Anda di halaman 1dari 6

DAMPAK BAHAYA REAKTOR NUKLIR BAGI LINGKUNGAN

Oleh
Dafa Baihaqi (12211193061)

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) merupakan salah satu solusi untuk
mengatasi kekurangan krisis energi yang terjadi saat ini. Bahan bakar fosil yang semakin
sedikit membuat para ilmuan harus berinovasi untuk mengatasi masalah yang terjadi. Energi
terbarukan seperti tenaga surya, kincir angin dan lain sebagainya memanglah dapat mengatasi
masalah energi. Akan tetapi jenis energi tersebut hanya dapat digunakan dalam sekala kecil1.
kebutuhan energi yang besar membuat para ilmuan berinovasi dengan nuklir sebagai cara
untuk mengatasi krisis energi yang terjadi. Tidak seperti energi terbarukan lainnya energi
nuklir dapat diproduksi dengan jumlah yang besar. Hal ini membuat tenaga nuklir menjadi
salah satu alternatif pilihan jika kita membutuhan tenaga yang bersih dan dapat digunakan
dalam skala yang besar.

Potensi energi nuklir sebagai energi yang bersih dan efisien pastilah memiliki sisi
buruk yang membahayakan. Sebagai salah satu contoh pada tanggal 3 maret 2011 PLTN
jepang mengalami kebocoran dikarenakan gempa dan stunami yang terjadi disana. Jepang
yang saat itu mengalami bencana alam dan bencana teknologi secara bersamaan tidak siap
menangani kejadian tersebut. ketidaksiapan jepang dalam mengatasi bencana ini terlihat dari
kurang adanya koordinasi antar lebaga pemerintah dengan perusahaan operator reaktor nuklir
dalam mengatasi bencana yang terjadi2. Kejadian tersebut dikenal dengan bencana 3/11 yang
merupakan bencana terbesar dalam sejarah jepang. Kejadian kebocoran reaktor nuklir di
jepang tepatnnya perfektur Fukusima membuat beberapa penduduknya mengungsi ketempat
yang lebih aman untuk menghindari dampak buruk radiasi. Diantara kota yang terdampak
adalah kota Okuma, Futaba, Tamioka, dan Namie yang menjadi daerah terlarang karena
memiliki tingkat radiasi yang tinggi yakni 1000 kBq/m2 sampai 1000 kBq/m2. Penyebaran zat
radiasi tersebut dapat melalui udara, air hujan, dan air laut. Oleh karena hal tersebut zat
radiasi tidak hanya menyebar di area Fukusima saja akan tetapi juga beberapa daerah di
jepang3.

1
https://www.merdeka.com/trending/manfaat-nuklir-bagi-kehidupan-manusia-yang-jarang-diketahui-kln.html
2
Upik Sarjiati, Risiko Nuklir Dan Respon Publik Terhadap Bencana Nuklir Fukushima Di Jepang,
Pusat Penelitian Sumberdaya Regional, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2SDR-LIPI) hal 47
3
Ibid hal 47
Kecelakaan PLTN yang ada di Fukusima menyebabkan tersebarnya partikel radioaktif
melewati udara, air, dan lain sebagainya. Ketika unsur-unsur tersebut mengenai objek atau
manusia maka terjadilah kontaminasi terhadap benda tersebut. ketika zat unsur-unsur
radioakktif tersebut mengenai berbagai oragan manusia maka akan menyebabkan dampak
buruk bagi kesehatan manusia4. Tenaga nuklir merupakan sumber energi yang besar sehingga
banyak negara yang menlirik untuk mengunakannya. Energi besar terebut tentunya memiliki
kekurangan yaitu pada radiasi yang ditimbulkannya. Radiasi yang ditimbulkan oleh energi
nuklir bisa membawa penyakit hingga kematian bagi manusia dan lingkungan. Lingkungan
manusia yang terkena radiasi nuklir akan sulit untuk dihuni atau bahkan tidak dapat sama
sekali5. Selain hal terebut dampak radiasi nuklir sangat sulit dibersihkan jika terkontaminasi
pada lingkungan.

