Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

APLIKASI TEKNOLOGI NUKLIR DALAM BIDANG PERTAMBANGAN


Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fisika Nuklir

Dosen pengampu : Ai Nurlela, M.Si

Disusun Oleh:
Ahmad Hafidz Jaelani (11180163000005)
M. Daffa Febrian (11180163000008)
Sunayah (11180163000009)
Dini Indriyani (11180163000010)
Bayu Aji Setiawan (11180163000014)
Fhemy Verdian (11180163000024)

Kelompok 7
Tadris Fisika 6A

PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur bagi Allah SWT, yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya bagi kami. Sehingga kami dapat
menyusun makalah mengenai “Aplikasi Teknologi Nuklir Dalam Bidang Pertambangan”,
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Ai Nurlela, M.Si
sebagai dosen pengampu mata kuliah fisika nuklir dan kepada teman-teman serta semua pihak
yang telah membantu kami dalam segala aspek sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah ini tepat pada waktunya. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun
dari pembaca untuk penulisan makalah kami selanjutnya.
Semoga dengan dibuatnya makalah ini dapat memberikan informasi dan manfaat bagi kita
semua, sebagai calon penerus bangsa dan calon pendidik generasi muda Indonesia yang akan
datang.

Tangerang Selatan, 26 April 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………. i

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………… ii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang …………………………………………………………………...... iii


B. Rumusan Masalah …………………………………………………………………. iv
C. Tujuan ……………………………………………………………………….......... v
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Energi Dan Tenaga Nuklir ……………...……………………………... 1
B. Proses Pembuatan Nuklir dalam bidang pertambangan ………………………........ 2
C. Aplikasi Dan Pemanfaatan Nuklir Di Bidang Pertambangan ………………........... 3
D. Bahaya Dan Kekurangan Nuklir Di Bidang Pertambangan ……….………………. 7
BAB III PENUTUP
Kesimpulan ……………………………………………………………………........ 9
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Energi adalah sumber daya yang penting dalam kehidupan manusia. Energi sangat
dibutuhkan untuk membantu setiap kegiatan yang dilakukan manusia, seperti kegiatan rumah
tangga atau juga kebutuhan sehari-hari. Energi dapat dihasilkan dari dua sumber yaitu
sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui dan sumber daya alam yang dapat
diperbaharui. Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, yakni seperti minyak bumi,
gas alam, batu bara, dan hasil tambang lainnya yang suatu ketika akan habis dan tidak akan
bertambah jumlahnya, sedangkan sumber daya alam yang dapat diperbaharui misalnya
menggunakan panas bumi, tenaga nuklir, tenaga uap yang saat ini sedang berjalan
perkembangannya oleh negara-negara untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negerinya.
Mulai terbatasnya sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui milik Indonesia,
pemerintah menyadari bahwa seharusnya negara selalu mengikuti kemajuan dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, di mana saat ini masyarakat dunia cenderung
untuk menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam memperoleh energi. Salah
satunya adalah dengan pemanfaatan pengembangan nuklir sebagai bahan energi alternatif.
Energi nuklir dimanfaatkan oleh manusia sejak berpuluh-puluh tahun lalu, tepatnya sejak
tahun 1983. Pada tahun ini, Otto Hahn dan Fritz Strassmann menemukan bahwa dari reaksi
pembelahan inti Uranium dengan Netron terjadi transformasi sejumlah massa menjadi
sejumlah besar energi yang berpotensi untuk senjata. Energi ini menghasilkan senjata yang
memiliki penghancur luar biasa sehingga dikenal sebagai Senjata Pemusnah Massal atau
pandangan masyarakat yaitu bom nuklir.
Sejak tahun 1951, Amerika Serikat memperlihatkan hasil percobaannya memanfaatkan
nuklir sebagai pembangkit energi listrik, di Idaho National Engineering Lab, yang terletak di
sebuah Negara bagian Amerika Serikat, Idaho. Dan demi keamanan lingkungan,
pemanfaatan energi nuklir untuk keperluan sipil seperti tenaga listrik, maka diperlukan
pengawasan karena energi nuklir merupakan suatu energi yang berbahaya bagi manusia
apabila tidak dipergunakan secara hati-hati. Dan juga untuk mencegah terjadinya
penyalahgunaan terhadap pemanfaatan tenaga nuklir seperti yang terjadi di Perang Dunia II,

