PENDAHULAN
Pada hakekatnya belajar adalah key term, “istilah kunci” yang paling
fital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak
pernah ada pendidikan. Sebagai suatu proses, belajar hampir selalu mendapat
tempat yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan upaya
pendidikan.1
baiknya guru mengajar apabila tidak terjadi proses belajar pada para siswa,
hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam suatu pembelajaran. Guru
menyampaikan materi saja, tetapi lebih dari itu guru dapat dikatakan sebagai
1
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, ( Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006), 59
2
R.Ibrahim, et al, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, (Bandung: PT. Imperial Bakti Utama, 2007),
124
1
mengajar, gurulah yang mengarahkan bagaimana proses belajar mengajar itu
dilaksanakan. Karena itu guru harus dapat membuat suatu pengajaran menjadi
lebih efekfit juga menarik, sehingga bahan pelajaran yang disampaikan akan
membuat siswa merasa senang dan merasa perlu untuk mempelajari bahan
pelajaran tersebut.
anak adalah subyek dan obyek dari kegiatan pembelajaran. Tipe belajar anak
didik berbeda, ada yang cepat mencerna materi ada pula yang lambat dalam
didik.
pendidikan secara maksimal, peran guru sangat penting dan diharapkan guru
memiliki ide baik dalam cara atau metode mengajar maupun model
yang akan disampaikan. Metode sendiri mempunyai arti cara kerja yang
2
tujuan yang ditentukan. Metode lebih bersifat prosedural dan sistematik
pembelajaran yang sesuai dengan topik atau pokok bahasan yang akan
materi pelajaran. Pada prinsipnya, tidak satu pun metode mengajar yang dapat
dipandang sempurna dan cocok dengan semua pokok bahasan yang ada dalam
setiap bidang studi. Mengapa? Karena, setiap metode mengajar pasti memiliki
keunggulan dan kelemahan yang khas. Namun kenyataan ini tidak bisa
sebagai pengajar. Sebaliknya, guru profesional dan kreatif guru hanya akan
menetapkan topik pembahasan materi dan tujuan pelajaran serta jenis kegiatan
dalam mengajar. Karena tujuan dari kegiatan belajar mengajar tidak akan
3
Iskandarwassid, et al,Strategi Pembelajaran Bahasa, ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2008), 56
4
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), 202
3
Dengan pemanfaatan metode atau model pengajaran secara akurat, guru akan
mudah lupa terhadap materi pelajaran yang telah disampaikan dan kurang
menaruh minat terhadap mata pelajaran. Lemahnya daya ingat dan kurangnya
minat peserta didik terhadap mata pelajaran disebabkan olah beberapa hal,
menarik/membosankan.
Bobbi DePorter dan Mike Hernacki dalam bukunya yang berjudul quantum
yang dapat melipat waktu, menumbuhkan motivasi belajar yang berasal dari
5
Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain , Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta,
1996), 85
6
Bobi DePorter, Mike Hernacki, Quantum Learning, (Bandung: Kaifa, 2002), 12
4
mempunyai persamaan seperti hiburan, permainan, warna, cara berfikir,
ada guru yang cara mengajarnya dengan menggunakan metode ceramah dan
pemberian tugas. Hal ini akan menjadikan siswa kurang nyaman dalam
mengikuti kegiatan belajar mengajar, sehingga tidak jarang siswa yang merasa
learning. Metode ini sudah lama diterapkan di madrasah ini, sejak guru
sehingga siswa merasa nyaman dan dapat menguatkan ingatan siswa pada
5
MENINGKATKAN DAYA INGAT SISWA (Studi Kasus di Madrasah
B. Fokus Penelitian
Ponorogo.
C. Rumusan Masalah
sebagai berikut:
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini sesuai dengan apa yang menjadi
learning dalam meningkatkan daya ingat siswa pada mata pelajaran fiqih.
6
E. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
2. Secara Praktis
a. Bagi siswa
b. Bagi Guru
c. Bagi Pembaca
d. Bagi lembaga
nyaman dan
7
menyenangkan pada siswa dengan pemanfaatan metode atau model
pembelajaran.
e. Bagi Peneliti
dan pengalaman.
F. Metode Penelitian
penelitian naturalistik karena salah satu cirinya adalah natural atau alami.
instrument.
dan masyarakat.
7
Suharsimi Arikunto, Menejemen Penelitian (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), 130
8
2. Kehadiran peneliti.
3. Lokasi penelitian
4. Sumber data
a. Data Primer
b. Data Skunder
8
Lexi Meleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000),
117.
