Anda di halaman 1dari 14

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG.

Berbincang tentang perkembangan Islam saat kini tentu kita tidak bisa
mengingkari sejarah yang merupakan bagian dari proses awal munculnya
peradaban Islam di masa lampau. Mengetahui sejarah menjadi salah satu cara
penting untuk menyingkap tentang bagaimana esensi dan esksistensi Islam yang
sebenarnya yang diajarkan oleh Rasulullah SAW beserta para
sahabatnya.Sehingga kemudian hal itu menggiring kita kepada wawasan dan
pemahaman baru sebagai bahan perbandingan serta revelansinya terhadap
keadaan Islam dalam konteks era ini.1 SementaraPeradaban Islam itu sendiri pada
dasarnya ialah merupakan keterangan mengenai pertumbuhan dan perkembangan
Islam dari waktu ke waktu lainnya, atau sejak zaman lahirnya Islam hingga
sekarang.1

Artinya secara garis besar hal ini sangat erat pendidikan Agama, ide dan
institusional Politik, serta operasionalisasi dalam bidang Ekonomi sejak lahirnya
Islam. Sebagaimana disebutkan bahwa pondasi awal dari semua itu telah dibangun
oleh masa kepemimpinan Rasulullah SAW. Bani umayyah adalah kekhalifahan
islam pertama setelah masa khulafaur rasyidin yang memerintah dari 661-750 M
di jazirah Arab yang berpusat di Damaskus, Syiria, serta dari 756-1031 di
Cordoba Andalusiana dan Spayol. Dinasti Umayyah berawal dari berakhirnya
kekuasaan khalifah Ali bin Abi Thalib, maka lahirlah kekuasaan Dinasti
Umayyah. Pada masa periode Ali dan Khalifah sebelumnya, pola kepemimpinan
masih mengikuti keteladanan Nabi.

Para khalifah dipilih melalui proses musyawarah. Ketika mereka menghadapi


kesulitan-kesulitan, maka mereka mengambil kebijakan langsung melalui
musyawarah dengan para pembesar yang lainya. Hal ini jauh berbeda dengan
masa sesudah khulafaur rasyidin atau masa dinasti-dinasti yang berkembang
sesudahnya, yang di mulai pada masa Dinasti Umayyah. Dengan adanya
perkembangan tersebut maka akan kita bahas pada makalah ini, untuk dapat
memberi pengetahuan kepada kita bagaimana perkembangan peradaban islam
yang berkembang setelah khulafaur rasydin, khususnya pada masa Dinasti

1
Adnan Muhammad, Wajah Islam Periode Makkah-Madinah. 2019.Vol. 5. Cendiki

1
Umayyah. Peradaban islam mengalami puncak kejayaan pada masa daulah
Abbasiyah.

Perkembangan ilmu pengetahuan sangat maju yang diawali dengan penerjemahan


naskah asing terutama yang berbahasa Yunani ke dalam bahasa Arab, pendirian
pusat pengembangan ilmu dan perpustakaan dan terbentuknya mazhab ilmu
pengetahuan dan keagamaan sebagai buah dari kebebasan berfikir. Dinasti
Abbasiyah merupakan dinasti Islam yang paling berhasil dalam mengembangkan
peradaban Islam. Para ahli sejarah tidak meragukan hasil kerja para pakar pada
masa pemerintahan dinasti Abbasiyah dalam memajukan ilmu pengetahuan dan
peradaban Islam.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Peradaban Islam masa Khulafaur Rasyidin


2. Pencapaian Peradaban pada masa Khulafaur Rasyidin
3. Bagaimana asal usul Bani Umayyah ?
4. Apa saja kemajuan yang telah di capai oleh Dinasti Bani Umayyah
5. Bagaimana sejarah berdirinya Daulah Abbasiyah?
6 . Bagaimana perkembangan peradapan islam pada masa Daulah Abbasiyah?

