Anda di halaman 1dari 27

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tujuan pembelajaran adalah pernyataan mengenai kemampuan tingkah
laku yang diharapkan dimiliki atau dikuasai peserta didik setelah ia menerima
atau menjalani proses pendidikan. Hal itu sejalan dengan pendapat Nana
Sudjana (1998 : 61) yang menyatakan bahwa “Tujuan pembelajaran atau
instruksional adalah rumusan pernyataan mengenai kemampuan tingkah laku
yang diharapkan atau dikuasai setelah melaksanakan proses pembelajaran”.
Setiap kemampuan siswa dalam memahami dan menguasai materi pelajaran
dapat diukur dari hasil penilaian. Hasil penilaian merupakan gambaran
kemajuan dan prestasi siswa.
Kemampuan guru dalam merencanakan dan melaksanakan peroses belajar
mengajar merupakan faktor utama dalam mencapai tujuan pengajaran. Siswa
dan guru merupakan komponen utama dalam kegiatan pembelajaran. Guru
berperan untuk membantu siswa agar belajar aktif dan kreatif, sedangkan
siswa menerima berbagai topik atau pengetahuan yang ditransformasikan
guru. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan mengajar adalah faktor intern
dan ekstern. Siswa yang memiliki potensi kecerdasan tertentu, apalagi
didukung oleh minat dan bakat yang sangat tinggi, cenderung lebih berhasil
menangkap dan menjabarkan berbagai topik dan pengetahuan yang
diterimanya. Pembelajaran yang berhasil ditunjukan oleh dikuasainya materi
pelajaran oleh siswa. Tingkat kemampuan siswa terhadap pelajaran biasanya
dinyatakan dengan nilai (angka). Di samping nilai tersebut, partisipasi siswa
pun menjadi pertimbangan.
Untuk tercapai dan terealisasikan tujuan pengajaran bukan hal yang
sederhana dan mudah seperti membalikan telapak tangan. Guru perlu memiliki
sikap dan kemampuan dasar dalam mengelola kegiatan belajar mengajar.
Salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah

1
2

menguasai metode mengajar, guru akan dapat mengajar secara efektif serta
dapat meningkatkan keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran.
Banyak hal yang menyebabkan pendidikan kita tidak berkembang,
diantaranya :
 Metode pembelajaran yang kurang menarik karena kurang bervariasinya
metode pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa sehingga tingkat
kemampuan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran sangat
rendah.
 Umumnya gaya guru mengajar dengan metode berceramah sementara
siswa mendengarkan. Dengan kata lain kebanyakan guru menggunakan
waktunya hanya untuk menyampaikan informasi sehingga terjadi
pembelajaran yang monoton yang mengakibatkan rasa jenuh pada siswa.
 Kurangnya tingkat kesadaran akan pentingnya belajar sendiri, dan
menggali pengetahuan secara otodidak.
 Pertanyaan yang diajukan sering bersifat retorik (tidak memerlukan
jawaban) atau bersifat melengkapi akhir kalimat bahkan kata yang sering
dijawab siswa secara “Koor” (bersama).
 Kurangnya antusias siswa baik dalam menjawab pertanyaan maupun
dalam mengajukan pertanyaan.
Tingkat pemahaman yang rendah serta antusias siswa dalam belajar
tersebut terjadi juga pada siswa Kelas V SD Negeri Karyasari 3 Kecamatan
Cikedal Kabupaten Pandeglang. Hal ini dibuktikan oleh rendahnya perolehan
nilai pada setiap nilai ulangan harian. Untuk mengatasi masalah tersebut di
atas, maka penyusun mencoba menggunakan Alat peraga sebagai media
untuk mengatasi masalah tersebut. Metode ini diharapkan mampu mengatasi
masalah pembelajaran matematika yang masih sering dijumpai di SD antara
lain sebagai berikut :
a. Bagaimana mengubah pandangan guru yang pada umumnya melakukan
pembelajaran yang bersifat informatif di bawah dominasi guru menjadi
kegiatan pembelajaran (learning) yang aktif, menumbuhkembangkan rasa
ingin tahu (curiosity) siswa tentang organ tubuh, belajar ke arah penemuan
3

