuh jika seseorang mendambakan kebahagiaan dan
10

menghindari kejahatan jika seseorang tidak ingin terjerumus ke lembah


kesensaraan.

D. Hikmah Sejarah Diturunkannya Al-Qur’an Secara Berangsur-angsur

Al-Qur’an tidak diturunkan kepada Rasulullah SAW sekaligus satu kitab.


Tetapi secara berangsur-angsur, surat-persurat dan ayatperayat. Sebagaimana yang
kita ketahui segala sesuatu yang Allah kehendaki itu mengandung hikmah dan
memiliki tujuan. Demikian pula dengan proses turunnya Al-Qur’an secara bertahap.
Diantara hikmah atau tujuannya adalah sebagai berikut :

1. Untuk menguatkan hati Nabi Muhammad SAW


Sebab dengan turunnya wahyu secara bertahap menurut peristiwa, kondisi,
dan situasi yang mengiringinya, tentu hal itu lebih sangat kuat menancap
dan sangat terkesan di hati sang penerima wahyu tersebut, yakni Nabi
Muhammad SAW. Dengan begitu turunnya malaikat kepada beliau juga
lebih sering, yang tentunya akan membawa dampak psikologis kepada
beliau; terbaharui semangatnya dalam mengemban risalah dari sisi Allah.
Beliau tentunya juga sangat bergembira dengan kegembiraan yang sulit
diungkapkan dengan kata-kata.
2. Untuk menantang orang-orang kafir yang mengingkari AlQur’an
Allah menantang orang-orang kafir untuk membuat satu surat saja yang
sebanding dengannya. Dan ternyata mereka tidak sanggup membuat satu
surat saja yang seperti Al-Qur’an, apalagi membuat langsung satu kitab.
3. Supaya mudah dihafal dan dipahami
Dengan turunnya Al-Qur’an secara berangsur-angsur, sangatlah mudah
bagi manusia untuk menghafal serta memahami maknanya. Lebih-lebih
bagi orang-orang yang buta huruf seperti orang-orang Arab pada saat itu.
11

Oleh karena itu Al-Qur’an turun secara berangsur-angsur tentu sangat


menolong mereka dalam menghafal serta memahami ayat-ayatnya.
4. Supaya orang-orang mukmin antusias dalam menerima Qur’an dan giat
mengamalkannya
Kaum muslimin waktu itu memang senantiasa menginginkan serta
merindukan turunnya ayat-ayat Al-Qur’an. Apalagi pada saat ada
peristiwa yang sangat menuntut penyelesaian wahyu; seperti ayat-ayat
mengenai kabar bohong yang disebarkan oleh kaum munafik untuk
memfitnah ummul mukminin Aisyah radiyallahu’anha, dan ayat-ayat
tentang li’an.
5. Mengiringi kejadian-kejadian di masyarakat dan bertahap dalam
menetapkan suatu hukum.
Al-Qur’an turun secara berangsur-angsur, yakni dimulai dari masalah-
masalah yang sangat penting kemudian menyusul masalahmasalah yang
penting. Nah, karena masalah yang sangat pokok dalam Islam adalah
masalah Iman, maka pertama kali yang diprioritaskan oleh Al-Qur’an
ialah tentang keimanan kepada Allah, malaikat, iman kepada kitab-
kitabnya, para rasulnya, iman kepada hari akhir, kebangkitan dari kubur,
surga dan neraka. Setelah akidah Islamiyah itu tumbuh dan mengakar di
hati, baru Allah menurunkan ayat-ayat yang memerintah berakhlak yang
baik dan mencegah perbuatan keji dan mungkar untuk membasmi
kejahatan serta kerusakan sampai ke akarnya. Juga ayat-ayat yang
menerangkan halal haram pada makanan, minuman, harta benda,
kehormatan dan hukum syari’ah lainnya.

Begitulah Al-Qur’an diturunkan sesuai dengan kejadian-kejadian yang


mengiringi perjalanan jihad panjang kaum muslimin dalam memperjuangkan agama
Allah di muka bumi. Dan ayat-ayat itu tak henti-henti memotivasi mereka dalam
perjuangan ini. Dari uraian di atas jelaslah bahwa Al-Qur’an adalah kalam
12

(perkataan) Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW melalui
Malaikat Jibril dengan lafal dan maknanya. Al-Qur’an sebagai kitab Allah menempati
posisi sebagai sumber pertama dan utama dari seluruh ajaran Islam serta berfungsi
sebagai petunjuk atau pedoman bagi umat manusia dalam mencapai kebahagiaan
hidup di dunia dan di akhirat. ‘Ilm Asbāb an-Nuzūl adalah di antara metode yang
amat penting dalam memahami Al-Qur’an dan menafsirkannya. Seperti yang sudah
ditetapkan para ulama, bahwa Al-Qur’an itu diturunkan dengan dua bagian. Satu
bagian diturunkan secara langsung, dan bagian ini merupakan mayoritas Al-Qur’an.
Bagian kedua diturunkan setelah ada suatu kejadian atau permintaan, yang turun
mengiringi selama turunnya wahyu, yaitu selama tiga belas tahun. Bagian kedua
inilah yang akan di bahas berdasarkan sebab turunnya. Sebab, mengetahui sebab
turunnya dan seluk-beluk yang melingkupi nash, akan membantu pemahaman isi
kandungan Al-Qur’an dan apa yang akan dikehendaki dari nash itu. Paling sedikit ada
tiga kemungkinan mengapa tidak seluruh ayat Al-Qur’an dapat diketahui sebab-sebab
yang melatarbelakangi penurunannya. Kemungkinan pertama tidak semua hal yang
bertalian dengan proses turun Al-Qur’an ter-cover oleh para sahabat yang langsung
menyaksikan proses penurunan wahyu Al-Qur’an. Kedua, penyaksian para sahabat
terhadap hal-hal yang berkenaan dengan proses penurunan wahyu Al-Qur’an tidak
semuanya dicatat. Ketiga, terbuka lebar kemungkinan ada sejumlah ayat-ayat Al-
Qur’an yang penurunannya memang tetap dipandang tepat tanpa dikaitkan langsung
dengan suatu peristiwa/untuk mengenali sebab nuzūl ayat, selain bisa ditelusuri
melalui sejumlah kitab tafsir, atau dengan pertanyaan yang mendahuluinya. Nuzulul
Qur’an secara istilah adalah Peristiwa diturunkannya wahyu Allah SWT (Al-Qur’an)
kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara Malaikat Jibril AS secara bertahap.
Al-Qur’an diturunkannya melalui tiga fase atau tahapan:

 Tahap pertama, Al-Qur’an diturunkan / ditempatkan ke Lauh Mahfudh.


 Kedua Al-Qur’an turun dari Lauh Mahfudh ke Baitul ‘izzah di Langit dunia.
13

 Ketiga, Al-Qur’an turun dari Baitul ‘izzah di langit dunia langsung kepada
Nabi Muhammad SAW. Al-Qur’an diturunkan dengan bahasa Arab Quraisy.

Pada dasarnya hikmah diturunkannya Al-Qur’an secara bertahap yaitu: Untuk


menguatkan hati Nabi Muhammad SAW. Untuk menantang orang-orang kafir yang
mengingkari Al-Qur’an. Supaya mudah dihafal dan dipahami. Supaya orang-orang
mukmin antusias dalam menerima Al-Qur’an dan giat mengamalkannya. Mengiringi
kejadian-kejadian di masyarakat dan bertahap dalam menetapkan suatu hukum.

Anda mungkin juga menyukai