2
BAB I1

PEMBAHASAN

A. Khalifah Ali bin Abi Thalib (36-41 H/656-661 M)


Ali ibnu Abi Thalib ibnu Abdul Muthalib ibnu Hasyim. Ali adalah putera
putra Abu Thalib, paman Rasulullah. Nama ibunya adalah Fatimah. 2Ali
dilahirkan sepuluh tahun sebelum Nabi saw. yang diutus oleh Allah menjadi
rasul. Sejak kecil ia telah dididik dalam rumah tangga Nabi saw. segala
peperangan yang ditempuh oleh Nabi juga diikuti oleh Ali, kecuali pada
peperangan Tabuk sebab ia disuruh menjaga kota madinah.25 Ketika
ditinggalkan menjaga kota madinah, ia kelihatan agak kecewa.
Kemudian, Nabi saw. berkata kepadanya, “Tidaklah engkau rela wahai Ali
agar kedudukanmu di sisiku sebagaimana kedudukan Harun di sisi Musa?”.
Ini telah membuktikannya sendiri setelah diambilnya Ali menjadi
menantunya, suami dari anaknya Fathimah. Dalam kebanyakan peperangan
besar, Ali yang membawa bendera. Ali termasyhur gagah berani, tangkas dan
perwira, amat pandai bermain pedang. Abu Ishak mengatakan dari Abdullah
bahwa ahli madinah yang paling pandai dalam menghukum (qadhi) ialah Ali
bin Abi Thalib. Abu hurairah meriwayatkan bahwa umar ibnu al-Khattab
berkata, “Ali ibnu Abi Thalib adalah orang yang paling pandai menghukum
di antara kami semuanya. “Ibnu Mas’ud juga berkata demikian Khalifah Ali
bin abi thalib merupakan orang yang pertama kali masuk Islam dari kalangan
anak-anak. Nabi Muhammad semenjak kecil diasuh oleh kakeknya Abdul
Muthalib, kemudian setelah kakeknya meninggal dia asuh oleh paman nya
Abu Thalib. Karena Rasulullah hendak menolong dan membalas jasa
pamannya, maka Ali diasuh oleh Nabi saw3. dan didik. Pengetahuannya
dalam agama Islam sangat luas. Karena dekatnya dengan Rasulullah beliau
termasuk orang yang banyak meriwayatkan hadits Nabi. Keberaniannya juga
masyhur dan hampir seluruh peperangan yang dipimpin Rasulullah, Ali
senantiasa berada di barisan terdepan. Ketika pada masa Kekhalifahan Abu
Bakar, Rasulullah selalu mengajak Ali untuk memusyawarahkan masalah-
masalah penting. Begitu pula Umar bin Khattab tidak mengambil
kebijaksanaan atau melakukan tindakan tanpa musyawarah dengan Ali.
Utsman pun pada masa permulaan jabatannya dalam banyak perkara selalu
mengajak Ali dalam permusyawaratan.27 1. Terpilihnya Ali Menjadi
Khalifah Tentunya suara terbanyak dan yang berkuasa setelah Utsman
tergenggam di tangan kaum pemberontak itu sendiri adalah Ali. Pada saat itu
Ali medapatkan banyak dukungan dari sahabat senior dan juga para
2
Jurnal Study Keislaman. al-‘UsairiAhmad, Sejarah Islam. 2003.Jakarta: Akbar Media
3
Jurnal Study Keislaman. al-‘UsairiAhmad, Sejarah Islam. 2003.Jakarta: Akbar Media

3
pemberontak pada masa khalifah Utsman. Orang yang pertama kali membaiat
Ali adalah Thalhah kemudian diikuti oleh zubair, dikemudian hari diikuti oleh
banyak sahabat dari kaum muhajirin dan kaum Ansor. Pada waktu
pembaiatan Ali berpidato setelah diangkat untuk menjadi khalifah, yaitu,
“Wahai manusia, kamu telah membaiatku sebagaimana yang telah kamu
lakukan kepada khalifah-khalifah yang lebih dahulu daripadaku. Aku hanya
boleh menolak sebelum jatuh pilihan. Apabila pilihan telah jatuh, menolak
tidak boleh lagi. Imam harus teguh dan rakyat harus patuh. Baiat terhadap
diriku ini ialah baiat yang rata yang umum. Barangsiapa yang memungkirinya
maka terpisahlah ia dari agama Islam”. Ada juga sahabat-sahabat yang masih
belum sudi mengakui Ali sebagai khalifah, yaitu Hasan ibnu Tsabit, Ka’ab
ibnu Malik, Abu Sa’id al-Khudri, dan Muhammad ibnu Maslamah. Adajuga
yang tidak sudi menunjukkan pendirian, yaitu Sa’ad ibnu Abi Waqqas,
Abdullah ibnu Umar, Shuhaih, Zaid ibnu Tsabit, dan Usamah ibnu Zaid