dan penerapan konsep secara kontekstual dengan melakukan pembelajaran


yang sifatnya melibatkan dan melatih siawa mengembangkan sikap ilmiah
dalam keterampilan proses yang nyata sehingga tercipta situasi
pembelajaran yang mengasyikan dan menyenangkan.
b. Bagaimana meningkatkan hasil evaluasi siswa, sekaligus langkah bagi
guru dan siswa untuk meningkatkan aktivitas belajar di kelas khsusunya
mata pelajaran matematika.
Menggunakan metode pembelajaran penggunaan alat peraga ini
merupakan salah satu alternatif upaya meningkatkan hasil evaluasi siswa
dalam pembelajaran matematika sehingga siswa mampu menerapkan ilmunya
dalam memecahkan masalah yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan kajian di atas, penyusun melakukan penelitian dalam
pembelajaran dengan lingkup penggunaan alat peraga guna meningkatkan
kemampuan pemahaman dibidang Matematika.
Makin dikembangkannya kegiatan pembelajaran yang menuntut peran aktif
siswa dalam belajar dengan menggunakan alat peraga serta pentingnya
kebermaknaan dalam belajar (Meaningful Learning), maka pemilihan jenis
metode yang tepat menempati posisi penting dalam menunjang keberhasilan
pengajaran. Pemilihan dan penentuan metode yang memberi ruang bagi anak
untuk terlibat secara aktif baik fisik, mental maupun sosial.
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, maka proses pembelajaran harus
diperbaiki, untuk menyiapkan hal tersebut guru harus memiliki kemampuan
mengolah dan mendesain dalam proses kegiatan belajar mengajar.
Dari hasil ulangan sumatif pelajaran Matematika dengan materi
Menentukan Besar Sudut di Kelas V SD Negeri Karyasari 3, dari 31 siswa
masih ada 18 orang siswa yang mendapat nilai di bawah standar ketuntasan
minimal (60). Sisanya mendapat nilai di bawah standar dan
partisMatematikasi serta penguasaan materi baru mencapai 58,06 %.
Untuk mengetahui apa yang menjadi penyebabnya, seorang guru dapat
melakukan refleksi. Suatu proses belajar mengajar yang dilakukan sendiri
melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
4

B. Rumusan Masalah
Masalah yang diperoleh pada mata pelajaran Matematika di Kelas V
diantaranya adalah sebagai berikut ;
 Guru terlalu monoton dalam menjelaskan materi pelajaran.
 Metode yang digunakan kurang bervariatif.
 Guru kurang memberikan motivasi belajar.
 Guru kurang kreatif menggunakan alat peraga.
 Siswa tidak diminta untuk mengungkapkan pendapatnya,
 Guru kurang memberi kehangatan dalam belajar.
Berdasarkan hasil analisis masalah yang dihadapi pada mata pelajaran
Matematika, maka permasalahan yang terjadi dapat penulis rumuskan sebagai
berikut :
1. Bagaimana meningkatkan hasil evaluasi siswa pada mata pelajaran
Matematika tentang Menentukan Besar Sudut dengan dengan penggunaan
Alat Peraga di kelas V SDN Karyasari 3 Kecamatan Cikedal Kabupaten
Pandeglang ?
2. Bagaimana meningkatkan aktifitas belajar siswa pada mata pelajaran
Matematika tentang Menentukan Besar Sudut dengan dengan penggunaan
Alat Peraga di kelas V SDN Karyasari 3 Kecamatan Cikedal Kabupaten
Pandeglang ?

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :
1. Meningkatkan hasil evaluasi siswa pada mata pelajaran Matematika
tentang Menentukan Besar Sudut dengan dengan penggunaan Alat Peraga
di kelas V SDN Karyasari 3 Kecamatan Cikedal Kabupaten Pandeglang ?
2. Meningkatkan aktifitas belajar siswa pada mata pelajaran Matematika
tentang Menentukan Besar Sudut dengan dengan penggunaan Alat Peraga
di kelas V SDN Karyasari 3 Kecamatan Cikedal Kabupaten Pandeglang ?
5

D. Manfaat Penelitian
Manfaat Penelitian adalah sebagai berikut :
a. Bagi Guru
1. Membantu memperbaiki proses
pembelajaran
2. Membantu mengembangkan
pembelajaran secara profesional
3. Meningkatkan rasa percaya diri
4. meningkatkan kreatifitas
penggunaan alat/media pembelajaran
5. Meningkatkan wawasan dan
memperkaya pengetahuan guru
b. Bagi Siswa
1. Meningkatkan prestasi
2. Menggali motivasi belajar aktif
dan kreatif
3. Menjadikan belajar mengajar
yang menyenangkan
4. Dapat menjadi modal bagi para
siswa, karena guru yang melakukan penelitian akan selalu kritis
terhadap hasil belajar siswa untuk selalu menyikapi kinerjanya dengan
melakukan analisi seperti yang dilakukan gurunya.
c. Bagi Sekolah
1. Meningkatkan secara umum kemampuan profesi guru
2. Penelitian proses belajar mengajar
3. Meningkatkan wawasan pengetahuan
4. Tercapainya iklim yang kondusif pada pendidikan di sekolah.
6

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Matematika
Matematika adalah terjemahan dari Mathematic. Matematika lebih dari
pada aritmetika, yakni ilmu tentang kalkulasi/perhitungan. Ia lebih dari pada
aljabar, yang merupakan bahasa lambang, operasi dan relasi namun arti atau
definisi yang tepat dari matematika tidak dapat diterapkan sejara ekssak (pasti)
dan singkat.
Matematika adalah cara/metode berpikir dan bernalar. Matematika dapat
digunakan untuk memutuskan apakah suatu ide itu benar atau salah, atau
paling sedikit ada kemungkinan benar.
Matematika adalah suatu medan eksplorasi dan penemuan, di situ setiap
hari ide-ide baru diketemukan. Matematika adalah cara berfikir yang
digunakan untuk memecahkan semua jenis persoalan di dalam sains,
pemerintahan, dan industri ia adalah bahasa lambang yang dipahami oleh
semua bangsa berbudaya di dunia.
Ada baiknya kita lihat beberapa pendapat para ahli tentang matematika.
Beberapa pendapat para akhli mengenai pengertian matematika yang dikutip
E.T. Ruseffendi (materi pokok pendidikan matematika III, 1994) atara lain :
Johnson dan Myklebost (1967: 244) menyatakan bahwa, matematika
adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan
hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan sedang fungsi teoritisnya
adalah untuk memudahkan berfikir.
Lerner (1988: 430) Menyatakan bahwa, matematika disamping sebagai
bahasa simbolis juga merupakan bahasa universal, yang memungkinkan
manusia memikirkan, mencatat dan mengkonsumsikan ide mengenai elemen
dan kuantitas.
Kline (1981: 172) menyatakan bahwa matematika merupakan basa
simbolis dan ciri utamanya adalah penggunaan cara bernalar deduktif, tetapi
juga tidak melupakan cara bernalar induktif.

