Anda di halaman 1dari 16

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOORPERATIF TIPE STAD TERHADAP

MINAT DAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI ENERGI


SISWA KELAS 7 MTSN 1 BLITAR.

PROPOSAL SKRIPSI

Disusun untuk:
Memperoleh gelar Sarjana Pendidkan Islam (S.Pd.I)

Disusun oleh:
Satrio Wibowo
NIM 12211193100

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH


TULUNGAGUNG FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA
MARET 2023
HALAMAN PERSETUJUAN
BAB 1 Pendahuluan

A. Latar belakang
Tujuan pendidikan adalah membentuk manusia yang bukan hanya dapat
menyesuaikan diri untuk hidup di dalam masyarakatnya, melainkan lebih dari itu, yaitu
mampu berperan bagi penyempurnaan masyarakat itu sendiri.1 Wawasan tentang
pendidikan sebagai proses belajar sepanjang hayat menekankan pentingnya pergeseran
tanggung jawab belajar ke arah peserta didik, sehingga perancangan dan implementasi
kegiatan belajar mengajar harus dilandasi oleh pengkonsepsian keseimbangan antara
otoritas pendidik dengan subyek didik. Inilah esensi hakikat dan tujuan pendidikan yang
dengan sendirinya menjadi tanggung jawab guru untuk membantu peserta didik untuk
mencapai kemampuan dalam pembelajaran. Dalam mengajar seorang guru biasanya
menjumpai siswa yang tidak menunjukkan kemajuan, pertumbuhan dan perkembangan
seperti yang diharapkan karena seorang guru hanya dapat menyajikan dan menyediakan
bahan pembelajaran, siswa yang mengolah dan mencernanya sendiri sesuai kemampuan
dan bakat, namun guru tidak dapat belajar untuk siswanya.
Guru yang berkualitas merupakan salah satu aspek penting dalam pelaksanaan
pembembelajaran. Guru yang berkualitas diharapkan akan dapat menciptakan keluaran
siswa yang berkualitas. Ilmu yang didapatkan siswa diharapkan dapat menambah
wawasan siswa tersebut, sehingga siswa dapat menggunakan ilmu yang didapatkannya
sebagai bekal untuk masa depannya.2 Pendidikan merupakan salah satu jalan yang dapat
ditempuh oleh siswa untuk memperoleh ilmu. Melalui pendidikan pula siswa dapat
meningkatkan pengetahuannya serta wawasannya dalam mengembangkan
kemampuannya. Kualitas pendidikan dapat dilihat dari bagaimana siswa mendapatkan
ilmu pengetahuannya. Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan peserta didik dapat
dipengaruhi oleh pendidikan yang diperolehnya. Untuk mengetahui pengetahuan yang
telah diperoleh siswa dapat diketahui melalui hasil belajar serta prestasi belajar siswa
Dilihat dari hasil wawancara terhadap beberapa siswa MTsN 1 Blitar bahwa
dalam proses pembelajaran guru lebih banyak menggunakan metode ceramah khususnya
pada mata pelajaran fisika. Metode ceramah ini menyebabkan kejenuhan belajar pada