iii
maka terciptalah suatu badan internasional dibawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yaitu
Badan Tenaga Atom Internasional (International Atomic Energy Agency, disingkat IAEA)
pada tahun 1957. IAEA berfungsi memperhatikan perkembangan pendayagunaan dan
pemanfaatan tenaga atom bagi kesejahteraan masyarakat. IAEA juga merupakan organisasi
independen dengan tujuan mempromosikan penggunaan energi nuklir secara damai serta
menangkal penggunaannya untuk keperluan militer. Perjanjian-perjanjian internasional
terbentuk setelah IAEA terbentuk seperti Treaty Banning Nuclear Weapons Tests in the
Atmosphere, in Outer Space and under Water tahun 1963, Convention on the Non
Proliferation of Nuclear Weapon tahun 1970, Treaty on Underground Nuclear Explosions
for Peaceful Purposes tahun 1976, Convention on Nuclear Safety 1996.
Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan yang sedang berkembang saat ini telah
menjadi pendorong terciptanya pemanfaatan energi nuklir bagi taraf hidup manusia. Dalam
era global sekarang ini, pemanfaatan nuklir telah tersebar di seluruh dunia. Banyak Negara-
negara didunia yang saat ini telah memulai pengembangan pemanfaatan energi nuklir bagi
taraf hidup masyarakatnya, Indonesia merupakan salah satu negara yang mengembangkan
energi nuklir tersebut. Sekarang ini Indonesia juga telah terdaftar di dalam anggota dari
International Atomic Energy Agency (IAEA). Penggunaan energi nuklir di Indonesia saat ini
sudah dapat dirasakan manfaatnya, terutama dibidang pertanian, peternakan, perikanan,
kesehatan, pangan, pertambangan dan lainnya.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengkaji dan mempelajari lebih dalam
mengenai pemanfaatan energi nuklir di bidang pertambangan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat diambil rumusan masalah dalam
penulisan ini yaitu sebegai berikut :
1. Bagaimana proses pembuatan nuklir yang dimanfaatkan dalam bidang pertambangan?
2. Bagaimana aplikasi dan pemanfaatan nuklir di bidang pertambangan ?
3. Apa saja bahaya tenaga nuklir di bidang pertambangan?

iv
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui proses pembuatan nuklir yang dimanfaatkan dalam bidang pertambangan.
2. Mengetahui pemanfaatan dan aplikasi nuklir di bidang pertambangan.
3. Mengetahui bahaya tenaga nuklir di bidang pertambangan.

v
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Energi Nuklir Dan Tenaga Nuklir


Secara umum nuklir adalah tenaga dalam bentuk apapun yang dibebaskan dalam proses
transformasi inti, termasuk tenaga yang berasal dari sumber radiasi pengion. 1 Radiasi
pengion adalah radiasi yang jika menumbuk atau menabrak sesuatu, akan muncul partikel
bermuatan listrik yang disebut ion (ionisasi). Energi nuklir dapat dihasilkan melalui dua
macam mekanisme, yaitu pembelahan inti atau reaksi fisi dan penggabungan beberapa inti
melalui reaksi fusi.2 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia nuklir diartikan sebagai hal
yang berhubungan dengan atau menggunakan inti atau energi atom.3
Dikenal dua reaksi nuklir, yaitu reaksi fusi nuklir dan reaksi fisi nuklir.4 Reaksi fusi
nuklir adalah reaksi peleburan dua atau lebih inti atom menjadi atom baru dan menghasilkan
energi, juga dikenal sebagai reaksi yang bersih. Reaksi fisi nuklir adalah reaksi pembelahan
inti atom akibat tubrukan inti atom lainnya, dan menghasilkan energi dan atom baru yang
bermassa lebih kecil, serta radiasi elektromagnetik. Reaksi fusi juga menghasilkan radiasi
sinar alfa, beta dan gamma yang sangat berbahaya bagi manusia. Unsur yang sering
digunakan dalam reaksi fisi nuklir adalah plutonium dan uranium (terutama plutonium-239,
uranium-235), sedangkan dalam reaksi fusi nuklir adalah Lithium dan idrogen (terutama
Lithium-6, Deuterium, dan Tritium)
Energi nuklir yaitu energi yang dihasilkan pada reaksi nuklir; Reaksi fusi terjadi secara
alamiah di bintang-bintang, tempat energi dan juga unsur-unsur dihasilkan. Di sana
temperatur sangat tinggi, sehingga memungkinkan reaksi fusi terjadi. Sedangkan reaksi fisi
dapat dibuat dan ini dijadikan dasar penciptaan energi dalam reaktor nuklir. Reaktor nuklir
pertama dibangun oleh Enrico Fermi pada tahun 1942 di University of Chicago dan bernama
Chicago Pile-1.
Penelitian ilmiah tentang nuklir dimulai pertama kali ketika neutron ditemukan pada
tahun 1932. Pada tahun 1933 baru diketahui bahwa neutron dapat memicu reaksi ledakan