Pembangunan PLTN jika dilihat dari aspek keselamatan akan menjadi berbahaya jika
tidak diawasi dengan baik. Jika terjadi kegagalan dalam pendinginan reaktor mengunakan air
akan menyebabkan reaktor meleleh karena kepanasan. Reaksi fisi yang terjadi pada reaktor
tidak dapat dihentikan dalam waktu seketika sehingga akan menyebabkan ledakan yang
dasyat. Ledakan yang terjadi akan merobohkan dinding contaiment beton runtuh sehingga
uap yang mengandung radiasi akan menyebar kesegala arah. Jika hal ini terjadi maka
linkungan disekitar reaktor akan tercemar dengan unsur-unsur radioaktif 6. Selain dilihat dari
segi keselamatan dan lingkungan dampak buruk yang ditimbulkan dari kebocoran reaktor
nuklir dapat dilihat dari segi ekonomi. Pemerintah jepang mengalami kerugian sekitar 5.000
triliun pada saat mengalami kebocoran reaktor nuklir tahun 2011 silam 7. Selain dampak
ekonomi radiasi yang ditimbulkannya kebocoran reaktor nuklir juga memberikan dampak
pada keamanan masyarakat yang tinggal disekitarnya. Kecelakaan reaktor nuklir dapat
menibulkan rasa takut masyarakat terhadap bahaya radiasi yang ada. Kontaminasi unsur-
unsur radioaktif pada tanah dan perairan mengakibatkan masyarakat mengalami rasa takut
karena dampak buruknya.8 Kontaminasi unsur-unsur menyebabkan lingkungan yang bersih

4
Diapermata singgih, Dampak Kecelakaan Pembangkit Tenaga Nuklir Fukushima Daiichi Terhadap Keamanan
Lingkungan dan Ekonomi di Jepang, Jurusan Ilmu Hubungan Internasional, FISIP Universitas Jember, e-Journal
Ilmu Hubungan Internasional 2015, hal 6
5
https://bobo.grid.id/read/083173949/bisa-rusak-lingkungan-dan-bahaya-bagi-manusia-kenapa-hiroshima-
nagasaki-kini-bisa-dihuni-setelah-terkena-bom-nuklir?page=all
6
Lukas Joko Dwiatmanto, Penantian Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Di Indonesia, ORBITH
VOL. 12 NO. 2 Juli 2016, hal 63
7
Ibid hal 64
8
Diapermata singgih, Dampak Kecelakaan Pembangkit Tenaga Nuklir Fukushima Daiichi Terhadap Keamanan
Lingkungan dan Ekonomi di Jepang, Jurusan Ilmu Hubungan Internasional, FISIP Universitas Jember, e-Journal
Ilmu Hubungan Internasional 2015 hal 11
dan sehat menjadi tidak dapat terjamin sehingga masyarakat kehilangan pekerjaan dan tempat
tinggalnya.9 Pengembangan Pembangkit listrik tenaga nuklir haruslah diperhatikan dengan
baik jangan sampai terjadi kecelakaan yang akan menyebabkan dampak buruk bagi
lingkungan. Kecelakaan pembangkit listrik tenaga nuklir di Chernobyl terjadi kembali.10
Di langsir dari REPUBLIKA.CO.ID. fasilitas nuklir milik Badan Tenaga Nuklir
Nasional (Batan) dioperasikan dengan sistem keselamatan dan keamanan ketat. Peneliti
Senior Batan Geni Rina Sunaryo mengatakan fasilitas Batan juga berstandar internasional.
Geni yang dulu pernah menjabat sebagai Kepala Pusat Teknologi dan Keselamatan Reaktor
Nuklir Batan menuturkan secara periodik, penerapan sistem keselamatan nuklir paling tidak
setahun sekali, dilaporkan ke Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) dalam suatu forum.
Forum tersebut dihadiri oleh beberapa negara anggota dari berbagai negara di dunia. Pada
forum itu, perwakilan dari berbagai negara saling bercerita pengalamannya dan berbagi
praktik baik dalam menjalankan reaktor nuklir. Termasuk penerapan sistem keselamatan dan
keamanan nuklir.
Penggunaan nuklir di berbagai negara menjadi perhatian khusus bagi dunia
internasional. Tidak hanya mempunyai dampak positif, tetapi juga mempunyai dampak
negatif bagi keamanan suatu negara, khususnya yang menyangkut keamanan non tradisional,
seperti keamanan lingkungan dan manusia.11 Percobaan senjata nuklir buatan manusia telah
menambah radioaktivitas yang telah ada secara alami dalam skala dunia. Walaupun
percobaan senjata nuklir dikurangi secara besar-besaran sejak tahun 1962, ketakutan akan
perang nuklir tetap ada. Pembangunan tenaga nuklir untuk maksud damai berjalan terus dan
harus dipercepat, karena persediaan bahan bakar fosil (seperti bensin, minyak tanah dan lain-
lain) sudah menipis. Hal ini berarti dengan bertambahnya tenaga nuklir, kekurangan energi
listrik dapat diatasi. Akan tetapi volume limbah radioaktif harus diantisipasi, dipantau dan
dikendalikan, seperti yang harus dilakukan terhadap bahan berbahaya dan beracun. 12 Dengan
adanya potensi bahaya tersebut maka dipakailah filosofi keselamatan reaktor fail-safe and
safety-in depth yaitu menerapkan teknik gagal-selamat dan prinsip pertahanan berlapis dalam
mendesain sistem keselamatan reaktor. Dengan menggunakan filosofi ini, maka reaktor selalu
aman artinya selalu dapat dipadamkan dengan cara menghentikan reaksi fisi dan menjamin

