PENDAHULUAN
Pembelajaran dapat berhasil dengan baik apabila guru mampu dan dapat
menguasai berbagai kemampuan untuk dapat mengembangkan diri secara
profesional.
Pelajaran IPA di sekolah dasar merupakan mata pelajaran inti yang
berfungsi untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan berpikir ilmiah ,
logis, kritis dan kreatif secara optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut
sekolah sebagai lembaga pendidikan formal harus mampu mengembangkan
potensi peserta didik kearah yang lebih baik. Guru sebagai salah satu bagian
dalam pengembangan potensi tersebut memegang peranan yang sangat
penting. Oleh karena itu seorang guru harus memiliki berbagai kemampuan.
Salah satu kemampuan tersebut adalah mampu menyampaikan materi
pembelajaran kepada siswa untuk dapat dengan mudah dipahami dan
dimengerti oleh siswa. Hal ini disebabkan karena beragamnya keadaan
personal siswa di kelas yang dihadapi oleh seorang guru.
Untuk mengukur tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran tersebut,
diperlukan sebuah alat yang bernama evaluasi atau penilaian yang dilakukan
setiap akhir pembelajaran.
Pembelajaran yang terjadi di kelas, pada saat pelaksanaan pembelajaran
IPA tentang alat-alat pencernaan manusia yang dilakukan guru pada tanggal 08
Agustus 2016 pada siswa kelas V SDN Kedung Jaya yang berjumlah 30
orang sebagian besar siswa belum mencapai hasil belajar di atas KKM 70
karena menggunakan model pembelajaran konvensional, metode yang
digunakan ceramah sehingga siswa yang berhasil belajar hanya mencapai
26,67%. Hal inilah yang mendorong penulis untuk melakukan perbaikan
pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk memperbaiki
pembelajaran dan pencapaian hasil belajar yang diharapkan.
1
Berdasarkan hasil yang diperoleh penulis dibantu dengan teman sejawat
untuk menemukan beberapa masalah, antara lain diuraikan sebagai berikut
1. Identifikasi masalah:
Siswa kelas V SD Negeri Kedung Jaya kurang dapat menguasai materi alat-alat
pencernaan Manusia karena:
a) Siswa kurang diberikan soal-soal latihan oleh guru
b) Siswa dalam menerima pelajaran tidak disertai dengan penggunaan alat
peraga gambar
c) Metode yang digunakan kurang bervariasi
2. Analisis masalah:
a) Guru kurang memberikan latihan-latihan soal.
b) Guru tidak menggunakan alat peraga yang tepat dan gambar.
c) Guru menggunakan metode mengajar yang kurang bervariasi.
B. Rumusan masalah:
Bagaimana meningkatkan pemahaman siswa kelas V pada pelajaran IPA
materi alat-alat pencernaan manusia menggunakan alat peraga gambar,
pemberian latihan, serta metode bervariasi di SDN Kedung Jaya?
C. Tujuan Perbaikan
2
a) Meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran alat-alat pencernaan manusia
melalui penggunaan alat peraga gambar, pemberian latihan serta metode
bervariasi.
b) Meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran alat-alat pencernaan
manusia
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1.Untuk siswa :
a) Membangun semangat/minat siswa untuk belajar, mampu memahami
materi pelajaran IPA yang diajarkan.
b) Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang alat pencernaan
makanan pada manusia.
2.Untuk Guru :
a) Guru memiliki gambaran tentang pembelajaran IPA yang efektif dalam
membangun pemahaman dan prestasi belajar siswa.
b) Guru dapat berkembang secara profesional karena dapat menunjukkan ia
mampu menilai dan memperbaiki pembelajaran
c) Sebagai rujukan ilmiah untuk menyusun program pembelajaran pada tahap
berikutnya.
d) Guru mendapat kesempatan untuk berperan aktif mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan sendiri.
3.Untuk Sekolah :
a) Perbaikan pembelajaran melalui PTK ini dapat dijadikan sebagai
referensi Ilmiah bagi sekolah dalam pembelajaran IPA.
b) Kualitas/mutu pendidikan di sekolah meningkat
BAB II
3
KAJIAN PUSTAKA
4
Menurut Wardani dan Wihardit (2014), PTK adalah penelitian yang
dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri dengan tujuan untuk
memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar siswa meningkat.