1
Candrawati, Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa
Kelas Viii Smpn 5 Janapria Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2015/2016, 2017, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Institut Agama Islam Negeri (Iain) Mataram.
2
Anisa Utami Ramadayani, Pengaruh Model Pembelajaran Jigsaw Terhadap Minat Dan Hasil Belajar
Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas V Sdn 66 Kota Bengkulu, INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BENGKULU,
2021,
siswa, siswa menjadi mengantuk, melamun, kelas menjadi pasif, interaksi hanya
berlangsung satu arah yaitu dari guru kepada siswa sehingga siswa hanya mencatat
penjelasan dari guru selain itu juga dengan menggunakan metode ceramah pembelajaran
menjadi kurang efektif karena tidak mempertimbangkan kesesuaian bahan ajar dengan
kebutuhan, pemahaman dan motivasi siswa untuk mempelajari materi pelajaran yang
disampaikan selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Tidak adanya partisipasi dari
siswa secara langsung dan aktif menyebabkan suasana kelas menjadi monoton dan
membosankan. Akibatnya, motivasi siswa menurun dan tentunya akan berdampak pula
pada menurunnya hasil belajar siswa. Rendahnya hasil belajar Fisika tersebut disebabkan
karena guru kurang melibatkan interaksi sosial yang dapat menimbulkan kebosanan siswa
dan kurangnya pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan, sehingga motivasi
siswa selama proses pembelajaran masih kurang. Walaupun pembelajaran sudah dimulai,
namun masih ada siswa yang masih bercerita, mengantuk, tidur dan melamun.
Satu cara untuk mengatasi permasalahan yang dikemukakan di atas yaitu dengan
menerapkan suatu model pembelajaran yang tepat dan dapat membangkitkan motivasi
siswa. Untuk itu penulis mencoba memberikan masukan kepada guru untuk menerapkan
model pembelajaran cooperatif tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar biologi.
Pembelajaran cooperatif tipe STAD merupakan sebuah tipe pembelajaran yang
menyebabkan siswa saling bekerja sama dalam kelompok, bertanggung jawab terhadap
kelompoknya. Pembelajaran dengan tipe STAD diharapkan siswa merasa nyaman untuk
bertanya kepada siswa lain bila dibandingkan bertanya kepada guru, karena bahasa yang
digunakan lebih mudah dipahami dan dapat belajar menghargai pendapat siswa lain.
Pembelajaran menjadi tidak searah sebab ada transfer ilmu dari guru ke siswa dan ada
transfer ilmu antar siswa itu sendiri. Siswa juga tidak merasa bosan karena pembelajaran
yang diterapkan membuat mereka tidak selalu duduk ditempat duduknya, pembelajaran
seperti ini perlu intervensi guru untuk membimbing siswa agar kegiatan pembelajaran
menjadi terarah.
Peneliti berharap dengan adanya model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini
dapat memberikan solusi dalam kegiatan belajar mengajar serta dapat meningkatkan hasil
belajar siswa khususnya dalam bidang ilmu fisika. Penelitian yang akan peneliti lakukan
berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Koorperatif Tipe STAD Terhadap Minat Dan
Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Materi Energi Siswa Kelas 7 MTsN 1 Blitar.
B. Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, masih kurangnya minat
belajar siswa menyebabkan penurunan prestasi belajar siswa. Hal ini diakarenakan kurang
tepatnya metode yang digunakan oleh guru dalam menjelaskan materi pembelajaran
secara tepat. Pembelajaran masih mengunakan metode ceramah sehingga membuat siswa
hanya mendapatkan materi pembelajaran dari guru dan tidak dapat merumuskan konsep
dengan kemampuan dirinya sendiri.
Berdasarkan masalah diatas penelitian ini dapat dibatasi dengan ruang lingkup
sebagai berikut sebagai berikut:
1. Penelitian ini hanya terjadi pada MTsN 1 Blitar pada tahun ajaran 2021/2022 pada
mata pelajaran IPA fisika.
2. Penelitian ini dibatasi pada prestasi belajar siswa dan minat belajar siswa pada
siswa MTsN 1 Blitar tahun ajaran 2021/2022 pada mata pelajaran IPA Fisika.
C. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan tersebut, maka peneliti
mengajukan rumusan masalah untuk mendukung hasil penelitian yaitu apakah ada
pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap minat dan prestasi belajar
fisika siswa kelas 7 MTsN 1 Blitar tahun ajaran 2022/2023
D. Tujuan penelitian
Sehubungan dengan rumusan masalah tersebut penelitian penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui serta mencari jawaban dari permasalahan-permasalahan yang dibahas
dalam skripsi ini. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: untuk mengetahui pengaruh
model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap minat dan prestasi belajar fisika
siswa kelas 7 MTsN 1 Blitar tahun ajaran 2022/2023.
E. Kegunaan penelitian
1. Bagi siswa