1
Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang No. 10 Tahun 1997 tentang Ketenagaan nuklir.
2
Netsains.net, 2009, Energi Nuklir, Pengertian dan Pemanfaatannya, diakses pada tanggal 20 Februari 2014, URL :
http://netsains.net/2009/04/energi-nuklir-pengertian-danpemanfaatannya/
3
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2008, Kamus Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa, Jakarta, h. 1009
4
Netsains.net, loc.cit.

1
berantai. Penemuan ilmiah yang lebih mencengangkan lagi terjadi pada Januari 1939, ketika
Otto Hahn dan Fritz Strassmann berhasil melakukan fisi nuklir.
Teknologi nuklir terdiri dari dua kata yaitu teknologi dan nuklir. Kata teknologi memiliki
arti sebagai keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi
kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Sedangkan nuklir merupakan suatu bagian
atau yang berhubungan dengan nukleus atom (inti atom). Sehingga dapat dikatakan bahwa
teknologi nuklir adalah sebuah teknologi yang melibatkan reaksi dari inti atom. Teknologi
nuklir dapat di temukan pada berbagai aplikasi, dari yang sederhana seperti detektor asap
hingga sesuatu yang besar seperti reaktor nuklir.

B. Proses Pembuatan Nuklir dalam bidang pertambangan


Bahan baku pembuatan nuklir adalah uranium, sedangkan di Indonesia merupakan
Negara dengan deposit uranium yang sedikit. Dari hasil pemetaan yang dilakukan oleh
Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN) terdapat 3 daerah yang memliki deposit uranium
antara lain yaitu Bangkabelitung, Kalimantan dan Sulawesi. Dan sampai saat ini masih belum
dilakukan aktivitas pertambangan uranium. Solusinya adalah dengan cara membeli uranium
ke suplayer terbesar di dunia Kazastan guna sebagai bahan dasar pembuatan Nuklir.
Uranium di jual dalam bentuk bubuk berwarna kuning yang biasa di sebut Yellow Cake.
Uranium dalam bentuk Yellow Cake terdiri dari 2 isotop uranium yaitu uranium 238 dan
uranium 235. Isotop uranium yang dapat digunakan dalam pembuatan nuklir adalah isotop
235. Hanya saja kadar dari uranium isotop 235 hanya 0,7% sisanya (99,3% 238).
Langkah pengolahan selanjutnya adalah dengan cara mengestrak uranium (memisahkan
antara uranium 238 dan 235) kedua uranium tersebut memiliki sifat kimia yang sama yang
mengakibatkan tidak bisa di pisahkan secara kimia, yang membedakan keduanya adalah
massa atau beratnya maka dari itu cara memisahnya adalah dengan diputar menggunakan alat
pemutar sentrifugal. Gaya sentrifugal akibat putaran akan memisahkan isotop yang lebih
berat ke pinggir dan yang lebih ringan berada di tengah. Akan tetapi material dalam bentuk
bubuk tidak dapat dipisahkan dengan cara sentrifugal.5
Tepung uranium harus di ubah menjadi bentuk gas, caranya adalah :
1. Panaskan uranium (Yellow Cake)