9
Data sekunder merupakan data pendukung yang bisa didapat
metode, yaitu:
a. Wawancara (interview)
b. Observasi
9
Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, Paradikma Baru Ilmu Komunikasi dan
Ilmu Sosial Lainnya, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2004), 180
10
berlangsung.10 Peneliti mengamati aktifitas-aktifitas obyek penelitian,
lapangan.11
10
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, ( Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2007) 220
11
Lexy Moloeng, metodologi penelitian kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000),
153-154
11
rekontruksi dialog, deskripsi latar fisik, catatan tentang peristiwa
c. Dokumentasi
a. Reduksi data
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting untuk dicari tema dan
polanya.
b. Penyajian data
diteliti dan bisa segera diajukan peneliti ini berdasarkan penyajian data
c. Kesimpulan sementara
12
Ibid, 156
13
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2002) 236
12
Kesimpulan dalam penelitian ini mengungkap temuan berupa
d. Penulisan penelitian
13
Dengan teknik triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan
data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk
derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat
8. Tahapan-Tahapan Penelitian
tahapan:
b. Pekerjaan lapangan
14
G. Sistematika Pembahasan
Pada bab ini merupakan pola dasar dari keseluruhan skripsi ini.
pembahasan.
dan siswa, sarana dan prasarana. Dan paparan data khusus yang terdirir
15
dalam meningkatkan daya ingat siswa di Madrasah Diniyah Asy-Syakur
daya ingat siswa pada mata pelajaran fiqih di Madrasah Diniyah Asy-
mengambil intisari dalam skripsi ini yang berisi kesimpulan dan saran.
16
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pembelajaran
1. Pengertian Pembelajaran
15
Nasarudin, Menejemen Pembelajaran “implementasi konsep, karakteristik dan metodologi
pendidikan agama Islam” ( Yogyakarta: Teras), 162
16
Ibid, 162
17
Dengan demikian pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu
peristiwa atau situasi yang sengaja dirancang dalam rangka membantu dan
kreatifitas siswa. Untuk lebih jelas lagi masalah pembelajaran ini, berikut
perilaku siswa yang positif dan negatif. Perilaku yang posoitif akan
lebih disukai oleh siswa, perilaku yang kena hukuman, dan kegiatan
jenis penguatnya.
17
Ibid, 164
18
B. Implementasi
1. Pengertian Implementasi
kebijakan19
C. Quantum Learning
18
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka1995), 35-38
19
http://www.materibelajar.id/2015/12/definisi-implementasi-dan-teori.html
19
Rumus yang terkenal dalam fidika quantum adalah massa kali kecepatan
kuadrat sama dengan energi. Persamaan ini sebagai E=m 2 . Tubuh siswa
melahirkan inspirasi.20
menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan bagi orang
yang di dalam dan sekitar momen belajar atau suatu pembelajaran yang
dan bisnis untuk semua tipe orang dan segala usia. Quantum Learning
20
M. Fadillah, et al, Edutaiment Pendidikan Usia Dini “Menciptakan Pembelajaran Menarik,
Kreatif, dan menyenangkan”, (Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri, 2014), 87
21
Ahmad dan Joko, , Model Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia,.1997), 27.
20
pertama kali diterapkan di tempat pelatihan metode Quantum Learning
atau Supercamp.
adalah bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi situasi dan hasil
belajar, dan setiap detail apapun memberikan sugesti positf atau negatif.
sugestif.22
handal pada saat ini. Penggabungan dari beberapa model pengajaran dan
orkestra dalam sebuah simfoni, berbagai elemen ini diorkestra secara hati-
hati untuk menciptakan suatu pengalaman belajar yang lebih lengkap dan
21
merupakan kiat, petunjuk, strategi dan seluruh proses belajar dapar
digunakan.24
23
M. Fadillah, et al, Edutaiment Pendidikan Usia Dini “Menciptakan Pembelajaran Menarik,
Kreatif, dan menyenangkan”, (Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri, 2014) 86-87
24
http://birucakrawala.blogspot.co.id/2013/02/makalah-quantum-learning.html
22
Bobbi DePorter dalam artikelnya yang berjudul The Impact of
sebagai berikut
25
ibid
26
Asim Waluyo, Skripsi “Relevansinya Quantum Learning dan Quantum Teaching dengan
Implementasi Pendidikan Agama Islam (PAI) Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (Ponorogo:
2005) 14
23
Prinsip pembelajaran quantum berbunyi : bawalah dunia mereka
dirayakan segala sesuatu yang layak dipelajari oleh pembelajar sudah pasti
guru menampilkan isi mereka yang merupakan sebuah jalan yang dapat
27
Agus Nggermanto, Quantum Quotient ( Bandung: NUANSA, 2001) 170-171
28
http://birucakrawala.blogspot.co.id/2013/02/makalah-quantum-learning.html
24
2. Perencanaan pembelajaran quantum learning
DePorter, yang ditulis dalam karya ilmiyah milik Euphemia Tia Cristiani
dan rayakan
a. Tumbuhkan
mampu menumbuhkan minat belajar kepada siswa dan dalam hal ini
b. Alami
c. Namai
29
Euphemia Tia Cristiani, Skripsi “Penggunaan Model Pembelajaran Quantum Untuk
Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS Siswa Kelas IV SD Kanisius Pugeran”,
(Yogyakarta: Perpustakaan Universitas Sanata Darma, 2015), 22
25
Fase ini merupakan waktu bagi guru untuk mengajarkan
materi yang jelas dan lugas akan sangat membantu siswa dalam
menggunakan kata dan kalimat yang benar dan mudah dimengerti oleh
dengan baik.
