Anda di halaman 1dari 17

Pengertian Al-qur’an dan wahyu ,kedudukan dan fungsi Al-

qur’an dalam kehidupan umat islam

Kelompok 1 :

Putri Ramadani _117

Nida Azkiya_111

Dosen:

Dr. Khairan Muhammad Arif, M.Ed, MA

Mata Kuliah :

Al-Qur’an Hadits Tarbawi

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH


IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUANUIN SYARIF


HIDAYATULLAH JAKARTA
Kata Pengantar

Puji syukur Kita Panjatkan Atas kehadirat Allah SWT, Karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya. Kami selaku kelompok 1 dapat menyelesaikan Makalah Al-Qur’an
Hadits Tarbawi yang Berjudul “Pengertian Al-qur’an dan wahyu ,kedudukan dan
fungsi Al-qur’an dalam kehidupan umat islam”. Sholawat serta salam tak lupa
juga kita curahkan kepada junjungan nabi besar kita nabi Muhammad SWA,
Kepada keluarganya serta sahabatnya semoga kita semua mendapatkan syafaatnya
kelak diyaumil akhir nanti. Kami kelompok 1 berharap makalah ini bisa
menambah pengetahuan dan wawasan bagi pembaca,dan kami ingin
menyampaikan rasa terimakasih kepada pihak yang membantu kami dalam
menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa masih banyak kelemahan dan
kekurangan dalam penulisan makalah ini. Untuk itu kami sangat menerima kritik
dan saran yang bersifat membangun serta menyempurnakan makalah selanjutnya.

Jakarta,13 Maret 2022


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………..i

DAFTAR ISI……………………………………………………………… ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.......................................................................

B. Rumusan Masalah................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian al-quran ………...…………………………………….


B. Pengertian wahyu ……….…………………..
C. Kedudukan al-quran ……….…………………..
D. Fungsi al quran ……….…………………..

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………………

DAFTAR REFERESI ……………………………………………………….


Bab I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Alquran merupakan kitab suci terakhir umat Islam sebagai pedoman hidup
dan penyempurna dari ajaran-ajaran agama sebelumnya. Alquran sarat dengan
makna dan relevan dengan segala zaman. Penunjukan Allah SWT kepada Nabi
Muhammad SAW sebagai nabi terakhir dan penutup para nabi dan rasul sangat
tepat bilamana disandingkan dengan Alquran sebagai mu‟jizatnya. Keberadaan
Alquran akan terus dikaji dan diteliti dari segala hal, karena Alquran memuat
berbagai petunjuk yang erat kaitannya dengan kehidupan manusia dan alam, baik
sebagai makhluk individu maupun sosial. Alquran dalam realisasinya mampu
membentuk karakter dan kesadaran manusia akan Tuhannya sekaligus sebagai
khalifah di bumi.

setiap manusia berusaha mengenal, memperhatikan dan mempelajari Alquran


secara menyeluruh agar dalam kehidupannya tercipta kebermanfaatan dan
kebaikan bagi sesama. Sesuai dengan firman Allah SWT dalam Surah
Muhammad (47) Artinya: “Tidakkah mereka menghayati Alquran ataukah hati
mereka terkunci?”. (QS. Muhammad:24)

Alquran sebagai wahyu Allah sangat disakralkan oleh kalangan umat islam
sebagai kitab suci terakhir yang mengandung petunjuk dan pedoman hidup
manusia agar selamat di dunia dan akhirat. Alquran tidak hanya cukup dibaca
maupun dihafal melainkan juga perlu pengkajian dan penelitian. Alquran apabila
dikaji maka semakin tampak kedalaman dan keluasan maknanya maka perlu
kesungguhan, keahlian khusus dan keuletan dalam meneliti dan mengkaji Alquran
bukan hanya pada teksnya melainkan juga pada segala aspek yang terkait dengan
Alquran karena tidak semua orang mampu menyelami makna Alquran secara
menyeluruh. Selain sebagai petunjuk, Alquran juga menjadi pembeda antara
kebenaran dan kebatilan. Itulah sebabnya penulis ingin memberikan uraian
tentang wahyu dan cara penyampaiannya, pengertian Alquran dan wahyu serta
kedudukan dan fungsi al-qur’an dalam kehidupan umat islam.

A. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian al –quran dan wahyu ?
2. Bagaimana kah ayat yang terkait dengan al-qur’an dan wahyu serta
kedudukan dan fungsi al-quran ?
3. Bagaimana kedudukan al-qur’an ?
4. Apa fungsi alquran dalam kehidupan umat islam ?
Bab II

Pembahasan dan Hasil

A. Pengertian Al –qur’an
Al-Qur’an merupakan kitab suci umat islam yang diturunkan Allah kepada
rasulnya yang terakhir yaitu nabi Muhammad SAWsekaligus sebagai mukjizat
yang terbesar diantara mukjizat- mukjizat yang lain. Turunnya Al-Qur’an dalam
kurun waktu 23 tahun, dibagi menjadi dua fase. Pertama diturunkan di Mekkah
yang biasa disebut dengan ayat-ayat Makkiyah. Dan yang kedua diturunkan di
Madinah disebut dengan ayat-ayat Madaniyah. (Muhammad Roihan Daulay,
2014).

Al-Quran merupakan istilah dari bahasa arab yang memiliki arti bacaan. Al-Quran
diturunkan oleh Allah melalui malaikat Jibril. Al-Quran diturunkan secara
berangsur-angsur di kota besar Mekah dan Madinah sejak tahun 610 M sampai
kematian Nabi Muhammad tiba yaitu pada tahun 632 M.

Istilah Al-Quran berasal dari kata kerja qara’a yang artinya membaca. Istilah Al-
Quran juga tertulis di dalam Al-Quran itu sendiri, bahkan istilah Al-Quran muncul
sebanyak 70 kali, salah satunya tercantum dalam surat At-taubah ayat 111 yang
berbunyi,

‫ ِه‬Iْ‫ دًا َعلَي‬I‫وْ نَ َو ْع‬Iُ‫وْ نَ َويُ ْقتَل‬IIُ‫ْن اَ ْنفُ َسهُ ْم َواَ ْم َوالَهُ ْم بِا َ َّن لَهُ ُم ْال َجنَّ ۗةَ يُقَاتِلُوْ نَ فِ ْي َسبِي ِْل هّٰللا ِ فَيَ ْقتُل‬Iَ ‫اِ َّن هّٰللا َ ا ْشت َٰرى ِمنَ ْال ُمْؤ ِمنِي‬
‫هّٰللا‬
َ Iُ‫كَ ه‬IIِ‫م الَّ ِذيْ بَايَ ْعتُ ْم بِ ٖ ۗه َو ٰذل‬Iُ ‫َحقًّا فِى التَّوْ ٰرى ِة َوااْل ِ ْن ِج ْي ِل َو ْالقُرْ ٰا ۗ ِن َو َم ْن اَوْ ٰفى بِ َع ْه ِد ٖه ِمنَ ِ فَا ْستَ ْب ِشرُوْ ا بِبَي ِْع ُك‬
‫وْ ُز‬IIَ‫و ْالف‬I
‫ْال َع ِظ ْي ُم‬

“Sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang mukmin, baik diri mau-pun harta
mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang di jalan Allah;
sehingga mereka membunuh atau terbunuh, (sebagai) janji yang benar dari Allah di
dalam Taurat, Injil, dan Al-Qur’an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya selain
Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan demikian
itulah kemenangan yang agung.”
Didalam beberapa buku atau kitab yang membahas tentang pemaknaan Alquran
terdapat perbedaan pendapat dikalangan para ahli ilmu. Namun demikian secara
umum mereka sepakat bahwa Alquran merupakan sebuah kitab suci umat Islam.
Secara etimologi arti Alquran dapat dilihat dari bentuk tulisan dan bacaannya.
Dalam hal ini ada dua pendapat yaitu mengatakan Alquran ditulis dan dibaca
tanpa hamzah menurut asy-Syafi‟i, al-Farra‟ dan al-Asy‟ari. Sedangkan al-
Lihyani dan al-Zajjaj mengatakan Alquran ditulis dan dibaca dengan hamzah
karena mengikuti wazan ‫الن‬II‫ فع‬.kalau ada orang yang membacanya dengan
hamzah itu untuk meringankan bacaan (li al-taklif) yaitu mengalihkan harokat
fathah pada huruf sebelumnya. Para ulama ahli bahasa berbeda pendapat tentang
asal usul kata ‫ القران‬.Ada dua pendapat terkait asal usul kata ‫ القران‬yaitu ada yang
mengatakan ‫ القران‬adalah isim ghairu musytaq atau disebut juga isim „alam yaitu
kata yang berdiri sendiri dan tidak diambil dari kata manapun. Menurut al-
Syafi‟i, kata Qur‟an jika dimakrifatkan dengan alif dan lam (al) berarti hal
tersebut menunjuk pada sesuatu yang khusus. Ada juga yang berpendapat ‫القران‬
adalah isim musytaq yang dimakrifatkan dengan alif dan lam (al) yaitu kata yang
diambil dari kata lain (tidak berdiri sendiri). Ada pula yang berpendapat bahwa
‫ران‬II‫ الق‬diambil dari kata ‫رائن‬II‫ ق‬jamak dari ‫ قرينة‬yang berarti indikator. Pendapat
lainnya mengatakan Alquran berarti bacaan atau resital. Jadi, Alquran bermakna
bacaan lebih tepat kalau disebut sebagai bacaan dari sesuatu yang diingat baik
yang diperoleh secara langsung maupun melalui perantara kemudian ditulis dan
dibukukan.
Tentunya, kata Al-Quran yang muncul ini dalam bentuk yang berbeda dengan
berbagai arti. Banyak ahli yang mengatakan bahwa istilah Al-Quran merupakan
padanan dalam bahasa Syiria yang artinya adalah ‘membaca kitab suci atau
pelajaran’. Terlepas dari itu, kata Al-Quran menjadi istilah dalam bahasa Arab.
Dalam ayat lain. istilah Al-Quran merujuk pada satu hal yang dibacakan oleh
Nabi Muhammad. Konteks ini terlihat dalam surat Al-Araf ayat 203-204 yang
berbunyi,
‫دًى‬0‫ ۤا ِٕى ُر ِمنْ َّربِّ ُك ْم َو ُه‬0‫ص‬ ْ 0ُ‫ا ي‬00‫ ُع َم‬0ِ‫ٓا اَتَّب‬00‫ ْل اِنَّ َم‬0ُ‫ا ق‬0ۗ 0‫اجتَبَ ْيتَ َه‬
َ َ‫ َذا ب‬0‫و ٰ ٓحى اِلَ َّي ِمنْ َّربِّ ۗ ْي ٰه‬0 ْ ‫َواِ َذا لَ ْم تَْأتِ ِه ْم بِ ٰايَ ٍة قَالُ ْوا لَ ْواَل‬
َ‫َّو َر ْح َمةٌ لِّقَ ْو ٍم ُّيْؤ ِمنُ ْون‬
َ‫صت ُْوا لَ َعلَّ ُك ْم ت ُْر َح ُم ْون‬ ْ ‫َواِ َذا قُ ِرَئ ا ْلقُ ْر ٰانُ فَا‬
ِ ‫ستَ ِم ُع ْوا لَ ٗه َواَ ْن‬

“Dan apabila engkau (Muhammad) tidak membacakan suatu ayat kepada


mereka, mereka berkata, “Mengapa tidak engkau buat sendiri ayat itu?”
Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya aku hanya mengikuti apa yang
diwahyukan Tuhanku kepadaku. (Al-Qur’an) ini adalah bukti-bukti yang nyata
dari Tuhanmu, petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.”

“Dan apabila dibacakan Al-Qur’an, maka dengarkanlah dan diamlah, agar kamu
mendapat rahmat.” Al-Quran menggambarkan dirinya sendiri sebagai pembeda
atau Al-Furqan, kitab utama atau Ummul Kitab, Penuntun atau Huda,
kebijaksanaan atau Hikmah, Pengingat atau Dzikir, dan sesuatu yang diturunkan
dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang rendah atau Tanzil.

Dari beberapa pengertian diatas terdapat beberapa unsur Alquran diantaranya:


