Ilmu Hadis
3. Sistematika Filsafat
a. Epistimologi (Teori pengetahuan)
Yaitu teori pengetahuan pada dasarnya membicarakan tentang cara memperoleh
pengetahuan.
b. Ontologi (Teori hakikat)
Yaitu membahas semua objek, dan hasilnya ialah pengetahuan filsafat.
c. Aksiologi (Teori nilai)
Yaitu membicarakan guna pengetahuan tadi.
4. Hubungan Ilmu filsafat dengan Agama
Filsafat dengan agama sama-sama mencari kebenaran, akan tetapi mereka
berangkat dari titik tolak dan cara yang berbeda. Filsafat itu kuncinya pada upaya
menemukan kebijaksanaan hidup. Orang yang tahu filsafat, sekaligus menguasai agama
dan ilmu, seharusnya hidupnya semakin lengkap. Fokus filsafat juga berusaha
menemukan kebenaran, jika dikaitkan dengan agama, tentu pencarian kebenaran yang
sifatnya abstrak ini, akan diraih melalui penguasaan ilmu yang mantap. Filsafat dan ilmu
akan membangun pemikiran orang beragama. Beragama yang sekedar ikut-ikutan, tentu
kurang tepat. Beragama yang dilandasi ilmu, akan mempermudah manusia mencapai
kebenaran.
5. Sifat-sifat Ilmu
a. Objektif
Dalam Proses pencarian kebenaran, ilmu harus memiliki objek kajian yang
bersifat ada, yang bentuknya tampak dari luar maupun dari dalam.
b. Metodis
Proses pencarian kebenaran dengan menggunakan metode-metode. Penggunaan
metode ini dimaksudkan untuk meminimalisir penyimpangan-penyimpangan atau
kesalahan-kesalahan yang terjadi pada saat proses pencarian kebenaran.
c. Sistematis
Dalam proses pencarian kebenaran, ilmu harus terurai dan terumus secara teratur
dan logis sehingga membentuk suatu system yang utuh yang dapat menjelaskan
rangkaian sebab akibat yang menyangkut objek yang bersangkutan.
d. Universal
Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran yang bersifat umum.
6. Metode Ilmu
Metodologi ilmu sangatlah penting dalam proses kegiatan ilmiah. Tanpa metodologi
ilmu proses kerja ilmu tidak dapat bekerja dengan baik. Dalam kegiatan tersebut terdapat
hubungan yang sangat erat antara subjek dan (peneliti) dan objek yang ditelitinya.
Metodologi ilmu memberikan pemahaman filosofis tentang hakikat suatu ilmu
(masalah kebenaran, objektivitas dan struktur ilmu), sedangkan metode penelitian
mengajak seorang peneliti paham dengan teknik penelitian (menggunakan instrumen
tertentu, misalnya wawancara, kuesioner, eksperimen dan sebagainya) dan langkah-
langkah kerja (mampu melakukan dengan baik dan cermat hal-hal yang berkaitan dengan
observasi, data hipotesis, teori dan sebagainya serta sanggup membuat suatu rancangan
penelitian untuk kegiatan penelitiannya). Penyebutan metodologi ilmu atau metodologi
ilmu pengetahuan lebih diarahkan pada context of justification yang sangat erat kaitannya
dengan filsafat ilmu pengetahuan. Mengapa? Karena pembahasan kegiatan ilmu berkaitan
dengan konsep berfikir atau pola berfikir tentang asas-asas atau paradigma yang
memayungi suatu proses kegiatan ilmiah atau struktur suatu pengetahuan yang sedang
ditelitinya. Beberapa kriteria yang harus diperhatikan dalam metodologi ilmu adalah:
a. Unsur umum yang dimiliki si subjek.
b. Unsur metode penelitian atau teknik penelitian yang telah dimiliki oleh seorang
ilmuwan.
c. Kemampuan seorang peneliti atau si subjek dalm melihat suatu situasi ilmiah dengan
benar.
Adapun unsur metode penelitian atau teknik penelitian yang telah dimiliki oleh
seorang ilmuwan berupa kemampuan untuk:
a. Melakukan identifikasi dan menentukan problem atau hipotesis.
b. Merumuskan suatu konsep.
c. Mampu melakukan klasifikasi.
d. Mampu melakukan komparatif dan dapat memberikan pembuktian secara verifikasi
ataupun falsifikasi.
7. Manusia dan Agama
Manusia dan agama adalah bentuk pengaplikasian dari akal manusia yang mana
agama menjadi penyeimbang bagi manusia untuk memperoleh ketenangan jiwa dan
menjadi alat untuk memperoleh kebenaran, agama secara tidak langsung mengikat dan
menjadi doktrin pada masyarakat yang dimana membuat manusia dituntut untuk
mematuhi segala norma. Manusia dengan akalnya dapat melahirkan ilmu pengetahuan
dan teknologi, tetapi akal saja tidak mampu menyelesaikan seluruh persoalan yang
dihadapi manusia. Terkait hal ini agama sangat berperan dalam mempertahankan
manusia untuk tetap menjaganya, karena agama berhubungan dengan kebutuhan spritual
dan kerohanian manusia.
8. Titik temu antara filsafat dan ilmu pengetahuan
a. Aspek sejarah, pada awalnya filsafat dan ilmu pengetahuan identik, sama dan sejalan,
sebagaimana para filsuf yang identik dengan ilmuwan.
b. Aspek objek material, ilmu mengarah kepada alam dan manusia, sedangkan filsafat
pada alam, manusia dan masalah ketuhanan.
9. Perbedaan Filsafat dengan Ilmu
Adapun perbedaan pada aspek objek material dan objek formal antara filsafat dan ilmu
pengetahuan yaitu:
a. Objek material filsafat adalah masalah alam dan manusia yang belum terjangkau oleh
pembahasan ilmu.
b. Objek formal filsafat adalah mencari keterangan sedalam-dalamnya sampai ke akar
persoalan, sebab-sebabnya berdasarkan suatu mencari keterangan terbatas pada
jangkuan pembuktian penelitian, percobaan dan pengalaman manusia.
10. Filsuf Yunani Yang Berpengaruh
a. Socrates (496-399 SM)
b. Plato (427-347 SM)
c. Aristoteles (384-322 SM)
11. Filosof Muslim
a. Al- Kindi ( 185-253 H /806-873M)
b. Al-Farabi (257-337 H /870-950 M)
c. Al-Ghazali (450 H /1058 M)
d. Ibnu Sina (980-1037 M)
e. Ibnu Rusyd (520-595 H /1126-1198 M)