B. Kemajuan yang Dicapai oleh Dinasti Umayyah Masa Dinasti


Umayyah
berlangsung selama 91 tahun dengan 14 orang khalifah. Berbagai
kemajuan telah diperoleh pada masa Dinasti ini. Dalam bidang
administraasi misalnya, telah terbentuk berbagai lembaga administrasi
pemerintahan yang mendukung tampuk kepemimpinan Dinasti Umayyah.
Banyak kebijaksanaan yang dilakukan pada masa ini, antara lain yaitu 4
1. Pemisahan kekuasaan. Terjadi dikotonomi antara kekuasaan agama
dan kekuasaan politik.
2. Pembagian wilayah. Wilayah kekuasaan terbagi dalam 10 provinsi,
yaitu : Syiria dan Palestina, Kuffah dan Irak, Basrah, Persia, Sijistan,
Khurasan, Bahrain, Oman, Najd dan Yamamah, Arenia, Hijaz,
Karman dan India, dll.
3. Bidang administrasi pemerintahan. Organisasi tata usaha negara
terpecah ke dalam bentuk dewan. Departemen pajak dinamakan
dengan Dewan Al-Kharaj, departemen pos dinamakan Dewan
rasail,departemen yang menangani kepentingan umum dinamakan
dengan dewan musghilat, departemen dokumen negara dinamakan
dengan Dewan Khatim.

4
Al-Baladzuri, Fatuhul Buldam, Jilid V, Mesir: Maktabah An-Nahdah AlMisriyah

4
4. Organisasi keuangan. Masih terpusat pada baitulmaal yang asetnya
diperoleh dari pajak tanah, perorangan bagi non muslim. Pencetakan
uang dilakukan pada masa khalifah Abdul Malik ibn Marwan.
5. Organisasi ketentaraan. Umumnya orang Arab atau keturunan Arab
yang boleh menjadi tentara.
6. Bidang sosial dan budaya.
7. Bidang seni dan sastra. Yang berkembang hanya seni ukir dan pahat,
terlihat pada kaligrafi sebagai motifnya. Disamping melakukan
ekspansi teritorial, pemerintah dinasti Umayyah juga menaruh
perhatian dalam bidang pendidikan.
Di antara ilmu yang berkembang pada masa ini adalah :
1. Ilmu agama, seperti : al-Qur’an, Hadits, dan Fiqih. Proses
pembukuan hadits terjadi pada masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz
( 99-10 H ) sejak saat itulah hadits mengalami perkembangan pesat.5
2. Ilmu sejarah dan geografi, yaitu segala ilmu yang membahas
tentang perjalanan hidup, kisah dan riwayat Ubaid ibn Syariyah Al-
Jurhumi berhasil menulis berbagai peristiwa sejarah.
3. Ilmu pengetahuan di bidang bahasa, yaitu segala ilmu yang
mempelajari bahasa, nahu, saraf, dll.
4. Bidang filsafat, yaitu segala ilmu yang pada umumnya berasal dari
bangsa asing, seperti ilmu mantik, kimia, astronomi, ilmu hitung dan
ilmu yang berhubungan dengan itu, serta ilmu kedokteran.
C. Perkembangan Peradapan Islam Pada Masa Daulah Abbasiyah
Masa pemerintahan6
Daulah Abbasiyah khususnya pada masa kekhalifahan Harun ar-rasyid
dan putranya Al Makmun adalah masa keemasan ilmu pengetahuan
dan kebudayaan dalam dunia islam Pada masa ini pula umat Islam
telah memberikan kebebasan bagi berperangnya akal dan pikiran untuk