1.Alquran sebagai kalam atau firman Allah. Sebagaimana dinyatakan oleh
Muhammad Ali as-Shabuni bahwa: Alquran adalah kalam Allah yang ditulis
dalam bentuk mushaf diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui
Malaikat Jibril as secara mutawatir lafazh maupun maknanya yang dimulai dari
al-Fatihah dan akhiri dengan an-Nās serta dinilai ibadah bagi orang yang
membacanya. Jadi, Alquran murni firman Allah yang disusun dalam bentuk
bahasa arab yang tinggi nilai sastranya dan dalam maknanya sehingga Alquran
benar-benar tidak akan pernah ada tandingannya dari segala segi sedangkan
manusia berkewajiban mengkaji isi dan mengamalkannya dalam bentuk
perbuatan.
2.diturunkan khusus kepada Nabi Muhammad SAW sebagai penutup para nabi
dan rasul sehingga tidak ada lagi pengakuan dari manusia-manusia sesudahnya
sebagai nabi sekaligus sebagai mu‟jizat. Dengan demikian semakin jelas pulalah
kekhususan penamaan kitab suci ini sebagai Alquran.
3. diturunkan melalui Jibril as menggunakan bahasa arab yang indah dan santun
bahasanya.
4. diturunkan secara berangsur-angsur (munjaman). Berbeda dengan kitab-kitab
suci sebelum Alquran yang diturunkan sekaligus (junmlatan).
5. diturunkan pada malam yang istimewa yaitu malam Lailatul Qadar.
6.diturunkan secara mutawatir baik lafazh maupun maknanya dan dinilai ibadah
bagi orang yang membacanya.

B. Pengertian wahyu
Al-Wahyu (wahyu) adalah kata masdar (infinitif). Dia menunjuk pada dua
pengertian dasar, yaitu, tersembunyi dan cepat. Oleh sebab itu, dikatakan, “Wahyu
ialah informasi secara tersembunyi dan cepat yang khusus ditujukan kepada orang
tertentu tanpa diketahui orang lain. Namun, terkadang juga bermaksud al-muha,
yaitu pengertian isim maf’ul, maknanya yang diwahyukan, dalam Al-Qur’an
wahyu diulang sebanyak 78 kali, yaitu dalam bentuk kata benda (isim) sebanyak 6
kal, dan dalam bentuk kaya kerja (fi’il) sebanyak 72 kali.

Wahyu adalah tanzil/munazzal, diturunkan langsung. Dalam artian,apa yang


diterima Nabi adalah murni sebagi firman Allah SWT secara utuh . Tidak
terkandung didalambya penafsiran dan pengalihan bahasa oleh malaikat atau oleh
nabi sendiri. Dari Allah SWT sudah berbahasa Arab, bukan dialih bahasakan
kedalam bahasa Arab oleh Nabi SAW. oleh karenanya teks Al-Qur’an, walalupun
bagaimanapun tidak akan sama dengan teks buatan penyair, ataupun jampi-jampi
paranormal

Wahyu diambil dari bahasa arab dari kata ‫ وحى‬- ‫ يحى‬- ‫ وحيا‬bermakna isyarah atau
petunjuk. Wahyu adalah pernyataan Allah yang diturunkan kepada para nabi atau
para rasulnya untuk disampaikan kepada umatnya. Secara etimologi wahyu
berasal dari bahasa Arab wahā-yahī-wahyan yaitu tersembunyi dan cepat. Dengan
demikian wahyu mencakup beberapa definisi yaitu bisikan atau bujukan Allah ,
ilham, insting binatang, isyarat yang cepat, bisikan syetan, menyampaikan
perintah. Selain itu wahyu diartikan juga sebagai al-mūhā isim maf‟ul dari kata
wahā yang berarti sesuatu yang diwahyukan. Menurut as-Sinqithi. Wahyu adalah
ilham . Sebagaimana firman Allah dalam surah al-Qashash ayat 7:

ِ ‫َواَ ْو َح ْي َنٓا ا ٰ ِٓلى اُ ِّم م ُْو ٰ ٓسى اَنْ اَرْ ضِ ِع ْي ۚ ِه َفا َِذا ِخ ْف‬
‫ت َعلَ ْي ِه َفا َ ْلقِ ْي ِه فِى ْال َي ِّم َواَل َت َخ افِيْ َواَل َتحْ َزنِيْ ۚ ِا َّنا َر ۤاد ُّْوهُ ِالَ ْي كِ َو َج اعِ لُ ْوهُ م َِن‬
‫ْالمُرْ َسلِي َْن‬

Artinya: “Dan Aku ilhamkan kepada ibunya Musa, “susuilah dia, dan apabila engkau
kuatir maka hanyutkanlah ke sungai Nil, dan janganlah takut atau bersedih hati karena
Kami akan mengembalikannya kepadamu dan akan mengutusnya sebagai seorang nabi”.
Beliau juga mengartikan wahyu sebagai isyarat, seperti yang tampak dalam surah
Maryam ayat 11:

ِ ‫َف َخ َر َج َع ٰلى َق ْومِهٖ م َِن ْالمِحْ َرا‬


‫ب َفا َ ْو ٰ ٓحى ِالَي ِْه ْم اَنْ َس ِّبح ُْوا ب ُْك َر ًة َّوعَشِ ًّيا‬

Artinya: “Dia keluar dari mihrab menuju kaumnya, kemudian ia memberi isyarat
kepada mereka supaya bertasbih di waktu pagi dan siang”. Menurut Mujahid dan
as-Sudi mendefisikan wahyu sebagai tulisan. Sedangkan „Ukrimah mengartikan
wahyu sebagai ucapan yang dilakukan dengan cepat dan rahasia. Sementara
Manna‟ Khalil Al-Qattan mengatakan bahwa secara syara‟ wahyu adalah kalam
Allah yang diturunkan kepada Nabi.

Ada pula yang mengatakan wahyu adalah sesuatu yang bersumber dari Allah yang
disampaikan melalui malaikat untuk dikerjakan. Terdapat dalam surat al-Anfāl
ayat 12:
ۤ
ِ ْ‫ك اِلَى ْال َم ٰل ِٕى َك ِة اَنِّ ْي َم َع ُك ْم فَثَبِّتُوا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ۗا َسا ُ ْلقِ ْي فِ ْي قُلُو‬
َ ‫ب الَّ ِذ ْينَ َكفَرُوا الرُّ ْع‬
َ ْ‫ب فَاضْ ِربُوْ ا فَو‬
‫ق‬ َ ُّ‫اِ ْذ يُوْ ِح ْي َرب‬
ِ ‫ااْل َ ْعن‬
ٍ ۗ ‫َاق َواضْ ِربُوْ ا ِم ْنهُ ْم ُك َّل بَن‬
‫َان‬

Artinya: “Ingatlah ketika Tuhanmu mewahyukan kepada Malaikat, sesungguhnya


Aku bersamamu, maka teguhkanlah pendirian orang-orang yang beriman. Kelak
Aku akan berikan ketakutan kedalam hati orangorang kafir maka pukullah leher
mereka dan tiap-tiap ujung jarinya”.

mendefinisikan wahyu sebagai sesuatu yang dimasukkan ke dalam dada para nabi.
Dari beberapa pengertian di atas dapat didefinisikan bahwa wahyu adalah
pengetahuan ghaib yang datang dari Allah langsung ke dalam jiwa seseorang
diberikan secara cepat dan rahasia, baik secara langsung maupun melalui
perantara.

Cara penyampaian wahyu

Berdasarkan firman Allah dalam Surah asy-Syūrā ayat 51 dijelaskan bahwa


metode penyampaian wahyu ada dua cara yaitu tanpa melalui perantara Malaikat
dan melalui perantara Malaikat.15 Tanpa melalui perantara Malaikat bisa melalui
mimpi seperti yang diperintahkan kepada Nabi Ibrahim untuk menyembelih
putranya yaitu Ismail. Terdapat dalam Surah as-Shaffat ayat 102.16 ada pula yang
langsung dari Allah memperdengarkan suara dibalik tabir seperti yang terjadi
pada Nabi Musa as ketika akan diangkat menjadi nabi. Terdapat dalam Surah
Thāhā ayat 11-13.17 Melalui perantara Malaikat yaitu melalui Jibril as dalam
bentuk aslinya seperti yang terjadi pada peristiwa isro‟ mi‟raj dan turunnya
wahyu pertama, 18 kedatangan Jibril seperti bunyi bel, gemerincing lonceng, atau
lebah, 19 Jibril as menjelma sebagai manusia laki-laki yaitu ketika Nabi SAW
ditanyakan tentang Islam, iman, ihsan dan hari kiamat (as-sā‟ah).20

Cara Wahyu Allah Turun kepada Para Rasul Allah memberikan Wahyu kepada
Para Nabi dan Rasul ada yang melalui perantara dan ada yang tidak melalui
perantara.

Yang pertama: melalui Jibril, malaikat pembawa Wahyu.

Yang kedua: tanpa melalui perantara, diantara nya ialah mimpi yang benar dalam
tidur.