Jadi kunci utama dalamPTK adalah adanya tindakan yang dilakukan dari
guru, di kelasnya sendiri berulang-ulang dalam rangka mencapai perbaikan
yang diinginkan.
Dengan melakukan PTK, guru memperoleh banyak manfaat. Menurut
Wardani dan Wihardit (2014) manfaat PTK bagi guru antara lain:
1. Membantu guru memperbaiki pembelajaran,
2. Membantu guru berkembang secara professional,
3. Meningkatkan rasa percaya diri guru, serta
4. Memungkinkan guru secara efektif mengembangkan pengetahuan
keterampilan.
PTK bertujuan untuk memperbaiki kinerja guru sehingga kualitas pembelajaran
menjadi lebih meningkat. Guru perlu melakukan PTK karena alasan berikut :
1. Guru mempunyai otonomi untuk menilai sendiri kinerjanya.
2. Temuan berbagai penelitian pembelajaran yang dilakukan oleh para
peneliti sering sukar diterapkan untuk memperbaiki pembelajaran.
3. Guru adalah orang yang paling akrab dan paling mengetahui kelasnya.
4. Interaksi guru-siswa berlangsung secara unik.
Hubungan PTK dengan penelitian ini adalah karena penelitian ini mengacu
pada kaidah-kaidah dan langkah-langkah yang ada di dalam PTKyang
bertujuan untuk meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran alat
pencernaan mausia dan hewan dengan menggunakan alat peraga dan media
gambar serta metode demonstrasi.
5
Banyak strategi belajar yang dapat digunakan dalam proses belajar di kelas
tinggi SD, diantaranya ceramah, tanya jawab, latihan atau drill, belajar
kelompok, observasi atau pengamatan, inkuiri, pemecahan masalah, dan
discovery. Siswa dapat dibimbing dengan menggunakan pembelajaran
kontruktivis yaitu mencari, menemukan, menggolongkan, menyusun,
melakukan, mengkaji dan menyimpulkan sendiri atau berkelompok dari
subtansi yang dipelajarinya.
Dari contoh-contoh di atas tergambar bahwa pembelajaran di SD
khususnya kelas tinggi banyak menggunakan pembelajaran yang berbasis
masalah, menggunakan pendekatan konstruktivis, melakukan aktivitas
menyelidiki, meneliti, dan membandingkan, disamping masih tetap
menggunakan metode-metode yang lain seperti ceramah, diskusi, dan tanya
jawab. Karakteristik pembelajaran di SD pada kelas tinggi terlihat bahwa
selain dituntut aktivitas siswa, kemampuan siswa dalam melakukan kegiatan
pembelajaran seperti melakukan tahapan penyelidikan, melakukan pemecahan
masalah dan sebagainya. Itu sebabnya guru harus kaya akan pengalaman dan
kemampuan mengajar serta mampu mengarahkan kegiatan siswa agar sasaran
belajar dapat dicapai melalui pembelajaran di sekolah. Memahami karakteristik
peserta didik sangatlah penting karena peneliti berpendapat bahwa memahami
dan mengetahui karakter peserta didik guru dapat memilih dan menentukan
bagaimana cara menyampaikan materi kepada siswa agar peserta didik cepat
memahami materi yang diajarkan.
6
jika membawa pesan-pesan (massage) dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran. Henicih juga mengaitkan hubungan antara media dengan pesan
dan metode (methods) dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran pada
umumnya dapat dikelompokkan ke dalam 3 jenis, yaitu : (a) Media Visual, (b)
Media Audio, dan (c) Media Audiovisual.
Kemudian Anitah (2014), media pembelajaran ini juga memiliki nilai dan
manfaat diantaranya :Membuat konkret konsep-konsep yang abstrak. Konsep-
konsep yang dirasakan masih bersifat abstrak dan sulit dijelaskan secara
langsung kepada siswa bisa dikonkretkan atau disederhanakan melalui
pemanfaatan media pembelajaran.Missalnya, untuk menjelaskan tentang sistem
peredaran darah manusia, arus listrik, berhembusnya angin bisa menggunakan
media gambar atau bagan sederhana.
