Disusun Oleh:
Ahmad Hafidz Jaelani (11180163000005)
M. Daffa Febrian (11180163000008)
Sunayah (11180163000009)
Dini Indriyani (11180163000010)
Bayu Aji Setiawan (11180163000014)
Fhemy Verdian (11180163000024)
Kelompok 7
Tadris Fisika 6A
JAKARTA
2021
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji dan syukur bagi Allah SWT, yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya bagi kami. Sehingga kami dapat
menyusun makalah mengenai “Aplikasi Teknologi Nuklir Dalam Bidang Pertambangan”,
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Ai Nurlela, M.Si
sebagai dosen pengampu mata kuliah fisika nuklir dan kepada teman-teman serta semua pihak
yang telah membantu kami dalam segala aspek sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah ini tepat pada waktunya. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun
dari pembaca untuk penulisan makalah kami selanjutnya.
Semoga dengan dibuatnya makalah ini dapat memberikan informasi dan manfaat bagi kita
semua, sebagai calon penerus bangsa dan calon pendidik generasi muda Indonesia yang akan
datang.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
iii
maka terciptalah suatu badan internasional dibawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yaitu
Badan Tenaga Atom Internasional (International Atomic Energy Agency, disingkat IAEA)
pada tahun 1957. IAEA berfungsi memperhatikan perkembangan pendayagunaan dan
pemanfaatan tenaga atom bagi kesejahteraan masyarakat. IAEA juga merupakan organisasi
independen dengan tujuan mempromosikan penggunaan energi nuklir secara damai serta
menangkal penggunaannya untuk keperluan militer. Perjanjian-perjanjian internasional
terbentuk setelah IAEA terbentuk seperti Treaty Banning Nuclear Weapons Tests in the
Atmosphere, in Outer Space and under Water tahun 1963, Convention on the Non
Proliferation of Nuclear Weapon tahun 1970, Treaty on Underground Nuclear Explosions
for Peaceful Purposes tahun 1976, Convention on Nuclear Safety 1996.
Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan yang sedang berkembang saat ini telah
menjadi pendorong terciptanya pemanfaatan energi nuklir bagi taraf hidup manusia. Dalam
era global sekarang ini, pemanfaatan nuklir telah tersebar di seluruh dunia. Banyak Negara-
negara didunia yang saat ini telah memulai pengembangan pemanfaatan energi nuklir bagi
taraf hidup masyarakatnya, Indonesia merupakan salah satu negara yang mengembangkan
energi nuklir tersebut. Sekarang ini Indonesia juga telah terdaftar di dalam anggota dari
International Atomic Energy Agency (IAEA). Penggunaan energi nuklir di Indonesia saat ini
sudah dapat dirasakan manfaatnya, terutama dibidang pertanian, peternakan, perikanan,
kesehatan, pangan, pertambangan dan lainnya.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengkaji dan mempelajari lebih dalam
mengenai pemanfaatan energi nuklir di bidang pertambangan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat diambil rumusan masalah dalam
penulisan ini yaitu sebegai berikut :
1. Bagaimana proses pembuatan nuklir yang dimanfaatkan dalam bidang pertambangan?
2. Bagaimana aplikasi dan pemanfaatan nuklir di bidang pertambangan ?
3. Apa saja bahaya tenaga nuklir di bidang pertambangan?
iv
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui proses pembuatan nuklir yang dimanfaatkan dalam bidang pertambangan.
2. Mengetahui pemanfaatan dan aplikasi nuklir di bidang pertambangan.
3. Mengetahui bahaya tenaga nuklir di bidang pertambangan.
v
BAB II
PEMBAHASAN
1
Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang No. 10 Tahun 1997 tentang Ketenagaan nuklir.
2
Netsains.net, 2009, Energi Nuklir, Pengertian dan Pemanfaatannya, diakses pada tanggal 20 Februari 2014, URL :
http://netsains.net/2009/04/energi-nuklir-pengertian-danpemanfaatannya/
3
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2008, Kamus Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa, Jakarta, h. 1009
4
Netsains.net, loc.cit.
1
berantai. Penemuan ilmiah yang lebih mencengangkan lagi terjadi pada Januari 1939, ketika
Otto Hahn dan Fritz Strassmann berhasil melakukan fisi nuklir.