Ada dua cara penyampaian Wahyu oleh Malaikat kepada Rasul

Cara pertama : datang kepadanya suara seperti dencingan lonceng dan suara yang
amat kuat yang mempengaruhi faktor-faktor kesadaran, sehingga ia dengan segala
kekuatannya siap menerima pengaruh itu. Cara ini yang paling berat buat Rasul.
Apabila Wahyu yang turun kepada Rasulullah SAW dengan cara ini, maka ia
mengumpulkan segala kekuatan kesadarannya untuk menerima, menghafal dan
memahaminya. Dan suara itu mungkin sekali suara kepakan sayap-sayap para
makaikat.

Cara kedua: Malaikat menjelma kepada Rasul sebagai seorang laki-laki dalam
bentuk manusia. Cara yang demikian itu lebih ringan dari cara yang sebelumnya,
karena adanya kesesuaian antara pembicara dengan pendengar. Rasul merasa
senang sekali mendengarkan dari utusan pembawa Wahyu itu, Karena merasa
seperti seorang manusia yang berhadapan dengan saudaranya sendiri.

C. Kedudukan Al-quran
Al Quran memiliki kedudukan yang sangat tinggi dari seluruh ajaran islam. Al
Quran sebagai sumber utama dan pertama sehingga semua umat islam menjadikan
al quran sebagai pedoman hidupnya. Al-Qur'an sebagai kitab Allah menempati
posisi sebagai sumber pertama dan utama dari seluruh ajaran islam, baik yamg
mengatur hubungan manusia dengan dirinya sendiri, hubungan manusia dengan
Allah, hubungan manusia dengan sesamanya,dan hubungan manusia dengan alam.
Kedudukan Al-Qur’an dalam islam adalah sebagai sumber hukum umat islam. dari
segala sumber hukum yang ada dibumi. sebagaimana firman Allah dalam Al-
Qur’an surah An-Nisa’ ayat 59:
‫َي ٍء فَ ُر ُّدوْ هُ اِلَى هّٰللا ِ َوال َّرسُوْ ِل ِا ْن ُك ْنتُ ْم‬ ‫هّٰللا‬
ْ ‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُ ْٓوا اَ ِط ْيعُوا َ َواَ ِط ْيعُوا ال َّرسُوْ َل َواُولِى ااْل َ ْم ِر ِم ْن ُك ۚ ْم فَاِ ْن تَنَازَ ْعتُ ْم فِ ْي ش‬
َ ِ‫تُْؤ ِمنُوْ نَ بِاهّٰلل ِ َو ْاليَوْ ِم ااْل ٰ ِخ ۗ ِر ٰذل‬
‫ك َخ ْي ٌر َّواَحْ َسنُ تَْأ ِو ْياًل‬
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, ta’atilah Allah dan ta’atilah Rasul (Nya),
dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang
sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul (sunnahnya),
jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian
itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (An-Nisa’ : 59)
Dari ayat tersebut jelas bahwa kedudukan Al-Quran adalah sebagai sumber hukum
islam yang paling utama yang dapat dijadikan pedoman hidup dan petunjuk bagi
umat manusia. Yang tidak ada keraguan sedikitpun padanya. Dan apabila orang
tersebut berpegang teguh kepada Al-Qur’an, maka tidak akan tersesat selama-
lamanya.
Dalil naqli bhawa Al-Qur;an merupakan sumber hukum islam yang pertama dan
utama antara lain Q.S. An-Nisa, 4:59, Q.S. An-Nisa, 4:105. dan hadis.
Hadis yang menjelaskan bahwa Al-Qur'an merupakan sumber hukum islam yang
pertama dan utama adalah hadis riwayat Turmuzi dan Abu Daud yang berisi dialog,
antara Rasulullah dengan sahabatnya Mu'az bin Jabal, gubernur Yaman,
sebagaimana sudah dikemukakan terdahulu.
D. Fungsi Al-quran

Alquran diturunkan semata-mata untuk kepentingan manusia dan


keberlangsungan hidup seluruh makhluk khususnya manusia sebagai
pengendalinya. Sesuai dengan firman Allah SWT yang menyatakan bahwa segala
kerusakan di muka bumi banyak diakibatkan oleh perbuatan-perbuatan manusia
yang kurang bertanggungjawab. Begitu juga sebaliknya manusia bumi bisa
makmur dan damai juga karena perbuatan-perbuatan manusia. Alquran
merupakan solusi terbaik dalam mengatasi persoalan-persoalan hidup manusia
agar tetap seimbang sejalan dengan sunnatullah yang perlu dilestarikan bahkan
dikembangkan. Untuk hal itulah Alquran diturunkan sebagai pedoman hidup dan
kehidupan bukan hanya hubungan antara manusia dengan Tuhannya melainkan
juga dengan seluruh makhluk dan alam. Diantara fungsi Alquran bagi manusia
adalah:

1. Al-Qur‟an sebagai nasehat (mau‟izhah).


Ada beberapa pendapat terkait arti dari mau‟idzhah diantaranya Ibnu Manzur
mengutip dari Ibnu Sayyidih, mau‟izhah adalah peringatan yang tujuannya untuk
melunakkan hati manusia disertai ganjaran dan ancaman. Menurut Al-Isfihani
mengutip pendapatnya al-Khalil, mau‟izhah adalah peringatan agar berbuat baik
yang dapat melunakkan hati. Dan „Ali bin Muhammad al-Jarjani, mau‟izhah
adalah segala sesuatu yang dapat melunakkan hati yang keras, mengalirkan air
mata dan memperbaiki kerusakan. Secara umum, mau‟izhah adalah nasehat yang
bertujuan untuk merubah sifat dan sikap manusia menjadi lebih baik dan
bermanfaat. Dengan demikian Alquran dapat disebut sebagai pemberi peringatan
yang baik (mau‟izhah alhasanah) sebagaimana firman Allah dalam surat Yunus
(10) ayat 57:
َ‫ٰيٓاَيُّهَا النَّاسُ قَ ْد َج ۤا َء ْت ُك ْم َّموْ ِعظَةٌ ِّم ْن َّربِّ ُك ْم َو ِشفَ ۤا ٌء لِّ َما فِى الصُّ ُدوْ ۙ ِر َوهُدًى َّو َرحْ َمةٌ لِّ ْل ُمْؤ ِمنِ ْين‬
Artinya: “Hai manusia, Sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari
Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan
petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman”.
2. Obat (syifa‟)
Seperti yang telah disinggung pada ayat diatas bahwasanya selain sebagai pemberi
nasehat Alquran juga menyebut dirinya sebagai obat (syifa‟) dan sisi lain
menyebut madu lebah sebagai obat. Obat dalam pengertian khusus berarti
mengobati suatu penyakit dalam, baik bersifat individual maupun sosial. Contoh
“penyakit-penyakit yang bersifat individual seperti strees, kegundahan dan pikiran
kacau. Sedangkan penyakit sosial seperti sikap fanatisme, hedonisme, fitnah,
kecanduan narkoba, korupsi dan krisis moralitas Pengobatan cara Alquran lebih
diarahkan ada perbaikan hati karena jika hati manusia itu baik maka baik pulalah
sifat dan tingkah lakunya sebaliknya jika hati manusia itu kotor (buruk) maka
buruk pulalah sifat dan sikap manusia. Hati yang sehat akan membentuk pikiran
dan tubuh manusia juga ikut sehat secara otomatis segala perbuatan yang
dihasilkan manusia itu berdampak positif dan bermanfaat bagi manusia, makhluk
lainnya dan juga alam semesta.
3. Petunjuk (hūdan)
Secara bahasa, kata hūdan berasal dari kata hadā-yahdī-hūdan wa hidāyah yang
berarti “memberi petunjuk pada jalan yang benar”.76 Secara istilah “hidāyah
adalah tanda yang menunjukkan pada hal-hal yang dapat menyampaikan
seseorang kepada yang dituju”.77 Jadi, Alquran sebagai petunjuk karena
mengajarkan manusia pada jalan yang dapat mengantarkan dirinya pada tujuan
hidup yang sesungguhnya yaitu kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
4. Rahmat
Muhammad Mahmud Hijazi mendefinisikan “rahmat sebagai kelembuatan hati
yang melahirkan ihsan perbuatan baik (ihsān), ramah dan kasih sayang”. Dari
pengertian ini rahmat mengandung tiga perkara yang saling berkaitan satu dengan
lainnya yaitu perbuatan baik, sifat ramah tamah dan kasih sayang.
5. Pembeda (furqān)
Menurut arti dari kata furqān adalah pembeda. Yakni pembeda antara perkara yang
benar (haq) dan yang salah (bathil), antara jalan keselamatan dan jalan
kesengseraan. Manusia telah dibekali akal dan pikiran untuk menjadi alat menilai
dan memilih diantara keduanya. Penciptaan manusia dibandingkan makhluk-
makhluk lainnya sangat berbeda jauh, baik dari unsur fisik maupun non psikisnya.