d. Demonstrasikan
atau alat peraga dengan maksud supaya siswa dapat dengan mudah
e. Ulangi
f. Rayakan
26
Dalam perayaan ini siswa merasa diakui dan dihargai atas hasil
pembelajaran tersebut.31
Karena berangkat dari sikap yang positif anak akan merasa dihargai
lingkungannya.32
31
Ibid, 24
32
M. Fadillah, et al, Edutaiment Pendidikan Usia Dini “Menciptakan Pembelajaran Menarik,
Kreatif, dan menyenangkan”, (Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri, 2014), 88
33
Bobbi DePorter and Mike hernacki, Quantum Learning, Membiasakan Belajar Nyaman
dan Menyenangkan, terj. Alwiyah Abdurrahman, ( Bandung: KAIFA, 2002) 8
27
Kegiatan yang melibatkan fisik sebagai terobosan
dengan pembelajaran anak usia dini, bahkan hal itu diperlukan untuk
memberikan kesan.
diperhatikan.
b. Kekuatan AMBAK
34
Tim Pengembang, Pusat Kurikulum, Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, Kerangka
Dasar Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini , (Departemen Pendidikan Nasional: Universitas Negeri
Jakarta, 2007) 14-15
28
AMBAK adalah motivasi yang didapat dari pemilihan secara
yang ingin anda kerjakan harus menjanjikan manfaat bagi Anda atau
dengan bimbingan guru, hal ini bisa terjadi saat proses pembelajaran
dari setiap usaha yang diikutinya, selain itu anak akan mendapatkan
dengan keseharian anak didik. Informasi formal tidak dapat begitu saja
instan dalam pikiran siswa. Informasi harus diolah lebih dulu sebelum
35
M. Fadillah, et al, Edutaiment Pendidikan Usia Dini “Menciptakan Pembelajaran
Menarik, Kreatif, dan menyenangkan”, (Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri, 2014), 98
29
Menurut Win Wenger tidak ada yang disebut mengajar karena
siswa.
c. Lingkungan Belajar
belajar yang tepat juga dapat mencegah kebosanan dalam diri siswa.37
36
http://birucakrawala.blogspot.co.id/2013/02/makalah-quantum-learning.html
http://taufikhidayat93.blogspot.co.id/2012/11/makalah-quantum-learning-dan-
37
penerapan.html
30
visual di dinding dan papan iklan, semua merupakan kunci-kunci yang
sendiri yang kita sebut gaya belajar. Juga guru mempunyai gaya
31
Dalam quantum learning guru hendaknya memberikan kebebasan
dalam belajar pada siswanya dan janganlah terpaku pada satu gaya
belajar saja41
1) Orang Visual
ditulis.
dalam rapat.
41
http://taufikhidayat93.blogspot.co.id/2012/11/makalah-quantum-learning-dan-
penerapan.html
32
i) Sering kali mengetahui apa yang harus dikatakan, tetapi tidak
2) Orang Auditorial
ketika membaca.
panjang lebar.
3) Orang Kinestetik
33
j) Menyukai permainan yang menyibukkan.
a. Segalanya Berbicara
b. Segalanya Bertujuan.
42
http://belajarbersama.multiply.com/journal/item/2/Quantum_Learning_Cara_Baru_Belajr_
Mengolah_Kecerdasan
34
c. Pengalaman mendahului penamaan
dalam pembelajaran.
e. Merayakan Keberhasilan
belajar berikutnya.43
43
Nandang Kosasih, et al, Pembelajaran Quantum Dan Optimalisasi Kecerdasan, (Bandung:
Alfabeta, 2013), 78
35
5. Manfaat Pembelajaran Quantum Learning
a. Bersikap positif.
b. Termotivasi.
g. Kepercayaan diri.
