62-68
Program Studi Pendidikan Kimia ISSN 2337-9995
Universitas Sebelas Maret https://jurnal.uns.ac.id/JPKim
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi ikatan
kimia kelas X 1 di SMA Islam 1 Surakarta tahun pelajaran 2016/2017 dengan penerapan model
Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) disertai diskusi dan (2) meningkatkan prestasi belajar
pada materi ikatan kimia kelas X 1 di SMA Islam 1 Surakarta tahun pelajaran 2016/2017 dengan
penerapan model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) disertai diskusi. Penelitian ini
merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus, dimana masing-masing siklus
meliputi, perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subyek penelitian ini adalah siswa
kelas X 1 SMA Islam 1 Surakarta tahun pelajaran 2016/2017. Data yang diperoleh berupa
prestasi belajar (aspek kognitif dan aspek afektif) dan aktivitas siswa. Sumber data adalah guru
dan siswa. Teknik pengumpulan data adalah dengan tes, angket, observasi, dan wawancara,
selanjutnya data dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, (1)
penerapan Model Pembelajaran langsung (Direct Instruction) disertai diskusi dapat meningkatkan
aktivitas belajar siswa pada materi ikatan kimia di kelas X 1 SMA Islam 1 Surakarta tahun
pelajaran 2016/2017. Aktivitas belajar siswa pada siklus I sebesar 92,59% dan tidak dilanjutkan
pada siklus II. (2) penerapan Model Pembelajaran langsung (Direct Instruction) disertai diskusi
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi ikatan kimia di kelas X 1 SMA Islam 1
Surakarta tahun pelajaran 2016/2017. Aspek kognitif siswa pada siklus I sebesar 14,82%
meningkat menjadi 77,78% pada siklus II. Aspek afektif mencapai 88,88% pada siklus I dan tidak
dilanjutkan pada siklus II.
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah suatu proses sejak lahir, dan lingkungan yang
dalam rangka mempengaruhi peserta mempengaruhi hingga bakat itu tumbuh
didik supaya mampu menyesuaikan diri dan berkembang [1].
sebaik mungkin dengan lingkungannya, KTSP merupakan singkatan dari
dan dengan demikian akan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan,
menimbulkan perubahan dalam dirinya yang dikembangkan sesuai dengan
yang memungkinkannya untuk satuan pendidikan, potensi sekolah atau
berfungsi secara optimal dalam daerah, karakteristik sekolah atau
kehidupan masyarakat. Pada dasarnya daerah, sosial budaya masyarakat
pertumbuhan dan perkembangan setempat, dan karakteristik peserta
peserta didik bergantung pada dua didik. KTSP merupakan upaya untuk
unsur yang saling mempengaruhi, yakni menyempurnakan kurikulum agar lebih
bakat yang dimiliki oleh peserta didik familiar dengan guru, karena mereka
secara jelas, rinci, langkah demi langkah Target aktivitas belajar siswa
disertai contoh-contoh soal. Beberapa adalah 65% memiliki kriteria tinggi. Hasil
penjelasan dari guru dibantu dengan pra tindakan menunjukkan bahwa
media aplikasi hyperchem, kemudian 66,67% siswa memiliki aktivitas belajar
dilanjutkan siswa diskusi secara yang tinggi, namun terdapat 25,93%
berkelompok untuk menyelesaikan soal siswa dengan kriteria yang rendah
diskusi sesuai dengan materi yang telah sehingga perlu dilakukan penilaian pada
disampaikan guru. Guru memandu siklus I. Hasil siklus I menunjukkan
siswa untuk menyelesaikan latihan- bahwa 74,07% siswa telah memiliki
latihan soal dan memberikan langkah- aktivitas belajar dengan kriteria tinggi.
langkah penyelesaiannya secara rinci Target untuk aktivitas belajar telah
ke beberapa kelompok yang mengalami tercapai sehingga tidak dilakukan
kesulitan. Beberapa perwakilan siswa penilaian pada siklus II Pelaksanaan
menuliskan penyelesaiannya di papan diskusi dalam penerapan model
tulis dan dibahas bersama. pembelajaran langsung memberikan
Selama pelaksanaan kesempatan kepada siswa untuk
pembelajaran siswa tidak kesulitan bertanya kepada teman sekelompok
dengan model pembelajaran yang dan juga kepada guru tentang soal-soal
digunakan karena model yang yang belum dimengerti oleh siswa
digunakan sederhana. Pada akhir sehingga aktivitas belajar siswa
pembelajaran, siswa diberikan semakin meningkat.
beberapa pertanyaan dan kesempatan Data prestasi belajar aspek
bertanya terkait materi yang kognitif siswa diambil pada akhir siklus I
disampaikan. Pemahaman siswa berupa tes obyektif. Ringkasan hasil
terhadap materi yang telah disampaikan pengambilan data prestasi belajar aspek
dapat diketahui melalui hasil seatwork kognitif siswa pada siklus I disajikan
yang diberikan setiap akhir pertemuan. pada Tabel 2.
Tabel 3. Ringkasan Hasil Belajar Aspek evaluasi aspek kognitif siklus I dengan
Afektif Siswa anggota masing-masing kelompok lebih
Ketercapaian (%) sedikit daripada siklus I agar diskusi
Kriteria Pra lebih efektif. Perbedaan lainnya adalah,
Siklus I soal yang digunakan untuk evaluasi
tindakan
Sangat Baik 3,70 11,11 aspek kognitif siklus II merupakan soal
Baik 70,37 77,78 yang telah dibuat dan dimodifikasi oleh
Kurang 25,93 11,11 penulis sedekimian rupa pada indikator
Sangat Kurang 0,00 00,00 yang belum tercapai saja.