5
Impressive Russian made missile Topol-M at Victory Day Parade 2019 // PETE P

2
2. Campurkan dengan Hidrogen Fluorid (HF) => Uranium Tetraflorid (UF4)
3. Kemudian panaskan lagi uranium tetraflorid (UF4)
4. Campurkan dengan gas fluorine (F) => Uranium Hexafluoride (UF6)
Gas uranium Hexafluoride merupakan material yang sangat korosif dan berbahaya.
Setelah memiiki uranium Hexafluoride kemudian di proeses dengan mesin sentrifugal untuk
memisahkan uranium 235 dari uranium 238 (proses entrimen atau pengayaan uranium).
Kemampuan mesin gas sentrifugal minimal 9.000 RPM (1.500 putaran/detik). Membutuhkan
sekurang-kurangnya 9.000 mesin sentrifugal yang di susun secara berurutan. Hasil
pemisahan dari satu mesin di lanjutkan ke mesin berikutnya.
Ketika pengayaan berhasil maka akan dilanjutkan memisahkan Uranium dari senyawa
uranium Hexaforid yang berbentuk gas. Menggunakan proses kimia, yang hasilnya adalah
logam uranium berbentuk padat.
Tambahan :
Senjata nuklir setidaknya membutuhkan 50Kg uranium 235 . Harga Yellow Cake /KG sekitar
120 dollar atau 1,7 Juta Rupiah.
Nuclear Suppliers Group (NSG) sebagai pembuat & penjual mesin sentrifugal ini di awasi
oleh Nuclear Security Summit (NSS).
Untuk keperluan reactor nukril pada PLTN hanya dibutuhkan kadar uranium 235 sebanyak
5%.
Sedangkan untuk membuat bom nuklir membutuhkan kadar uranium 235 sebanyak 90-99%.

C. Aplikasi Dan Pemanfaatan Nuklir Di Bidang Pertambangan


Selama dekade 2000-an, marak industri pertambangan global yang meningkat dan
tersebar secara cepat di banyak negara. Dana investasi yang dikeluarkan perusahaan-
perusahaan tidak sedikit, dalam usahanya untuk meningkatkan produksi dan memenuhi
pertumbuhan ekonomi global terhadap sumber daya alam. Saat ini, dengan harga komoditas
yang lebih rendah, penurunan kualitas bijih serta mahalnya biaya produksi, menjadikan
bisnis pertambangan ini terbuka terhadap adanya ide pengoperasian yang lebih efisien dan
produktif.
Teknik gauging dengan radiotracer dan nukleonik adalah salah satu teknik yang
memungkinkan industri pertambangan meningkatkan produktivitasnya secara efisien.

3
Kalangan industri menyadari masalah ini. Tantangan terbesar yang dihadapi industri
pertambangan adalah masalah ketersediaan air yang semakin menyusut, energi yang semakin
mahal, dan klasifikasi bijih tambang yang semakin rendah.
Teknik gauging adalah teknik pengukuran dengan menggunakan radioisotop dan teknik
pengukuran ini ada beberapa macam, yairu thickness gauging, level gauging dan
density gauging. Cara kerja teknik pengukuran ini berdasarkan :
1. Cara Transmisi
2. Cara back scatering
Menurut Nick Cutmore, Direktur Program Penelitian pada Organisasi
Penelitian Commonwealth Scientific (CSIRO), Badan sains terkemuka di Australia yang
mempelopori penelitian dan pengembangan aplikasi teknik nuklir di bidang industri
pertambangan berpendapat bahwa, kita membutuhkan teknologi baru yang memungkinkan
kita untuk menambang material secara selektif dan tidak membuang energi dan air secara
percuma pada bahan tambang yang hanya mengandung sangat sedikit bijih tambang. Dalam
operasi penambangan, adalah penting untuk menganalisa massa bijih tambang, yang
jumlahnya dapat mencapai 1.000 hingga 10.000 ton per jam. Untuk hasil analisa cepat dan
akurat, ilmuwan membutuhkan cara untuk menyelidiki apakah bijih tambang tersebut
mengandung elemen-elemen yang diinginkan dan mengukur jumlahnya, tipe analisa tersebut
membutuhkan teknik nuklir. Neutron atau sinar X berenergi tinggi atau sinar gamma mampu
menembus dan menganalisa sejumlah besar bijih tambang secara akurat.
Radiotracer dan alat pengukur nukleonik digunakan oleh industri pertambangan untuk
meningkatkan kualitas produk, mengoptimalkan proses dan menyimpan energi serta material,
hal tersebut dikemukakan Patrick Brisset, seorang teknolog industri dari IAEA (International
Atomic Energy Agency). Perunut radioaktif atau radiotracer adalah suatu teknik yang
digunakan untuk identifikasi dan observasi pada berbagai proses fisika, kimia maupun
biologi yang terjadi (IAEA, 2008).
Saat ini banyak perusahaan tambang telah mengakui manfaat sosial ekonomi yang tinggi
dari teknologi radioisotop. Nuclear Magnifying Glass dari CSIRO, adalah rintisan
pengembangan penggunaan teknik nuklir yang diantaranya digunakan untuk pengeboran,
pemilahan bahan mineral dan analisa serta penginderaan real time. CSIRO baru-baru ini juga
telah mengembangkan suatu metode analisa aktivasi gamma yang menggunakan sinar X