44
Mustika Sari, Skripsi “Penerapan Model Quantum Learning Untuk Meningkatkan Kualitas
Pembelajaran Materi Energi Panas Dan Bunyi Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Randugunting 4
kota tegal” (Tegal: 2013), 29
36
7. Karakteristik Pembelajaran Quantum Learning
antara lain:
patut dihargai.
lingkungan.
dan bermakna. Hal ini dapat dikatakan interaksi telah menjadi kunci
45
Nandang Kosasih, et al, Pembelajaran Quantum Dan Optimalisasi Kecerdasan, (Bandung:
Alfabeta, 2013), 94
37
dalam pembelajaran quantum, yaitu pada proses pembelajaran
pembelajaran quantum.
38
keyakinan positif dalam proses pembelajaran, misalnya siswa perlu
opimal.46
ditulis dalam karya ilmiah milik Gusti Ayu Putri Laksmi, Kelebihan dan
46
Ibid, 29-31
47
Gusti Ayu Putri Laksmi, Skripsi “ Penerapan metode quantum learning untuk
meningkatkan kemampuan menganalisis paragraf deskriptif pada Siswa kelas viii 8 smp negeri 2
denpasar Tahun Pelajaran 2012/2013” (Denpasar Bali:1990) 39
39
b. Kekurangan
penerapannya.48
sebagai berikut. Para siswa dikenali tentang “kekuatan pikiran” yang tak
dengan yang dimilliki oleh Albert Einstein. Selain itu, dipaparkan tentang
bukti fisik dan ilmiah yang memberikan bagaimana proses otak itu
proses belajar itu mirip bekerjanya otak seorang anak 6-7 tahun yang
bahasa yang kacau dengan “cara yang menyenangkan dan bebas stres”.
telah menciptakan kondisi yang sempurna untuk belajar apa saja. Hal ini
48
Ibid, 39
49
Gordon.. Dryden. Revolusi Cara Belajar : The Learning Revolution Bagian I, (Bandung.
Kaifa, 2003), hlm.26
40
Berdasarkan penjelasan mengenai apa dan bagaimana unsur-unsur
dan struktur otak manusia bekerja, dibuat model pembelajaran yang dapat
sehat50
dan kanan”. Proses berpikir otak kiri (yang bersifat logis, sekuensial,
simbolisme.
50
Iwan. Sugiarto. Mengoptimalkan Daya Kerja Otak Dengan Berfikir Holistik dan Kreatif.
(Jakarta Gramedia Pustaka Utama: 2004), hlm 30.
41
kesadaran spasial, pengenalan bentuk dan pola, musik, seni, kepekaan
kehormatan diri.” Keempat unsur ini bila digambarkan saling terkait. Dari
“belajar apa saja dari setiap situasi, menggunakan apa yang Anda pelajari
belajar pasif yang terdiri dari: “tidak dapat melihat adanya potensi belajar,
ilmiyah milik Alkaf Muflikh Fuadi, yaitu ada beberapa faktor yang
42
1. Lingkungan sekeliling untuk meningkatkan kepercayaan diri dan mutu
pelajaran.
akan optimal apabila didukung oleh pertama, lingkungan belajar yang positif.
Orang dapat belajar dengan baik dalam lingkungan fisik, emosi, dan sosial
43
Orang dapat belajar dengan baik jika dia terlibat secara penuh dan aktif serta
dengan baik dalam lingkungan kerja sama. Semua cara belajar cenderung
Orang dapat belajar dengan baik jika dia mempunyai banyak variasi pilihan
dapat belajar dengan baik dalam konteks. Fakta dan keterampilan yang
dipelajari secara terpisah itu sulit diterapkan dan cenderung cepat menguap.