9
Ibid hal 12
10
Lukas Joko Dwiatmanto, Penantian Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Di Indonesia, ORBITH
VOL. 12 NO. 2 Juli 2016, hal 64
11
Chrisnanta Amijaya, ‘Peranan International Atomic Energy Agency (Iaea) Melalui the International Fact
Finding Expert Mission of the Fukushima Dalam Penanganan Kerusakan Reaktor Nuklir Di Jepang Pasca
Tsunami 11 Maret 2011’, Global Political Studies Journal, 2.2 (2018), 146–60
12
G. Suhariyomo, ‘Perkembangan Tenaga Nuklir Di Dunia’, Buletin Alara, 7.3 (2006), 241314.
zat radioaktif tetap terkungkung di dalam sistem pertahanan yang berlapis-lapis. Berdasarkan
filosofi tersebut, selanjutnya ditetapkan tujuan dan keselamatan reaktor.13
Persyaratan keselamatan ini harus dipegang teguh dan dipenuhi pada setiap tahap
operasi oleh pihak pengoperasi dan pihak pengawas. Keselamatan reaktor nuklir dapat
dikatakan tercapai bila pengoperasian reaktor memenuhi kriteria keselamatan sebagai berikut:
1. Operasi reaktor harus selalu dapat dipantau dan dikendalikan keadaannya dan dapat
dipadamkan pada setiap saat dan pada setiap keadaan.
2. Energi panas yang timbul baik pada operasi normal maupun akibat kecelakaan operasi
harus dapat dibuang secara selamat. Dengan demikian akan terjamin keutuhan bahan
bakar yang mengandung zat radioaktif dalam jumlah besar tersebut.
3. Zat radioaktif harus terkendali dan tetap terkungkung di dalam reaktor. Paparan radiasi
terhadap personil dan lingkungan harus selalu di bawah nilai batas yang diizinkan dan
diusahakan sekecil mungkin sesuai dengan prinsip “ALARA” (as low as reasoanably
achieveable), artinya serendah mungkin yang dapat dicapai dengan segala macam
prosedur dan teknologi yang tersedia. Dengan kata lain selalu diusahakan tidak terkena
atau berhubungan dengan radiasi bila tidak ada pekerjaan yang penting dan harus
dilakukan.
Sistem reaktor dapat dibedakan atas sistem pengoperasi dan sistem keselamatan.
Sistem pengoperasi berfungsi untuk mengoperasikan reaktor yaitu meliputi mengendalikan,
memantau dan mengawasi semua sistem-sistemnya. Sistem keselamatan adalah sistem yang
ditambahkan ke sistem pengoperasi, yang selalu siap dan tepat waktu mengambil tindak
pengamanan bila terjadi gangguan operasi reaktor. Jadi, sistem keselamatan adalah sistem
reaktor yang mempunyai fungsi untuk mematikan reaktor dan mencegah kecelakaan lebih
lanjut dan resikonya.
Adapun sistem keselamatan aktif atau sistem keselamatan teknis (Engineered Safety
Feature, ESF) yaitu sistem keselamatan yang berfungsi bila dipicu oleh sistem proteksi
reaktor. Sistem keselamatan teknis dapat digolongkan menjadi 4 kelompok:
1. Sistem pemadam reactor
Sistem ini harus selalu dapat berfungsi untuk mematikan atau memadamkan
reaktor, baik pada kondisi operasi normal maupun saat terjadi gangguan dan dapat
mempertahankan reaktor dalam keadaan padam. Sebagai contoh adalah sistem pancung
pada sistem batang kendali reaktor.
2. Sistem penjaga pendinginan teras.
13
Iman Kuntoro, Keselamatan Reaktor Nuklir - Reaktor Serba Guna G.A. Siwabessy [RSG-GAS], 2017.
Sistem ini harus mampu mempertahankan jumlah pendingin minimum yang
diperlukan oleh teras reaktor. Salah satu contoh adalah sistem pendingin darurat.
3. Sistem penghalang radiasi.
Sistem ini harus mampu mengungkung zat radioaktif tidak keluar dari reaktor.
Sebagai contoh adalah sistem katup penutup cerobong reaktor.
4. Sistem penyedia daya sistem keselamatan.
Sistem ini harus dapat menjamin pasokan daya kepada seluruh sistem
keselamatan.14