a. Memberikan suasana baru dalam pembelajaran sehingga siswa lebih


b. aktif dan berpartisipasi dalam proses pembelajaran.
c. Siswa lebih mudah dalam menerima atau menyerap materi pelajaran
d. sehingga diharapkan agar tujuan pembelajaran IPA fisika dapat tercapai
secara optimal.
2. Bagi Guru
Sebagai masukan bagi guru untuk dapat memilih model pembelajaran
yang tepat sehingga dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam proses
pembelajaran.
3. Bagi Sekolah
Dapat meningkatkan efektifitas proses pembelajaran di sekolah yang
bersangkutan, khususnya mata pelajaran Fisika
F. Hipotesis penelitian
Hipotesis penelitian diatas adalah sebagai berikut:
1. Ha: ada pengaruh positif model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap minat
dan prestasi belajar fisika siswa kelas 7 MTsN 1 Blitar tahun ajaran 2022/2023.
2. Ho: tidak ada pengaruh positif model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap
minat dan prestasi belajar fisika siswa kelas 7 MTsN 1 Blitar tahun ajaran 2022/2023.
G. Penegasan istilah
1. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran secara sadar menciptakan
interaksi yang aktif sehingga sumber belajar bagi siswa bukan hanya guru dan buku
ajar, tetapi juga sesama siswa. Pembelajaran kooperatif adalah sistem pembelajaran
yang memberi kesempatan kepada 8 siswa untuk bekerja sama dengan sesama siswa
dalam tugas-tugas terstruktur, pada sistem ini guru bertindak sebagai fasilitator.
2. Pembelajaran STAD
Student Teams Achievement Division adalah salah satu tipe pembelajaran
kooperatif yang paling sederhana. Siswa ditempatkan dalam tim belajar
beranggotakan empat orang yang merupakan campuran menurut tingkat kinerjanya,
jenis kelamin dan suku. Guru menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja dalam
tim untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut.
Akhirnya seluruh siswa dikenai kuis tentang materi itu dengan catatan, saat kuis
mereka tidak boleh saling membantu. Dengan karakter STAD yang menekankan pada
kerjasama dalam kelompok, pembelajaran berpusat pada siswa (Student Centered),
dan adanya penghargaan bagi tim terbaik akan membuat siswa lebih meningkatkan
aktivitas dan semangat siswa, dalam berkomunikasi dengan sesama teman anggota
kelompok belajarnya. Kemudian dengan adanya penghargaan kelompok dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa. Oleh karena itu, dengan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan partisipasi aktif dalam kegiatan
pembelajaran dan motivasi siswa yang tentunya partisipasi aktif tersebut berpengaruh
positif terhadap minat dan prestasi belajar siswa.
3. Minat Belajar
Minat belajar merupakan suatu perasaan senang dan tertarik pada hal-hal
tertentu. Minat dapat berkembang apabila didukung oleh sarana dan prasarana belajar,
dalam hal ini sarana dan prasarana yang berhubungan dengan proses belajar mengajar
4. Prestasi Belajar
Menurut S. Nasution mengatakan bahwa prestasi belajar adalah
“kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat”. Prestasi
merupakan hasil yang telah dicapai dari usaha yang telah dilakukan dan dikerjakan”
(Kamus Besar Bahasa Indonesia
H. Sistematika pembahasan
Secara umum prestasi siswa dalam mengerjakan pembelajaran Fisika
sangatlah rendah. Faktor kurangnnya minat siswa dalam pelaksanaan pembelajaran
matematika. Penggunaan metode atau model pembelajaran yang terbilang klasik atau
konvensional dimana guru lebih aktif menjelaskan suatu materi pembelajaran yang