Teknologi nuklir terdiri dari dua kata yaitu teknologi dan nuklir. Kata teknologi memiliki
arti sebagai keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi
kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Sedangkan nuklir merupakan suatu bagian
atau yang berhubungan dengan nukleus atom (inti atom). Sehingga dapat dikatakan bahwa
teknologi nuklir adalah sebuah teknologi yang melibatkan reaksi dari inti atom. Teknologi
nuklir dapat di temukan pada berbagai aplikasi, dari yang sederhana seperti detektor asap
hingga sesuatu yang besar seperti reaktor nuklir.
5
Impressive Russian made missile Topol-M at Victory Day Parade 2019 // PETE P
2
2. Campurkan dengan Hidrogen Fluorid (HF) => Uranium Tetraflorid (UF4)
3. Kemudian panaskan lagi uranium tetraflorid (UF4)
4. Campurkan dengan gas fluorine (F) => Uranium Hexafluoride (UF6)
Gas uranium Hexafluoride merupakan material yang sangat korosif dan berbahaya.
Setelah memiiki uranium Hexafluoride kemudian di proeses dengan mesin sentrifugal untuk
memisahkan uranium 235 dari uranium 238 (proses entrimen atau pengayaan uranium).
Kemampuan mesin gas sentrifugal minimal 9.000 RPM (1.500 putaran/detik). Membutuhkan
sekurang-kurangnya 9.000 mesin sentrifugal yang di susun secara berurutan. Hasil
pemisahan dari satu mesin di lanjutkan ke mesin berikutnya.
Ketika pengayaan berhasil maka akan dilanjutkan memisahkan Uranium dari senyawa
uranium Hexaforid yang berbentuk gas. Menggunakan proses kimia, yang hasilnya adalah
logam uranium berbentuk padat.
Tambahan :
Senjata nuklir setidaknya membutuhkan 50Kg uranium 235 . Harga Yellow Cake /KG sekitar
120 dollar atau 1,7 Juta Rupiah.
Nuclear Suppliers Group (NSG) sebagai pembuat & penjual mesin sentrifugal ini di awasi
oleh Nuclear Security Summit (NSS).
Untuk keperluan reactor nukril pada PLTN hanya dibutuhkan kadar uranium 235 sebanyak
5%.
Sedangkan untuk membuat bom nuklir membutuhkan kadar uranium 235 sebanyak 90-99%.
3
Kalangan industri menyadari masalah ini. Tantangan terbesar yang dihadapi industri
pertambangan adalah masalah ketersediaan air yang semakin menyusut, energi yang semakin
mahal, dan klasifikasi bijih tambang yang semakin rendah.
Teknik gauging adalah teknik pengukuran dengan menggunakan radioisotop dan teknik
pengukuran ini ada beberapa macam, yairu thickness gauging, level gauging dan
density gauging. Cara kerja teknik pengukuran ini berdasarkan :
1. Cara Transmisi
2. Cara back scatering
Menurut Nick Cutmore, Direktur Program Penelitian pada Organisasi
Penelitian Commonwealth Scientific (CSIRO), Badan sains terkemuka di Australia yang
mempelopori penelitian dan pengembangan aplikasi teknik nuklir di bidang industri
pertambangan berpendapat bahwa, kita membutuhkan teknologi baru yang memungkinkan
kita untuk menambang material secara selektif dan tidak membuang energi dan air secara
percuma pada bahan tambang yang hanya mengandung sangat sedikit bijih tambang. Dalam
operasi penambangan, adalah penting untuk menganalisa massa bijih tambang, yang
jumlahnya dapat mencapai 1.000 hingga 10.000 ton per jam. Untuk hasil analisa cepat dan
akurat, ilmuwan membutuhkan cara untuk menyelidiki apakah bijih tambang tersebut
mengandung elemen-elemen yang diinginkan dan mengukur jumlahnya, tipe analisa tersebut
membutuhkan teknik nuklir. Neutron atau sinar X berenergi tinggi atau sinar gamma mampu
menembus dan menganalisa sejumlah besar bijih tambang secara akurat.
