BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan pembelajaran adalah pernyataan mengenai kemampuan tingkah
laku yang diharapkan dimiliki atau dikuasai peserta didik setelah ia menerima
atau menjalani proses pendidikan. Hal itu sejalan dengan pendapat Nana
Sudjana (1998 : 61) yang menyatakan bahwa “Tujuan pembelajaran atau
instruksional adalah rumusan pernyataan mengenai kemampuan tingkah laku
yang diharapkan atau dikuasai setelah melaksanakan proses pembelajaran”.
Setiap kemampuan siswa dalam memahami dan menguasai materi pelajaran
dapat diukur dari hasil penilaian. Hasil penilaian merupakan gambaran
kemajuan dan prestasi siswa.
Kemampuan guru dalam merencanakan dan melaksanakan peroses belajar
mengajar merupakan faktor utama dalam mencapai tujuan pengajaran. Siswa
dan guru merupakan komponen utama dalam kegiatan pembelajaran. Guru
berperan untuk membantu siswa agar belajar aktif dan kreatif, sedangkan
siswa menerima berbagai topik atau pengetahuan yang ditransformasikan
guru. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan mengajar adalah faktor intern
dan ekstern. Siswa yang memiliki potensi kecerdasan tertentu, apalagi
didukung oleh minat dan bakat yang sangat tinggi, cenderung lebih berhasil
menangkap dan menjabarkan berbagai topik dan pengetahuan yang
diterimanya. Pembelajaran yang berhasil ditunjukan oleh dikuasainya materi
pelajaran oleh siswa. Tingkat kemampuan siswa terhadap pelajaran biasanya
dinyatakan dengan nilai (angka). Di samping nilai tersebut, partisipasi siswa
pun menjadi pertimbangan.
Untuk tercapai dan terealisasikan tujuan pengajaran bukan hal yang
sederhana dan mudah seperti membalikan telapak tangan. Guru perlu memiliki
sikap dan kemampuan dasar dalam mengelola kegiatan belajar mengajar.
Salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah
1
2
menguasai metode mengajar, guru akan dapat mengajar secara efektif serta
dapat meningkatkan keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran.
Banyak hal yang menyebabkan pendidikan kita tidak berkembang,
diantaranya :
Metode pembelajaran yang kurang menarik karena kurang bervariasinya
metode pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa sehingga tingkat
kemampuan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran sangat
rendah.
Umumnya gaya guru mengajar dengan metode berceramah sementara
siswa mendengarkan. Dengan kata lain kebanyakan guru menggunakan
waktunya hanya untuk menyampaikan informasi sehingga terjadi
pembelajaran yang monoton yang mengakibatkan rasa jenuh pada siswa.
Kurangnya tingkat kesadaran akan pentingnya belajar sendiri, dan
menggali pengetahuan secara otodidak.
Pertanyaan yang diajukan sering bersifat retorik (tidak memerlukan
jawaban) atau bersifat melengkapi akhir kalimat bahkan kata yang sering
dijawab siswa secara “Koor” (bersama).
Kurangnya antusias siswa baik dalam menjawab pertanyaan maupun
dalam mengajukan pertanyaan.
Tingkat pemahaman yang rendah serta antusias siswa dalam belajar
tersebut terjadi juga pada siswa Kelas V SD Negeri Karyasari 3 Kecamatan
Cikedal Kabupaten Pandeglang. Hal ini dibuktikan oleh rendahnya perolehan
nilai pada setiap nilai ulangan harian. Untuk mengatasi masalah tersebut di
atas, maka penyusun mencoba menggunakan Alat peraga sebagai media
untuk mengatasi masalah tersebut. Metode ini diharapkan mampu mengatasi
masalah pembelajaran matematika yang masih sering dijumpai di SD antara
lain sebagai berikut :
a. Bagaimana mengubah pandangan guru yang pada umumnya melakukan
pembelajaran yang bersifat informatif di bawah dominasi guru menjadi
kegiatan pembelajaran (learning) yang aktif, menumbuhkembangkan rasa
ingin tahu (curiosity) siswa tentang organ tubuh, belajar ke arah penemuan
3
B. Rumusan Masalah
Masalah yang diperoleh pada mata pelajaran Matematika di Kelas V
diantaranya adalah sebagai berikut ;
Guru terlalu monoton dalam menjelaskan materi pelajaran.
Metode yang digunakan kurang bervariatif.
Guru kurang memberikan motivasi belajar.
Guru kurang kreatif menggunakan alat peraga.
Siswa tidak diminta untuk mengungkapkan pendapatnya,
Guru kurang memberi kehangatan dalam belajar.
