Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN BEST PRACTICE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING


BERBASIS TPACK DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR
PESERTA DIDIK PADA MATERI BANGUN RUANG
DI SD NEGERI 071155 ONOZALUKHU ALASA

OLEH:

AGUSMAWARNI HAREFA, S.Pd

PPG DALAM JABATAN


ANGKATAN III TAHUN 2023
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
PENDAHULUAN

Pembelajaran tematik terpadu di SD sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013 merupakan


pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan beberapa muatan pelajaran dalam satu
pembelajaran. Beberapa muatan, misalnya Bahasa Indonesia, IPA, dan IPS disatukan dalam tema
yang sama kemudian disajikan dalam satu pembelajaran utuh yang saling berkaitan.
Dalam praktik pembelajaran Kurikulum 2013 yang penulis lakukan selama ini, penulis
menggunakan buku siswa dan buku guru. Penulis meyakini bahwa buku tersebut sudah sesuai dan
baik digunakan di kelas karena diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Ternyata, dalam praktiknya, penulis mengalami beberapa kesulitan seperti materi dan tugas tidak
sesuai dengan latar belakang siswa. Selain itu, penulis masih berfokus pada penguasaan
pengetahuan kognitif yang lebih mementingkan hafalan materi. Dengan demikian pembelajaran
hanya bersumber pada buku dan berpusat pada guru. Penulis juga jarang menggunakan media
pembelajaran. Dampaknya, suasana pembelajaran di kelas kaku dan anak-anak tampak tidak ceria.
Berdasarkan hasil pengamatan pembelajaran selama ini dapat disimpulkan bahwa (a) siswa
malas mengikuti pembelajaran yang banyak dilakukan guru dengan cara ceramah, (b) selain
ceramah, metode yang selalu dilakukan guru adalah penugasan. Sebagian siswa mengaku jenuh
dengan tugas-tugas yang hanya bersifat teoritis. Tinggal menyalin dari buku teks.Selain itu pada
saat pembelajaran terlihat minat belajar siswa rendah. Aktifitas siswa saat pembelajaran cenderung
pasif. Tentu saja berbagai kondisi ini membuat pembelajaran tidak efektif. Pembelajaran yang tidak
efektif dan monoton dapat membuat kualitas pembelajaran menurun dan akan berpengaruh pada
hasil belajar. Maka dari itu diperlukan adanya inovasi yang menggunakan pembelajaran yang
berbasis TPACK.
Salah satu model pembelajaran yang berbasis TPACK dan disarankan dalam implementasi
Kurikulum 2013 adalah Model Discovery Learning. Model pembelajaran penyingkapan penemuan
(Discovery Learning) adalah memahami konsep, arti, dan hubungan melalui proses intuitif untuk
akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan. Discovery terjadi bila individu terlibat terutama dalam
penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip. Discovery
dilakukan melalui observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan dan inferensi. Proses
tersebut disebut cognitive process sedangkan discovery itu sendiri adalah the mental process of
assimilating concepts and principles in themind (Fiobert B. Sund dalam Malik, 2001:219).
Berdasarkan uraian di atas maka penulis membuat Laporan Best Practice yang berjudul
Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Berbasis TPACK Dalam Meningkatkan
Motivasi Belajar Peserta Didik Pada Materi Bangun Ruang Di SD Negeri 071155 Onozalukhu
Alasa
PEMBAHASAN