Belajar yang baik bisa dilakukan dengan mengerjakan pekerjaan itu sendiri
yang kondusif, dengan cara menggunakan unsur yang ada pada siswa dan
siswa untuk terus belajar dengan semangat. Suasana yang nyaman yang
44
penyampaian materi. Citarasa menyenangkan seperti humor dilakukan dengan
E. Daya Ingat
memproduksikan.52
oleh sifat seseorang, alam sekitar, keadaan jasmani, keadaan rohani, dan
umur manusia.53
waktu. Hal ini berarti bahwa kegiatan mengingat itu selalu berhubungan
45
Sedang William Stern berpendapat bahwa ingatan sebagai
sebab merupakan unsur pokok dalam berfikir asosiatif. Jadi siswa yang
stimulus yang diberikan. Ingatan siswa akan kembali muncul saat guru
rangsang. Hal ini memungkinkan penggunaan lebih dari satu indra dalam
55
Ibid 151
56
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, ( Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), 122-123
57
Ali Akbar Navis, Hypnoteaching Revolusi Gaya Mengajar Untuk Melejitkan Prestasi
Siswa, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), 102
46
Menguasai ingatan berarti menguasai proses berfikir. Keterampilan yang
yang dengan cepat dapat mengingat baik-baik suatu lagu dan ada
2) Ingatan yang teguh, artinya kesan yang telah diterimanya itu tetap
ingatan. Dari faktor usia ingatan paling tajam pada diri manusia ialah
kurang lebih pada masa kanak-kanak yaitu usia 10-14 tahun. Setelah usia
58
Ibid 107
59
Abu Ahmadi, psikologi umum, (Jakarta: Rineka Cipta,1998),70-71
47
tetapi hanya untuk kesan-kesan yang mengandung pengertian(daya ingatan
diabaikan saja. Salah satu produk dari ingatan ialah mengenal kembali,
yaitu bahwa apa yag kita amati sekarang ini senyatanya pernah kita amati
ata kenal pada masa lampau. Maka mengenal kembali ( recognise) ialah
sanjak dalam bahasa asing tanpa memahami artinya dan lain sebagainya.62
mengingat apa yang telah dipelajarinya, tetapi tidak berarti bahwa semua
“memory traces” ini akan tetap tinggal dengan baik, karena pada suatu saat
“memory traces” akan dapat hilang. Dalam hal ini orang mengalami
60
Ibid, 71
61
Ibid, 71
62
Ibid, 72
48
kelupaan. Dimana seseorang tidak dapat mereproduksi tanggapan-
a. Acquistion.
b. Storage.
c. Retrieval.
memproduksi “lupa”.64
63
Ibid, 72
64
Abdul Rahman , (Jakarta: Prenada Media Group, 2004)
49
3. Gangguan-Gangguan Pada Ingatan.
kita.
kenal kepada suatu yang sebenarnya sudah kenal ( lupa tipuan )65
65
Agus sujanto, psikologi umum, (Jakarta : Bumi Aksara, 2009)
50
BAB III
DESKRIPSI
DATA
Jenangan Ponorogo
Ponorogo.
ini juga bertepatan pada tanggal 29 Juli tahun 2008 resmi mendapatkan
MM.66
66
Lihat Tanskip Dokumentasi Nomor 01/D/ 2-IV/2016 dalam lampiran laporan hasil
51
penelitian ini
52
2. Letak Geografis Madrasah Diniyah Asy-Syakur Dongeng Jimbe
Jenangan Ponorogo
Dongeng.
Jenangan Ponorogo
a. Visi
67
Lihat Transkip Dokumentasi Nomor 02/D/ 4-IV/2016 dalam lampiran laporan hasil
penelitian ini.
53
Al-Qur’an sebagai bacaan serta menjadikan pedoman hidup sehari-
hari”
b. Misi
sehari-hari.
a. Keadaan Guru/Karyawan
masing tidak sama tingkat pendidikannya. Ada yang masih kuliah, ada
juga yang masih sekolah tingkat Aliyah. Tetapi sudah ada 2 guru yang
b. Keadaan pengurus
68
Lihat Transkip Dokumentasi Nomor 03/D/ 4-IV/2016 dalam lampiran laporan hasil
penelitian ini.
54
Jumlah pengurus Madrasah Diniyah Asy-Syakur Dongeng
masjid, 1 kamar mandi yang gabung dengan masjid dan 1 kantor kepala
madrasah.70
69
Lihat Transkip Dokumentasi Nomor 04/D/ 6-IV/2016 dalam lampiran laporan hasil
penelitian ini.
70
Lihat Transkip Dokumentasi Nomor 05/D/ 6-IV/2016 dalam lampiran laporan hasil
penelitian ini.