Berdasarkan hasil analisis masalah yang dihadapi pada mata pelajaran
Matematika, maka permasalahan yang terjadi dapat penulis rumuskan sebagai
berikut :
1. Bagaimana meningkatkan hasil evaluasi siswa pada mata pelajaran
Matematika tentang Menentukan Besar Sudut dengan dengan penggunaan
Alat Peraga di kelas V SDN Karyasari 3 Kecamatan Cikedal Kabupaten
Pandeglang ?
2. Bagaimana meningkatkan aktifitas belajar siswa pada mata pelajaran
Matematika tentang Menentukan Besar Sudut dengan dengan penggunaan
Alat Peraga di kelas V SDN Karyasari 3 Kecamatan Cikedal Kabupaten
Pandeglang ?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :
1. Meningkatkan hasil evaluasi siswa pada mata pelajaran Matematika
tentang Menentukan Besar Sudut dengan dengan penggunaan Alat Peraga
di kelas V SDN Karyasari 3 Kecamatan Cikedal Kabupaten Pandeglang ?
2. Meningkatkan aktifitas belajar siswa pada mata pelajaran Matematika
tentang Menentukan Besar Sudut dengan dengan penggunaan Alat Peraga
di kelas V SDN Karyasari 3 Kecamatan Cikedal Kabupaten Pandeglang ?
5
D. Manfaat Penelitian
Manfaat Penelitian adalah sebagai berikut :
a. Bagi Guru
1. Membantu memperbaiki proses
pembelajaran
2. Membantu mengembangkan
pembelajaran secara profesional
3. Meningkatkan rasa percaya diri
4. meningkatkan kreatifitas
penggunaan alat/media pembelajaran
5. Meningkatkan wawasan dan
memperkaya pengetahuan guru
b. Bagi Siswa
1. Meningkatkan prestasi
2. Menggali motivasi belajar aktif
dan kreatif
3. Menjadikan belajar mengajar
yang menyenangkan
4. Dapat menjadi modal bagi para
siswa, karena guru yang melakukan penelitian akan selalu kritis
terhadap hasil belajar siswa untuk selalu menyikapi kinerjanya dengan
melakukan analisi seperti yang dilakukan gurunya.
c. Bagi Sekolah
1. Meningkatkan secara umum kemampuan profesi guru
2. Penelitian proses belajar mengajar
3. Meningkatkan wawasan pengetahuan
4. Tercapainya iklim yang kondusif pada pendidikan di sekolah.
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pembelajaran Matematika
Matematika adalah terjemahan dari Mathematic. Matematika lebih dari
pada aritmetika, yakni ilmu tentang kalkulasi/perhitungan. Ia lebih dari pada
aljabar, yang merupakan bahasa lambang, operasi dan relasi namun arti atau
definisi yang tepat dari matematika tidak dapat diterapkan sejara ekssak (pasti)
dan singkat.
Matematika adalah cara/metode berpikir dan bernalar. Matematika dapat
digunakan untuk memutuskan apakah suatu ide itu benar atau salah, atau
paling sedikit ada kemungkinan benar.
Matematika adalah suatu medan eksplorasi dan penemuan, di situ setiap
hari ide-ide baru diketemukan. Matematika adalah cara berfikir yang
digunakan untuk memecahkan semua jenis persoalan di dalam sains,
pemerintahan, dan industri ia adalah bahasa lambang yang dipahami oleh
semua bangsa berbudaya di dunia.
Ada baiknya kita lihat beberapa pendapat para ahli tentang matematika.
Beberapa pendapat para akhli mengenai pengertian matematika yang dikutip
E.T. Ruseffendi (materi pokok pendidikan matematika III, 1994) atara lain :
Johnson dan Myklebost (1967: 244) menyatakan bahwa, matematika
adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan
hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan sedang fungsi teoritisnya
adalah untuk memudahkan berfikir.
Lerner (1988: 430) Menyatakan bahwa, matematika disamping sebagai
bahasa simbolis juga merupakan bahasa universal, yang memungkinkan
manusia memikirkan, mencatat dan mengkonsumsikan ide mengenai elemen
dan kuantitas.
Kline (1981: 172) menyatakan bahwa matematika merupakan basa
simbolis dan ciri utamanya adalah penggunaan cara bernalar deduktif, tetapi
juga tidak melupakan cara bernalar induktif.