E. Metode Pembelajaran
7
Anitah, (2014) dalam modul Strategi Pembelajaran di SD, memaparkan
bahwa metode mengajar merupakan cara yang digunakan guru dalam
membelajarkan siswa agar terjadi interaksi dan proses belajar yang efektif
dalam pembelajaran. Untuk mencapai tujuan pembelajaran maupun
membentuk kemampuan siswa diperlukan adanya suatu metode mengajar yang
efektif.
Contoh beberapa metode yang diterapkan dalam penelitian ini diantaranya :
1. Metode Ceramah ( Lecture )
Metode ceramah masih banyak digunakan dalam dunia pendidikan,
khusunya dalam pembelajaran secara klasikal. Metode eramah merupakan
suatu cara penyajian bahan atau penyampaian bahan pelajaran secara lisan
dari guru. Dalam bentuk penyampaiannya, metode ceramah sangat
sederhana dari mulai pemberian informasi, klarifikasi ilustrasi, dan
menyimpulkan.
2. Metode Kerja Kelompok
Metode Kerja Kelompok adalah metode mengajar dengan mengkondisikan
peserta didik dalam suatu group atau kelompok sebagai satu kesatuan dan
diberikan tugas untuk di bahas dalam kelompok tersebut.
3. Metode Demonstrasi
Selanjutnya Anitah (2014), menyatakan bahwa metode demonstrasi
merupakan metode mengajar yang menyajikan bahan pelajaran dengan
mempertunjukkan secara langsung objek atau cara melakukan sesuatu sehingga
dapat mempelajarinya secara proses. Metode demonstrasi digunakan semata-
mata untuk; (1) Mengkongkritkan suatu konsep atau prosedur yang abstrak (2)
Mengajarkan bagaimana berbuat atau menggunakan prosedur secara tepat (3)
Meyakinkan bahan alat atau prosedur tersebut bisa digunakan (4)
Membangkitkan minat menggunakan prosedur.
8
Hasil belajar merupakan kulminasi dari suatu proses yang telah dilakukan
dalam belajar. Kulminasi akan selalu diiringi dengan kegiatan tindak lanjut.
Hasil belajar harus menunjukan suatu perubahan tingkah laku atau perolehan
perilaku yang baru dari siswa yang bersifat menetap, fungsional, positif, dan
disadari. Aspek perilaku keseluruhan dari tujuan pembelajaran menurut
Benyamin Bloom ( dalam, Anitah,2014)yang dapat menunjukan gambaran
hasil belajar, mencakup kognitif, afektif, dan psikomotorik. Romizoswki
(dalam,Anitah, 2014)menyebutkan dalam skema kemampuan yang didapat
menunjukan hasil belajar yaitu : 1) keterampilan kognitif berkaitan dengan
kemampuan membuat keputusan memecahkan masalah dan berpikir logis ; 2)
keterampilan psikomotor berkaitan dengan kemampuan tindakan fisik dan
kegiatan perseptual; 3) keterampilan reaktif berkaitan dengan sikap,
kebijaksanaan, perasaan, dan self control; 4) keterampilan interaktif berkaitan
dengan kemampuan sosial dan kepemimpinan. Seperti yang telah dikemukakan
di atas bahwa hasil belajar merupakan perubahan perilaku secara menyeluruh
bukan hanya pada satu aspek saja tetapi terpadu secara utuh Anitah (2014).
BAB III
9
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
10
masukan untuk hasil refleksi, memberikan masukan pelaksanaan
perbaikan pembelajaran dan menuliskan semua hasil bimbingan pada
jurnal pembimbingan Supervisor 2.
a. Siklus I
Kegiatan Awal
11
1. Apersepsi dengan Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu setelah
selesai pembelajaran siswa dapat menjelaskan fungsi Alat Pencernaan
makanan pada manusia.
2. Memberikan motivasi dan mengkondisikan siswa untuk menerima materi
pelajaran.