6
7

Paling (1982: 1) menyatakan bahwa, matematika adalah suatu cara


menemukan jawaban terhadap suatu masalah yang dihadapi manusia; suatu
cara menggunakan informasi, menggunakan pengetahuan tentang bentuk dan
ukuran, menggunakan pengetahuan tentang menghitung.
James (Depdiknas-“120”) menyatakan “bahwa matematika adalah ilmu
tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep
berhubungan lainnya dengan jumlah yang banyak yang terbagi kedalam tiga
bidang yaitu aljabar, analisis dan geometri.
Secara etimologis istilah matematika berasal dari kata yang artinya
bertalian dengan ilmu pengetahuan. Berbagai pendapat muncul tentang
pengertian matematika, dipandangan dari pengetahuan dan pengalaman
masing-masing. Ada yang mengatakan bahwa matematika adalah bahasa
simbol, bahasa numerik, serta bahasa yang dpat menghilangkan sifat kabur,
majemuk dan emosional, matematika adalah metode berfikir logis,
matematika adalah sarana berfikir logika pada masa dewasa. Matematika
adalah ratunya ilmu dan sekaligus menjadi pelayannya.
Johnson dan Rising (1972) menyatakan, matematika adalah pola pikir,
pola mengorganisasikan, pembuktian yang logik, matematika itu adalah
bahasa yang menggunakan istilah yang didefiniksikan dengan cermat, jelas
dan akurat, representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa
syimbol mengenai ide (gagasan) daripada mengenai bunyi; matematika adalah
pengetahuan truktur yang terorganisasikan sifat-sifat atau teori-teori hitung
dibuat secara deduktip berdasarkan kepada unsur-unsur yang didefinisikan
atau tidak didefinisikan, aksioma-aksioma, sifat-sifat, atau teori-teori yang
telah dibuktikan kebenarannya; matematika adalah ilmu tentang pola,
keteraturan pola atau ide; dan matematika itu adalah suatu seni, keindahannya
terdapat pada keterurutan dan keharmonisannya. Jadi menurut Johnson dan
Rising, jelas bahwa matematika adalah ilmu deduktif.
Ada pendapat yang menyatakan bahawa matematika itu timbul karena
pikiran-pikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses dan penalaran
yang terbagi menjadi empat wawasan yang luas, yaitu aritmatika, aljabar,
8

geometri dan analisis, dengan aritmatika mencakup teori bilangan dan


statistik.
Matematika selain sebagai seni, kadang kala matematika itu disebut
ratunya ilmu (Mathematics Is The Queen Of Science), artinya antara lain
bahwa matematika adalah bahasa yang tidak tergantung pada bidang studi lain
yang menggunakan syimbol dan istilah yang cermat yang disepakati cara
universal sehingga mudah dipahami; kemudian merupakan ilmu deduktif yang
tidak menerima generalisasi yang didasarkan pada contoh-contoh, observasi,
eksperimen tetapi generalisasinya didasarkan pada pembuktian deduktip;
kemudian struktur yang terorganisasikan; dan matematika sebagai pelayan
ilmu.
Dengan demikian dikatakan matematika adalah suatu medan eksplorasi
dalam pola pikir yang digunakan untuk memecahkan jenis persoalan dalam
ilmu dan ilmu pengetahuan dan menentukan kebenaran dengan ide-ide yang
mungkin bersipat kabur.

B. Alat Peraga
Bila kita kaji lebih cermat, pada umumnya pembelajaran IPS memerlukan
alat bantu/alat peraga untuk mempermudah dan memperjelas penyajian suatu
konsep. Alat peraga juga sangat membantu siswa memahami konsep sesuai
dengan yang kita sampaikan sehingga terhindar dari sikap verbalisme. Hal
tersebut dapat tercapai, sebab alat peraga merupakan sarana/media untuk
memotivasi dan menantang siswa dalam usaha memahami konsep
pembelajaran sehingga proses pembelajaran menjadi lebih bermakna. Alat
peraga adalah sebagai alat yang dapat menunjang efektifitas dan efisiensi
pengajaran (Sudirman dkk, 1991:208).
Alat peraga IPS yaitu alat bantu/media belajar yang dapat membantu
meningkatkan motivasi belajar siswa, meningkatkan efisiensi dan efktifitas
kegiatan belajar mengajar , serta membantu siswa memahami konsep-konsep
IPS dengan benar sehingga siswa terhindar dari sikap verbalisme.
9