5
Harafi Salamah Muhammad, Sejarah dan Peradaban Islam, 2016. Jakarta:Pustaka Al-Kautsar

6
Al-Baladzuri, Fatuhul Buldam, Jilid V, Mesir: Maktabah An-Nahdah AlMisriyah .

5
kemajuan manusia saat itu. Pada masa kekhalifahan ini pula hasil
pemikiran manusia dan para ahli ilmu dari berbagai bangsa di dunia
yang saat itu berkembang saling melengkapi dan menambah kemajuan
ilmu pengetahuan dalam dunia islam. Di samping banyak bermunculan
karya-karya ilmuwan muslim bermunculan pula karya-karya berbahasa
asing terutama bahasa Yunani yang diterjemahkan kedalam bahasa
Arab buku-buku dari berbagai bahasa dan berbagai judul itu dipilih dan
diserahkan kepada para ilmuwan muslim untuk diterjemahkan ke
dalam bahasa Arab. Khalifah menyediakan dana yang sangat besar
untuk kegiatan penerjemahan ini. Yang menarik dari perkembangan
ilmu pengetahuan pada masa Bani Abbasiyah adalah bahwa sebagian
besar orang-orang yang berkecimpung dalam bidang ini tidak hanya
berasal dari bangsa Arab muslim atau dikenal dengan kaum mawali.
Kaum mawali adalah muslim yang berasal dari bangsa non-arab
terutama orang-orang yang berasal dari Persia. Para ilmuwan muslim
pada masa Bani Abbasiyah menjelajahi tiga benua untuk menuntut
ilmu pengetahuan. Ketiga benua yang dipilih adalah benua Asia Eropa
dan Afrika. Dari benua ini dianggap mengalami kemajuan yang sangat
pesat dari semua ilmu pengetahuan. Setelah kembali dari tempat
pengembaraan para ilmuwan muslim membaca dan menerjemahkan
buku-buku tersebut. Dalam waktu yang lama mereka berusaha
menggali berbagai pengetahuan dan kemudian menulis berbagai buku
terutama buku-buku dalam bentuk Dairatul Ma'arif atau saat ini lebih
dikenal dengan sebutan ensiklopedia. Dari buku-buku itulah
masyarakat muslim saat itu belajar dan terus mengembangkan
pengetahuannya di berbagai masjid yang saat itu dijadikan sebagai
pusat kegiatan pendidikan. Dengan semakin giat nya kaum muslimin
mempelajari berbagai ilmu dari berbagai buku yang ditulis oleh para
ilmuwan muslim dan buku-buku berbahasa asing yang diterjemahkan
oleh mereka Maka masyarakat Islam pada masa itu menunjuk
perkembangan ilmu pengetahuan yang sangat luar biasa. Ilmu

6
pengetahuan dan kebudayaan Islam berkembang pula di negara-negara
barat(EROPA). Disana perkembangan7
ilmu pengetahuan dan peradaban umat Islam berkembang tidak kalah
pesatnya. Berbagai hasil penemuan dan penelitian ilmiah dibukukan oleh
para ilmuwan muslim. Kegiatan penerjemahan dari berbagai buku karya
ilmuwan besar Eropa terus menerus berlangsung. Pembangunan tempat
kegiatan kegiatan belajar sangat pesat dan sangat diperhatikan oleh para
penguasa muslim yang ada di sana. Kegiatan-kegiatan belajar diikuti oleh
umat Islam dari berbagai kalangan. Kota-kota besar dan berbagai
peninggalan yang saat ini masih dapat disaksikan merupakan bukti sejarah
kemajuan ilmu pengetahuan dan kebudayaan umat Islam di masa Bani
Abbasiyah.
a. Tempat-tempat belaja
Ada yang menarik bahwa perpustakaan yang dibangun oleh umat
Islam juga dikunjungi oleh masyarakat Eropa dari berbagai agama
mereka membaca buku-buku tentang Islam dalam bahasa Arab
masyarakat Eropa pada waktu itu belajar banyak dari umat Islam itu
pula yang menjadi sebab tertariknya masyarakat Eropa untuk lebih
jauh mempelajari Islam dan akhirnya tak sedikit yang memeluk agama
Islam. Dari kegiatan kegiatan belajar dan perkembangan ilmu
pengetahuan inilah kemudian muncul ilmuan-ilmuan Islam yang
terkenal dalam berbagai bidang. Ilmu-ilmu yang berkembang sangat
pesat di saat itu antara lain adalah agama sastra filsafat fiqih Tafsir
dan Hadits. Masjid-masjid Di samping sebagai tempat beribadah juga
merupakan sekolah utama bagi umat Islam pada masa Bani Abbasiyah
pertama Selain itu masjid juga dijadikan sebagai pusat perkembangan
ilmu pengetahuan dan penelitian. Misalnya masjid Basrah yang ada di
Irak. Di masjid ini kaum muslimin mempelajari ilmu pengetahuan
tentang Al Quran Hadits fiqih tafsir akhlak dan lain-lain. Hal itulah
7
Harafi Salamah Muhammad, Sejarah dan Peradaban Islam, 2016. Jakarta:Pustaka Al-Kautsar