6
7
B. Alat Peraga
Bila kita kaji lebih cermat, pada umumnya pembelajaran IPS memerlukan
alat bantu/alat peraga untuk mempermudah dan memperjelas penyajian suatu
konsep. Alat peraga juga sangat membantu siswa memahami konsep sesuai
dengan yang kita sampaikan sehingga terhindar dari sikap verbalisme. Hal
tersebut dapat tercapai, sebab alat peraga merupakan sarana/media untuk
memotivasi dan menantang siswa dalam usaha memahami konsep
pembelajaran sehingga proses pembelajaran menjadi lebih bermakna. Alat
peraga adalah sebagai alat yang dapat menunjang efektifitas dan efisiensi
pengajaran (Sudirman dkk, 1991:208).
Alat peraga IPS yaitu alat bantu/media belajar yang dapat membantu
meningkatkan motivasi belajar siswa, meningkatkan efisiensi dan efktifitas
kegiatan belajar mengajar , serta membantu siswa memahami konsep-konsep
IPS dengan benar sehingga siswa terhindar dari sikap verbalisme.
9
baik dari segi ingatan, pemahaman, penerapan dan cara bertindak dalam
kehidupan sehari-hari akan mencerminkan perilaku ilmiah.
5. Mendorong guru untuk kreatif melakukan pembelajaran yang inovatif
Pembelajaran menggunakan alat peraga dengan hasil optimal, akan
mendorong guru menemukan alat peraga lain yang lebih baik. Guru akan
merasa tertantang untuk merancang dan membuat alat peraga yang lebih
menarik, lebih menantang dan lebih bermakna bagi pembelajaran pada
konsep-konsep materi lain.
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah Kelas V SD Negeri Karyasari 3
Kecamatan Cikedal Kabupaten Pandeglang yang berjumlah 31 siswa yang
terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan.
Penyusunan ini dilakukan pada Semester 1 pada Tahun Pelajaran
2011/2012 dari bulan Oktober 2011 dan penyusunan ini dilaksanakan dalam 2
siklus. Dengan rincian waktu sebagai berikut :
Tanggal 12 Oktober 2011 Mata Pelajaran Matematika Siklus 1
Tanggal 14 Oktober 2011 Mata Pelajaran Matematika Siklus 2
B. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan oleh penulis yang proses pelaksanaannya
dilakukan secara bersiklus (cycle). Siklus dalam penelitian ini dilakukan
dalam 2 siklus. Pada siklus pertama terdiri dari 2 pertemuan dan pada siklus
keduapun terdiri dari 2 pertemuan.
Tahap-tahap yang akan dilakukan dalam penelitian ini menggunakan
model yang dikembangkan oleh Kurt Lewin. Model Kurt Lewin seperti
disebutkan dalam Dikdasmen (h. 18,2003) bahwa tahap-tahap tersebut atau
biasa disebut siklus (putaran) terdiri dari empat komponen, yang meliputi :
1). Perencanaan (Planing)
2). Aksi / tindakan (Acting)
3). Observasi (Observing)
4). Refleksi (Reflecting)
Siklus atau putaran yang akan dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari 2
siklus. Setiap satu siklus yang sudah selesai diimplementasikan, khususnya
sesudah adanya refleksi, kemudian diikuti dengan adanya perencanaan ulang
(Replaning) atau revisi terhadap implementasi sebelumnya setiap siklus
11
12
GAMBAR 1.1
RANGKAIAN LANGKAH PTK DALAM PKP
OBSERVASI
Pra Siklus
Refleksi
Rencana
Observasi
Rencana
Observasi
Tahap-tahap Siklus 2
Pada siklus 2 ini pelaksanaannya tergantung dari siklus I atau merupakan
pengembangan siklus I. Kegiatan pada tahapa ini diantaranya :
1. Perencanaan :
Kegiatan dalam perencanaan siklus 2 merupakan pengembangan dari
siklus 1 meliputi :
Mendiskusikan dan menetapkan rancangan pembelajaran yang akan
diterapkan di kelas sebagai tindakan dalam siklus 2.
Menyusun rencana pembelajaran dengan menggunakan penerapan
penggunaan alat peraga.
Menyusun soal-soal dan LKS pengembangan dari siklus 1 sebagai
tugas yang akan diberikan kepada siswa untuk dibahas dalam
kelompoknya.
Mempersiapkan lembar observasi dan catatan harian.
2. Tindakan :
Kegiatan pada tahap ini adalah melaksanakan skenario pembelajaran
yang telah direncanakan berdasarkan pengembangan dari siklus 1. Adapun
secara garis besar pada pelaksanaan ini meliputi :
Penyajian materi pelajaran secara klasikal
Pemberian contoh soal yang pembahasnya dibahas melalui
penggunaan alat peraga.