C. Fungsi Alat Peraga


Alat peraga memiliki berbagai fungsi dalam kegiatan belajar mengajar.
Beberapa fungsi diantaranya :
1. Menciptakan proses belajar mengajar aktif dan bermakna.
Kegiatan belajar aktif yang dimaksud adalah kegiatan belajar yang
menciptakan siswa aktif secara mental, fisik dan sosial. Aktif secara
mental, diharapkan siswa selama proses belajar mengajar dapat
meningkatkan pemahamannya secara logis dan rasional. Aktif secara fisik,
perlu ditumbuhkan karena siswa mempunyai sifat ingin bergerak, berbuat
dan bermain. Hal itu perlu dikeluarkan dalam kondisi pembelajaran yang
banyak menantang untuk beraktifitas dalam belajarnya. Tujuannya, agar
apa yang dipelajari membuat mereka yakin, terkesan dan tidak verbalisme.
Aktif dalam arti sosial, diharapakan siswa selama belajar dapat
berinteraksi dengan siswa lain, dengan guru serta dengan lingkungannya.
Hal itu perlu sebagai upaya pembentukan dirinya sebagai makhluk sosial
yang dinamis.
2. Membuat siswa memahami konsep yang dipelajari.
Pembelajaran dengan menggunakan alat peraga/alat bantu akan
membuat mereka yakin dan mengerti terhadap apa yang mereka pelajari.
Sesuai dengan pepatah bahwa “Saya dengar saya lupa, saya lihat saya
tahu, dan saya lakukan saya mengerti”.
3. Merangsang siswa untuk belajar aktif
Pembelajaran menggunakan alat peraga yang menantang dan menarik,
dapat menumbuhkan semangat dan rasa ingin tahu siswa. Hal itu penting
untuk mempelajari konsep/materi pembelajaran dengan tekun dan
semangat. Dengan begitu, mereka akan terdorong untuk mengekspresikan
gagasan dan konsep baru.
4. Membantu guru melaksanakan pembelajaran yang berhasil guna dan
berdaya guna.
Pembelajaran menggunakan alat peraga dapat meningkatkan efektifitas
dan efisiensi pembelajaran. Dengan demikian, tingkat kemampuan siswa
10

baik dari segi ingatan, pemahaman, penerapan dan cara bertindak dalam
kehidupan sehari-hari akan mencerminkan perilaku ilmiah.
5. Mendorong guru untuk kreatif melakukan pembelajaran yang inovatif
Pembelajaran menggunakan alat peraga dengan hasil optimal, akan
mendorong guru menemukan alat peraga lain yang lebih baik. Guru akan
merasa tertantang untuk merancang dan membuat alat peraga yang lebih
menarik, lebih menantang dan lebih bermakna bagi pembelajaran pada
konsep-konsep materi lain.

D. Kemampuan Guru Dalam Menggunakan Alat Peraga


Setiap guru harus menyadari bahwa di dalam jiwa anak terdapat modal
yang sangat penting untuk memulai kegiatan belajar mengajar. Modal tersebut
adalah rasa ingin tahu dan imajinasi. Guru harus mampu mengetahui,
memupuk dan menumbuhkembangkan potensi-potensi tersebut. Kedua
potensi itu dapat mendukung terciptanya proses belajar mengajar yang sangat
menyenangkan dan sangat bermakna bagi siswa.
Hal tersebut dapat terwujud, sebab apabila rasa ingin tahu mereka
dipupuk, maka akan terbentuk siswa yang kritis. Apabila imajinasinya
dikembangkan, akan terwujud siswa yang kreatif. Lahan yang paling subur
untuk mengembangkan sifat-sifat tersebut adalah pada saat belajar aktif. Yaitu
kondisi yang merangsang siswa untuk berbuat, mencipta dan
mengaktualisasikan imajinasinya.
Hal-hal di atas dapat tercapai apabila guru memiliki kemauan dan
kemampuan untuk menggunakan alat peraga yang sesuai dengan materi dan
situasi belajar. Hal itu sangat penting, sebab alat peraga merupakan hal esensi
sesuai dengan tuntutan kegiatan belajar mengajar sebagai upaya meningkatkan
mutu pembelajaran.
11

BAB III
PROSEDUR PENELITIAN

A. Subjek Penelitian
Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah Kelas V SD Negeri Karyasari 3
Kecamatan Cikedal Kabupaten Pandeglang yang berjumlah 31 siswa yang
terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan.
Penyusunan ini dilakukan pada Semester 1 pada Tahun Pelajaran
2011/2012 dari bulan Oktober 2011 dan penyusunan ini dilaksanakan dalam 2
siklus. Dengan rincian waktu sebagai berikut :
Tanggal 12 Oktober 2011 Mata Pelajaran Matematika Siklus 1
Tanggal 14 Oktober 2011 Mata Pelajaran Matematika Siklus 2

B. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan oleh penulis yang proses pelaksanaannya
dilakukan secara bersiklus (cycle). Siklus dalam penelitian ini dilakukan
dalam 2 siklus. Pada siklus pertama terdiri dari 2 pertemuan dan pada siklus
keduapun terdiri dari 2 pertemuan.
Tahap-tahap yang akan dilakukan dalam penelitian ini menggunakan
model yang dikembangkan oleh Kurt Lewin. Model Kurt Lewin seperti
disebutkan dalam Dikdasmen (h. 18,2003) bahwa tahap-tahap tersebut atau
biasa disebut siklus (putaran) terdiri dari empat komponen, yang meliputi :
1). Perencanaan (Planing)
2). Aksi / tindakan (Acting)
3). Observasi (Observing)
4). Refleksi (Reflecting)
Siklus atau putaran yang akan dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari 2
siklus. Setiap satu siklus yang sudah selesai diimplementasikan, khususnya
sesudah adanya refleksi, kemudian diikuti dengan adanya perencanaan ulang
(Replaning) atau revisi terhadap implementasi sebelumnya setiap siklus

11
12

dikatakan berhasil apabila siswa yang memperoleh nilai di atas 60 pada


Evaluasi pasca pembelajaran sebanyak 75% dari jumlah siswa keseluruhan.
Untuk lebih jelasnya rangkaian siklus ini dapat dilihat pada Gambar 1.3
halaman berikut.

GAMBAR 1.1
RANGKAIAN LANGKAH PTK DALAM PKP

OBSERVASI

Pra Siklus

Refleksi

Rencana

Refleksi SIKLUS 1 Tindakan

Observasi

Rencana

Refleksi SIKLUS 2 Tindakan

Observasi

( Gambar : Rangkaian langkah-langkah Penelitian)


13

C. Deskripsi Per Siklus


Tahap- tahap Siklus 1
1. Perencanaan
Kegiatan dalam perencanaan meliputi :
 Mendiskusikan dan menetapkan rancangan pembelajaran yang akan
diterapkan di kelas sebagai tindakan dalam siklus I.
 Menyusun rencana pembelajaran dengan menggunakan penerapan
penggunaan alat peraga.
 Menyusun soal-soal dan LKS sebagai tugas yang akan diberikan
kepada siswa untuk dibahas dalam kelompoknya.
 Mempersiapkan lembar observasi dan catatan harian.
2. Tindakan
Kegiatan pada tahap ini adalah melaksanakan skenario pembelajaran
yang telah direncanakan. Adapun secara garis besar pada pelaksanaan ini
meliputi :
 Penyajian materi pelajaran secara klasikal
 Pemberian contoh soal yang pembahasnya dibahas melalui
penggunaan alat peraga.
 Pemberian tugas untuk dibahas dalam kelompoknya.
 Kegiatan pembelajaran diserahkan kepada masing-masing kelompok
dalam rangka pendalaman materi atau konsep.
 Salah satu kelompok mempresentasikan hasil pembahasan kelompok
kepada kelompok yang lainnya.
3. Observasi
Pada tahap ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan
dengan menggunakan lembar observasi dan Evaluasi. Pada lembar
observasi ini memuat hal-hal yang dilakukan siswa baik aktivitas maupun
kreatifitasnya. Untuk didokumentasikan ketika proses pembelajaran yang
menggunakan penerapan pendekatan pembelajaran berlangsung. Aktifitas
yang dilihat di antaranya adalah keaktifan siswa untuk mengikuti jalannya
diskusi kelompok sebagai sumber belajar sedangkan Evaluasi formatif
14

digunakan untuk mengetahui peningkatan sejauh mana kemampuan siswa


menguasai materi pelajaran khususnya matematika.
Pelaksanaan observasi ini dibantu dengan alat yang sederhana yaitu
jurnal harian. Jurnal harian ini merupakan catatan harian sehingga dapat
berfungsi sebagai rekaman pengamatan yang sangat efektif. Jurnal harian
ini pula akan memuat catatan-catatan yang terjadi selama proses
pembelajaran berlangsung. Jurnal harian menurut tim pelatih proyek
PGSM (1999, h. 74) terdiri dari empat komponen yaitu :
a). Konteks
b). Rekaman fakta
c). Makna dari fakta yang terekam dalam bingkai pikir pembelajaran yang
telah di observasi.
d). Keterterapan dari apa yang teramati dari segi tujuan study banding.
Dengan demikian dalam penelitian inipun jumlah harian akan memuat
empat komponen di atas.
4. Refleksi
Selain tindakan dilakukan maka selanjutnya dilakukan refleksi.
Refleksi ini bertujuan sebagai upaya untuk mengkaji apa yang telah dan /
atau tidak terjadi, apa yang telah dihasilkan atau yang belum berhasil
dituntaskan dengan tindakan perbaikan yang telahdilakukan.
Hasil refreksi ini digunakan untuk menerapkan langkah-langkah lebih
lanjut dalam upaya mencapai tujuan penelitian ini. Dengan demikian
sesuai tujuan dari refleksi ini maka hasil dari observasi baik dari lembar
observasi, jurnal harian maupun evaluasi formatif kami analisis datanya
dan kemudian direfreksikan, serta kami amati, kami kaji mengenai apa
yang telah atau tidak terjadi, apa yang telah dihasilkan atau yang belum
berhasil dituntaskan pada siklus I ini. Sehingga hasilnya dapat dijadikan
bahan untuk menetapkan langkah-langkah lebih lanjut dan sebagai acuan
untuk siklus berikutnya. Artinya jika dalam pelaksanaan Siklus I ini tidak
mencapai hasil yang maksimal, maka akan dilaksanakan Siklus 2 dengan
langkah-langkah yang sama seperti Siklus I.
15