7
yang menjadikan ilmu pengetahuan di kota Basrah ini mengalami
kemajuan yang luar biasa. Adapun orang-orang yang berasal dari
bukan Arab, mereka harus terlebih dahulu mempelajari bahasa Arab.
Mereka mempelajari bahasa Arab dengan kaidah-kaidahnya dan juga
harus mengikuti etika Islam agar dapat mempelajari ilmu ilmu
pengetahuan Islam khususnya Alquran dan hadis..8 Dari waktu ke
waktu tempat tempat belajar pada masa Daulah Abbasiyah
berkembang sangat pesat. Hal ini disebabkan dengan semakin
pesatnya gerakan penerjemahan berbagai macam kitab atau buku dari
berbagai bahasa dan bangsa ke dalam bahasa Arab. Hal ini juga
didukung dengan berkembangnya industri kertas yang terus
dikembangkan oleh para khalifah untuk menunjang majunya
penerbitan buku buku.5 Pada mulanya tempat-tempat belajar pada
masa itu tidak berbentuk madrasah atau sekolah atau Pesantren
sebagaimana yang ada pada masa kini. Tempat belajar ketika itu
hanya merupakan tempat orang-orang yang berkumpul untuk belajar
ilmu pengetahuan tempat-tempat tersebut antara lain sebagai berikut :
1. Kuttab, yaitu tempat belajar untuk tingkat pendidikan rendah dan
menengah. 2. Masjid, ya itu yang biasa dipakai belajar untuk tingkat
pendidikan yang lebih tinggi 3. Majlis Muhadharah, yaitu majelis
Tempat bertemunya para ulama, sarjana, ahli fikir untuk membahas
masalah masalah ilmiah 4. Darul Hikmah, didirikan oleh Khalifah Al
Makmun. Darul Hikmah adalah perpustakaan terbesar pada masa Bani
Abbasiyah. Di tempat ini juga disediakan tempat tempat belajar bagi
pengunjun.
b. Kegiatan Menerjemah Kemajuan yang dicapai oleh umat Islam pada
masa Daulah Abbasiyah khususnya pada masa Khalifah Al Mansur,
salah satunya disebabkan oleh adanya gerakan penerjemahan buku-
buku asing ke dalam bahasa Arab. Buku-buku Terjemahan ini sangat
8
Harafi Salamah Muhammad, Sejarah dan Peradaban Islam, 2016. Jakarta:Pustaka Al-Kautsar

8
membantu umat Islam dalam mempelajari dan memahami berbagai
cabang ilmu pengetahuan dari berbagai bahasa dan bangsa. Di
antaranya kitab atau buku bidang sejarah ilmu kalam filsafat, ilmu
kalam, ilmu pasti, musik, dan lain-lain. Proses penerjemahan buku-
buku asing tersebut tidak langsung diterjemahkan ke dalam bahasa
Arab tetapi terlebih dahulu 9diterjemahkan ke dalam bahasa Syria
bahasa sirih adalah bahasa ilmu pengetahuan di Mesopotamia pada
waktu itu bahasa syriac kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa
Arab pada masa-masa berikutnya penerjemahan dilakukan langsung
ke dalam bahasa Arab. Pusat pusat kegiatan ilmu Pengetahuan Kota-
kota yang menjadi pusat ilmu pengetahuan pada masa Daulah
Abbasiyah terus bertambah. Hal ini disebabkan dengan semakin
semangat dan bertambahnya umat Islam yang hendak menuntut dan
sekaligus memperdalam ilmu pengetahuan di berbagai bidang. Kota-
kota yang menjadi pusat ilmu pengetahuan oleh khalifah dilengkapi
dengan berbagai fasilitas atau perlengkapan Hal ini dilakukan untuk
mempermudah kaum muslimin mencari sumber dan informasi tentang
ilmu pengetahuan yang diminatinya. Adapun kota-kota besar yang
menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan pada masa
kekhalifahan Bani Abbasiyah antara lain Mekah, Madinah, Kufah,
Damaskus, Fusthat, dan Qairawan. Sedangkan beberapa kota baru
yang dibuka sebagai pusat pengetahuan pada masa Bani Abbasiyah
antara lain Baghdad, Isfahan, Naisabur, Basrah dan lain-lain. Bidang
sosial dan budaya Di antara kemajuan dalam bidang sosial budaya
adalah terjadinya proses akulturasi dan asimilasi masyarakat. Seni
arsitektur yang dipakai dalam pembangunan istana dan kotakota,
seperti pada istana qohsrul dzahabi, dan qoshrul khuldi. Kemajuan
juga terjadi pada bidang sastra bahasa dan seni musik. Pada masa ini
lahir seorang sastrawan dan budayawan terkenal, seperti Abu Nawas
9
Nizar, Samsul. 2009. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta : Prenada Media Group.