menyebkan kurangnya keterlibatan siswa dalam suatu proses pembelajaran. Saat
proses pembelajaran siswa akan lebih mudah memahami dan lebih memiliki minat
belajar jika mereka terlibat dalam suatu proses pembelajaran, dan makna atau arti dari
pembelajaran tersebut tersampaikan dengan baik dan melekat pada diri siswa. Salah
satu untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan cara memilih model
pembelajaran yang tepat untuk disampaikan kepada siswa dan untuk menarik minat
belajar siswa agar aktif dalam kegiatan pembelajaran untuk menemukan sendiri
pengetahuan melalui interaksi dengan lingkungan dan juga diarahkan kepada kegiatan
yang mendorong siswa belajar baik secara fisik maupun sosial dalam memahami
konsep energi.
BAB 2 Landasan Teori
A. Deskripsi teori
Model Pembelajaran
Model adalah bentuk representasi akurat sebagai proses aktual yang memungkinkan
seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model itu. Model
merupakan interpretasi terhadap hasil observasi dan pengukuran yang diperoleh dari
beberapa sistem.1 Menurut Ridwan Abdulloh Sani, model merupakan kerangka
konseptual berupa pola prosedur sistematik yang dikembangkan berdasarkan teori dan
digunakan dalam mengorganisasikan proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan
belajar.2
Sebuah model pembelajaran, terkait dengan teori pembelajaran tertentu. Berdasarkan
teori tersebut dikembangkan dalam tahapan pembelajaran, system social, prinsip
reaksi, dan system pendukung untuk membantu peserta didik dalam membangun/
mengonstruksi pengetahuannya melalui interaksi dengan sumber belajar. Model
pembelajaran memiliki:5
1. Sintaks (fase pembelajaran) adalah tahapan dalam mengimplementasikan model
dalam kegiatan pembelajaran. Sintaks menunjukkan kegiatan apa saja yang perlu
dilakukan oleh guru dan peserta didik mulai dari awal pembelajaran sampai kegiatan
akhir.
2. Sistem sosial menggambarkan peran dan hubungan antara guru dengan peserta
didik dalam aktivitas pembelajaran.
3. Prinsip reaksi merupakan informasi bagi guru untuk merespons dan menghargai
apa yang dilakukan oleh peserta didik.
4. System pendukung mendeskripsikan kondisi pendukung yang dibutuhkan untuk
mengimplementasikan model pembelajaran.
5. Dampak instruksional merupakan dampak langsung yang dihasilkan dari materi
dan keterampilan berdasarkan aktivitas yang dilakukan. Dampak pengiring
merupakan dampak tidak langsung yang dihasilkan akibat interaksi dengan
lingkungan belajar
Model Pembelajaran
Pembelajaran Kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division)
Pembelajaran kooperatif berasal dari kata “kooperatif” yang artinya mengerjakan
sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sala lainnya sebagai satu
kelompok atau satu tim. Dalam pembelajaran kooperatif peserta didik diarahkan
untuk bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya
bersifat heterogen.5 Pengelompokan heterogenitas (kemacamragaman) merupakan
ciri-ciri yang menonjol dalam model pembelajaran kooperatif. Kelompok heterogen
bisa dibentuk dengan memperhatikan keanekaragaman gender, latar belakang agama,
sosio ekonomi dan etnik serta kemampuan akademis. Dalam hal kemampuan
akademis, kelompok pembelajaran kooperatif biasanya terdiri dari satu orang
berkemampuan akademis tinggi, dua orang dengan kemampuan sedang, dan satu
lainnya dari kelompok kemampuan akademis rendah.6
Student Teams Achievement Division (STAD) dikembangkan oleh Robert
Slavin dan koleganya di Universitas John Hopkin dan merupakan pendekatan