3. Guru memasang gambar pada papan tulis dan siswa mengamati.
4. Guru melakukan tanya jawab dan meminta siswa untuk memberikan
komentar tentang gambar yang dipasang untuk mengetahui konsep awal
siswa tentang Alat Pencernaan makanan pada manusia
Pertanyaan:
Tahukah kalian apa saja yang termasuk alat pencernaan manusia?
Apa fungsi masing masing dari organ tersebut?
Kegiatan Inti
1. Guru memberikan contoh dan menjelaskan fungsi Alat Pencernaan makanan
pada manusia menggunakan gambar.
Mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar
2. Guru mendemonstrasikan proses pencernaan menggunakan torso
3. Siswa mencatat hal-hal penting dari penjelasan tentang fungsi alat
pencernaan
4. Guru memberikan 5 butir contoh latihan
a) Sebutkan fungsi mulut!
b) Bagaimana proses makanan setelah sampai di lambung?
c) Apa fungsi lidah dalam proses pencernaan?
d) Bagaimana akanan diproses di usus halus?
e) Apa fungsi anus?
5. Guru membahas hasil kerja siswa secara bersama-sama
6. Guru melakukan tanya jawab yang berkenaan dengan konsep fungsi Alat
Pencernaan makanan pada manusia untuk mengetahui apakah siswa sudah
jelas atau belum.
Kegiatan Akhir
12
1. Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran tentang Alat Pencernaan
makanan pada manusia
2. Guru memberikan tes formatif 5 soal tentang Alat Pencernaan makanan
pada manusia
3. Guru memberikan tugas/PR dan tindak lanjut pertemuan berikutnya.
b. Siklus II
Kegiatan Awal
1. Apersepsi : Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu setelah selesai
pembelajaran siswa dapat menjelaskan jenis gangguan pada alat pencernaan
manusia dan pencegahannya
2. Guru melakukan tanya jawab untuk mengetahui konsep awal siswa tentang
jenis gangguan pada alat pencernaan dan pencegahannya
Kegiatan Inti
1. Guru Menjelaskan jenis gangguan pada alat pencernaan manusia dan cara
pencegahannya dalam hal ini:
a. Siswa dapat Memahami penyebab penyakit alat pencernaan pada
manusia, seperti;
b. Dia d. apendetis
re e. Tifus
c. Ma
g
b. Memahami gejala penyakit alat pencernaan pada manusia, seperti;
a. Dia c. apendetis
re d. Tifus
b. Ma
g
d. Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran
13
3. Guru memberikan 5 butir contoh latihan soal untuk di kerjakan bersama
kelompoknya.
a) Sebutkan 3 jenis ganguan pada alat pencernaan manusia!
b) Apa penyebab terjadinya penyakit diare?
c) Apa penyebab terjadinya penyakit maag?
d) Bagaimana gejala orang yang terkena diare?
e) Bagaimana cara pencegahanny?
4. Guru dan siswa membahas hasil kerja kelompok secara bergantian
5. Guru melakukan tanya jawab yang berkenaan dengan konsep gangguan
pada Alat Pencernaan apakah siswa sudah jelas atau belum.
Kegiatan Akhir
1. Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran tentang jenis gangguan
pada alat pencernaan manusia
2. Guru memberikan tes formatif 5 soal tentang jenis gangguan pada Alat
Pencernaan dan cara pencegahannya.
3. Guru memberi balikan terhadap hasil tes formatif
4. Guru memberikan tugas pekerjaan rumah (PR) untuk untuk memantapkan
konsep dan untuk mempelajari konsep yang akan dibahas pada pertemuan
berikutnya.
14
N Kemunculan
Aspek yang diobservasi Komentar
3O Pemberian latihan
4 Penggunaan alat peraga
Penggunaan metode
bervariasir:
Ceramah
5
Demontrasi
Kerja kelompok
4. Refleksi
Dari hasil pembelajaran yang dilakukan pada Pra Siklus kemudian didapat
hasil yang kurang memuaskan maka peneliti dengan dibantu oleh Supervisor 1
dan 2 mengadakan refleksi mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan
pembelajaran yang sudah dilaksanakan kemudian menganalisis masalah dan
menentukan alaternatif pemecahan masalah selanjutnya merumuskan masalah.