Tahap-tahap Siklus 2
Pada siklus 2 ini pelaksanaannya tergantung dari siklus I atau merupakan
pengembangan siklus I. Kegiatan pada tahapa ini diantaranya :
1. Perencanaan :
Kegiatan dalam perencanaan siklus 2 merupakan pengembangan dari
siklus 1 meliputi :
 Mendiskusikan dan menetapkan rancangan pembelajaran yang akan
diterapkan di kelas sebagai tindakan dalam siklus 2.
 Menyusun rencana pembelajaran dengan menggunakan penerapan
penggunaan alat peraga.
 Menyusun soal-soal dan LKS pengembangan dari siklus 1 sebagai
tugas yang akan diberikan kepada siswa untuk dibahas dalam
kelompoknya.
 Mempersiapkan lembar observasi dan catatan harian.
2. Tindakan :
Kegiatan pada tahap ini adalah melaksanakan skenario pembelajaran
yang telah direncanakan berdasarkan pengembangan dari siklus 1. Adapun
secara garis besar pada pelaksanaan ini meliputi :
 Penyajian materi pelajaran secara klasikal
 Pemberian contoh soal yang pembahasnya dibahas melalui
penggunaan alat peraga.
 Pemberian tugas untuk dibahas dalam kelompoknya.
 Kegiatan pembelajaran diserahkan kepada masing-masing kelompok
dalam rangka pendalaman materi atau konsep.
 Salah satu kelompok mempresentasikan hasil pembahasan kelompok
kepada kelompok yang lainnya.

3. Observasi :
Pada tahap ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan
dengan menggunakan lembar observasi dan Evaluasi yang merupakan
pengembangan dari siklus 1. Pada lembar observasi ini memuat hal-hal
16

yang dilakukan siswa baik aktivitas maupun kreatifitasnya. Untuk


didokumentasikan ketika proses pembelajaran yang menggunakan
penerapan pendekatan pembelajaran role playing berlangsung. Aktifitas
yang dilihat di antaranya adalah keaktivan siswa untuk mengikuti jalannya
diskusi kelompok sebagai sumber belajar sedangkan Evaluasi formatif
digunakan untuk mengetahui peningkatan sejauh mana kemampuan siswa
menguasai materi pelajaran khususnya Matematika.
Pelaksanaan observasi ini dibantu dengan alat yang sederhana yaitu
jurnal harian. Jurnal harian ini merupakan catatan harian sehingga dapat
berfungsi sebagai rekaman pengamatan yang sangat efektif. Jurnal harian
ini pula akan memuat catatan-catatan yang terjadi selama proses
pembelajaran berlangsung. Jurnal harian menurut tim pelatih proyek
PGSM (1999, h. 74) terdiri dari empat komponen yaitu :
a). Konteks
b). Rekaman fakta
c). Makna dari fakta yang terekam dalam bingkai pikir pembelajaran yang
telah di observasi.
d). Keterterapan dari apa yang teramati dari segi tujuan study banding.
Dengan demikian dalam penelitian inipun Jurnal harian akan memuat
empat komponen di atas sebagai catatan yang memuat beberapa perubahan
peristiwa dalam kegiatan pembelajaran.
4. Refleksi :
Refleksi pada siklus 2 merupakan hasil kajian, diskusi dan analisis
data-data yang dikembangankan atas perolehan hasil siklus 1. Refleksi ini
bertujuan sebagai upaya untuk mengkaji apa yang telah dan / atau tidak
terjadi, apa yang telah dihasilkan atau yang belum berhasil dituntaskan
dengan tindakan perbaikan yang telahdilakukan.
Hasil refleksi ini digunakan untuk menerapkan langkah-langkah lebih
lanjut dalam upaya mencapai tujuan penelitian jika hasil pembelajaran
pada siklus 2 ini belum mencapai hasil yang maksimal. Dengan demikian
sesuai tujuan dari refleksi ini maka hasil dari observasi baik dari lembar
17

observasi, jurnal harian maupun Evaluasi penyusun analisis datanya dan


kemudian direfleksikan, serta diamati dan dikaji mengenai apa yang telah
atau tidak terjadi, apa yang telah dihasilkan atau yang belum berhasil
dituntaskan pada siklus 2 ini. Sehingga hasilnya dapat dijadikan bahan
untuk menetapkan langkah-langkah lebih lanjut dan sebagai acuan untuk
siklus berikutnya. Artinya jika dalam pelaksanaan Siklus 2 ini tidak
mencapai hasil yang maksimal, maka akan dilaksanakan kegiatan siklus
berikutnya dengan langkah-langkah yang sama seperti pada siklus-siklus
sebelumnya hanya dengan metode dan teknik pembelajaran yang berbeda.
18

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. DESKRIPSI HASIL PENELITIAN


Deskripsi hasil penelitiaan diperoleh data dari hasil evaluasi siswa pada
mata pelajaraan Matematika yang dilaksanakan di kelas V Siklus I dan Siklus
II adalah sebagai berikut :