pembelajaran kooperatif yang paling sederhana.36 Menurut Slavin, Student Teams
Achievement Devision (STAD) merupakan sebuah strategi pembelajaran kooperatif
yang memberi tim berkemampuan majemuk latihan untuk mempelajari konsep dan
keahlian, bersama para siswanya.37 STAD kepanjangan dari Student Teams
Achievement Division (pembagian tim-tim pencapaian siswa). STAD adalah suatu
tim pembantu pelaksanaan pelajaran bagi guru untuk belajar bekerjasama.STAD ini
terdiri dari 4 atau 5 orang siswa yang berkemampuan heterogen sehingga dalam satu
kelompok terdapat satu siswa berkemampuan tinggi, dua siswa berkemampuan
sedang, dan dua siswa berkemampuan rendah. Didalamnya siswa diberi kesempatan
untuk kolaborasi dan elaborasi dengan teman sebaya dalam bentuk diskusi
kelompok.38 STAD telah digunakan dalam berbagai mata pelajaran yang ada, mulai
dari matematika, bahasa, seni, sampai dengan ilmu social dan ilmu engetahuan ilmiah
lain, dan telah digunakan mulai dari siswa kelas dua sampai perguruan tinggi. Metode
ini paling sesuai untuk mengajarkan bidang studi yang sudah terdefinisikan dengan
jelas, seperti matematika, berhitun dan studi terapan, penggunaan dan mekanika
bahasa, geografi dan kemampuan peta, dan konsepkonsep ilmu pengetahuan ilmiah
Komponen Utama STAD (Student Team Achievement Division)
STAD (Student Team Achievement Division) terdiri atas lima komponen
utama : prestasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan individual, rekognisi tim.15
a) Presentasi Kelas, materi dalam STAD (Student Team Achievement
Division) pertama-tama diperkenalkan dalam presentasi di kelas. Ini merupakan
pengajaran langsung seperti yang sering kali dilakukan atau diskusi pelajaran yang
dipimpin oleh guru, tetapi bisa juga memasukkan presentasi audiovisual.
b) Tim. tim terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili seluruh bagian
dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas. Fungsi utama
dari tim ini adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar, dan
lebih khususnya lagi, adalah untuk mempersiapkan anggotanya untuk bisa
mengerjakan kuis dengan baik.
c) Kuis, setelah sekitar satu atau dua periode setelah guru memberikan
presentasi dan sekitar satu atau dua periode praktik tim, para siswa akan mengerjakan
kuis individual.
d) Skor Kemajuan Individual, gagasan di balik dari skor kemajuan individual
adalah untuk memberikan kepada tiap siswa tujuan kinerja yang akan dapat dicapai
apabila mereka bekerja lebih giat dan memberikan kinerja yang lebih baik dari pada
sebelumnya. Tiap siswa dapat memberikan kontribusi poin yang maksimal kepada
timnya dalam sistem skor ini, tetapi tak ada siswa yang dapat melakukannya tanpa
memberikan usaha mereka yang terbaik.
e) Rekognisi Tim, tim akan mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan
yang lain apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu. Skor tim siswa
dapat juga digunakan untuk menentukan dua puluh persen dari peringkat mereka.
Kekurangan Pembelajaran Tipe STAD
1) Siswa berprestasi tinggi akan mengarah pada kekecewaan karena peran anggota
yang pandai lebih dominan.
2) Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk siswa sehingga sulit mencapai target
kurikulum.
3) Membutuhkan waktu yang lebih lama sehingga pada umumnya guru tidak mau
menggunakan pembelajaran kooperatif.
4) Membutuhkan kemampuan khusus sehingga tidak semua guru dapat melakukan
pembelajaran kooperatif.
5) Menuntut sifat tertentu dari siswa, misalnya sifat suka bekerja sama.
B. Penelitian terdahulu