55
B. Deskripsi Data Khusus
56
pengelolaan kegiatan belajar secara klasikal, kelompok kecil, atau
pembelajaran secara individual. Jadi setelah itu saya dapat menyusun
model pembelajaran quantum learning yang paling tepat akan
dilaksanakan.71
menyenangkan untuk mengimbangi kerja otak kanan dan otak kiri agar
sebagai berikut:
71
Lihat Transkip Wawancara Nomor 04/ W/ F-2/ 20-IV/ 2016 dalam lampiran laporan hasil
penelitian ini
72
Lihat Transkip Wawancara Nomor 05/ W/ 20-IV/ 2016 dalam lampiran laporan hasil
penelitian ini
57
menyenangkan. Yang mana guru tampil semangat, antusias dan gembira,
guru menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif dan guru
memanfaatkan energizer dan humor. Guru menggunakan berbagai alat
bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan semangat, termasuk
menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan
pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa. Selain
untuk membuat kelas lebih nyaman guru juga menata posisi siswa yang
berubah-ubah seperti membentuk lingkaran, seperti berhadap-hadapan
dan lain sebagainya, agar tercipta kondisi yang nyaman dan
menyenangkan untuk guru dan murid selama proses belajar mengajar
berlangsung.73
73
Lihat Transkip Wawancara Nomor 06/ W/ 20-IV/ 2016 dalam lampiran laporan hasil
penelitian ini.
74
Lihat Transkip Observasi Nomor 02/ O/ 11-IV/ 2016 dalam lampiran laporan hasil
penelitian ini.
58
Bahwa saya melihat peserta didik di sini banyak memiliki perbedaan
dalam minat bakat ataupun kemampuan lainnya dalam memahami
materi-materi pembelajaran. Dan siswa-siswi disini juga kebanyakan
masih anak-anak usia Play Group, TK dan SD/MI. Tapi yang lebih
banyak usia TK. Dan anak-anak yang masih usia-usia segitu kebanyakan
sukanya adalah bermain, bernyanyi, pokoknya dalam hal-hal yang
membuat mereka senang dan gembira. Maka dari itu dengan
menggunakan pembelajaran yang menyenangkan yaitu pembelajaran
quantum learning diharapkan peserta didik dapat aktif dalam proses
belajar. Yang membuat mereka selalu ingat dengan apa yang sudah
mereka pelajari.75
quantum learning:
59
Selanjutnya untuk meningkatkan hasil yang ingin dicapai oleh
masing-masing guru mata pelajaran. Dan yang perlu dipahami betul dalam
Artinya dalam pembelajaran quantum learning ini guru harus mau masuk
Dunia anak adalah dunia bermain, yang suka dengan hal-hal yang
menyenangkan, seperti permainan, bernyanyi, cerita, dongeng dan
lain sebagainya. Maka saya sebagai guru juga harus tahu itu semua
mas. Dan itupun juga saya lakukan. Jadi dalam saya mengajar
anak-anak yang seusia tingkatan anak sekolah dasar (SD) bahkan
anak seusia anak playgroup juga, saya ciptakan kegiatan mengajar
yang menyenangkan, seperti dikasih iringan musik. Dan ada juga
jika pada materi yang perlu dihafalkan, mungkin jika untuk
menghafalkan secara hafalan biasa, siswa akan kesulitan, maka
saya punya inisiatif hafalan itu dibuat lagu. Contoh menghafal
nama-nama 25 nabi itu dibuat nyanyian yang nadanya sama
dengan nada “balonku ada lima”. Dengan keberhasilan siswa
menyebutkan saya akan memberikan hadiah sebagai perayaan
keberhasilannya. Dan masih banyak lagi.78
78
Lihat Transkip Wawancara Nomor 02/ W/ 18-IV/2016 dalam lampiran laporan hasil
penelitian ini
60
Hal di atas dapat dilihat ketika proses belajar mengajar
Ketika itu materinya tentang nama-nama nabi dan rosul. Dengan demikian
menyenangkan untuk mengimbangi kerja otak kiri dan otak kanan agar
peserta didik terlibat dengan asyik dalam belajar sampai terkadang lupa
waktu, penuh percaya diri, dan tertantang untuk melakukan hal serupa
atau hal yang lebih berat lagi, sehingga dapat mempercepat penguasaan
dan pemahaman materi pelajaran yang dipelajari, dan selalu ingat akan
Syakur demi tercapainya hasil yang maksimal maka perlu adanya langkah-
79
Lihat Transkip Observasi Nomor 01/ O/ 5-IV/ 2016 dalam lampiran laporan hasil penelitian
ini.
61
langkah dalam pembelajaran quantum learning ini seperti yang
Jenangan Ponorogo.