Nilai yang Diperoleh


No. Nama Siswa Ket.
Siklus 1 Siklus 2
1 IRPAN SAEPULLOH 80 100
2 HENDRA 60 60
3 NURHADI 60 80
4 SARMILA 60 70
5 NURLELA 60 70
6 MELI INDRIANI 70 80
7 MIRANTI 60 70
8 DEWI DAMAYANTI 70 80
9 EVA SUPRIATI 60 70
10 AGUNG MULYADI 60 70
11 DEDEN JUNAEDI 100 100
12 WINARTI 60 70
13 DIAN NURDIANA 60 60
14 NOVIANTI 60 60
15 ELIS SEPTIANINGSIH 80 80
16 AHMAD RAMDANI 100 100
17 AHMAD RIAN 80 80
18 SUHAETI 60 70
19 RISKAWATI 100 100
20 DANI WIRDANI 70 70
21 MUHAMAD ISHAK 70 70
22 SINTA DEWI NURBAETI 80 80
23 ALPIN 60 60
18
19

24 M. DIKI MAULANA 60 60
25 RIKI RIYANTO 60 60
26 ADI PERMANA 60 70
27 NURSANTI 40 80
28 ALFI FAHROJI 60 70
29 SITI ROHIMAH 70 100
30 TUTI BAROKAH 60 60
31 SITI SOPIAH 80 80
Jumlah 2.110 2.330
Rata-rata 68,06 75,16

Berikut ini hasil Observasi pada hasil Kelompok Kerja Siswa pada mata
pelajaran Matematika.

Aspek yang dinilai


Nama Rata-
No Jumlah
Kelompok rata
Kekompakan Kerjasama Ketelitian

1 Kelompok 1 90 80 85 255 85,00

2 Kelompok 2 85 70 80 235 78,33

3 Kelompok 3 90 90 95 275 91,67

4 Kelompok 4 80 90 80 250 83,33

5 Kelompok 5 85 80 90 255 85,00

Rata-rata 86 82 86 254 84,67

Rata-rata yang diperoleh = 85,33 84,67

Hasil Observasi pada mata pelajaran Matematika dilakukan berdasarkan


Persentase (%).
20

Hasil yang Diperoleh


No Nama Siswa
Siklus 1 Siklus 2
21

1 IRPAN SAEPULLOH Betul 80 % Betul 100 %


2 HENDRA Betul 60 % Betul 60 %
3 NURHADI Betul 60 % Betul 80 %
4 SARMILA Betul 60 % Betul 70 %
5 NURLELA Betul 60 % Betul 70 %
6 MELI INDRIANI Betul 70 % Betul 80 %
7 MIRANTI Betul 60 % Betul 70 %
8 DEWI DAMAYANTI Betul 70 % Betul 80 %
9 EVA SUPRIATI Betul 60 % Betul 70 %
10 AGUNG MULYADI Betul 60 % Betul 70 %
11 DEDEN JUNAEDI Betul 100 % Betul 100 %
12 WINARTI Betul 60 % Betul 70 %
13 DIAN NURDIANA Betul 60 % Betul 60 %
14 NOVIANTI Betul 60 % Betul 60 %
15 ELIS SEPTIANINGSIH Betul 80 % Betul 80 %
16 AHMAD RAMDANI Betul 100 % Betul 100 %
17 AHMAD RIAN Betul 80 % Betul 80 %
18 SUHAETI Betul 60 % Betul 70 %
19 RISKAWATI Betul 100 % Betul 100 %
20 DANI WIRDANI Betul 70 % Betul 70 %
21 MUHAMAD ISHAK Betul 70 % Betul 70 %
22 SINTA DEWI NURBAETI Betul 80 % Betul 80 %
23 ALPIN Betul 60 % Betul 60 %
24 M. DIKI MAULANA Betul 60 % Betul 60 %
25 RIKI RIYANTO Betul 60 % Betul 60 %
26 ADI PERMANA Betul 60 % Betul 70 %
27 NURSANTI Betul 40 % Betul 80 %
28 ALFI FAHROJI Betul 60 % Betul 70 %
29 SITI ROHIMAH Betul 70 % Betul 100 %
30 TUTI BAROKAH Betul 60 % Betul 60 %
31 SITI SOPIAH Betul 80 % Betul 80 %

Berdasarkan hasil yang diperoleh siswa dan hasil diskusi bersama teman
sejawat, ternyata menunjukan kemajuan dalam pencapaian standar nilai yang
ditetapkan sekolah.

TABEL HASIL PERBAIKAN MENURUT PERSENTASE


MATEMATIKA

Siklus I Siklus II
Jumlah Jumlah
Nilai % Nilai %
Murid Murid
22

10 - - 10 - -
20 - - 20 - -
30 - - 30 - -
40 1 3,23 % 40 - -
50 - - 50 - -
60 17 54,84 % 60 7 22,58 %
70 5 16,13 % 70 11 35,48 %
80 5 16,13 % 80 8 25,81 %
90 - 90 - -
Jumlah Siswa

-
100 3 9,68 % 100 5 16,13 %

HASIL PEROLEHAN SISWA DALAM BENTUK DIAGRAM


MATEMATIKA
SIKLUS 1
Jumlah Siswa

30

25

20 54,84%

15

10
40
16,13% 16,13%
5 3,23%
9,68%
35
0
30 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Nilai yang diperoleh Siswa
25
MATEMATIKA
20
SIKLUS 2
15