4
berenergi tinggi untuk mengukur sampel bijih tambang dalam suatu sistem otomatis tanpa
memerlukan preparasi sampel yang melelahkan ataupun akses ke reaktor nuklir.
Teknik ini sangat efektif dalam mendeteksi kandungan emas dari berbagai jenis sampel.
CSIRO berbagi teknologi dalam rangka wujud partisipasi pada koordinasi proyek penelitian
dengan IAEA, yang fokus kepada pengembangan metode radiometrik dalam eksplorasi dan
penambangan logam serta mineral. Kerjasama Australia dengan IAEA dalam hal penggunaan
neutron, sinar gamma dan radiotracer telah dimulai pada dekade 80-an, ketika teknologi ini
masih baru. Sebagai salah satu dari lima negara tambang terbesar di dunia, Australia unggul
dalam beberapa bidang aplikasi nuklir untuk industri. Banyak dari aplikasi ini adalah
teknologi yang cukup matang dengan pencapaian sukses baik dilapangan maupun komersil.
Partisipasi Australia dalam proyek penelitian ini difokuskan pada transfer teknologi ke
negara-negara lain.
Proyek penelitian koordinasi IAEA ini menyediakan mekanisme untuk membawa peneliti
dari kedua negara maju dan berkembang, bersama-sama berkolaborasi pada topik penelitian
spesifik dan untuk bertukar pengalaman serta mentransfer pengetahuan dalam penggunaan
teknik nuklir bagi tujuan damai serta kesejahteraan masyarakat. Keuntungan dari aplikasi
teknik nuklir dibidang pertambangan ini yaitu mampu mendeteksi keberadaan bijih tambang
pada level sepuluh kali lipat dibawah batas normal dan mampu mendeteksi bijih tambang
pada tingkat yang sangat rendah dalam jumlah sampel yang sangat sedikit. (Astunor).6
Aplikasi teknologi dalam bidang pertambangan sebenarnya mirip dengan aplikasi
teknologi nuklir dalam bidang hidrologi. Khususnya dengan teknik logging, baik gamma-
gamma logging, neutron-gamma logging , maupun neutron-neutron logging. Pengalaman di
lapangan ditambah dengan data kalibrasi yang bagus.
Logging adalah teknik untuk mengambil data-data dari formasi dan lubang sumur dengan
menggunakan instrumen khusus. Pekerjaan yang dapat dilakukan meliputi pengukuran data-
data properti elektrikal (resistivitas dan konduktivitas pada berbagai frekuensi), data nuklir
secara aktif dan pasif, ukuran lubang sumur, pengambilan sampel fluida formasi, pengukuran
tekanan formasi, pengambilan material formasi (coring) dari dinding sumur, dsb.