Pemberian tugas untuk dibahas dalam kelompoknya.
Kegiatan pembelajaran diserahkan kepada masing-masing kelompok
dalam rangka pendalaman materi atau konsep.
Salah satu kelompok mempresentasikan hasil pembahasan kelompok
kepada kelompok yang lainnya.
3. Observasi :
Pada tahap ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan
dengan menggunakan lembar observasi dan Evaluasi yang merupakan
pengembangan dari siklus 1. Pada lembar observasi ini memuat hal-hal
16
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
24 M. DIKI MAULANA 60 60
25 RIKI RIYANTO 60 60
26 ADI PERMANA 60 70
27 NURSANTI 40 80
28 ALFI FAHROJI 60 70
29 SITI ROHIMAH 70 100
30 TUTI BAROKAH 60 60
31 SITI SOPIAH 80 80
Jumlah 2.110 2.330
Rata-rata 68,06 75,16
Berikut ini hasil Observasi pada hasil Kelompok Kerja Siswa pada mata
pelajaran Matematika.
Berdasarkan hasil yang diperoleh siswa dan hasil diskusi bersama teman
sejawat, ternyata menunjukan kemajuan dalam pencapaian standar nilai yang
ditetapkan sekolah.
Siklus I Siklus II
Jumlah Jumlah
Nilai % Nilai %
Murid Murid
22
10 - - 10 - -
20 - - 20 - -
30 - - 30 - -
40 1 3,23 % 40 - -
50 - - 50 - -
60 17 54,84 % 60 7 22,58 %
70 5 16,13 % 70 11 35,48 %
80 5 16,13 % 80 8 25,81 %
90 - 90 - -
Jumlah Siswa
-
100 3 9,68 % 100 5 16,13 %
30
25
20 54,84%
15
10
40
16,13% 16,13%
5 3,23%
9,68%
35
0
30 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Nilai yang diperoleh Siswa
25
MATEMATIKA
20
SIKLUS 2
15
10
0
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Nilai yang diperoleh Siswa
23
35,48%
25,81%
22,58%
16,13%
C. PEMBAHASAN
Berdasarkan temuan yang diperoleh pada pembelajaran Matematika yang
dilaksanakan pada siklus 1 dan 2, maka hasil yang diperoleh siswa ada
peningkatan. Mereka mampu bekerjasama dalam kelompoknya dengan baik.
24
Nilai Rata-rata
100
90
80 75,16
70 68,06
60
50
40
30
20
10
0
Siklus 1 Siklus 2
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
26
Dari hasil melakukan perbaikan pembelajaran selama dua kali dari dua
mata pelajaran Matematika di kelas V SD Negeri Karyasari 3 Kecamatan
Cikedal dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
a. Siswa lebih tertarik dengan pembelajaran yang menggunakan alat-alat
peraga dan contoh-contoh yang kongkrit.
b. Metode pembelajaran yang bervariasi dapat menghidupkan suasana kelas.
c. Keaktifan siswa akan ditentukan oleh motivasi yang diberikan guru.
d. Keberanian siswa dalam menjawab pertanyaan ada perubahan (meningkat)
yang sangat berarti, dapat dilihat melalui pengajuan pertanyaan yang jelas
dan singkat, yang artinya penggunaan bahasa bertanya sudah bagus.
e. Siswa dituntut untuk menghafal perkalian dan pembagian, karena itu
memudahkan siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang mereka hadapi.
f. Peningkatan hasil belajar siswa, juga ditentukan oleh guru dalam
memberikan perbaikan, pengayaan dan remedial.
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis menyarankan beberapa hal yang
sebaiknya dilakukan oleh guru untuk meningkatkan mutu pembelajaran
khususnya meningkatkan penguasaan materi antara lain sebagai berikut :
a. Mempersiapkan pembelajaran dengan matang, diantaranya dengan
menyusun atau membuat rencana pembelajaran yang optimal.
b. Guru harus selalu memberikan motivasi pada setiap kegiatan pembelajaran
dan penguatan terhadap hasil pekerjaan siswa, apapun hasilnya.
c. Melatih siswa untuk berani mengemukakan pendapatnya serta mampu
mengajukan dan menjawab pertanyaan dengan bahasanya sendiri.
d. Menggunakan metode pembelajaran yang menarik dan bervariasi serta
dengan teknik pembelajaran yang tepat sehingga pembelajaran dapat
berlangsung dengan efektif dan efisien.
25
e. Dalam setiap pembelajaran guru harus mampu menggunakan alat peraga
yang relevan, sehingga siswa dapat belajar sambil melakukan.
27