Dari hasil refleksi dan diskusi dengan Supervisor 1 dan 2 tersebut kemudian
dijadikan acuan untuk menentukan perbaikan selanjutnya agar didapat hasil
yang memuaskan.
C. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data secara kualitatif dan kuantitatif yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu pengamatan Supervisor 2 melalui lembar pengamatan
kinerja guru yang dilakukan saat pelaksanaan pembelajaran dan data hasil
belajar siswa seperti diuraikan berikut:
Data kualitatif digunakan Lembar Pengamatan kinerja Guru yang dilakukan
oleh Supervisor 2 yang mencakup aspek-aspek proses pembelajaran.
15
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
16
No Aspek yang Siklus I Siklus II
Kemunculan Komentar Kemunculan Komentar
Diobservasi
Ya Tidak Ya Tidak
5 Penggunaan metode Penggunaan Penggunaan
bervariasi: metode metode
Ceramah bervariasi bervariasi
Demontrasi kurang sudah
Tanya jawab maksimal maksimal
Kerja kelompok siswa kurang dilaksanakan
terlibat sehingga siswa
dalam dapat terlibat
pembelajaran dalam
pembelajaran
sehingga
pembelajaran
lebih
bermakna.
6 Penguasaan konsep/ Siswa cukup Siswa sudah
hasil belajar paham dan menguasai
hasil belajar konsep materi,
meningkat hasil belajar
dari pra meningkat dari
siklus siklus I
7 Aktivitas siswa Siswa masih Aktivitas
belum siswa sangat
terlibat kondusif siswa
seluruhnya. terlibat
langsung
dalam
pembelajaran.
17
soal serta terdapat beberapa siswa yang bertanya tentang apa yang mereka
tidak pahami. Aktivitas siswa sangat kondusif siswa terlibat langsung dalam
pembelajaran sehingga pembelajaran lebih bermakna.
4 ZAKY SYAHTIAR 60 80 80
5 ZASKIA KHAERUNNISA 70 80 90
8 AHMAD FIRDAUS 60 75 85
9 AIDA SAPITRI 70 80 90
10 ALVIN ARDIANSYAH 70 70 95
13 ARYA PRADITA 60 60 70
14 ASTRI SUNDARI 60 60 65
18
15 CATUR SABDO UTOMO 50 70 65
20 MAKSUM ALPANDI 60 70 75
22 MOCHLANA YUSUF 80 75 80
25 MICHELLE OCTAVIA 60 70 95
27 MEISAH ANGGRAINI 65 60 70
30 JUNITA 65 65 70
KKM 70 70 70
Berdasarkan data hasil belajar siswa dapat ditemukan beberapa hal sebagai
berikut:
Pra siklus
Pada pra sisklus dari 30 orang siswa kelas V SDN Kedung Jaya, siswa
yang mencapai nilai KKM hanya 8 orang atau 26.67% dari jumlah siswa
19
keseluruhan, sedangkan yang belum mencepai nilai KKM. 22 orang atau 73.33
% dari jumlah siswa keseluruhannya. Hal ini disebabkan guru dalam
menjelaskan materi tidak menggunakan alat peraga dan metode pembelajaran
tidak bervariasi (ceramah saja) sehingga siswa pasif dan hasil belajar serta
pemahaman siswa rendah. Guru memperbaiki kinerjanya pada siklus I.
Siklus I
Pada Siklus I dari 30 orang siswa kelas V SDN Kedung Jaya, siwa yang
telah mencapai KKM hingga 20 atau 66,7% dari jumalah siswa keseluruhan,
sedangkan yang belum mencapai nilai KKM 10 orang atau 33,33 % dari
jumlah siswa keseluruhannya.