6
http://www.batan.go.id/index.php/id/infonuklir/aplikasinuklir/industri/2013-bisnis-pertambangan-menguntungkan-
berkat-teknologi-nuklir

5
Alat bor teknik logging yang terdiri atas gamma–gamma logging, neutron–gamma
loging, dan neutron–neutron logging. Masing-masing mempunyai keistimewaan berdasarkan
mekanisme interaksi radiasi dengan batuan (mineral) yang kemudian ditangkap oleh
detektor. Perlu diketahui bahwa mata bor, sumber radiasi, detektor, pre-amplifier, dan
amplifier terpasang dalam satu sistem.
Sesudah sumber radiasi dipasangi perisai radiasi agar supaya radiasi yang datang dari
sumber radiasi tidak langsung mengenai detektor nuklir. Sebab yang diharapkan yang
tertangkap oleh detektor adalah radiasi yang berasal dari interaksi dengan batuan ( mineral )
yang terdapat dalam lapisan tanah. Alat bor ini bisa mencapai kedalaman ribuan meter
dibawah permukaan tanah dan bisa digunakan di daratan maupun dilepas pantai ( di laut ).
Berikut ini mekanisme deteksi radiasi yang menuju ke detektor nuklir alat bor teknik
logging.

No Teknik Logging Sumber Detektor Mekanisme Keterangan


radiasi deteksi
1 Gamma–Gamma Gamma Sintilasi Hamburan balik Kepadatan
logging NAI(TI) radiasi gamma lapisan tanah
oleh lapisan
tanah / batuan
(mineral)
2 Neutron – Gamma Neutron Neutron Aktivasi neutron Analisis
logging (BF3) lapisan tanah/ aktivasi
batuan (mineral) neutron unsur
lapisan tanah
(mineral)

3 Neutron – Neutron Neutron Neutron Hamburan balik Kadar air


logging (BF3) radiasi neutron lapisan tanah
oleh lapisan
tanah / batuan
(mineral)

6
Dalam praktek pengeboran di lapangan, alat bor yang dibawa lebih dari satu macam,
tergantung kelengkapan data peta geologi dan geografi yang ada. Akan tetapi yang jelas
adalah aplikasi teknik nuklir pada bidang pertambangan seperti teknik logging diatas,
memberi banyak keuntungandan kemudahan, terutama dalam hal kecepatan dalam
memperoleh data hasil pengeboran bila dibandingkan dengan teknik pengeboran cara lama
( konvensional ).

D. Bahaya Tenaga Nuklir Di Bidang Pertambangan


Kegiatan pertambangan bahan galian nuklir, misalnya Uranium, dapat menimbulkan
ancaman bahaya terhadap pekerja, masyarakat dan lingkungan hidup. Bahaya tersebut antara
lain: udara yang mengandung zat radioaktif, limbah cair yang terkontaminasi zat radioaktif,
limbah mineral ikutan, dan kontaminasi aliran air bawah tanah. Kegiatan pemrosesan bijih
uranium yang merupakan hasil tambang sehingga dihasilkan konsentrat uranium oksida
(Uranium Oxide Concentration, UOC) atau yellow cake akan menimbulkan volume limbah
cair dalam jumlah banyak. Limbah cair tersebut bersifat radioaktif dan terdapat kandungan
logam berat, dengan tingkat toksitas tinggi.
Kandungan zat radioaktif di udara disebabkan adanya Radon yang merupakan hasil
peluruhan dari . Radon merupakan gas mulia yang bersifat inert, tidak berwarna dan
tidak berbau sehingga menyulitkan upaya deteksi. Keberadaan gas Radon menimbulkan
potensi paparan internal yang dapat menyebabkan kanker paru-paru. Jalur masuk ke dalam
tubuh melalui pernapasan, pencernaan, dan penyerapan pada daerah terbuka atau luka.
Limbah mineral ikutan (tailing) merupakan hasil samping dari kegiatan ekstrasi uranium dari
bijih yang ditambang .
Semakin tinggi level pengayaan uranium, maka semakin sedikit jumlah yang dibutuhkan
untuk membuat senjata nuklir. Dalam level pengayaan 20 persen, jumlah minimal uranium
yang dibutuhkan untuk menjaga reaksi berantai nuklir adalah 400 kilogram. Namun saat
berada di level 90 persen, jumlah uranium yang dibutuhkan hanya 28 kg. Edward Morse,
profesor teknik nuklir dari University of California di Berkeley, mengatakan bahwa daya
ledak satu bom atom yang pernah dijatuhkan Amerika Serikat di Jepang pada era Perang
Dunia II setara dengan 10 ribu kiloton bahan peledak jenis TNT. Bom atom yang dijatuhkan
di dua kota di Jepang itu telah membunuh hampir semua orang dalam radius 1 mil atau 1,6