9
Abu athaHiyah, Al-Mutanabby, Abdullah bin Muqafa dan lain-
lainnya. Karya buah pikiran mereka masih dapat dibaca hingga kini.
bidang politik dan militer Pemerintah dinasti Abbasiyah membentuk
Departemen Pertahanan dan Keamanan yang disebut diwanul Jundi.
Departemen ini yang mengatur semua yang berkaitan dengan
kemiliteran dan pertahanan keamanan. Pembentukan lembaga ini
didasari atas kenyataan politik militer bahwa pemerintah dinasti
Abbasiyah banyak terjadi pemberontakan dan bahkan beberapa
wilayah berusaha memisahkan diri.

BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN
Pada masa pemerintahan Khulafaur Rasyidin, khalifah di pilih
berdasarkan musyawarah. Setelah Nabi Muhammad wafat, Abu Bakar
diangkat menjadi khalifah melalui pertemuan saqifah atas usulan
umar.10 Problem besar yang dihadapi Abu Bakar ialah munculnya nabi
palsu dan kelompok ingkar zakat serta munculnya kamum murtad
Musailimah bin kazzab beserta pengikutnya menolak. membayar
zakat dan murtad dari 26 islam yang mengakibatkan terjadinya perang
Yamamah. Perang tersebut terjadi pada tahun 12 H. Umar yang tahu
akan hal itu merasa khawatir akan kelestarian AlQur’an hingga dia
mengusulkan kepada Abu Bakar agar membukukan/mengumpulkan
mushaf yang ditulis pada masa nabi menjadi satu mushaf Al-Qur’an.
Umar membentuk panitia yang beranggotakan 6 orang sahabat dan
meminta salah satu diantaranya menjadi khalifah setelah Umar wafat.
Panitia berhasil mengangkat Utsman menjadi khalifah. Utsman
dibunuh oleh kaum yang tidak puas akan kebijakannya yang

10
Dudung Abdurrahman dkk.Sejarah Peradaban Islam: Masa Klasik Hingga Modern ,

10
mengangkat pejabat dari kaumnya sendiri (Bani Umayah). Setelah
Utsman wafat umat islam membaiak Ali menjadi khalifah pengganti
utsman. Setelah Ali meninggal, ia diganti oleh anaknya, Hasan. Hasan
mengadakan perundingan damai dengan Mu’awiyah dan umat islam
dikuasai oleh Mu’awiyah. Dengan begitu berakhirlah pemerintahan
yang berdasarkan pemilihan (khulafaur rasyidin berganti dengan
sistem kerajaan).
Pada masa pemerintahan Khulafaur Rasyidin, khalifah di pilih
berdasarkan musyawarah. Setelah Nabi Muhammad wafat, Abu Bakar
diangkat menjadi khalifah melalui pertemuan saqifah atas usulan
umar. Problem besar yang dihadapi Abu Bakar ialah munculnya nabi
palsu dan kelompok ingkar zakat serta munculnya kamum murtad
Musailimah bin kazzab beserta pengikutnya menolak. membayar
zakat dan murtad dari 26 islam yang mengakibatkan terjadinya perang
Yamamah. Perang tersebut terjadi pada tahun 12 H. 11Umar yang tahu
akan hal itu merasa khawatir akan kelestarian AlQur’an hingga dia
mengusulkan kepada Abu Bakar agar membukukan/mengumpulkan
mushaf yang ditulis pada masa nabi menjadi satu mushaf Al-Qur’an.
Umar membentuk panitia yang beranggotakan 6 orang sahabat dan
meminta salah satu diantaranya menjadi khalifah setelah Umar wafat.
Panitia berhasil mengangkat Utsman menjadi khalifah. Utsman
dibunuh oleh kaum yang tidak puas akan kebijakannya yang
mengangkat pejabat dari kaumnya sendiri (Bani Umayah). Setelah
Utsman wafat umat islam membaiak Ali menjadi khalifah pengganti
utsman. Setelah Ali meninggal, ia diganti oleh anaknya, Hasan.12
Hasan mengadakan perundingan damai dengan Mu’awiyah dan umat