Pada pelaksanaan Siklus I, siswa sudah menunjukkan sikap positif
terhadap pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan dalam pembelajaran guru
menggunakan metode yang bervariasi dan alat peraga, seperti :gambar alat
pencernaan, torso dan latihan sehingga siswa terlibat aktif selama kegiatan
pembelajaran. Namun demikian, hasil yang dicapai siswa belum mencapai
ketuntasan belajar, karena tidak seluruh siswa aktif dalam pembelajaran karena
keterbatasan waktu. Walaupun nilai rata-rata siswa sudah mencapai KKM,
namun dari ketercapaian individual belum meningkat, sehingga guru perlu
memperbaiki kinerjanya pada perbaikan pembelajaran pada siklus II.
Siklus II
Pada siklus II, dari 30 orang siswa kelas V SDN Kedung Jaya, siswa yang
mencapai nilai KKM hingga 27 orang atau 90 % dari jumlah siswa
keseluruhan.
Hasil pelaksanaan siklus II, menunjukkan bahwa guru telah menunjukkan
kinerjanya dalam perbaikan pembelajaran sehingga siswa terlibat aktif. Pada
siklus ini seluruh siswa lebih mudah memahami materi yang disampaikan
karena guru sudah menggunakan metode yang bervariasi dan alat
pemebelajaran yang diperagakan sehingga hasil kegiatan belajar mengajara
yang diciptakan oleh guru dapat mencapai target ketuntasan belajar.
20
Berikut disajikan tabel penguasaan materi dan prosentase perolehan pada setiap
siklus:
Tabel 4.3 Tabel Penguasaan Materi Setiap Siklus
100
80
60 90
66.67
40
26.67
20
0
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
21
Rencana Tindakan Tindakan Pengamatan Refleksi
Siklus I
lambung kerongkongan, namun masih dalam pembelajaran
4.Menjelaskan fungsi lambung, usus banyak siswa
usus halus halus, usus besar yang Refleksi:
5.Menjelaskan fungsi2. Guru memperoleh Dari hasil
usus besar mendemonstrasikan nilai di bawah pembelajaran yang
6.Menjelaskan fungsi proses pencernaan KKM dilakukan pada
anus menggunakan torso Alat peraga
siklus I dan diamati
3. Siswa mencatat yang
oleh Supervisor 2
hal-hal penting dari digunakan
menggunakan
penjelasan tentang sederhana dan
lembar observasi di
fungsi alat cukup
dapat refleksi yaitu
pencernaan membantu
terjadi peningkatan
4. Guru memberikan memahami
5 butir contoh materi hasil belajar dan
latihan Metode yang pemahaman siswa
a)Sebutkan fungsi digunakan meningkat tetapi
mulut! agar cukup masih ada
b)Bagaimana proses bervariasi, kekurangan-
makanan setelah yaitu kekurangan seperti
sampai di ceramah, pelaksanaan metode
lambung? demonstrasi, bervariasi belum
c)Apa fungsi lidah pemberian maksimal, siswa
dalam proses contoh dan masih ada yang
pencernaan? latihan belum terlibat dalam
d)Bagaimana makanan Beberapa siswa pembelajaran
diproses di usus cukup paham, karena hanya
halus? terbukti beberapa orang saja
e)Apa fungsi anus? adanya yang aktif.
5. Guru membahas peningkatan
hasil kerja siswa rata-rata hasil
secara bersama- belajar
sama
6. Guru melakukan
tanya jawab yang
berkenaan dengan
konsep fungsi Alat
Pencernaan
makanan pada
manusia untuk
mengetahui apakah
siswa sudah jelas
atau belum.
22
Rencana Tindakan Tindakan Pengamatan Refleksi
Siklus I
23
Rencana Tndakan Tindakan Pengamatan Refleksi
Siklus II
bersama tentang alat
kelompoknya. pencernaan
a) Sebutkan 3 jenis makanan dan
ganguan pada dibuktikan
alat pencernaan dengan hasil
manusia! belajar siswa
b) Apa penyebab yang
terjadinya mencapai
penyakit diare? ketuntasan
c) Apa penyebab 90%
terjadinya
penyakit maag?
d) Bagaimana gejala
orang yang
terkena diare?
e) Bagaimana cara
pencegahanny?
4. Guru dan siswa
membahas hasil
kerja kelompok
secara bergantian
5. Guru melakukan
tanya jawab yang
berkenaan dengan
konsep gangguan
pada Alat
Pencernaan
apakah siswa
sudah jelas atau
belum.