Radiotracer dan alat pengukur nukleonik digunakan oleh industri pertambangan untuk
meningkatkan kualitas produk, mengoptimalkan proses dan menyimpan energi serta material,
hal tersebut dikemukakan Patrick Brisset, seorang teknolog industri dari IAEA (International
Atomic Energy Agency). Perunut radioaktif atau radiotracer adalah suatu teknik yang
digunakan untuk identifikasi dan observasi pada berbagai proses fisika, kimia maupun
biologi yang terjadi (IAEA, 2008).
Saat ini banyak perusahaan tambang telah mengakui manfaat sosial ekonomi yang tinggi
dari teknologi radioisotop. Nuclear Magnifying Glass dari CSIRO, adalah rintisan
pengembangan penggunaan teknik nuklir yang diantaranya digunakan untuk pengeboran,
pemilahan bahan mineral dan analisa serta penginderaan real time. CSIRO baru-baru ini juga
telah mengembangkan suatu metode analisa aktivasi gamma yang menggunakan sinar X
4
berenergi tinggi untuk mengukur sampel bijih tambang dalam suatu sistem otomatis tanpa
memerlukan preparasi sampel yang melelahkan ataupun akses ke reaktor nuklir.
Teknik ini sangat efektif dalam mendeteksi kandungan emas dari berbagai jenis sampel.
CSIRO berbagi teknologi dalam rangka wujud partisipasi pada koordinasi proyek penelitian
dengan IAEA, yang fokus kepada pengembangan metode radiometrik dalam eksplorasi dan
penambangan logam serta mineral. Kerjasama Australia dengan IAEA dalam hal penggunaan
neutron, sinar gamma dan radiotracer telah dimulai pada dekade 80-an, ketika teknologi ini
masih baru. Sebagai salah satu dari lima negara tambang terbesar di dunia, Australia unggul
dalam beberapa bidang aplikasi nuklir untuk industri. Banyak dari aplikasi ini adalah
teknologi yang cukup matang dengan pencapaian sukses baik dilapangan maupun komersil.
Partisipasi Australia dalam proyek penelitian ini difokuskan pada transfer teknologi ke
negara-negara lain.
Proyek penelitian koordinasi IAEA ini menyediakan mekanisme untuk membawa peneliti
dari kedua negara maju dan berkembang, bersama-sama berkolaborasi pada topik penelitian
spesifik dan untuk bertukar pengalaman serta mentransfer pengetahuan dalam penggunaan
teknik nuklir bagi tujuan damai serta kesejahteraan masyarakat. Keuntungan dari aplikasi
teknik nuklir dibidang pertambangan ini yaitu mampu mendeteksi keberadaan bijih tambang
pada level sepuluh kali lipat dibawah batas normal dan mampu mendeteksi bijih tambang
pada tingkat yang sangat rendah dalam jumlah sampel yang sangat sedikit. (Astunor).6
Aplikasi teknologi dalam bidang pertambangan sebenarnya mirip dengan aplikasi
teknologi nuklir dalam bidang hidrologi. Khususnya dengan teknik logging, baik gamma-
gamma logging, neutron-gamma logging , maupun neutron-neutron logging. Pengalaman di
lapangan ditambah dengan data kalibrasi yang bagus.
Logging adalah teknik untuk mengambil data-data dari formasi dan lubang sumur dengan
menggunakan instrumen khusus. Pekerjaan yang dapat dilakukan meliputi pengukuran data-
data properti elektrikal (resistivitas dan konduktivitas pada berbagai frekuensi), data nuklir
secara aktif dan pasif, ukuran lubang sumur, pengambilan sampel fluida formasi, pengukuran
tekanan formasi, pengambilan material formasi (coring) dari dinding sumur, dsb.
6
http://www.batan.go.id/index.php/id/infonuklir/aplikasinuklir/industri/2013-bisnis-pertambangan-menguntungkan-
berkat-teknologi-nuklir
5
Alat bor teknik logging yang terdiri atas gamma–gamma logging, neutron–gamma
loging, dan neutron–neutron logging. Masing-masing mempunyai keistimewaan berdasarkan
mekanisme interaksi radiasi dengan batuan (mineral) yang kemudian ditangkap oleh
detektor. Perlu diketahui bahwa mata bor, sumber radiasi, detektor, pre-amplifier, dan
amplifier terpasang dalam satu sistem.