C. Kerangka berfikir
Prestasi belajar Fisika ditentukan oleh banyak faktor yang bermacam-macam
yang artinya bahwa tidak semua faktor mendukung keberhasilan tetapi ada juga yang
menghambat keberhasilan seseorang. Faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan
pembelajaran antara lain adalah peran guru dan siswa. Pelaksanaan pendidikan saat
ini menuntut guru untuk berperan sebagai fasilitator, motivator dan sekaligus evalator
dalam kegiatan pembelajaran. Model pembelajaran tipe STAD merupakan model
pembelajaran yang secara langsung melibatkan keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran. Peneliti bermaksud untuk mengkaji dalam proses pembelajaran dengan
model pembelajaran tipe STAD akan menghasilkan prestasi belajar siswa yang
berbeda atau tidak. Sedangkan untuk model pembelajaran STAD memiliki kelebihan
yaitu memberikan kesempatan siswa untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan
orang lain, menumbuhkan rasa percaya diri dan keberanian siswa dalam 49
menyampaikan gagasannya. Berdasarkan penelitian terdahulu, model pembelajaran
STAD memiliki pengaruh yang siginifikan dalam meningkatkan presatsi belajar
siswa.
BAB 3 Metode Penelitian
A. Rancangan penelitian

B. Variabel penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek
atau kegiatan yang mempuanyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.81 Menurut Hubungan antara satu
variabel dengan variabel yang lain maka macam-macam variabel dalam penelitian
dapat dibedakan menjadi:
1. Variabel bebas (variabel independent) Variabel ini sering disebut sebagai
variabel stimulus, predictor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut
sebagai variabel bebas. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent (terikat). 82
Dalam hal ini yang menjadi variabel bebas adalah Model Pembelajaran STAD (X).
2. Variabel terikat (variabel dependent) Variabel dependent sering disebut
sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut
sebagai variabel terikat. Variabel terikatmerupakan variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.83 Dalam hal ini yang menjadi
variabel terikat adalah Motivasi Belajar (Y).
C. Populasi sampel dan sampling
Populasi, Sampel dan Sampling Penelitian
1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteritik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi, populasi bukan
hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan
sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh
karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek.84 Adapun populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII MTs Sunan Kalijogo Kalidawir
Tulungagung dengan jumlah 86 siswa.
2. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut. Dapat disimpulkan sampel adalah sebagian dari keseluruhan
objek yang diteliti dan dianggap mewakili terhadap populasi yang diambil.85
Pengambilan sampel ini dilakukan karena peneliti tidak memungkinkan untuk
meneliti populasi yang ada. Dalam hal ini yang menjadi sampel penelitian adalah
siswa MTs Sunan Kalijogo Kalidawir kelas VIII A sebagai kelas eksperimen dan VIII
B sebagai kelas kontrol.
3. Sampling Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Teknik
sampling memiliki dua kategori untuk mengelompokannya yaitu probability sampling
dan nonprobability sampling. 86 Peneliti menggunakan teknik sampling dengan
kategori nonprobability sampling dengan jenis teknik cluster random sampling. Hal
ini sesuai dengan pendapat Sugiyono yang menyatakan bahwa clusster random
sampling merupakan penarikan yang dilakukan karena satuan yang dipilih bukan
individuindividu tetapi sekelompok individu yang secara alami bersama-sama dalam
tempat itu.87 Pertimbangan dilakukan dalam pemilihan kelas, melalui konsultasi
dengan guru bidang studi Fiqih kelas VIII bahwa penggunaan dua kelas yaitu kelas
VIII A dan VIII B bertujuan memudahkan pengontrolan, kedua kelas ini memiliki
kemampuan yang hampir sama dan homogen sehingga data yang diperoleh akan
mewakili keadaan populasi.
D. Kisi kisi instrumen
Adapun kisi-kisi Instrumen motivasi belajar siswa adalah sebagai berikut:
E. Istrumen penelitian
Instrument penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data agar lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih 57
mudah diolah.88 Instrumen penelitian merupakan alat bantu bagi peneliti dalam
mengumpulkan data. Kualitas instrumen akan menentukan kualitas data yang
terkumpul.89 Di dalam penelitian maka dapat mempunyai kedudukan yang paling
tinggi, karena data merupakan penggambaran variabel yang diteliti, dan berfungsi
sebagai alat pembuktian hipotesis. Oleh karena itu, benar atau tidaknya data, sangat
menentukan bermutu tidaknya hasil penelitian. Sedangan baik tidaknya data,
tergantung dari baik tidaknya instrumen pengumpulan data. Instrumen yang baik
harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel.90 Alat pengukuran
yang digunakan dalam hal ini menggunakan beberapa instrument, yaitu:
1. Pedoman Observasi
Pedoman observasi merupakan alat bantu yang digunakan peneliti dalam
mengumpulkan data melalui observasi atau pengamatan tentang kegiatan belajar
mengajar serta pencatatan yang sistematis terhadap berbagai hal yang diselidiki pada
siswa kelas VIII MTs Sunan Kalijogo Kalidawir Tulungagung.
2. Pedoman Dokumentasi
Dalam penelitian ini dokumentasi ditujukan untuk memperoleh data langsung dari
tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan
kegiatan, foto-foto, dan berbagai aspek mengenai obyek penelitian.
3. Pedoman Kuesioner (angket)
Pedoman angket diguunakan peneliti untuk mendapatkan data mengenai motivasi
belajar siswa setelah menggunakan model pembelajaran STAD. Angket yang
diberikan dalam penelitian ini sebanyak 26 pernyataan. Sebelum angket diberikan
kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol, angket perlu diuji validitas dan
reliabilitas. Sebuah instrument yang baik umumnya memiliki dua syarat penting yaitu
valid dan reliabel.
F. Sumber data
Data merupakan keterangan tentang suatu hal, dapat berupa sesuatu yang diketahui
atau yang diangggap atau anggapan. Atau suatu fakta yang digambarkan lewat angka,
simbol, kode dan lain-lain. Sedangkan sumber data adalah subyek darimana data
dapat diperoleh.
Menurut pengertian tersebut penulis berusaha mendapatkan data yang bersumber
pada:
1. Sumber data primer, yaitu responden. Responden adalah orang yang merespon atau
menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis maupun lisan.
Responden pada penelitian ini adalah guru bidang studi Fiqih dan siswa kelas VIII A
dan VIII B.
2. Sumber data skunder, yaitu segala sesuatu yang biasa memberikan data atau
informasi yang bukan berasal dari manusia. Data skunder dalam penelitian ini adalah
dokumen-dokumen dan foto.
G. Tehnik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang digunakan oleh peneliti
untuk mengumpulkan data. Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam
penelitian, maka digunaka teknik:
1. Observasi
Menurut S. Margono, observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara
sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Pengamatan dan
pencatatan ini dilakukan terhadap objek ditempat terjadi atau berlangsungnya
peristiwa.93 Sedangkan menurut Arikunto, observasi merupakan suatu teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan penelitian secara teliti,
serta pencatatan secara sistematis.94 Sesuai penjelasan diatas, dalam penelitian ini
tujuan dari observasi ialah mengumpulkan data yang dilakukan secara pengamatan,
pencatatan secara teliti dan sistematis terhadap peristiwa yang terjadi dilokasi
penelitian. Hal-hal yang di amati dalam penelitian ini adalah segala yang berkaitan
dengan aktivitas siswa selama kegiatan penelitian.
2. Angket
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya.95 Prosedur angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket
langsung. Angket langsung yaitu angket yang dikirimkan kepada dan dijawab oleh
responden.96 Sedangkan dalam penyusunan itemnya, angket yang digunakan angket
tipe pilihan, yaitu angket yang harus dijawab oleh responden dengan cara tinggal
memilih salah satu jawaban yang sudah tersedia.97 Peneliti memberikan angket pada
kelas VIII A sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII B sebagai kelas kontrol setelah
pembelajaran Fiqih disampaikan. Angket ini bertujuan untuk mengumpulkan data
mengenai motivasi belajar siswa.
H. Analisis data
Analisa data yaitu proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam
suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Analisa data adalah rangkaian kegiatan
penelaahan, pengelompokan, sistematisasi, penafsiran, dan verifikasi data agar sebuah
fenomena memiliki nilai sosial, akademis, dan ilmiah.98
Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi sebelum uji dilakukan. Adapun
serangkaian pengujian sebagai berikut:
1. Uji Prasyarat
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak. Hal
ini dilakukan atau dipergunakan untuk menentukan statistik yang akan digunakan
dalam analisis data, apakah statistik parametrik atau statistik non parametrik. Jika data
berdistribusi normal, maka dapat digunakan uji statistik berjenis parametrik.
Sedangkan jika data tidak tidak berdistribusi normal, maka digunakan uji statistik non
parametrik. Metode yang dapat digunakan untuk menguji normalitas data adalah
Metode Kolmogorov-Sminov
b. Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah objek (tiga sampel atau
lebih) yang diteliti memiliki varian yang sama.99 Apabila homogen terpenuhi, maka
peneliti dapat melakukan tahap analisa data lanjutan, apabila tidak, maka harus ada
pembetulan-pembetulan metodologis. Jika objek yang diteliti tidak mempunyai varian
yang sama (homogenitas), maka uji ANOVA tidak dapat dilakukan
2. Uji Hipotesis
Setelah semua perlakuan berakhir kemudian diberikan angket. Data yang diperoleh
dari hasil pengukuran kemudian dianalisis untuk mengetahui apakah hasilnya sesuai
dengan hipotesis yang diharapkan. Adapun untuk menjawab hipotesis penelitian
digunakan statistik parametris yang digunakan untuk menguji hipotesis dua sampel
bila datanya berbentuk interval atau ratio dengan menggunakan t-test. 100
Untuk menguji hipotesis penelitian yaitu dengan menggunakan perbandingan satu
variabel bebas (Uji t) dan program SPSS (Statistical Productand Service) 16.0. Teknik
t-test (disebut juga t-score, t-ratio, ttechnique, student-t) adalah teknik statistik yang
dipergunakan untuk menguji signifikansi perbedaan 2 buah mean yang berasal dari
dua buah distribusi.101
3. Menentukan Besar Pengaruh Rumus untuk mengetahui besar pengaruh model
pembelajaran STAD terhadap motivasi belajar siswa dapat diketahui dengan
menggunakan perhitungan effect size. Effect size merupakan ukuran mengenai
besarnya efek suatu variabel pada variabel lain, besarnya perbedaan maupun
hubungan yang bebas dari pengaruh besarnya sampel.105 U

Anda mungkin juga menyukai