Anda di halaman 1dari 5

ULUM AL-QUR’AN, RUANG LINGKUP DAN SEJARAHNYA

Oleh:

Imroatul Hidayah (06020121047)

Jelita Sahl Firdausi (06020121050)

Muhammad Dzikrulloh (06020121057)

Prodi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

ABSTRAK

Al-Qur’an merupakan pedoman pertama dan utama bagi umat Islam.


5. METODE PENELITIAN

6. HASIL PENELITIAN

7. PEMBAHASAN

A. Pengertian Ulum al-Qur’an


‘Ulum al-Qur’an menurut bahasa berasal dari bahasa Arab yang terdiri dari
dua kata yaitu ‘ulum dan al-Qur’an. Kata ‘ulum adalah bentuk jamak dari kata ‘ilm
yang berarti pengetahuan. ‘Ulum berarti al-fahmu wa al-ma’rifat (pemahaman dan
pengetahuan). Sedangkan, ‘ilm berarti al-fahmu wa al-idrak (paham dan menguasai).
1
Sebelum membahas pengertian ‘Ulum al-Qur’an lebih lanjut, perlu terlebih dahulu
mengetahui apa arti dari al-Qur’an itu sendiri. Kata al-Qur’an secara etimologi
(bahasa) berasal dari bahasa Arab qara’a – yaqra’u yang berarti bacaan atau sesuatu
yang dibaca berulang-ulang. Kata al-Qur’an adalah bentuk kata benda (masdar) yang
maknanya sinonim dengan qira’ah, yakni bacaan. Sebagaimana yang terdapat dalam
al-Qur’an Surah al-Qiyamah/75: 17-18 berikut.

ٗ‫فَاِ َذا قَ َر ْأ ٰنهُ فَاتَّبِ ْع قُرْ ٰانَه‬ ٗ‫ه َوقُرْ ٰانَه‬Lٗ ‫اِ َّن َعلَ ْينَا َج ْم َع‬

Artinya: “Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (didadamu)


dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya,
maka ikutilah bacaannya itu.”(Q.S. al-Qiyamah (75): 17-18)2
Secara terminologi (istilah), pengertian al-Qur’an menurut para ulama 3 sebagai
berikut.
1. Muhammad ‘Abd al-Azim al-Zarqani mendefinisikan al-Qur’an sebagai
berikut:

Artinya:
al-Qur’an adalah firman Allah Swt, yang mengandung mukjizat, yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, yang tertulis dalam mushaf,

1
Achmad Abubakar, La Ode Ismail Ahmad, and Yusuf Assagaf, ‘Ulumul Qur’an : Pisau
Analisis Dalam Menafsirkan Al-Qur’an - Repositori UIN Alauddin Makassar’, Semesta Aksara, 2019,
h. 1.
2
Ahmad Mahfudz, Triyadi, and Trio Handoko, Al-Qur’an Hadis, Edisi II, Rahma Media Pustaka. h. 4.
3
Fitrawansah, Ulumul Quran Sebagai Ilmu, Gowa, Juli 2019, h. 2-3.
diriwayatkan secara mutawatir yang merupakan ibadah bagi yang
membacanya.
2. Imam Jalal al-Din al-Suyuthi mengemukakan definisi al-Qur’an ialah firman
Allah Swt. yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. sebagai mukjizat,
walaupun hanya dengan satu surah daripadanya.
3. Mardan mendefinisikan al-Qur’an yang lebih luas, ia mendefinisikan al-
Qur’an yaitu firman Allah swt. yang mengandung mukjizat, yang diturunkan
kepada penutup para nabi dan Rasul dengan perantara malaikat Jibril as,. yang
tertulis dalam mushaf disampaikan secara mutawatir yang dianggap ibadah
bagi yang membacanya, yang dimulai dengan surah al-Fatihah dan ditutup
dengan surah al-Nas.4
4. Muhammad ‘Abd al-Rahim mengemukakan bahwa al-Qur’an adalah kitab
samawi yang diwahyukan Allah swt. kepada Rasul-Nya, Muhammad saw.
penutup para nabi dan rasul melalui perantaraan Jibril yang disampaikan
kepada generasi berikutnya secara mutawatir, dianggap ibadah bagi orang
yang membacanya.5
5. M. Qurais Shihab mendefinisikan al-Qur’an sebagai firman-firman Allah swt.
yang disampaikan oleh malaikat Jibril sesuai redaksinya kepada Nabi
Muhammad saw, dan diterima oleh ummat Islam secara tawatur.6
Dari beberapa definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa al-Qur’an
adalah kalam Allah swt. yang merupakan mukjizat yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad saw. melalui malaikat Jibril dan ditulis dalam mushaf serta diriwayatkan
dengan mutawatir, membacanya termasuk ibadah.
Berdasarkan beberapa pengertian ‘ulum dan al-Qur’an yang telah
dikemukakan di atas, maka kata ‘ulum yang disandarkan kepada al-Qur’an
memberikan pengertian bahwa ‘Ulum al-Qur’an merupakan kumpulan sejumlah
pengetahuan (ilmu) yang berkaitan dengan al-Qur’an, baik secara umum maupun
secara khusus. Secara umum seperti ilmu agama dan bahasa Arab. Sedangkan secara
khusus seperti sebab turunnya al-Qur’an, Nuzul al-Qur’an, nasikh dan mansukh,
makkiyyah dan madaniyah, serta ilmu-ilmu lainnya.7