62
pendorong pembelajaran quantum learning tersebut. Seperti yang
81
Lihat Transkip Wawancara Nomor 09/ W/ 23-IV/2016 dalam lampiran laporan hasil
penelitian ini
82
Lihat Transkip Observasi Nomor 03/ O/11-IV/ 2016 dalam lampiran laporan hasil
penelitian ini
63
guru sebagai fasilitator sekaligus aktor. Karena guru juga harus masuk
dalam dunia mereka.83
permainan dan nyanyian. Peserta didik turut serta dalam semua proses
83
Lihat Transkip Wawancara Nomor 10/ W/ 25-IV/2016 dalam lampiran laporan hasil
penelitian ini
84
Lihat Transkip Observasi Nomor 04/ O/ 25-IV/ 2016 dalam lampiran laporan hasil
penelitian ini.
85
Lihat Transkip Wawancara Nomor 11/ W/ 30-IV/2016 dalam lampiran laporan hasil
penelitian ini
64
Jimbe Jenangan Ponorogo yang telah dilaksanakan selama proses
optimal.
65
BAB IV
ANALISIS DATA
moral. Sebuah hasil yang tentunya menjadi harapan setiap orang tua dan guru
efektif di sekolah untuk tipe orang dalam sehala usia, terutama pada usia
kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat
bagi mereka sendiri dan orang lain. Quantum learning merupakan orkestrasi
66
perkembangan siswa. Berbagai elemen ini diorkestra secara hati-hati untuk
dan daya ingat, serta membuat belajar sebagai suatu proses yang
Jenangan Ponorogo adalah sesuai dengan metode yang digunakan yang mana
menitikberatkan pada belahan otak kiri sehingga murid mudah stres atau
jenuh. Jika kita menggunakan kedua belahan otak kita (otak kiri dan kanan)
maka hasilnya jauh lebih baik, otak tidak cepat lelah dan stres. Stres terjadi
learning dalam meningkatkan daya ingat siswa pada mata pelajaran fiqih di
67
pelaksanaannya yaitu dengan menggunakan metode belajar yang
waktu, penuh percaya diri, dan tertantang untuk melakukan hal serupa atau hal
didik tidak ditentukan atau diukur lamanya duduk di belakang meja belajar,
tetapi ditentukan atau diukur oleh kualitas cara belajarnya. Jadi meskipun
Ponorogo
Jadi pekerjaan yang sudah direncanakan atau disiapkan dengan yang tidak
68
disiapkan akan memperoleh hasil yang berbeda pula. Tidak hanya dalam
suatu pekerjaan yang perlu disiapkan tetapi yang bekerjapun juga perlu
persiapan.
yang tidak ada persiapan akan menghasilkan hasil yang kurang maksimal,
memerlukan persiapan yang matang, baik itu dari segi guru sebagai fasilitator
perilaku siswa.
kususnya pada mata pelajaran fiqih, disamping itu siswa Madrasah Diniyah
69
pembelajaran yang aktif dan menyenangkan sehingga potensi yang mereka
dalam teori diatas bahwa mengajar adalah usaha guru untuk menciptakan
sudah siap untuk mengikuti pelajaran maka guru kemudian memberikan suatu
tantangan yang harus diselesaikan oleh siswa. Hal ini sebagaimana asas utama
siswa. Tetapi jauh dari itu, siswa juga diajarkan bagaimana menciptakan
dalam suasana belajar yang meriah dan gembira serta bersemangat dengan
70
memadukan potensi fisik, psikis dan emosi siswa menjadi suatu kesatuan
kekuatan yang besar untuk memperoleh prestasi yang luar biasa. Selain faktor
pelatihan dan kondisi siswa yang memang siap untuk belajar, maka faktor
adalah
pelajaran.
Siswa dapat belajar dengan baik dalam lingkungan fisik, emosi dan sosial
semangat.
71
Alat bantu disini merupakan media pembelajaran yang digunakan
guru dalam proses belajar mengajar seperti halnya LCD, OHP dan lain
Reardon dan Singer Nourie yang di tulis dalam karya ilmiyah milik Alkaf
Muflikh Fuadi, akan tetapi metode disini juga bisa diartikan cara
motivasi anak didik karena seluruh dimensi manusia terlibat secara aktif,
sebagai iringan belajar siswa sehingga tercipta suasana yang tidak sejuk
dan tidak sepi. Selain itu juga dalam pengajaran memperhatikan keunikan
72
adanya metode yang tapat akan meningkatkan motivasi dan daya ingat
siswa.