24
(KKM) 70 Siswa yang memperoleh nilai di atas KKM sebanyak 8 siswa atau
sekitar 26,67%. Ketuntasan belajar pada pra siklus I ini sangat rendah, masih
ada siswa yang memperoleh nilai 50 sebanyak 2 orang dan nilai tertinggi
adalah 80, serta modus dalam pra siklus adalah 60 sebanyak 14 siswa. Hal ini
disebabkan oleh guru yang tidak menggunakan alat peraga dalam menjelaskan
materi dan kurang memberikan contoh soal serta latihan,sehingga siswa kurang
menguasi materi ini.
2. Siklus I
Pada perbaikan pembelajaran siklus I ini diperoleh nilai rata-rata kelas
72,00 dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 70. Ternyata, dari hasil
formatif diperoleh 20 dari 30 siswa yang memperoleh nilai di atas KKM
dengan prosentase kelulusan sekitar 66,67. Nilai rata-rata meningkat karena
pada pebaikan pembelajaran siklus I ini guru menggunakan alat peraga gambar
dan torso, memberikan soal dan latihan, metode bervariasi. Penggunaan alat
peraga berupa gambar dan benda yang sangat membantu guru agar proses
belajar mengajar karena memiliki fungsi memperjelas, memudahkan siswa
memahami konsep/prinsip atau teori, dan menjadi pesan kurikulum yang akan
disampaikan kepada siswa lebih menarik sehingga dapat meningkatkan
motivasi siswa lebih efektif dan efisien (Sapriati, 2011).Dengan adanya
pemberian contoh, siswa dapat meniru apa yang dilakukan guru. Peningkatan
hasil belajar dari pra siklus ke siklus 1, juga terjadi karena guru telah
melakukan perbaikan secara bertahap dan berkesinambungan dari dari mulai
pra siklus ke siklus 1 sampai ke siklus 2 (Wardani dan Wihardit, 2014).
3. Siklus II
Pada kegiatan perbaikan pembelajaran ini, nilai rata-rata kelas yang
diperoleh adalah 80,00 dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 70. Dari
hasil evaluasi formatif, diperoleh 27 siswa dari 30 yang memiliki nilai melebihi
atau sama dengan KKM dengan prosentase ketuntasan belajar 90%. Dari 30
siswa, terdapat 3 siswa yang memperoleh nilai 100, dengan modus 70
sebanyak 7 orang. Peningkatan hasil belajar ini menunjukkan siswa sudah
cukup menguasai tentang alat pencernaan makanan pada manusia. Ternyata,
25
penggunaan alat peraga, pemberian contoh dan latihan, serta metode bervariasi
dapat membantu siswa meningkatkan penguasaan tentang alat pencernaan
makanan pada manusia sesuai dengan objek yang sebenarnya (Sapriati,2011).
Peningkatan hasil belajar dari siklus 1 ke siklus 2, juga terjadi karena guru
telah melakukan perbaikan secara bertahap dan berkesinambungan dengan
menerapkan metode bervariasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Anitah, (2014)
dalam modul Strategi Pembelajaran di SD, memaparkan bahwa metode
mengajar merupakan cara yang digunakan guru dalam membelajarkan siswa
agar terjadi interaksi dan proses belajar yang efektif dalam pembelajaran.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT
A. Simpulan
26
B. Saran dan Tindak Lanjut
DAFTAR PUSTAKA
Anitah, W. Sri. (2014). Strategi Belajar Mengajar.Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka
Departemen Pendidikan Nasional.(2007). Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan.Jakarta: Depdiknas
Sapriati, A., dkk. (2011). Materi Pembelajaran IPA di SD. Jakarta: Universitas
Terbuka
Wardani, I G. A. K., dkk. (2014). Pemantapan Kemampuan Propesional. Tangerang
Selatan: Universitas Terbuka
27
Wardani, I G.A.K. dan Wihardit, K. (2014).Penelitian Tindakan Kelas.Tangerang
Selatan: Universitas Terbuka
28
1