10

0
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Nilai yang diperoleh Siswa
23

35,48%

25,81%
22,58%
16,13%

B. DESKRIPSI TEMUAN DAN REFLEKSI


Dilihat dari hasil proses perbaikan pembelajaran, bukti dari data yang
diperoleh pada mata pelajaran Matematika siklus 1 dan 2 menunjukan adanya
peningkatan yang signifikan. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan hasil
evaluasi siswa, beberapa siswa berani menjawab pertanyaan, mengerjakan
soal di depan bahkan ada juga siswa yang berani mengemukakan pendapatnya
dengan bahasanya sendiri. Siswa terlihat aktif, siswa selalu termotivasi untuk
belajar dengan apa yang telah disampaikan guru dan siswa serius dalam
menjawab pertanyaan guru serta terlihat kompak dalam berdiskusi dan bekerja
kelompok.

C. PEMBAHASAN
Berdasarkan temuan yang diperoleh pada pembelajaran Matematika yang
dilaksanakan pada siklus 1 dan 2, maka hasil yang diperoleh siswa ada
peningkatan. Mereka mampu bekerjasama dalam kelompoknya dengan baik.
24

Adanya peningkatan prestasi belajar karena guru di dalam menyampaikan


materi pelajaran dapat dimengerti dan dMatematikahami, serta sarana dan
prasarana yang dibutuhkan cukup menunjang.
Hal ini sesuai dengan tingkat perkembangan berpikir anak tingkat SD
yaitu tingkat perkembangan operasional kongkrit, dimana guru menggunakan
alat peraga dan contoh-contoh yang kongkrit, serta contoh latihan yang
bervariasi sangat mendukung dan memicu siswa dalam mengerjakan soal-soal,
sehingga hasil yang diperoleh siswa sangat memuaskan.
Siswa tanpa ragu lagi untuk menjawab pertanyaan dari Guru, siswa
tambah berani dalam mengajukan pertanyaan dan mengemukakan
pendapatnya serta mau mengerjakan soal-soal di papan tulis tanpa disuruh.
Namun, hal ini dirasakan masih kurang karena apa yang dipraktekan Guru
dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) secara keseluruhan belum mencapai
hasil 100%.

GRAFIK MENURUT RATA-RATA PER SIKLUS


MATEMATIKA
25

Nilai Rata-rata

100

90

80 75,16
70 68,06

60

50

40

30

20

10

0
Siklus 1 Siklus 2

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
26

Dari hasil melakukan perbaikan pembelajaran selama dua kali dari dua
mata pelajaran Matematika di kelas V SD Negeri Karyasari 3 Kecamatan
Cikedal dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
a. Siswa lebih tertarik dengan pembelajaran yang menggunakan alat-alat
peraga dan contoh-contoh yang kongkrit.
b. Metode pembelajaran yang bervariasi dapat menghidupkan suasana kelas.
c. Keaktifan siswa akan ditentukan oleh motivasi yang diberikan guru.
d. Keberanian siswa dalam menjawab pertanyaan ada perubahan (meningkat)
yang sangat berarti, dapat dilihat melalui pengajuan pertanyaan yang jelas
dan singkat, yang artinya penggunaan bahasa bertanya sudah bagus.
e. Siswa dituntut untuk menghafal perkalian dan pembagian, karena itu
memudahkan siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang mereka hadapi.
f. Peningkatan hasil belajar siswa, juga ditentukan oleh guru dalam
memberikan perbaikan, pengayaan dan remedial.

B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis menyarankan beberapa hal yang
sebaiknya dilakukan oleh guru untuk meningkatkan mutu pembelajaran
khususnya meningkatkan penguasaan materi antara lain sebagai berikut :
a. Mempersiapkan pembelajaran dengan matang, diantaranya dengan
menyusun atau membuat rencana pembelajaran yang optimal.
b. Guru harus selalu memberikan motivasi pada setiap kegiatan pembelajaran
dan penguatan terhadap hasil pekerjaan siswa, apapun hasilnya.
c. Melatih siswa untuk berani mengemukakan pendapatnya serta mampu
mengajukan dan menjawab pertanyaan dengan bahasanya sendiri.
d. Menggunakan metode pembelajaran yang menarik dan bervariasi serta
dengan teknik pembelajaran yang tepat sehingga pembelajaran dapat
berlangsung dengan efektif dan efisien.
25
e. Dalam setiap pembelajaran guru harus mampu menggunakan alat peraga
yang relevan, sehingga siswa dapat belajar sambil melakukan.
27

f. Dalam penelitian pembelajaran sebaiknya guru menggunakan teknik


Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang selalu terus dikembangkan dalam
pelaksanaannya.
Selain itu, berdasarkan pengalaman dan pelaksanaan perbaikan
pembelajaran melalui PTK guru harus bekerjasama dengan teman sejawat,
Kepala Sekolah dan Kelompok Kerja Guru, serta semua pihak yang berkaitan
dengan pembelajaran untuk selalu bertukar pikiran dan pengalaman yang
menyangkut dengan masalah dan tugas mengajar sehari-hari. Tanpa adanya
kerjasama dan dukungan dari semua pihak, proses pembelajaran ini tidak akan
berhasil sesuai dengan yang diharapkan.

Anda mungkin juga menyukai