7
kilometer dari lokasi peledakan. Namun hal paling berbahaya dari bom atom adalah radiasi
yang terjadi setelah ledakan.
Limbah mineral juga menjadi sumber bahaya utama karena sebagian besar kandungan
radioaktivitas yang merupakan hasil peluruhan Uranium dalam bijih hasil ditambang akan
berada pada limbah mineral ikutan. Selain hasil peluruhan Uranium, limbah mineral ikutan
juga mengandung unsur berbahaya seperti logam berat, arsenik dan nikel termasuk bahan
kimia yang digunakan dalam proses ekstraksi. Kandungan asam dari limbah mineral ikutan
meningkatkan potensi pelepasan zat radioaktif dan logam berat ke lingkungan. Limbah
mineral ikutan juga menimbulkan bahaya debu. Debu tersebut mengandung zat radioaktif
dan menyebarkan kontaminasi. Debu yang terhirup masuk ke dalam tubuh manusia
menimbulkan paparan internal. Limbah mineral ikutan perlu dikelola untuk tidak
menimbulkan dampak kontaminasi pada tanah, air permukaan dan air tanah di sekitar.

8
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah aplikasi teknologi nuklir di bidang pertambangan ini
adalah:
1. Langkah pengolahan pembuatan nuklir dengan cara mengestrak uranium (memisahkan antara
uranium 238 dan 235) kedua uranium tersebut memiliki sifat kimia yang sama yang
mengakibatkan tidak bias di pisahkan secara kimia, yang membedakan keduanya adalah
massa atau beratnya maka dari itu cara memisahnya adalah dengan diputar menggunakan alat
pemutar sentrifugal, lalu tepung uranium harus di ubah menjadi bentuk gas, Setelah memiiki
uranium Hexafluoride kemudian di proeses dengan mesin sentrifugal untuk memisahkan
uranium 235 dari uranium 238 (proses entrimen atau pengayaan uranium). Kemampuan
mesin gas sentrifugal minimal 9.000 RPM (1.500 putaran/detik). Ketika pengayaan berhasil
maka akan dilanjutkan memisahkan Uranium dari senyawa uranium Hexaforid yang
berbentuk gas. Menggunakan proses kimia, yang hasilnya adalah logam uranium berbentuk
padat.
2. Aplikasi teknologi dalam bidang pertambangan sebenarnya mirip dengan aplikasi teknologi
nuklir dalam bidang hidrologi. Khususnya dengan teknik logging, baik gamma-gamma
logging, neutron-gamma logging , maupun neutron-neutron logging.
3. Kegiatan pertambangan bahan galian nuklir, misalnya Uranium, dapat menimbulkan
ancaman bahaya terhadap pekerja, masyarakat dan lingkungan hidup. Bahaya tersebut antara
lain: udara yang mengandung zat radioaktif, limbah cair yang terkontaminasi zat radioaktif,
limbah mineral ikutan, dan kontaminasi aliran air bawah tanah.

9
DAFTAR PUSTAKA

Badan Tenaga Nuklir Nasional –BATAN


http://www.batan.go.id/index.php/id/infonuklir/aplikasinuklir/industri/2013-bisnis-
pertambangan-menguntungkan-berkat-teknologi-nuklir
Harquahala Power Plant-Aerial Drone Footage//PureBlue APV
How its Made Uranium P1//Discovery Channel
IAEA in Focus//IAEA Nuclear Safety and Security
Impressive Russian made missile Topol-M at Victory Day Parade 2019 // PETE P
Netsains.net, 2009, Energi Nuklir, Pengertian dan Pemanfaatannya, diakses pada tanggal 20
Februari 2014, URL : http://netsains.net/2009/04/energi-nuklir-pengertian-
danpemanfaatannya/
Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang No. 10 Tahun 1997 tentang Ketenagaan nuklir.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2008, Kamus Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa, Jakarta.
USAF Nuclear Weapons Speciallists Prepare CSRL (Launcher) // Gung ho Vids

Anda mungkin juga menyukai