A. SITUASI
Rendahnya motivasi belajar peserta didik sering kali menjadi salah satu permasalahan yang
teridentifikasi dalam kegiatan pembelajaran. Dengan rendahnya motivasi belajar peserta
didik tentu akan berdampak pada keaktifan, partisipasi dan hasil belajar peserta didik. Dari
hasil analisis akar penyebab masalah yang dilakukan terhadap rendahnya motivasi belajar
peserta didik, dapat di tentukan salah satu faktor penyebabnya adalah pembelajaran yang
dilaksanakan belum menerapkan model pembelajaran yang inovatif yang disertai dengan
pemanfaatan teknologi.
Idealnya, sesuai dengan UU no.57 tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan,
pelaksanaan pembelajaran diselenggarakan dalam suasana belajar yang interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif. Dan tentu
saja dengan motivasi belajar peserta didik yang tinggi pada akhirnya akan dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Dikarenakan rendahnya motivasi belajar peserta didik pada pembelajaran kimia
merupakan salah satu masalah pembelajaran yang teridentifikasi, maka alternatif solusi yang
dapat dilakukan pendidik adalah dengan menerapkan model pembelajaran inovatif Discovery
Learning berbasis TPACK. Hal ini didukung oleh pendapat yang dikemukakan pada jurnal
penelitian berikut:
1. Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning berbasis TPACK terbukti dapat
meningkatkan motivasi belajar peserta didik dalam pembelajaran. Hal tersebut
dikarenakan pembelajaran lebih menarik, tidak monoton, dan siswa termotivasi mengikuti
pembelajaran. (Dwi Kurnianti, 2021)
2. Kelebihan dari model pembelajaran Discovery Learning adalah:
1) Peserta didik terlibat dalam proses pembelajaran secara aktif dan topik pembelajaran
biasanya meningkatkan motivasi instrinsik. (Khasinah, 2021)
2) Dapat memicu peserta didik supaya berperan aktif dengan materi yang dipelajari
(Prastowo, 2015)
3) Dapat melatihkan keterampilan proses yaitu mengamati, mengklasifikasi, dan”
mengkomunikasikan (Setiawan, 2014).
4) Dapat menunjang peserta didik menguasai konsep materi (Afifatur, 2021)
5) Menumbuhkan dan meningkatkan rasa ingin tahu peserta didik. (Khasinah, 2021)
6) Mendorong kemandirian peserta didik dalam belajar (Khasinah, 2021)
7) Memungkinkan pengembangan keterampilan belajar sepanjang hayat. (Khasinah,
2021)
Praktik baik ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi pendidik lain tentang
bagaimana meningkatkan motivasi peserta didik dalam pembelajaran kimia.
Permasalahan motivasi merupakan permasalahan umum yang seringkali dialami oleh
pendidik. Solusi yang ditawarkan yaitu penerapan TPACK dalam model pembelajaran
Discovery Learning. Dengan penerapan TPACK dalam model pembelajaran Discovery
Learning dapat membantu meningkatkan motivasi, rasa ingin tahu dan tentu saja akan
berdampak pada hasil belajar peserta didik.
Sebagai seorang pendidik, penulis memiliki peran dan tanggung jawab untuk
dapat menyelesaikan permasalahan rendahnya motivasi belajar dalam pembelajaran
kimia. Dalam praktik baik ini, penulis berperan untuk menganalisis akar penyebab
masalah rendahnya motivasi belajar peserta didik dalam pelajaran kimia hingga
menentukan solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Penulis juga mempunyai
tanggung jawab untuk merancang kegiatan pembelajaran yang dimulai dari
penyusunan perangkat, pembuatan LKPD, bahan ajar dan menyiapkan media yang
akan digunakan dalam pembelajaran. Setelah perencanaan, penulis melakukan kegiatan
pembelajaran dan melaksanakan evaluasi. Setelah melakukan evaluasi, penulis juga
bertanggung jawab untuk melaksnakan refleksi kegiatan pembelajaran yang sudah
dilakukan.