Sesudah sumber radiasi dipasangi perisai radiasi agar supaya radiasi yang datang dari
sumber radiasi tidak langsung mengenai detektor nuklir. Sebab yang diharapkan yang
tertangkap oleh detektor adalah radiasi yang berasal dari interaksi dengan batuan ( mineral )
yang terdapat dalam lapisan tanah. Alat bor ini bisa mencapai kedalaman ribuan meter
dibawah permukaan tanah dan bisa digunakan di daratan maupun dilepas pantai ( di laut ).
Berikut ini mekanisme deteksi radiasi yang menuju ke detektor nuklir alat bor teknik
logging.
6
Dalam praktek pengeboran di lapangan, alat bor yang dibawa lebih dari satu macam,
tergantung kelengkapan data peta geologi dan geografi yang ada. Akan tetapi yang jelas
adalah aplikasi teknik nuklir pada bidang pertambangan seperti teknik logging diatas,
memberi banyak keuntungandan kemudahan, terutama dalam hal kecepatan dalam
memperoleh data hasil pengeboran bila dibandingkan dengan teknik pengeboran cara lama
( konvensional ).
7
kilometer dari lokasi peledakan. Namun hal paling berbahaya dari bom atom adalah radiasi
yang terjadi setelah ledakan.
Limbah mineral juga menjadi sumber bahaya utama karena sebagian besar kandungan
radioaktivitas yang merupakan hasil peluruhan Uranium dalam bijih hasil ditambang akan
berada pada limbah mineral ikutan. Selain hasil peluruhan Uranium, limbah mineral ikutan
juga mengandung unsur berbahaya seperti logam berat, arsenik dan nikel termasuk bahan
kimia yang digunakan dalam proses ekstraksi. Kandungan asam dari limbah mineral ikutan
meningkatkan potensi pelepasan zat radioaktif dan logam berat ke lingkungan. Limbah
mineral ikutan juga menimbulkan bahaya debu. Debu tersebut mengandung zat radioaktif
dan menyebarkan kontaminasi. Debu yang terhirup masuk ke dalam tubuh manusia
menimbulkan paparan internal. Limbah mineral ikutan perlu dikelola untuk tidak
menimbulkan dampak kontaminasi pada tanah, air permukaan dan air tanah di sekitar.
8
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah aplikasi teknologi nuklir di bidang pertambangan ini
adalah:
1. Langkah pengolahan pembuatan nuklir dengan cara mengestrak uranium (memisahkan antara
uranium 238 dan 235) kedua uranium tersebut memiliki sifat kimia yang sama yang
mengakibatkan tidak bias di pisahkan secara kimia, yang membedakan keduanya adalah
massa atau beratnya maka dari itu cara memisahnya adalah dengan diputar menggunakan alat
pemutar sentrifugal, lalu tepung uranium harus di ubah menjadi bentuk gas, Setelah memiiki
uranium Hexafluoride kemudian di proeses dengan mesin sentrifugal untuk memisahkan
uranium 235 dari uranium 238 (proses entrimen atau pengayaan uranium). Kemampuan
mesin gas sentrifugal minimal 9.000 RPM (1.500 putaran/detik). Ketika pengayaan berhasil
maka akan dilanjutkan memisahkan Uranium dari senyawa uranium Hexaforid yang
berbentuk gas. Menggunakan proses kimia, yang hasilnya adalah logam uranium berbentuk
padat.
2. Aplikasi teknologi dalam bidang pertambangan sebenarnya mirip dengan aplikasi teknologi
nuklir dalam bidang hidrologi. Khususnya dengan teknik logging, baik gamma-gamma
logging, neutron-gamma logging , maupun neutron-neutron logging.
3. Kegiatan pertambangan bahan galian nuklir, misalnya Uranium, dapat menimbulkan
ancaman bahaya terhadap pekerja, masyarakat dan lingkungan hidup. Bahaya tersebut antara
lain: udara yang mengandung zat radioaktif, limbah cair yang terkontaminasi zat radioaktif,
limbah mineral ikutan, dan kontaminasi aliran air bawah tanah.
9
DAFTAR PUSTAKA