4
Mardan, Al-Qur’an: Sebuah Pengantar Memahami Al-Qur’an, Cet. I (Jakarta: Mapan, 2009), h. 29.
5
Fitrawansah, Ulumul Qur’an Sebagai Ilmu, Gowa, Juli 2019, h. 3.
6
Wahyudin, M. Saifulloh, Ulum Al-Quran, Sejarah, dan perkembangannya, Jurnal Sosial Humaniora, Vol. 6 No. 1, Juni
2013, h. 22.
7
Fitrawansah, Ulumul Qur’an Sebagai Ilmu, Gowa, Juli 2019, h. 4.
Secara terminologi (istilah), definisi ‘Ulum al-Qur’an 8 menurut pendapat para
ulama sebagai berikut.
1. Muhammad Abd al-Azim al-Zarqani (Imam al-Zarqani) memberikan definisi
bahwa ‘Ulum Al-Qur’an merupakan sejumlah pembahasan yang berhubungan
dengan al-Qur’an dari segi turunnya, urutannya, susunannya, pengumpulan,
penulisan, bacaan dan cara membacanya, penafsiran, kemukjizatannya, nasikh
dan mansukh, serta penolakan hal-hal yang bisa menimbulkan keraguan dan
selainnya.
2. Manna’ al-Qattan memberikan pengertian bahwa ‘Ulum al-Qur’an merupakan
ilmu yang mencakup pembahasan-pembahasan yang berkaitan dengan al-
Qur’an dari sisi Asbabun Nuzul (sebab-sebab turunnya al-Qur’an),
pengumpulan al-Qur’an dan urutannya, pengetahuan tentang ayat-ayat yang
diturunkan di Makkah (Makkiyyah) dan ayat-ayat yang diturunkan di Madinah
(Madaniyyah), serta hal-hal lain yang berhubungan dengan al-Qur’an.
3. Imam al-Suyuthi mendefinisikan bahwa ‘Ulum al-Qur’an adalah ilmu yang
membahas tentang kondisi al-Qur’an ditinjau dari aspek turunnya al-Qur’an,
sanadnya, adabnya, lafaznya, serta makna-makna yang berhubungan dengan
hukum dan selainnya.
4. Muhammad Abu Syuhbah memberikan pengertian bahwa ‘Ulum al-Qur’an
merupakan ilmu yang mempunyai sejumlah pembahasan yang berhubungan
dengan al-Qur’an dari segi turunnya, urutan, penulisan, pengumpulan, qiraat,
tafsir, mukjizat, nasikh dan mansukhnya, muhkam mutasyabihnya dan
pembahasan lainnya.9
Empat definisi yang telah dikemukakan di atas, memiliki persetujuan dalam
dua hal. Pertama, bahwa ‘Ulum al-Qur’an merupakan sejumlah pembahasan (ilmu
pengetahuan) yang berhubungan dengan al-Qur’an. Kedua, masing-masing pendapat
berpeluang memasukkan aspek lain ke dalam ‘Ulum al-Qur’an. Dengan kata lain
keempat pendapat tidak memberikan batasan tentang jumlah ilmu yang masuk ke
dalam kelompok ‘Ulum al-Qur’an.

8
Wahyudin, M. Saifulloh, Ulum Al-Quran, Sejarah, dan perkembangannya, Jurnal Sosial Humaniora, Vol. 6 No. 1, Juni
2013, h. 23.
9
Fitrawansah, Ulumul Qur’an Sebagai Ilmu, Gowa, Juli 2019, h. 5.
Sedangkan perbedaan yang terlihat dari keempat definisi di atas adalah pada
aspek pembahasannya. Namun hal tersebut berfungsi untuk memudahkan pembaca
dalam memahaminya.
B. Tujuan mempelajari Ulum al-Qur’an
Dengan mempelajari ‘Ulum al-Qur’an, seseorang dapat mengetahui cara
wahyu al-Qur’an turun kepada Rasulullah saw. cara beliau menerima wahyu dan
mengajarkannya kepada para sahabat, serta cara beliau menafsirkan ayat-ayat al-
Qur’an. Dengan ‘Ulum al-Qur’an umat Islam dapat memahami isi al-Qur’an,
mengetahui kemukjizatan al-Qur’an, memelihara, menghafal, menafsirkan,
menghayati, dan menisbatkan hukum ajaran yang terdapat dalam al-Qur’an.
Tujuan ‘Ulum al-Qur’an selain untuk memperkuat keyakinan terhadap
kebenaran al-Qur’an juga dapat menolak keraguan terhadap kemurnian al-Qur’an.
‘Ulum al-Qur’an dapat membantu menyelesaikan masalah kehidupan manusia, serta
bertujuan untuk memperoleh hidayah dan ilmu pengetahuan.10

10
Sahid HM, ‘Ulum al-Qur’an (Memahami Otentifikasi al-Qur’an, Cet. I (Surabaya: Wonocolo, 2016), h. 13-14.

Anda mungkin juga menyukai