B. TANTANGAN
Penulis tentu saja tidak melakukan seluruh rangkaian kegiatan seorang diri. Banyak
pihak yang membantu hingga sampai pada penulisan laporan best practice ini. Pihak-
pihak yang membantu pelaksanaan antara lain, Kepala sekolah sebagai penanggung
jawab pelaksanaan PPL di sekolah, Peserta didik sebagai subjek pembelajaran, Rekan
sejawat di sekolah, sebagai observer pelaksanaan dan membantu perekaman video
pelaksanaan pembelajaran, Dosen pembimbing dan guru pamong sebagai pembimbing
dalam perencanaan, perancangan, pelaksanaan dan refleksi serta evaluasi kegiatan
pembelajaran, serta rekan sejawat mahasiswa PPG sebagai observer kegiatan
pembelajaran
Tantangan yang dihadapi penulis sebagai pendidik dalam mencapai tujuan
meningkatkan motivasi belajar peserta didik dalam pelajaran kimia antara lain, guru
belum terbiasa untuk menerapkan model pembelajaran Discovery Learning, sehingga
sintaks yang diterapkan masih ada yang tertukar, guru belum terbiasa mengembangkan
LKPD yang dapat mengkonstruksi pengetahuan peserta didik.
Tantangan yang dihadapi pada sisi peserta didik sebagai subyek pembelajaran
antara lain adalah, peserta didik belum terbiasa untuk berdiskusi secara aktif, peserta
didik belum terbiasa dan percaya diri untuk menyampaikan pendapat serta melakukan
presentasi di depan kelas dengan menggunakan bantuan power point.
Untuk tantangan yang dihadapi dari sisi rekan sejawat adalah, keterbatasan
waktu yang dimiliki rekan sejawat untuk dapat membantu pelaksanaan perekaman dan
observasi pembelajaran. Untuk sarana dan prasarana sekolah, tantangan yang dihadapi
adalah terbatasnya peralatan untuk dapat mendukung proses pelaksanaan pembelajaran
dengan percobaan dan simulasi, serta belum memiliki peralatan untuk proses
perekaman video kegiatan pembelajaran.

C. AKSI
Langkah-langkah yang dilakukan oleh penulis untuk menghadapi tantangan adalah
dengan mempelajari kembali sintaks dan implementasi model pembelajaran Discovery
Learning, mencari referensi dan berusaha mengembangkan LKPD yang dapat
mengkonstruksi pengetahuan peserta didik
Untuk mengatasi tantangan dari sisi peserta didik, hal yang dilakikan adalah
dengan memancing peserta didik menggunakan pertanyaan-pertanyaan tambahan
agar peserta didik dapat ikut aktif berdiskusi dan mendorong peserta didik agar
percaya diri untuk melakukan presentasi di depan kelas.
Untuk mengatasi tantangan yang di hadapi dengan rekan sejawat dan sarana
prasarana yang belum ada, yaitu dengan berkoordinasi dengan rekan sejawat agar
waktu pelaksanaan dan perekaman kegiatan tidak mengganggu aktifitas dan proses
pembelajaran di sekolah, berusaha memanfaatkan bahan yang sudah ada atau dengan
menyediakan sendiri alat dan bahan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kegiatan
pembelajaran. Dengan tidak tersedianya peralatan perekaman penulis meminjam pada
rekan sejawat yang lain peralatan yang dibutuhkan untuk proses perekaman kegiatan.
Strategi yang penulis lakukan untuk dapat sampai hingga penulisan praktik
baik ini adalah mengidentifikasi masalah pembelajaran dengan menggunakan fishbone
diagram sehingga ditemukan akar permasalahan dalam pembelajaran, yaitu rendahnya
motivasi belajar peserta didik, dan berkonsultasi dengan dosen pembimbing dan guru
pamong serta rekan sejawat dan kepala sekolah hingga ditemukan solusi yang paling
tepat adalah penggunaan model pembelajaran Discovery Learning berbasis TPACK
dalam pembelajaran.
Tahapan proses yang dilakukan dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan
model pembelajaran dengan model discovery learning berbasis TPACK diawali dengan
membuat RPP dengan sintaks discovery learning, membuat LKPD yang disesuaikan
dengan sintaks discovery learning, membuat bahan ajar materi bangun ruang yang
dapat mendukung LKPD, merencanakan proses penilaian pengetahuan, keterampilan
dan sikap dengan instrumen yang juga harus disiapkan.
Dalam melaksanakan praktik baik ini, model pembelajaran yang saya gunakan
yaitu discovery learning dengan bantuan media konkret dan juga materi pembelajaran
Interaktif. Media ini ditampilkan secara langsung berbentuk PPT maupun Video
pembelajaran melalui LCD/Proyektor dan LKPD sebagai bahan untuk diskusi
memecahkan masalah. Adapun langkah pembelajaran yang saya laksanakan antara
lain:

Sintak 1. Pemberian Rangsangan (Stimulation)


 Siswa menyimak penjelasan guru tentang kegiatan yang akan dilakukan.
 Siswa membaca modul ajar dengan seksama.
 Siswa bertanya jawab tentang informasi yang diperoleh di video pembelajaran
dan modul ajar.
 Siswa mendapat pertanyaan stimus dari guru“Anak-anak silahkan kalian amati
lingkungan sekitar kelas ini.Bangun ruang apa saja yang kalian temukan?
Apakah kalian bisa menyebutkan sifat-sifat dari bangun ruang tersebut?”
Sintak 2. Pernyataan/Identifikasi masalah (Problem statement)
 Siswa mengamati jenis-jenis bangun ruang melalui video pembelajaran
 Siswa dan guru secara bersama-sama mengidentifikasi sifat-sifat dari salah satu
bangun ruang yang telah disebutkan siswa.
 Siswa diberi permasalahan untuk mengamati bangun ruang yang lain.
Sintak 3. Pengumpulan data (Data Collection)
 Setiap kelompok mendapat media berupa bangun ruang dari guru untuk diamati
 Siswa mendapat LKPD dari guru
Sintak 4. Pengolahan data (Data Processing)
 Siswa berdiskusi dengan teman sebangku untuk mengerjakan soal yang ada
pada LKPD.
Sintak 5. Pembuktian (verification)
 Siswa mempresentasikan hasil pekerjaannya
Sintak 6. Menarik simpulan (generalization)
Siswa dan guru menyimpulkan kegiatan pembelajaran hari ini.
D. REFLEKSI HASIL DAN DAMPAK

Dampak dari penerapan media konkret dan media pembelajaran Interaktif yang
dipadukan dengan model pembelajaran Problem Based Learning pada PPL ini dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa yang terlihat dari siswalebih fokus, bersemangat,
dan aktif dalam pembelajaran. Kegiatan kolaborasi, berfikir kritis, kreatif
dan Keaktifan siswa muncul dan memberikan pengalaman belajar yang bermakna pada
siswa sehingga siswa lebih mudah dan cepat dalam memahami materi yang diajarkan.
Hasil dari kegiatan ini ternyata efektif, karena setelah melakukan pembelajaran
ini siswa mampu memahami materi bangun ruang dengan baik yang ditunjukkan
dengan hasil belajar siswa yang meningkat dengan nilai evaluasi telah mencapai KKM.
Respon pihak lain dari praktik baik tersebut adalah merasa senang dan ikut
berhasil karena keberhasilan tersebut tidak bisa dilakukan sendiri, melainkan dengan
kerjasama/ kolaborasi dengan semua pihak yaitu Kepala Sekolah sebagai atasan yang
mendukung dan mengijinkan kegiatan ini, guru yang membantu dalam menyiapkan
sarana prasarana serta sebagai observer, orangtua siswa dan siswa yang menjadi sasaran
dalam kegiatan ini. Respon ini diperoleh dari kegiatan refleksi akhir praktik melalui
kegiatan wawancara guru observer dan survei siswa yang menunjukkan strategi
pembelajaran telah dilakukan dengan baik.
 Respon siswa
Berdasarkan hasil survei siswa menyatakan bahwa mereka merasa bersemangat,
fokus, dan antusias dalam pembelajaran. Guru dan kegiatan pembelajaran juga
tidak membosankan bagi mereka.
 Respon guru
Kegiatan praktik baik ini dijadikan sebagai inspirasi, saran, dan motivasi bagi guru
observer atau guru kelas tersebut jika menemui permasalahan sama dalam
pembelajaran.
 Respon kepala sekolah
Kepala sekolah sangat mendukung kegiatan praktik baik ini. Kegiatan praktik
baik ini diharapkan mampu menginspirasi guru lainnya untuk dapat menghadapi
tantangan yang sering dijumpai dalam pembelajaran di kelas sehingga guru lebih
inovatif.
Faktor keberhasilan pembelajaran ini sangat ditentukan oleh kreativitas guru
dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran serta kemampuanguru dalam
menentukan media, model dan strategi pembelajaran yang tepat sesuai karakteristik
perkembangan anak.
KESIMPULAN