11
(Yogyakarta: LESFI, 2003), Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2002 M. Abdul Karim, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam,
12
(Yogyakarta: Pustaka Book Publisher, 2009), Bahroin suryantara, Sejarah Kebudayaan Islam,
Yudhistira, Jakarta 2010,

11
islam dikuasai oleh Mu’awiyah. Dengan begitu berakhirlah
pemerintahan yang berdasarkan pemilihan (khulafaur rasyidin
berganti dengan sistem kerajaan).
zaman pemerintahan Abbasiyah yang pertama merupakan puncak
keemasan dinasti ini. secara politis, para khalifah betul-betul tokoh
yang kuat dan merupakan pusat kekuasaan politik dan agama
sekaligus. Di sisi lain, kemakmuran, masyarakat mencapai tingkat
tertinggi. Disamping itu Dinasti Abbasiyah (750-1208 M) juga
merupakan dinasti yang menelurkan konsep-konsep keemasan Islam
dalam hal pengembangan ilmu pengetahuan. zaman keemasan Islam
yang ditandai dengan penguasaan ilmu pengetahuan di berbagai sektor
telah membawa kemakmuran tersendiri pada masyarakat saat itu.
kemajuan di segala bidang yang diperoleh Bani Abbasiyah
menempatkan bahwa Bani Abbasiyah lebih baik dari bani Umayyah di
samping itu pada masa Dinasti ini banyak terlahir tokoh-tokoh
intelektual muslim yang cukup berpengaruh sampai saat ini.
2. Saran
Kami bangga sekaligus kagum atas perjuangan-perjuangan yang
dilakukan oleh Khulafaur Rasyidin. Tapi yang di sayangkan pada masa
pemerintahan salah satu dari Khulafaur Rasyidin ialah: Para aparatur
Negara di ambil dari kalangan keluarga Khalifah, dan ketidak tegasan
dalam memutuskan/menyelesaikan masalah, hal tersebut yang
menyebabkan perpecahan dan pemberontakan di kalangan umat Islam,
sehingga berdampak negatif di era globalisasi

DAFTAR PUSTAKA

12
Adnan Muhammad, Wajah Islam Periode Makkah-Madinah. 2019.Vol. 5.
Cendikia: Jurnal Study Keislaman. al-‘UsairiAhmad, Sejarah Islam.
2003.Jakarta: Akbar Media Al-Baladzuri, Fatuhul Buldam, Jilid V, Mesir:
Maktabah An-Nahdah AlMisriyah. Harafi Salamah Muhammad, Sejarah
dan Peradaban Islam, 2016. Jakarta:Pustaka Al-Kautsar
Syalabi, Ahmad. 1982. Sejarah dan Kebudayaan Islam 2. Jakarta :
Pustaka al-Husna. Nizar, Samsul. 2009. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta
: Prenada Media Group.
Dudung Abdurrahman dkk.Sejarah Peradaban Islam: Masa Klasik Hingga
Modern, (Yogyakarta: LESFI, 2003), Badri Yatim, Sejarah Peradaban
Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002 M. Abdul Karim,
Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam, (Yogyakarta: Pustaka Book
Publisher, 2009), Bahroin suryantara, Sejarah Kebudayaan Islam,
Yudhistira, Jakarta 2010,

13
14

Anda mungkin juga menyukai