Fungsi Al Quran bagi Kehidupan Manusia

1. Sebagai petunjuk jalan yang lurus

2. Merupakan mukjizat bagi Nabi Muhammad SAW

3. Menjelaskan kepribadian manusia

4. Merupakan penyempurna bagi kitab-kitab sebelumnya

5. Menjelaskan masalah yang pernah diperselisihkan umat sebelumnya.

6. Al Quran memantapkan iman Islam

7. Tuntunan dan hukum untuk menjalani kehidupan


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari sekian banyak pengertian wahyu secara etimologi diantaranya adalah wahyu
adalah tersembunyi dan cepat, bisikan atau bujukan Allah, ilham, insting binatang,
isyarat yang cepat, bisikan syetan, menyampaikan perintah, al-mūhā isim maf‟ul
dari kata wahā yang berarti sesuatu yang diwahyukan, tulisan, sesuatu yang
bersumber dari Allah melalui malaikatnya, kalam Allah yang diturunkan kepada
Nabi. Maka penulis mendefinisikan wahyu sebagai sesuatu yang datang dari Allah
baik langsung maupun melalui perantara. Sedangkan wahyu secara terminologis,
wahyu dapat diartikan sebagai pengetahuan ghaib dan rahasia yang berasal dari
Allah ke dalam jiwa seseorang secara cepat, baik secara langsung maupun melalui
perantara utusannya yang dipercaya. Cara penyampaian wahyu dilakukan dengan
dua cara yaitu tanpa perantara Malaikat seperti melalui mimpi dan
memperdengarkan suara dibalik tabir dan melalui perantara Malaikat seperti Jibril
as dalam bentuk aslinya Kedatangan Jibril seperti bunyi bel, Jibril as menjelma
sebagai manusia laki-laki. berarti menunjuk pada sesuatu yang khusus. Selain itu
Alquran mempunyai arti bacaan atau resital, sesuatu yang dibaca dan
menghimpun atau mengumpulkan. Dengan demikian definisi Alquran adalah
kalam Allah yang diturunkan khusus kepada Nabi Muhammad SAW melalui
Malaikat Jibril as dengan berangsur-angsur pada malam yang istimewa (Lailatul
Qadar) secara mutawatir. Secara umum Alquran memuat berbagai hal yang
berhubungan dengan kepentingan manusia sebagai makhluk individu dan
makhluk sosial, baik yang berkaitan dengan Tuhannya maupun dengan sesama
manusia. Namun secara khusus Alquran memuat delapan perkara, yaitu: Akidah,
ibadah, wa‟du dan wa‟id, mu‟amalat, akhlak, hukum, sejarah atau kisah,
pengetahuan dan teknologi. Selain itu Alquran juga memiliki beberapa fungsi
diantaranya adalah sebagai nasehat (mau‟izhah), obat (syifa‟), petunjuk (hūdan),
rahmat, dan pembeda (furqān)
DAFTAR PUSTAKA

Sulaiman1. (2019). Al-Qur’an sebagai Wahyu Allah, Muatan beserta Fungsinya.


Di akses dari file:///C:/Users/Bagus/Documents/Downloads/Al-
Quran_WahyuAllahMuatanbesertaFungsinya.pdf

Mutammimul Ula 1 , Risawandi 2 , Rosdian3 Jurusan Teknik Informatika,


Fakultas Teknik, Universitas Malikussaleh.(2019). SISTEM PENGENALAN
DAN PENERJEMAHAN AL - QUR’AN SURAH AL - WAQI’AH MELALUI
SUARA MENGGUNAKAN TRANSFORMASI SUMUDU
TECHSI: Vol. 11, No. 1, April 2019
file:///C:/Users/Bagus/Documents/Downloads/1294-3420-1-PB.pdf

Al-Qattan, Manna' Khalil. (tth). Mabahits fi 'Ulum al-Qur'an. al-Qahirah :


Maktabah Wahbah. Al-Zarqani, Muhammad Abd al-Azim. (tth). Manahil Al 'Irfan
fi 'Ulumi Al-Qur’an. Jilid 1., Beirut: Daru Al Fikri
file:///C:/Users/Bagus/Documents/Downloads/KONSEP%20WAHYU
%20MENURUT%20AL-%20QUR'AN.pdf

Anda mungkin juga menyukai