Pembelajaran yang bisa diambil dari kegiatan ini yaitu guru harus kreatif dalam menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran. Memilih model, media dan strategi pembelajaran
yang tepat sesuai dengan karakteristik perkembangan anak agar tujuan pembelajaran bisa
tercapai. Selain itu diperlukan kerjasama yang baik antara, orangtua, siswa, guru dan
sekolah. Sebagai guru harus mampu dan siap mengembangkan pengetahuan yang semakin
canggih sesuai perkembangan zaman menjadi guru hebat dan berkualitas agar mampu
menciptakan pembelajaran yang bermutu bagi siswa.
DAFTAR PUSTAKA

Anisa, N E, R B Rudibyani, E Sofya . 2017. Pembelajaran Discovery Learning untuk


Meningkatkan Motivasi Belajar dan Penguasaan Konsep Siswa. Jurnal Jurnal
Pendidikan dan Pembelajaran Kimia, (Vol. 6, No.2 Edisi Agustus 2017), 283-295.
Pujiriyanto. 2019. Modul Peran Guru Dalam Pembelajaran Abad 21. Jakarta:
Indonesia. Muhtadi, Ali. 2019. Modul Pembelajaran Inovatif. Jakarta: Indonesia.
Miyarso, Estu. 2019. Modul Perancangan Pembelajaran Inovatif. Jakarta:
Indonesia. Munthe, Bermawi. (2009). Desain Pembelajaran. Yogyakarta:
Pustaka Insan Madani.
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL)
PPG DALAM JABATAN
ANGKATAN III TAHUN 2023

IDENTITAS DIRI

Nama : Agusmawarni Harefa, S.Pd


Lokasi : SD Negeri 071155 Onozalukhu Alasa
LPTK : Universitas PGRI Yogyakarta

Berdasarkan hasil evaluasi PPL aksi 1 dan 2 dengan menggunakan model pembelajaran
inovatif, Rencana Tindak Lanjut yang akan dilakukan adalah:

1. Melanjutkan pelaksanaan strategi pembelajaran dengan memperhatikan karakteristik


materi dan peserta didik
2. Membuat LKPD yang dapat membantu peserta didik untuk mengkonstruksi
pengetahuannya
3. Mempelajari kembali materi berkaitan dengan kompetensi yang harus dikuasai gur
4. Membuat perangkat pembelajaran yang disesuaikan dengan pembelajaran abad 21,
berbasis HOTS dengan basis TPACK
5. Memperbaiki kekurangan dan kesalahan yang dilakukan pada saat pelaksanaan PPL
sesuai dengan masukan dari dosen pembimbing dan guru pamong untuk kegiatan
pembelajaran selanjutnya kedepan.
6. Membuat rencana evaluasi dan refleksi setiap kegiatan yang dilakukan untuk dapat
melihat kelebihan dan kekurangan kegiatan yang sudah dilakukan
7. Berbagi praktik baik pembelajaran dari hasil mengikuti PPG di sekolah tempat saya
bertugas
8. Mengembangkan diri dengan mengikuti kegiatan pelatihan, workshop, dan seminar
yang relevan.
9. Mengadaptasi dan menerapkan model-model pembelajaran inovatif pada saat kegiatan
pembelajaran.

Onozalukhu, 02 Februari 2024

Disetujui oleh Dibuat oleh

Beni Yuli Prastowo, S.Pd) (Agusmawarni Harefa, S.Pd)

Anda mungkin juga menyukai