14
A G Abdullah, ‘Analisis Kecelakaan Reaktor Akibat Kegagalan’, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia (Indonesian
Journal of Physics Education), 8.1 (2012), 106–14 <http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JPFI>.
Daftar Pustaka

https://www.merdeka.com/trending/manfaat-nuklir-bagi-kehidupan-manusia-yang-jarang-diketahui-kln.html
Sarjiati, Upik. (2018). “Risiko Nuklir Dan Respon Publik Terhadap Bencana Nuklir Fukushima Di
Jepang”. Pusat Penelitian Sumberdaya Regional, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2SDR-LIPI).
Nisa, Amirul. (2022). “Bisa Rusak Lingkungan dan Bahaya bagi Manusia, Kenapa Hiroshima-Nagasaki Kini Bisa
Dihuni Setelah Terkena Bom Nuklir?”. Bobo.grid.id https://bobo.grid.id/read/083173949/bisa-rusak-
lingkungan-dan-bahaya-bagi-manusia-kenapa-hiroshima-nagasaki-kini-bisa-dihuni-setelah-terkena-bom-
nuklir?page=all (diakses tanggal 13 juni 2022)
Dwiatmanto, Lukas Joko. (2016). “Penantian Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Di
Indonesia”. ORBITH VOL. 12 NO. 2 Juli 2016.
Singgih, Diapermata. (2015). “Dampak Kecelakaan Pembangkit Tenaga Nuklir Fukushima Daiichi
Terhadap Keamanan Lingkungan dan Ekonomi di Jepang”. Jurusan Ilmu Hubungan Internasional. FISIP
Universitas Jember, e-Journal Ilmu Hubungan Internasional 2015.
Amijaya, Chrisnanta. (2018). “Peranan International Atomic Energy Agency (Iaea) Melalui the
International Fact Finding Expert Mission of the Fukushima Dalam Penanganan Kerusakan Reaktor Nuklir Di
Jepang Pasca Tsunami 11 maret 2011”. Global Political Studies Journal, 2.2
Suhariyomo, G. (2006). “Perkembangan Tenaga Nuklir Di Dunia”, Buletin Alara 7.3. 241314.
Kuntoro, Iman. (2017). “Keselamatan Reaktor Nuklir“- Reaktor Serba Guna G.A. Siwabessy [RSG-GAS].
Abdullah, A G. (2012). “Analisis Kecelakaan Reaktor Akibat Kegagalan”. Jurnal Pendidikan Fisika
Indonesia (Indonesian Journal of Physics Education), 8.1 <http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JPFI>.

Anda mungkin juga menyukai