membuat siswa merasa aman dan nyaman. Pengaturan bangku disini bisa
dengan mendesain pola duduk siswa, seperti dengan bentuk huruf “U”
hidup dan tidak sepi. Maka dari itu siswa akan merasa nyaman dan tidak
mudah jenuh untuk belajar. Jadi dalam pembelajaran ini guru selalu
73
menenangkan. 5) Musik untuk meningkatkan kepekaan indra. Sedangkan lima
mata pelajaran fiqih, karena kurang sesuai dengan teori yang ada, diantaranya:
segala sesuatu yang berkaitan dengan guru. Artinya guru harus siap dari
ini tidak hanya kesiapan materi apa yang nanti akan dismpaikan, melainkan
kesiapan fisik dan kesiapan mental. Karena dalam proses mengajar banyak
sekali hal-hal yang tidak terduga terjadi dalam pembelajaran. Guru yang
tidak maksimal. Akan tetapi kesiapan guru ini bukan merupaan salah satu
lingkungan belajar. Jadi faktor kesiapan guru ini bukan merupakan salah satu
ingat siswa.
guru dalam menyampaikan materi ketika proses belajar mengajar. Metode ini
juga bisa diartikan cara mengatur ruangan, cara mengkondisikan siswa, dan
74
metode yang dapat meningkatkan motivasi anak didik karena seluruh dimensi
manusia terlibat secara aktif, seperti dengan menggunakan musik latar yang
diputar dalam ruangan sebagai iringan belajar siswa sehingga tercipta suasana
yang tidak sejuk dan tidak sepi. Selain itu juga dalam pengajaran
metode ini juga berkaitan dengan cara menata lingkungan belajar siswa.
Dengan adanya metode yang tapat akan meningkatkan motivasi dan daya
ingat siswa.
Ketiga, materi yang dibahas. Materi adalah bahan ajar yang akan
materi yang disampaikan. Tanpa adanya materi proses belajar tidak akan
terjadi. Jadi hal yang paling penting dalam pembelajaran adalah adanya materi
yang dibahas. Karena kegiatan yang dilakukan dalam proses pembelajaran itu
75
pendukung pembelajaran quantum learning. Karena materi di sini hanya
harus bisa membagi waktu. Kapan waktu yang tepat untuk serius belajar dan
kapan waktu yang tepat untuk bermain atau bercanda. Karena dalam
senang maka otak pun akan menjadi fress dan enjoy seperti tidak ada beban.
Jadi peserta didik akan lebih mudah dalam menyerap materi-materi yang telah
daya ingat peserta didik. Akan tetapi waktu di sini bukan merupakan faktor
yang akan disampaikan, maupun tempat yang akan digunakan untuk belajar
mengajar. Selain itu juga adalah kesiapan peserta didik. Tidak hanya kesiapan
bagi guru melainkan kesiapan peserta didik juga harus diperhatikan. Karena
peserta didik yang belum siap untuk belajar, maka akan sulit menerima apa
76
learning ini akan lebih banyak melibatkan peserta didik ikut aktif
Jadi kesiapan peserta didik juga bisa dikatakan salah satu faktor
daya ingat siswa pada mata pelajaran fiqih. Karena kesiapan peserta didik
untuk berpartisiasi aktif dalam pembelajaran, maka akan lebih mudah dalam
menerima materi-materi yang telah disampaikan oleh guru. Oleh sebab itu
peserta didik mampu memahami isi dari materi-materi yang telah diterima,
sehingga otak pun akan bekerja secara maksimal, pembelajaran akan menjadi
karena kurang sesuai dengan teori yang ada, bahwa faktor-faktor pendorong
unsur yang ada pada siswa dan lingkungan belajarnya melalui interaksi yang
77
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
dengan: (a) Sesuai dengan metode yang digunakan yang mana metode itu
nyaman yaitu dengan cara guru menata tempat siswa duduk, dan
78
2. Berkaitan dengan faktor pendukung pembelajaran yang berupa fasilitas
yang ada maka dapat dinyatakan bahwa fasilitas yang dimiliki oleh
sekolah sudah dapat dimanfaatkan oleh para guru dengan optimal guna
separti: (a) Alat bantu untuk menghidupkan pelajaran misalya poster dan
duduk yang interaktif dan santai untuk menarik minat. (c) Adanya iringan
disenangi oleh siswa dan bagi guru merupakan pembelajaran yang simpel.
Keadaan ini tentunya dapat dicapai karena semua komponen yang ada
B. Saran
melaksanakan pembelajaran.
79
b. Mengadakan pembelajaran yang menyenangkan dengan menggunakan
kedua belahan otak kita (otak kiri dan otak kanan) agar pembelajaran
karena keterbatasan fasilitas yang ada. Selain itu juga perawatan yang
pendidikan.
sekolah.
80
d. Menghindari hal-hal yang negatif dimanapun berada.
daya ingatnya.
Madrasah Diniyah.
81